• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ALTERNATIF STRATEGI BISNIS BAGI CREDIT UNION BEREROD GRATIA PADA LEVEL TEMPAT PELAYANAN BINTARO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ALTERNATIF STRATEGI BISNIS BAGI CREDIT UNION BEREROD GRATIA PADA LEVEL TEMPAT PELAYANAN BINTARO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

ALTERNATIF STRATEGI BISNIS BAGI CREDIT UNION BEREROD GRATIA

PADA LEVEL TEMPAT PELAYANAN BINTARO

OLEH: WILFRIDUS B. ELU (93.817)

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN & INFORMATIKA ASIA – PERBANAS

(IKPIA-PERBANAS)

(2)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Judul : Alternatif Strategi Bisnis Bagi Credit Union Bererod Gratia Pada Level Tempat Pelayanan Bintaro

Pelaksana

Nama Lengkap : Dr. Wilfridus B. Elu

NIDN : 0317076202

Perguruan Tinggi : Institut Keuangan, Perbankan, dan Informatika Asia Perbanas Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Program Studi : Magister Manajemen

Bidang Keahlian : Manajemen Strategik, Teori dan Perilaku Organisasi

Nomor HP : 0812 8229 1098

Alamat surel (e-mail) : wilfridus@perbanas.id Institusi Mitra:

a. Nama Institusi Mitra : Credit Union Bererod Gratia, Tempat Pelayanan Bintaro b. Penanggung Jawab : Nikolas Metom (Kepala Kantor)

c. Jenis Usaha : Lembaga Keuangan (Simpan Pinjam)

d. Alamat : Ruko Anugrah 2 No.22, Jl. KH. Wahid Hasyim No.99, Jurang Manggu Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 e. RT/RW dan Keluruhan : Jurang Mangu Timur

f. Kecamatan : Pondok Aren

g. Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan h. Jarak PT ke Lokasi Mitra (Km) : 18 km

i. Tahun Pelaksanaan : Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun

Luaran yang Diharapkan : 1. Peningkatan kapabilitas Manajemen TP

2. Peningkatan dukungan Manajemen Kantor Pusat Biaya Tahun Berjalan : Rp

-Biaya Keseluruhan : Rp

-Sumber Biaya : 1. Insitut Keuangan, Perbankan, dan Informatika Asia Perbanas. 2.

Mengetahui, Jakarta, 31 Juli 2020

Dekan Pelaksana

Cap dan tanda tangan

Prof. Dr. Haryono Umar, M.Sc., Ak., CA Dr. Wilfridus B. Elu

NOREG. 15.138 NOREG. 93.817

Mengetahui

Direktur P3M dan Layanan Profesional IKPIA Perbanas

Cap dan tanda tangan

Dr. Harya Damar Widiputra, S.T., M.Kom. NOREG.: ………..

(3)

RINGKASAN

Kehadiran lembaga keuangan non-bank yang mampu menjangkau kalangan masyarakat umum, teruma kelompok masyarakat menengah bawah sangat strategis bagi kemajuan masyarakat. Hal ini terjadi karena kalangan ini mendominasi jumlah penduduk Indonesia dan di sisi lain kelompok ini tidak mudah mengakses layanan lembaga keuangan perbankan moderen. Hal ini berlaku juga untuk masyarakat perkotaan, seperti kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Koperasi Credit Union Bererod Gratia (CUBG) merupakan salah satu credit union yang memberikan layanan keuangan berupa simpan-pinjam kepada anggotanya di wilayah Jabodetabek. Dibentuk pada 15 Mei 2006 di Jakarta, CUBG berkembang pesat, baik dalam peningkatan jumlah anggota maupun dalam penghimpunan dana dan penyaluran pinjaman kepada anggota. CUBG kini beranggotakan lebih dari 10.000 orang anggota yang berhimpun di ... Tempat Pelayanan (TP) dan KK... di Jabodetabek. Asetnya telah melampaui Rp150.000.000. Pengelolaan yang profesional dan tata kelola yang secara ketat mengacu standar-standar credit union menjadikan CUBG sebagai salah satu anggota dari dan dijamin oleh salah satu asosiasi credit union berpengaruh di Indonesia, yaitu Badan Koordinasi Credit Union (BKCU) Kalimantan.

