• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Dan Tidur di Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Dan Tidur di Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Medan Amplas"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Dan Tidur

1. Pengertian Istirahat dan Tidur

Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai,

menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas serta

melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau

menjengkelkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa istirahat

merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan

bebas dari kecemasan/ ansietas (Asmadi, 2008).

Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi

kesehatan yang baik, dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup.

Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan

tidur. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup kemampuan untuk

berkonsentrasi, membuat keputusan dan partisipasi dalam aktivitas harian

akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2005).

Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan

status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang

memperoleh tidur yang cukup mereka merasa tenaganya telah pulih.

Beberapa ahli tidur yakin bahwa proses ini memberikan waktu untuk

perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang

berikutnya (Potter & Perry, 2005).

2. Pengaturan tidur

Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan suasana saraf pusat, saraf

perifer, endokrin, kardiovaskuler, respirasi dan musculoskeletal

(Robinson, 1993 dalam Potter & Perry). Tiap kejadian tersebutdapat

diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram (EEG) untuk

aktivitas otak, untuk pengukuran tonus otot dengan menggunakan

elektromiogram (EMG) dan electroculogram (EOG) untuk mengukur

(2)

13

hubungan mekanisme serebralyang secara bergantian mengaktifkan dan

menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular Activating System

(RAS) dibagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam

mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan

stimulusvisual, auditori, nyeri dan sensori raba. Juga menerima stimulus

dari korteks serebral (Tarwoto & Watonah, 2006).

3. Tahapan Tidur

Menurut Tarwoto dan Watonah (2006), tahapan tidur dibagi menjadi

tahapan tidur NREM, REM.

a. Tahapan tidur NREM 1) NREM tahap I

(1) Tingkat transisi

(2) Merespon cahaya

(3) Berlangsung beberapa menit

(4) Mudah terbangun dengan rangsangan

(5) Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolism menurun

(6) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.

2)NREM tahap II

(1) Periode suara tidur

(2) Mulai relaksasi otot

(3) Berlangsung 10-20 menit

(4) Fungsi tubuh berlangsung lambat

(5) Dapat dibangunkan dengan mudah

3) NREM tahap III

(1) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak

(2) Sulit dibangunkan

(3) Relaksasi otot menyeluruh

(4) Tekanan darah menurun

(5) Berlangsung 15-30 menit

4) NREM tahap IV

(1) Tidur nyenyak

(3)

14

(3) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

(4) Sekresi lambung menurun

(5) Gerakan bola mata menurun

b. Tahapan tidur REM

1) Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.

2) Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya.

3) Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi.

4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan

dalam belajar, memori dan adaptasi.

c. Karakteristik tidur REM

Mata cepat tetutup dan terbuka, kejang otot kecil, pernapasan tidak

teratur, nadi cepat, tekanan darah meningkat, sekresi gaster meningkat,

metabolism meningkat temperature tubuh naik, siklus tidur sulit

dibangunkan.

4. Fungsi dan tujuan tidur

Fungsi dan dan tujuan tidur diyakini dapat digunakan untuk menjaga

keseimbangan mental, mental, emosional, kesehatan, mengurangi stress

pda paru, kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama

tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting.

Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur. Pertama, efek pada

sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan

keseimbangan diantara berbagai susunan saraf. Dan kedua, efek pada

struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ

tubuh, karena selama tidur terjadi penurunan fungsi tubuh (Hidayat, 2006).

Menurut teori, tidur adalah waktu perbaikan dn persiapan untuk

periode terjaga berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun,

laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari

rata-rata 70 hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berda

pada kondisi fisik yang sempurna. Akan tetapi selama tidur laju denyut

jantung turun sampai 60 permenit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa

(4)

15

jelas tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung

(Potter & Perry, 2005).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur

Menurut Tarwoto dan Watonah (2006) faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur sebagai berikut:

a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak

dari normal. Namun keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau

tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan

seperti asma, bronchitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit

persarafan.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,

kemudian bangun dan waspada menahan kantuk.

c. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keingina

untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan

Kelelahan dapat memperpendek periode pertama ditahap REM.

