5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Menurut Jogiyanto (2014:1) “Sistem adalah pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam sistem”.
Menurut Sutabri (2012:2) Sistem merupakan pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Sutabri (2012:3) “Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa konsep dasar sistem adalah sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang memiliki sekelompok unsur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Jogiyanto (2014:2) “Sisem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Menurut Sutabri (2012:6) “Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan komponen atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.
Menurut Sutabri (2012:7) Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Tujuan (goal) biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas, sementara sasaran
(objectives) memiliki ruang lingkup yang lebih sempit.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa
sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen atau subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:13) “Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut, yang dapat berupa pemeliharaan (maintance input) dan sinyal (signal input). 6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7. Pengolah Sistem (Procces)
Suatu sistem dapat mempuyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto (2014:6) “Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan”. Adapun klasifikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sistem dapat diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstrack system) dan sistem fisik (physical sistem)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, dan lain sebagainya.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)
Sistem alamiah adalah sistem yang melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang
dirancang oleh manusia. Sistem manusia yang melibatkan interaksi antara mausia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh
man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang
berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyatannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatip tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka
suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatip tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.
2.1.4. Pengertian Informasi
Menurut Sutabri (2012:22) “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.
Menurut Sutabri (2012:22) “Informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya”.
Informasi juga disebut data yang diproses atau data yang memiliki arti. Informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Oleh karena itu suatu informasi harus memiliki kualitas yang baik. Adapun kualitas dari informasi yang dimaksud terdiri dari tiga hal yaitu:
1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu (Timelines)
Informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
3. Relevan (Relevance)
Informasi tersebut mempuyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah dan diproses sehingga berguna bagi yang menerimanya dan meningkatnya pengetahuan seseorang yang menggunakannya.
2.1.5. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2012:38) “Sistem informasi merupakan penerapan sistem di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen”.
Menurut Sutabri (2012:38) Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Menurut Sutabri (2012:39) “Suatu sistem informasi yang terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali”. Adapun komponen sistem informasi terbagi menjadi enam komponen yaitu:
1. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Yang dimaksud dengan input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi
(brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan perangkat lunak digunakan untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu disimpan dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efesiensi kapasitas penyimpanannya. Basis daa diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Mnagement System).
6. Blok Kendali (Control Block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalan pada sistem itu sendiri dan lain sebagainya. Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah dan bila terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang diproses untuk mempermudah kegiatan suatu organisasi yang meiliki tujuan untuk menyajikan informasi.
2.1.6. Akuntansi
Menurut Manurung (2011:1) “Akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan mengomunikasikan atau melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Menurut Novi (2013:1) “Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian secara sistematis dari transaksi-transaksi keuangan suatu badan usaha, serta penafsiran terhadap hasilnya”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengukuran, pencatatan dan penggolongan transaksi
yang menghasilkan informasi atau laporan keuangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2.1.7. Siklus Akuntansi
Menurut Manurung (2011:15) Siklus akuntansi (accounting cylce) merupakan langkah-langkah dalam pekerjaan akuntansi mulai dari mencatat transaksi (journalizing), mengklasifikasi transaksi ke dalam akun-akun yang sesuai (posting), mengihtisarkan masing-masing akun ke dalam susunan Debet dan Kredit (summarizing into trial balance), membuat penyesuaian-penyesuaian (adjustment), hingga menyusun laporan keuangan (financial statement).
Pekerjaan akuntansi ini merupakan suatu proses yang tidak pernah berhenti, sepanjang perusahaan masih terus berdiri dan melakukan berbagai transaksi. Itulah sebabnya proses ini disebut siklus (cycle), dan digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Manurung (2011:5)
Gambar II.1 Siklus Akuntansi
Berikut penjelasan masing-masing langkah dalam siklus akuntansi diatas:
1. Penujurnalan (Journalizing)
Pencatatan adalah semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus dicatat ke buku jurnal berdasarkan bukti-bukti/dokumen-dokumen yang ada, sesuai urutan kejadian (kronologis) dan nomer kodenya masing-masing.
2. Buku Besar (The Ledger)
Ledger atau buku besar merupakan klasifikasi dari akun-akun yang terdapat di
buku jurnal, atau lebih tepatnya yang terdapat dalam bagan akun (chart of
account) perusahaan. Sekumpulan buku besar yang dinyatakan dengan nama
dan nomor akun/account membentuk sebuah bagan akun (chart of account). Buku besar diperlukan dalam akuntansi untuk mengetahui beberapa total perubahan dari masing-masing akun/account, sehingga proses akuntansi berikutnya dapat dilaksanakan dengan mudah.
