• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keputusan Migrasi Sirkuler Pekerja Sektor Formal di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Keputusan Migrasi Sirkuler Pekerja Sektor Formal di Kota Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Defenisi Migrasi

Migrasi merupakan salah satu dari komponen demografi yang juga mempengaruhi dinamika penduduk disamping fertilitas dan mortalitas. Para dikenal dengan teori LFR (Lewis-Fei-Rannis) menyatakan bahwa pada perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan antara sektor kota yang modern dan sektor desa yang tradisional ( Subri,2006).

Menurut Rozy Munir dalam buku Dasar-Dasar Demografi, migrasiadalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik atau negara atau batas administrative atau batas bagian dalam suatu negara. Migrasi sering diartikan sebagaiperpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada 2dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi, yaitudimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu, ukuran yangpasti tidak ada karena sulit untuk menentukan berapa lama seseorangpindah tempat tinggal untuk dapat dianggap sebagai seorang migran, tetapibiasanya digunakan definisi yang ditentukan dalam sensus penduduk.

(2)

bentuk gerak penduduk geografis, spasial atau territorial antara unit-unit geografis yang melibatkan peubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan.

Untuk dimensi daerah secara garis besarnya dibedakanperpindahan antar negara yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain yang disebut migrasi internasional dan perpindahan pendudukyang terjadi dalam satu negara misalnya antar propinsi, kota atau kesatuanadministratif lainnya yang dikenal dengan migrasi intern. Perpindahanlokal yaitu perpindahan dari satu alamat ke alamat lain atau dari satu kota ke kota lain tapi masih dalam batas bagian dalam suatu negara misalnyadalam satu Propinsi.

Dalam arti luas, definisi tentang migrasi adalah tempat tinggal mobilitas penduduk secara geografis yang meliputi semua gerakan (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode tertentu pula (Mantra, 1980: 20 dalam puspitasari).

Definisi migran menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa : ”a migrantis a person who changes his place of residence from one political or aadministrative

area to another.” pengertian ini dikaitkan dengan pindahtempat tinggal secara

(3)

1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik kerja (Recurrent Movement).

2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara sepertiperpindahan tempat tinggal bagi para pekerja musiman.

3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidakkembali ke temapat semula (Non Recurrent Movement).

Dalam sosiologi menurut sifatnya mobilitas dibedakan menjadidua, yaitu :

1. Mobilitas vertikal yaitu perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi, misalnya melihat status kedudukan ayah.

2. Mobilitas horisontal yaitu perpindahan penduduk secarateritorial, spasial atau geografis.

Jenis-jenis migrasi :

1. Migrasi Masuk (In Migration)Yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination).

2. Migrasi Keluar (Out Migration)Yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal(area of origin).

3. Migrasi Neto (Net Migration)Yaitu selisih antara jumlah migrasi masuk dengan migrasikeluar. Bila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasikeluar maka disebut mibgrasi neto positif. Sedangkan bilamigrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masuk disebutmigrasi neto negatif.

(4)

5. Migrasi Total (Total Migration)Yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasahidup (life time migration) dan migrasi pulang (returnmigration). Atau dengan kata lain migrasi total adalah semuaorang yang pernah pindah.

6. Migrasi Internasional (International Migration)Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke Negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatunegara disebut imigrasi (immigration) sedangkan sebaliknyajika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatunegara didebut emigrasi (emigration).

7. Migrasi Internal (Intern Migration)Yaitu perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnyaantarpropinsi, antar kota/kabupaten, migrasi perdesaan keperkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendahdaripada tingkat kabupaten, seperti kecamatan, kelurahan danseterusnya. Jenis migrasi yang terjadi antar unit administrative selama masih dalam satu negara. (migrasi sirkuler dan migrasicommuter)

8. Migrasi Sirkuler (Sirkuler Migration)Yaitu migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempattetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan, mungkinhanya mendekati tempat pekerjaan. Mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan sebagai gerak penduduk yangmelintas batas administrasi suatu daerah menuju ke daerah laindalam jangka waktu kurang enam bulan.