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga menggangu tidurnya.

f. Alkhohol

menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol

dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah

g. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara

lain:diuretic yang menyebabkan insomnia, antidepresan yang

menyebabkan supresi REM, kafein yang dapat meningkatkan saraf

simpatis, beta bloker: menimbulkan insomnia, narkotika yang

(5)

16 6. Masalah kebutuhan tidur

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006) masalah kebutuhan tidur antara

lain:

a. Insomnia

Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan

tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan

tiduryang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi atas tiga

jenis yaitu: initial insomnia merupakan ketidakmampuan untuk

mengawal tidur. Intermiten insomnia merupakan ketidakmampuan

untuk tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari. Terminal

insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap tidur kembali stelah

bangun tidur pada malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan

besar disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tekanan jiwa, ataupun

stress.

b. Hipersomnia

Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebihan,

pada umumnya lebih lebih dari Sembilan jam pada malam hari,

disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis depresi,

kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan

metabolism.

c. Parasomnia

Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat

mengganggu pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam

tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak yaitu pada tahap III dan IV

dari tidur NREM. Somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera.

d. Apnea tidur dan mendengkur

Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam ganguan tidur, tetapi

mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah.

Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran

udara dihidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh

adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot dibelakang mulut.

(6)

17

dapat mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini berlangsung lama,

maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan

denyut nadi menjadi teratur.

e.Narcolepsy

Narcolepsy merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk

tidur, misalnya tertidur dlam keadaan berdiri, mengemudi kenderaan,

atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu

gangguan neurologis.

f.Mengigau

Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bil terlalu sering dan

diluar kebiasaan. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa hampir

semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.

B. Asuhan keperawatan

untuk meningkatkan tidur nyenyak yang normal bagi klien, perawat

mengkaji pola tidur mereka dengan menggunakan riwayat keperawatan

untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor yang biasanya

mempengaruhi tidur diantaranya adalah ( Potter & Perry, 2005)

a. Pengkajian tidur

Pengkajian ditujukan pada pemahaman karakteristik suatu masalah

tidur dan kebiasaan tidur klien yang biasa sehingga cara untuk

meningkatkan tidur yang dapat diintegrasikan kedalam asuhan

keperawatan. Sumber untuk pengkajian tidur dapat diintegrasikan kedalam

asuhan keperawatan. Selain itu, pasangan tidur juga dapat memberi

informasi tentang pola tidur klien yang dapat mengungkapkan sifat

gangguan tidur tertentu. Misalnya, pasangan klien yang mengalami apnea

tidur sering mengeluh bahwa tidur mereka terganggu oleh dengkuran

klien. Perawat harus menanyakan pada pasangan tidur klien apakah klien

pernah mengalami henti napas ketika tidur dan seberapa sering hal ini

(7)

18 a) Riwayat tidur

1) Deskripsi masalah tidur

Pada saat klien mengakui atau perawat mencurigai adanya masalah

tidur, riwayat keperawatan harus dibuat terperinci agar asuhan terapeutik

dapat diberikan. Deskripsi umum tentang masalah yang diikuti dengan

pertanyaan-pertanyaan yang lebih terfokus biasanya mengungkapkan

karakteristik spesifik yang dapat digunakan dalam merencanakan terapi.

Untuk memulai perawat terlebih dahulu memahami sifat dari masalah

tidur, tanda dan gejala, awitan dan durasinya, keparahan dan adanya faktor

pencetus atau penyebab lain serta efek secara umum pada

klien.Pertanyaan-pertanyaan pengkajian mencakup:

pertama, Sifat dari masalah. beritahu saya jenis masalah tidur apa

yang anda alami. Beritahu saya mengapa anda beranggapan bahwa tidur

anda tidak adekuat. Jelaskan paa saya tentang karakteristik tidur malam

anda saat ini dari tidur anda yang dulu?

