• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III LAPORAN HASIL PENELITIAN DI DUKUH BENDAN SARI PEKALONGAN. Dukuh Bendan Sari berada di atas tanah PJKA, di atas tanah PJKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III LAPORAN HASIL PENELITIAN DI DUKUH BENDAN SARI PEKALONGAN. Dukuh Bendan Sari berada di atas tanah PJKA, di atas tanah PJKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

38

PEKALONGAN

A. Sejarah Bendan Sari

Dukuh Bendan Sari berada di atas tanah PJKA, di atas tanah PJKA tersebut dihuni 85KK. Bendan Sari berada di bagian paling barat kelurahan bendaan kergon, letaknya di depan kantor polisi sektor barat di jalan slamet Gg 1 dan 2. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai, sebelah utara berbatasan dengan rel kereta api, bagian barat berbatasan dengan Sidomulyo kelurahan Pasir Sari sedangkan bagian timur berbatasan dengan Jalan Slamet.

Dahulu sebelum ada penduduk, di wilayah Bendan Sari, banyak sekali tumbuh alang-alang dan pepohonan. Sekitar tahun 50an banyak orang yang menyebutnya belakang singgapur karena letaknya di belakang singgapur yang sekarang dijadikan gudang pupuk sriwijaya. Disebut singgapur karena disana merupakan tempat singgah batu-batu kapur dan pasir milik seorang pengusaha H.Muklar Podosugih. Hal ini diperkuat oleh pernyataan RW

“...Mbiyen ngriki do ngaranine mburi singgapur. Soale nggen pusri niku waune gudang kapor.”1 Senada dengan RW, NY juga menuturkan “Kene ki mbiyen do ngaranine mburi Singgapur. Singgapur ki nggon pusri kae, lha kene ki belakang singgapur. Bisone singgapur soale nggon pusri kui maune

(2)

nggo gudang kapur pasir tapi seng paling akeh kapur. Seng nduwe kaji Podo Sugih, jenenge muklar”.2

Orang pertama yang diduga menjadikan rumahnya sebagai tempat mesum sebenarnya bukan di bendan sari namun di sebelah barat bendan sari yaitu di pasir sari, sebut saja GN. Sejak sekitar tahun 50an rumah GN sudah dijadikan tempat mesum para PSK. Namun masyarakat mengenalnya dengan bendan sari atau lebih di kenal dengan mbending sari karena jalan menuju rumah mbok ginem melewati Gg bendan sari. Seperti penuturan NY salah satu warga bendan sari: “Asline seng pertama ono tempat ki udu nggo bendan

sari tapi pasir sari nggon GN kae seng pertama ono tekan sak iki po’o bendan sari ki rak ono tempat, bendan sari ki nggo lewatan otok, wong-wong ki do pahame mbending sari tapi asline udu mbendeng sari seng rame ki nok ”.3

Dahulu para pekerja seks menjajakan dirinya di sekitar bintang kecil, bintang kecil merupakan tempat hiburan masyarakat. Setelah mendapatkan seorang pelanggan para pekerja seks membawa pelanggannya ke bendan sari karena daerah bendan sari yang masih banyak alang-alang dianggap cocok untuk berbuat mesum ditambah adanya seorang warga yang memberikan jasa penyewaan kamar. Seperti penuturan dari Pak muludi sesepuh desa:

“...Mbiyen ki wong seng rak enak do nang bintang kecil seng sak iki

THR, bintang kecil ki taman hiburan nok, nang kono ono dolannane ono kebun binatang nek awan melbune gratis tapi nek mbengi mbayar soale nek mbengi ono orkes, ludruk rame hiburan rakyat. Nang kono yo podo

2 NY, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Mei 2015. 3 NY, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Mei 2015.

(3)

bae akeh wong rak enak do luru-luru terus mengko nek wes oleh konco digowo mene soale nang kene ki sek akeh suketan duwur karo ono seng nggo tempat siji...”.4

Dahulu di tempat yang sekarang menjadi kantor polisi sektor barat sampai sungai ceblong merupakan perkampungan yang ramai, disiang hari tidak jauh berbeda dengan kampung-kampung pada umunya namun setelah malam datang ramai dengan para pekerja seks komersial yang menjajakan dirinya. Para pekerja seks komersial banyak berdatangan dari berbagai tempat, ada empat orang yang dikenal sebagai germo atau mucikari di tempat itu. Banyak warung-warung makan, warung kopi dan warung warung remang-remang yang menjajakan minuman keras yang juga digunakan tempat mangkal para pekerja seks komersial. Seperti penuturan dari para sesepuh, (RW) menututurkan “Nggen kantor polisi ngriku yo waune wong

mboten enak sedoyo waune”.5

Senada dengan RW (UM) menambahkan “Mbiyen ki dalan gedhi tekan ceblung kae isine umah gel nok, nang ceblong ramene rame wong mayeng, neg mbengi ki rame rak pantes. Wong dodol akeh, dodol kopi, wedang, warung-warung remang-remang akeh. Deg bintang kecil di urak-urak mlayu nag ceblong. Nang ceblong di urak-urak di kai panggonan nang Mboyong sari. Ono seng mlayu mene. Nggon sektor kae maune germo 4 umah. Seng mayeng neg mbengi do teko do ayu-ayunan, wangi-wanginan anggo minyak nyong-nyong isuk do bali dewe-dewe”.6

