Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis
Enterprise Architecture
Menggunakan Framework
TOGAF (Studi Kasus : Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan (BPPK) Kementrian Keuangan
Magelang)
Artikel Ilmiah
Oleh:
Desi Natalia
NIM: 682011801
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis
Enterprise Architecture
Menggunakan Framework
TOGAF (Studi Kasus : Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan (BPPK) Kementrian Keuangan
Magelang)
1)
Desi Natalia, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia Email : desnat1107@gmail.com, agustinus.fritz@gmail.com
Abstract
The use of information systems and technology in BPPK of Finance Ministry is good, but has not worked maximized. It makes the business process not work and coordinate well, so it effects to the management. Therefore, the design of enterprise architecture is required to support the business strategic and technology in the future. The complete framework also needed to support enterprise architecture that can be well defined. In this study, TOGAF framework will be applied in BPPK. As the result, this framework will produce an enterprise architecture that contained data architecture, application architecture, technology architecture, and the implementation plan that will be used by the organization to achieve their goal.
Abstrak
Penggunaan sistem informasi dan teknologi di BPPK Kementrian Keuangan sudah memadai dan cukup baik namun belum maksimal. Inilah yang membuat proses bisnis tidak berjalan dengan lancar, selain itu dampak tidak langsung juga terjadi pada tingkat manajemen karena integrasi antar sistem tidak terkoordinasi dengan baik. Untuk itu perancangan arsitektur enterprise diperlukan untuk menunjang strategis bisnis dan teknologi di masa mendatang. Kerangka kerja yang lengkap juga diperlukan untuk menunjang arsitektur enterprise agar dapat didefinisikan dengan baik. Dalam penelitian ini, kerangka kerjaTOGAF akan diterapkan pada BPPK. Sebagai hasilnya, frameworkini akan menghasilkan sebuah arsitektur enterprise yang didalamnya memuat arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, rencana implementasi yang pada nantinya dijadikan oleh organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.
Kata Kunci : Arsitektur Enterprise, TOGAF, BPPK
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2)
1. Pendahuluan
Pada saat ini Teknologi Informasi (TI) merupakan bagian strategi dari suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi yang dimakasud disini adalah strategi bisnis dan strategi teknologi. Namun masalah yang timbul dalam hal ini adalah bagaimana menyelaraskan kedua strategi tersebut dalam suatu organisasi. Untuk itu organisasi harus melaksanakan perencanaan arsitektur sistem informasi perusahaan (enterprise architecture) yang menyediakan framework untuk membuat keputusan teknologi informasi jangka panjang. Selain itu, keputusan teknologi informasi tersebut harus berdasarkan pada teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi yang berjalan di BPPK Kementrian Keuangan Magelang saat ini telah dilaksanakan dengan baik, tetapi belum dapat dimaanfaatkan dengan maksimal. Pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi yang belum maksimal inilah yang membuat proses bisnis belum berjalan dengan maksimal. Selain itu, hal ini berdampak pula pada pengambilan keputusan oleh tingkat manajemen. Atas dasar hal ini maka penulis mengadakan suatu penelitian untuk mengembangkan sebuah Perencanaan Strategi informasi dan Teknologi Informasi berbasis Interprise Arsitektur pada BPPK Kementrian Keuangan Magelang.
Berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, BPPK bertugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Dalam pelaksanaan tugasnya, BPPK memiliki beberapa fungsi sebagai penyusun rencana, program dan anggaran penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, pelaksanaan pendidikan, evaluasi penyusunan laporan pendidikan, pengolaan dan penyajian data dan informasi serta pelaksanaan administrasi balai [1].
2. Tinjauan Pustaka
Penerapan Enterprise Architecture dalam perencanaan strategis telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya dengan metode seperti
Zachman Framework ataupun TOGAF. Salah satu penerapannya adalah ”Perancangan Enterprise Architecture Pada Lembaga Negara, Studi Kasus : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia” oleh mahasiswa Institute Teknologi Bandung [2]. Dalam penelitiannya, penerapan architecturediperlukan sebagai tindak lanjut dari Rencana Strategis pada BPK. Selain itu, Enterprice Architecture yang dihasilkan dengan menggabungkan kerangka kerja TOGAF dapat dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam pembangunan TI di BPK. Dengan diterapkannya architecture tersebut, maka terciptalah keselarasan antara Rencana Strategis Teknologi Informasi dengan proses bisnis organisasi dalam mencapai tujuan strategis .
