• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas 3

Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis

Terhadap Stakeholder

Ditulis Oleh : Rennys Amalia (134010155) Anita Setiawati (134010156) Iqbal Nurhaqsanni (134010132) 13 MJI

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Program Studi Manajemen

Jl. Tamansari No.6-8 Telp. (022) 4233646 Fax (022) 4208363 Bandung 40116 - Indonesia

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder”.

Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat menempuh tugas mata kuliah Etika Bisnis.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dikatakan baik dan sempurna, serta masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.

Proses penyusunan makalah ini tentunya banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama kepada Ibu DR. Hj. Erni R. Ernawan, S.E,. M.M., selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis, yang telah membimbing kami selama proses belajar didalam kelas, kami ucapkan terimakasih. Dan tidak lupa untuk teman-teman sejawatan diprodi manajemen Universitas Pasundan, terimakasih atas dorongannya.

Akhir kata kami berharap penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2016

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penelitian 2 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholde 3 2.2 Perusahaan sebagai Pelaku Bisnis 3

2.2.1 Memenuhi Legalitas 5

2.2.2 Mendengarakan Suara Hati 5

2.2.3 Perlakukan Orang Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan 5 2.2.4 Memikirkan Kepentingan Masa Depan 6

2.2.5 Memberikan yang Terbai bagi Orang Lain 6 2.2.6 Kembalikan Keimanan kepada Allah 6

2.3 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan) 6 2.3.1 Keamanan Produk 8

2.3.2 Pemasangan Iklan 8

2.4 Etika Perusahaan terhadap Pegawai (Karyawan) . 8 2.4.1 Keamanan Pegawai 9

2.4.2 Pengurangan Pegawai . 9

2.5 Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum 9 2.6 Etika Perusahaan terhadap Lingkungan 9

2.7 Kode Etik Bisnis 10 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 14 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Hubungan bisnis yang tidak beretika biasanya cenderung merugikan para stakeholder yang posisi tawarnya lemah di bisnis tersebut. Hal ini disebabkan, para profesional yang mengelola bisnis tersebut tidak memiliki integritas dan niat baik pada stakeholder secara keseluruhan. Pada dasarnyaa setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbeda, kecuali didalam semua stakeholder memiliki kebutuhan yang sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur, terbuka, penuh tanggungjawab, wajar, berkualitas dan adil.

Para pengelola bisnis seharusnya bersikap professional untuk memberikan yang terbaik untuk kepentingan para stakeholder. Seorang pendiri bisnis pasti bermaksud untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin untuk dirinya. Keuntungan yang maksimal ini sangat tergantung dari loyalitas stakeholder kepada perusahaan. Khususnya, pelanggan, pemasok dan karyawan.

Keberadaan stakeholderr merupakan bagian dari mata rantai bisnis yang hadir dengan beragam misi, target dan kepentingan. Dan untuk melayani semua kepentingan yang berbeda tersebut, para pengelola bisnis wajib menjalankan praktik bisnis berdasarkan etika bisnis yang berintegritas. Persoalan muncul pada saat pengelola bisnis memprioritaskan keinginan dan tujuan dari para pemegang saham mayoritas. Mengingat kebutuhan pemegang saham mayoritas sangat kuat untuk memberi perintah pada manajemen secara langsung, sedangkan stakeholder diluar shareholder adalah kepentingan yang tidak dapat langsung memiliki pengaruh pada manajemen.

1.2 Rumusan Masalah

Hubungan harmonis antara stakeholder adalah sebuah obsesi yang wajin diwujudkan oleh para pengelola bisnis dan harus menjadi komitmen untuk menjaga kepentingan dari para stakeholder dalam sebuah lingkaran bisnis yang harmonis dan seimbang.

Untuk mengetahui keseimbangan yang harmonis dan seimbang, kita akan membahas hubungan stakeholder dengan perusahaan.

(5)

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian stakeholder dalam etika bisnis

2. Menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan perusahaan/organisasi bisnis

3. Menjelaskan harmonisasi keselarasan antara kepentingan perusahaan dan stakeholder

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder

Para manajer dalam dunia bisnis, dihadapkan secara moral penuh dengan tanggung jawab yang beragam, bahkan sering saling bertentangan. Kewajiban manajer lebih luas dari sekadar kepada para pemilik modal. Dan yang menarik, tanggung jawab dan kewajiban moral ini tidak hanya menyangkut dan berintikan keuntungan finansial dan hanya tertuju kepada stakeholders. Karena sebagai manusia dan warga masyarakat, para pemegang saham punya sekian banyak kepentingan lain lebih dari sekedar uang belaka, tetapi mereka juga memiliki kepentingan seperti menciptakan sebuah sistem sosial moral yang baik tertib dan aman.