Kedua, Tanda dan gejala: apakah anda mengalami kesulitan untuk

tidur, tetap tidur, atau untuk bangun? Apakah anda pernah mendengkur

keras pada saat tidur? Apakah anda sakit kepala ketika bangun?

ketiga, Awitan dan durasi, kapan pertama kali anda menyadari

masalah ini? Sudah berapa lama masalah ini terjadi?

Keempat, Keparahan berapa lama waktu yang diperlukan untuk

tidur? Seberapa sering dalam seminggu anda mengalami kesulitan untuk

tidur? Beritahu saya berapa jam tidur malam anda yang biasa. Apa yang

anda lakukan disaat terbangun dimalam hari atau terbangun terlalu dini

dipagi hari?

Kelima, Faktor pencetus: beritahu saya apa yang anda lakukan sesaat

sebelum tidur? Apakah baru-baru ini anda mengalami perubahan ditempat

kerja atau dirumah? Obat apa yang anda gunakan secara teratur? Apakah

anda memakan makanan (misalnya, makanan pedas dan berminyak) atau

zat minuman (misalnya minuman beralkohol dan berkafein) yang dapat

mengganggu tidur anda? Apakah anda menderita penyakit fisik yang dapat

(8)

19

kurang tidur ini bagi anda?apakah anda merasa mengantuk yang

berlebihan, sensitive atau kesulitan berkonsentrasi ketika terjaga? Apakah

anda pernah tertidur disaat yang tidak tepat misalnya ketika mengemudi?

(Potter & Perry, 2005)

2) Pola tidur biasa

Tidur normal sulit untuk didefenisikan karena sangaat bervariasi

dalam hal kualitas yang dirasa adekuat pada setiap orang. Namun,

meminta klien untuk menjelaskan pola tidur merekayang biasa merupakan

hal yang sangat penting, karena berguna untuk menentukan signifikasi

perubahan yang ditimbulkan oleh gangguan tidur. Untuk itu perawat

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: Pukul berapa biasanya anda

naik ketempat tidur seperti biasa Pukul brapa biasanya anda tertidur,

Apakah anda melakukan sesuatu untuk membantu anda tertidur?Berapa

kali anda terbangun dimalam hari/mengapa anda beranggapan bahwa anda

terbangun? Apa yang anda lakukan terhadap hal yang membuat anda

terbangun? Pukul berapa biasanya anda terbangun dipagi hari? Pukul

berapa anda turun dari tempat tidur setelah anda terbangun?Berapa jam

rata-rata anda tertidur setiap malam?

3) Penyakit fisik

Perawat menentukan apakah klien menderita masalah kesehatanyang

sudah ada sebelumnya, yang mungkin saja dapat mengganggu tidur.

Riwayat masalah psikiatrik juga dapat menimbulkan perbedaan. Klien

depresi seringkali mengalami jumlah tidur yang tidak adekuat, yang

terputus-putus. Penyakit kronik seperti penyakit paru obstruksi menahun

dan gangguan nyeri seperti arthritis yang mengganggu tidur juga. Kaji

(9)

20 4) Peristiwa hidup yang baru terjadi

Perawat mempelajari apakah perawat mengalami suatu perubahan gaya

hidup yang mengganggu tidur. Pekerjaan seseorang dapat memberikan

petunjuk tentang sifat msalah tidur perubahan tanggung jwab pekerjaan,

rotasi jam dinas, atau kerja dalam waktu yang lama dapat menimbulkan

gngguan tidur.

5) Status emosional dan mental

Apabila klien merasa cemas, sensitive, atau marah, yang menarik

perhatian dapat mengganggu tidur secara serius. Klien dapat mengalami

stress emosional yang berhubungan dengan penyakit atau krisis situasional

seperti kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai.oleh karena itu

emosi klien dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur.

6) Rutinitas menjelang tidur

Perawat menanyakan tntang apa yang klien lakukan untuk bersiap-siap

tidur. Misalnya, klien meminum segelas susu, mengkonsumsi pil tidur,

memakan makanan ringan, atau menonton televise. Perawat mengkaji

kebiasaan yang menguntungkan dibandingkan dengan kebiasaan yang

dapat mengganggu tidur. Menonton televise dapat meningkatkan tidur

untuk seseorang, sedangkan bagi orang lain hal tersebut dapat

menstimulasi agar tetap terjaga.

