• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode-metode seleksi Pada dasarnya metode seleksi dapat dibagi menjadi 3 ialah : 1. Seleksi pemilihan 2. Seleksi kombinasi 3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode-metode seleksi Pada dasarnya metode seleksi dapat dibagi menjadi 3 ialah : 1. Seleksi pemilihan 2. Seleksi kombinasi 3."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 Metode-metode seleksi

Pada dasarnya metode seleksi dapat dibagi menjadi 3 ialah : 1. Seleksi pemilihan

2. Seleksi kombinasi 3. Seleksi mutasi

1. Seleksi Pemilihan a. Seleksi Massa

Seleksi massa adalah merupakan bentuk yang paling sederhana dari seleksi pemilihan. Seleksi massa berari bahwa dari massa tanaman yang berada di sawah, tegal atau lading, sebagian tidak akan digunakan sebagai bahan perbanyakan, sedangkan bagian yang lain dipelihara untuk perbanyakan kolektif. Oleh karena itu apa yang diperbanyak adalah jumlah tanaman atau massa. Berapa jumlah tanaman tersebut prinsipiil tidak menjadi soal. Yang esensiil ialah bahwa keturunan dari tanaman tersendiri selalu ditanam tercampur.

Seleksi massa dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : seleksi massa positif dan seleksi massa negatif.

Seleksi masa positif seleksi ini dilakukan pada suatu kebun dimana dipilih tanaman-tanaman yang baik, sesuai dengan tujuan seleksi, kemudian untuk bahan perbanyakan berikutnya. Pemilihan disini berdasarkan fenotipe semata-mata, sehingga kenyataannya tanaman yang nampaknya sama keturunannya dapat berlain-lain.

Apabila kita hanya menyingkirkan tanaman yang oleh karena salah satu dianggap buruk, dan memelihara terus yang lainnya, maka cara ini dinamakan : seleksi massa negatif.

Untuk pemuliaan tanaman yang sebenarnya seleksi massa negatif dianggap tidak layak. Cara ini hanya dapat berguna pada pemuliaan tanaman sebagai daya upaya untuk menyingkirkan sifat-sifat yang tidak diinginkan yang telah diketahui diturun-temurunkan secara resesif. Yang dimaksud belakangan ini berarti bahwa dari bentuk resesif tidak akan terpisah lagi bentuk-bentuk yang bagus, sehingga forma-forma itu sebagai massa dapat disingkirkan dari populasi. Sering hal ini bertalian dengan keanehan seperti keanekawarnaan, cacat-cacat rupa dsb.

Pada seleksi tanaman bunga-bungaan, seleksi massa positif masih mempunyai arti yang penting, terutama kesukaan umum tentang mode – mode bunga yang sering berubah-ubah.

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 Di dalam praktek, baik seleksi massa positif maupun seleksi massa negatif dilakukan bersama –sama, misalnya pada seleksi massa dari tanaman jagung. b. Seleksi individuil dengan penilaian dari tanaman tersendiri atas dasar keturunannya.

Sebenarnya istilah seleksi individuil ini kurang tepat, oleh karena juga pada seleksi massa sebenarnya pemilihan tanaman itu dilakukan secara individuil, maka lebih baik apabila dinamakan cara ini sebagai seleksi individuil dengan penilaian dari tanaman tersendiri atas keturunannya.

Pada cara ini kita mulai memilih tanaman yang terbaik. Selanjutnya hasil biji dari tanaman yang terbaik dipisahkan, untuk ditanam dalam persilangan – persilangan tersendiri. Titik berat dari cara ini adalah pengujian atau pemilihan dari keturunan yang terbaik. Tanaman yang terpilih tadi, apabila memiliki kualitas genetis yang baik dan faktor yang bersangkutan berada dalam keadaan homosigot, maka akan memberikan keturunan yang juga baik, yaitu akan sama dengan orang tuanya (apabila terjadi penyerbukan sendiri).

Sedangkan tanaman yang berdasarkan semata – mata atas modifikasi juga akan memberikan per keturunan yang sedang atau yang mengecewakan. Bila keturunannya bukan disebabkan oleh penyerbukan sendiri tetapi terjadi oleh karena penyerbukan silang maka akan kita lihat, bahwa bukan saja sifat genetis induk akan Nampak diturunkan tetapi juga sifat – sifat dari tanaman ayah. Walaupun demikian prinsipnya adalah sama. Oleh karena dari penilaian keturunan yang diperoleh dapat dianalisa tipe dari induk dan bapaknya, atau keturunan disini hanya dipergunakan untuk pengujian dan identifikasi dari genotipe orang tua yang dipilih.

