• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Values of Exemplary, National Heroes, and Spirit of Nationality

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Values of Exemplary, National Heroes, and Spirit of Nationality"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MENANAMKAN NILAI-NILAI KETELADANAN PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN SEMANGAT KEBANGSAAN

PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH DI MAN 1 SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG

Desi Oktaviani1, Buchari Nurdin2, Ranti Nazmi2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Desioktavianisjj@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by a phenomenon in the field that is teacher strategy to instill exemplary values of a national hero in history learning so that researchers want to know teacher history strategy from three aspects: first, planning of history teacher in instilling exemplary values of national hero. Second, the history teacher's strategy in instilling the values of national heroes. Third, the constraints faced by history teachers in instilling the values of exemplary national heroes. The purpose of the study is first to describe how the history teacher planning in instilling exemplary values of heroes to learners in MAN 1 Sijunjung. The second describes how the history teacher's strategy in instilling values of heroism on learning history in MAN 1 Sijunjung. The third identifies how the constraints faced by history teachers on learning history by instilling the values of the hero's example. This research is conducted with a qualitative approach. Key informants are two history teachers and four students of class IX. Data collection techniques used are documentation, observation, and interviews. Data analysis techniques through data collection, data reduction, data presentation, and data verification. The results of strategy research to instill the values of the model of national heroes are: first, direct learning strategy. Second, Indirect learning strategy. Third, interactive learning strategies. Third, self-learning strategy. Based on the research, it is recommended to the history teacher to improve the ability and knowledge in instilling the values of the model of a national hero.

Keywords: Values of Exemplary, National Heroes, and Spirit of Nationality

PENDAHULUAN

Pendidikan sejarah tidak hanya diarahkan untuk menanamkan pemahaman masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan tentang adanya perkembangan masyarakat kebangsaan dan cinta tanah air serta bangga sebagai bangsa Indonesia dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia, tetapi ditekankan pula pada berbagai kegiatan yang dapat memberikan pengalaman yang dapat menumbuhkan

rasa kebangsaan dan kecintaan pada manusia secara universal. Dengan demikian terdapat perubahan cara berpikir, bernalar, kematangan emosional dan sosial, serta meningkatkan kepekaan perasaan dan kemampuan mereka untuk memahami dan menghargai perbedaan. (Pendidikan IPS- Filosofi, konsep, danAplikasi, 2013:196).

Pendidikan sejarah di sekolah merupakan salah satu wahana untuk mencapai suatu tujuan pendidikan

(2)

nasional, terutama sebagai upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan peserta didik. Pengetahuan dan pengalaman peserta didik tentang sejarah diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan dan kearifan untuk menghadapi kehidupan masa kini. Kesadaran akan kebangsaan akan memberikan kepribadian yang tegar karena pengenalan jati diri, dan menumbuhkan kemauan dan kesediaan untuk bekerjakeras bagi diri dan bangsanya. (Pendidikan IPS- Filosofi, konsep, dan Aplikasi, 2013:196).

Permasalahan dalam penanaman nilai-nilai keteladanan pahlawan sudah menjadi tugas bersama, yakninya keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Orang tua, sekolah, dan masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan contoh-contoh yang baik di kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan adanya penanaman terhadap nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional akan tertanam sikap serta nilai-nilai keteladanan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan terdahulu dan terhadap dirinya bagi masa sekarang.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menunjukan rasa meneladani nilai-nilai keteladanan pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya yakni, belajar dengan sungguh-sungguh,

mengikuti Upacara Bendera yang dilakukan setiap hari Senin di lapangan sekolah guna menghormati jasa-jasa para pahlawan terdahulu, memiliki moral dan prilaku yang bisa dijadikan suri tauladan, patang menyerah dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

Menumbuhkan semangat

kebangsaan dalam diri siswa melalui materi pembelajaran sejarah yang berkaitan dengan keteladanan pahlawan nasional, guru sejarah yang mengajar di MAN 1 Sijunjung terdapat dua orang. Mereka mengajarkan pembelajaran sejarah dengan cara menanamkan nilai-nilai keteladanan para pahlawan dalam diri siswa agar siswa dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang mana sesuai dengan kurikulum 2013 yang sedang dilaksanakan di sekolah tersebut.

Nilai-nilai yang berupa sikap, jiwa dan semangat dari para pejuang yang senantiasa ikhlas berkorban, pantang menyerah, teguh pendirian, mempunyai keberanian, membela kebenaran serta memiliki moral dan perilaku yang mengandung suri tauladan bagi bangsa.