Penelitian lainnya adalah ”Perencanaan Strategis Sistem Informasi berbasis Zachman Framework pada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat” oleh mahasiswa Institut Teknologi Telkom Bandung [3]. Dalam penelitian tersebut,
Zachman Framework dipakai untuk merancang sistem alur tenaga kerja dan transmigrasi dengan pemodelan enterprise architecture. Penggunaan kerangka kerja Zachman memang mempunyai banyak kelebihan, namun sulit dalam melakukan dokumentasi yang melibatkan 36 sel yang ada.
Untuk dapat memaksimalkan peran EA, diperlukan sebuah framework yang memiliki model simbolis untuk menspesifikasikan berbagai fase EA. Melalui perbandingan dua penelitian tersebut, penulis akan menerapkan
Enterprise Architecture menggunakan metode TOGAF. Karena TOGAF merupakan framework metodologi lebih rinci dengan sekumpulan tools
pendukung untuk mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur TI. TOGAF menawarkan pendekatan untuk perencanaan, perancangan, implementasi, dan pengaturan EA pada perusahaan. Pendekatan yang digunakan pada framework ini adalah dengan desain, plan, implementasi dan arsitektur TI pada sebuah perusahaan.
Perencanaan Strategi Sistem Informasi di definisikan sebagai proses mengidentifikasi suatu pemetaan aplikasi berbasis komputer yang akan membantu suatu organisasi dalam menjalankan perencanaan bisnisnya dan mewujudkan tujuan bisnisnya [4].
Enterprise architecture merupakan proses translasi visi bisnis dan strategi menjadi perubahan enterprise yang efektif dengan menciptakan, mengkomunikasikan, dan memperbaiki kebutuhan utama, prinsip dan model yang menjelaskan bentuk enterprise di masa depan dan evolusinya. Sebuah EA menghubungkan (kolaborasi) perencanaan strategis perusahaan dan perencanaan kinerja dengan enterprise data architecture, enterprise application architecture,
dan enterprise technical architecture [5]. Enterprise architecture Framework (EAF) berfungsi untuk memetakan semua proses pengembangan perangkat lunak dalam enterprise dan menjelaskan bagaimana mereka berhubungan dan berinteraksi dalam mencapai misi organisasi tersebut [6].
3
pengelolaan dari suatu enterprise architecture . Metode yang disediakan oleh TOGAF disusun berdasarkan model proses yang didukung oleh best praticesdan sekumpulan aset arsitektur existingorganisasi yang bersifat reusable[7].
Architecture Development Method (ADM) merupakan inti dari TOGAF sebagai hasil kontribusi dari banyak praktisi arsitektur teknologi informasi di dunia. Secara spesifik ADM dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan teknologi informasi berskala enterprise. ADM dilengkapi dengan banyak alat bantu (tools) baik dalam perencanaan maupun prosesnya. Dalam memadu proses perancangan, ADM memiliki 8 fase utama. Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan pada ADM, adalah sebagai berikut :
Gambar 1Tahapan-Tahapan ADM
Dari Semua tahapan ADM, terdapat banyak deliverablesyang bisa dihasilkan, baik sebagai input maupun output. Namun demikian,deliverablestersebut adalah rekomendasi, bukan dimaksudkan untuk diikuti secara lengkap. Jumlah
deliverables tersebut bisa disesuaikan dengan ruang lingkup yang didefinisikan. Melakukan dokumentasi yang lengkap berikut versinya adalah sangat dianjurkan, sehingga bisa diketahui perubahan-perubahan yang sudah dilakukan.
3. Metodologi Penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 2, maka tahapan penelitian secara lebih detail dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2Metode Penelitian
Tahap 1 Pengumpulan Data. Peneliti mulai mengumpulkan data kembali baik melalui wawancara, observasi maupun kuesioner kepada pihak Balai Diklat Kepemimpinan Magelang.
Tahap 2 Analisis Data. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data, maka hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis oleh penulis.