7) Lingkungan tidur

Perawat meminta klien untuk menjelskan kondisi kamar tidur yang

diinginkan. Kamar tidur dapat terang atau gelap dan pintu kamar dapat

dibuka atau ditutup. Klien dapat mendengarkan radio atau menonton

televise, atau memilih lingkungan yang tenang kaena lingkungan yang

bising membuat klien tidak bias tidur. Observasi matras yang

disukai/empuk. Ilingkungan pelayanan kesehatan mungkin terdapat

distraksi lingkungan yang dapat mengganggu tidur seperti televise

dikamar, monitor elektronik, atau tetangga yang menangis dimalam hari.

Perawat mengientifikasi factor-fktor yang dapat dikurangi atau

(10)

21 8) Perilaku depresi tidur

Beberapa klien mungkin tidak menyadari bagaimana masalah tidur

mempengaruhi tidur mereka. Perawat mengobservasi perilaku seperti

mudah marah (irritabilitas), disorientasi dan bicara tidak jelas. Apabila

D’privasi tidak berlangsung lama dapat berlaku perilaku psikotik.

Misalnya, klien melaporkan melihat benda-benda atau warna-warna

didalam ruangan. Klien dapat bersikap ketakutan pada saat

perawat-perawat memasuki ruangan.

b. Analisa Data

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses

dinamis yang terorganisir meliputi tiga aktivitas dasar yaitu:

mengumpulkan data secara sistematis, menyortir dan mengatur data yang

dikumpulkan,mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka

kembali. Data dasar pasien adalah kombinasi data yang dikumpulkan dari

wawancara untuk pengambilan riwayat pasien yaitu metode untuk

mendapatkan informasi subjektif dengan berbicara kepada pasien ddan

atau orang terdekat dan mendengarkan respon mereka

(Doenges.dkk,2000).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien

yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah,

serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan

informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari

informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang

masalah-masalahyang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk

menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,

serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pada klien.

Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit(initial

assessment), selama klien dirawat terus menerus(on going assessment),

serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data re-assesment

(11)

22 a. Tujuan pengumpulan data

1. Memperoleh informasi tentang keadaan klien.

2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.

3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan

langkah-langkah berikutnya.

b. Tipe data

1. Data subjektif

Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu situasi dan kejadian.

Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,

perasaan, ide klien terhadap status kesehatannya, misalnya tentang nyeri,

ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, dan perasaan malu (Sigit,2010).

2. Data objektif

Data objektif adalah dat yang dapat diukur dan diobservasi, dapat

diperoleh dengan menggunakan panca indera selama pemeriksaan fisik.

Misalnya, frekuensi pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, berat badan

dan tinggi badan (Sigit, 2010).

c. Rumusan masalah

Gangguan istirahat dan tidur, kondisi ini emungkinan berhubungan

dengan, tempat yang asing, kecemasan, (misalnya gangguan sensori,

gangguan konsep diri), ketidaknormalan status fisiologis, pengobatan.

Kemungkinan data yang ditemukanperubahan penampilan dan perilaku,

irritabilitas, sering menguap, dan terdapat lingkaran hitam disekitar mata

(Tarwoto, 2006).

d. Perencanaan

Menurut Hidayat (2006) perencanaan keperawatan bertujuan untuk

mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas

normal.Rencana tindakan yaitu:

(12)

23

2) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat

menggangu tidur.

3) Tingkatkan aktivitas pada siang hari, buat jadwal aktivitas pada siang

haribersama klien, batasi jumlah da lama tidur siang jika berlebihan

(lebih dari satu jam).