NY juga menambahkan “Polsek mbiyen rong ono, kono maune

umah-umah kebek do madep ngidol onone dalan cilik setapak urong ono

4 NY, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Mei 2015. 5 RW, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan 23 Mei 2015. 6 UM, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 Mei 2015.

(4)

dalan gedhi koyo sak iki. Kono yo podo bae maune rame wong mayeng. Koramel karo polsek urong ono...”.7

Karena ada pembuatan jalan baru maka banyak rumah yang dipindahkan karena tergusur proyek pembuatan jalan raya baru tersebut, banyak warga yang dipindahkan ke salam manis, namun sebagian warga juga ada yang pindah ke Bendan Sari.

Karena banyak rumah yang dipindahkan termasuk rumah para germo maka para psk yang dahulu menjajakan dirinya di tempat tersebut berpindah ke jalan slamet atau yang mereka sebut dengan nggili anyar. Banyak PSK berjejeran dengan pakaian dan dandanan yang tentunya menarik gairah para lelaki yang melihatnya, tidak lupa dengan wangi menyengat yang menjadi ciri khasnya, wangi minyak nyong-nyong atau minyak cap duyung. Setelah mendapat pelanggan mereka membawa pelangganya ke bendan sari. Selain ramai dengan PSK di nggili anyar juga ramai dengan pedagang yang menjual berbagai macam seperti warung wedang, makanan kecil dan ada juga yang menjual minuman keras. Hal tersebut di perkuat oleh penuturan UM salah satu sesepuh di bendan sari “Kampong kono di bubarke, di gawe dalan

anyar. Seng mayeng do njrenteng nang nggili anyar kunu nok. Nek wes peteng wes mulai rame do njejer ayu-ayunan mambune minyak semrebet.”.8

Tahuan 80an dibangun kantor polisi sektor barat dan asrama polisi. Setelah adanya kantor polisi sektor barat di nggili anyar tidak ada lagi PSK

7 NY, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Mei 2015. 8 UM, Sesepuh Desa Bendan Sari, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 Mei 2015.

(5)

yang berjejeran di nggili anyar. Para PSK yang biasa berjejeran di nggili anyarpun masuk ke bendan sari. Tepatnya dibagian dalam bendan sari perbatasan antara bendan sari dan pasir sari, disana ramai dengan warung-warung kopi, ada juga yang menyewakan kamar dan warung-warung nasi yang juga menjual minuman keras. Hal tersebut sesuai dengan penuturan NY “...tahun

80an ki, ono kantor polisi karo asrama terus wonge do melbu menjero nang tengahan bendan karo pasir sari. Kono nggon rame nok, wong dodol akeh, dodol opo ae kono ono. Wong dodol kopi, dodol sego, mie, jajan, mestine seng dodol miras podo ae ono aa co’e nok ow. Mbiyen ono seng nyewakke kamar...”9

Razia atau garu’an sudah sering dilakukan oleh para satuan polisi pamong praja dan polisi untuk menangkap para PSK terselubung dan penjual minuman keras. Pada tahun 2011 wali kota pekalongan melakukan razia rutin membubarkan tempat-tempat yang dijadikan tempat mesum para PSK terselubung, dari perampasan minuman keras, penangkapan para PSK terselubung, penyitaan kasur-kasur di tempat penyewaan kamar, orang-orang yang tertangkap sedang berjudipun ikut ditangkap untuk di bina. Tidak hanya itu wali kota juga memberikan dana untuk mengadakan pengajian, namun dana penggajian tersebut sepenuhnya di kelola oleh warga Pasir Sari. Di bendan sari juga pernah dibangun TPQ tapi TPQ tutup karena tidak adanya santri. Hal itu diperkuat oleh penuturan NY

“...Pas basyir dedi wali kota anyar tahun 2011 kae dibubarke nok, warung-warung dodol miras di sita, seng nyewakke kamar kasure di sita,

(6)

seng mayeng seng judi seng tenggeng di garu’i kabeh digowo nang kuripan, mbiyen kene pernah ono tpq tapi tutup soale rak ono santri, pas ditutup karo Pak Wali jare dikai dana nggo pengajian tapi seng ngurusi pengajian warga pasir sari...”.10

B. Kehidupan Keagamaan

Bendan Sari memiliki luas wilayah ±10.000 m2, terdiri dari 85KK. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh, pedagang dan karyawan. Sebagian kecilnya bekerja serabutan. Sarana dan prasarana yangada di Bendan Sari yaitu satu musholah “Rhodhotul Hidayah”, satu gedung serba guna RT, dan dua MCK.

