• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI RISET BASED LEARNING DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Hafsah, SE, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI RISET BASED LEARNING DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Hafsah, SE, M.Si"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

IMPLEMENTASI RISET BASED LEARNING DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Hafsah, SE, M.Si Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jln Kapten Mukhtasr Basri No. 3 Medan 20238

Telp.: 061 6619056, 6622400 Ext. 106 & 108 Fax. 061 6625474-6631003 e-mail : h_santigar@yahoo.com

Abstrak

Masih rendahnya model pembelajaran yang berbasis riset dapat dilihat dari kurikulum yang diberikan kepada mahasiswa program pascasarjana, yang mana perkuliahan dilaksanakan sebanyak tiga semester, dan hanya pada semester tiga dilakukan pendekatan riset pada beberapa matakuliah yang diberikan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar yang merupakan salah satu faktor turut mendukung keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar. Pemilihan model pembelajaran dengan melakukan riset pada setiap mata kuliah yang diberikan yaitu untuk meningkatkan wawasan, mengikuti perkembangan tentang isu-isu yang berkaitan dengan materi kuliah yang tentunya akan meningkatkan kualitas mahasilswa yang dihasilkan tentunya nantinya mampu untuk bersaing dan dapat diterima di dunia kerja atau mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Penelitian diharapkan berguna untuk pengembangan program studi ke arah yang lebih baik. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis riset dalam pelaksanaan perkuliahan seperti melakukan kegiatan penelitian, studi banding, seminar, workshop, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan topik mata kuliah yang diberikan. Dengan model pembelajaran berbasis riset ini diharapkan akan membentuk budaya dan komitmen yang kuat serta memberikan hasil yang baik kepada semua pihak.

Kata kunci: Metode Pembelajaran, Riset Based Learning. Abstract

The low research-based learning model can be seen from the curriculum given to graduate students. which lectures conducted three semesters, and only

the third semester conducted research approach in some subjects given. This study aims to improve the learning model used in the learning process is one of the factors that contribute to the success of the teaching and learning process. Selection model of learning by doing research on any given subject is to increase insight, follow developments on issues related to the course material, which would certainly improve the quality of the resulting mahasilswa certainly will be able to compete and be accepted in the world of work or capable of creating jobs.

Research is expected to be useful for the development of a course towards better. By applying research-based learning model in the implementation of lectures such as conducting research, comparative studies, seminars, workshops,

(4)

whose implementation tailored to the courses given. With research-based learning model is expected to establish a culture and a strong commitment and give good results to all parties.

Keywords: Learning Methods, Rised Based Learning

PENDAHULUAN

Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar pada suatu perguruan tinggi. Untuk itu program studi sebagai pengelolaan kegiatan pendidikan harus mendayagunakan sumberdaya secara efektif dan efisien dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran dan harus sigap dalam mengidentifikasi keadaan untuk kemajuan perguruan tinggi tersebut.

Mahasiswa di perguruan tinggi telah melalui proses pendidikan formal yang panjang, pendidikan dari sekolah dasar sampai atas umumnya lebih monoton dan kecenderungannya guru adalah pusat informasi (teacher center). Oleh karena di tingkat perguruan tinggi dosen dituntut lebih kreatif dan inovatif, mahasiswa dapat dianggap sebagai orang dewasa, mereka bukanlah sebagai objek belajar tetapi subjek belajar, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan pun haruslah kreatif, menyenangkan, dan memotivasi mahasiswa serta menghargai setiap pendapat mereka. Hasil penelitian menyatakan bahwa kesulitan dan kegagalan mahasiswa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal mencakup diri mahasiswa, fasilitas, kurikulum, sumber belajar dan kemampuan dosen dalam membelajarkan mahasiswa (Ni Made Suci, 2008).

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti termotivasi melakukan penelitian pengembangan model pembelajaran orang dewasa dengan setiap mata kuliah yang akan diikuti mahasiswa mereka akan melakukan pendekatan riset dengan membandingkan teori yang ada kepada prakteknya dilapangan. Mengingat, orang dewasa suka pembelajaran praktis dan berpusat pada masalah, suka pembelajaran yang mengintegrasikan informasi baru dengan pengalaman mereka dan suka pembelajaran yang menunjukkan perhatian secara individual (Jeperis Nahampun, 2009). Maka penyusunan model pembelajaran berbasis riset diharapkan akan membantu dosen dan mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk menjalankan serta mengikuti mata kuliah yang diberikan dan akan bermanfaat bagi program studi kepada mahasiswa yang dihasilkan kelak.