Perkembangan TP-TP di lingkungan CUBG berbeda-beda. Ada TP yang telah menghasilkan kinerja ideal menurut standar credit union yang berlaku umum. Ada juga yang belum sepenuhnya mencapai kinerja ideal. Salah satu tantangan penting bagi peningkatan kinerja CUBG yang menjadi perhatian dari manajemen pada berbagai tingkatan adalah peningkatan jumlah anggota dan dampaknya pada pemanfaatan CUBG oleh anggota untuk meningkatkan besaran pinjaman beredar.

TP Bintaro merupakan salah satu TP dengan jumlah anggota yang mengalami peningkatan jumlah anggota dan pinjaman yang relatif lambat. Hal ini memengaruhi kinerjanya di mata manajemen di Kantor Pusat maupun di hadapan Pengurus.

Kegiatan pelaihan tentang alternatif strategi bisnis untuk CUBG TP Bintaro menimbulkan kesadaran tentang pentingnya penyelarasan strategi bisnis di tingkat TP dengan strategi di level Kantor Pusat. Mengikuti strategi generik dari Poter (1980), strategi kepemimpinan biaya merupakan alternaif strategi yang dipandang paling memadai untuk menjadi pilihan dalam memajukan TP Bintaro. Strategi diferensi bukan merupakan pilihan ideal karena layanan keuangan semakin banyak dan diferensi mudah ditiru. Sementara itu, strategi fokus tidak relevan karena layanan-layanan keungan mikro, seperti yang diberikan oleh CUBG tidak dapat menguntungkan jika jumlah anggota hanya sejumlah orang yang terbatas.

Manajemen puncak, yaitu Pengurus dan Manajemen Kantor Pusat dipandang penting agar memberikan komitmen yang kuat berupa investasi pada peningkatan jumlah sumber daya manusia (SDM) di TP Bintaro. Kebutuhan SDM untuk rekrtumen anggota dan pemberdayaan anggota agar tercapai efisiensi karena skla (economies of scale) maupun efisiensi karena cakupan (economies of scope) perlu dijadikan patokan untuk memenuhi jumlah SDM di TP Bintaro. Perubahan ini perlu dilakukan karena selama ini pemenuhan jumlah SDM justru merupakan akibat dari jumlah anggota yang telah direkrut. Dengan kata lain, kebijakan peningkatan jumlah SDM di TP Bintaro harus diubah agar mengacu pada rencana strategis pengembangan bisnis CUBG di TP Bintaro.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyelenggaraanNya kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan PKM ini merupakan bagian integral dari kegiatan tridharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan oleh setiap dosen. Melalui kegiatan PKM ini pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan dalam perkuliahan dan dikembangkan melalui kegiatan penelitian ilmiah dapat didiseminasikan kepada dunia parktik. Dengan cara ini, ilmu pengetahuan memberikan manfaat nyata bagi peingkatan kehidupan masyarakat.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat luas, khususnya masyarakat kalangan kebanyakan merupakan tantangan yang senantiasa muncul dalam pembangunan bangsa Indonesia. Telah dilakukan banyak upaya untuk meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat tetapi perubahan yang terjadi belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

Kehadiran credit union (CU) sebagai sarana pelayanan keuangan dan pemberdayaan telah turut-serta menambah sarana untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas. Meskipun begitu, kinerja CU dalam memajukan anggota dan masyarakat memerlukan strategi yang tepat. Credit Union Bererod Gratia (CUBG) yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki Tempat Pelayanan di kawasan Jabodetabek telah memberikan dukungan bagi upaya pengembangan sosial-ekonomi masyarakat luas. Agar CUBG sendiri mampu memberikan layanan keuangan dan pemberdayaan yang mampu mentransformasi keadaan sosial-ekonomi anggota dan masyarakat, CUBG dituntut agar memiliki strategi bisnis yang kompetitif. Hanya dengan cara ini, CUBG dan CU pada umumnya mampu menarik minat masyarakat agar bergabung sebagai anggota.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh TP Bintaro selama ini adalah peningkatan jumlah anggota dan besaran pinjaman yang melambat sehingga kinerja keuangannya belum sepenuhnya ideal. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan penetapan strategi bisnis yang cocok bagi TP Bintaro. Pelatihan yang dilakukan dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan bagi Manajemen TP Bintaro dengan harapan akan dihasilkannya kesadaran tentang pentingnya pemantapan strategi bisnis dan penyelarasannya dengan strategi pada level Kantor Pusat dan

(5)

Pengurus CUBG. Diskusi dan sharing atas bahan tentang “Alternatif Strategi Bisnis Bagi CUBG TP Bintaro” telah dilakukan dalam semangat dialogis dan menghasilkan pemahaman yang lebih baik pada pihak manajemen TP Bintaro maupun pada pihak pemberi materi. Dengan demikian, kebutuhan akan kesaling-terkaitan antara dunia pendidikan dan dunia praktik manajemen bisnis ditekankan lagi. Pengalaman-pengalaman dari kegiatan PKM ini memperkaya wawasan dan pengetahuan yang diperlukan untuk kebutuhan pengajaran.