Jika kita liat Bendan Sari sama seperti kampung-kampung pada umumnya, mayoritas penduduknya beragama islam. Di bendan sari biasa diadakan yasinan dan berzanji rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Hal ini diperjelas oleh pernyataan dari ibu yanti “nang kene ki wes ibu-ibu seng do sregep melu berzanji karo yasinan seg ono rag ketang sitik. Mben malem jum’at nang musholah ono berzanji seng maceti gantian.” Bahkan setiap hari selasa pagi ibu-ibu disana berkumpul untuk menghadiri pengajian selasanan di bapak kyai H.Taufiq di wonopringgo, tidak hanya itu untuk anak-anak juga ada ustadz yang mengajarkan mengaji untuk anak-anak setiap ba’da magrib.

C. Data Pekerja Seks Komersial Terselubung

(7)

Di bendan sari ada beberapa orang yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial terselubung. Pekerja Seks Komersial terselubung yang tinggal bersama anakanya di Bendan Sari ada 2orang RN dan TA.

1. Data pekerja seks komersial terselubung RN

RN berasal dari Skranding Jeruk Sari, RN sudah 12 tahun tinggal di Bendan Sari. RN tinggal dirumahnya sendiri. RN mempunyai satu anak berumur 11tahun. Sebelum tinggal di bendan sari RN pernah memiliki suami namun penikahannya tidak berjalan harmonis. RN sendiri lahir di tahun 1974. RN berasal dari keluarga kurang mampu, ayahnya bekerja serabutan penghasilan ayahnya tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan apalagi untuk menyekolahkannya. Hal itu di perkuat oleh penuturan (RN)

“Iyo anakku iji tok kae. Iji bek ngopenane mobat-mabet nok. Ndangkai ngopeni anak ki penak, ngopeni anak ki urak penak nok, orak asal ngedekke tok, kudu biso nyangoni... Aku asli Skranding, tapi q wes dedi warga kene.... Aku urip nang kene dek meteng anakku, sak iki anakku wes kelas 5. berarti antara 12 tahun nok.... Wongtuoku kerjane serabutan rak biso nyekolahke anake nok.... mbiyen aku tau ndue bojo tapi rak dedi”11

Hal tersebut juga diperkuat ketika peneliti melakukan wawancara responden menunjukkan KTPnya kepada peniliti, tertulis

11 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

(8)

di KTP bahwa RN lahir pada bulan Juni 1974, dan bertempat tinggal di Bendan Sari.12

Masa kecil RN tidak seindah masa kecil anak-anak pada umumnya, RN tidak bisa sekolah karena keadaan ekonomi keluarga yang kurang. Sejak kecil RN sudah bekerja serabutan dari memanen kangkung, buruh batik, buruh gereh dll. RN termasuk orang pekerja keras RN bekerja untuk membantu orangtuanya yang mempunyai tujuh anak. Hal ini sesuai penjelasan RN

“Boro-boro lulus, aku seng jenenge sekolah ki rak tau nok, karang aku dek cilik wes dedi wong payah. Wongtuoku kerjane serabutan rak biso nyekolahke anake nok. Aku dek cilik ki yo wes kerja. Koncone do sekolah SD aku wes dedi buruh .... Buruh sak onone neg wayah panen kangkung kae yo manen kangkung, rak usom panen nyolet, nek ono seng kongkon opo ae dikerjakke. Macem-macem nok ben biso mangan, biso njajan. Kerja duwete nggo aku dewe nok, tapi nek simak rak ndue duwet, pas poco’an cok dijaok simakku Aku anak nomer telu nok adiku papat....”13

Nasib ke-empat adiknya tidak seburuk RN, adik-adiknya masih bisa sekolah walaupun hanya sampai tingkat SD. Namun itu jauh lebih baik dibandigkan dengan RN. RN yang tidak pernah sekolahpun menjadi buta huruf. RN tidak bisa baca tulis. RN menikah diusia masih muda namun pernikahan RN tidak dikaruniai seorang anak. Rumah tangga RN berjalan kurang harmonis dan berakhir di perceraian.hal ini seperti penuturan RN “Nek adi-adiku mendeng biso

sekolah rak ketang lulus SD po.o .... Aku reti kerjaanku urak mbener,

12 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 24 Mei 2015. 13 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

(9)

aku kerja koiki ki wes kepepet karang bisone koyo iki. Mbiyen aku tau ndue bojo tapi urong nduwe anak wes rak dedi. Nek di itung dedi buruh duet rak nyandak nggo urep, simakku wes loro-loronan tapi aku koyo iki po.o wes biso ngoprasi simak ku nok”14