Komponen penting dalam pembelajaran di perguruan tinggi adalah mahasiswa (student), dosen (teacher), dan Kurikulum (curriculum) (Wijaya, 2008). Untuk memperoleh hasil yang maksimum keterpaduan antara ketiga komponen tersebut hendaknya sejalan dan harus disusun strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dosen sebagai motivator pembelajaran mahasiswanya hendaknya mampu menciptakan keadaan kelas yang kondusif, menarik minat belajar dan mengembangkan bakat dari mahasiswa. Temuan Ni Made Suci (2008) dalam penelitian pembelajaran Teori Akuntansi mengungkapkan bahwa metode ceramah yang dipergunakan menyebabkan mahasiswa terpaku mendengarkan cerita dan merasa bosan. Permasalahan rendahnya kualitas siswa (kognitif, apektif dan psikomotorik) kadang diletakkan

(5)

pada siswa/subjek didik padahal, posisi dan peran dosen sangat menentukan keberhasilan subjek didik (Dadan Ramdhan,2008).

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan mengimplementasikan suatu model pembelajran yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Pendekatan apapun yang digunakan harus mendudukkan mahasiswa sebagai pusat perhatian dan peran dosen sebagai fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan interaksi dengan materi pelajaran, teman, narasumber dan sumber belajar lainnya. Selanjutnya mahasiswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang diperolehnya.( Ni Made Suci, 2008)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi riset based learning dalam meningkatkan wawasan dan pengembangan ilmu serta kemandirian mahasiswa.

2. Apakah dengan mengimplementasikan riset based learning dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa?

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan wawasan dan pengembangan ilmu serta kemandirian mahasiswa dalam perkuliahan khususnya pada program studi magister akuntansi dengan implementasi riset based learning.

2. Untuk membangun pemahaman mahasiswa agar lebih kreatif, yakni pembelajaran sebagai proses interaksi sosial dan akan bermakna jika dilalui dengan pengalaman nyata yaitu dengan melakukan riset ke lapangan yang berkaitan dengan materi mata kuliah yang didapat

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa melalui implementasi riset based learning.

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi program studi magister akuntansi untuk melakukan penekanan kepada model pembelajaran yang berbasis riset bagi semua dosen pengasuh mata kuliah. Dosen dan mahasiswa haruslah memiliki komitmen untuk sama sama memiliki tanggungjawab dalam menjalankan perkuliahan dan menggali isu isu yang berkaitan dengan topik matakuliah yaqng diberikan. sehingga akan menghasilkan kualitas lulusan dari program studi magister akuntansi.

KAJIAN TEORI

1. Tinjauan Umum Pembelajaran Berbasis Riset

Dalam pengamatan pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemui permasalahan berkenaan dengan kualitas pembelajaran p. Kualitas pembelajaran salah satunya ditunjukkan oleh masih kurang memadainya fasilitas yang ada, misalnya ketersediaan wifi sebagai salah satu sumber belajar yang masih dibatasi dengan penggunaan pasword sehingga mahasiswa tidak dengan mudah melakukan

searching, rujukan referensi yang disediakan oleh program studi masih kurang,

dan kurang kreatif dalam pelaksanaan perkuliahan yang masih mengikuti budaya konvensional.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

(6)

dan pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 232). Perkembangan metode dan model pembelajaran sebenarnya sudah menunjukkan kemajuan dan sangat beragam, hanya saja masih belum diikuti dengan praktek di lapangan agar lebih efektif. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih konvensional, pengajar banyak ceramah (telling method) dan kurang membantu pengembangan aktivitas peserta belajar. Pengajar yang berorientasi pada pencapaian hasil melalui prestasi (nilai yang memuaskan dan kemampuan teruji) melakukan penelitian merupakan tindakan ilmiah yang baik bagi seorang pengajar untuk mengembangkan diri (Riwayat Attubani, 2008)

Pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2009) mempunyai dua karakteristik, pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Dosen sebagai motivator dan fasilitator harus menemukan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dari mahasiswa yang dihadapinya.

2. Model Pembelajaran Berbasis Riset

Model pembelajaran di perguruan tinggi (PT) di Indonesia harus dilakukan pembaharuan. Mahasiswa harus ditempatkan sebagai pusat belajar yang secara aktif di kelas menyampaikan gagasan atau ide serta argumentasi, mengomentari sebuah topik atau materi kuliah yang disampaikan (mukh.Arifin. 2008). Dengan keaktifan mahasiswa terhadap topik yang disampaikan tentunya dosen harus lebih inovatif untuk mengkaitkan topik tersebut dengan keadaan nyata di kehidupan sehari-hari, dan perlulah dilakukan riset untuk membandingkan apakah teori yang ada sesuai dengan prakteknya di lapangan.

