• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 1.234 ton. Dibandingkan tahun 2013,

terjadi penurunan produksi sebesar 265 ton (-17,66 persen). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 24 hektar (-8,03 persen) yaitu dari 299 hektar menjadi 275 hektar dan penurunan produktivitas sebesar 0,53 ton/ha (-10,48 persen) dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 5,01 ton/ ha menjadi 4,49 ton/ ha.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 1.849 ton. Dibandingkan tahun 2013,

terjadi penurunan produksi yang cukup besar yaitu sebanyak 343 ton (-15,63 persen). penurunan ini disebabkan oleh menurunnya luas panen sebesar 139 hektar (-26,03 persen) yaitu dari 534 ha menjadi 395 ha.

.

No.56/08/64/Th.XVIII, 3 Agustus 2015

P

RODUKSI

C

ABAI

B

ESAR

,

DAN

C

ABAI

R

AWIT

T

AHUN

2014

P

ROVINSI

K

ALIMANTAN

U

TARA

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 1.234 TON, DAN CABAI RAWIT SEBESAR 1.849 TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dalam tahun 2014.

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/ Mantri Tani/ Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan

(2)

keadaan pada Bulan Desember 2013 dengan jumlah kecamatan sebanyak 49 kecamatan yang ada di Provinsi Kalimantan Utara. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan baik di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Kalimantan Utara tahun 2014 sebesar 1.234 ton (Gambar 1), mengalami penurunan sebesar 265 ton (-17,66 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi cabai besar tahun 2014 tersebut terjadi di Kabupaten Bulungan sebesar 631 ton (-70,37 persen), Kabupaten Malinau 32 ton (-72,94 persen) dan Kabupaten Nunukan 12 ton (-4,91 persen), sedangkan di dua Kabupaten/Kota lainnya (Tana Tidung dan Tarakan) mengalami peningkatan masing - masing sebesar 171 ton dan 239 ton.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012–2014

Persentase produksi cabai besar pada tahun 2014 di Kalimantan Utara yang terbesar di Kota Tarakan sebesar 41,79 persen. Dalam periode 2012–2014 (Tabel 1), produksi tertinggi di Kalimantan Utara terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.651 ton, dengan produksi tertinggi di Kabupaten Bulungan sebesar 853 ton. Persentase luas panen tertinggi juga terjadi pada tahun 2012 sebesar 313 hektar, dengan luas panen terbesar di Kabupaten Bulungan yaitu sebesar 129

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

Malinau Bulungan Tana Tidung Nunukan Tarakan Kaltara

59 853 94 345 301 1. 651 44 897 39 243 277 1. 499 12 266 210 231 516 1. 234 Pr od uk si ( t on ) 2012 2013 2014

(3)

hektar. Produktivitas tanaman cabe besar yang tertinggi di Kalimantan Utara terjadi pada tahun 2012 sebesar 5,28 ton per hektar, dengan produktivitas tertinggi di Kabupaten Tana Tidung mencapai 8,55 ton per hektar.

Penurunan produksi cabai besar pada tahun 2014 (265 ton) relatif besar dibandingkan penurunan produksi yang terjadi pada tahun 2013 yang hanya sebesar 153 ton. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan yang sangat besar pada daerah sentra produksi cabe besar yaitu di Kabupaten Bulungan dengan penurunan sebesar sebanyak 631 ton (-70,37 persen). Secara umum penurunan produksi disebabkan terjadinya penurunan luas panen seluas 24 ha (-8,03 persen) dan penurunan produktivitas -0,53 ton/ha (-10,48 persen).

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan Perkembangan 2012 -2013 2013 - 2014 absolut % absolut % Produksi (ton) Malinau 59 44 12 -15 -25,60 -32 -72,94 Bulungan 853 897 266 44 5,18 -631 -70,37 Nunukan 345 243 231 -103 -29,70 -12 - 4,91 Tana Tidung 94 39 210 -55 -58,51 171 438,46 Tarakan 301 277 516 -25 -8,14 239 86,41 Kalimantan Utara 1.651 1.499 1.234 -153 -9,25 -265 -17,66

Luas Panen (ha)

Malinau 21 36 25 15 71,43 -11 -30,56 Bulungan 129 113 63 -16 - 12,40 -50 -44,25 Nunukan 62 50 46 -12 -19,35 -4 -8,00 Tana Tidung 11 10 24 -1 - 9,09 14 140,00 Tarakan 90 90 117 0 - 27 30,00 Kalimantan Utara 313 299 275 -14 - 4,47 -24 -8,03 Produktivitas (ton/ha) Malinau 2,79 1,21 0,47 -1,58 -56,60 -0,74 -61,03 Bulungan 6,61 7,94 4,22 1,33 20,08 -3,72 -46,85 Nunukan 5,57 4,85 5,02 -0,71 -12,83 0,16 3,36 Tana Tidung 8,55 3,90 8,75 -4,65 -54,36 4,85 124,36 Tarakan 3,35 3,07 4,41 0,27 -8,14 1,33 43,39 Kalimantan Utara 5,28 5,01 4,49 0,26 -5,00 -0,53 -10,48

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar,cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2013-2014, penurunan produksi cabai besar terjadi pada setiap

(4)

triwulan, yaitu triwulan I sebesar 147 ton (-34,26 persen), triwulan II sebesar 38 ton (-10,86 persen), triwulan III sebesar 48 ton (-12,37 persen), dan triwulan IV sebesar 31 ton (-9,45 persen).

Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulanan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012 -2013 2013 - 2014 absolut % absolut % Produksi (Ton) tw1 503 430 283 -73 -14,49 -147 -34,26 tw2 388 352 313 -36 -9,29 -38 -10,86 tw3 399 389 341 -11 -2,65 -48 -12,37 tw4 361 328 297 -33 -9,22 -31 -9,45 Luas Panen (ha)

tw1 129 91 86 -38 -29,46 -5 -5,49 tw2 104 101 104 -3 -2,88 3 2,97 tw3 96 122 108 26 27,08 -14 -11,48 tw4 87 102 90 15 17,24 -12 -11,76 Produktivitas (ton/ha) tw1 3,90 4,73 3,29 0,83 21,22 -1,44 -30,44 tw2 3,73 3,48 3,01 -0,25 -6,59 -0,47 -13,44 tw3 4,16 3,19 3,15 -0,97 -23,40 -0,03 -1,01 tw4 4,15 3,21 3,30 -0,94 -22,57 0,08 2,62

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Perkembangan luas panen cabai besar pada tahun 2012-2014 (Gambar 2) menunjukkan pola yang berfluktuasi dari setiap triwulan ke triwulan berikutnya. Pada tahun 2012 panen terbesar pada triwulan I, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 luas panen terbesar yaitu berada di triwulan III. Perkembangan produktivitas secara triwulanan pada tahun 2013 – 2014 menunjukkan penurunan, dengan penurunan produktivitas terbesar pada triwulan 1.

(5)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2012 129 104 96 87 2013 91 101 122 102 2014 86 104 108 90 20 70 120 170 Lu as P an en (h ek ta r) Gambar 2

Pola Luas Panen Cabai Besar, 2012–2014

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2014 (Gambar 3) sebesar 1.849 ton, mengalami penurunan sebanyak 343 ton (-15,63 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi cabai rawit yang terbesar dari tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi di Kabupaten Bulungan sebesar 693 ton (-56,57 persen), kabupaten lainnya yang juga mengalami penurunan adalah Nunukan dan Malinau dengan penurunan masing-masing sebesar 47 ton (-11,76 persen) dan 32 ton (-20,01 persen). Sedangkan 2 kabupaten/kota lainnya ( Tana Tidung dan Tarakan) masih mengalami kenaikan produksi masing-masing sebesar 248 ton dan 182 ton.

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012–2014 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Malinau Bulungan Tana Tidung Nunukan Tarakan

450 1. 194 159 418 334 162 1. 224 67 400 339 130 532 314 353 520 Pr od uk si (R ib u to n) 2012 2013 2014

(6)

Persentase produksi cabai rawit tahun 2014 yang terbesar ada di Kabupaten Bulungan sebesar 28,77 persen dan Kota Tarakan sebesar 28,15 persen. Selama periode tahun 2012–2014, produksi cabai rawit di Kalimantan Utara yang tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 2.555 ton, dengan produksi tertinggi di Kabupaten Bulungan. Kemudian mengalami penurunan produksi pada tahun 2013 dan 2014.

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut , Tahun 2012-2014 Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012 -2013 2013 - 2014 absolut % absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Malinau 450 162 130 -288 -64,03 -32 -20,01 Bulungan 1.194 1.224 532 31 2,59 -693 -56,57 Nunukan 418 400 353 -19 -4,45 -47 -11,76 Tana Tidung 159 67 314 -92 -58,15 248 372,48 Tarakan 334 339 520 5 1,41 182 53,71 Kalimantan Utara 2.555 2.191 1.849 -364 -14,23 -343 -15,63

Luas Panen (hektar)

Malinau 122 129 42 7 5,74 -87 -67,44 Bulungan 173 181 104 8 4,62 -77 -42,54 Nunukan 91 102 90 11 12,09 -12 -11,76 Tana Tidung 23 24 36 1 4,35 12 50,00 Tarakan 101 98 123 -3 -2,97 25 25,51 Kalimantan Utara 510 534 395 24 4,71 -139 -26,03 Produktivitas (ton/ha) Malinau 3,69 1,26 3,08 -2,43 -65,98 1,83 145,68 Bulungan 6,90 6,76 5,11 -0,13 -1,95 -1,65 -24,41 Nunukan 4,60 3,92 3,92 -0,68 -14,75 0,00 0,01 Tana Tidung 6,91 2,77 8,73 -4,14 -59,89 5,96 214,99 Tarakan 3,30 3,45 4,23 0,15 4,51 0,78 22,47 Kalimantan Utara 25,40 18,16 25,07 -7,24 -28,49 6,91 38,04

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Luas panen tertinggi terjadi pada tahun 2013 seluas 534 hektar, dengan luas panen tertinggi di Kabupaten Bulungan, sementara di tahun 2012 luas panen sedikit lebih rendah dibanding tahun 2013 yaitu seluas 510 hektar, hal ini menunjukkan peningkatan luas panen di tahun 2013. Pada tahun 2014 terjadi penurunan luas panen yang cukup besar seluas 139 hektar (-26,03

(7)

persen) dengan luas panen tercatat sebesar 395 hektar. Produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 25,40 ton per hektar, sedangkan pada tahun 2014 produktivitas cabe rawit sedikit lebih rendah yaitu 25,07 ton per hektar.