3. Neraca Saldo (Trial Balance)
Neraca Saldo (Trial Balance), yaitu ikhtisar dari semua saldo akhir yang terdapat dalam keseluruhan buku besar perusahaan. Neraca Saldo (Trial
Balance) berguna untuk memeriksa kembali pekerjaan posting yang
sebelumnya dilakukan, apakah sudah benar/seimbang atau tidak. Cara yang dilakukan adalah, membuat daftar semua akun secara terurut, mulai dari nomor yang terkecil sampai yang terbesar bersrta jumlah/saldo akhirnya masing-masing, kemudian menjumlahkan semua sisi debet dan sisi kredit. Total debet yang ditunjukkan pada neraca saldo harus sama dengan total kreditnya.
4. Jurnal Penyesuaian (Adjustment) dan Neraca Saldo setelah penyesuaian
(Adjusted Trial Balance)
Jurnal penyesuaian (Adjustment) merupakan jurnal yang dipergunakan untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan di buku besar pada akhir periode pembukuan. Sesudah tahap penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance) selesai dikerjakan proses akuntansi belumlah selesai, Laporan Keuangan (Financial
Statement) belum dapat dibuat jika masih terdapat mixed acount (akun-akun
campuran) yang belum disesuaikan. Akun campuran yang dimaksud (mixed
akun) yang dimaksud disini adalah akun-akun yang merupakan campuran
antara aset dengan biaya, atau biaya dengan utang, atau piutang dengan pendapatan, yang masa manfaatnya telah jatuh tempo. Neraca Saldo setelah penyesuaian (Adjusted Trial Balance) tersebut sudah digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan, yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi, karena angka-angkanya sudah benar tidak mengandung mixed account (akun-akun campuran lagi).
5. Menyusun Laporan Keuangan (Financial Statement Reporting)
Laporan Keuangan adalah tahap yang paling ditunggu-tunggu oleh para pengambil keputusan; karena itu, sebelum sampai ke tahap ini seluruh proses sebelumnya tidak boleh ada yang terlewat, semua tahap harus dikerjakan dengan cermat supaya informasi keuangan dapat dipertanggungjawabkan. Cara menyusun Laporan Keuangan dari Neraca Saldo yang telah disesuaikan adalah memisahkan akun-akun mana yang termasuk ke dalam Neraca (Balance Sheet), dan mana yang termasuk ke dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement),
sehingga tinggal memeriksa nomor akunnya saja untuk dimasukkan ke golongan yang sesuai.
6. Jurnal Penutup (Closing Entries) dan Neraca Saldo Sesudah Penutupan
(Postclosing Trial Balance)
Jurnal Penutup (Closing Entries) adalah akun-akun yang bersifat sementara yang hanya berlaku selama periode tertentu, sehingga jumlahnya tidak bisa dibawa ke periode berikutnya. Setelah Jurnal Penutup (Closing Entries) dibuat, seperti biasa jurnal-jurnal tersebut harus segera diposting ke buku besarnya masing-masing.
2.1.8. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Lilis dan Sri Dewi Anggadini (2011:57) Sistem Informasi Akuntansi secara garis besar digambarkan sebagai rangkaian aktivitas yang menggambarkan pemrosesan data-data dari aktivitas bisnis pengolahan data keuangan perusahaan dengan menggunakan sistem informasi komputer yang terintegrasi/secara harmonis.
Menurut Lilis dan Sri Dewi Anggadini (2011:57) Sistem Informasi Akuntansi dapat pula didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan dapat memudahkan pengelolaan perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan data menyimpan data tentang aktifitas dan transaksi dalam organisasi atau perusahaan membantu organisasi atau perusahaan mengadopsi dan mempertahankan strategis, memperoses data dan menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.9. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Menurut Novi (2013:89) “Kas adalah merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang dimiliki perusahaan dan penggunannya tidak dibatasi”. Sistem penerimaan kas adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya antara satu dengan yang lain dalam melakukan penerimaan kas suatu perusahaan. Sistem penerimaan kas dalam suatu perusahaan perlu dirancang sedimikian rupa sehingga meminimalisasi kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima.
