• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TERU TERU BOZU. "Good Weather Monk", yang mampu membawa cuaca cerah dengan mantra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TERU TERU BOZU. "Good Weather Monk", yang mampu membawa cuaca cerah dengan mantra."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TERU TERU BOZU

3.1 Asal Usul Boneka Teru Teru Bozu

Asal-usul jimat teru teru bozu tetap samar sampai sekarang, ada beberapa orang mengatakan lirik kelam menjelang akhir lagu populer itu merujuk kepada "Good Weather Monk", yang mampu membawa cuaca cerah dengan mantra. Namun, setelah berjanji cuaca yang baik untuk tuan feodal, sinar matahari tidak muncul seperti yang dijanjikan dan kepala biarawan itu dipotong sebagai hukuman. Dikatakan kepala biarawan itu kemudian dibungkus kain dan digantung di luar untuk menghentikan hujan dan membawa keluar matahari. Sebuah teori yang sedikit menakutkan menunjukkan jimat merupakan semangat yokai dari pegunungan yang disebut Hiyoribo, yang membawa cuaca cerah dan tidak dapat dilihat saat hujan.

Menurut Asosiasi Cuaca Jepang, yang menjalankan aplikasi cuaca tenki.jp populer disana, tradisi teru teru bozu itu sudah menyebar ke Jepang dari China selama Periode Heian (794-1185) dan sudah dapat ditelusuri kembali ke kebiasaan yang menunjukkan orang dibebankan dengan menerapkan cuaca baik bukan seorang biarawan melainkan seorang gadis yang membawa sapu. Seperti ceritanya, selama hujan lebat yang terus menerus itu, bahwa suara dari langit memperingatkan orang-orang kalau kota mereka akan tenggelam. Jika seorang gadis muda tertentu yang indah tidak muncul di luar. Cara untuk menyelamatkan orang-orang dari banjir, gadis itu dikorbankan, dikirim ke luar dengan sapu untuk simbolis kepala ke langit dan dia akan menyapu awan hujan dari langit. Dalam

(2)

rangka untuk mengingat gadis pemberani yang membawa langit cerah, wanita muda akan menciptakan sosoknya di kertas cut-out, di mana keterampilan gadis sapu itu sangat membawa unggul. Angka-angka ini kemudian digantung di luar untuk membawa sinar matahari di kala hujan.

Dikenal sebagai 掃 晴 娘 (So-Chin-Nyan) atau Souseijou dalam bahasa Jepang, yang secara arti harfiahnya yaitu "gadis menyapu cuaca cerah", konsep boneka kertas ini mengambil wajah yang berbeda di Jepang, akhirnya berubah menjadi teru teru bozu seperti yang kita lihat sekarang ini. Teori ini, menyoroti asal-usul jimat cuaca, dengan musim hujan masih berjalan, akan banyak ditemukan jendela di luar dan di bawah atap di seluruh Jepang. Dari asal-usul cerita dan wajah boneka tersebut sedikit menyeramkan. Namun, kehidupan seperti itu di Jepang sudah menjadi kebiasaan. Wajah yang dibuat pun berbagai macam.

Ada yang berwajah lucu dan berwajah sangat menakutkan.

Konsep boneka kertas secara bertahap mengambil wajah yang berbeda di Jepang, akhirnya menjadi bozu teru teru kita lihat sekarang ini. Teori ini yang memiliki dukungan dari sejarawan rakyat tentang asal-usul jimat cuaca yang ketika musim hujan masih dilakukan sampai sekarang. Boneka ini ini bisa ditemui pada jendela luar dan di bawah atap di seluruh negeri Jepang. Anak-anak Jepang juga sering membuat boneka ini sambil menyanyikan Warabe Uta (lagu anak-anak) yang terkenal, atau Japan nursery rhyme, terkait dengan boneka penangkal hujan ini:

(3)

(Romaji)

Teru-teru-bōzu, teru bōzu Ashita tenki ni shite o-kure Itsuka no yume no sora no yo ni Haretara kin no suzu ageyo. Teru-teru-bōzu, teru bōzu Ashita tenki ni shite o-kure Watashi no negai wo kiita nara Amai o-sake wo tanto nomasho. Teru-teru-bōzu, teru bōzu Ashita tenki ni shite o-kure Sore de mo kumotte naitetara Sonata no kubi wo chon to kiru zo.

