• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi

1. Defenisi Motivasi

Pintrich & Schunk (2002) mendefenisikan motivasi sebagai proses yang mengarahkan pada suatu tujuan, yang melibatkan adanya aktivitas dan berkelanjutan. Sebagai sebuah proses, motivasi tidak dapat dilihat secara langsung, untuk itu motivasi dapat dilihat dan disimpulkan dari perilaku, seperti pilihan tugas, usaha, ketekunan dan verbalisasi.

Motivasi melibatkan adanya tujuan yang mengarahkan dan mendorong untuk melaksanakan suatu tindakan. Motivasi juga melibatkan adanya aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas mental. Aktivitas fisik yang dimaksud berupa usaha, ketekunan dan berbagai tindakan nyata dan aktivitas mental adalah berbagai tindakan yang melibatkan kognisi, seperti merencanakan, mengorganisasikan, memonitoring, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah (Pintrich & Schunk, 2002).

(2)

dirinya tidak menyelesaikan pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan (Pintrich & Schunk, 2002).

Menurut Santrock (2011) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Sehingga, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang berenergi, terarah dan bertahan dalam waktu yang lama. Motivasi menyebabkan individu memiliki kekuatan dan menyebabkan individu bertindak atau berbuat untuk memenuhi motifnya. Sejalan dengan Santrock, Woolfolk (2004) mendefinisikan motivasi sebagai kondisi internal yang merangsang, mengarahkan dan mengatur perilaku. Motivasi juga diartikan sebagai konstruk teoritis yang dipergunakan untuk menjelaskan intensi, inisiatif, ketekunan dan kualitas dari sebuah perilaku, khususnya perilaku yang goal-directed (Maehr & Meyer dalam Brophy, 2004).

Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam hal belajar. Menurut Uno (2014), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil penguatan perilaku yang berlandaskan suatu tujuan dan demi mencapai tujuan tersebut. Menurut Brophy (2004), belajar mengacu pada permrosesan informasi, pemaknaan dan pemahaman atau penguasaan yang didapatkan melalui pengetahuan dan skill tertentu. Belajar juga dapat diartikan sebagai pengaruh permanen terhadap perilaku, pengetahuan, dan keterampilan dalam berpikir yang diperoleh dalam pengalaman (Santrock, 2011).

(3)

termotivasi dalam mempelajari suatu hal akan terikat dalam suatu aktivitas yang diyakini dapat membantunya dalam belajar seperti memperhatikan instruksi dengan baik, mengumpulkan dan mengorganisasikan materi yang akan dipelajari, membuat catatan, memeriksa tingkat pemahaman dan meminta bantuan ketika tidak memahami materi (Zimmerman & Martinez-Pons dalam Pintrich & Schunk, 2002).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah proses yang mengarahkan individu pada suatu tujuan, yang mendorong individu melaksanakan aktivitas belajar, tetap melakukan kegiatan belajar dan membantu individu dalam melaksanakan aktivitas belajar yang kesemua perilakunya dapat terlihat dari perilaku pemilihan tugas, usaha, ketekunan dan prestasi individu.

2. Indeks Motivasi

(4)

a. Pilihan Tugas

Teori motivasi ini memperhatikan alasan individu memilih suatu aktivitas dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Pilihan tugas yang dimaksud adalah pemilihan tugas oleh individu dalam kondisi bebas atau tanpa syarat. Saat berada pada kondisi bebas untuk memilih tugas yang harus dikerjakan, individu akan memilih tugas yang berhubungan dengan apa yang menjadi ketertarikan mereka dan dengan demikian akan menunjukkan letak motivasinya.

Mahasiswa afirmasi yang memilih melaksanakan aktivitas belajar ketika berada di kondisi bebas untuk memilih (misalnya saat memiliki waktu senggang) dapat dikatakan termotivasi untuk belajar, sedangkan mahasiswa afirmasi yang memilih untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan aktivitas belajar dapar dikatakan tidak termotivasi untuk belajar.

b. Usaha

(5)

sehingga dalam beberapa kasus, individu bisa memperoleh hasil yang baik dengan usaha yang tidak begitu keras.