4) Coba untuk memicu tidur (inducee sleep)

5) Kurangi potensial cedera selama tidur

6)Berikan pendidikan kesehatan sesuai indikasi, ajarkan rutinitas tidur,

ajarkan supaya bangun diwaktu yang biaa, ajarkan supaya menggunakan

tmpat tidur, hanya untuk aktivitas istirahat yang terkait dengan tidur,

hindari minuman yang mengandung kafein (misalnya kopi) saat siang

dan sore hari.

e. Implementasi keperawatan

Menurut Hidayat (2006) implementasi keperawatan dilakukan untuk

melakukan atau melaksanakan perencanaan yang telah dibuat antara lain:

1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur. Faktor

yang menyebabkan gangguan tidur bermacam-macam. Biasanya

pasien dapat mengidentifikasi penyebab masalah-masalah gangguan

tidur, seperti nyeri, takut, kecemasan, dan lain-lain. Perawat dan pasien

dapat mengidentifikasi penyebab atau mengkaji riwayat tidur pasien.

2. mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang mengganggu tidur.

Distraksi lingkungan adalah masalah utama untuk paisen rawat inap.

Cara mengurangi distraksi lingkungan yaitu dengan menutup pintu,

memasang kelambu, mematikan telepon, redupkan atau matikan

lampu, berikan lampu tidur, kurangi jumlah stimulus.

3. meningkatkan aktivitas pada siang hari. Buat jadwal aktivitas yang

dapat menolong pasien. Jadwal harus disesuaikan dengan status

kesehatan pasien atau sesuai dengan kebutuhan istirahat dn tidur.

4. membuat pasien untuk memicu tidur dengan cara: menganjurkan

pasien mandi sebelum tidur, minum susu hangat, membaca buku,

menonton televisi, menggosok gigi sebelum tidur, membersihkan

(13)

24

5. mengurangi poensi cedera selama tidur. Banyak pasien takut untuk

pergi tidur karena takut jatuh dari tempat tidur, takut untuk jalan ke

kamar mandi, atautersandung furniture. Enanganan yang spesifik

mengenai masalah ini dengan menggunakan cahaya lampu malam,

memposisikan tempat tidur yang rendah, mengajarkan pasien

bagaimana cara meminta bantuan.

6. memberikan pendidikan kesehatan. Brertujuan untuk menambah

pengetahuan klien tentang penyakit dan keluhan yang dialaminya.

Mengajarkan rutinitas jadwal tidur dirumah dengan cara mengatur

jadwal beraktivitas, istirahat, tidur, dan bangun pada waktunya.

f. Evaluasi keperawatan

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai

dari adanya kemampuan dalam memenuhi

1) jumlah tidur apakah sesuai dengan kebutuhan.

2) faktor yang mencegah gangguan tidur.

3) teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur.

4) mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur sesuai

dengan status kesehatan pasien.

5) Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien,

seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu dan apatis,

hilangnya kehitaman didaerah sekitar mata, muai menghilangnya

kelopak mata yang bengkak, tidajk adanya konjuktiva merah dan mata

perih, pasien sudh dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan

(14)

25 Asuhan Keperawatan Kasus

1. PENGKAJIAN I. BIODATA

Identitas Pasien

Nama : Ny.N

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Bajak IV lingkungan VII

Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015

Diagnosa Medis : Hipertensi

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan susah tidur pada malam hari, klien hanya dapat tidur 3-4

jam setiap malam. Klien lebih lama tidur pada siang hari dan sering merasa

cemas akibat perceraiannya dengan suami. Klien merasakan nyeri dileher

bagian belakang. Klien kurang mengerti tentang penyakit dan penyebab

susah tidur yang dialaminya.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien setiap malam sulit untuk tidur sejak kejadian perceraian dengan

suaminya.setelah itu klien terus menerus kepikiran dengan masalah perceraian.

Dan sejak itu sampai sekarang klien hanya bisa tidur 3-4 jam setiap malam.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengkonsumsi obat tidur dan memperbanyak tidur siang untuk

(15)

26 B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien merasakan sakit ditengkuk, kepala karena klien mempunyai riwayat

hipertensi.

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lemah, badan kurus, dan cemas.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Klien mengatakan lokasinya di leher bagian belakang, dan kepala.

2. Apakah menyebar

Klien mengatakan penyakitnya tidak menyebar

D. Severity

klien mengatakan sakit yang dialami mengganggu aktifitas.

