• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Organologi Alat Musik Gambus Melayu Buatan Bapak Syahrial Felani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Organologi Alat Musik Gambus Melayu Buatan Bapak Syahrial Felani"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN, BIOGRAFI RINGKAS SYAHRIAL FELANI SEBAGAI WARGA MASYARAKAT MELAYU

DAN SENIMAN MUSIK MELAYU

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum tentang lokasi penelitian dan biografi ringkas tentang beliau, yang menyatakan dirinya sebagai orang Melayu, yang pada dasarnya secara keturunan (darah) beliau adalah keturunan Jawa dan Mandailing. Ini juga menjadi salah satu fenomena menarik tentang identitas etnik di dalam kebudayaan Melayu. Beliau, karena lama berada dilingkungan masyarakat Melayu mulai dari bahasa, adat istiadat dan apalagi berbagai kesenian yang Beliau pelajari dari tari-tariannya, membuat instrumen musik, dan memainkan lat musik tersebut.

2.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang

(2)

Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional. Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) afdeling, salah satu di antaranya adalah Deli en Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen beribukota di Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota Medan, Bovan Deli beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, dan Padang Bedagei beribukota Tebing Tinggi. Masing-masing afdeling ini dipimpim oleh seorang kontelir.

(3)

Pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-undang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD). Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986.

2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 km2. Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut:

(a) Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera, (b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo,

(4)

(d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, secara administratif terdapat dua puluh dua (22) Kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang salah satunya adalah Kecamatan Tanjung Morawa.

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2013, penduduk Kabupaten Deli Serdang mayoritas bersuku bangsa Jawa (51,77 %), Karo (10,84 %), Toba (10,78 %), Mandailing (6,71%), Melayu (6,22 %), Minangkabau (2,91%) Simalungun (1,68 %), dan lain lain (1,24 %). Sedangkan Agama yang dianut oleh masyarakat Deli Serdang beragama Islam paling besar (78,22%), Kristen (19,30 %), Budha (2,03 %), Hindu (0,17 %), dan lainnya (0,29 %).

2.1.2 Letak Lokasi Penelitian

(5)

2. 2 Latar Belakang Budaya Melayu

Deskripsi Melayu bisa dilihat kedekatannya dengan agama Islam. Melayu memang sangat erat hubungannya dengan Islam, sehingga adapun sebuah ungkapan ataupun gagasan adat yang bersendikan syarak syarak besendikan kitabbulah, yang artinya asas kebudayaan Melayu adalah hukum Islam (syarak). Sehinnga untuk menjadi orang Melayu harus mengikuti adat isriadat Melayu dan beragama Islam (Takari dan Fadlin, 2009).

Syahrial Felani adalah seorang seniman Melayu yang asalnya bukan dari Melayu asli. Beliau adalah keturunan Jawa dan Mandailing, akan tetapi dia menyatakan bahwa dirinya adalah orang Melayu, dengan kemampuannya bisa berbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu dan beragama Islam.

Di samping itu identitas Melayu juga dapat dilihat melalui unsur-unsur kebudayaan Melayu. Secara antropologis, unsur-unsur mencakup : agama, bahasa, organisasi, mata pencaharian hidup, kesenian, pendidikan, dan teknologi. Di bawah ini terdapat tujuh unsur berikut.

2.2.1 Agama

(6)

musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahien. Pada abad IV di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Budha, yaitu kerajaan Taruma Negara yang dilanjutkan dengan kerajaan Sunda sampai abad XVI (Luckman Sinar, 1986).

Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad VII hingga abad XIV,kerajaan Budha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatera. Hal ini di deskripsikan oleh seorang penjelajah Tiongkok yang bernama I-Tsing, yang mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada saat puncak kejayaannya Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah, dan Kamboja (Luckman Sinar, 1986:65).

Di abad XIV juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, yaitu Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dari Wiracarita Ramayana(sejarah dari Ramayana).

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke XII, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorakan Islam, seperti Samudra Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit sekaligus menandai akhir dari era ini (Takari dan Fadlin 2009).

