• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu jenis media massa, walaupun dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu jenis media massa, walaupun dalam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radio merupakan salah satu jenis media massa, walaupun dalam perkembangannya diperkaya dengan munculnya media audio visual atau televisi. Radio menjadi media bagi masyarakat untuk mendengar informasi, mendapat hiburan, mendapat pendidikan dan sebagainya. Sejak ditemukannya radio, masyarakat selalu diberi hiburan yang praktis tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak. Melalui radio disiarkan program-program antara lain hiburan, iklan, berita, dan informasi - informasi lainnya.

Media massa saat ini sangat digemari masyarakat. Media massa (mass media) adalah chanel, media /medium, saluran, sarana atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (Wikipedia Bahasa Indonesia). Fungsi media massa menurut Denis Mcquail (1991) antara lain : (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertaint (memberi hiburan), (3) to persuade (membujuk), (4) transmission of the culture (transmisi budaya). Sedangkan fungsi media massa menurut Morissan,M.A (2008) yaitu: 1. Saurveilance of the environment ( fungsi pengawasan), 2. Correlation of the part of society in respinding to the environment (korelasi), 3. Transmission of the social hetigate from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial ).

(2)

Dengan demikian media massa memiliki fungsi sebagai fungsi informasi, fungsi hiburan, fungsi persuasi (yaitu mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang), fungsi transmisi budaya (yaitu mewariskan suatu budaya masyarakat, mendorong koherensi sosial (koherensi yang dimaksud disini ialah penyatuan), fungsi korelasi (yaitu menghubugkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya), pewarisan sosial (yaitu berfungsi sebagai seorang pendidik) baik yang menyangkut pendidikan formal maupun nonformal yang mencoba mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari suatu generasai ke generasi selanjutnya.

Radio Narwastu merupakan salah satu radio yang ada di kota Medan. Fungsi media massa itu juga ada di dalamnya. Dari semua fungsi media massa yang di atas, radio Narwastu lebih cenderung kepada fungsi informasi, fungsi persuasi, fungsi transmisi budaya dan fungsi korelasi. Fungsi informasi yaitu radio Narwastu memberikan informasi tentang lagu-lagu rohani kepada masyarakat, ibadah-ibadah dan kegiaatan-kegiatan rohani yang akan dilaksanakan, iklan, dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kebenaran Alkitab. Fungsi persuasi yaitu radio Narwastu memberikan dorongan dan bujukan kepada pendengar untuk hidup dengan nilai-nilai Kristiani. Fungsi transmisi budaya yaitu radio Narwastu meregenarikan lagu-lagu rohani dan pengajaran kebenaran Alkitab kepada masyarakat Kristiani. Fungsi kolerasi yaitu radio Narwastu menjadi penghubung masyarakat Kristiani di kota Medan melalui layanan telefon dalam beberapa program acaranya.

Di dalam radio Narwastu, terdapat program-program siaran yang menjadi bagian penting dari penyiaran radio ini. Program-program yang disiarkan pada

(3)

radio Narwastu diantaranya yaitu lagu-lagu rohani, kotbah, talk show tentang kesehatan, dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan selama satu minggu, acara yang disiarkan di radio Narwastu ini adalah sebagai berikut : morning worship (lagu-lagu rohani pada pagi hari), morning amsal (pembacaan kitab Amsal pada pagi hari), renungan pagi (kotbah untuk mengawali siaran), kidung pagi (lagu rohani teduh), info ibadah, ibadah langsung dari Batam, renungan siang (kotbah), live okumene (ibadah dari berbagai gereja), music worship (penyiaran lagu-lagu rohani), doa syafaat, bible reading (pembacaan Alkitab tahunan), lagu-lagu rohani Batak Toba, live ibadah kaum muda, dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa radio Narwastu merupakan radio yang khusus menyiarkan acara yang berhubungan dengan umat Kristiani. Inilah yang membuat radio Narwastu berbeda dengan radio yang lain yang berada di kota Medan. Misalnya radio Smart FM yang menyiarkan berbagai informasi tentang pendidikan dan wawasan bagi masyarakat melalui setiap acaranya dan radio Trijaya FM yang menyiarkan lagu-lagu pop dan yang berhubungan dengan sekuler (melalui hasil pengamatan selama seminggu).