Sejak ibunya difonis mengidap penyakit tumor ganas. RN membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan ibunya. Dengan latar belakangnya yang tidak pernah sekolah dan tidak bisa baca tulis, sangat sulit bagi RN untuk mendapatkan pekerjaan yag berpenghasilan lebih, RN hanya bisa bekerja sebagai buruh yang penghasilannya sangat pas-pasan sedangkan ibunya butuh pengobatan. Hal ini di perkuat oleh pengakuan RN

“Aku reti kerjaanku urak mbener, aku kerja koiki ki wes kepepet karang bisone koyo iki ... Nek di itung dedi buruh duet rak nyandak nggo urep, simakku wes loro-loronan tapi aku koyo iki po.o wes biso ngoprasi simak ku nok Simakku loro tumor ganas nok. Loro suwine pok. Aku kerja karo tak nggo ngobati simakku. Wes di oprasi nang kraton. Isine duwet tok ngopeni wong loro ki.”15

Sejak saat itulah RN mulai terjerumus kedunia pelacuran. Dengan bermodal parasnya yang cantik, RN rela menjadi pelacur untuk pengobatan ibunya yang membutuhkan biaya cukup banyak, serta menghidupi keluarganya. Dari hasil ia bekerja RN mampu membiayai oprasi ibunya. Dibalik pekerjaannya sering dianggap sebelah mata RN adalah orang yang sangat menyayangi keluarganya.

14

RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei 2015.

15 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

(10)

RN rela menjadi seorang pelacur demi kesembuhan ibunya. Walaupun RN mengerti bahwa pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan ajaran islam tapi RN tidak punya pilihan lain.

Dari pekerjaannya sebegai seorang pekerja seks komersial terselubung RN mendapatkan seorang anak perempuan, yang tidak diketahui ayah biologisnya karena pekerjaan RN. RN mendidik dan merwat anaknya penuh dengan kasih sayang.

Saat ini RN bekerja mengikuti pasaran, tempat mana yang rame disitu RN mangkal untuk mencari pelanggan. Untuk satu tamu RN bisa mendapat upah 35-50ribu. Kalau sedang ramai satu malam RN bisa mendapat uang sampai 200 ribu. Kalau sepi RN bisa tebok untuk biaya ojek. Ojeknya saja pulang pergi 60ribu belum lagi untuk jajan kopi dan makan tukang ojek diwarung bisa mencapai 20ribu.

Hal tersebut sesuai dengan pengakuan RN

“Aku biasane Pemalang Bojong, ojek nang bojong ki mangkat muleh wes 50 dewe nok urong njajane seng ngojek 20an dewe. Nang pemalang 60. Neg wayah sepi yo klek otok. Pancen larang tapi piye maneh, podo ae butuh si nok.. Nek pas rame cok biso tekan 200an. Tapi sakki tak akal karang ojek langganan, wes tak janjini nek oleh akeh seng ngojek tak kai akeh, nek oleh sitik tak kai sitik seng ngojek mendenge anut.”16

Pada dasarnya RN ingin menyudahi pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial terselubung karena RN yang sudah mulai sakit-sakitan karena penyakit jantung dan lambung yang di deritanya,

16 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

(11)

namun RN masih memiliki tanggung jawab untuk membesarkan anaknya yang sekarang masih sekolah di tingkat Sekolah Dasar. RN berharap ada orang yang bersedia menjadi ayah untuk anaknya dan menikahinya secara resmi.

Hal tersebut sesuai dengan pengakuan RN “Aku nek ono seng

gelem ngawini aku, gelem dedi bapakane anakku. Aku pak mendek nok, aku ki ndue loro jantung karo lambung. Rambotku wes entek si, mbiyek ketel apik. Nek aku mendek kerja, anakku pak melu sopo? Anakku sek cilik. Yo mengko nek anakku wes gedi gelemo gelem ngopeni aku”. 17

2. Data pekerja seks komersial terselubung TA

TA berasal dari dukuh mbenteh sokorejo. Lahir tahun 1984, TA mempunyai 2 anak perempuan. Anak pertama dengan suami pertamanya dan anak keduanya dari suaminya sekarang.