(7)

dakwah Islam dimulai pada abad II Hijriah, yaitu para pedagang Islam melakukan perdagangan dengan sailan atau Srilangka. Pendapat yang sama juga dikemukakanoleh Burger dan Prajudi (2004). Mansur menambahkan Van leur dalam bukunya Indonesian Trade and Society (2003), menyatakan pada 674 di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (koloni) Arab Islam.

Perkampungan perdagangan ini dimulai dibicarakan lagi pada 618 dan 626. Tahun-tahun berikutnya perkembangan perdagangan ini dimulai mempraktekan ajaran agama Islam. Hal ini mempengaruhi pula perkampungan Arab yang terdapat disepanjang jalan perdagangan di Asia Tenggara. Mansur juga mengkritik keras adanya upaya sebagian sejarawan yang menyatakan bahwa Islam baru masuk ke Indonesia setelah runtuhnya Kerajaan Hindu Majapahit (1478) dan ditandai berdirinya kerajaan Demak.

Pada umumnya keruntuhan Kerajaan Hindu Majapahit sering didongengkan akibat serangan dari kerajaan Islam Demak. Pada hal realitas sejarahnya yang benar adalah Kerajaan Hindu Majaphit runtuh akibat serangan raja Girindrawirdhana dari kerajaan Hindu Kediri pada tahun 1478 M. al-Atts mengatakan sarjana Barat melangsungkan penelitian ilmiah terhadap sejarah dan kebudayaan Kepulauan Melayu-Indonesia telah lama menyebarkan bahwa masyarakat kepulauan ini seolah-olah merupakan masyarakat penyaring, penapis, serta penyatu unsur-unsur berbagai kebudayaan.

(8)

Sebagaimana kegelapan lenyap dipancari sinar surya yang membuat setiap umat Islamselalu mencari kebenaran berdasarkan akal. Demikian juga kedatangan Islam dikepulauan Melayu di Indonesia yang membawa Rasionalisme dan pengetahuan akhlakserta menegaskan suatu sistem masyarakat yang terdiri rari individu-individu. Jadi Islam membawa peradaban yang mudah diterima, intelektualitasme, dan ketinggian budi insane ditanah Melayu. Al-Attas juga menunjukan bukti bahwa dari tangan ulama-ulama Islam lahirlah budaya sastra, tulisan, falsafah, buku, dan lain-lain,yang tidak dibawa peradaban sebelumnya. Islam memang tidak meninggalkan kebudayaan patung (candi) sebagaimana kebudayaan

Pra-Islam (sumber

Disisi lain ada juga disebut dengan ras Proto-Melayu pedalaman, yaitu orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang memiliki kepercayaan adat istiadat sendiri. Memang pada dasarnya orang luar mengenal sebagian orang Asia itu adalah orang Melayu, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya mereka tidak mengatakannya mereka sebagai orang Melayu, karena mereka memiliki agama, bahasa dan kebudayaan yang tidak sama dengan konsep kebudayaan Melayu.

(9)

istiadat Melayu, beragama Islam, dan juga paham betul tentang kesenian budaya Melayu.

2. 2.2 Bahasa

Bahasa Melayu menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar di semua lembaga publik di sebagian Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Bahasa Melayu yang menjadi lingua franca penduduk Nusantara sejak sekian lama. Bahasa Melayu juaga telah dipergunakan oleh mayarakat Indonesia, termasuk etnik Melayu.

Akan tetapi dalam kebudayaan Melayu penggunaan bahasa khususnya dialek memiliki perbedaan dari lima kabupaten, jika orang Melayu di pesisir Timur, Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai bahasa Melayu dengan mengalihkan huruf vokal “o” di ujung kosa-kosa kata yang baku menggunakan vocal “a,” sebagai contoh kemano (kemana), siapo (siapa). Di Langkat dan di Deli mengalihkan hurufvokal “a” menjadi “e” di ujung kosa-kosa katanya, seperti contoh, kemane (kemana), siape (siapa).

Dari sini kita bisa melihat meskipun akar kebudayaan etnik Melayu itu satu rumpun, namun ada juga perbedaan-perbedaan kecil yang membedakan etnik Melayu. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut dikarenakan adanya kebiasaan yang sudah dibawa dari nenek moyang yang pada saat itu mereka memiliki satu pengelompokan yang berbeda-beda (Zein, 1975:89).