Pembelajaran berbasis riset (PBR) merupakan salah satu metode student-

centered learning (SCL) yang mengintegrasikan riset di dalam proses

pembelajaran. PBR bersifat multifaset yang mengacu kepada berbagai macam metode pembelajaran. PBR memberi peluang/kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari informasi, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan atas data yang sudah tersusun; dalam aktivitas ini berlaku pembelajaran dengan pendekatan “learning by doing”. (UGM 2010). Oleh karena itu, PBR membuka peluang bagi pengembangan metode pembelajaran, antara lain:

a. pembaharuan pembelajaran (pengayaan kurikulum) dengan mengintegrasikan hasil riset,

b. partisipasi aktif mahasiswa di dalam pelaksanaan riset, c. pembelajaran dengan menggunakan instrumen riset, dan

d. pengembangan konteks riset secara inklusif (mahasiswa mempelajari prosedur dan hasil riset untuk memahami selu-beluk sintesis).

Beberapa model PBR dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik kajian ilmu serta kondisi fasilitas yang tersedia di satuan pendidikan yang bersangkutan. Strategi penerapan PBR sebaiknya benar-benar dipertimbangkan agar pelaksanaan PBR efektif dan tujuan PBR tercapai.

Berikut beberapa strategi dalam memadukan pembelajaran dan riset yang secara empirik dikembangkan:

(7)

a. Memperkaya bahan ajar dengan hasil penelitian dosen Pada proses pembelajaran ini hasil penelitian dosen digunakan untuk memperkaya bahan ajar. Dosen dapat memaparkan hasil penelitiannya sebagai contohnyata dalam perkuliahan, yang diharapkan dapat berfungsimembantu peserta didik dalam m

b. mahami ide, konsep, dan teori penelitian. Dalam kegiatan ini nilai, etika, dan praktik penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan dapat disampaikan untuk memberikan inspirasi kepada mahasiswa.

Dari program studi hendaknya perlu melakukan perubahan model pembelajaran yang konvensional selama ini dengan model pembelajaran berbasis riset, agar menghasilkan keluaran lulusan yang lebih berkualitas. Untuk itu perubahan yang harus dilalukakan dari program studi adalah memperbaharui kurikulum yang ada menuju kurikulum yang berbasis riset yang tentunya akan dijalankan oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Pada pendidikan lanjutan dari Strata 1 ke Strata 2, model pembelajaran hendaknya lebih berkembang, dari yang sebelumnya model ceramah, mengerjakan kasus atau tugas-tugas kelompok, serta pelaksanaan kuis hendaknya pembelajaran berkelanjutan ke pada pendekatan riset. Pembelajaran berbasis riset bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, pengembangan wawasan dan evaluasi serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan.

Menurut Diah Tri W (2010) pembelajaran berbasis riset merupakan salah satu metode student-centered learning (SCL) yang mengintegrasikan riset di dalam proses pembelajaran. Beberpa model pembelajaran berbasis riset antara lain:

a. Memperkaya bahan ajar dengan hasil penelitian dosen

b. Menggunakan temuan-temuan penelitian mutakhir dan melacak sejarah ditemukannya perkembangan mutakhir tersebut

c. Memperkaya kegiatan pembelajaran dengan isu-isu penelitian kontemporer

d. Mengajarkan materi metodologi penelitian di dalam proses pembelajaran e. Memperkaya proses pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa dalam

kegiatan penelitian

Dengan dilaksanakannya model pembelajaran berbasis riset ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa, dosen dan program studi.

3. Kualitas Lulusan

Isu penting yang selalu hangat dibicarakan dalam dunia pendidikan adalah peningkatan kualitas hasil belajar atau kompetensi lulusan dari sebuah lembaga pendidikan agar lulusan tersebut menjadi sumber daya manusia bermanfaat, mampu bertahan dan bersaing dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Bagi perguruan tinggi, menghasilkan lulusan berkualitas adalah suatu prestasi yang dapat dibanggakan, khususnya bagi program studi yang menjadi wadah dalam menjalankan kegiatan pendidikan tersebut. Untuk itu program studi harus berusaha menghasilkan lulusan yang berkualitas tentu nantinya dapat diterima di dunia kerja atau mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Keberhasilan pendidikan didukung oleh tenaga kependidikan, fasilitas, dan dana yang tepat. Untuk mewujudkan semua itu program studi berperan penting

(8)

dalam memperhatikaan keadaan yang mendukung keberhasilan pendidikan tersebut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, yang tentunya akan membawa nama baik program studi pada suatu perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik.

Banyak faktor yang dapat menentukan kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi, mulai dari reputasi, fasilitas, sumber daya, hingga kemudahan lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Peran program studi untuk meningkatkan model pembelajaran sangat diperlukan sesuai ddengan perkembangan zaman, model pembelajaran harus berubah, riset harus berkembang, dan program studi harus lebih kreatif dan inovasi dalam menentukan model pembelajaran agar nantinya lulusan yang dihasilkan kompeten dan berkualitas.