2.2 Perusahaan sebagai Pelaku Bisnis

Beberapa etika yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan dan diperkirakan berpengaruh positif dalam menjaga pertumbuhan dan keberhasilan bisnis adalah:

1. Menawarkan kebahagiaan kepada segenap pemangku kepentingan dari bisnis yang dijalankan

2. Memberi imbalan kepada karyawan untuk menunjang kualitas kehidupannya yang lebih baik di luar gaji yang merupakan haknya, sehingga pekerjaan menjadi aktivitas yang menyenangkan dan memuaskan.

3. Mengapresiasikan perusahaan yang memperjuangkan harapan kebahagiaan bagi banyak orang.

4. Mewujudkan budaya-budaya yang bernilai luhur dengan menyediakan sumber daya yang memadai dan menentukan tujuan secara jelas guna membantu mengatasi rintangan yang dihadapi.

5. Peningkatan kualitas material dan spiritual masyarakat dan menawarkan seperangkat tujuan untuk menyalurkan potensi sumber daya masyarakat.

(7)

6. Menawarkan kepada karyawan dan partisipan bisnis, nilai-nilai kenyamanan, kegairahan, dan kesejahteraan.

7. Mendedikasikan diri melalui usaha bisnisnya bagi kepentingan kesejahteraan bersama.

8. Perusahaan dan personal dalam perusahaan tidak mendefinisikan diri dan organisasinya sebagai mesin penyedot uang yang hanya fokus untuk memuaskan hasrat yang terus meningkat dan cenderung memaksakan keuntungan dalam jangka pendek.

9. Keyakinan akan keberadaan usaha bisnis yang dapat memberi manfaat dan nilai-nilai bagi anggota organisasi dan masyarakat.

10.Menawarkan kepada karyawan dan anggota keluarganya harapan masa depan dan secara aktif berpartisipasi dalam membangun masa depan mereka yang lebih baik.

11. Membina hubungan impersonal antara pemilik dengan perusahaan dan mendistribusikan keuntungan yang diperoleh secara adil dan proporsional. 12.Kepedulian pebisnis dalam mengemban nilai-nilai luhur dan menghormati

pandangan jangka panjang. 13.

14.Untuk mendapatkan bagaimana sebaiknya tanggung jawab etika dapat dilaksanakan dengan sepenuh hati dan dilandaskan rasa ketulusan dari lubuk hati yang paling dalam, pelaku bisnis perlu menjawab beberapa pertanyaan antara lain:

a. Apakah pada setiap pribadi pelaku bisnis dan organisasinya memang harus mengemban tanggung jawab etika atau moral pada setiap langkah bisnisnya. b. Sejauh mana ruang lingkup tanggung jawab etika yang harus diemban

perusahaan.

c. Apakah perusahaan perlu membatasi tanggung jawab etika itu hanya sebatas kegiatan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan saja atau kegiatan lain yang lebih besar untuk kepentingan masyarakat secara lebih luas.

d. Bagaimanakah tanggung jawab etika itu dapat dioperasionalisasikan oleh setiap pelaku bisnis dan perusahaan.

15.Membangun bisnis yang beretika harus dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya penerapan nilai moral dalam setiap bisnis dan rujukan keteladanan baik

(8)

16.personal maupun kelembagaan bisnis yang sukses. Untuk menjalankan bisnis yang berdasarkan etika, perlu diperhatikan 6 (enam) langkah dalam membangun etika bisnis, yakni:

1. Memenuhi legalitas, mendengar suara hati

2. Perlakuan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan 3. Perlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan 4. Memikirkan kepentingan masa depan

5. Memberikan yang terbaik bagi orang lain dan 6. Kembalikan keimanan kepada Allah

17.2.2.1 Memenuhi Legalitas

18.Perilaku pebisnis beretika adalah bersedia memenuhi dan mematuhi segala sesuatu yang merupakan aturan-aturan yang berlaku dimana operasi bisnisnya dijalankan. Untuk tidak dapat merugikan orang lain, pebisnis salah satunya dapat merujuk kepada Undang-undang no 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di Indonesia, Undang-undang anti KKN, dan Undang-undang hak paten dan hukum-hukum bisnis yang berlaku lainnya.