TA anak pertama dari lima bersaudara. TA sekolah hanya tamat SD saja, umur 15tahun TA sudah menikah dengan orang yang dipilihnya sendiri, namun perjalanan rumah tangganya tak seindah masa pacaran, suami TA yang tidak betah tinggal dirumah TA begitu juga sebaliknya membuat suami TA meninggalkan TA dengan bayinya yang masih kecil, TA sempat bekerja serabutan untuk membeli susu untuk anaknya. Dari menjadi buruh tani, buruh jait daster dan buruh

(12)

pabrik apapun TA kerjakan demi anaknya tercinta. Hal tersebut sesuai dengan pengakuan TA

“...bojoku mbiyekki nggon pak kyai syafi’i akroman kae. Kawen umur 15 ki karepe dewe, rak dijodoke. Bisone petal goro-gorone aku melu nang umah bojoku rak betah, bojoku melu nang umahku rak betah. Akhire kan kakean tukaran lha nggang petal. Petal ki anakku sek cilik... aku ki mbiyek kerja sak anane nok, buruh njaet daster, ngrumbe yo tau, ngazak. Opo ae nok, aku wong rak sungkanan kerja opo ae tak lakoni.”18

Saat TA bekerja diwarung makan TA sempat di imingi oleh temannya agar berpenghasilan lebih, TApun tergoda ia mulai terjun kedunia pelacuran. Waktu itu umurnya masih 17tahun. Orangtua TA sempat bertanya tentang pekerjaannya yang berangkat sore pulang pagi, TA menjawab bahwa ia bekerja sebagai kuli bongkok dipasar. Orangtuanya mempercayainya karena TA sejak dulu tidak pernah malu untuk melakukan pekerjaan apapun. Hal tersebut sesuai denga penuturan TA

“Aku ke pertamane ngewangi nang lesehan koncoku kug ngimingi pengen nggojek duwet satus ewu rak? Aku mikir nok, lha duwet satus ewu ki koyo opo? Weroh bek rong tau. mangklehe aku katot aa nok. Mangkat sore nompak pit, bali subuh... Aku yo ditakoi simakku kerja opo kok mangkat sore bali suboh ki? Aku ngapusi simakku, aku ngomonge karo simakku nek aku ki kerja dedi kuli bongkok nang pasar mak”.19

Pertama kali menjadi seorang pekerja seks komersial TA menjajakan dirinya di daerah batang, sepulang dari bekerja TA selalu

18

TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei 2015.

19 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

(13)

menyempatkan untuk mampir ke sebuah pasar tradisional di dekat ia bekerja untuk membeli sayur-sayuran untuk mengkelabuhi keluarganya bahwa ia bekerja sebagai kuli bongkok di sebuah pasar traditional. TA pulang dan pergi bekerja menggunakan sepedanya, walaupun jaraknya cukup jauh TA tidak pernah mengeluh demi sebotol susu untuk anaknya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan TA

“...mburi pasar Batang nok... Aku nek bali nggowo brabatan nok”.20

TA berasal dari keluarga yang cukup mengerti dengan ajaran agam Islam, orangtua TA mewajibkan anak perempuannya menutup auratnya, namun karena himpitan ekonomi dan rendahnya pendidikan TA mampu menggelapkan mata TA.

Setelah anaknya mulai tumbuh besar, TA meninggalkan rumah dan menitipkan anaknya dengan orangtuanya pamit dengan orangtuanya untuk menjadi pembantu rumah tangga di pekalongan, tapi lagi-lagi TA berbohong, TA tetap bekerja sebagai pekerja seks komersial. setiap TA pulang kerumah TA selalu menggunakan pakaian yang sopan dan menutup auratnya.

Setelah lama menjadi pekerja seks komersial TA bertemu dengan suaminya sekarang. Dan mempunyai anak perempuan. TA dan suaminya hanya nikah sirrih saja. Suami TA berasal dari panjang,

20 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

(14)

suami TA mengetahui pekerjaan TA sebagai pekerja seks komerisal, tapi suami TA tidak mempermasalahkan hal itu.

Selain sebagai pelacur TA juga menjual jagung bakar. Di bendan sari TA tinggal bersama anaknya yang kecil dengan suaminya di sebuah kamar kos yang di sewanya, untuk sewa kamarnya saja TA harus membayar 180 ribu rupiah belum untuk air untuk MCK harus bayar lagi. Hal tersebut sesuai dengan penuturan TA “Kontrak kamar

Sewulan 180, tapi banyune mbanyar dewe. kamar tok koyo iki nok, bisone nggo turu tok rak biso nggo masak”.21

Penghasilannya sebagai PSK kalau pasar masih rame semalam bisa dapat 100ribu tapi kalau sepi kadang hanya dapat uang dari jual jagung saja. Jam kerjanyapun tak pernah sampai larut malam karena TA punya anak kecil. Biasanya berangkat setelah maghrib pulang lambat-lambatnya jam 12 malam. Hal tersebut sesuai dengan pengakuan TA “....Biyasane mangkat maghriban kae mengko paling

bali seg sorenan nok, dalu-dalune jam 12an, rak tau tekan dalu-dalu koyo liyane nok. Aku ke paling luru nggo njajan bocah tok. Oleh duet akeh-akehe 100 kadang cok oleh dek adol jagung tok”.22

D. Metode Pendidikan Agama Anak Pekerja Seks Komersial Terselubung di Dukuh Bendan Sari

21

TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei 2015.