Penanaman rasa nasionalisme dilakukan oleh salah satu guru sejarah yaitu dengan cara menceritakan salah satu tokoh pahlawan Nasional Bung Karno, yang mana Bung Karno mampu berpidato selama tiga jam untuk menyampaikan bagaimana kita harus bisa membela bangsa

(3)

dan negara. Selain itu motivasi yang diberikan terhadap peserta didik dengan cara bisa menghargai bendera merah putih yang selama ini telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Menghargai bendera yang dilakukan oleh peserta didik misalnya, dalam pelaksanaan upacara bendera peserta didik diarahkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun selama proses upacara khususnya saat pelaksana sedang melakukan penaikan bendera sehingga dengan demikian terlihat bagaimana wujud dari peserta didik dalam memunculkan rasa cinta tanah air.

Selanjutnya penanaman nilai-nilai yang dilakukan terhadap peserta didik bisa dilakukan dengan cara ikut berpartisipasi dalam perayaan hari-hari besar kenegaraan, salah satu contohnya yaitu ikut dalam berpartisipasi pada acara 17 Agustus yang dilakukan setiap tahun. Selanjutnnya yaitu dengan mengenalkan biografi tokoh-tokoh pahlawan nasional terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Menumbuhkan rasa cinta tanah air berawal dari penanaman rasa nasionalisme, cinta kepada tanah air dan bangsanya oleh guru sejarah dalam proses pembelajaran sejarah di sekolah, dengan demikian dapat menumbuh kembangkan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sejak dini untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi para pemuda sehari-hari, sehingga terbentuk sikap semangat

kebangsaan dalam diri peserta didik di MAN 1 Sijunjung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mendeskripsikan bagaimana perencanaan guru sejarah dalam menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan terhadap peserta didik di MAN 1 Sijunjung. 2) Mendeskripsikan bagaimana strategi guru sejarah dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan pada pembelajaran sejarah. 3) Mengidentifikasi bagaimana kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah pada pembelajaran sejarah dengan menanamkan nilai-nilai keteladan pahlawan.

Sejalan dengan kajian teoritis menurut Menurut Sanjaya Wina dalam (Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran : 2013) istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks belajar mengajar strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Stretegi diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: 1. Strategi pembelajaran langsung.

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak

(4)

diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.

2. Strategi pembelajaran tak langsung. Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan pstrategi langsung pembelajaran pada strategi ini umumnya berpusat kepada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi

3. Strategi pembelajaran interaktif.

Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan pada peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

4. Strategi pembelajaran mandiri.

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, serta peningkatan diri. (Strategi Pembelajaran Terpadu, 2012 : 16-18)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan dengan objek yang diteliti bagi menjawab permasalahan untuk mendapat data-data kemudian dianalisis dan mendapat kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi yang tertentu. (Iskandar, 2009:17).

Penelitian kualitatif (Qualitative

reserch) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama yaitu: pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan yang kedua, menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif eksplanatori (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011: 60).

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini

(5)

adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan pada strategi guru sejarah dalam menanamkan nilai-nilai keteladanan guna meningkatkan semangat kebangsaan peserta didik di MAN 1 Sijunjung sebagian dari strategi menanamkan nilai-nilai keteladanan. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa strategi adalah haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berkaitan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Sama halnya dengan pendapat Djamarah dan Zain (2012:2) yang mengatakan bahwa secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kondisi strategi penanaman nilai-nilai keteladanan yang diharapkan tercipta diarahkan untuk meningkatkan peserta didik dalam meningkatkan semangat kebangsaan dari tokoh-tokoh pahlawan nasional.

Berdasarkan hal-hal tersebut dalam strategi menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional tercapai atau tidaknya suatu penanaman nilai-nilai itu tergantung dari strategi guru dalam menanamkan nilai-nilai keteladan pahlawan pada pembelajaran sejarah. Tercapainnya tujuan penanaman nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional dengan baik dan maksimal apabila guru sejarah dapat memberikan contoh dan keteladanan nilai-nilai dari tokoh nasional berdasarkan dirinya sendiri sebagai tauladan di sekolah. Sehingga peserta didik termotivasi dalam mengikuti jejak gurunya serta pahlawannya.

Hal tersebut sama dengan teori kualifikasi strategi pembelajaran sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran langsung.

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Dalam hal ini guru memberikan pembelajaran langsung terhadap peserta didik, dimana guru memberikan arahan kepada peserta didik dalam menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional. 2. Strategi pembelajaran tak langsung.

Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan

(6)

penemuan. Berlawanan dengan strategi langsung pembelajaran pada strategi ini umumnya berpusat kepada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi.