Berhubung dengan adanya tanaman autogam dan allogam, maka seleksi individual dibagi menjadi :

b.1 Seleksi individual pada tanaman autogam b.2 Seleksi individual pada tanaman allogam

b.1 Seleksi Individual pada tanaman autogam

Titik tolak kita merupakan varietas – varietas daerah atau suatu populasi silangan yang sudah diperbanyak selama beberapa generasi, baik tanpa seleksi sedikitpun maupun dengan massa seleksi vegetatif, dimana pada perbanyakan type – type yang baik tidak akan memisah lagi.

Pada populasi yang terdiri dari tanaman autogam bila diperbanyak selama beberapa generasi meskipun tanpa diseleksi akan terdiri dari campuran tanaman yang lebih utama merupakan tanaman homosigot.

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 Pemeliharaan dari bahan – bahan pangkal tadi selama 6 bulan atau 8 generasi praktis sudah cukup, setelah mana dapat dilakukan pemilihan tanaman. Selanjutnya lini - lini dari tanaman yang terpilih tersebut diperbandingkan satu sama lain dan kita seterusnya bekerja dengan lini yang terbagus. Lini ini adalah tanaman – tanaman homosigot, jadi adalah lini murni, ini berarti dapat diproduksi dengan konstan.

b.2 Seleksi Individual pada tanaman allogam

Pada dasarnya tanaman allogam dapat diseleksi seperti tanaman autogam. Tetapi disini pada hakekatnya dilakukan pemilihan terhadap penilaian gen dari pihak ibu, oleh karena tepung sari merupakan campuran dari bermacam – macam ayah. Sebab jenis – jenis yang baik dapat diserbuki oleh tepung sari dari ayah kurang baik, sehingga keturunannya mengecewakan. Jadi problem yang penting adalah terletak dalam mengatur pembuahan asing, dihindarkan tepung sari – tepung sari yang tidak diingini.

Metode yang dipakai tergantung :

- Biologi perkembangbiakan dari tanaman budidaya dan

- Sifat – sifat yang berharga pada waktu – waktu tertentu, ialah sifat berharga itu dapat terlihat sebelum berbunga atau sesudah berbunga.

 Sifat – sifat berharga dapat ditentukan sebelum berbunga

Tanaman yang berumur 1 tahun (lobak, bayam) dan yang berumur 2 tahun (misalnya biet gula).

Dimulai dengan suatu populasi. Ini dapat mungkin varietas daerah atau populasi silang, dipilih tanaman – tanaman terhdap warna, bentuk dan pertumbuhan yang sesuai dengan tujuan seleksi. Sering sekali dari golongan ini, penyeleksian dimulai dengan variasi – variasi yang ada. Dari populasi tersebut semaian – semaian yang kurang menarik sifat – sifatnya sebelum berbunga disingkirkan, sisanya yaitu tanaman – tanaman terpilih dibiarkan berbunga ataupun dilakukan persilangan – persilangan yang mana mudah dilakukan dengan mengadakan isolasi dari pasangan – pasangan tersebut.

Dari tanaman induk (tanaman yang dipilih) ataupun dari hasil persilangan dikumpulkan dan kemudian disemaikan secara individual, setelah kelompok – kelompok atau family tersebut dinilai secara individual.

Pada persarian silang campuran, family tersebut berasal dari tanaman – tanaman induk tersendiri yang diserbuk oleh serbuk campuran yang berasal dari serbuk ayah (tanaman) yang fenotipenya baik. Dalam praktik ada beberapa

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 kelompok (familia) yang dalam keseluruhannya harus disingkirkan, sedang dari kelompok (familia) yang lebih baik diseleksi tanaman yang terbaik dan ini dibiarkan berbunga/bersilang tercampur.

Ini dilakukan tersendiri untuk tiap – tiap family (kelompok) atau tercampur untuk semua family, apabila terdapat kebimbangan terjadinya degenerasi inteelt (inbreeding).