- Premilinary Phase
Tahapan preliminary phase menentukan framework dan ruang lingkup Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian dari unsur manajemen dimana dibentuk tim arsitektur dan organisasi. - Architecture Vision
5
Tahapan business architecture menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis organisasi. Dalam tahapan ini ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu :
1. Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana
stakeholdersaling berhubungan.
2. Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang digunakan.
3. Memilih dan menentukan tools dan metode umum pemodelan seperti
Unifield Modelling Language(UML) dan Bagian Hirarki Fungsi yang dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
- Information System Architecture
Tahapan information system architecture menentukan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Tools
yang dapat digunakan yaitu: Activity Diagram dan Class Diagram.
Tahapan dalam membuat arsitektur data adalah: 1. Mendefinisikan entitas,
2. Membuat model konseptual relasi entitas. - Technology Architecture
Tahapan technology architecture mendefinisikan teknologi-teknologi utama yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan teknologi bagi aplikasi beserta data yang akan dikelola menggunakan teknologi tersebut.
- Opportunities and Solution
Tahapan opportunities and solution berisi kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi.
2. Mendefinisikan strategi implementasi dan rencana implementasi. - Migration Planning
Tahap ini bertujuan untuk membuat rencana migrasi, termasuk prioritas pekerjaan. Sasaran dari tahap ini adalah, memilah beberapa proyek-proyek implementasi berdasarkan prioritas utama. Pada tahap ini roadmap dari keselutuhan implementasi disusun.
- Implementation Governance
Tahapan ini bertujuan untuk menyusun tata laksana implementasi, termasuk menyusun dan memformalisasi tim, menyusun manajemen proyek, membuat suatu manajemen komunikasi proyek tersebut dll.
- Architecture Change Management
Tahapan ini merupakan tahapan paling penting dari metodologi TOGAF karena infrastruktur TI akan terus berkembang menyesuaikan kebutuhan bisnis yang ada.
4.Hasil dan Pembahasan
Pada pembahasan ini, perancangan Enterprise Architecture (EA) meliputi tiga tahapan awal dari struktur dasar TOGAF ADM, yaitu Premilinary Phase,
Keuangan Magelang yang dilakukan secara mendalam. Setelah itu, penulis menjelaskan pembahasan mengenai Information System Architecture, Technology Architecture danOpportunities and Solution.
Pada tahapan ini dilakukan langkah-langkah berupa lingkup enterprise organisasi, konfirmasi pemerintah dan dukungan framework, menentukan
frameworkarsitektur, dan memanfaatkan toolsarsitektur dan penggunaan prinsip-prinsip EA. Arsitektur Enterprise organisasi pada BPPK Kementrian Keuangan Magelang memiliki proses manajemen data, manajemen sumber daya manusia (SDM), namun mereka tidak mempunyai manajemen TI dikarenakan manajemen TI hanya berada di pusat. Pendefinisian proses bisnis BPPK Kementrian Keuangan Magelang digambarkan dengan menggunakan analisis value chain
yang terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Value ChainBPPK Kementrian Keuangan Magelang
Berdasarkan Gambar Value Chain diatas, maka aktivitas-aktivitas yang terjadi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelang dapat dibagi menjadi 2 jenis aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas Utama, merupakan aktivitas-aktivitas dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yaitu manajemen penyelenggaraan diklat.
2. Aktivitas Pendukung, merupakan aktivitas-aktivitas dalam rangka mendukung aktivitas utama. Pada aktivitas pendukung ini teridiri dari manajemen evaluasi dan informasi , manajemen kepegawaian, manajemen keuangan, manajemen administrasi, serta manajemen sarana dan prasarana. Proses bisnis di BPPK Kementrian Keuangan Magelang memeliki beberapa
stakeholder, yaitu stakeholderinternal dan stakeholder eksternal.
Pada tahapan architecture vision akan dijelaskan mengenai profil organisasi, pendefinisian visi misi, tujuan organisasi, proses bisnis organisasi, unit organisasi dan kondisi arsitektur saat ini.
- Profil Organisasi
7
Tugas Balai Diklat Kepemimpinan sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, BPPK berfungsi sebagai:
Penyusun rencana, program, dan anggaran penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Pengolahan dan penyajian data dan informasi.