Untuk itu, disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan fasilitasi dan dukungan atas kegiatan PKM ini. Pertama-tama ucapan terima kasih disampaikan kepada Pimpinan IKPIA Perbanas atas kesempatan yang diberikan untuk kegiatan PKM, yaitu kepada Rektor Perbanas Institute, Bapak Prof. Hermanto Siregar; Dekan Sekolah Pasca-sarjana (SPS) Perbanas, Bapak Prof. Haryono Umar; dan Direktur P3M, Bapak Dr. Harya Damar Widiputra dan staf P3M. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Manajemen TP Bintaro, yaitu Bapak Niko Metom yg telah memberikan kesempatan untuk kegiatan PKM. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Ibu Nita selaku Komite di TP Bintaro atas koordinasi dengan Manajemen Kantor untuk pelaksanaan kegiatan PKM. Staf pada Kantor TP Bintaro yang telah terlibat aktif dalam sharing dan diskusi patut diberikan apresiasi yang tinggi.

Pada akhirnya, disampaikan harapan agar kiranya laporan kegiatan PKM dapat bermanfaat. Sementara itu, kritikan dan masukan akan diterima dengan senang hati untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.

Jakarta, 31 Juli 2020.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan perusahaan dewasa ini dihadapkan pada tantangan-tantangan yang semakin kompleks. Perkembangan teknologi informasi dan internet menimbulkan banyak kemudahan tetapi di sisi lain menghadirkan situasi yang ditandai oleh VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity). Persaingan global menjadi kenyataan yang tidak dapat ditolak. Demikian halnya, disrupsi sering terjadi, bahkan dalam jarak yang pendek.

Dalam situasi lingkungan bisnis yang digambarkan tadi, dunia usaha hanya dapat bertahan hidup dan mampu memberikan manfaat yang unggul bagi para pemangku kepentingan jika terdapat pengelolaan yang disertai dengan strategi yang tangguh. Kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misinya secara unggul ditentukan oleh bagaimana strategi perusahaan dirancang dengan baik, diimplementasikan dengan penuh komitmen dari segenap lapisan, dan dievaluasi serta diperbaharui terus-menerus melalui proses pembelajaran organisasi yang unggul.

Credit Union (CU) sebagai salah satu lembaga keuangan non-bank yang melayani masyarakat umum, khususnya masyarakat kelas menengah bawah semakin dituntut agar meningkatkan keunggulan bersaing. Tanpa strategi bisnis yang memadai, CU akan ditinggalkan oleh para anggotanya dan terancam kehilangan basis eksistensialnya.

Didirikan pada 2006, CU Bererod Gratia yang melayani masyarakat di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bogor (Jabodetabek) merupakan CU yang mengalami pertumbuhan yang cepat di masa awal. Pada Februari 2020, aset CUBG telah mencapai Rp. 171.765.582.113, dengan anggota 11.681 orang. Akan tetapi, pertumbuhannya mengalami pelambatan (www.cubg.or.id). Meskipun CUBG telah menjadi anggota Badan Koordinasi Credit Union (BKCU) Kalimantan sehingga terdapat proteksi terhadap simpanan maupun pinjaman anggota, pertambahan anggota baru belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Demikian halnya, besaran pinjaman yang diambil oleh anggota belum mencapai titik ideal yang diperlukan agar CUBUG menghasilkan kinerja yang maksimal pada semua aspek.

Salah satu tempat pelayanan (TP) yang mengalami pertumbuhan yang pelan dan belum menunjukkan kinerja optimal secara menyeluruh adalah TP Bintaro. Dengan aset sebesar Rp14.729.512.765 pada pertengahan tahun 2020, jumlah anggota belum mencapai 1.000 orang. Pertumbuhan anggota baru yang lambat dan pemaanfaatan layanan pinjaman oleh anggota yang belum optimal membuat kinerja CUBG TP Bintaro belum memampu mencapai semua indikator pokok yang ditargetkan.