Menurut Rivers William (2004) dalam buku Media Massa Masyarakat Modern, edisi kedua, radio yang ada pada masa sekarang ini terbagi ke dalam 3 kelompok yaitu: radio publik (biasanya radio yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah), radio komersil atau radio yang berfokus pada profit (radio-radio swasta), dan radio komunitas yaitu radio yang dikelola oleh satu komunitas dan menyiarkan kebutuhan suatu komunitas, biasanya disubsidi oleh komunitas itu sendiri. Radio Narwastu secara hukum terdaftar adalah radio komersil yang menguatamakan profit, tetapi dalam program siarannya, radio Narwastu termasuk

(4)

ke dalam radio komunitas. Yaitu radio Narwastu menyiarkan kebutuhan kominutas masyarakat Kristiani.

Karena radio Narwastu terdaftar sebagai radio komersil, maka di dalamnya juga terdapat iklan yang menjadi pendukung dari keberlangsungan penyiaran. Semua iklan disiarkan sesuai dengan kerjasama yang dibuat dengan pemilik produk atau jasa. Berdasarkan wawancara dengan manajer radio Narwastu dan melalui hasil pengamatan, radio Narwastu menerima semua iklan produk dan jasa kecuali iklan rokok dan minuman keras. Itu disebabkan karena radio ini merupakan radio yang menyiarkan nilai-nilai yang terdapat pada agama Kristiani.

Berdasarkan penelitian di lapangan telah terbentuk komunitas yang menamakan dirinya sebagai pendengar setia radio Narwastu (fans club radio Narwastu). Komunitas ini terbentuk sendiri oleh pendengar radio Narwastu. Fans club radio Narwastu ini juga sudah memiliki struktur kepengurusan dan melakukan ibadah setiap bulannya. Ibadah ini biasanya dilakukan di rumah-rumah setiap anggota fans club itu sendiri. Komunitas ini merupakan masyarakat Kristiani dari berbagai denominasi gereja, bukan suatu aliran gereja tertentu.

Penyiaran di radio Narwastu lebih banyak menyiarkan lagu-lagu rohani dibanding dengan siaran yang lain (dari pengamatan selama satu minggu). Lagu-lagu yang disiarkan di radio ini beragam, yaitu mulai dari Lagu-lagu-Lagu-lagu rohani pop yang bernuansa band, lagu rohani bahasa daerah, lagu rohani anak-anak dan sebagainya. Dalam tulisan ini penulis akan membahas menejemen penyiaran semua jenis lagu-lagu rohani tersebut pada radio ini.

(5)

Lagu rohani yang ada di pada radio Narwastu, mempunyai kaitan dengan fungsi dan penggunaan musik menurut Merriam dalam bukunya The Antropology Of Music (1964), bahwa penggunaan berkaitan dengan situasi yang bagaimana musik dipakai dalam kegiatan manusia. Sedangakan fungsi dikatakannya berkaitan dengan alasan yang menyebabkan musik dipakai dan tujuan yang lebih luas yang dipenuhi oleh musik itu. Merriam dalam bukunya juga mengatakan ada sepuluh fungsi musik yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi penghayatan estetika, (3) fungsi hiburan, (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi perlambangan, (6) fungsi reaksi jasmani, (7) fungsi norma-norma sosial, (8) fungsi pengesahan lembaga-lembaga sosial, (9) fungsi kesinambungan kebudayaan, (10) fungsi pengintegrasian masyarakat. Dari kesepuluh fungsi di atas, menurut analisa penulis, musik yang ada pada radio Narwastu lebih cenderung kepada fungsi penghayatan estetika, fungsi komunikasi, dan fungsi hiburan. Untuk menyampaikan fungsi musik tersebut kepada masyarakat diperlukan media. Dalam hal ini radio Narwastu merupakan media untuk menyampaikan fungsi lagu-lagu rohani kepada pendengar radio Narwastu.

Dalam penyiaran setiap program pada radio Narwastu, terlebih dahulu dilakukan perencanaan dari setiap program tersebut. Perencanaan ini meliputi pemilihan lagu-lagu yang akan disiarkan yang dikerjakan oleh director musik, pembuatan spot iklan, pemilihan kaset kotbah yang akan disiarkan, dan sebagainya. Pada setiap penyiaran juga dilakukan pengevaluasian siaran dan melihat bagaimana dampak dari program yang sudah disiarkan kepada setiap pendengar, yang akhirnya nanti menjadi saran kepada program berikutnya.