E. Time

Klien mengatakan sakit yang dialami timbul mulai dari tiga bulan yang

lalu.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami:

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius sebelumnya,

kliennya pernah mengalami sakit demam, flu, dan batuk dan setahun terakhir

ini mengalami hipertensi.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan:

Klien mendapat pengobatan dari klinik didekat rumah. C. Pernah dirawat/dioperasi:

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat/dioperasi. Jika klien

merasa sakit, klien hanya pergi ke klinik.

D. Lama dirawat:

Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit.

E. Alergi:

(16)

27 V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Orang tua (ibu) memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus. B. Saudara kandung

Saudara klien tidak ada yang sakit. C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarganya. D. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan orang tua klien sudah meninggal. E. Penyebab meninggal

Orang tua klien meninggal karena penyakit Diabetes melitus VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa penyakitnya adalah cobaan dari Allah dan bisa disembuhkan. Klien juga cemas tentang penyakit yang diderita sekarang, tapi

klien yakin bahwa penyakit klien akan sembuh.

B. Konsep Diri 1. Gambaran diri

Klien adalah anak kedua dari lima bersaudara. Klien merasa dirinya

adalah seorang kakak yang baik bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

2. Ideal diri

Klien tidak dapat menjalankan tugasnya secara maksimal.

3. Harga diri

Klien merasa dirinya berharga untuk keluarga dan berharap bisa sembuh.

4. Peran diri

Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga yang

baik.

5. Identitas

Klien anak kedua dari lima bersaudara. Klien berjenis kelamin

perempuan dan saat ini berperan sebagai kepala rumah tangga sejak

(17)

28 C. Keadaan emosi

Klien dapat mengendalikan emosinya. Klien kooperatif dan menerima

semua tindakan yang diberikan, walaupun terkadang air mata klien

menetes saat diwawancarai.

D. Hubungan sosial a. Orang yang berarti

Bagi klien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya, dan

saudaranya.

b. Hubungan dengan keluarga

Klien mengatakan ia memiliki hubungan baik dengan anak,menantu,cucu

tapi tidak dengan suami klien.

c. Hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan ia memiliki hubungan baik dengan orang lain di

lingkungannya.

E. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama islam dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

b. Kegiatan ibadah

Klien selalu melakukan ibadah solat lima waktu dan berdoa untuk

kesembuhannya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum:

klien tampak lemah.

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 37○c

2. Tekanan darah : 150/110mmHg

3. Pernafasan : 26 x/menit

4. TB : 150cm

(18)

29 C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

a.. Bentuk : Bentuk kepala bulat, simetris.

b. Ubun-ubun : tidak ada nyeri tekan, simetris

c. Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe

Rambut

a. Penyebaran dan warna rambut : tidak merata, warna hitam

b. Bau : Berbau keringat dan tidak rapi

c. Warna kulit : sawo matang

Wajah

a. Warna kulit : Warna kulit pada wajah klien hitam

b. Struktur wajah : Tidak ada benjolan dan simetris.

Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Struktur mata lengkap dan simetris

kanan dan kiri.

b. Palpebra : tidak ada kelainan

c. Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva berawarna merah

d. Pupil : Pupil isokor kanan dan kiri, reflek

cahaya ada (mengecil saat diberik-

an rangsangan cahaya).

e. Kornea dan iris : Tidak ada peradangan, tidak ada

pengapuran katarak.

f. Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan.

g. Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Hidung

a. Tulang hidung dan sputumnasi : simetris

b. Lubang hidung : Simetris kanan dan kiri, ber-

sih tidak ada tanda radang.

(19)

30 Telinga

a. Bentuk telinga : Telinga kanan dan kiri normal.

b. Ukuran telinga : Ukuran telinga anatomis.

c. Lubang Telinga : Lubang telinga bersih.

d. Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran baik.

Leher

1. Posisi trachea : Posisi trakhea simetris.

2. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar.

3. Suara : Terdengar kurang jelas.

4. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe.

5. Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis.

6. Denyut nadi karotis : Nadi teraba normal.

Pemeriksaan integumen

1. Kebersihan : Kulit bersih dan sawo matang.

2. Kehangatan : Teraba hangat pada ekstremitas

atas.