Yang artinya:

Teru-teru-bozu, teru bozu buat esok hari yang cerah seperti langit dalam mimpi

jika cuacanya cera saya akan memberikan bel emas Teru-teru-bozu, teru bozu

buat esok hari yang cerah

jia anda ingin membuatnya menjadi kenyataan kami akan banyak minum sake manis

Teru-teru-bozu, teru bozu buat esok hari yang cerah tetapi jika mendung dan hujan lalu aku akan memenggal kepalamu

Lagu ini diciptakan oleh Kyoson Asahara dan Shinpei Nakayama, kemudian lagu ini dirilis pada tahun 1921. Biasanya masyarakat Jepang pada saat membuat boneka Teru Teru Bozu sambil menyanyikan lagu ini. Boneka Teru Teru Bozu dibuat ketika atau saat esok hari nya kita memiliki sebuah

(4)

rencana/kegiatan yang menyenangkan, lalu kita tidak ingin rencana tersebut gagal dikarenakan turun hujan (contoh: piknik, bunkasai, nge date dan lainnya). awal populernya boneka Teru Teru Bozu ini adalah pada zaman Edo, pada saat itu anak-anak membuat boneka tersebut untuk memohon cuaca baik sehari sebelumnya dan bernyanyi "pendeta cuaca baik, cerahkan cuaca esok hari.

Masyarakat Jepang, khususnya anak-anak, amat familiar dengan boneka Teru teru bozu. Biasanya anak-anak yang masih bersekolah di Taman Kanak-Kanak akan membawa pulang boneka Teru Teru Bozu yang terbuat dari tisu atau kertas. Di Jepang banyak sekali kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal mistis, salah satunya adalah kepercayaan terhadap Teru Teru Bozu. Teru teru bozu Ningyou

Boneka Daruma ini berbentuk seperti bola dengan badan berwarna merah ( pada umumnya) tetapi ada juga yang berwarna kuning, hijau, atau putih dan berwajah putih tanpa biji mata. Boneka Daruma merupakan jimat untuk membawa keberuntungan dan ketabahan untuk meraih tujuan yang dicita-citakan. Dilukiskan pada mata sebelah kiri ketika membuat cita-cita atau harapan, dan dilukiskan di mata yang satunya lagi apabila cita-cita atau harapan tersebut telah terpenuhi. adalah panggilan untuk boneka tersebut. Dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut secara literal diartikan menjadi pria gundul berkepala mengkilap atau yang lebih tepatnya adalah biksu (Daruma). Boneka Daruma yang dikenal dengan boneka Dharma menggambarkan pendeta Bodhidharma yang menegakkan dan menjadi patriarki pertama Zen sekitar 1500 tahun lalu.

(5)

Harapan ini bisa dibuat sepanjang tahun, tetapi umumnya di Jepang dilakukan ketika Tahun Baru. Boneka Daruma pada umumnya laki-laki

Simbol dari pepatah ini adalah boneka Daruma. Sebuah boneka dengan pemberat di dasarnya sehingga seberapapun kuat kita mencoba menjatuhkannya, maka ia akan selalu bangkit kembali. Boneka ini sangat mudah dibuat karena bahannya yang dapat ditemukan dimana saja, dan hingga saat ini boneka ini merepresentasikan kepala botak dari seorang biksu yang mitosnya dapat membuat hari berikutnya menjadi hari yang cerah. Walaupun sudah turun-temurun diwariskan kebanyakan orang Jepang sendiri masih banyak yang belum paham dan belum yakin tentang darimana boneka teru teru bozu ini berasal.