(6)

Radio Narwastu juga membagi setiap karyawan berdasarkan kemampuan dalam mengerjakan setiap bagian masing-masing. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan setiap bagian dan dapat mencapai tujuan dari radio ini. Di dalamnya terdapat direktur, teknisi, penyiar, bagian marketing, music director, production house. Setiap bagian memiliki tanggungjawab masing-masing dan bekerjasama dalam proses penyiaran. Dengan demikian dalam penyiaran pada radio Narwastu menggunakan penerapan fungsi menejemen sebagai suatu system yang mendukung eksistensi radio ini.

Menurut beberapa tulisan skripsi yang sudah ada sebelumnya, yaitu Manajemen Penyiaran Smart FM Dalam Menggunakan Musik Audiophile (Nelly Sihombing dalam skripsinya) menyimpulkan bahwa Radio Smart FM seturut dengan visinya, maka setiap program-program yang disiarkan selalu melalui tahap perencanaan, setelah diadakan penyiaran dilakukan pula pengamatan apa yang menjadi dampak dari setiap penyiaran. Dan yang terakhir adalah pengawasan setiap program yang sudah disiarkan. Sedangkan Menurut tulisan Hilda Damanik dalam skripsinya yang berjudul Manajemen Radio FM Pematang Siantar Dalam Mensosialisasikan Lagu-lagu Simalungun menyimpulkan bahwa Manajemen siaran musik di stasiun radio Siantar FM bertumpu pada kerjasama antar divisinya. Dalam pembuatan program siar yang melibatkan program director sebagai pembuat program siar, music director sebagai penentu pemilihan lagu yang akan diputar untuk program tersebut, dan production house sebagai pembuat jingel, back song, iklan sponsor dan spot. Sedangkan marketing sebagai pencari sponsor dan pembiayaan untuk program siar seperti pembiayaan proses produksi, penyiar sebagai pembawa acara program siar yang berinteraksi langsung dengan

(7)

pendengar, dan director selaku penanggung jawab, dan pengawas sistem kerja keseluruhan.

Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan penyiaran, sebuah stasiun radio harus dapat memikat hati para pendengarnya dengan program-program siarannya. Untuk mencapai tujuan trsebut, pastilah tidak datang dengan sendirinya melainkan melalui persiapan-persiapan dari berbagai macam aspek, salah satunya melalui sistem manajemen. Dari tulisan ilmiah di atas dan berdasarkan pengamatan di lapangan penulis tertarik untuk meneliti penyiaran lagu-lagu rohani pada radio Narwastu FM, yaitu bagaimana radio ini dalam mengelola penyiaran lagu-lagu rohani sampai kepada setiap pendengar. Dengan refrensi dari tulisan yang sudah ada sebelumnya penulis ingin melihat apakah menejemen itu juga terdapat di dalam radio Narwastu. Penelitian ini akan dibuat ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Radio Narwastu Dalam Menyiarkan Lagu-Lagu Rohani di Kota Medan”

1.2 Pokok Permasalahan

Dari uraian di atas, maka penulis akan membuat batasan masalah dengan tujuan menghindari terjadinya kesimpangsiuran di dalam pembahasan nantinya. Selain itu, juga agar lebih mendapatkan kejelasan yang lebih akurat tentang pokok permasalahan.

Adapun pokok permasalahannya adalah :

1. Bagaimana manejemen Radio Narwastu di dalam menyiarkan lagu-lagu rohani di kota Medan?

(8)

2. Bagaimana peran Radio Narwastu di dalam mensosialisasikan lagu-lagu rohani terkhusus kepada fans club radio Narwastu?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan

Setiap penelitin yang dilakukan mempunyai tujuan yang harus dicapai pada akhirnya, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mantle Hood tentang etnomusikologi dan Willi Apel (1969:298), yang menyatakan bahwa etnomusikologi adalah suatu metode untuk mengajari musik apapun, tidak hanya dari segi musiknya, tetapi juga melihat hubungannya dengan konteks budaya. Maka berdasarkan pendapat tersebut penulis membuat tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen Radio Narwastu dalam menyiarkan lagu-lagu rohani di kota Medan.

2. Untuk memahami bagaimana peran radio Narwastu dalam mensosialisasikan lagu-lagu rohani di kota Medan terkhusus bagi penggemar radio Narwastu (fans club).

1.3.2 Manfaat

Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi radio, penelitian ini juga memberikan manfaat bagi radio dalam hal ini director radio. Karena penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan memberikan motivasi untuk mengembangkan stasiun radionya.