19.2.2.2 Mendengarakan Suara Hati

20.Penyelenggaraan bisnis yang beretika selalu bersandar pada suara hati yang suci dan murni. Hati yang suci tidak pernah menyuruh orang membuat sesuatu yang melanggar etika.

21.2.2.3 Perlakukan Orang Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan

22.Memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain atau permintaan pasar adalah initi dari kegiatan bisnis yang etis. Bisnis yang sukses akan selalu berupaya memuaskan orang lain dan melalui kepuasan orang lain itulah dia mendapatkan keuntungan yang layak atas investasi dan pelayanannya. Pada keadaan yang etis pebisnis harus menempatkan diri bagaimana sekiranya dia menjadi pelanggan, mitra atau karyawan.

(9)

23.2.2.4 Memikirkan Kepentingan Masa Depan

24.Penyandang profesi pebisnis harus merumuskan dan menetapkan visi bisnis dan pribadinya dengan berpandangan jauh ke depan atau berwawasan jangka panjang. Visi yang jauh ke depan adalah sebuah bisi yang bukan hanya memikirkan kepentingan saat ini, melainkan mempertimbangkan kepentingan masa depan, dengen mengedepankan etika dan moralitas berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya yang bersumber dari filsafat, pengalaman budaya, hukum dan ajaran agama serta hati sanubarinya.

25.2.2.5 Memberikan yang Terbai bagi Orang Lain

26.Secara moral setiap pelaku bisnis pantas berorientasi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat dan kegunaan serta pelayanan yang terbaik bagi orang lain terutama pelanggannya. Dalam ajaran filsafat utilitarisme, perusahaan harus menawarkan ke pasar atau masyarakat tidak saja produk yang bermanfaat tetapi memberi manfaat kepada sebanyak mungkin orang.

27.2.2.6 Kembalikan Keimanan kepada Allah

28.Pebisnis atau siapapun secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan bisnis harus menyadari akan nilai-nilai Ilahiah. Pebisnis yang mengakui adanya Allah dan menempatkan diri sebagai khalifatullah bidang bisnis tidak akan melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam aplikasi usaha bisnisnya, melakukan kejahatan bisnis dan hal-hal yang dapat membawa mudharat kepada manusia sebagai makhluk Tuhan di bumi.

29.2.3 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan)

30.Konsumen atau pelanggan adalah pembeli produk perusahaan dan karenanya dibantu dan dikurangi. Pihak perusahaan atau siapapun dapat membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen, tetapi melakukannya dalam upaya membantu pelanggan membeli secara bijaksana. Perusahaan harus bertanggung jawab dalam hal-hal berikut :

1. Memberikan suatu produk atau jasa dengan kualitas terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

(10)

2. Memberikan perlakuan yang adil (tidak diskriminatif) dalam setiap transaksi, termasuk ganti rugi bilamana pelanggan dirugikan oleh perusahaan.

3. Memelihara dan memajukan kepedulian akan kesehatan dan lingkungan konsumen secara sehat dengan menawarkan produk yang sehat dan bermanfaat.

4. Dalam hal melakukan promosi produk perusahaan harus mencerminkan sikap tanggap dan hormat pada martabat konsumen sebagai manusia.

5. Menghormati integritas kultur yang berlaku pada diri (perilaku) konsumen yang menjadi pelanggan perusahaan.

6. Untuk menjamin kesejahteraan, pelaku usaha harus menggunakan dasar persaingan usaha bebas (free enterprise economy) yang menjamin hak konsumen mauoun untuk membuat pilihan yang terinformasu dan tidak terbentuk dari suatu konsumen alternatif.

7. Kerangka perlindungan konsumen sebagaimana kita ketahui sekarang ini dibentuk selam pemerintah Kennedy. Di dalam pidatonya didepan kongres mengenai konsumen pada tahun 1962, Presiden Kennedy menggambarkan 4 hak konsumen. Keempat hak yang digambarkann meliputi hak atas keamanan, hak untuk didengar, hak untuk memilih dan hak untuk mendapat informasi. Pesan dan perundang-undangan yang dihasilkan sebagai dasar untuk gerakan konsumen sekarang ini.