(5)

10.Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration)Yaitu migrasi yang bedasarkan tempat kelahiran. Migrasisemasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahansensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempatkelahirannya.

11.Migrasi Risen (Recent Migration)Yaitu menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migrant bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggallima tahun sebelum survei.

12.Migrasi Parsial (Partial Migration)Yaitu jumlah migrasi ke suatu daerah dari satu daerah asal, ataudari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi itu merupakanukuran dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.

13.Arus Migrasi (Migration Stream)Yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi daridaerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. 14.Urbanisasi (Urbanization)Yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang

berdiam didaerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.

15.Transmigrasi (Transmigration)Yaitu pemidahan dan kepindahan penduduk dari suatu daerahuntuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayahRepublik Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan yang dipandang perlu oleh Pemerintah.

(6)

penduduk non permanen. Jadi, migrasiadalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayahlain dengan ada niatan untuk menetap di daerah tujuan. Sebaliknyamobilitas penduduk non permanen ialah gerak penduduk dari satu wilayahke wilayah lain dengan tidak ada niatan untuk menetap di daerah tujuan.

Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudahbermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkansebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal didaerah tujuan dalam jangka waktu cukup lama (Steele, 1983 dalam vilantina,2008).

(7)

sedangkan mobilitas permanen diukur dari lamanya meninggalkandaerah asal enam bulan atau lebih kecuali orang yang sejak semula berniatmenetap di daerah tujuan, seperti seorang istri yang mengikuti suaminya.

Sifat dan perilaku migran sirkuler di daerah tujuan yang bekerjatidak mengenal waktu karena mereka berusaha mempergunakan waktuuntuk bekerja sebanyak mungkin agar mendapatkan upah sebanyakmungkin untuk dikirim ke daerah asal. Di daerah tujuan mereka tidakdikenai kewajiban untuk kerja bakti, ronda malam dan bergotong royongmemperbaiki prasarana jalan atau saluran irigasi. Jadi, di daerah tujuanmereka mempunyai kesempatan berusaha keras untuk mendapatkan upahsebanyak-banyaknya.

Pada umumnya, para migran sirkuler menuju ke kota terdorongoleh adanya tekanan kondisi ekonomi pedesaan, dimana semakin sulitmencukupi nafkah keluarga. Dorongan ekonomi tersebut ternyata terutamaditimbulkan oleh permasalahan sempitnya lahan pertanian di desa danhambatan dalam mengelolanya. Kondisi ekonomi penduduk pedesaanyang kembang kempis tersebut jelas perlu adanya perbaikan. Oleh karenaitu, pelaksanaan mobilitas dengan tujuan ekonomis sebagai salah satuupaya untuk mengubah kondisi ketertekanan ekonomi diatas.

2.2 Teori Migrasi

(8)

bahwa motif utama atau faktor primer yangmenyebabkan seseorang melakukan migrasi adalah karena alasanekonomi.

Teori migrasi menurut Ravenstein (1985) mengungkapkan tentangperilaku mobilisasi penduduk (migrasi) yang disebut dengan hukum-hukummigrasi berkenaan sampai sekarang. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Para migran cenderung memilih tempat tinggal terdekat dengan daerahtujuan. b. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi seseorang untukbermigrasi

adalah sulitnya memperoleh pendapatan di daerah asal dankemungkinan untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik di daerahtujuan.

c. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah pindah kedaerah lain merupakan informasi yang sangat penting.

d. Informasi yang negatif dari daerah tujuan mengurangi niat pendudukuntuk bermigrasi.

e. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besartingkat mobilitas orang tersebut.

f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensimobilitas orang tersebut.

g. Para migran cenderung memilih daerah dimana telah terdapat temanatau sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan.

h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit untukdiperkirakan.

(9)

j. Penduduk yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi biasanya lebihbanyak mobilitasnya dibandingkan yang berpendidikan rendah.