(9)

2. Sebagai masukan kepada radio Narwastu dan radio lainnya dalam penerapan menejemen dalam penyiarannya.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian.

1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Menurut Mely G. Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang kita amati , konsep menentukan antara variable-variabel mana yang kita ingin menentukan hubungan empiris. Maka dari itu penulis memberikan konsep dari beberapa kata yang ada dalam tulisan ini.

Manajemen berasal dari kata to manage (bahasa inggris) yang artinya mengurus, mengatur, mengelola. Menurut Stoner (dalam T.Hani Handoko 2003:8) menejemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dalam tulisan ini manajemen yaitu bagaimana anggota radio Narwastu dalam bekerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi dasar manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penentuan sumber daya manusia (staffing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controling). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

(10)

Perencanaan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah aktifitas yang dilakukan radio Narwastu sebelum melakukan penyiaran lagu-lagu rohani mulai dari perencanaan program siaran, perencanaan keuangan, perencanaan musik, perencanaan kode atik siar dan sebagainya. Hal ini akan diuraikan pada bab berikutnya.

Pengorganisasian yang dimaksud dalam tulisan ini adalah struktur yang tergabung di dalam penyiaran lagu-lagu rohani pada radio Narwastu, yang memiliki tanggungjawab masing-masing. Penentuan sumber daya manusia yaitu penempatan setiap anggota yang ada pada radio Narwastu di dalam menyiarkan lagu-lagu rohani. Penggerakan dalam tulisan ini merupakan dorongan atau motivasi yang dilakukan oleh manajer radio Narwastu kepada karyawan dalam meningkatkan kwalitas penyiaran lagu-lagu rohani. Sedangkan pengawasan yang dimaksud di dalam tulisan ini adalah pemeriksaan proses penyiaran oleh manajer radio Narwastu kepada setiap anggota yang tergabung di dalam radio Narwastu supaya berjalan dengan baik.

Radio Narwastu FM memiliki frekwensi 97,9 Mhz dengan gelombang FM (frekuency modulation). Radio Narwastu beroperasi di Jl. Binjai Km 10,8 Komp. TD. Pardede dan Jl. KH Wahid Hasyim No. 86 Medan.

Menurut Drs. Gouzali Saydan BBC, TT dalam kamus istilah telekomunikasi mengatakan radio adalah alat komunikasi yang dipancarkan

• Perencanaan • Pengorganisasian • Penentuan SDM • Penggerakan • pengawasan

(11)

melalui udara yang dapat mentransfer gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 3 Khz, beliau juga mengatakan bahwa radio merupakan seperangkat elektromagnetik untuk penyaluran informasi tanpa saluran kawat.

Mawardi dalam situsnya (http://dodimawardi.wordpress.com

)

menyatakan ada

sembilan karakteristik radio yaitu :

1. Theater of Mind (media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar).

2. Personal (media radio mampu menyentuh pribadi pendengar)

3. Sound only (media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan informasinya).

4.At once (media dapat diakses cepat dan seketika). 5. Heard once (media radio didengar secara sepintas).

6. Secondari medium Half Ear Media (media radio bisa menjadi teman dalam beraktifitas).

7. Mobile/Portable (media radio mudah dibawa kemana saja).

8. Local (media radio bersifat local, hanya di daerah yang ada frekuensinya). 9. Linear (media radio tersusun secara sistematis).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 624), lagu rohani adalah (1) ragam suara yang berirama, (2) ragam nyanyian (musik). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 960), rohani adalah Roh: di samping jasmani juga memerlukan santapan. Menurut Sudibyo dalam bukunya Misi Musik (2008 ; 89) mendefenisikan pengertian musik rohani adalah musik gereja yang mengandung nilai-nilai ibadah kepada Tuhan dan sesama.

(12)

Dari beberapa pendapat tersebut, lagu-lagu rohani yang dimaksud di dalam tulisan ini adalah ragam nyanyian yang dinaikkan bagi Tuhan dalam hal ini yang disiarkan pada radio Narwastu. Melalui lagu rohani, orang-orang percaya dapat saling menyatakan dan menyaksikan imannya dalam perjalanannya bersama Tuhan. Dan dalam menyanyikan lagu rohani ini perlu adanya melatih diri untuk bersikap yang disertai dengan iman, keterbukaan, ketaatan dan rasa kasih serta hormat terhadap Tuhan dan sesama

Dengan demikian manajemen lagu-lagu rohani yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana Radio Narwastu dalam mengelola lagu-lagu rohani hingga sampai kepada setiap pendengar dengan menggunakan fungsi manajemen yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, penempatan sumber daya manusia, pelaksanaan, dan pengawasan di dalam menyiarkan lagu-lagu rohani di kota Medan.