8. Menurut sebagian orang, produk dan jasa harus diproduksi dan disampaikan menurut teori “Berhati-hati sebagaimana mestinya” teori ini menetapkan bahwa “Berhati-hati sebagaimana mestinya” meliputi :

1. Desain produk dan jasa harus memenuhi semua peraturan dan ketentuan pemerintah dan aman dibawa semua kondisi yang dapat diramalkan, termasuk pemakaian yang salah (penyalahgunaan) oleh konsumen.

2. Bahan baku harus sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh pemerintah dan cukup bertahan untuk pemakaian yang layak.

3. Produksi produk-produk harus dibuat tanpa cacat.

4. Pengawasan mutu produk harus diperikasa secara teratur.

(11)

6. Para pengusaha harus mempunyai sistem untuk mengingat produk-produk yang ternyata membahayakan pada suatu waktu setelah pembuatan dan penyaluran.

7. 2.3.1 Keamanan Produk

8. Kewajiban etis utama dari setiap organisasi adalah untuk memproduksi produk atau jasa yang bermutu. Dan sama jelasnya, tak ada yang menyebabkan tidak berjalan dengan cepat daripada menawarkan suatu produk yang berbahaya, diproduksi dengan kurang baik atau kurang bermutu. 9. 2.3.2 Pemasangan Iklan

10.Masalah etika didalam pemasangan iklan kurang diperharikan dan produsen terkesan kurang bertanggungjawab terhadap isi iklan tersebut, sehingga seringkali mengabaikan dampak iklan tersebut terutama terhadap anak-anak. 11. 2.4 Etika Perusahaan terhadap Pegawai (Karyawan)

12.Karyawan adalah aset yang sangat penting dalam organisasi.Kedudukan karyawan dalam perusahaan adalah sebagai sumber daya yang tidak dapat diganti oleh faktor produksi lainnya. Beberapa tanggung jawab perusahaan kepada karyawannya :

1. Lapangan kerja dan kompensasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pada karyawannya

2. Kondisi dan tempat kerja 3. Kelancaran komunikasi

4. Transparansi terhadap prestasi yang dihasilkan 5. Merespon secara aktif setiap saran dan kritik

6. Memberikan perlindungan yang beik terhadap kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja karyawan

7. Memberikan dorongan yang konstruktif bagi pengembangan dan kemampuan keahlian

8. Tanggap terhadap peningkatan pengangguran pada setiap keputusan yang dilakukan perusahaan.

13. 14.

(12)

15.2.4.1 Keamanan Pegawai

16.Hak pegawai yang paling mendasar adalah bekerja tanpa mengalami kecelakaan. Pada tahun 1970-an Occupational Safety and Healty

Administration dibentuk dalam usaha untuk melindungi para pekerja terhadap

kerugian yang mungkin terjadi, dan menjamin bahwa para pegawai mendapat informasi tentang bahaya industri pekerjaan mereka.

17.2.4.2 Pengurangan Pegawai

18.Pengurangan pegawai atau pemberhentian sementara dapat disebabkan karena banyak bisnis termasuk depresi ekonomi, keinginan untuk mengkonsolidasi operasi dan jumlah tujuan perusahaan yang tidak terpenuhi. Organisasi mungkin mempunyai hak untuk menekan jumlah tenaga kerja sampai jumlah tertentu, tetapi mereka mempunyai tanggungjawab untuk merekrut atau memecat secara bertanggungjawab.

19.2.5 Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum

20.Masyarakat (komunitas) umum harus menjadi pertimbangan dalam setiap rumusan kebijakan perusahaan. Sebuah perusahaan baru dianggap bermakna bilamana mampu memberikan manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada masyarakat. Karena perusahaan harus bertanggungjawab kepada masyarakat dalam beberapa hal atau kegiatan berikut :

1. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

responsibility)

2. Sebagai partner (mitra) kerja dalam hubungan dengan pemasok dan permintaan yang saling dibutuhkan

3. Mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang. 21.2.6 Etika Perusahaan terhadap Lingkungan

22.Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bai individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih

(13)

lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan umat manusia

(14)

23.serta makhluk hidup lainnya. Tujuan etika lingkungan adalah untuk melindungi lingkungan, udara, air, bumi dari kegiatan bisnis dan individu.