Pelaksanaan administrasi balai. - Visi dan Misi Organisasi
Visi dari Balai Diklat Kepemimpinan Magelang adalah Menjadi pusat unggulan pendidikan dan pelatihan keuangan negara di bidang penjenjangan pangkat, kompetensi dan kepemimpinan, pembinaan penyelenggaraan tes kompetensi, serta pengelolaan beasiswa dalam menghasilkan SDM yang kompeten, profesional, dan berintegritas.
Dalam mewujudkan visi tersebut, Pusdiklat Pengembangan SDM menetapkan beberapa misi, yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang keuangan negara melalui pendidikan dan pelatihan di bidang penjenjangan pangkat, kompetensi, dan kepemimpinan, penyelenggaraan tes kompetensi, serta pengelolaan beasiswa;
2. Melakukan pengembangan pendidikan dan pelatihan di bidang penjenjangan pangkat, kompetensi, dan kepemimpinan sesuai dengan dinamika lingkungan;
3. Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu dan pengetahuan di bidang keuangan Negara, bidang penjenjangan pangkat, kompetensi, dan kepemimpinan, pengelolaan tes kompetensi, serta pengelolaan beasiswa.
- Kondisi Arsitektur Saat Ini
Pada tahap ini akan dilakukan pendefinisian sistem arsitektur teknologi dan jaringan komputer yang digunakan di Balai Diklat Kepemimpinan Magelang, sebagai berikut :
Tabel 1Tabel Pemanfaatan teknologi pada Balai Diklat Kepemimpinan Magelang
No Kelompok Jenis Jumlah
1 Hardware
PC - Lenovo H520
- Asus Intel Pentium IV - Acer Veriton 7600G - HP DX-2000 MT
- Dell Inspiro All in 109
Laptop
-Input Device Scaner, Mouse 2, + 120 Output Device - Canon ip4760
- Canon ip2770
- Epson L110 54
Network LAN, Wireless, Wifi Acces Point
Telepon - Panasonic KXDT333 - Panasonic KXTX505
20
2 Software
Operating System Win 7, Win 8 80, 20 Word Operation Ms.Word 2013 100 Spread Sheet Ms.Excel 2013 100
Basis Data Ms.Acces 100
Design Grafis Corel Draw 50
Security GUard AVG, Smadav 100
Kondisi jaringan yang dimiliki Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelangterlihat pada Gambar 4 berikut :
Gambar 4Topologi awal pada Balai Diklat Kepememimpinan Magelang
9
Pada tahapan ini akan dibahas mengenai stakeholderserta proses bisnis di Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Stakeholder di Balai Diklat dikelompokkan menjadi dua, yaitu stakeholder internal yaitu unit penyelenggara, unit TUKI, unit EVI dan stakeholder eksternal yaitu peserta diklat. Gambar stakeholder menggunakan pemodelan use case diagram terdapat dalam gambar usecase berikut :
Gambar 5Usecase DiagramStakeholder Balai Diklat Kepemimpinan Magelang
- Proses Bisnis Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelang
Pada tahapan ini dibahas mengenai pendefinisian proses bisnis di BPPK seperti terlihat di salah satu contoh activity diagram uraian proses bisnis aktivitas utama (Manajemen Penyelenggaraan) di BPPK. Fungsi manajemen penyelenggaraan merupakan proses mengelola penyelenggaraan diklat dari awal sampai akhir seperti : mencari peserta diklat, mencari widyaiswara, membuat jadwal diklat dari awal hingga proses akhir yaitu evaluasi, menyelenggarakan diklat, mencari materi yang tepat untuk menyelenggarakan diklat dan mempermudah widyaiswara, membuat sertifikat dan nilai akhir bagi para peserta diklat.