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012 -2013 2013 - 2014 absolut % absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Ton) tw1 773 576 355 -197 -25,55 -220 -38,27 tw2 610 489 409 -121 -19,95 -79 -16,25 tw3 609 639 567 30 4,94 -72 -11,30 tw4 562 488 517 -74 -13,22 29 6,03 Luas Panen (ha)

tw1 205 172 140 -33 -16,10 -32 -18,60 tw2 171 173 160 2 1,17 -13 -7,51 tw3 150 210 173 60 40,00 -37 -17,62 tw4 133 157 141 24 18,05 -16 -10,19 Produktivitas (ton/ha) tw1 3,77 3,35 2,54 -0,43 -11,27 -0,81 -24,16 tw2 3,57 2,82 2,56 -0,75 -20,88 -0,27 -9,45 tw3 4,06 3,04 3,28 -1,02 -25,04 0,23 7,67 tw4 4,23 3,11 3,67 -1,12 -26,49 0,56 18,06

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2013-2014, penurunan produksi terjadi pada triwulan I sebesar 220 ton (-38,27 persen), triwulan II sebesar 79 ton (-16,25 persen) dan pada triwulan III turun sebesar 72 ton (-11,30 persen). Akan tetapi, pada triwulan IV mengalami peningkatan sebesar 29 ton (6,03 persen). Penurunan produksi cabe rawit pada triwulan I, II dan III disebabkan terjadinya penurunan luas panen maupun produktivitas.

Perkembangan luas panen cabai rawit pada tahun 2012-2014 (Gambar 4) menunjukkan pola yang berbeda. Pada tahun 2012 panen terbesar pada triwulan I, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 panen terbesar berada di triwulan III.

(8)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2012 205 171 150 133 2013 172 173 210 157 2014 140 160 173 141 50 100 150 200 250 300 Lu as P an en (h ek ta r) Gambar 4

Pola Luas Panen Cabai Rawit, 2012–2014

Tabel 5

Perkembangan Produksi Cabai Besar dan Cabai Rawit Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013-2014 (Ton)

Kab/Kota

Cabe Besar Cabe Rawit

2013 2014 2013 - 2014 2013 2014 2013 - 2014 absolut % absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Malinau 44 12 -32 -72,94 162 130 -32 -20,01 Bulungan 897 266 -631 -70,37 1224 532 -693 -56,57 Tana Tidung 39 210 171 438,46 67 314 248 372,48 Nunukan 243 231 -12 -4,91 400 353 -47 -11,76 Tarakan 277 516 239 86,14 339 520 182 53,71 Kalimantan Utara 1.499 1.234 -265 -17,66 2.191 1.849 -343 -15,63

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai

(9)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Aden Gultom, MM

(Kepala BPS Prov. Kalimantan Timur) UB. Roosmawatie, SE

(Kepala Bidang Statistik Produksi) Telp: (0541) 732793, Fax: (0541) 201121 e-mail: bps6400@bps.go.id; produksi6400@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

software yang dibuat menggunakan bantuan Adobe Flash® yang isinya memuat beberapa jenis media yang saling berkaitan membentuk suatu konsep untuk memperjelas materi

Sumber  database   pada  Aplikasi  Penetapan  Peserta  Sertifikasi  Guru  (AP2SG)  adalah  data  NUPTK PADAMU NEGERI;2. Fotokopi SK Pengangkatan sebagai 

Penambahan zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin pada mikropropagasi ini diduga lebih efektif untuk merangsang pembentukan primordial tunas dan akar dibandingkan

Tanggung gugat berupa ganti kerugian yang merupakan hak konsumen sebagai pengguna jasa angkutan dari adanya keter- lambatan dan/atau pembatalan penerban- gan yang disebabkan

Telah dijelaskan bahwa hasil tangkapan ikan para nelayan dapat dimanfaatkan para ibu ibu kelompok pengajian untuk diolah menjadi produk yang bergizi dan bernilai jual

Komitmen terhadap kualitas produk ini antara lain diwujudkan dalam peningkatan kualitas pelayanan, penambahan fasilitas baru, penambahan jaringan baru, yang pada akhirnya nasabah

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di laboratorium dan secara langsung di lapangan yang berhasil didapatkan dan diidentifikasi adalah 1 spesies makroalga dan 20

Bahan yang dapat menstimulasi Bahan yang dapat menstimulasi y y g g p p respon imun spesifik atau bahan respon imun spesifik atau bahan yang dapat berekasi dengan.. yang