Mereka hanya tahu bahwa boneka teru teru bozu dipercaya dapat membuat hari berikutnya menjadi hari yang cerah. Sehingga tidak heran boneka ini selalu terlihat menggantung di luar rumah seseorang sehari sebelum menghadapi hari-hari besar seperti pecan olahraga, upacara-upacara besar serta perayaan-perayaan tertentu khususnya jika acara-acara tersebut jatuh pada musim penghujan. Teru-Teru Bozu sudah digunakan sejak zaman dahulu kala di Jepang sebagai penangkal hujan. Menurut tradisi yang diturunkan generasi ke generasi, ketika hari berikutnya setelah sehari memasang boneka ini adalah hari yang cerah, maka boneka ini akan digambari mata serta diguyur dengan sake suci sampai akhirnya di hanyutkan di sungai.

Boneka Teru-teru Bozu merupakan salah satu mainan tradisional yang paling tua, karena boneka ini sudah ada pada zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir Kuno. Namun fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatnya ternyata berbeda sekali antara dulu dengan sekarang. Boneka berasal dari bahasa Portugis

(6)

“Boneca” yaitu sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutama manusia atau hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia boneka memiliki arti tiruan anak untuk permainan atau anak-anakan.

3.2 Cara Membuat Teru Teru Bozu

Teru-Teru Bozu

Nama “Bozu” untuk boneka ini tentunya tidak bisa diartikan sepenuhnya sebagai seorang biksu. Namun lebih ditujukan untuk bentuk kepala boneka yang bundar dan dalam bahasa pergaulan saat ini. Kata Bozu sendiri justru diartikan sebagai

adalah nama dari boneka berbentuk kepala plontos yang terkenal dari negeri Sumo ini. Boneka lucu ini dibuat oleh masyarakat Jepang sebagai tradisi kebudayaan untuk penangkal hujan. Apabila mereka ingin esok hari cuaca cerah, mereka menggantungkan boneka ini di dekat jendela pada malam harinya. Boneka ini juga bisa di kreasikan dengan berbagai warna kain dan bentuk muka yang berbeda-beda.

kepala yang botak

Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun kadang-kadang digunakan untuk fungsi fungsi ritual yang berhubungan dengan alam atau hal-hal yang bersifat

, terutama digunakan sebagai sebutan untuk bocah lelaki. Boneka ini ada yang berbentuk laki-laki, wanita, hewan, maupun kombinasi dari manusia.

gaib ataupun mistik misalnya berupa upacara upacara ritual keagamaan pada zaman dulu, permainan jelangkung, sihir ataupun upacara pemanggilan roh. Seringkali boneka ditemukan pada makam-makam kuno atau situs-situs sejarah maupun prasejarah.

(7)

Sebenarnya proses pembuatan boneka ini cukup mudah. Bahkan yang berkembang saat ini boneka teru-teru bozu bukan hanya dianggap sekedar jimat yang begitu sakral, tetapi kini banyak yang membuat ataupun menjualnya untuk dijadikan souvenir dan mengasah kreativitas seseorang yang suka terhadap kebudayaan Jepang. Kain yang digunakan pun tidak hanya berwarna putih saja, karena kini lebih variatif dan bermotif.

Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Teru Teru Bozu:

1) Siapkan Alat dan Bahan (Tissue/kain, gunting, benang, jarum, spidol)

2) Ambil Tissue yang telah di siapkan, lalu di bentuk bulat

3) Setelah menjadi bulat, bungkus kembali dengan sehelai Tissue atau Kain agar terlihat lebih rapi

4) Letakkan bulatan tissue tersebut ke tengah-tengah tissue atau kain 5) Ikatkan benang pada kepala Tissue yang telah dibentuk tadi

6) Setelah diikat hingga bulatan tersebut benar-benar terkunci, Gunting benang yang tersisa

7) Masukkan jarum pada posisi atas kepala teru-teru bozu dan buatlah jarumnya keluar di dekat jalur masukknya. Sesudah itu tarik jarum bersama benangnya keluar, potong benang pada jarak yang diperkirakan cukup, dan ikat kedua ujung benang dengan simpul mati.