1.4.2 Teori

Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka untuk berfikir dalam pembahasan. Untuk itu penulis menggunakan teori untuk membahas pokok permasalahan yang ada dan menjawab permasalahan itu.

Untuk meneliti menejemen radio ini, penulis menggunakan teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Lorimer et al. yaitu manajemen biasanya dikaji dari titik pandang apa yang diperbuat seorang manajer, sehingga ia layak memenuhi persyaratan untuk dapat dikatakan sebagai seorang manajer, yang memusatkan perhatian kepada fungsi-fungsi dasar manajemen.

(13)

Menurut Henry Fayol fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning, organization, commanding, coordination, dan controlling.

Terry dalam bukunya the prisiple of management mengatakan ada lima fungsi manajemen yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (penentuan sumber daya manusia), motivating (penggerakan), controlling (pengawasan).

Dengan demikian dari beberapa pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa fungsi manajemen ada lima yaitu:

a. Perencanaan

Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksanaan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dikatakan juga bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti tujuan jangka panjang, untuk kemudian rencana jangka panjang menengah dan di atas perencanaan jangka panjang menengah ini pula, ia harus menentukan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan skala prioritas, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan secara bertahap serta terencana melaksanakan tahap-tahap berikutnya sampai tujuan jangka pendek itu dapat tercapai sepenuhnya, perlu diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya. Perencanaan yang dilakukan dalam hal ini yaitu perencanaan musik, perencanaan program siaran, perencanaan kode etik siar, perencanaan keuangan, dan sebagainya.

(14)

b. Pengorganisasian

Organisasi dapat diartikan sebagai susunan dengan bagian-bagian terpadu, sehingga hubungan mereka dipengaruhi oleh hubungan secara keseluruhan. Dengan demikian, organisasi terdiri dari dua jenis, yaitu bagian dan hubungan. c. Penentuan Sumber Daya Manusia

Yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Oleh karena itu, tercapainya tujuan bukan hanya tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerak yang terarah kepada sasaran yang dituju.

e. Pengawasan

Pengawasan adalah langkah pengujian, apakah segala berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dengan intruksi yang telah diberikan, dan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan. Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila sistem kontrol dilakukan secara pengendalian oleh semua pimpinan di setiap tingkatan.

Radio Narwastu merupakan sebuah perusahaan radio yang berbentuk organisasi modern, karena berdasarkan pengamatan ada beberapa tim yang bekerjasama untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori

(15)

manajemen organisasi untuk mendukung tulisan ini. Teori ini membahas system kerja dalam suatu organisasi, yang juga turut mendukung system manajemen produksinya.

Teori organisasi menurut Luther Gullick dan L. Urwick (1937), dalam suatu organisasi bahwa semakin banyak suatu pekerjaan tertentu dapat dipecahkan menjadi beberapa bagian komponen yang paling sederhana maka pekerjaan akan lebih banyak memiliki spesialisasi sehingga semakin terampil dalam melaksanakan bagian pekerjaannya. Semakin terampil seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, akan semakin efisien pula seluruh system produksi.

Penulis juga akan meneliti bagaimana peran radio Narwastu dalam mensosialisasikan lagu-lagu rohani dkepada pendengar setia radio Narwastu (fans club radio Narwastu). Fans club radio Narwastu yang dimaksud di dalam tulisan ini merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki ikatan spiritual yang kuat, rasa solidaritas sosial, keseimbangan dan kebersamaan yang tinggi (Kottak 1991:243) dalam tulisan Gondang Batak Makna dan Aspek Performatif, Irwansya Harahap.

Untuk meneliti peran radio Narwastu kepada setiap pendengar, penulis memberikan angket kepada 30 orang fans club radio Narwastu yang berasal dari berbagai latarbelakang pendidikan dan usia sehingga dapat mewakili pendengar yang ada di kota Medan. Dalam angket ini penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjawab peran radio Narwastu dalam hal mensosialisasikan lagu-lagu rohani di kota Medan.