 Sifat – sifat yang berharga dapat ditentukan sesudah berbunga

Hal ini lebih sukar bila dibandingkan dengan tanaman yang sifatnya berharga dapat ditentukan sebelum berbunga. Yang termasuk jenis ini adalah contoh penting jagung. Tanaman ini dapat dimuliakan menurut beberapa cara.

Pertama : seperti seleksi diatas, tetapi cara ini terlalu lama sebab penilaian atas sifat kraktis yang penting sebelum berbunga tidak mungkin dilakukan. Pada cara umum yang digunakan untuk memperbaiki cara tersebut diatas perlu dilakukan asas untuk membatasi penyerbukan dengan sedikit mungkin tanaman ayah agar dicapai individualisasi yang sekuat mungkin.

Penyerbukan yang dimaksud (teratur) dapat dilakukan sebagai berikut : A. Dengan metode penyimpanan benih

B. Persilangan berpasangan C. Inbreeding (Inteelt)

A. Metode dengan penyimpanan benih

Metode benih cadangan bertolak pada beberapa semaian dari populasi permulaan dan dalam hal ini dipilih tanaman induk untuk sementara, setelah terlebih dahulu dilakukan penyingkiran dari tipe yang tidak diinginkan sebelum berbunga. Tetapi disini sudah pasti tanaman induk untuk sebagian akan diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman ayah yang kurang bagus. Biji dari tanaman induk kemudian disemaikan untuk pengujian generatif. Tetapi tidak semuanya disemaikan, separoh disimpan sebagai benih cadangan. Setelah pengujian generatif ini yang menuntun kita kepada pemilihan definitif dari tanaman-tanaman induk, benih cadangan (reserve seed) dari tanaman induk yang terpilih definitif, kemudian disemaikan dan sekarang ditanam terisoler dari pertanaman lain dari tanaman yang serupa.

Pernyerbukan sekarang hanya terjadi oleh serbuk sari dari tanaman ayah, yang sudah terbukti memberikan perketurunan yang baik. Melalui penyerbukan teratur ini dicapai hasil yang paling sedikit adalah sama dengan apa yang dapat dihasilkan dengan penilaian sebelum berbunga.

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 Di dalam tanaman biji-biji yang berasal dari benih cadangan dari tanaman induk yang terpilih definitif dapat dipilih lagi tanaman-tanaman induk baru, dengan mana skema tadi terulang lagi.

B. Persilangan Berpasangan

Pada cara in penyerbukan-penyerbukan dapat berlaku dengan serbuk sari dari tanaman ayah, jadi merupakan penyerbukan teratur. Oleh karena nilai seleksi dari tanaman ayah sebelumnya tidak diketahui haruslah kita bekerja dengan skala besar bila kita ingin mencapai sukses.

Metode dari persilangan berpasangan harus dikombinasikan dengan metode penyimpanan benih. Dalam famili dapat kita gunakan lagi penyilangan berpasangan tetapi hal ini berarti penyilangan inteelt. Pada umumnya bila degenerasi endogami (inteelt) tak diinginkan metode famili (seperasi) tidak dilakukan.

Bagaimanapun dalam famili (baik famili silang maupun famili inteelt) dipilih lagi tanaman-tanaman induk terbaik dan seluruh skema/ bagan diulangi lagi, tetapi sekrang bertaraf lebih tinggi dari semula. Dengan mempergunakan metode benih simpan penyerbukan-penyerbukan selanjutnya dapat diatur.

C. Endogami (Inteelt Inbreeding)

Inteelt adalah pembuahan sendiri antara kepala putik dengan tepung sarinya sendiri. Pada tanaman allogan, maka penguasaan pembuahan sendiri itu sukar, lebih-lebih adanya sehat selfsterilitas atau adanya kerusakan-kerusakan karena dibuahi sendiri. Kerusakan-kerusakan-kerusakan karena inteelt nampak jelas pada generasi pertama (1), dimana pada segregasinya memperlihatkan kelemahan-kelemahan atau tidak mempunyai kesanggupan untuk hidup, misalnya albino (chlorofil defect), tanaman kerdil (katai) dan lain-lain. Pada generasi-generasi berikutnya akan nampak individu-individu yang homosigot dan heterosigot, dimana pada permulaanya gen resesif masih dalam keadaan heterosigot dan tertutup oleh gen dominan. Tanaman-tanaman yang lemah akan tersingkirkan dan hanya Tanaman-tanaman-Tanaman-tanaman yang mempunyai daya hidup yang terus tumbuh, sampai akhirnya kita mendapat jenis-jenis inteelt yang telah mencapai minimum inteelt. Tanaman homogen dan telah homosigot. Dari ras orang tuanya, biasanya tnaman inteelt ini kurang subur. Minimum inteelt kira-kira dicapai pada I3 – I6 tergantung pada