(10)

selalu menggunakan bahasa Melayu dialek Deli dan Serdang, terutama untuk pertunjukan teater.

2.2.3 Mata Pencaharian

Bagi orang Melayu yang tingal di desa, mayoritas mereka menjalankan aktivitas pertanian. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming). Dikawasan pesisir pantai, umumnya orang Melayu bekerja sebagai nelayan, yaitu menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat-alat penangkap ikan. Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai pekerja disektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain.

Penguasaan ekonomi dikalangan orang Melayu perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi, terutama orang Tionghoa. Banyak yang tinggal di kota-kota besar dan mampu hidup berkecukupan. Selain itu banyak orang Melayu yang mempunyai pendidikan yang tinggi, seperti di universitaas di dalam maupun di luar negeri.

(11)

membantu semua orang. Bagi sebahagian besar orang Melayu, mereka mengamalkan ajaran agama Islam untuk terus mencari ilmu, yang sangat berharga yang tidak bisa hilang sampai mati.

Syahrial Felani sebelumnya pernah terjun ke dunia transportasi sebagai supir ataupun kernek. Namun pada saat ini, mata pencaharian Syahrial Felani adalah seorang musisi, selain seorang musisi beliau juga mengajar sebagai guru tari di Binjai, pembuat alat musik gambus, dan menjual beberapa asesoris seperti pakaian perlengkapan pertunjukan kesenian Melayu.

2.2.4 Pendidikan

Sebelum penjajahan Belanda, orang Melayu mendapat pendidikan Agama. Selama penjajahan, peluang pendidikan ala Eropa terbatas untuk orang Melayu di pedesaan, dan terpusat di daerah perkotaan, Pendidikan gaya Eropa sendiri hanya di kembangkan setelah Indonesia merdeka.

Orang Melayu mengalami sebuah perkembangan yang pesat dalam dunia pendidikan. Karena seperti kita ketahui, orang Melayu sangat menjunjung tinggi yang namanya pendidikan ataupun ilmu. Inilah yang mereka bisa maju ke depan lebik baik, karena mereka juga ingin di hormati bukan dilecehkan.

(12)

2.2.5 Teknologi

Etnik Melayu pada dasarnya ingin terus berusaha menguasai teknologi, yang di antaranya bisa kita lihat dari pemakaian alat musik keyboard yang mereka gunakan dalam memainkan lagu-lagu Melayu. Sama halnya dengan teknologi-teknologi lainnya seperti alat komunikasi yang dikenal dengan hanphone yang lazim digunakan semua masyarakat di Indonesia termasuk suku Melayu.

Kemudian ada lampu sebagai alat penerang dirumah, kebanyakan mereka tidak menggunakan lampu teplok yang digunakan pada zaman dahulu untuk menerangi rumahnya. Kemudian ada komputer sebaagai alat untuk mempermudah dalam menyimpan data, dan terkadang laptop juga dipakai atau alat yang lebih canggih di bandingkan dengan komputer dipergunakan pada saat bersekolah, karena alat ini mudah untuk di bawa.

Kendaraan juga sebagai teknologi yang sudah ada pada masyarakat Melayu. Untuk mempermudah perjalanan seperti sepeda motor, yang dulunya mereka menggunakan sepeda sebagai alat kendaraan untuk mencapai tujuan. Tetapi sekarang mereka sudah beralih ke sepeda motor atau yang lebih dikenal dengan “kereta,’’ bahkan ada juga yang menggunakan transportasi kendaraan mobil yang mempermudah perjalanan serta memiliki fasilitas yang baik untuk menepuh perjalanan jauh.

(13)

Jika musisi Melayu sudah dari dulu diperkenalkan alat rekam, seperti merekam suara penyanyi, bunyi instrument musik Melayu, Syarial Felani sudah menggunakan teknologi yang cukup canggih. Beliau menggunakan laptop untuk mengolah untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses pembahaasan lagu-lagu. Beliau juga membuat suatu alat bantu seperti spull guitar untuk membantunya agar suara yang dihasilkannya cukup kuat untuk didengar. Karena suara alat musik gambus yang begitu lembut, sulit untuk didengar jika tidak menggunakan alat bantu. Pada saat proses pembuataan alat musik gambus, dulunya beliau menggunakan gergaji manual untuk pemotongan pada kayu. Akan tetapi, sekarang ini beliau sudah menggunakan gergaji mesin (senso, chinshaw) untuk mempermudah pemotongan kayu. Jika dilihat kondisi saat ini beliau sudah mengikuti perkembangan zaman dan sudah menikmati teknologi yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta alat-alat rekaman yang digunakannya untuk kepentingannya sebagai seniman Melayu.