Banyak faktor yang dapat diduga sebagai penyebab permasalahan pertumbuhan yang lambat pada TP Bintaro, baik faktor-faktor eksternal maupun faktor-faktor internal. Faktor-faktor eksternal meliputi persaingan yang semakin ketat, baik dari lembaga-lembaga CU lain maupun dari bank maupun lembaga-lembaga keuangan non-bank. Selain itu, hal ini dsebabkan oleh terbatasnya pengenalan masyarakat terhadap CU. Dari dalam CU sendiri faktor strategi bersaing merupakan salah satu kendala penting. Strategi bersaing yang ada belum secara eksplisit menunjukkan adanya pilihan strategi bersaing yang tegas pada level bisnis, dalama hal ini pada level TP Bintaro. Selain itu, keselarasan strategi bisnis pada level TP Bintaro dengan strategi korporasi yang dikumandangkan oleh Pengurus di Kantor Pusat belum optimal.

(7)

Berdasarkan latar belakang tersebut, dipandang perlu ada penegasan kembali strategi atas alternatif strategi bersaing pada level bisnis dari TP Bintaro. Dengan menggunakan model strategi generik dari Poter (1980), manakah alternatif yang paling cocok bagi TP Bintaro: strategi diferensiasi, strategi keunggulan biaya, atau strategi fokus?

1.2 Tujuan Pelatihan

Pelatihan tentang alternatif strategi bisnis bagi CUBG TP Bintaro dilaksanakan dengan tujuan-tujuan berikut ini:

1. Manajemen Kantor TP Bintaro mampu meningkatkan kapabilitas pengembangan strategi bisnis sehingga dapat dihasilkan strategi yang lebih mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh CUBG TP Bintaro.

2. Manajemen Kantor TP Bintaro mampu mengembangkan kemampuan untuk membangun keselarasan strategi bisnis pada level TP Bintaro dengan strategi pada level Kantor Pusat. 1.3 Manfaat Pelatihan

Manfat pelatihan bagi Manajemen Kantor CUBG TP Bintaro:

1. Terjadi pengembangana wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang strategi bisnis yang diakses melalui keterlibatan dosen dari perguruan tinggi dalam kegiatan pelatihan. 2. Pimpinan dan staf Manajemen Kantor CUBG TP Bintaro memperoleh kesempatan untuk

berdialog dan merefleksikan strategi bisnis yang selama ini diterapkan sehingga dapat diperoleh pembelajaran untuk pengembangan di masa yang akan datang.

BAB II

PELAKSANAAN PELATIHAN

2.1 Waktu Pelatihan:

Pelatihan dilakukan pada bulan Juli 2020.

2.2 Tempat Pelatihan:

Pelatihan dilakukan di Kantor Manajemen TP Bintaro dan juga melalui pemanfaatan media

elektronik dan media social. Materi pelatihan diberikan melalui internet. Koordinasi dan

komunikasi tentang pelatihan dilakukan juga melalui media WhatsApp.

2.2 Peserta:

Peserta pelatihan terdiri dari:

1. Kepala Kantor: 1 orang.

2. Staff Kantor: 3 orang.

2.3 Metode:

Dalam pelatihan ini digunakan metode ceramah, diskusi, dan dialog. Ceramah diberikan

pada sesi awal, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan dialog. Pada akhir pelatihan

ditampilkan butir-butir kesimpulan yang dihasilkan bersama dalam kegiatan diskusi dan

dialog.

(8)

Materi yang diberikan adalah bahan-bahan bacaan tentang konsep strategi generik dari

Porter (1990). Sementara itu, konsep penyelarasan strategi diambil dari konsep Kaplan &

Norton (2004) tentang Stratey Maps. Materi dalam bentuk slide poweroint diberikan

melalui e-mail 2 minggu sebelum pertemuan untuk pembahasan bersama. Materi

pembelajaran dijadikan lampiran dari Laporan ini.

BAB III

BAB III TEMUAN-TEMUAN DALAM PELATIHAN

1. Alternatif Strategi Bisnis

Kondisi CUBG TP Bintaro telah dianalisis berdasarkan kecocokannya dengan konsep

strategi generic dari Porter (1980), yaitu strategi keunggulan biaya, diferensiasi, dan focus.

Strategi keunggulan biaya merupakan alternative strategi yang paling cocok bagi

pengembangan CUBG TP Bintaro. Hal ini dikonfirmasi oleh peserta dalam sesi diskusi dan

dialog. Dengan demikian, peningkatan jumlah anggota dan peningkatan jumlah pinjaman

beredar merupakan basis yg mutlak bagi penerapan strategi biaya rendah secara efektif.