Perguruan tinggi yang berkualitas dapat dilihat melalui dosen yang berkompetensi dan berkualitas, kurikulum pendidikan sesuai perkembangan zaman, sarana dan prasarana yang memadai, mahasiswa serta sarjana-sarjana yang dilahirkan mampu bersaing di dunia global. Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan pasar bebas (globalisasi), yang berupa persaingan ketat dalam kualitas, maka program studi perlu melakukan antisipasi serta tindakan konkret berkaitan dengan perubahan kurikulum yang berbasis riset.

METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode Research and Development yang diawali dengan menyebarkan kuisioner kepada dosen dan mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan, hal ini dilakukan untuk menemukan permasalahan umum dan khusus mengenai model pembelajaran yang telah dilakukan, dari perspektif dosen maupun mahasiswa. Selanjutnya dibuat pemetaan dan dideskripsikan apa yang menjadi permasalahan utama dalam proses pembelajaran, tujuannya adalah penyusunan rancangan model pembelajaran dengan melakukan riset. Selanjutnya rancangan model pembelajaran dengan berbasis riset akan disosialisasikan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari model pembelajaran tersebut yang nantinya akan diterapkan dan akan dievaluasi oleh program studi. 2. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang menjalani pendidikan program pascasarjana, yang mengikuti perkuliahan selama tiga semester, selanjutnya membuat tugas akhir berupa tesis yang mana kemampuan mahasiswa akan tugas akhir tersebut harus didukung dengan pengetahuan pengembangan ilmu yang didapat melalui berbagai riset atas materi perkuliahan yang didapat. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah pada Program Pascasarjana, dan dosen yang mengajar mata kuliah pada Program Studi tersebut, dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa dan juga dosen yang dijadikan responden dalam penelitian ini.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif. Analisis ini meliputi penjelasan dan uraian dari hasil penyebaran

(9)

kuisioner dan survey yang dilakukan untuk menemukan akar permasalahan secara spesifik, kemudian menginterprestasikan hasil tersebut. Selanjutnya hasil penelitian masing-masing tahap dipaparkan secara kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil Kuesioner Perspektif Dosen

Berikut disajikan tabulasi jawaban atas pertanyaan untuk responden dosen pada tabel - 1di bawah ini:

Tabel - 1

Hasil Kuesioneer Responden (Dosen)

No. Pertanyaan Tidak

Setuju (1) Kurang Setuju (2) Netral (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) F % F % F % F % F % 1. Saya menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa dengan metode ceramah

0 0 0 0 2 14 3 29 7 57

2. Saya menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa dengan metode diskusi

0 0 0 0 0 0 2 14 10 86

3. Saya menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa dengan mengerjakan kasus 0 0 0 0 0 0 3 29 9 71 4. Saya menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa mengarah kepada riset/penelitian 0 0 0 0 0 0 7 57 5 43

5. Menurut pendapat saya, model pembelajaran dengan metode ceramah menambah wawasan

0 0 0 0 2 14 3 29 7 57

6. Menurut pendapat saya, model pembelajaran dengan metode diskusi menambah wawasan

0 0 0 0 0 0 3 29 9 71

7. Menurut pendapat saya, model pembelajaran dengan mengerjakan kasus menambah wawasan

(10)

8. Menurut pendapat saya, model pembelajaran dengan melakukan riset menambah wawasan

0 0 0 0 2 14 3 29 7 57

9. Menurut saya model pembelajaran ceramah layak untuk mahasiswa magister

0 0 0 0 0 0 5 43 7 57

10. Menurut saya model pembelajaran diskusi layak untuk mahasiswa magister

0 0 0 0 3 29 2 14 7 57

11. Menurut saya model pembelajaran mengerjakan kasus layak untuk

mahasiswa magister

0 0 0 0 0 0 5 43 7 57

12. Menurut saya model pembelajaran riset layak untuk mahasiswa magister

0 0 0 0 2 14 2 14 8 72

13. Pembelajaran berbasis riset

dapat menambah

berkembangnya wawasan mahasiswa

0 0 0 0 2 14 0 0 10 86

14. Pembelajaran berbasis riset

tidak menambah berkembangnya wawasan mahasiswa 3 57 7 29 0 0 2 14 0 0

15 Pembelajaran berbasis riset memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa

0 0 0 0 2 14 3 29 7 57

16. Pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi aktif

0 0 0 0 2 14 3 29 7 57

17. Pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi tidak aktif

3 57

7 29 0 0 0 0 2 14

18. Penerapan pembelajaran berbasis riset akan meningkatkan mutu pembelajaran

0 0 0 0 0 0 3 29 9 71

19. Penerapan pembelajaran berbasis riset tidak meningkatkan mutu pembelajaran

2 57

7 14 0 0 0 0 3 29

20. Riset merupakan bagian terbesar dalam pembelajaran ditingkat magister 2 14 0 0 2 14 3 29 5 43

(11)