Mahasiswa program afirmasi yang temotivasi untuk belajar tentunya akan mengeluarkan usaha maksimal dalam melaksanakan aktivitas belajar, misalnya dengan bertanya apabila tidak mengerti dengan materi perkuliahan, mempersiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan dengan terlebih dahulu membaca materi, mencatat materi perkuliahan yang pernting, dan sebagainya. Sebaliknya, mahasiswa program afirmasi yang tidak termotivasi tidak akan berusaha dengan maksimal dalam belajar. c. Ketekunan

Ketekunan adalah waktu yang dihabiskan untuk terlibat dalam tugas belajar. Individu yang tetap berusaha meskipun kesulitan dikatakan sebagai individu yang memiliki motivasi yang tinggi, dengan belajar tekun maka individu akan memperoleh hasil yang memuaskan. Namun, sama dengan indikator usaha, ketekunan selalu dibatasi oleh kemampuan individu. Pada beberapa kondisi, individu tidak memerlukan waktu yang lama untuk belajar namun bisa memperoleh hasil yang memuaskan. Ketekunan sangat bermakna dalam proses belajar dan utamanya ketika individu menghadapi tantangan dalam belajar.

(6)

aktivitas belajar. Sebaliknya mahasiswa program afirmasi yang tidak termotivasi tidak menghabiskan banyak waktu untuk terlibat dalam tugas belajar dan akan menyerah ketika merasa kesulitan dalam belajar.

d. Prestasi

Prestasi merupakan dampak tidak langsung dari motivasi. Individu yang memilih untuk terlibat dalam suatu tugas, mengeluarkan banyak usaha, dan tekun akan memiliki prestasi yang baik pula. Akan tetapi indikator ini tidak boleh dipandang sebagai cerminan dari apa yang dipelajari oleh individu atau kualitas dari kemampuan kognitif dari individu.

(7)

3. Fungsi Motivasi

Pada dasarnya motivasi dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku belajar (Uno, 2014). Motivasi merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran (Parsons, Hinson & Brown, 2001). Tidak hanya dalam belajar, motivasi juga akan mempengaruhi perfoma individu melalui kemampuan belajar, perilaku dan strategi belajar yang dialami sebelumnya (Pintrich & Schunk, 2002).

Pintrich & Schunk (2002) menjelaskan bahwa motivasi dengan belajar dan performa memiliki hubungan timbal balik. Motivasi dapat mempengaruhi belajar dan performa individu dan apa yang dipelajari oleh individu dapat mempengaruhi motivasi individu.

4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

(8)

Motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Uno (2014) ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu faktor pribadi dan faktor lingkungan.

a. Faktor – Faktor Pribadi dalam Motivasi

Menurut Uno (2014) ada dua hal yang berasal dari dalam diri yang mempengaruhi motivasi, diantaranya :

1)Motif berprestasi

Motif berprestasi merupakan motif untuk berhasil dalam melakukan sesuatu. Motif ini sangat berpengaruh teradap performansi individu. Individu yang memiliki motif berprestasi tinggi akan berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas tanpa menunda pekerjaannya. 2)Menghindarkan kegagalan

Inidividu menghindari kegagalan karena memiliki ketakutan yang bersumber dari kegagalan tersebut. Individu mungkin akan bekerja dengan tekun karena jika tidak maka ia akan mendapatkan malu dari orang lain atau diolok-olok oleh temannya atau dihukum oleh orang tuanya.

b. Faktor – Faktor Lingkungan dalam Motivasi

(9)

pujian, bantuan, nasihat dan penghargaan terhadap individu atau hukuman yang akan memperlemah suatu perilaku.

B. Dukungan Sosial Teman Sebaya

1. Definisi Dukungan Sosial Teman Sebaya

Dukungan sosial merupakan bantuan, penghargaan, perhatian dan kenyaman yang diperoleh individu dari orang lain atau dari kelompok sosial yang dimiliki individu (Sarafino, 2011). Individu yang mendapatkan dukungan akan merasa bahwa ia dicintai, berharga dan merasa menjadi bagian dari sebuah jaringan sosial. Dukungan sosial memiliki efek kausal dalam proses psikologis. Bahkan hebatnya dukungan sosial dapat digunakan untuk membantu orang yang sedang mengalami stress (Davidson,Neale & Kring, 2002).

Menurut Cohen (2004) dukungan sosial mengacu pada sumber daya materi, informasi dan psikologis yang berasal dari jaringan sosial individu, dimana individu dapat memperoleh bentuan guna menghadapi masalah/stress yang dialaminya. Hogg&Vaughan (2011) menjelaskan bahwa dukungan sosial sangat diperlukan oleh individu. Untuk itu individu perlu memiliki jaringan dukungan sosial, yaitu orang-orang yang tahu dan peduli mengenai kita dan mereka yang siap untuk membantu pada saat mengalami kita sedang mengalami tekanan.