Strategi diferensiasi tidak cocok karena keterbatasan-keterbatasan untuk diferensiasi

yang disebabkan oleh sifat layanan yang relative sama di semua CU dan layanan

simpan-pinjam pada umumnya. Selain itu, pembedaan dapat ditiru oleh pesaing dengan mudah.

Anggota CU pada umumnya lebih memerlukan layanan yang mudah dan terjangkau dari segi

biaya. Dengan demikian, strategi keunggulan biaya dapat diperkuat dengan pemberian

layanan-layanan yang lebih mudah sehingga terdapat nilai tambah relative bagi anggota.

Strategi focus tidak dapat diterapkan karena kebutuhan akan biaya yang besar untuk

adminsitrasi dan perlindungan di CU tidak dapat ditutup dengan jumlah anggota yang

terbatas. Karakteristik layanan simpan-pinjam yang diberikan oleh CUBG termasuk layanan

yang tidak mudah untuk mendapatkan harga premium dari kalangan terbatas. Karakteristik

anggota CU secara umum tidak mampu menjangkau harga layanan yang mahal.

2. Penyelerasan Strategi pada Level Bisnis dan Level Pusat

Strategi bisnis pada level TP Bintaro memerlukan penyelarasan (alignment) yang kuat

dengan strategi pada level Kantor Pusat dan arahan dari Pengurus CUBG. Ditemukan bahwa

proses penyusunan strategi dan rencana tahunan telah dilakukan dengan mekanisme

danprosedur yang memadukan pendekatan top-down dan bottom-up. Rancangan pokok

dibuat oleh Kantor Pusat dan Pengurus kemudian disosialisasikan kepada TP dan anggota

CUBG yang terpilih mengikuti Pra-RAT. Pendekatan bottom-up terjadi melalui pengajuan

program-program dari TP Bintaro kepada Kantor Pusat dan Pengurus, termasuk dengan

melibatkan anggota.

Permasalahan yang ada kalanya muncul adalah pengolahan dan finalisasi

program-program di Kantor Pusat setelah usulan-usulan dari TP Bintaro disampaikan. Pilihan-pilihan

prioritas dari Pengurus dapat mengabaikan poin-poin yang dipandang penting dan urgen

(9)

menurut Kantor TP Bintaro. Diidentifikasi kemungkinan factor kendala waktu dan gaya

pengambilan keputusan turut memengaruhi proses ini. Hal ini menimbulka kesadaran

tentang peningkatan komunikasi dan koordinasi yang terus-menerus di antara Kantor Pusat

dan Kantor TP Bintaro sehingga terjadi keselarasan yang lebih optimal.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini membantu Manajemen Kantor TP Bintaro

untuk memantapkan strategi biaya rendah sebaga pilihan yang paling memadai untuk

Pengembangan CUBG TP Bintaro. Pilihan ini akan berjalan lancet dan sukses jika terdapat

dukungan yang penuh dari Kantor Pusat, yaitu dari Pengurus. Penyelarasan strategi

antar-level merupakan tantangan yang perlu dihadapi dengan meningkatkan koordinasi dan

komunikasi, khususnya dalam proses perumusan strategi dan rencana kerja tahunan.

4.2 Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan strategi bisnis perlu dilanjutkan melalui kerjasama antara CUBG dengan

pihak Kampus sehingga terdapat pola pikr dan kemampuan yang sama di antara

unsur-unsur manajemen di semua tingkatan.

2. Pendekatan gaya pengambilan keputusan dalam penyusunan strategi dan rencana

kerja tahunan perlu disesuaikan dengan kebutuhan CUBG untuk menghasilkan strati

biaya rendah yang benar-benar efektif pada tingkat implementasi.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Porter, M. E. (1990). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New

York: Free Press.

Kaplan, R.S. & Norton, D. P. (2004). Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible Outcomes. New York: Harvard Business School Publishing Corporation.

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah yang berpotensi hujan lebat deras, petir dan angin kencang adalah Sumatera bagian selatan, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan,

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh kualitas layanan, kualitas produk, brand image

Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk

Sebagai langkah awal, luaran/output dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah anggaran tahunan setiap unit yang ada di STIE INABA dan Yayasan Indonesia Membangun dan

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi dan keberadaan era digital dengan seluruh peluangnya lebih mudah diadopsi oleh kalangan muda.Para pemuda sebagai

Berdasarkan justifikasi pengusul bersama pelatih cabang olahraga bulutangkis dan pencak silat, maka persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan adalah

[r]

Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah kerja dibersihkan lebih dahulu dari pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material