2.2.6 Kesenian

Kesenian yaitu sebuah hasil karya yang diciptakan oleh penciptanya sendiri untuk menghasilkan sebuah keindahan. Adapun seni musik yaitu salah satu media ungkapan hati (sumber: www. wikipedia.com). Untuk itu kesenian ini menjadi warisan yang diturunkan secara turun-temurun, agar masyarakat Melayu dapat dikenal dan memiliki identitas untuk diperkenalkan pada masyarakat lain.

(14)

Melayu Sumatera Utara. Pertunjukan musik tradisisonal megikuti aturan-aturan tradisional. Pertunjukan ini, selalu berkaitan dengan penguasaan alam, mantera (jampi) yang tujuannya menjauhkan bencana, mengusir hantu atau setan. Musik tradisi Melayu berkembang secara improvisasi berdasarkan transmisi.

Berdasarkan sistem klasifikasi yang ditawarkan oleh Curt Sachs dan Eric M. Von Horn bostel (1914), maka keseluruhan alat-alat musik Melayu Sumatera Utara dapat dikelompokan kedalam klasifikasi (1) idiofon penggetar utamanya badannya sendiri, (2) membranofon, penggetar utamanya membrane, (3) kordofon, penggetar utamanya senar, (4) aerofon, penggetar utamanya kolom udara. Instrument musik Melayu itu sendiri ialah gendang ronggeng, gendang rebana (hadrah, taar), kompang, gendang silat (gendang dua muka),

gedombak, tabla, dan baya (membranofon). Tetawak, gong, canang, calempong, ceracap (kesi), dan gambang (idiofon). Ud, Gambus, biola, dan rebab (kordofon). Akordion, bangsi, seruling, nafiri, dan puput batang padi (aerofon).

(15)

2.2.7 Sistem Organisasi

Sistem politik Melayu adalah musyawarah, yang dijalankan konteks kebudayaan. Musyawarah yang dijalankan, biasanya membahas mengenai berbagai hal seperti pengelolaan sistem tanah adat berdasarkan budaya dan adat setempat. Sehingga sistem musyawarah yang dijalankan akan memiliki corak dan karakter yang berbeda antara daerah yang lain. Di sini kita dapat melihat bahwa suku Melayu telah mengenal system politik yang mengakar kepada kebudayaan.

Tidak mengherankan bahwa suku Melayu mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat, sebab musyawarah memaknakan adanya tolong menolong dan kesetiakawanan social, sebagai suatu pemufakatan. Musyawarah juga merupakan sarana, dimana rakyat dapat diposisikan untuk membangun aturan-aturan dasar dalam kehidupannya yang bersumber kepada adat hukum setempat.

Sama halnya dengan organisasi ataupun perkumpulan yang sudah dibuat oleh orang Melayu itu sendiri. Mereka selalu mengutamakan yang namanya musyawarah yang bertujuan untuk menghargai adanya pendapat-pendapat, dan masukan-masukan yang ingin disampaikan oleh anggota-anggota dalam organisasi tersebut. Salah satu organisasi yang dibentuk oleh masyarakat Melayu adalah MABMI yaitu Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia.

(16)

sungkan-sungkan mengeluarkan biaya sebesar apapun yang namanya melestarikan kebudayaan.

2.3 Pengertian Biografi

Dalam disiplin sejarah biografi dapat didefinisikan sebagai sebuah riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta kehidupan seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat. Sedangkan biografi yang lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi-informasi penting, yang dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan jelas.

Sebuah biografi biasanya menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian pada hidup seorang tokoh yang menjadi objek pembahasannya. Dengan membaca bografi, pembaca akan menemukan hubungan keterangan dari tindakan yang dilakukan dalam kehidupan seseorang tersebut, juga mengenai cerita-ceritaatau pengalaman-pengalaman selama hidupnya.