Untuk menjelaskan makna dari teks lagu rohani dalam tulisan ini, penulis menggunakan teori hermeneutik. Hermeneunika merupakan study pemahaman

(16)

makna teks sebagai uraian kesan manusia. Ada tiga bentuk kata kerja dari hermeneutik, yaitu (1) mengungkapkan kata-kata, (2) menjelaskan, seperti menjelaskan situasi, (3) menerjemahkan, seperti di dalam translitarasi bahasa asing (Palmer 2003:16).

1.5 Metode Penelitian

Metodologi adalah suatu prosedur atau cara untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing, guna untuk mencari kebenaran. Metode penelitian adalah cara-cara bekerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Metode penelitian memberikan ketentuan-ketentuan dasar untuk mendekati suatu masalah dengan tujuan menentukan atau memproses hasil yang benar-benar akurat.

Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian umumnya berupa kata-kata, gambar dan bukan angka yang menunjukan kuantitas. Penelitian deskriptif mengumpulkan data, menentukan dan melaporkan yang ada menurut kenyataan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dalam hal ini objek penelitiannya adalah Radio Narwastu di Kota Medan. Dengan demikian sifat kualitatif penelitian ini mengarah pada mutu dan kedalaman uraian, yakni pembahasan tentang Manajemen Radio Narwastu di Kota Medan.

Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendekati perwujudan suatu gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia atas pola-pola (Bogdan 1975:4-5). Suatu penelitian dengan pendekatan

(17)

kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal atau memandang mereka secara umum, mereka sendiri mangungkapkan secara alami. Teknik pengumpulan data atau bahan yang relevan, akurat dan terandalkan ini bertujuan untuk menciptakan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1.5.1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan berbagai indera tanpa pertolongan alat standar untuk keperluan tersebut. Menurut Arikunto (1993 : 123) metode observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini, penulis lebih banyak mengamati objek peneltian secara langsung dalam penyiaran lagu-lagu rohani dan juga dengan mendengar penyiaran radio Narwastu pada saat on air.

Menurut Spedley (dalam Sutopo, 1996 : 59) menjelaskan bahwa peran dalam observasi dapat dibagi menjadi 1) tak berperan sama sekali, 2) berperan pasif, 3) berperan aktif, dan berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga anggota kelompok yang sedang diamati. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan, artinya peneliti tidak langsung terlibat pada situasi yang sedang diamati, dengan kata lain peneliti tidak berinteraksi atau mempengaruhi objek yang diamati.

Setelah melakukan pengamatan, penulis mengambil beberapa data yang diungkapkan secara langsung oleh setiap anggota yang tergolong di radio ini. Dalam penelitian observasi ini juga dilakukan dengan angket questioner. Questioner dilakukan kepada fans club radio Narwastu untuk mengetahui

(18)

bagaimana peran radio ini di dalam mensosialisasikan lagu-lagu rohani di kota Medan.

1.5.2 Wawancara

Menurut Moleong (1990 : 135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Tehnik wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara berfokus (focus interview) dan wawancara bebas (free interview). Sebelum melakukan wawancara penulis terlebih dahulu menentukan pada siapa wawancara dilakukan, kemudian melakukan wawancara yang hasilnya ditulis dalam catatan lapangan. Pada wawancara berfokus, pertanyaan berpusat kepada pokok permasalahan. Sedangkan pada wawancara bebas, pertanyaan tidak berpusat pada permasalahan tetapi beralih pada permasalahan yang lain untuk memperoleh data yang beraneka ragam. Dalam penelitian ini penulis menentukan Eny Sianturi sebagai informan kunci karena beliau adalah salah satu penyiar radio ini yang membawakan acara lagu-lagu rohani pada radio Narwastu. Penulis juga menentukan Bpk.Parulian Tampubolon sebagai informan pangkal yang akan memberikan informasi yang paling banyak di lapangan karena beliau adalah manajer pada radio Narwastu. Selain itu juga, penulis melakukan wawancara kepada fans-fans pendengar radio ini untuk mendapatkan data-data untuk mendukung tulisan ini.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu mengenai manajemen radio Narwastu dalam menyiarkan lagu-lagu rohani di kota Medan, yang meliputi marketing, program director, music director, produksi, teknisi, siaran,

(19)

monitoring. Sasaran wawancara nantinya antara lain director, marketing, program director, music director, production house, teknisi, dan peran radio Narwastu dalam mensosialisasikan lagu-lagu rohani.