Perhitungan dan penjelasan mengenai hasil jawaban yang diberikan dosen sebagai responden dalam penelitian meningkatan model pembelajaran berbasis riset pada Program Studi Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Untuk pernyataan menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa dengan metode ceramah 57% dosen menjawab sangat setuju, 29% setuju, dan 14% menjawab netral. Untuk pernyataan menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa dengan metode diskusi 86% sangat setuju, 14% setuju. Untuk pernyataan menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa dengan mengerjakan kasus, 71% menjawab sangat setuju, 29% setuju. Untuk pernyataan menyampaikan model pembelajaran kepada mahasiswa mengarah kepada riset/penelitian, 43% menjawab sangat setuju, 57% menjawab setuju. Untuk pernyataan pendapat model pembelajaran dengan metode ceramah menambah wawasan, 57% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju, dan 14% menjawab netral. Untuk pernyataan pendapat model pembelajaran dengan metode diskusi menambah wawasan, 71% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju. Untuk pernyataan pendapat model pembelajaran dengan mengerjakan kasus menambah wawasan 71% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju. Untuk pernyataan pendapat model pembelajaran dengan melakukan riset menambah wawasan 57% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju, dan 14% menjawab netral.

Untuk pertanyaan model pembelajaran ceramah layak untuk mahasiswa magister 57% menjawab sangat setuju, 43% menjawab setuju. Untuk pertanyaan model pembelajaran diskusi layak untuk mahasiswa magister 57% menjawab sangat setuju, 14% menjawab setuju, dan 29% menjawab netral. Untuk pernyataan model pembelajaran diskusi layak untuk mahasiswa magister 57% menjawab sangat setuju, 43% menjawab setuju. Untuk pernyataan pendapat tentang model pembelajaran riset layak untuk mahasiswa magister 72% menjawab sangat setuju, 14% menjawab setuju, dan 14% menjawab netral.

Untuk pertanyaan tentang pembelajaran berbasis riset dapat menambah berkembangnya wawasan mahasiswa 86% dosen menjawab sangat setuju, dan 14% menjawab netral yaitu tidak dapat menyatakan apakah setuju atau tidak setuju. Untuk pertanyaan pembelajaran berbasis riset tidak menambah berkembangnya wawasan mahasiswa 14% menjawab setuju, 29% menjawab kurang setuju, dan 57% menjawab tidak setuju. Untuk pernyataan embelajaran berbasis riset memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa 57% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju, dan 14% menjawab netral. Untuk pernyataan pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi aktif 57% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju, dan 14% menjawab netral.

Untuk pernyataan tentang pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi tidak aktif, 14% menjawab sangat setuju, 29% menjawab kurang setuju, dan 57% menjawab tidak setuju. Untuk pernyataan penerapan pembelajaran berbasis riset akan meningkatkan mutu pembelajaran, 71% menjawab sangat setuju, dan 29% menjawab setuju. Untuk pernyataan penerapan pembelajaran berbasis riset tidak meningkatkan mutu pembelajaran, 29% menjawab sangat setuju, 14% menjawab kurang setuju, dan 57% menjawab tidak setuju. Untuk pernyataan riset merupakan bagian terbesar dalam pembelajaran ditingkat magister, 43% menjawab sangat setuju, 29% menjawab setuju, dan 14% menjawab tidak setuju.

(12)

2. Hasil Kuesioner Perspektif Mahasiswa

Berikut disajikan tabulasi jawaban atas pertanyaan untuk responden mahasiswa pada tabel – 2 di bawah ini:

Tabel - 2

Hasil Kuesioneer Responden (Mahasiswa)

No. Pertanyaan Tidak

Setuju (1) Kurang Setuju (2) Netral (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) F % F % F % F % F %

1. Bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas dengan metode ceramah

5 8 22 38 0 0 18 31 13 23

2. Bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas dengan metode diskusi

0 0 5 8 0 0 22 38 31 54

3. Bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang diberikan dosen dengan mengerjakan kasus

0 0 0 0 5 8 31 54 22 38

4. Bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas mengarah kepada

riset/penelitian

0 0 0 0 0 0 40 69 18 31

5. Menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan metode ceramah

menambah wawasan

9 15 9 16 9 15 18 31 13 23

6. Menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan metode diskusi

menambah wawasan

0 0 0 0 0 0 40 69 18 31

7. Menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan mengerjakan kasus menambah wawasan

0 0 0 0 5 8 35 61 18 31

8. Menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan melakukan riset

menambah wawasan

0 0 0 0 0 0 27 46 31 54

9. Bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran ceramah layak untuk

(13)