24.2.7 Kode Etik Bisnis

25.Menurut Rosita Noer (1995) menyatakan bahwa mencari panduan bagi penerapan etika bisnis di Indonesia tidaklah sulit. Sebab pada dasarnya setiap perilaku manusia Indonesia haruslah mengacu pada pengamalan Pancasila, yang operasionalisasinya tertata pada tata perundangan dibawahnya.

26.Selain nilai-nilai dasar negara untuk membuat kode etik ini ada baiknya kita membandingkan dengan prinsip-prinsip etika bisnis yang sudah dirumuskan ke dalam kode etik sederhana.

27.Kode etik yang ditujukan untuk stakeholder terdapat pada pasal 3, sebagai berikut :

28.Pasal 3. Prinsip-prinsip Stakeholder (1) Pelanggan

29.Beberapa hal yang harus dilakuka perusahaan sebagai wujud tanggung jawabnya kepada pelanggan :

a. Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka.

b. Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang baik dan memperbaiki ketidakpuasan mereka.

c. Membuat setiap usaha menjamin bahwa kesehatan dan keselamatan pelanggan demikian juga kualitas lingkungan mereka akan dijaga keberlangsungan dan ditingkatkan dengan produk dan jasa perusahaan. d. Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,

memasarkan dan mengiklankan produk e. Menghormati integritas budaya pelanggan (2) Pekerja

30.Pimpinan pekerja perusahaan mempunyai tanggungjawab :

a. Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan mereka

(15)

c. Bersikap jujur dalam berkomunikasi dengan pekerja dan terbuka dalam memberikan informasi

d. Berseedia mendengarkan dan sejauh mungkin bertindak atas saran, gagasan, permintaan dan keluhan pekerja

e. Mengajak bermusyawarah apabila terjadi konflik

f. Menghindari praktik diskriminasi dan menjamin perlakuan dan kesempatan yang sama pada pekerja sekelipun berbeda gender, usia, suku dan agama

g. Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja dapat sungguh-sungguh bermanfaat

h. Melindungi pekerja dari kemungkinan terkena penyakit dan kecelakaan di tempat kerja.

i. Mendorong dan membantu pekerja dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan dapat dialihkan

j. Tanggap terhadap masalah pengangguran dalam pembuatan keputusan bisnis dan bekerjasama dengan pemerintah, serikat pekerja dan pihak-pihak lain untuk menangani masalah ini.

(3) Pemegang Saham

k. Pengelola bisnis memiliki beberapa tanggungjawab sebagai penghormatan atas kepercayaan mengelola bisnisnya :

a. Menetapkan manajemen yang professional dan tekun guna memperoleh keuntungan yang wajar dan kompetitif atas modal yang telah ditanamkan. b. Memperlihatkan informasi yang relevan kepada investor mengenai

masalah tuntutan-tuntutan legal dan hambatan persaingan. c. Menghemat, melindungi dan menumbuhkan aset-aset investor d. Menghormati permintaan, saran, keluhan dan solusi dari investor. (4) Pemasok

l. Hubungan perusahaan dengan pemasok dan subkontraktor harus didasarkan pada sikap saling menghormati. Ia memiliki tanggungjawab untuk :

a. Mengusahakan terwujudnya prinsip keadilan dan kejujuran dalam semua aktivitas baik dalam menetapkan harga licensing, dan hak-hak untuk menjual.

b. Menjamin bahwa aktivitas bisnis perusahaan terbebas dari segala bentuk pemaksaan dan proses yuridis yang tidak perlu

(16)

c. Membantu terciptanya stabilitas hubungan jangka panjang dengan pemasok dalam bentuk pengambilan, keuntungan secara wajar, terjaganya kualitas, kontinuitas dan kompetitif bahan baku.

d. Berbagi informasi dengan pemasok dan melibatkan mereka ke dalam perencanaan perusahaan

e. Membayar pemasok tepat pada waktunya dan sesuai dengan persetujuan perdagangan mereka.

f. Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok dan subkontraktor yang menghormati martabat mereka.