1.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan dokumen baik dalam bentuk laporan, surat-surat resmi maupun catatan harian dan sebagainya. Dalam hal ini, peneliti meminta kepada pihak radio Narwastu berupa surat kerjasama dengan pihak rekaman lagu-lagu rohani, jadwal penyiaran, dan berbagai dokumen lain yang mendukung tulisan ini.

Penulis juga menggunakan berbagai macam dokumentasi pada saat di lapangan diantaranya : buku-buku, foto-foto dan arsip-arsip. Hal ini bertujuan agar dokumen tersebut diharapkan dapat memberikan uraian dan wujud tentang manajemen radio Narwastu dalam menyiarkan lagu-lagu rohani di kota Medan. Dalam penelitian ini, juga dilakukan perekaman hasil setiap hasil wawancara dengan pihak radio Narwastu untuk dapat diolah secara detail tanpa mengubah makna yang terkandung di dalamnya.

Dokumentasi digunakan untuk memperluas penelitian, karena alasan-alasan yang dapat di pertanggung jawabkan. Dengan teknik tersebut peneliti dapat mempelajari dokumen yang berhubungan dengan materi “ manajemen radio Narwastu dalam menyiarkan lagu-lagu rohani di kota Medan”. Kamera yang digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan foto dalam tulisan ini adalah Canon Powershot A110IS.

(20)

1.5.4 Teknik Analisis Data

Data yang esensial untuk melakukan aktifitas penelitian dalam etnomusikologi yaitu dengan kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work), Nettle (1964: 62-64). Kerja lapangan meliputi pemilihan informasi, pengambilan data pengumpulan dan perekaman data dan mempelajari seluruh perilaku pada objek penelitian. Kerja laboratorium meliputi pengolahan data yang ada. Namun demikian, sebelum melakukan hal-hal tersebut di atas, penulis terlebih dahulu melakukan study kepustakaan untuk bertujuan utnuk membantu penulis memperolah data sebelum terjun ke lapangan.

Dalam penelitian ini, setelah semua data dikumpulkan melalui hasil penelitian lapangan dan dikelompokkan, kemudian data-data tersebut diformulasikan agar data-data yang akan digunakan nanti tidak rancu untuk menghindari tumpang tindi, dan menimbulkan kesimpangsiuran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengerti tulisan ini, sehingga menghasilkan satu tulisan yang baik. Setelah melakukan analisa data, penulis membuatnya ke dalam sebuah tulisan ilmiah tentang bagaimana menejemn radio Narwastu di dalam menyiarkan lagu-lagu rohani tersebut.

1.5.5 Studi Kepustakaan

Sebelum melakukan kerja lapangan ataupun penelitian lapangan terlebih dahulu penulis mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai media baik buku, artikel, majalah, skripsi dan tulisan yang berhubungan. Dengan demikian penulis dapat memahami berbagai hal yang ada di lapangan dan dapat mengambil beberapa kesimpulan dengan berbagai fakta di lapangan.

(21)

Di antara sumber-sumber bacaan yang menjadi acuan penulis adalah Teori Komunikasi, Werner J. Severin- James W.Tankard,Jr, Manejemen Media Penyiaran, Morissan,M.A, tehnik penyiaran dan produksi program radio, televisi dan film Sri Sartono jilid I, Majalah Rhema Inspiring, Skripsi Nelly Sihombing Manajemen Radio Smart FM dalam menyiarkan musik Audiofile di kota Medan, Manajemen Handoko, Tani, Terry, George R.Lesly Dasar-dasar manajemen.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan kriteria tingkat korelasi, yang mana nilai r adalah 0,569, berarti berada pada rentang nilai di antara 0,400 sampai dengan 0,600, maka dapat

BIDANG RKK  BIDANG RKK  DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN  PROVINSI JAWA BARAT  PROVINSI JAWA

Gerak sosial vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu: (1) masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi,

Penelitian yang berjudul Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Memotivasi Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri 01 Minas Barat Kecamatan Minas Kabupaten Siak ini

Jika setiap karakter tersebut di beri kode lain misalnya A=1, B=00, C=010, dan D=011, berarti kita hanya perlu file dengan ukuran 11 bits (10010101011), yang perlu

Menurut Landau (1992) jika intensitas cahaya matahari menurun maka akan mempengaruhi proses fotosintesis dalam suatu perairan di mana jumlah plankton dapat

Oleh karena itu, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa metode penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan dari sebuah penelitian