Suatu karya biografi biasanya bercerita tentang kehidupan orang terkenal dan orang tidak terkenal, dan biasanya biografi tentang orang yang tidak terkenal akan menjadikan orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya terdapat sesuatu yang menarik untuk disimak oleh pembacanya. Namun demikian biasanya biografi hanya berfokus pada orang-orang atau tokoh-tokoh terkenal saja.

(17)

hidup. Banyak biografi yang ditulis secara kronologis atau memiliki suatu alur tertentu, misalnya memulai dengan menceritakan masa anak-anak sampai masa dewasa, namun ada juaga beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu topik-topik pencapaian tertentu.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung, bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, kliping atau Koran. Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku, refrensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi tertentu.

Beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain sebagai berikut. (a) Pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu; (d) Pikirkan, hal apalagi yang perlu anda ketahui mengenai orang tersebut, bagian mana dari cerita tentang beliau yang ingin lebih banyak anda utarakan dan tuliskan.

(18)

denagn beliauakan menjadi lebih buruk atau lebih baik jika orang tersebut hidup ataupun tidak hidup, bagaimana, dan mengapa demikian.

Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari studi perpustakaanatau internet untuk membantu penulis dalam menjawab serta menulis dalam menjawab serta menulis biografi orang tersebut dan supaya tulisan si peneliti dapat dipertanggungjawabkan, lengkapdanmenarik(terjemahanAry(2007) pada (www.Infoplease.com/homework/wsbiography.html).

2.3.1 Alasan Dipilihnya Syahrial Felani sebagai Fokus Kajian

Dalam tulusan ini, penulis memilih Syahrial Felani sebagai objek penelitian, dikarenakan beliau mampu memiankan dan membuat alat musik gambus Melayu, diantaranya adalah sebagai berikut/

a. Beliau adalah salah-satu dari segelintir orang Melayu di Sumatera yang dapat membuat alat musik gambus.

b. Selain itu, menurut keterangan para informan, beliau dapat memiankan alat musik gambus dengan sangat baik, beliau juga dapat menari tari-tarian Melayu dan tarian Minangkabau dengan bukti hingga saat ini beliau masih mengelolah seni yang bernama Tamora 88 yang berada di alamat rumahnya. c. Gambus hasil buatan Bapak Syahrial Felani banyak dipakai oleh para musisi

pemain alat musik gambus yang berada diSumatera Utara.

d. Hasil karya beliau juga dikirim kedaerah luar Sumatera Utara seperti Riau dan Kepulauan Riau.

(19)

Hal-hal tersebut penulis ketahui dari hasil percakapan dan wawancara dengan Bapak Syahrial Felani. Peranan dan pengalaman beliau yang banyak ini menjadi alasan ketertarikan penulis menemukan fakta-fakta mengenai kenidupan beliau, dalam hal ini penulis lebih fokus kepada kehidupan beliau sebagai pembuat alat musik dan lebih dikhususkan instrumen musik gambus buatan beliau.

Melalui wawancara penulis akan mencatat kehidupannya berdasarkan dimensi waktu, ide-ide kreatif beliau dalam pembuatan instrumen musik tradisional Melayu, dalam hal ini gambus adalah salah satu instrumen musik Melayu. Penulis juga membahas bagaimana pengalaman hidup beliau, tanggapan masyarakat khususnya masyarakat Melayu mengenai bentuk instrument musik Melayu yang dibuat oleh beliau.

2. 4 Biografi Syahrial Felani

Biografi Syahrial Felani yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini, mencakup aspek-aspek latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik.

2. 4. 1 Latar Belakang Keluarga

(20)

pindah tugas ke kompleks perumahan PJKA (Titi Gantung/ Lapangan Merdeka, yang berada di kawasan pusat kota medan. Ibu beliau berprofesi sebagai guru ngaji di daerah tersebut dikenal dengan nama Wak Idah. Di kawasan itulah keluarga beliau sangat di kenal karena profesi Ibu beliau sebagai guru ngaji.

Beliau sering duduk bersama di bawah pohon dengan sahabat karibnya, di gang buntu namanya, sambil bermain gitar dan temannya yang bernyanyi. Di situlah jiwa seni beliau mulai tertuangkan dan awal mula ketertarikannya dalam dunia seni.