22 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

(15)

Seorang pekerja seks komersial sering dianggap sebagai orang yang tidak bermoral karena pekerjaannya yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Sebagai seorang pekerja seks komersial tentunya mereka harus rela bekerja dari malam sampai pagi tiba. Waktu untuk istirahatnyapun berganti di pagi dan siang hari.

1. Metode Pendidikan Agama Anak Pekerja Seks Komersial Terselubung RN

Seorang pekerja seks komersial sering dianggap sebagai orang yang tidak bermoral karena pekerjaannya yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Sebagai seorang pekerja seks komersial terselubung tentunya mereka harus rela bekerja dari malam sampai pagi tiba. Waktu untuk istirahatnyapun berganti di pagi dan siang hari. RN seorang pekerja seks komersial yang sama sekali tidak pernah merasakan bangku pendidikan. sejak kecil RN sudah harus merasakan paitnya kehidupan. RN mempunyai satu anak (11 tahun) yang tidak diketahui ayah biologisnya. Anaknya tinggal bersama RN, anaknya sekolah di SD Negeri di pekalongan. Dia termasuk anak yang cerdas, sore hari dia belajar di TPQ yang tidak jauh dari rumahnya. Hal tersebut sesuai dengan penuturan RN “SD Bendan 8 nok. Asline

pengen nang MI tapi MI adoh. Wong kene juga jarang seng nang MI. Tapi anakku termasuke mendeng pinter oleh rangking terus, rak koyo

(16)

ibune. Karang sekolah SD, neg sore tak kon ngaji nang TPQ terus bar maghrib ngaji maneh nang majelis”.23

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap anak RN peneliti melihat bahwa anak dari RN belajar di TPQ dan majelis yang ada di dekat rumahnya.24 Hal tersebut diperkuat oleh UT ustad di TPQ Ar-Ridho tempat QR(anak pekerja seks komersial terselubung) “Ia mba, betul QR memang sekolah disini. Sekarang sudah amsilati jilid 1”.25

Walaupun RN bekerja sebagai pekerja seks komersial namun RN tidak pernah menginginkan anaknya mengikuti jejaknya. RN tidak pernah lelah untuk menggajarkan anaknya agama Islam semampu RN. RN beranggapan walaupun RN tidak bisa memberikan contoh yang baik untuk anaknya tapi dengan mulutnya ia bisa mendidik anaknya. Hal tersebut sesuai dengan penuturan RN “aku pancen rak biso ngai

contoh seng apik, aku bisone ngandani nganggo cangkemku. Anakku ngomong aku crewet paorah, mbesok reti dewe seng diomong ibune bener”.26 Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti

lakukan terhadap RN peneliti melihat bahwa RN menghormati tamu

23 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

2015.

24

RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 24 Mei 2015.

25 UT, Guru TPQ, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Mei 2015.

26 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

(17)

yang datang dengan menyuruh anaknya untuk mengambilkan air minum.27

RN selalu berusaha pulang lebih awal agar bisa beristirahat dan membangunkan anaknya untuk sholat subuh serta menyiapkan keperluan sekolah, RN tidak pernah lelah mengawasi anaknya agar selalu sholat 5 waktu. Setiap shalat asar, magrib dan isya anak RN selalu berjamaah, sedangkan RN hanya sholat dirumah saja karena untuk sholat jamaah di musholah RN masih merasa malu.

Hal tersebut sesuai dengan penuturan RN “Aku mayeng adoh

po’o tak usahakke tekan umah jam 1 nok, ben aku biso turu sediluk, mengko subuh tangi gugah anaku nyiapke nggo anakku sekolah”.28 Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap RN peneliti melihat bahwa RN menanyakan pada anaknya yang sedang istirahat setelah ulang sekolah, apakah sudah shalat zuhur atau belum.29 Tidak hanya itu saat akan berangkat TPQ anak RN juga terlihat jamah shalat asar di musholah30

RN juga mengajarkan pada anaknya untuk berkata jujur dan menghomati orang lain, RN akan sangat marah jika mengetahui anaknya berbohong dan berperilaku tidak sopan. RN selalu mengingatkan anaknya walaupun RN gila anaknya tidak boleh sepertinya. Gila yang dimaksutkan RN adalah gila karena memilih

27 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 24 Mei 2015. 28

RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei 2015.

29 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 24 Mei 2015. 30 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 26 Mei 2015.