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 banyak sedikitnya bermacam-macam gen. Jumlah bagian tanaman yang homosigot karena ionteelt dapat dihitung dengan rumus :

hm {1 +(2r – 1)}n Dimana :

r = berapa kali dilakukan inteelt n = jumlah faktor heterosigot

Apabila ras-ras minimum inteelt disilangkan dnegan individu-individu serupa tetapai yang hubungan keluarganya tidak dekat sekali, maka akan diperoleh hybrid yang subur. Basteran tersebut ialah heterosis atau hybrid yang vigor, dimana kesuburannya tidak dapat dipertahankan. Keistimewaan dari jenis heterosis tersebut adalah terjadinya pembesaran dari organnya atau perbanyakan dari organ-organnya. Tetapi keturunan-keturunan dari heterosis akan mengalami kemunduran.

Dengan timbulnya keadaan heterosis tersebut timbullah hipotesa-hipotesa atau dugaan-dugaan tentang heterosis tadi yaitu :

1. Hipotesa Heterosigot

Oleh Hayes dan Shull diterangkan bahwa heterosigot dari semua gen bekerja sebagai perangsang. Oleh karena itu bila tanaman heterosis hasilnya untuk bibit, maka keturunannya derajat heterosigotnya menurun. Atau bila suatu inbredline yang sudah relatif homosigot disilangkan dengan inbredline yang lain maka hybridnya akan mengandung faktor-faktor keturunan yang banyak dan dalam keadaan heterosigot.

Keadaan yang heterosigot ini menimbulkan heterosis misalnya :

AA bb CC X aa BB cc

(2f dom) (1f dom)

Aa Bb Cc

(3f dom)

Yang mempergiat lebih baik

2. Hipotesa over dominan atau hipotesa kombinasi

Hipotesa ini mengatakan bahwa dengan adanya kerjasama faktor-faktor keturunan atau alel-alel yang berbeda maka dapat menimbulkan heterosis. Jadi misalnya suatu faktor keturunan a1 dalam kombinasinya dengan a1a2 dan a1a3 dapat menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada kombinasinya sendiri a1a2 atau a2a2 dan sebagainya. Dalam hal ini mungkin secara individual faktor a1 mempergiat mungkin a2-nya yang

(7)

Universitas Gadjah Mada 7 mempergiat bilamana bersama-bersama. Sedangkan bila berdiri sendiri terjadi hal sebaliknya.

3. Hipotesa Plasma

Dalam keadaan heterogen sangat dimungkinkan terjadinya persilangan dari jenis-jenis yang plasmanya berlainan. Pada hybridnya akan menyebabkan heterosis karena plasmanya yang berbeda tercampiur dari kedua orang tuanya.

4. Hipotesa (teori) Jones (Dominance of Linked genes Hypothesis) Kalau tanaman yang bergenotipe

AA bb CC X aa BB cc ↓

F1 Aa Bb Cc Dd Ee

Bila sifat baik ditentukan oleh faktor dominan, maka dimengerti bahwa F1 akan lebih baik dari kedua parentalnya. Menurut Jones gejala heterosis adalah suatu pembastaran transgressief.

Ada beberapa cara untuk menghasilkan benih heterosis.

- Single cross : Perkawinan antara lini inteelt (inbred line) yang satu dengan lainnya misalnya lini A x lini B1 F1 merupakan benih heterosis single cross. - Double cross : Perkawinan antara single cross yang satu

dengan single cross yang lain (AxB) x (CxD) - Three way cross : Perkawinan antara single cross dengan lini

inteelt yang lain, misalnya (AxB) x C

- Top cross : Persilangan antara single cross dengan jenis daerah unggul (varietas) yang tidak dilakukan inteelt misalnya (AxB) x jenis D

- Varietas sintesis : Persilangan antara lini-lini inteelt yang telah menujukkan sifat-sifat yang unggul dengan top cross.