mahasiswa magister

10. Bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran diskusi layak untuk mahasiswa magister

0 0 0 0 5 8 27 46 27 46

11. Bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran mengerjakan kasus layak untuk mahasiswa magister

0 0 0 0 5 8 31 54 22 38

12. Bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran riset layak untuk mahasiswa magister

0 0 0 0 0 0 27 46 31 54

13. Pembelajaran berbasis riset

dapat menambah

berkembangnya wawasan mahasiswa

0 0 0 0 0 0 18 31 40 69

14. Pembelajaran berbasis riset

tidak menambah

berkembangnya wawasan mahasiswa

31 54 18 31 9 15 0 0 0 0

15 Pembelajaran berbasis riset memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa

0 0 0 0 9 15 27 46 22 39

16. Pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi aktif

0 0 0 0 0 0 40 69 18 31

17. Pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi tidak aktif

31 54 18 31 9 15 0 0 0 0

18. Penerapan pembelajaran berbasis riset akan

meningkatkan mutu

pembelajaran

0 0 0 0 0 0 27 46 31 54

19. Penerapan pembelajaran berbasis riset tidak

meningkatkan mutu

pembelajaran

27 47 22 38 9 15 0 0 0 0

20. Riset merupakan bagian terbesar dalam pembelajaran ditingkat magister

0 0 0 5 8 31 54 22 38

Hasil observasi kepada mahasiswa mengenai jawaban yang diberikan untuk dijawab sebagai responden dalam penelitian tentang meningkatan model pembelajaran berbasis riset pada Program Studi Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara akan dijelas kan sesuai dengan perhitungan. Untuk pertanyaan tentang bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas dengan metode ceramah, 23% mahasiswa

(14)

menjawab sangat setuju, 31% menjawab setuju, 38% menjawab kurang setuju, dan 8% menjawab tidak setuju. Untuk pertanyaan bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas dengan metode diskusi, 54% sangat setuju, 38% setuju, dan 8% menjawab netral.

Untuk pertanyaan bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas dengan metode kasus, 38% menjawab sangat setuju, 54% setuju, dan 8% menjawab netral. Untuk pertanyaan bagaimana pendapat anda tentang model pembelajaran yang disampaikan dosen di kelas mengarah kepada riset/penelitian, 31% menjawab sangat setuju, 69% menjawab setuju. Untuk pernyataan pendapat anda apakah model pembelajaran dengan metode ceramah menambah wawasan, 23% menjawab sangat setuju, 31% menjawab setuju, 15% menjawab netral, 16% menjawab kurang setuju, dan 15% menjawab tidak setuju. Untuk pertanyaan menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan metode diskusi menambah wawasan, 31% menjawab sangat setuju, dan 69% menjawab setuju. Untuk pertanyaan menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan mengerjakan kasus menambah wawasan, 31% menjawab sangat setuju, 61% menjawab setuju, dan 8% menjawab netral. Untuk pertanyaan menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran dengan melakukan riset menambah wawasan, 54% menjawab sangat setuju, dan 46% menjawab setuju. Untuk pertanyaan bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran ceramah layak untuk mahasiswa magister, 8% menjawab sangat setuju, 31% menjawab setuju, 23% menjawab netral, 23% menjawab kurang settuju, dan 15% menjawab tidak setuju.

Untuk pertanyaan bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran diskusi layak untuk mahasiswa magister, 46% menjawab sangat setuju, 46% menjawab setuju, dan 8% menjawab netral. Untuk pertanyaan bagaimana menurut anda, apakah model pembelajaran mengerjakan kasus layak untuk mahasiswa magister, 38% menjawab sangat setuju, 54% menjawab setuju, dan 8% menjawab netral. Untuk pertanyaan pendapat tentang apakah model pembelajaran riset layak untuk mahasiswa magister 54% menjawab sangat setuju, dan 46% menjawab setuju. Untuk pertanyaan tentang pembelajaran berbasis riset dapat menambah berkembangnya wawasan mahasiswa, 54% dosen menjawab sangat setuju, dan 46% menjawab netral yaitu tidak dapat menyatakan apakah setuju atau tidak setuju.

Untuk pertanyaan pembelajaran berbasis riset tidak menambah berkembangnya wawasan mahasiswa, 15% menjawab setuju, 31% menjawab kurang setuju, dan 54% menjawab tidak setuju. Untuk pertanyaan pembelajaran berbasis riset memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa, 39% menjawab sangat setuju, 46% menjawab setuju, dan 15% menjawab netral. Untuk pernyataan pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi aktif, 31% menjawab sangat setuju, 69% menjawab setuju. Untuk pernyataan tentang pembelajaran berbasis riset membuat mahasiswa menjadi tidak aktif, 15% menjawab netral, 31% menjawab kurang setuju, dan 54% menjawab tidak setuju. Untuk pernyataan penerapan pembelajaran berbasis riset akan meningkatkan mutu pembelajaran, 54% menjawab sangat setuju, dan 46% menjawab setuju. Untuk pernyataan penerapan pembelajaran berbasis riset tidak meningkatkan mutu pembelajaran, 15% menjawab netral, 38% menjawab kurang setuju, dan 47% menjawab tidak setuju. Untuk pernyataan riset merupakan bagian terbesar dalam

(15)

pembelajaran ditingkat magister, 38% menjawab sangat setuju, 54% menjawab setuju, dan 8% menjawab tidak setuju.