(5) Pesaing

g. Persaingan ekonomi secara wajar merupakan suatu tuntutan dasar bagi bertumbuhnya kesejahteraan bangsa-bangsa. Karena itu setiap perusahaan harus menghormati persaingan dan memiliki tanggungjawab untuk :

a. Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan dan investasi

b. Mengembangkan perilaku yang bersaing yang menguntungkan secara sosial dan lingkungan serta mengembangkan sikap saling menghormati diantara sesama pesaing.

c. Menghindarkan dari pemberian gaji atau hadiah yang dapat dipertanyakan untuk menjamin keuntungan yang kompetitif

d. Menghormati hak cipta dan hak paten

e. Menolak untuk mencuri gagasan baik untuk inovasi maupun penciptaan produk.

(6) Masyarakat

h. Perusahaan mempunyai tanggungjawab kepada masyarakat dimana bisnis berpotensi untuk :

a. Menghormati hak asasi manusia dan lembaga-lembaga demokrasi dan mengembangkan pelaksanaannya.

b. Mengakui kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat serta mendukung kebujakan dan pelaksanaan publik yang bertujuan untuk mengembangkan manusia melalui hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan bagian-bagian masyarakat.

c. Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan standar kesehatan, pendidikan dan keselamatan di tempat kerja dan kesejahteraan ekonomi.

(17)

d. Mengembangkan dan merangsang pembangunan berkelanjutan dan memainkan peran dalam memelihara dan meningkatkan lingkungan fisik dan konservasi sumber daya tanah.

e. Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dan keutuhan sosial.

f. Menghormati keutuhan budaya lokal. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t. u. v. w.

(18)

x. BAB III

y. PENUTUP

z. 3.1 Kesimpulan

aa. Pada umumnya stakeholder biasanya diartikan sebagai orang yang akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang akan merasakan dampak signifikan dari penggunanya. Stakeholder ini biasanya berupa orang yang memiliki sebuah proses, orang yang kegiatannya mempengaruhi sebuah proses, atau orang yang harus berinteraksi dengan sebuah atau sekumpulan proses. Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholdder mengalami dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive) menjadi rekatif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive) dan akhirnya menjaddi interaktif (interactive). Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang memounyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama bila proyek-proyek ini bertujuan mempengaruhi kebijakan.

ab. 3.2 Saran

ac. Dalam bisnis harus memutuskan apa yang benar dan yang salah. Seorang harus memiliki tanggungjawab yang besar kepada pelanggan, karyawan, investor, dan masyarakat sekitar. Dan pemerintah harus membentuk hukuman kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran dalam etika bisnis.

ad. ae. af. ag.

(19)

ah.DAFTAR PUSTAKA

ai. DR.Hj.Erni R. Ernawan, S.E.,M.M.,2011, “Business Ethics”, Bandung, Penerbit ALFABETA, cv

aj. http://zufasupriyadi.wordpress.com/2014/05/25/hubungan-stakeholder-dengan-organisasi-perusahaan/

ak.http://laila-oktavia.blogspot.co.id/2014/10/etika-dalam-bisnis.html al.

Referensi

Dokumen terkait

terhadap usaha yang dikelola oleh calon debiturnya dengan cara yang cukup efektif yaitu dengan mengetahui penghasilan calon debiturnya tersebut. c) Capital (modal),

Kesediaan memenuhi kewajiban pajak dapat dilihat dari pembelajaran dan pemahaman WP tentang peraturan perpajakan, persepsi WP tentang efektifitas perpajakan dan

 Waktu untuk pembuatan letter of credit (LC).  Waktu yang diperlukan supplier untuk membuat atau menyiapkan barang.  Waktu pengepakan untuk pengiriman.  Waktu pengiriman

Efek Utama dan Efek Moderasi Variables Entered/Removed b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 AbsX2_X3, Zscore: Motivasi Belajar, AbsX1_X3, Zscore:

Penelitian ini difokuskan pada tiga hal yaitu: (1) menemukan ciri-ciri musikal lagu gedé; (2) menunjukkan perbedaan relasi musikal antara lagu gedé dengan

Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam bekerjasama dengan berbagai institusi merencanakan untuk melaksanakan eksplorasi buah dipterokarpa saat panen raya yang diprediksi akan

• Kortikoseroid pada pasien dengan usia lanjut ARDS / ALI atau fase fibroproliferatif, yaitu pasien dengan hipoksemia berat yang persisten, pada atau sekitar hari

Bagi pemerintah kabupaten/kota data pendidikan jasmani dan olahraga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan terutama bagi