Pemodelan fungsi manajemen penyelenggaraaan digambarkan menggunakan activity diagram seperti terlihat pada Gambar 6 berikut :
Manaj em en Kepegawai an
M anaj emen Admi ni strasi
Manaj e men Sarana dan Prasarana
Manaj emen Perpustakaan Uni t
Penyel enggara
Uni t EVI
Manaj em en Penyel enggaraan Di kl at
Uni t T UKI
Gambar 6Activity DiagramManajemen Penyelenggaraan Model
Pada Tahap C Information System Architecture dilakukan perancangan arsitektur data yang bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan data yang akan digunakan pada arsitektur aplikasi. Dari value chain di Balai Diklat Kepemimpinan Magaelang, teridentifikasi bahwa entitas bisnis yang terlibat antara lain :
Activity Diagram Manajemen Penyelenggaraan Model
Mulai
Penyelenggara an Diklat
Mencari Widyais wara ( Web, Recomendasi Pem erintah dll)
Pengadaan Pes erta diklat
Pengadaan Materi Diklat
Pengelolaan Jadwal Diklat
Pelaks anaan Diklat
Has il Pendidikan dan Pelatihan
11
Gambar 7 Entity Relationship Diagram Balai Diklat Kepemimpinan Magelang
Kebutuhan dan pertukaran informasi secara umum sudah dijelaskan pada uraian tentang pemodelan proses bisnis, sehingga penentuan arsitektur aplikasi yang digunakan untuk membantu fungsi bisnis utama dan pendukung organisasi dapat didefinisikan menggunakan Aplication Portofolio. Solusi aplikasi Balai Diklat untuk mendukung terhadap fungsi bisnisnya dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2 Permasalahan SI/TI Balai Diklat Kepemimpinan Magelang
Aktivitas Utama Bagian/Unit Permasalahan SI/TI Solusi SI/TI
Manajemen
Aktivitas Pendukung Bagian/Unit Permasalahan SI/TI Solusi SI/TI
Manajemen Evaluasi - SI Evaluasi Diklat
(SIED) - Ada aplikasi yang
tidak user friendly
- Upgrade SAKPA
Manajemen Keuangan - Unit TUKI - System masih belum terintegrasi satu sama lain - Belum ada database
khusus
penyimpanan data keuangan
- Tidak efisien dalam pengelolaan
- Upgrade Sistem - Menambah
keuangan
- Ada aplikasi yang tidak user friendly
Manajemen Administrasi
- Unit TUKI - Pengarsipan surat dan dokumen tidak
13
Gambar 8 Pemetaan Arsitektur Sistem Aplikasi terhadap Arsitektur Teknologi
Keterangan :
SPK Widyasiswara : Sistem Pendukung Keputusan Widyaiswara SIKW : Sistem Evaluasi Kinerja Widyaiswara SPPDIK : Sistem Pengelolaan Peserta Diklat SIED : Sistem Evaluasi Diklat
SAKPA : Sistem Administrasi Kepegawaian SIAP : Sistem Administrasi Persyuratan
SIPSP : Sistem Pengelolaan Sarana dan Prasarana SIPerpus : Sistem Informasi Perpustakaan
Gambar 9Arsitektur Keseluruhan
Berdasarkan arsitektur keseluruhan pada Gambar 9 kategori yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Infrasucture Application
Infrastrucure Application terdiri dari server webdan server database.
2. Business Aplication
Business Aplication merupakan daftar aplikasi yang dibutuhkan dan mengacu pada potofolio aplikasi.
3. Spesifikasi Komponen
a. Grapics dan Image : layanan yang menyediakan fungsi untuk membuat, menyimpan, mengambil dan memanipulasi gambar.
b. Data Interchange : layanan yang memeberikan dukungan khusus untuk pertukaran antara dua aplikasi dan lingkungan eksternal pada platform aplikasi yang sama maupun berbeda. Data maupun informasi antar satuan kerja di lingkungan Balai Diklat Kepemimpinan Magelang.
c. User Interface: berbasis Graphical User Interface (GUI).
15
perantara antara layanan pada klien dan penyedia layanan menggunakan LDPA.
e. Security : layanan yang diperlukan untuk melindungi informasi rahasia dalam system informasi. Tingkat perlindungan sesuai ditentukan berdasarkan nilai dari informasi kepada pengguna. Keamanan yang diterapkan menggunakan konsep authentication dan account data.
4. Operating System Services
a. Desktop : WindowsXP dan Windows 7 b. Server : Windows Server
5. Network Services: layanan jaringan yang menyediakan akses ke data dan modifikasi data atau metadata dalam basis data remote atau local.