3. Warna : Warna kulit sawo matang.

4. Turgor : Turgor kulit normal < 2 detik.

5. Kelembaban : Keadaan klien lembab dan normal.

6. Kelainan pada kulit : Tidak ada tanda kelainan pada kulit.

Pemeriksaan thorak/dada 1. Pernafasan

Frenkuensi : 28x/menit

Irama : Irreguler.

3. Tanda kesulitan bernafas : Klien mengatakan sesak karena

(20)

31 Pemeriksaan paru

1. Palpasi getaran suara : Terdengar dan teratur.

2. Perkusi : Resonan.

3. Aukultasi : suara nafas teratur.

4. Suara nafas : Teratur

5. suara ucapan : Suara jelas

6.suara tambahan : Tidak ada suara tambahan.

Periksaan jantung

1. Inspeksi : Tidak ada tanda sianosis.

2. Palpasi : Pulsassi teraba.

3. Perkusi : Suara dullnes.

4. Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal.

Pemeriksaan abdomen 1. Inspeksi

Bentuk : Bentuk abdomen simetris.

Benjolan : Tidak ada benjolan/massa di

abdomen.

2. Auskultasi : Tidak ada suara tambahan pada

abdomen.

3. Palpasi

Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan.

benjolan : Tidak ada benjolan di abdomen.

Tanda asciters : Tidak ada ascites.

Hepar : Tidak ada pembesaram pada hepar.

Lien : Tidak ada pembesaran.

4. Perkusi (suara abdemen) : Timpani.

(21)

32

Pemeriksaan muskuloskeletal/estreamitas

1. Kesimentrisan otot : Simetris kanan dan kiri.

2. Kekuatan otot : Kekuatan otot 5.

3. Edema : Tidak ada edema pada ekstremitas.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

1. Frrekuensi makan/hari : 3 kali sehari.

2. Nafsu/selera makan : Nafsu makan kurang baik.

3. Nyeri ulu hati : Klien tidak ada mengalami nyeri

ulu hati.

4. Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi.

5.Mual dan muntah : Klien tidak mengalami mual

muntah.

6. Waktu pemberian makan : Pagi 08.00 WIB

Siang 12.30 WIB

Malam 19.30 WIB

7. Jumlah dan jenis makan : Satu porsi nasi putih.

8. Waktu pemberian cairan/minum : Cairan diberikan saat dibutuhkan.

6. Masalah makan dan minum : Nafsu makan berkurang

7. Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan.

8. Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah.

II. Perawatan diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh : Tubuh bersih

2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi bersih.

(22)

33 III. Pola eliminasi

1) BAB

1. Pola BAB : Pasien BAB 1x/hari, biasanya pagi

hari.

2. Karakter feses : Konsistensi semi padat.

3. Riwayat pendarahan :Tidak ada perdarahan.

4. BAB terakhir : Pagi hari

5. Diare : Klien tidak mengalami diare

6. Penggunaan laksatif : klien tidak menggunakan laksatif.

2) BAK

1. Pola BAK : 7 -8 kali sehari.

2. Karakter urin : Warna urin kuning

3. Nyeri/rasa terbakar/Kesulitan BAK: Tidak ada kesulitan BAK.

4. Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada riwayat penyakit ginjal.

5. Penggunaan diuretik : Klien tidak menggunakan

diuretik.

6. Upaya mangatasi masalah : Klien tidak tahu cara meng-

mengatasi masalah.

2. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 Ds:

1. Ny.N mengatakan sulit

tidur dan sering

terjaga pada malam

hari dan sulit

melanjutkan tidurnya

kembali.

2. Ny.N mengatakan

hanya bisa tidur 3-4

jam setiap malam.

1.) Nyeri

2.) cemas

Gangguan pola

(23)

34 3. Ny.N mengatakan

tidak puas tidur

sehingga sering tidur

pada siang hari.

4. Ny.N tidur 4-5 jam

pada siang hari.

5. Ny.N mengatakan

nyeri di tengkuk

6. Ny.N mengatakan

merasa cemas setelah

bercerai dengan

suami.