Menurut Novi (2013:28) “Jurnal adalah catatan secara sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi finansial dengan menyebutkan perkiraan yang akan didebit dan dikredit, jumlah dan keterangan ringkas”. Oleh karena itu proses pencatatan pada sistem pembayaran bimbingan belajar pada Gama Salemba memerlukan suatu jurnal khusus mencatat transaksi tersebut yaitu jurnal penerimaan kas. Sehingga jurnal yang digunakan pada saat penerimaan kas adalah sebagai berikut:
Kas XXX
Pendapatan XXX
Sedangkan jurnal untuk tunggakan pembayaran adalah sebagai berikut :
Piutang XXX
Pendapatan XXX
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Dalam penulisan Tugas Akhir ini serta untung merancang suatu sistem diperlukan peralatan pendukung (tool system). Peralatan pendukung merupakan
alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukan sistem tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung yang digunakan adalah:
2.2.1. Unified Modeling Languange (UML)
Menurut Sugiarti (2013:34) “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”.
Menurut Sugiarti (2013:36) “Unified Modeling Language (UML) di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah sistem”.
Unified Modeling Language (UML) biasa digunakan untuk:
1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan use case dan actor.
2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagram.
3. Menggambarkan representasi struktur statik sebuah sistem dalam bentuk class
diagram.
4. Membuat model behavior “yang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sistem” dengan state transition diagram.
5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component dan
6. Menyampaikan atau memperluas fungsionality dengan stereotypes.
UML mempunyai banyak diagram yang dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang dari suatu perangkat lunak yang akan dibangun. Diagram-diagram tersebut digunakan untuk :
1. Mengkomunikasikan ide.
2. Melahirkan ide-ide baru dan peluang-peluang baru.
3. Menguji ide dan membuat prediksi memahami struktur dan relasi-relasinya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 9 (sembilan) diagram UML beserta contohnya:
1. Use Case Diagram
Menurut Sugiarti (2013:41) “Use Case diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram Use
Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan
sistem yang akan dibuat”. Contoh:
uc Contoh Us e Ca s e Dia gra m
Dos e n
Login
Input Pe ndidik a n & Pe nga j a ra n
Input Pe ne litia n
Input Pe nga bdia n M a s ya ra k a t
Input Pe nunj a ng
Sumber: Sugiarti (2013:41)
Gambar II.2
2. Activity Diagram
Menurut Sugiarti (2013:75) “Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis”.
Contoh:
act Contoh Activ ity Diagram
System Customer Lakukan Pembayaran Tiket Validasi Pembayaran Tiket Simpan Data Pembayaran Tiket Cetak Bukti Pembayaran [ tidak valid ] [ valid ] Sumber: Sugiarti (2013:75) Gambar II.3 Activity Diagram 3. Deployment Diagram
Menurut Sugiarti (2013:80) “Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras), bagaimana
kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal”.
Contoh:
Sumber: Sugiarti (2013:80)
Gambar II.4
Deployment Diagram
4. Sequence Diagram
Menurut Sugiarti (2013:69) “Sequence diagram menggambarkan kelakuan/perilaku objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek”.
Contoh:
sd Contoh Sequence Diagram
Dosen
Form Tambah Dosen
Control Tabel Dosen
9 : interface data dosen() 2 : mengirim data dosen()
6 : konfirmasi data tidak lengkap() 1 : Isi form data dosen()
3 : mengecek kelengkapan data()
8 : hasil query insert() 5 : data tidak lengkap()
4 : data lengkap() 7 : simpan data dosen()
10 : Reviw data dosen lengkap()
Sumber: Sugiarti (2013:69)
Gambar II.5
Sequence Diagram
5. Class Diagram
Menurut Sugiarti (2013:57) “Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisan kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem”.
6. Object Diagram
Menurut Sugiarti (2013:37) “Object diagram serupa dengan class diagram, tetapi object diagram memodelkan instance object actual dengan menunjukan nilai-nilai saat ini dari atribut instance”.
7. Collaboration Diagram
Menurut Sugiarti (2013:79) “Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message”. 8. Statechart Diagram
Menurut Sugiarti (2013:38) “Statechart diagram digunakan untuk memodelkan behavior objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan
event-event (kejadian) yang menyebabkan objek beralih dari satu state ke state lain”.
9. Component Diagram
Menurut Sugiarti (2013:79) “Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antara komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan
(dependency) di antaranya”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa UML adalah pemodelan (modeling) sebagai bahasa visual yang telah menjadi standar untuk merancang perangkat lunak atau model sebuah sistem.
2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:50) Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah Entity Relationship Diagram. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga penyimpanan basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD.