2. Seleksi Kombinasi

Seleksi hibridasi dimulai dengan memilih ras-ras orangtua yang akan digunakan sebagai bahan persilangan sehingga diharapkan terjadi hybrida atau basteran yang dikehendaki. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan orang tua yang akan dipakai

(8)

Universitas Gadjah Mada 8 sebagai bahan persilangan, kita harus menyelidiki perbedaan-perbedaan tentang : hasil dan daya hasil dan kualitas. Hal ini akan berguna dalam :

a. Usaha mengenali kesalahan dan kekurangan dalam suatu varietas sehingga diketahui sifat-sifat manakah yang dianggap layak untuk pemuliaan.

b. Usaha mengenali sifat-sifat baik yang khusus dalam suatu varietas, sehingga nilainya sebagai induk penyilangan (geniteur) pun menjadi diketahui.

Untuk itu maka perlu koleksi tanaman budidaya baik jenis dalam maupun luar negeri untuk diamati dengan teliti bertahun-tahun terhadap pertumbuhan dan perwujudan dari semua sifat yang berharga.

Dengan menyelidiki dan mengetahui tentang sistematik, morfologi, sitologi dan genetikanya, maka dapatlah dari bahan-bahan tersebut dikombinasikan dengan jalan persilangan untuk diwujudkan dalam individu baru. Kesukaran yang sering timbul dalam melakukan perkawinan adalah waktu berbunga yang tidak bersamaan. Dalam hal demikian perlu diatur ritme (irama) perkembangannya supaya bersamaan, misalnya : - Menanam jenis-jenis orang tua dalam waktu yang berlainan

- Memotong jenis-jenis orang tua yang berbunga lebih awal

- Dengan vernalisasi atau mempengaruhi fotoperiodisitas untuk mempercepat pertumbuhan

- Penyimpanan tepung sari (pollen) pada tempat yang memenuhi syarat (dingin dan kering)

Dalam teknik hibridasi umumnya kita melakukan tindakan sebagai berikut :

1. Mengebiri atau kastrasi atau emaskulasi : yaitu menghilangkan kepala sari sebelum bunga membuka dengan maksud untuk mencegah terjadinya penyerbukan atau pembuatan sendiri. Untuk ini ada beberapa cara tergantung dari tanaman budidaya yang akan diperlakukan.

Misalnya :

- Untuk tanaman padi ada beberapa metode antara lain : forcing metode, clipping metode, hot water treatment dan sebagainya.

- Untuk tanaman jagung : tassel metode, bottle metode dan over all metode. - Untuk tanaman kapas I Lumphery dan Tuller metode

2. Hibridiasi : yaitu menyerbuki bunga-bunga yang telah dikebiri dnegan tepung sari dari jenis tanaman yang kita kehendaki sebagai bapak. Dikerjakan langsung atau esok hari sesudah kastrasi, sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 11.00. Caranya dengan menggosokkan-gosokkan kuas atau pinset yang sudah ada tepung sarinya pada kepala putik bunga yang sudah dikebiri tersebut serata mungkin. Atau dengan menggoyang-goyangkan pluim yang mekar di atas bunga-bunga yang sudah dikebiri.

(9)

Universitas Gadjah Mada 9 3. Memberi tanda dan etiket

Bunga-bunga yang telah diserbuki, tangkainya diikat dengan benang berwarna dengan hati-hati untuk menjaga kekeliruan. Kemudian setelah bunga atau karangan selesai diserbuki, pada tangkai atau batangnya diberi etiket yang bertuliskan :

- Nama penyerbuk - Tanggal mengerjakan

- Nama / nomer jenis – jenis tanaman jantan dan betinanya

4. Pembungkusan

Untuk mencegah terjadinya penyerbukan asing yang tidak diinginkan dan gangguan lain, karangan bunga yang sudah diserbuki tadi dibungkus dengan kantong dari kain, kertas dan sebagainya.

5. Kontrol

Dalam mengerjakan hibridisasi supaya dibuat kontrolnya, yaitu dengan mengebiri sejumlah bunga, tetapi tidak diserbuki. Juga dibuat resiproknya, oleh karena mungkin hasilnya akan berbeda disebabkan oleh sterilitas salah satu kelaminnya, perbedaan plasma dan sebagainya.