(18)

bekerja sebagai pekerja seks komersial. Hal tersebut sesuai dengan penuturan RN

“aku biasa ngomong karo anakku, ibumu sempok kowe ojo melu sempok koyo ibumu, ben ibumu ae seng sempok. Kowe sekolah seng bener, ngaji ben orak bodo ben rak koyo ibumu. Wes cukup ibumu ae kowe ojo tiru. Dedio wong seng jujur seng sopan. Wong ngomong anak lonte paorah ojo sengit, ojo jengkel karang anak lonte”.31

Selain mengajarkan anaknya untuk berkata jujur dan menghormati orang lain, RN juga membiasakan anaknya berdoa sebelum melakukan sesuatu, mengucapkan salam ketika keluar dan masuk rumah dan bersalaman dengan RN ketika berangkat sekolah. Hal tersebut sesuai dengan penuturan RN “Tak kiro anakku orak

ngapusinan nok, dek cilik wes tak latih jujur. Bocah nek tak kongkon susuk 500 bek belekke. Nek seumpama konangan ngapusi tak ajar. Aku ki keras nek ngandani anak”.32 Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap anak RN peneliti melihat bahwa anak RN mengucapkan salam dan berpamitan kepada ibunya ketika hendak berangkat ke TPQ dan sepulang sekolah.33

31 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei

2015.

32

RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Mei 2015.

33 Anak RN, Anak Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 24

(19)

Walaupun anaknya mengetahui pekerjaan RN sebagai pekerja seks komersial terselubung, anaknya tetap menghormati dan menyayangi RN, karena ibunya selalu menasehati dan memberikan contoh menghormati dan menyayangi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap RN peneliti melihat anak RN yang mengetahui ibunya sedang tidak enak badan, berkenan mengambil air di sumur tetangganya.34

Ketika bulan Ramadhan anak RN juga selalu terlihat dan tidak pernah absen dalam melaksanakan shalat tarawih. Hal tersebut terlihat ketika peneliti melakukan observasi, hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap anak RN, peneliti melihat anak RN yang selalu ikut shalat tarawih berjamaah di musholah.35

2. Metode Pendidikan Agama Anak Pekerja Seks Komersial Terselubung TA

Setiap orangtua pasti mempunyai cara mendidik anaknya tersendiri. Baik yang bersifat langsung ataupun tidak dalam penelitian ini terdapat berbagai metode pendidikan agama yang diterapkan.

Seperti dengan RN, TA yang juga bekerja sebagai PSK mempunyai cara yang berbeda dalam menanamkan nilai agama pada anaknya. Pada anaknya yang pertama TA lebih memercayakan pendidikan agama anak petamanya kepada nenek dan kakeknya, hal

34 RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 26 Mei 2015. 35 Anak RN, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 1 Juli 2015.

(20)

ini dikarenakan TA yang telah bercerai dengan suamianya sekarang menjadi orangtua tunggal untuk anaknya. Sebagai orangtua tunggal harus mencari uang untuk kmencukupi kebutuhan anaknya.

Anak pertama TA di tingkat sekolah di MI, anak pertama TA sekolah di MI atas saran dari orangtua TA. Setelah lulus anak pertama TA melanjutkan di MTs namun anak pertama TA harus putus sekolah, hal itu disebabkan sebuah kecelakaan, anak pertama TA jatuh dari lantai 2 sekolahan. Karena musibah yang dialaminya yang membuatnya harus dirawat dan ijin sekolah cukup lama, berakhir dengan putus sekolah. Hal tersebut sesuai dengan penuturan TA

“Anakku pertama sekolah MI lulus terus nglanjutke nang MTs grogolan kae nembe sekolah setahun tibo deg loteng mangklehe loro suwi terus rag sekolah”.36

Anak pertama TA menikah diusia yang sangat muda. TA menikahkan anaknya yang masih muda dikarenakan TA khawatir dengan gaya pacaran anak zaman sekarang, TA takut anaknya terjerumus ke dalam pergaulan bebas seperti yang dialami TA.

Melihat anaknya yang tidak lagi sekolah dan kekasih anaknya yang sudah bekerja, TA beranggapan mereka mampu membina keluarga. Oleh sebab itu TA memutuskan untuk menikahkan anaknya di usia yang masih sangat muda. Hal tersebut sesuai dengan penuturan TA “...Aku ngawenke anakku rak nduwe pikiran kawen sek cilik

36 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

(21)

mengko pegat koyo aku... Bocah dari pada regudak reguduk bareng teros si nok. Anakkune wes orak sekolah, pacare wes kerja. Pak ngenteni opo maneh, mengko nek kedarong meteng malah nggagar tok. Bocah sak iki nek pacaran do umbrus si, akeh seng do meteng”.37

Semasa pacaran anak pertama TA yang tinggal bersama nenek dan kakeknya terkadang berkunjung ke tempat tinggal TA, anaknya berboncengan dengan pacarnya. Melihat hal tersebut TA menasehati anaknya, agar tidak terlalu sering berdua-duan dengan pacarnya. Hal tersebut sesuai dengan penuturan TA “Anakku seng mbarep biasa tak

kandani nok, maune sak uronge kawen nek dolan mene karo pacare kae boncengan motor tak omongi rak usah kakean regudag regudug bareng”38

Anak kedua TA baru akan masuk TK, terkadang TA mengajarkan baca tulis al-Qur’an saat TA punya waktu luang, TA ingin anaknya menjadi anak yang solekhah oleh sebab itu TA berencana akan menyekolahkan anaknya di TK yang berbasis islami. Hal tersebut sesuai dengan penuturuan TA “Anakku cilik yo durong

biso ngaji aa nok, urong sekolah. Tapi wes biasa tak uturi alif ba’ ta neg dong aku lego. Iki bek mengko pak daftarke nang TK islam. Aku

37

TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei 2015.