Syahrial Felani merupakan anak ke 5 (lima) dari 9 (sembilan) bersaudara, yang masing–masing adalah sebagai berikut:

1. Zulkarnain(laki-laki) 2. Suyitno(laki-laki) 3. Zuraidah (perempuan) 4. Dahlan Efendi (laki-laki)

5. Syahrial Felani (laki-laki) sebagai Informan 6. Masrin (perempuan)

7. Masrun (laki-laki) 8. Masita (perempuan) 9. Maswan (laki-laki)

2. 4. 2 Latar Belakang Pendidikan

(21)

saudara-saudaranya bisa melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan beliau. Jadi beliau hanya sampai disitu saja. Diantara ke-9 saudaranya, hanya kakak tertuanya lah yang menempuh pendidikan tertinggi pada tingkat SMA. Ketika itu kakaknya sedang melanjutkan ke Perguruan Tinggi ternyata tidak dapat menyelesaikan studinya alasan karena terkena gangguan jiwa.

2. 4. 3 Keluarga Syahrial Felani

Syahrial Felani berumah tangga pada tanggal 6 bulan Mei tahun 1990 dengan istrinya yang bernama Rida Safitri di Tanjung Morawa. Rida Safitri juga seorang seniman, dimasa mudanya ia adalah seorang penari. Saat ini Rida Safitri berstatus sebagai guru, ia mengajar di Sekolah Dasar (SD) yang berada di Tanjung Morawa. Beliau dikaruniakan seorang anak perempuan bernama Ferita, lahir pada tanggal 12 Februari 1991.

Di masa kecilnya, anak beliau telah mengeluarkan bakat seni yang terlahir dari darah kedua orang tuanya, prestasi yang di sumbangkannya telah banyak Ia hasilkan mulai dari menyanyi, menari, teater dan lain-lain. Pada tanggal 10 Januari di tahun 2010 anak perempuan beliau menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Rudi Prawira.

2. 4. 4 Latar Belakang Syahrial Felani Sebagai Seniman Melayu

(22)

Budaya Medan pada Tahun 1976. Di Taman Budaya tersebut beliau menggeluti berbagai kesenian dibidang musik, teater,dan tari.

Pada tahun 1977 beliau mengikuti pertunjukan di Malaysia dalam bidang kesenian dalam acara silat, orkes, dan menari. Disaat itulah beliau pertamakali melakukan perjalanan ke luar negeri. Hingga sampai tahun 1981 beliau masih melakukan berbagai kegiatan kesenian yang berada di Taman Budaya Medan.

Di tahun 1982 beliau dikirim dari Taman Budaya untuk bergabung dan belajar lagi di Lembaga Studi Tari Patria (LSTP) dengan Yose Rizal Firdaus, S.H., di Perbaungan (dulunya Deli Serdang sekarang Serdang Bedagai). Di sinilah beliau mulai sangat di khususkan untuk belajar kesenian Melayu walaupun di Taman Budaya juga sudah belajar.

Melalui lembaga inilah beliau banyak mengikuti segala kegiatan acara yang diadakan oleh berbagai daerah seperti di Binjai, Langkat, Asahan dan Deli Serdang karena lembaga studi ini mempunyai dana yang besar. Jadi segala bentuk tarian Melayu sudah dilatih dan siap dipertunjukan dalam kegiatan acara apapun, seperti kegiatan acara Pesta Budaya Melayu. Melalui lembaga inilah beliau untuk pertama kali berangkat ke Jakarta pada tahun 1984 mengikuti festival dalam acara pertunjukan Nusantara yang di ikuti 27 provinsi, dikirim 2 grup secara seleksi yaitu Grup Deli Serdang dan Group Asahan kemudian digabung menjadi satu.

(23)

Pada tahun 1988 beliau mendirikan sanggar tari yang bernama Tamora 88 yang beralamatkan di Tanjung Mulia dan hingga tahun 1996 sudah membuat karya tari seperti tari Zapin Nguncah I dan II.