Mantra, Kastro dan Keban (1999) dalam Waridin (2002)menyebutkan bahwa ada beberapa teori yang mengungkapkan mengapaseseorang melakukan mobilitas, diantaranya adalah teori kebutuhan danstres. Setiap individu mempunyai beberapa macam kebutuhan yang berupakebutuhan ekonomi, sosial, budaya dan psikologis. Semakin besarkebutuhan yang tidak terpenuhi, semakin besar stres yang dialamiseseorang. Apabila stres sudah berada di atas batas toleransi, makaseseorang akan berpindah ke tempat lain yang mempunyai nilaikefaedahan atau supaya kebutuhannya dapat terpenuhi. Perkembanganteori migrasi ini kemudian dikenal sebagai model ”stress treshold” ataumodel ”place utility”. Model semacam ini juga diterapkan oleh Keban(1994) dan Susilowati

(1998) dalam Ara (2008).

(10)

Everett S. Lee (1976) mengungkapkan bahwa volume migrasi disatu wilayah berkembang sesuai dengan keanekaragaman daerah-daerah didalam wilayah tersebut. Bila melukiskan di daerah asal dan daerah tujuanada faktor-faktor positif, negatif dan adapula faktor-faktor-faktor-faktor netral. Faktorpositif adalah faktor-faktor yang memberi nilai yang menguntungkan kalaubertempat tinggal di daerah tersebut, misalnya di daerah tersebut terdapatsekolah, kesempatan kerja, dan iklim yang baik. Sedangkan faktor negative adalah faktor yang memberi nilai negatif pada daerah yang bersangkutansehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut. Perbedaan nilaikumulatif antara kedua tempat cenderung menimbulkan arus imigrasipenduduk.

Todaro (1969) dalam Puspitasari mengatakan, seseorang akan memutuskan untuk bermigrasi atau tidak tergantung dari present value dari pendapatan yang dapat diperoleh dari migrasi itu positif atau negatif. Dan menurut dia pula bahwa orang tersebut ingin bermigrasi perlu dilihat secara spesifik menurut karakteristik dari calon migran (seperti : pengetahuan dan keterampilan, umur, jenis kelamin, pemilikan modal, dan lain-lain yang relevan) karena tingkat pendapatan dan probabilita akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik tersebut. Todaro mengsumsikan bahwa faktor ekonomi merupakan faktor yang dominan sebagai pendorong orang untuk migrasi. Pernyataan ini juga didukung oleh Revenstein (1889) menatakan dalam salah satu hukum migrasinya, bahwa motif ekonomi merupakan pendorong utama seseorang melakukan migrasi.

(11)

bermigrasi. Sehingga daerah yang kaya sumber alam tentunya akan lebih mudah menciptakan pertumbuhan ekonominya, meskipun mungkin kurang stabil. Daerah yang kaya sumber daya manusia akan menjadi lokasi yang menarik bagi manufaktur atau jasa, terutama yang menggunakan teknologi tinggi. Seperti lazimnya dalam ilmu ekonomi regional, tenaga kerja akan cenderung melakukan migrasi dari daerah dengan kesempatan kerja kecil dan upah rendah ke daerah dengan kesempatan kerja besar dan upah tinggi.

Menurut Mantra (2000) dalam Puspitasari Teori Migrasi Todaro ini bertolak dari asumsibahwa migrasi dari desa ke kota pada dasarnya merupakan suatu fenomenaekonomi. Keputusan seorang individu untuk melakukan migrasi ke kotamerupakan keputusan yang telah dirumuskan secara rasional. Teori Todaromendasarkan diri pada pemikiran bahwa arus migrasi itu berlangsung sebagaitanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara desa dengan kota.Namun, pendapatan yang dipersoalkan disini bukan pendapatan yang aktual,melainkan pendapatan yang diharapkan (expected income). Para migran senantiasa mempertimbangkan dan membanding-bandingkan pasar-pasar tenagakerja yang tersedia bagi mereka di sektor pedesaan dan perkotaan, salah satu diantaranya yang sekiranya akan dapat memaksimalkankeuntungan yang diharapkan diukur berdasarkan besar kecilnya angka selisihantara pendapatan riil dari pekerjaan di kota dan dari pekerjaan di desa. Angkaselisih tersebut juga senantiasa diperhitungkan terhadap besar kecilnya peluangmigran yang bersangkutan untuk mendapatkan pekerjaan di kota.