B. PEMBAHASAN

Pembelajaran perkuliahan yang disampaikan oleh dosen sebahagian sudah mengarah kepada pembelajaran riset, tetapi masih mengacu kepada pembelajaran yang mengerjakan tugas dan pendekatan ceramah serta didominan dengan pembelajaran pendekatan diskusi. Model pembelajaran dengan metode ceramah lebih dari lima puluh persen dilakukan dosen kepada mahasiswa karena menganggap dapat menambah wawasan mahasiswa dan layak untuk mahasiswa magister akuntansi dalam perkuliahan. Model pembelajaran dengan metode diskusi yang dilakukan dosen menunjukkan lebih delapan puluh persen dilakukan dosen kepada mahasiswa magister karena dengan mengajak mahasiswa berdiskusi tentang topik yang dibahas pada perkuliahan akan menambah wawasan mahasiswa dan pembelajaran tersebut layak bagi mahasiswa magister akuntansi. Model pembelajaran dengan mengerjakan kasus menunjukkan lebih dari tujuh puluh persen dilakukan dosen kepada mahasiswa karena menganggap dengan mengerjakan kasus yang berkaitan dengan mata kuliah akan menambah wawasan mahasiswa dan layak untuk mahasiswa magister akuntansi dalam perkuliahan.

Model pembelajaran yang mengarah kepada riset lebih dari empat puluh persen dilakukan dosen kepada mahasiswa karena menganggap dapat menambah wawasan mahasiswa dan layak untuk mahasiswa dalam perkuliahan. Rata rata diatas lima puluh persen dosen setuju dengan pembelajaran berbasis riset menambah berkembangnya wawasan mahasiswa, memberikan pengalaman yang nyata, dan membuat mahasiswa menjadi aktif, serta akan meningkatkan mutu pembalajaran. Pembelajaran perkuliahan yang diikuti oleh mahasiswa kebanyakan setuju kepada pembelajaran riset, tetapi masih menginginkan kepada pembelajaran yang mengerjakan kasus dan pendekatan ceramah serta didominan menyenangi pembelajaran dengan pendekatan diskusi. Model pembelajaran dengan metode ceramah yang disampaikan di kelas lebih dari tiga puluh persen mahasiswa kurang setuju dengan penyampaian perkuliahan kebanyakan hanya memberikan ceramah walaupun mereka setuju dapat menambah wawasan mahasiswa dan kurang layak untuk mahasiswa program pascasarjana dalam perkuliahan.

Model pembelajaran dengan metode diskusi yang dilakukan dosen menunjukkan lebih delapan puluh persen dilakukan dosen kepada mahasiswa magister karena dengan mengajak mahasiswa berdiskusi tentang topik yang dibahas pada perkuliahan akan menambah wawasan mahasiswa dan pembelajaran tersebut layak bagi mahasiswa. Model pembelajaran dengan mengerjakan kasus menunjukkan lebih dari tujuh puluh persen dilakukan dosen kepada mahasiswa karena menganggap dengan mengerjakan kasus yang berkaitan dengan mata kuliah akan menambah wawasan mahasiswa dan layak untuk mahasiswadalam perkuliahan.

Riset merupakan sarana penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen antara lain; latar belakang, prosedur, pelaksanaan hasil riset dan pembahasan, serta publikasi hasil riset. Kesemuanya itu akan memberikan makna penting yang dapat dilihat dari beberapa sudut

(16)

pandang; formulasi permasalahan, penyelesaian permasalahan, dan mengkomunikasikan manfaat hasil penelitian. Pembelajaran berbasis riset bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan.

Pembelajaran berbasis riset diyakini mampu meningkatkan mutu pembelajaran bagi mahasiswa magister akuntansi. Pembelajaran berbasis riset di dalam metode pembelajaran akan memberikan peluang dan kesempatan kepada mahasiswa maupun dosen yang mengampu mata kuliah untuk mencari dan mengumpulkan informasi, menganalisis data serta membuat kesimpulan yang kesemuannya akan bermanfaat antara lain:

1. Pembaharuan pembelajaran (pengayaan kurikulum) dengan mengintegrasikan hasil riset.

2. Partisipasi aktif mahasiswa di dalam pelaksanaan riset 3. Memperkaya wawasan dan pengalaman lapangan

4. Mendorong mahasiswa dan dosen untuk aktif pada kegiatan seminar penelitian baik sebagai pesserta, penyaji makalah, ataupun sebagai penyelenggara seminar tersebut.