Berikut notasi-notasi di dalam Diagram E-R yang dapat digunakan adalah:
1. Entitas, merupakan data inti yang akan disimpan; bakal tabel pada basis data; bakal tabel pada basis data; benda yang memiliki data dan harus disimpan datanya agar dapat diakses oleh aplikasi komputer; penanaman entitas biasanya lebih ke kata benda dan belum merupakan nama tabel.
2. Atribut, Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas.
3. Atribut kunci primer, Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya berupa id; kunci primer dapat lebih dari satu kolom, asalkan kombinasi dari beberapa kolom tersebut dapat bersifat unik (berbeda tanpa ada yang sama). 4. Atribut multinilai/multivalue, Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai lebih dari satu.
5. Relasi, yang menghubungkan antar entitas; biasanya diawali dengan kata kerja. 6. Asosiasi/association, penghubung antara relasi dan entitas di mana di kedua
ujungnya memiliki multipclity kemungkinan jumlah pemakaian. Kemungkinan jumlah maksimum keterhubungan antara entitas satu dengan entitas yang lain disebut dengan kardinalitas.
Contoh:
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2013:50) Gambar II.6
Entity Relationship Diagram (ERD)
2.2.3. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Frieyadie dalam Mulia (2015:162) “LRS merupakan hasil dari pemodelan Entity Relationship Diagram (ERD) beserta atributnya sehingga bisa terlihat hubugan-hubungan antar entitas”. Dalam pembuatan LRS terdapat 3 hal yang dapat mempengaruhi, yaitu:
1. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada satu (one-to-one), maka digabungkan dengan entitas yang lebih kuat (strong entity), atau digabungkan dengan entitas yang memiliki atribut yang lebih sedikit.
2. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada banyak (one-to-many), maka hubungan relasi atau digabungkan dengan entitas yang tingkat hubungannya banyak.
3. Jika tingkat hubungan (cardinality) banyak ke banyak (many-to-many) maka hubungan relasi tidak akan digabungkan dengan entitas manapun, melainkan menjadi sebuah LRS.
Contoh:
Sumber Mulia (2015:162)
Gambar II.7.
2.2.4. My Structured Query Language (MySQL)
Menurut Wahana Komputer (2015:6) “MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat terkenal didunia. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Oleh karena itu, istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada MySQL”.
Menurut Wahana Komputer (2015:6) “MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data yang multi-thread dan multi-user dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat database yang mengandung satu atau beberapa kolom.
2.2.5. XAMPP
Menurut Wahana Komputer (2015:55) “XAMPP adalah tool yang menyediakan paket perangkat lunak dalam satu buah paket”.
Menurut Wahana Komputer (2015:55) “XAMPP merupakan paket yang telah terdapat pada Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side
scritping), Perl, FTP server, PhpMyAdmin, dan berbagai pustaka bantu lainnya”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa XAMPP adalah perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai tool pembantu ke dalam satu paket.
2.2.6. Java 8.1 Netbeans
Menurut Wahana Komputer (2015:2) “Java merupakan bahasa pemograman tingkat tinggi yang memiliki karakteristik simpel, object-oriented,
distributes, interpreted, dan memiliki perfoma yang tinggi”.
Menurut Wahana Komputer (2015:2) “Java adalah bahasa pemograman yang dapat dijalankan di berbagai komputer maupun telepon genggam. Java merupakan bahasa pemograman yang bersifat umum/nonspesifik dan secara khusus didesain untuk memanfaatkan implementasi seminimal mungkin”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Java adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek yang dapat dijalankan pada komputer ataupun pada lingkungan jaringan.
2.2.7. PhpMyAdmin
Menurut Wahana Komputer (2015:57) “PhpMyAdmin merupakan pengelolaan database dengan MySQL yang harus dilakukan dengan mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai (command line) untuk setiap maksud tertentu”.
Menurut Wahana Komputer (2015:57) “PhpMyAdmin merupakan perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola database dalam MySQL. PhpMyadmin dapat membuat tabel, mengisi data, dan lain-lain dengan mudah, tanpa harus hafal perintahnya”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahawa PhpMyAdmin adalah pengelolaan database yang mendukung berbagai operasi dalam MySQL.
2.2.8. Pengkodean
Menurut Jogiyanto (2014:384) menyatakan “Kode digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan data, memasukkan data ke dalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya”.