(12)

1. Migrasi desa-kota dirangsang, terutama sekali oleh berbagai pertimbangan ekonomi yang rasional dan langsung yang berkaitan dengan keuntungan ataumanfaat dan biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri (sebagian besar terwujuddalam bentuk-bentuk atau ukuran lain, misalnya saja kepuasan psikologi).

2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat pendapatanyang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di pedesaan(pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang secararasional bisa diharapkan akan tercapai di masa-masa mendatang). Besarkecilnya selisih besaran upah aktual di kota dan di desa, serta besar ataukecilnya kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan yangmenawarkan tingkat pendapatan sesuai yang diharapkan.

3. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan berbanding terbalik dengantingkat pengangguran di kota.

(13)

2.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Keputusan Migrasi Sirkuler

Ida Bagus Mantra (1985) dalam Abidin menyebut bahwa terdapat beberapa kekuatanyang menyebabkan orang-orang terikat pada daerah asal, dan ada kekuatan yangmendorong orang-orang untuk meninggalkan daerah asal. Kekuatan yangmengikat orang-orang untuk tinggal di daerah asal disebut dengan kekuatansentripetal, keluarga, lingkungan yang kekeluargaan dan kepemilikan lahanmerupakan contoh dari kekuatan sentripetal tersebut. Sebaliknya kekuatan yangmendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asalnya disebut dengankekuatan sentrifugal, semakin sempitnya lahan pertanian dan rendahnyapendapatan bisa dijadikan contoh kekuatan sentrifugal. Kedua kekuatan ini salingbertentangan, dan diatasi dengan dipilihnya pergerakan non-permanen yaitumigrasi sirkuler.

Adapun salah satu pendorong tenaga kerja melakukan migrasi komutasi(commuting) adalah pendapatan menurut Payaman J. Simanjuntak (2001), pencarikerja selalu berusaha mencari pekerjaan dengan pendapatan yang lebih baik.(Payaman J. Simanjuntak, 2001) juga mengemukakan bahwa keluarga sebagaisatu unit pengambil keputusan kerja dan menyusun strategi untukmemaksimumkan tingkat kepuasan keluarga secara keseluruhan.

(14)

palingmaksimum. Lebih lanjut diungkapkan bahwa niat bermigrasi dipengaruhi: faktorsosial ekonomi, yaitu variabel umur, status perkawinan, status pekerjaan di daerah

asal, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga di daerah asal, pendapatandan faktor struktural, yang meliputi variabel ketersediaan lapangan pekerjaan didaerah asal dan pengalaman kerja di daerah tujuan.

2.4 Tenaga Kerja

Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagaan kerja, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Penduduk usia kerja menurut Badan Pusat Statistik (BPS)dan sesuai yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO) adalah penduduk berusia 15 tahun keatas yang dikelompokkan dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Mulyadi (2003) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

2.4.1 Pekerja Sektor Formal

(15)

usaha, pola usahanya teratur baik lokasi maupun jam kerja , mendapat kebijakan dari pemerintah,skala operasinya besar karena modal usahanya juga besar,memerlukan pendidikan formal tidak hanya berdasarkan pengalaman sambil bekerja. (Riardy, 2013)

Pekerja sektor formal atau disebut pekerja manajerial (white collar) terdiri dari tenaga professional, teknisi dan sejenisnya, tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, tenaga tata usaha dan sejenisnya, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa. Untuk bekerja pada sektor formal biasanya membutuhkan tingkat pendidikan yang memadai dan dikenai pajak.