Do:

1. Ny.N tampak

mengantuk pada siang

hari dan sering menguap.

2.Ny.N memiliki kantung

mata.

3. Ny.N tampak cemas

dan gelisah

4. Tanda-tanda vital

TD: 150/100 Mmhg

HR: 98X/menit

RR: 26x/menit

(24)

35 4. Diagnosis keperawatan prioritas

1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, kecemasan,

ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari ditandai dengan

Ny.N sering mengantuk disiang hari dan terlihat ada kantung mata,

lingkaran hitam dan sering tidur pada siang.

5. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

Tujuan dan Kriteria hasil:

NOC Tingkat persepsi positif tentang status kesehatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam

kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi.

KH

1. Rasa mengantuk klien disiang hari berkurang.

2. Tidur siang klien berkurang.

3. Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam.

4. Frekuensi terbangun dimalam hari berkurang.

No.Dx Rencana Tindakan Rasional I 1. Lakukan pengkajian

masalah gangguan tidur

klien, Karakteristik, dan

penyebab kurang tidur.

2.pantau keadaan umum

klien.

3. Anjurkan klien untuk

tidur dengan posisi

yang nyaman, seperti

1.Memberikan Informasi

dasar dalam menentukan

rencana perawatan.

2.Mengurangi gangguan saat

(25)

36

posisi setengah duduk

(semifowler).

4. Anjurkan klien untuk

Meningkatkan

aktivitasnya pada siang

hari.

5. Anjurkan klien untuk

mengurangi aktivitas

sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk

tidak banyak tidur pada

siang hari.

7.Anjurkan klien makan

yang cukup satu jam

sebelum tidur.

8. Berikan pengetahuan

kesehatan kepada klien

tentang jadwal tidur,

cara mengurangi stres

dan cemas serta latihan

relaksasi.

3.Meningkatkan tidur

4.Menghindari tidur siang

yang berlebihan.

5.Dapat mempercepat klien

untuk masuk pada tahap tidur.

6.Tidur siang hari dapat

menyebabkan malamnya

tidak bisa tidur.

7. Meningkatkan tidur

(26)

37

6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari/Tanggal No.Dx Implementasi

Keperwatan

Evaluasi (SOAP)

Selasa, 19 Mei 2015

I 1.Mengkaji penyebab

susah tidur yang

dialami klien.

2. Mengkaji jumlah jam

tidur klien.

3. Mengajarkan klien

merubah posisi tidur

yang nyaman seperti

posisi semifowler.

4. Melatih pasien untuk

beraktivitas disiang hari

seperti melakukan

pekerjaan rumah.

5. Menganjurkan klien

untuk minum susu

sebelum tidur.

6. Memantau tekanan

darah klien.

7.Memberikan

pengetahuan kesehatan

tentang istirahat dan

tidur yang cukup pada

usia lanjut.

S:

- Klien mengatakan

dapat tidur pada

malam hari.

-Jumlah jam tidur

klien 5-6 jam setiap

malam

-Terbangun dimalam

hari berkurang.

O:

-klien tampak lebih

segar.

-kantung mata sudah

tidak ada

A: sebagian masalah

teratasi.

P:Intervensi

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this paper is not to review the literature to evaluate the effectiveness of different treatments of reproductive disorders or methods used in pharmaceutical control

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU

Moreover, in-straw dilution is also possible and high survival, pregnancy and calving rates were achieved with in vitro produced, OPS vitrified bovine blastocysts after direct

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui efek infusa bunga rosella terhadap penurunan kadar Serum Glutamate Piruvat

Hasil ramalan yang diperoleh dari model VAR-GSTAR pada data volume kendaraan yang masuk ke Kota Bandung melalui gerbang tol yang berada di Kota Bandung adalah mengikuti

Diamnya anak-anak bukan berarti bahwa mereka sudah paham dengan pesan yang disampaikan guru secara lisan, hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata keterampilan

Hal itu dibuktikan dengan adanya perbedaan letak, jumlah dan jenis asam amino dari reseptor progesteron yang berikatan dengan kurkumin dan analog- nya melalui