Setelah dilakukan perkawinan maka pengujian – pengujian keturunannya dapat dilakukan secara pedigree, bulk atau back cross.

a. Seleksi pedigree

Pada pedigree, pemilihan dilakukan pada F2, sedang pada bulk atau ramseh pemilihan baru dilakukan pada generasi F6.

Tahun pertama : Dibuat persilangan antara kedua orang tua yang dipilih, hasilnya F2 ditanam untuk tahun kedua.

Tahun kedua : Hybrid F1, ditanam pada tahun kedua. Bila ras – ras orang tua

homosigot, maka F1 harus uniform, maka bila ada tipe – tipe

yang menyimpang harus disingkirkan. Dalam praktek hasil dari F1 dipungut bersama – sama untuk ditanam pada tahun ketiga.

Tahun ketiga : Dalam generasi F2, biji – biji ditanam tiap lobang satu butir. Harus ditanam sebanyak mungkin, oleh karena makin banyak yang ditanam makin banyak kombinasi yang diharapkan. Tanaman – tanaman tersebut diamati dengan seksama dan dapat dilakukan pemilihan tanaman – tanaman elit. Bila kombinasi F2 sedikit, atau sama sekali tidak ada untuk diseleksi,

(10)

Universitas Gadjah Mada 10

segregasi yang sulit, tipe yang dicari baru terlihat kadang – kdang pada generasi yang kemudian. Jenis yang terpilih ditanam pada tahun keempat.

Tahun keempat : Benih dari F2, ditanam pada tahun keempat sebagai tanaman F3.

Masing – masing jenis ditanam terpisah. Generasi F3 ini

merupakan jenis – jenis A, yang diharapkan pada generasi ini terus mengalami segregasi-segregasi, karena generasi F2

adalah heterosigot. Jenis-jenis A yang terbaik dalam generasi F3

dipilih tanaman – tanaman elit baru untuk diuji sebagai jenis A dalam tahun kelima.

Tahun keenam : Jenis – jenis A yang konstan ditanam pada tahun ketujuh sebagai jenis B, pengujian persis seperti pada waktu melakukan seleksi pemilihan pada tanaman autogam jenis B sebagai F3.

Tahun ketujuh : Hasil dari jenis – jenis B yang unggul ditanam tahun ketujuh sebagai generasi F6 jenis C, sebagai tanaman perbanyakan

untuk disebarkan.

b. Seleksi bulk / ramseh

Pada cara seleksi ini pemilihan baru dimulai pada generasi F5 - F8 (F6 - F9). Karena kesukaran – kerusakan yang dijumpai pada seleksi pedigree, maka orang biasanya menjalankan cara lain yang lebih sederhana yang disebut cara Ramsch. Keuntungan dari cara ini adalah pada tanaman autogam, pada generasi – generasi berikutnya terjadi penambahan forma homosigot dan pengurangan forma heterosigot. Jumlah forma homosigot dapat dihitung dengan rumus :

dimana :

hm = kenaikan persentase individu homosigot m = tingkatan generasi

n = jumlah gen (pasangan allele)

Untuk pertanaman bulk harus luas, supaya dapat bebas mengadakan segregasi. Disamping bertambahnya forma homosigot, keuntungan lain dari cara ini adalah bahwa seleksi alam telah berlangsung bertahun – tahun terhadap semua genotype yang kurang baik yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan hidup, sehingga lebih mudah orang menemukan tanaman yang bagus. Meskipun sering seleksi alam tersebut belum tentu searah dengan tujuan seleksi. Misalnya pada serealia jenis yang buahnya besar tetapi sedikit akan terdesak dari populasinya

(11)

Universitas Gadjah Mada 11 oleh jenis yang berbuah kecil tetapi banyak, hal ini disebabkan oleh karena daya reproduksinya. Oleh karena itu dalam pembasteran semacam ini, hasil dari tiap keturunan dipisahkan dalam golongan gabah besar dan golongan gabah kecil. c. Metode Back – cross

Back – cross adalah persilangan F1 dengan salah satu orang tuanya. Dengan back-cross akan terjadi penimbunan sifat resesif. Jadi dengan back-cross apabila dilakukan berulang kali, akan terjadi penimbunan gen – gen. Sehingga salah satu sifat unggul dari salah satu tetuanya dapat dipindahkan, misalnya sifat resistensi terhadap hama atau penyakit. Secara teoritis maka dengan jalan back – cross lebih cepat pemilihannya daripada dengan metode pedigree, oleh karena jumlah genotipenya lebih sedikit.