38 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

(22)

wes takok-takok karo seng anake sekolah kunu, jare sekolahe apik. Diajari dongo-dongo karo ngaji”.39

Berbeda dengan anaknya yang kedua, anak yang pertama lebih religius dibandingkan dengan TA. Hal ini disebabkan anaknya yang sejak kecil dirawat oleh orangtua TA. Orangtua TA termasuk orangtua yang religius. Hal tersebut sesuai dengan penuturan TA “....anakku

mbarep ki melune simbahe dek cilik... anakku seng mbarep rak koyo aku. Anakku kudungan koyo sampean”.40

Anak TA yang pertama fasih membaca al-Qur’an. Anaknya belajar membaca al-Qur’an bukan dari TA orangtuanya namun, dia belajar membaca al-Qur’an dengan ustad di tempatnya sekolah. Hal tersebut sesuai dengan penutura TA

“ajar ngaji karo ustad pas ngaji karo MI aa, anakku mbarep ki melune simbahe dek cilik. Tormaneh yo aku orak reti nok, seng masalah ngaji-ngaji koyo kui. Konco-koncoku podo ae rak reti. Dedine pak takok karo sopo. takok koncoku po’o percuma. Pak takok karo ustad isin aa nok. Mbiyen aku sek cilik kae biso sak iki wes klalen”.41

Walaupun pendidikan agama anaknya yang pertama diserahkan kepada orangtua TA namun, pendidikan agama anaknya yang kedua menjadi tanggung jawab TA. Walaupun TA terlihat cuek

39 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

2015.

40

TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei 2015.

41 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Mei

(23)

dan acuh tetapi dalam kenyataannya TA memperhatikan pendidikan agama anaknya. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap TA peneliti melihat bahwa TA menyuruh anaknya untuk mematikan televisi ketika terdengar suara azan. Lalu mengambilkan mukena untuk anaknya agar segera bergegas pergi ke musolah untuk shalat berjama’ah.42

Pendidikan agama anak TA juga menjadi tanggung jawab suami TA. Ketika peneliti sedang melakukan wawancara dengan TA, anak TA merengek minta dibelikan buku pada ibunya, namun disisi lain TA sedang melakukan wawancara dengan peneliti. Melihat hal tersebut, suami TA langsung datang menghampiri sembari memberi nasehat kalau sedang ada tamu harus bersikap sopan. Tidak boleh mengganggu ibunya yang sedang berbicara dengan peneliti.43

Hambatan yang dialami TA dalam mendidik anak keduanya adalah teman sebaya dan televisi. Ketika anaknya sedang asyik bermain atau menonton televisi terkadang sulit sekali untuk merayunya agar bisa belajar bersamanya.

42 TA, Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi, Pekalongan, 25 Mei 2015. 43 Anak TA, Anak dari TA Pekerja Seks Komersial Terselubung, Observasi,

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembahasan ini, akan dilakukan pengujian mengenai hubungan antara kualitas produk, harga, dan iklan pada Shopee terhadap minat beli dengan kepuasan pelanggan

Jelaskan sertakan contohnya, penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya

2015/16/USM/PPS/SA54 IJAZAH SARJANA MUDA SENI HALUS DENGAN KEPUJIAN (REKABENTUK TEKNOLOGI MEDIA

Tiada yang sempurna kecuali Allah SWT, penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan ini yang di dasari pada kurangnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan karena

Sedangkan besarnya keuntungan rata-rata per produksi yang diberikan dari agroindustri kerupuk singkong adalah Rp2,084 per kilogram produksi atau dengan tingkat keuntungan

sekitar 80 % dari semua kebutuhan dan masalah kesehatan dapat diatasi dirumah, maka kebutuhan untuk mendidik masyarakat mengenai cara merawat diri mereka sendiri

Namun dalam perjalanannya pemerintahan yang reformasi kembali menceridai sendiri dengan munculnya undang-undang yang mengatur pesta demokrasi dalam memilih calon

Hasil beberapa penelitian tersebut dapat menjadi data pembanding untuk mengamati hubungan penggunaan fin pada silinder sirkular terhadap pola aliran dan