• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Finansial Usaha Penangkaran Benih Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Finansial Usaha Penangkaran Benih Padi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka

berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju swasembada

pangan. Tetapi tantangan untuk menuju cita-cita tersebut sangat besar terutama

karena faktor luas tanah pertanian yang makin sempit. Usaha meningkatkan

produksi dengan menerapkan berbagai teknologi telah dilakukan, semua ini

bermaksud meningkatkan produksi guna mengimbangi laju permintaan pangan

(Aak, 1990).

Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani

dalam menerapkan teknologi pertanian secara efektif dan penyuluh pertanian

bertindak sebagai jembatan dan sekaligus penghantar teknologi. Teknologi disini

maksudnya adalah teknologi pertanian yang berarti cara-cara bertani, yang

didalamnya termasuk bagaimana cara-cara penyebaran benih, pemeliharaan

tanaman, memungut hasil serta termasuk pula didalamnya benih, pupuk,

obat-obatan pemberantas hama penyakit, alat-alat, sumber tenaga dan berbagai

kombinasi jenis-jenis usaha oleh para petani sebagai fungsinya selaku pengelola

untuk mengambil keputusan (Negara, 2000).

Peranan komoditi pangan di Indonesia, khususnya padi begitu besar, sebab padi

merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Hal

(2)

padi sebagai pangan utama. Oleh karena itu, kapasitas produksi padi nasional

menjadi salah satu permasalahan yang menonjol.

Untuk keperluan penanaman padi tersebut, tentunya tidak terlepas dari tersedianya

bibit karena bibit merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat

produktivitas tanaman. Agar tanaman padi yang kita tanam itu akan berproduksi

tinggi dengan mutu yang baik, tentunya bibit itu berasal dari benih (butiran gabah)

yang bermutu.

Dalam budidaya tanaman, pembenihan merupakan salah satu faktor pokok yang

harus diperhatikan, karena faktor tersebut ikut menentukan produksi. Benih padi

adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan

menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses

perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan,

pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Aak,

1990).

Dalam agribisnis modern, industri perbenihan/pembibitan memegang peranan

yang sangat penting. Di negara – negara yang maju agribisnisnya, antara lain

dicirikan oleh pesatnya perkembangan industri perbenihan/pembibitan. Bahkan

benih/bibit merupakan salah satu eksport yang penting bagi negara maju. Hampir

semua benih/bibit unggul yang dewasa ini digunakan di negara- negara

berkembang termasuk Indonesia berasal dari negara maju, atau yang lebih maju

sistem dan usaha agribisnis (Pambudy, 2002).

Pentingnya bibit dalam usaha pertanian sudah tidak diragukan lagi. Tidak pelak

(3)

produk pertanian yang bermutu tinggi dan berdaya saing tinggi. Hal ini berkaitan

dengan erat dengan penguasaan teknologi pemuliaan serta pengawasan mutu

benih dan bibit yang baik (Setiawan, 1999).

Dalam kegiatan budidaya tanaman, benih menjadi salah satu faktor utama yang

menjadi penentu keberhasilan. Peningkatan produksi pun banyak ditunjang oleh

peran benih bermutu. Menurut FAO bahwa peningkatan campuran varietas lain

dan kemerosotan produksi pertanian sekitar 2,6 % tiap generasi pertanaman

adalah akibat dari penggunaan benih yang kurang terkontrol mutunya. Salah satu

faktor rendahnya tingkat ketersedian benih bermutu (bersertifikat) adalah tingkat

kesadaran masyarakat dalam hal ini petani untuk menggunakan benih yang

berkualitas tinggi masih sangat kurang. Pada umumnya petani menyisihkan

sebagian hasil panennya untuk dijadikan benih pada musim tanam berikutnya.

Benih ini tentu saja tidak terjamin mutunya (Wirawan danWahyuni, 2002).

Keberadaan petani penangkar benih atau usaha perbenihan padi lainnya sangat

penting khususnya untuk memenuhi kebutuhan benih di Sumatera Utara (Sumut)

yang masih kekurangan dalam jumlah banyak . Dibutuhkan sekitar 25.000 ton

benih padi setiap tahun dengan luas lahan pertanian padi mencapai sekitar

800.000 hektare sementara produksi benih padi di sumut masih mencapai 4.000

ton pertahun. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan benih tersebut harus dipasok

dari Jawa ataupun daerah lain.

Ketersediaan dan kebutuhan benih yang diperlukan oleh petani di Kabupaten

Serdang bedagai tidak selalu berasal dari pemerintah saja, petani juga

(4)

petani tersebut. Hal tersebut dikarenakan sulitnya mendapatkan benih yang

berasal dari pemerintah dikarenakan pada saat petani membutuhkan benih untuk

usaha tani mereka stok benih yang berasal dari pemerintah tidak tersedia atau

sudah habis.