8) Gambarlah ekspresi wajah pada Teru-Teru Bozu menggunakan spidol

(8)

3.3 Fungsi Teru Teru Bozu

Teru teru bozu dipercaya mempunyai kekuatan gaib jika kita menggunakan teru teru bozu sebagai pengatur cuaca. Boneka lucu ini dibuat oleh masyarakat Jepang sebagai tradisi kebudayaan untuk penangkal hujan. Apabila mereka ingin esok hari cuaca cerah, mereka menggantungkan boneka ini di dekat jendela pada malam harinya. Boneka ini juga bisa di kreasikan dengan berbagai warna kain dan bentuk muka yang berbeda-beda. Kata orang jepang, teru-teru bozu berfungsi untuk mendeteksi cuaca dan permintaan.

Bagi masyarakat Jepang, boneka yang digunakan untuk bayi dan anak-anak tidak hanya sebagai mainan anak-anak-anak-anak tetapi juga sebagai persembahan pengganti persembahan pengganti diri, perlengkapan festival, dan lain sebagainya. Bahkan yang belakangan saat ini boneka teru-teru bozu bukan hanya dianggap sekedar jimat yang begitu sakral, tetapi kini banyak orang-orang yang membuat ataupun menjualnya untuk dijadikan souvenir dan mengasah kreativitas seseorang yang suka terhadap kebudayaan Jepang.

Teru teru bozu juga berfungsi untuk menyelamatkan orang-orang dari banjir, konsep boneka kertas secara bertahap mengambil wajah yang berbeda di Jepang, akhirnya menjadi bozu teru teru kita lihat sekarang ini. Teori ini yang memiliki dukungan dari sejarawan rakyat tentang asal-usul jimat cuaca yang ketika musim hujan masih dilakukan sampai sekarang. Boneka ini ini bisa ditemui pada jendela luar dan di bawah atap di seluruh negeri Jepang.

(9)

Biasanya masyarakat Jepang pada saat membuat boneka Teru Teru Bozu sambil menyanyikan lagu ini. Ketika atau saat esok hari nya kita memiliki sebuah rencana atau kegiatan yang menyenangkan, lalu kita tidak ingin rencana tersebut gagal dikarenakan turun hujan (contoh: piknik, bunkasai, nge date dan lainnya). Apabila mereka ingin esok hari cuaca cerah, mereka menggantungkan boneka ini di dekat jendela pada malam harinya. Boneka ini juga bisa di kreasikan dengan berbagai warna kain dan bentuk muka yang berbeda-beda.

Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun kadang-kadang digunakan untuk fungsi fungsi ritual yang berhubungan dengan alam atau hal-hal yang bersifat gaib ataupun mistik misalnya berupa upacara upacara ritual keagamaan pada zaman dulu, permainan jelangkung, sihir ataupun upacara pemanggilan roh.Teru teru bozu ningyou yang dibuat digantung dari dahan pohon di kebun, dan kemudian anak-anak tersebut akan menyanyikan lagu teru teru bozu ningyou. Teru teru bozu, ashita tenki ni nare (Teru teru bozu membawa cuaca yang cerah besok). Mereka kemudian bisa tidur dengan harapan bahwa hari berikutnya akan cerah dan baik-baik saja.

(10)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian pustaka (Library Research) lalu menganalisa dan mengevaluasi data-data yang diperoleh mengenai Teru Teru Bozu Ningyou maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwasanya Teru Teru Bozu Ningyou merupakan boneka yang paling identik dalam kalangan masyarakat Jepang karena setiap suatu hari perayaan atau liburan yang dilaksanakan pada musim penghujan masyarakat Jepang akan membuat Teru Teru Bozu Ningyou sebelum hari H atau pada malam harinya. Sambil membuat Teru Teru Bozu Ningyou orang Jepang akan menyanyikan lagu untuk esok hari cuaca cerah. Jika cuaca cerah maka Teru Teru Bozu Ningyou akan diberikan mata serta mulut dan disiramkan sake murni sebelum di hanyutkan ke sungai. Jika esok harinya cuaca tidak cerah maka Teru Teru Bozu Ningyou akan di gunting bagian lehernya.

4.2 SARAN

Dari kesimpulan dan hasil pembahasan mengenai Teru Teru Bozu Ningyou, maka penulis memberikan saran. Sebaiknya masyarakat Jepang tidak terlalu menggantungkan harapan kepada Teru Teru Bozu Ningyou sebagai penangkal hujan.

Referensi

Dokumen terkait