(10)

sosial yang bersumber dari teman sebaya. Menurut Santrock (2009) teman sebaya adalah individu yang memiliki kesamaan usia atau tingkat kematangan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) teman atau disebut juga dengan kawan, sahabat atau orang yang sama-sama berbuat/bekerja dan sebaya diartikan sebagai sama atau sejajar, misalnya usia, kemampuan atau pendidikannya. Dari pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa teman sebaya merupakan kawan yang sama atau sejajar dengan kita, baik usia, status maupun tingkatan pendidikannya. Teman sebaya yang dimaksudkan dalam pelitian ini adalah teman yang memiliki kesamaan daerah, jurusan dan tempat tinggal.

Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya adalah suatu bantuan, perhatian, penghargaan dan kenyamanan yang diperoleh individu dari teman sebaya yang membuat individu penerima bantuan merasa terbantu, nyaman, diperhatikan dan merasa sebagai bagian dari kelompok sosial.

2. Bentuk Dukungan Sosial

(11)

a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah dukungan yang diberikan oleh teman sebaya dalam bentuk ekspresi perhatian (caring and concern) dan dorongan (encouragement) kepada individu. Individu yang menerima dukungan ini akan merasakan nyaman, diperhatikan, penghargaan,

belongingness dan merasa bahwa dirinya dicintai.

b. Dukungan Instrumental

Dukungan ini diberikan dalam bentuk instrumen atau materi. Misalnya individu yang sedang kekurangan uang diberikan pinjaman uang. Dengan menerima dukungan jenis ini akan membantu individu dalam waktu tersebut dan juga akan merasa terbantu secara materi.

c. Dukungan Informasional

Dukungan sosial yang dapat diberikan adalah dukungan berupa nasehat, arahan, petunjuk atau feedback terhadap sesuatu yang dilakukan oleh individu.

d. Dukungan Persahabatan

(12)

3. Sumber Dukungan Sosial

Dukungan sosial bisa berasal dari berbagai sumber, misalnya seperti keluarga, teman, rekan kerja, dokter, psikolog atau kelompok dukungan (Sarafino, 2011). Akan tetapi, ketersediaan dukungan sosial ini berbeda-beda tergantung pada gender, hubungan antara pemberi dan penerima dukungan sosial, konteks sosiokultural dan karakteristik kepribadian pemberi dukungan sosial (Cohen, 1992). Orang yang mendapatkan dukungan sosial yakin bahwa mereka dicintai dan beharga dan bagian dari jaringan sosial seperti keluarga atau kelompok dukungan dapat membantnya saat sedang membutuhkan pertolongan atau saat sedang dalam bahaya (Sarafino, 2011).

4. Faktor yang Mempengaruhi Perolehan Dukungan Sosial

Tidak semua orang bisa memperoleh dukungan sosial ketika membutuhkannya (Sarafino, 2011). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial menurut Sarafino (2011). Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Penerima dukungan sosial yang potensial

(13)

b. Pemberi dukungan sosial yang potensial

Ada individu yang tidak sensitif dengan keadaan orang lain, tidak mempunyai sumber daya yang diperlukan atau berada dibawah tekanan, dalam keadaan tersebut individu tidak bisa mendapatkan dukungan sosial. Namun, perlu diingat bahwa ketersediaan dukungan sosial juga bergantung pada jaringan sosial yang dimiliki oleh individu. Ukuran, komposisi, kedekatan dan frekuensi pertemuan dengan individu dalam jaringan sosial akan mempengaruhi dukungan sosial yang diperoleh.

c. Gender dan Sosiokultural

Gender dan sosiokultural juga turut mempengaruhi dalam menerima dukungan sosial. Berdasarkan penelitian Greenglass&Noguchi (dalam Sarafino, 2011) dikatakan bahwa wanita menerima lebih sedikit dukungan sosial dari pasangannya, dibandingkan dengan lelaki dan lebih mendapatkan dukungan sosial dari temannya (sesama laki-laki).

(14)

5. Dampak Dukungan Sosial

Dukungan sosial memiliki dampak positif terhadap motivasi, hal ini dibuktikan dalam penelitian Tezci,dkk (2015) mengenai dukungan sosial dan motivasi. Menurut Tezci,dkk (2015) dukungan sosial memiliki peran yang signifikan terhadap motivasi dan pencapaian akademik individu. Dukungan, apresiasi dan pujian dari keluarga, teman sebaya dapat meningkatkan motivasi dan tingkat pencapaian akademik individu.