Penangkaran swadaya merupakan suatu usaha penangkaran padi yang mempunyai

tujuan untuk menyediakan benih sumber bermutu yang memenuhi standar

perbenihan. Dengan adanya penangkaran ini, petani dapat dengan mudah membeli

benih yang bermutu untuk kegiatan usaha taninya. Penggunaan benih yang

bermutu merupakan salah satu komponen produksi yang memiliki beberapa

keuntungan, antara lain peningkatan produksi dan mutu, mengatasi kendala dari

gangguan hama penyakit, serta peningkataan pendapatan. Sebagai suatu usaha

penangkaran benih pada umumnya didirikan untuk meningkatkan usaha di bidang

ekonomi pertanian, menghasilkan benih pertanian bermutu tinggi dan berkualitas

yang langsung menunjang kegiatan usaha para petani, mendapatkan keuntungan

yang berkesinambungan serta meningkatkan peran swasta dalam industri

perbenihan di daerah tersebut.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah yang memiliki rata – rata

produktifitas yang tinggi dan tidak semua petani di daerah penelitian

menggunakan benih yang berasal dari pemerintah saja melainkan dari

penangkaran swadya. Berikut merupakan data luas panen, dan rata – rata

(5)

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah menurut

Sumber : BPS Serdang Bedagai 2013

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa masing - masing kecamatan di Serdang Bedagai

memiliki posisi yang strategis dilihat dari luas panen, produksi dan produktivitas

padi seperti kecamatan Perbaungan dan Pegajahan. Kabupaten Serdang Bedagai

merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang cukup baik dalam

pengembangan usaha pertanian terutama usahatani padi.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi perbenihan telah mencapai

(6)

namun telah berkembang menjadi industri yang dapat memberikan keuntungan

dan lapangan pekerjaan yang cukup besar. Kesadaran akan pentingnya

penggunaan benih yang bermutu (berlabel), mendorong tumbuh berkembangnya

usaha perbenihan baik yang berskala besar maupun kecil. Di Indonesia,

perkembangan usaha perbenihan meningkat cukup pesat dimana pemerintah perlu

membentuk suatu usaha perbenihan seperti PT. Pertani, PT. Sang Hyang Sri dan

lainnya sebagai langkah dalam usaha memenuhi akan kebutuhan benih yang

bermutu. Pada akhirnya masyarakat pertanian pun ikut terlibat dalam usaha

pertanian ini dimana mereka menjadi petani penangkar benih yang bisa bermitra

dengan perusahaan besar atau secara swasembada mengelola usaha perbenihannya

(Hadi, 2009).

Salah satu penggunaan lahan terluas di Kabupaten Serdang Bedagai digunakan

untuk lahan persawahan dengan luas lahan 68.355 Ha. Oleh karena itu Serdang

Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang baik dalam

pengembangan usahatani padi. Untuk keperluan penanaman padi tersebut, maka

tidak terlepas dari tersedianya benih bermutu dan bersertifikat agar tanaman padi

yang ditanam akan berproduksi tinggi dengan mutu yang baik. Masalah yang

dihadapi petani di daerah penelitian adalah terbatasnya ketersediaan benih

bersertifikat yang berasal dari pemerintah. Melihat kondisi tersebut beberapa

petani penangkar di daerah penelitian melakukan penangkaran benih padi

bersertifikat agar kebutuhan akan benih selalu terpenuhi pada musim tanam

selanjutnya sekaligus meningkatkan kesadaran petani untuk menggunakan benih

padi bersertifikat. Selain itu usaha penangkaran benih padi menjadi salah satu

(7)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada

penangkaran swadaya untuk mengetahui penyelenggaraan usahatani penangkaran

benih padi di daerah tersebut, mengetahui komponen biaya, penerimaan,

pendapatan, dan kelayakan usaha penangkaran benih padi di penangkaran

swadaya.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penyelenggaraan usaha tani penangkaran benih padi di daerah

penelitian ?

2. Berapa biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan usahatani

penangkaran benih padi di daerah penelitian ?

3. Apakah usaha tani penangkaran benih padi di daerah penelitian layak

diusahakan secara finansial ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui penyelenggaraan usaha tani penangkaran benih padi di

daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan

usahatani penangkaran benih padi di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis usaha tani penangkaran benih padi layak diusahakan

(8)

1.4Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan

penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi petani dalam

mengembangkan usaha penangkaran benih padi.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah atau instansi terkait

untuk perumusan kebijakan dalam meningkatkan penggunaan benih

unggul bermutu.

3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya yang

Gambar

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan Tahun 2013 Luas Panen Produksi Rata-Rata Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur pasar Ikan Mas di Kelompok Pembudidaya “Mina Sampan Kayu” adalah pasar persaingan tidak sempurna ( imperfect competitive market )

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kesembuhan pada penderita yang memiliki PMO lebih besar (55,4%) daripada penderita yang tidak memiliki PMO (35,7%) sehingga

Butir Kuesioner 1, ―Saya dapat melihat produk headphone muncul dalam salah satu scene MV Friends‖. Sementara 190 responden atau sebanyak 44% dari responden merasa

Dengan segala kerendahan hati senantiasa penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia- Nya, sehingga dapat

Adapun tujuan penelitian adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan berpikir analisis siswa SMP dalam menyelesaikan soal IPA terpadu melalui pembelajaran IPA

Hubungan laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan harus saling menghormati dan menjaga adab hubungan seksual dengan pergaulan yang baik dan sesuai dengan

Dalam skripsi tersebut penelitian memfokuskan meneliti tentang kemampuan membaca Alquran siswa yang mengikuti TPA dan yang tidak mengikuti TPA, ini dapat

Pekerjaan struktur Perhitungan pada struktur utama, bangunan mulai dari bangunan bawah hingga bangunan atas serta penggunaan harga satuan upah pekerja dan material pada HSPK