Tahun 2000 Hijrah ke Jakarta bergabung dengan Rizaldi Siagian dengan kelompok Grenek yang dipimpin Rinto Harahap mengisi acara ulang tahun TVRI (Televisi Republik Indonesia). Tahun 2001 bersama Grenek mengisi acara Salam Mesra Ramadhan di Rajawali Citra Televisi Indonesia(RCTI) sebagai pemain musik (perkusi). Beliau juga bergabung dengan para seniman di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan ikut diberbagai event dan komunitas musik.

Selanjutnya, tahun 2005 ikut acara merayakan Ulang Tahun Kompas ke-40 yang bertajuk “Megalitikum Kuantum” di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 28 sampai 29 Juni 2005. Pada tahun 2010 sebagai penata musik unggulan Parade Tari Mas Merah Zapin Nusantaradi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

(24)

Gambar 1.

Pertunjukan Musik di Singapura sebagai Pemain Rebab Melayu (Dokumentasi:Syahrial Felani, 2010)

Gambar2:

Piala-piala Penghargaan Bidang Seni Untuk Syahrial Felani

(25)

Gambar3:

Piagam Penghargaan di Tahun 2010 Dari Taman Mini Indonesia Indah (Dokumentasi: Syahrial Felani, 2010)

Gambar 4.

(26)

2.4.5 Syahrial Felani Sebagai Pembuat alat Musik

Awal mulanya ketertarikan beliau dengan alat musik gambus pada tahun 1982, ada seorang musisi pemain alat musik gambus bernama Bapak Hasan. Bapak Hasan adalah seorang musisi pemain orkes yang berasal dari Binjai. Ketika itu, Bapak Hasan sedang memainkan alat musik gambusnya. Permainan yang dilakukan beliau membuat Syahrial Felani jatuh hati mulai dari bentuk dan suara yang dihasilkannya. Setiap beliau memainkan alat musik gambus, Syahrial Felani mulai tertarik untuk belajar memainkannya, dengan cara memperhatikan teknik-teknik yang dimainkan beliau. Bapak Hasan inilah yang menjadi inspirasi Syahrial Felani untuk menjadi seorang musisi pemain gambus.

Hingga beberapa tahun kemudian Syahrial Felani belajar bagaimana memainkan alat musik gambus. Di saat itulah Syahrial Felani merasa jiwanya sudah menjadi seorang Melayu, karena kehidupannya yang selalu berada didalam masyarakat Melayu mulai dari bahasa, makanan hingga kebudayaan yang dijalankan oleh masyarakat Melayu. Padahal Syahrial Felani adalah seorang yang berketurunan Jawa.

Setelah beliau memahami bagaimana cara memainkan gambus, beliau sudah berani mencoba dan untuk pertamakali mempertunjukaannya di Taman Budaya Medan di tahun 1986. Inilah sebagai langkah pertama ia menjejakkan diri sebagai musisi alat music gambus dalam kehidupannya.

(27)

dihasilkannya dengan apa adanya. Gambus ini dibuat atas dasar kreativitasnya untuk mengikuti suatu program dalam bentuk ujian di Lembaga Studi Tari Patria, karya tari bernama tari Nguncah. Beliau disitu mempunyai posisi sebagai pemain musik gambus. Alat musik gambus yang dimainkan beliau adalah gambus yang telah beliau ciptakan sendiri dengan apa adanya.

(28)

Gambar5:

Beberapa Koleksi Alat-alatMusik Syahrial Felani (Dokumentasi:Penulis, 2014

Gambar6:

Gambar

Gambar 1. Pertunjukan Musik di Singapura
Gambar 4.     Sertifikat penghargaan  Tahun 2010 di Singapura

Referensi

Dokumen terkait

Kerja kreatif garap Musik tari

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Hari Ulang Tahun

[r]

Sebagai salah satu pemain dalam industri elektronik, PT. Max Top juga menghadapi beberapa pesaing potensial yang bermaksud akan mengikuti inovasi yang dilakukan

Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan nilai Asymptotic significance p = 0,035, sedangkan p = 0,000 atau p < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kontekstual dengan metode snowball

Jika ada restaurant yang khusus menyajikan berbagai macam menu ayam goreng maukah anda mencoba:.. ฀ ya

Karena siswa laki-laki lebih memiliki keyakinan akan kemampuan matematikanya, memiliki kemampuan dalam mengolah pengalaman lalunya di dalam pembelajaran matematika