1. Petunjuk Pembuatan Kode
Beberapa kemungkinan susunan digit (angka), huruf dan karakter-karakter khusus dapat dirancang ke dalam bentuk kode. Di dalam merancang suatu kode harus diperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a. Harus mudah diingat
Supaya kode mudah diingat, maka dapat dilakukan dengan cara menghubungkan kode dengan obyek yang diwakili dengan kodenya.
b. Harus unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakilinya, unik berarti tidak ada yang kembar.
c. Harus fleksibel
Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau pengembalian item baru dapat diwakili oleh kode.
d. Harus efisien
Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat akan efisien bila direkam disimpanan di luar komputer.
e. Harus konsisten
Bilangan mungkin, kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan.
f. Harus distandarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalaan pemakaian bagi yang menggunakan kode tersebut.
g. Spasi dihindari
Spasi di dalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan di dalam menggunakannya.
h. Hindari karakter yang mirip
Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapannya sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
i. Panjang kode harus sama
Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama. 2. Tipe Dari Kode
Ada beberapa macam tipe dari kode yang dapat digunakan di dalam sistem informasi, tipe-tipe kode itu diantaranya sebagai berikut:
a. Kode Mnemonik (Mnemonic kode)
Kode mnemonik digunakan untuk tujuan supaya mudah diingat. Kode ini dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian karakter dari item yang akan diwakili kode ini, umumnya kode mnemonik menggunakan huruf, akan tetapi dapat juga menggunakan huruf dan angka. Kebaikan dari kode ini adalah mudah diingat dan kelemahannya kode dapat menjadi panjang.
Contoh:
Kode “YG” untuk kode Yogyakarta Kode “SM” untuk kode Semarang Kode “SO” untuk kode Solo Kode “JK” untuk kode Jakarta Kode “SB” untuk kode Surabaya Kode “BD” untuk kode Bandung b. Kode Urut (Sequental Code)
Kode urut (sequental code) disebut juga dengan kode seri (serial code) merupakan kode yang nilainya urut antara satu kode dengan kode berikutnya. Contoh:
001 Kas
002 Piutang dagang
003 Persediaan Produk Selesai 004 Persediaan Produk Dalam Proses 005 Persediaan Bahan Baku
006 Biaya Dibayar Di muka c. Kode Blok (Block Code)
Kode blok (block code) mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok tertentu yang mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan.
Contoh:
BLOK KELOMPOK 1000-1999 AKTIVA LANCAR 2000-2999 AKTIVA TETAP 3000-3499 HUTANG LANCAR
3500-3999 HUTANG JANGKA PANJANG 4000-4999 MODAL
5000-5999 PENDAPATAN
6000-6499 HARGA POKOK PENJUALAN 6500-6999 BIAYA OVERHEAD PABRIK 7000-7999 BIAYA PEMASARAN
8000-8999 BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM 9000-9499 BIAYA DI LUAR USAHA
9500-9999 PENDAPATAN DI LUAR USAHA d. Kode Grup (Group Code)
Kode grup merupakan kode-kode yang berdasarkan field-field dan tiap-tiap
field mempunyai arti.
Contoh: x-xxx-xx
kelompok biaya
rincian biaya tiap kelompok pusat pertangungjawaban
e. Kode Desimal (Decimal Code)
Kode desimal (dceimal code) mengkalsifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal di mulai dari angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung dari banyaknya kelompok.
Contoh:
00 AKTIVA LANCAR 00100 Kas
00200 Piutang dagang
00300 Persediaan Produk Selesai 00310 Persediaan Produk Dalam Proses 00320 Persediaan Bahan Baku
00400 Biaya Dibayar Di muka 01 AKTIVA TETAP
01100 Tanah
01200 Bangunan Kantor
2.2.9. Spesifikasi File
Spesifikasi file adalah hasil dari normalisasi data hanya menunjukkan atribut (field) apa saja yang terdapat dalam sebuah file.
Menurut Saryoko dkk (2013:28) mengemukakan bahwa “Spesifikasi file menjelaskan tentang file-file yang akan digunakan dalam pengolahan database yang akan diusulkan”.
Spesifikasi file memberikan rincian yang lebih lengkap. Spesifikasi file berisi kode file, organisasi, primary key, foreign key, panjang record, dan
deskripsi field (nama tipe, panjang, desimal, keterangan). Primary key boleh lebih dari satu jenis (disesuaikan dengan kebutuhan) dan boleh beberapa field. Tipe fiel trdiri dari numeric, character, date, dan boolean. Spesifikasi file hanya digunakan untuk data store.