Pada strategi pembelajaran tak langsung ini guru mencoba mengembangkan pola pikir peserta didik pada pembelajaran sejarah dengan menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan. Dimulai dari pengenalan tokoh dan peranannya dalam menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan.

3. Strategi pembelajaran interaktif.

Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan pada peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

Pada strategi pembelajaran ini guru sejarah melakukan proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dimana peserta didik di arahkan untuk mendiskusikan keteladanan apa saja yang ada pada ketiga tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat, yaitu Muhammad Yamin. Muhammad Hatta, dan Natsir.

4. Strategi pembelajaran mandiri.

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, serta peningkatan diri. (Strategi Pembelajaran Terpadu, 2012 : 16-18).

Pada pembelajaran mandiri ini guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari tahu nilai-nilai apa saja yang ada didalam diri tokoh pahlawan nasional. Sehingga dengan demikian peserta didik mempunyai tugas tersendiri dalam memahami dan meneladani keteladanan pahlawan nasional.

Menanamkan nilai-nilai keteladanan di MAN 1 Sijunjung telah terlaksana pada pembelajaran sejarah, namun ada sebagian lagi didapati ketidaksesuaian penanaman nilai-nilai keteladanan pahlawan seperti pembelajaran sejarah yang ada di jam-jam terakhir, hal tersebut membuat situasi dan kondisi proses belajar mengajar kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan pada jam-jam terakhir peserta didik sudah banyak yang mengantuk karena berada di jam rawan, kondisi fisik yang mulai lemah serta keinginan peserta didik yang ingin beristirahat karena telah beraktiviats dari pagi hari. Selanjutnya kuranya media sebagai acuan untuk menunjang proses pembelajaran sejarah. Dan kurangnya sumber-sumber atau literasi sebagai acuan

(7)

menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dibuat oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan sesuai dengan RPP yang telah ada, sehingga dalam pembelajaran sejarah dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawan nasional terlihat pada Kompetensi Dasar yang ada di Kurikulum 2013. 2. Strategi guru sejarah dalam

menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional di MAN Palangki yaitu (1) Strategi pembelajaran langsung, (2) Strategi pembelajaran tidak langsung, (3) Strategi pembelajaran interaktif, dan (4) Strategi pembelajaran mandiri.

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah pada saat proses

menanamkan nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional yaitu: (1) Jadwal pelajaran biasanya ada di jam terakhir. (2) Keterbatasan media pada proses pembelajaran. dalam hal ini guru sangat berperan aktif guna menunjang proses pembelajaran sejarah, sehingga pembelajaran tidak hanya terfokus pada keaktifan guru di dalam kelas, dan (3) Kurangnya literasi penanaman nilai-nilai keteladanan.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Rudi. (2013). Pendidikan

IPS-Filosofi, Konsep, dan Aplikasi.

Bandung: Alfabeta.

Hardini, Isriani & Puspitasari Dewi. (2012). Strategi Pembelajaran

Terpadu (Teori, Konsep, dan

Implementasi). Yogyakarta:

Familia (Group Relasi Inti Media).

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian

Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Sukmadinata, Syaodih, Nana. (2011).

Metode Penelitian Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Dura, Justita (2017) yang meneliti tentang pengaruh profitabilitas, likuiditas,

Penguasaan keterampilan gerak lari yang dimiliki siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 15 Seloam belum baik, ini terlihat dari rata-rata nilai yang diperoleh selama ini dari jumlah

Pada hasil tersebut memperlihatkan fitur dasar laut yang telah terkarakterisasi sseperti pada citra yang telah terkarakterisasi terlihat pada warna rona kuning

Pendapat lain menyatakan bahwa belajar adalah sebuah bentuk usaha sadar atau melakukan pertumbuhan dan perubahan yang akan diaktualisasikan tingkah laku yang merupakan hasil

Dalam kasus Perdata atau Tata Usaha Negara, fasilitas pendampingan hukum bagi anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20

Saran dalam penelitian ini: Bagi pihak manajemen, dari hasil perhitungan rasio profitabilitas ini menunjukan kinerja keuangan Perum Pegadaian terjadi penurunan atau

Berdasarkan dari uraian diatas maka dilakukan pengujian mengenai minyak jarak pagar (jatropha curcas) dengan pengukuran tegangan tembusnya yang akan dibandingkan

Dari prodi pendidikan matematika 8 orang, harus dipilih 4 orang. Seorang mahasiswa pascasarjana mempunyai teman belajar 11 orang. Sebuah panitia terdiri atas Ketua, Wakil