Bagi pengelola program studi akan menindaklanjuti pembelajaran berbasis riset sebagaimana yang telah di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Nomor: 526/E/MI/2014 hal: penjelasan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk Program Pascasarjana yang telah ditetapkan Peraturan Menteri No. 49 tahun 2014. Dengan demikian program studi Magister Akuntansi yang selama ini menjalankan kurikulum terdiri atas 42 sks yang akan mengikuti kurikulum berbasis KKNI tersebut, dan dengan meningkatkan model pembelajaran berbasis riset tentunya akan membawa budaya mahasiswa dalam melakukan kegiatan riset tersebut dan memudahkan bagi mahasiswa nantinya menjalankan kurikulum baru tersebut. Untuk itu semua pihak yang terkait baik institusi, sumberdaya manusia yang ada dalam hal ini yang terkait program studi, dosen, dan non kependidikan, sarana dan prasarana hendaknya mendukung kegiatan tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Secara umum kurikulum program studi masih perlu ditingkatkan. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas program studi hendaknya meningkatkan mutu pembelajaran, yang lebih menekankan kepada model pembelajaran yang dapat menambah wawasan.

2. Saran

Pimpinan program studi akan meninjau ulang kurikulum yang ada dan membuat atau merancang kurikulum yang baru, Sarana dan prasarana yang diperlukan dosen maupun mahasiswa harus tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Chibanu Aslam, 2014. Model Akreditasi Program Studi, diakses dari http://pps.uny.ac.id/berita/dr-chibanu-aslam-teliti-model-akreditasi- program-studi.html.

(17)

DIKTI, 2014. Penjelasan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk Program Pascasarjana. No. 526/E.E3/MI/2014.

Endang Komara, 2009. http://www.geocities.ws/endangkumara/,Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Univ. Padjadjaran Bandung

Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Efektif, Bumi Aksara. Jakarta

Mukh. Arifin, 2008. eeda Journey. Ubah Model Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Semarang: November.

Jeperis Nahampun, 2009, http://jeperis.wordpress.com/2009/04/03/pembelajaran- orang-dewasa/, diakses 8 Maret 2012

Ni Made Suci, 2008, Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan vol.2(1), 74-86

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kloang klede Putra Timur

Riwayat Attubani 2008, Penelitian Tindakan Kelas http://riwayat.wordpress.com/ 2008/07/02/penelitian-pembelajaran-dan-ptk diakses 8 Maret 2012. Sagala,Syaiful.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Suharsimi A. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Suwardjono. 2009. Revolusi Paradigma Pembelajaran Perguruan Tinggi : dari Penguliahan ke Pembelajaran. Materi Pembekalan pada Seminar Lokal pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia..1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Universitas Gadjah Mada. 2010. Pedoman Umum Pembelajaran Berbasis Riset; Yogyakarta.

Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah, dasar, metode, dan teknik. Bandung: Transito

Wijaya, 2008, Pembelajaran Yang Kontruktif Dan Kreatif Di Sekolah, http://wijayalabs.blogspot.com/2008/01/pembelajaran-kreatif.html diakses 5 Maret 2012

Zaaini, Hisyam., Bermawy Munthe, dan Sekar ayu Aryani. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD.

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian antara langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair square yang direncanakan pada pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran

4.17 Hasil Uji Aseptabilitas (Aroma) Sediaan Tabir Surya Ekstrak Air Daun Teh Hijau ( Camellia sinensis Linn.)……… 74 4.18 Hasil Analisa Statistik Uji Aseptabilitas

Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dn silinder magnetik untuk penyimpanan

Perbedaan lain yang cukup mendasar pada struktur semantik verba keadaary proses, dan tindakan adalah peran argumen 1 yang hadir pada struktur sintaksisnya. Pada

Sebagai alat kontrol dari pelaksanaan standar oprasional tersebut, maka dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : (1) Buku Kontak Bina Prestasi (Kobinsi), yakni buku penghubung

Naisten kokemus oli, että saatu tuki ja hoito oli ollut kannustavaa ja ammattitaitoista mutta myös syyllistävää ja tuomitsevaa. Tämä johtui osittain

Menyerahkan 4 (empat) eksemplar proposal tesis yang telah disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing untuk mengikuti ujian seminar proposal2.

Formula larutan hara Sundstrom lebih cocok digunakan sebagai pupuk hidroponik dibandingkan larutan hara Excell, terutama akan meningkatkan bobot buah, jumlah buah, kekerasan