3. Metode Mutasi

Menurut sejarah perkembangan “mutation breeding” negara kita merupakan negara pertama yang telah menggunakan hasil mutantnya untuk tanaman yang dianjurkan, yaitu pada tanaman tembakau yang diperoleh dari hasil penyinaran dengan sinar X di Jawa Tengah (1930). Tetapi pemuliaan tanaman dengan teknik pemuliaan mutasi ini belum begitu popular di tanah air kita ini, hal ini dapat dimengerti karena perkembangan suatu teknik baru tentu memerlukan waktu dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Tetapi meskipun demikian kegiatan dalam pemuliaan mutasi dapat dikatakan sudah mendapatkan perhatian.

Introduksi dan hibridisasi adalah merupakan cara pemuliaan tanaman yang umum dilakukan di negara kita. Introduksi dilakukan apabila :

- Karena memang merasa perlu mendatangkan tanaman dari luar, mengingat belum ada tanaman yang sebaik seperti yang dari luar tersebut.

- Merasa lebih mudah mendatangkan, yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai bahan persilangan dengan varietas dalam negeri.

Yang perlu diperhatikan dan penting adalah tanaman introduksi tersebut harus melalui pengujian – pengujian terlebih dahulu. Dilihat dari hal di atas, maka hibridisasilah sebenarnya yang tepat dilakukan, sebab dengan cara ini kita dapat memperoleh kombinasi atau rekombinasi dari gen-gen pembawa sifat yang baik saja yang harus dikumpulkan dalam satu varietas, atau tergantung dari keinginan kita akan dibuat varietas yang sebagaimana, tinggal mengatur saja sifat – sifat yang dikandung dan tersedia dalam persediaan. Untuk ini diperlukan adanya persediaan gen (genetic’s stock).

(12)

Universitas Gadjah Mada 12 Yang menjadi persoalan apakah kita telah memiliki serangkaian genetic’s stock untuk setiap sifat untuk tanaman? Bila dilihat dari kenyataan masih banyak tanaman budidaya kita yang tidak resisten terhadap suatu hama atau penyakit tertentu, ini membuktikan bahwa kita belum mempunyai genetic’s stock itu. Untuk menghadapi hal tersebut harus diusahakan membuat genetic stock’s. Bagaimana caranya? Mutasi buatan adalah satu –satunya cara yang terbaik dalam rangka membuat genetic’s stock, apabila tidak terdapat sebuah tanamanpun yang tersedia dan dapat digunakan sebagai geniteur. Setelah kita mempunyai genetic’s stock untuk setiap sifat, tidaklah menjadi persoalan lagi, segala kebutuhan manusia akan mudah dapat diatasi atau dilayani.

Mengenai pengaruh dari teknik pemuliaan mutasi terhadap “green revolution” memang belum tampak begitu besar apabila dibandingkan dengan hasil – hasil yang telah dicapai oleh teknik pemuliaan menurut kebiasaan yang dilakukan (conventioned

breeding). Tetapi apabila diingat, dari hasil – hasil yang telah dicapai oleh para ahli

atau peneliti seperti Muller, Dr. Borlang, Valencia, Cada, Escuro, Siddiq dan sebagainya maka dapat disimpulkan bahwa untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, teknik pemuliaan mutasi dan teknik pemuliaan tanaman secara konvensional dapat bekerja sama.

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memiliki Surat Perizinan dengan kualifikasi usaha

Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan yang lainnya adalah dalam menyusun gambar ( picture and picture ) peserta didik yang lain menyanyikan sebuah lagu atau beberapa lagu

Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai

Peneliti juga melakukan wawancara kedua dilakukan dengan seorang konsumen yang belanja di toko ibu M, beliau mengatakan bahwa toko sembako tersebut memberikan pelayanan

Komunikasi yang terjadi antara pihak madrasah dengan masyarakat juga sebagai sarana untuk sosialisasi program yang dijalankan oleh madrasah, para orang tua wali yang

1. Tenant wajib bebas dari tindakan melanggar hukum yang berlaku di Indonesia dan bersedia tunduk serta mengikuti peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pengelola

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi dan motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja UKM Pertambangan di Kabupaten

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo selama periode 2007-2011.. Data yang