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai mobilitas penduduk migran masuk sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut tentu saja sangat membantu penulis dalam mengamati dan memperdalam pemahaman penulis dalam melakukan penelitian ini. Berikut adalah beberapa penelitian terahulu yang sudah dilakukan

(16)

jika kesempatan kerja disektor formal naikmaka akan menyebabkan jumlah migrasi masuk turun.

2. Penelitian dariElvina Reviani (2006), dengan judul “Faktor Penyebab dan Dampak Migrasi Sirkuler di Daerah Asal ( studi kasus : Desa Pamijahan, Kab Bogor, Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penduduk melakukan migrasi sirkuler yaitu pendapatan, kepemilikan lahan pertanian, kesempatan kerja, informasi, dan kepemilikan fasilitas pribadi. Sedangkan faktor pendidikan tidak mempengaruhi migrasi sirkuler.

3. Penelitian dari Hasyasya (2012) “analisis faktor – faktor yang Mempengaruhi keputusan Tenaga kerja menjadi Commuter dan tidak menjadi Commuter ke kota Semarang (kasus kabupaten kendal)”. Hasil dari analisis model binary logistic regression dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dua variabel dari

empat variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap keputusan tenaga kerja melakukan commuter. Variabel yang berpengaruh siginifikan terhadap keputusan tenaga kerja melakukan commuter adalah variabel umur dan variabel upah, sedangkan variabel yang yang tidak berpengaruh siginifikan terhadap keputusan tenaga kerja melakukan commuter adalah status pernikahan dan tingkat pendidikan.

2.6 Kerangka Konseptual

(17)

merata antar daerah akan menyebabkan kemakmuran penduduk antar daerahtersebut tidak merata juga. Sehingga tenaga kerja akan memutuskan untukmelakukan migrasi, baik itu yang bersifat permanen maupun yang bersifat nonpermanen. Dalam hal ini, tenaga kerja cenderung melakukan migrasi yang bersifatnon permanen khususnya migrasi sirkuler (commutting)karena faktor keluargadan lingkungan daerah asal.

Adapun salah satu pendorong melakukan migrasi sirkuler tersebut dilihat dari segi sosial adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan status pernikahan. Sedangkan dari segi ekonomi adalah pendapatan, kepemiikan lahan, jenis pekerjaan, dan moda transportasi.

(18)

Adapun skema kerangka konseptual yang dikemukakan dalam menyusunskripsi ini sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keputusan Responden untuk melakukan Migrasi Sirkuler

Keadaan Sosial Responden

1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendidikan 4. Jumlah Tanggungan 5. Status Pernikahan 6. Fasilitas Sosial

Keadaan Ekonomi Responden

1. Pendapatan

2. Kepemilikan Lahan 3. Jenis Pekerjaan 4. ModaTransportasi 5. Fasilitas Umum 6. Jarak

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Untuk subindikator II dan III, yaitu moda transportasi mahasiswa dan staf, observasi di lapangan dilakukan untuk mengetahui berapa persentase mahasiswa dan juga staf

Penelitian bertujuan untuk mengkaji efektivitas berbagai level gypsum dan pupuk kandang terhadap fisiologi rumput benggala pada tanah salin.. Penelitian dilakukan pada bulan

Setelah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak etanol daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis ) terhadap fungsi hati dan kadar kreatinin urin mencit putih jantan

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Pengadaan Konstruksi pada Biro - Biro dan Pusat - Pusat di Sekretariat Jenderal kecuali K3, Kementerian Tenaga Kerja dan

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Distro Tomps Shop.com dengan menggunakan Flash MX dan PHP serta Internet Explorer 5.00 sebagai browse

1) Penetapan toleransi risiko level korporat, khususnya pada sasaran bisnis perusahaan yang tercantum dalam RKAP. 2) Penetapan toleransi risiko level proses yang berada

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Pengadaan Konstruksi pada Biro - Biro dan Pusat - Pusat di Sekretariat Jenderal kecuali K3, Kementerian Tenaga Kerja dan

Dalam Penulisan Ilmiah ini, digunakan 2 macam perancangan yaitu perancangan sistem dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) dan perancangan basis data dengan meggunakan