Dukungan sosial memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dukungan sosial dirasa berdampak positif apabila, dukungan sosial dapat membantu individu untuk mengatasi tekanan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Cohen dan Wills, dalam Sarafino, 2011). Menurunkan tingkat kecemasan individu (Sarason, Pierce, Sarason, dalam Sarafino, 2011) dan meningkatkan perasaan diterima (sense of acceptance). Ketika lingkungan di sekitar individu sangat mendukung individu dalam waktu tertentu, maka tingkat kecemasan yang rendah serta rasa keberhargaan diri (self worth) akan menjadi bagian yang stabil dalam kepribadian individu.

(15)

menganggap menerima bantuan adalah pertanda bahwa individu dianggap tidak mampu dalam menyelesaikan masalahnya dan akan mengakibatkan penuruan self-esteem (Lepore dalam Sarafino, 2011).

C. Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Motivasi Belajar

Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara.

Motivasi merupakan elemen yang sangat penting dan bahkan krusial dalam proses belajar (Parsons, Hinson, Brown, 2001). Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan apa, kapan dan bagaimana individu belajar (Pintrich & Schunk, 2002). Dengan adanya motivasi maka individu bisa memiliki penguat dalam belajar, memperjelas tujuan belajar dan memiliki ketekunan dalam belajar (Uno, 2014). Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan performa belajar (Iskandar, 2009) yang kemudian akan mempengaruhi hasil belajarnya.

(16)

motivasi yang baik dalam belajar tentunya akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula.

Rendahnya motivasi bisa disebabkan berbagai hal, berdasarkan informasi yang diperoleh dari mahasiswa yang berasal dari Papua, proses adaptasi, jauh dari orang tua, orang tua yang kurang memberikan dukungan dan perasaan berbeda menjadikan mahasiswa yang berasal dari Papua malas kuliah dan belajar. Berbagai penelitian menunjukkan pelajar minoritas menunjukkan motivasi yang rendah, seperti penelitian Tran (2013) yang menyatakan bahwa pelajar etnis minoritas memiliki motivasi yang rendah karena rendahnya kepercayaan terhadap pendidikan, sikap para pengajar terhadap individu, pengaruh dukungan orang tua, dukungan teman sebaya dan kurangnya kepercayaan individu terhadap sistem pendidikan.

Motivasi juga bisa dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu hal yang bisa mempengaruhi motivasi adalah dukungan yang diperoleh untuk belajar (Iskandar, 2009). Dukungan ini bisa berupa banyak hal, salah satunya adalah dukungan sosial teman sebaya. Dukungan sosial merupakan bantuan berupa bantuan fisik maupun psikologis yang diperoleh individu dari teman sebayanya yang membuat individu merasa terbantu dan nyaman (Sarfino, 2011).

(17)

berupa nasihat atau arahaan dan yang terakhir adalah dukungan persahabatan, yaitu dukungan berupa kehadiran teman sebaya pada saat dibutuhkan (Sarafino,2011).

Bentuk-bentuk dukungan sosial tersebut juga diperoleh oleh mahasiswa program afirmasi di USU. Misalnya, ketika sudah tidak memiliki uang lagi karena beasiswa yang tidak cair selama beberapa bulan, beberapa mahasiswa afirmasi memperoleh bantuan dari teman sebayanya berupa donasi uang. Tak jarang bantuan emosional juga diperoleh mahasiswa afirmasi melalui kata-kata penyemangat yang disampaikan oleh teman-temannya pada saat merasa tidak semangat atau pada saat sedih. Bantuan-bantuan yang diberikan oleh teman sebayanya tersebut membuat mahasiswa afirmasi merasa nyaman, terbantu dan juga lebih bersemangat. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Sarafino (2011), bahwa bantuan yang diperoleh pada saat individu benar-benar membutuhkannya akan berdampak positif pada individu,

(18)

peserta didik akan mendukung peserta didik untuk belajar dan mengadakan perubahan perilaku.

D. Hipotetsis

Referensi

Dokumen terkait

In order to ingest CDB structured data directly, vendors must adapt the device’s software to natively ingest the currently defined CDB formats 5 (e.g. TIFF,

[r]

[r]

[r]

[r]

Dalam Tata Bahasa Inggris Terdapat 13 Tata Bahasa Namun secara umum sering dipelajari terdapat The Eight Parts Of Speech Delapan Bagaian Tata Bahasa yang sering di ucapkan, Awal

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 orang admin, 2 orang expert dan 2 orang contributor, dan 10 orang pengguna atau masyarakat yang

Hal ini untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini sudah diuraikan sebelumnya, yaitu: diduga perancangan simonev akan membantu Dosen untuk membuat laporan