6. Communication Infrastruture : Infrastruktur jaringan yang terdiri dari LAN, Wirelessdan internet.
Berdasarkan hasil penelitian kondisi yang ada saat ini maka arsitektur teknologi dapat diusulkan sebagai berikut :
Gambar 10 Usulan topologi jaringan Balai Diklat Kepemimpinan Magelang
Topologi infrastruktur yang diusulkan berdasarkan kondisi yang terjadi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelangadalah dengan menambahkan database server, web server dan internet.Penambahan Dist Switch digunakan jika jaringan pertama mengalami gangguan.
(SDM) dengan diberikan pelatihan TI, dokumentasi yang terususn, implementasi dan pemeliharaan TI.
Tabel 3 Gap Analisis Sistem Informasi
Keterangan : U (Upgrade), D( Develop), P( Plan), R( Remove)
Dari solusi aplikasi yang sudah terbentuk maka untuk merealisasikannya tidak dibutuhkan waktu yang instan, perlu ada perencanaan dalam hal membangun suatu aplikasi tersebut, seperti yang dijabarkan seperti terlihat pada tabel 4.
17
Tabel rencana implementasi pembuatan aplikasi dibuat dimaksudkan untuk memprioritaskan usulan aplikasi mana yang akan di buat atau dikembangkan terlebih dahulu. Kemudian usulan rencana tersebut dapat di diskusikan dengan level manajemen atas di balai diklat dan manajemen TI pusat di kementrian keuangan. Birokrasi antara balai diklat dan manajemen di kementrian keuangan pusat juga menjadi kendala untuk terlaksananya sebagian rencana usulan rencana strategis TI tersebut, jadi diperlukan waktu yang lama agar realisasi dapat berjalan sesuai dengan usulan maupun rencana strategis TI yang sudah dibangun di penelitian ini.
5.
KesimpulanBerdasarkan penelitian dan analisis perencanaan strategis sistem informasi di BPPK bisa dilihat bahwa penggunaan SI/TI belum dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena alat penunjang seperti hardware dan software belum digunakan secara baik, selain itu sumber daya manusia yang kompeten belum ada. Dibutuhkan suatu perencanaan SI/TI yang matang agar terjadi kesinambungngan antara penggunaan SI/TI dan proses bisnis yang ada di BPPK. Dari pendefinisian
enterprise architecture dalam kerangka kerja TOGAF menghasilkan suatu rekomendasi baru, seperti : Usulan topologi jaringan dan penambahan suatu
database server dalam aplikasi di BPPK, perencanaan aplikasi baru yang dapat menunjang kegiatan antar unit agar terintegrasi dengan baik dan lebih efisien, perencanaan rencana implementasi pembuatan aplikasi agar memudahkan level manajemen eksekutif untuk mengembangkan dan merealisasikan perencanaan aplikasi baru tersebut.
Saran untuk penelitian kedepan adalah focus pada dukungan yang paling utama harus adanya komitmen bersama di level manajemen dalam pengembangan TIK. Pengembangan aplikasi harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tahapan gap analisis yang telah disusun.
6. Daftar Pustaka
[1] Balai diklat pim iv (2013). Diakses tanggal 11 maret 2014 dari
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang/
[2] Firmansyah, Arman., Satria Yudi. 2011, Perancangan Enterprise Architecture Pada Lembaga Negara (Studi Kasus : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia), Thesis Magister Sistem Informasi, ITB, Bandung.
[3] Lestari, Rosa., Elisa Rizki. 2013, Perencanaan Strategis Sistem Informasi berbasis Zachman Framework pada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat Perencanaan Strategis Sistem Informasi berbasis Zachman Framework pada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat), Institut Teknologi Telkom, Bandung.
[5] Handley,J. (2008) Enterprise Architecture Nest Practice Handbook : Building, Running an Managing Effective Enterprise Architecture Programs. London : Emero Pty Ltd
[6] Shah, H., and Kourdi, Mohammed E., Frameworks for Enterprise Architecture, IEEE Computer Society,2007, Issue 5, Vol. 9.
[7] Open Group. (2009). The Open Group Architecture Framework:Architecture Development Method. Diakses tanggal 20 Maret 2014 dari http://pubs.opengroup.org/architecture/togaf9-doc/arch/.
19