• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK fiqih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PTK fiqih"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM

APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM

MENIN

MENINGKATKAN

GKATKAN MOTIVAS

MOTIVASII

PEMB

PEMBELAJARAN FIQH KELAS

ELAJARAN FIQH KELAS VIII B

VIII B

 Disusun seba

 Disusun sebagai laporan akhgai laporan akhir pada PKLI ir pada PKLI  DAFTAR ISI DAFTAR ISI Judul Judul Halaman Pengesahan Halaman Pengesahan Kata Pengantar  Kata Pengantar  Daftar Isi Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

A. Latar BeLatar Belakang Mlakang Masalahasalah B.

B. RumRumususan Masalan Masalahah C.

C. TuTujuan Pejuan Penelnelitianitian D.

D. HipoteHipotesis sis PenelitiaPenelitiann E.

E. ManManfaat Pfaat Peneenelitialitiann

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI

A.

A. PengePengertian Motivrtian Motivasi Belajaasi Belajar.r. B.

B. PengePengertian Metortian Metode Demode Demonstrasinstrasi BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN

(2)

B.

B. ReRencancana na TiTindandakakann C.

C. SiSiklklus us PePenenelitlitianian D.

D. PePembmbuauatan Intan Instrstrumumenen E.

E. PePengngumumpupulalan Dan Datata F.

F. InIndidikakatotor Kr Kininererjaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

A. HaHasil sil PePenelnelitiitian.an. B

B.. PPemembabahahasasann BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP

A.

A. KKesesimimpupulalann B B.. SSaarraann Daftar Pustaka Daftar Pustaka KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan

rahmat, taufiq dan hidayahidayah-Nya sehinggh-Nya sehingga a penulpenulis is dapat menyelesadapat menyelesaikan ikan LaporLaporanan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil di Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil di MTsN Malang III.

MTsN Malang III. Lap

Laporaoran n ini ini sebsebagaagai i rangrangkaiakaian n tugtugas as untuntuk uk memmemenuenuhi hi tugtugas as akhakhir ir PKPKLILI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Malang.

Universitas Islam Negeri Malang. Dal

Dalam am penpenyuyusunsunan an lapolaporan ran ini ini banbanyak yak pihpihak ak yanyang g telatelah h memmembanbantu tu atasatas terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1

1.. AAyayah h dadan n IbIbu u sesertrta a sasauudadarara-s-sauaudadararaku ku tetercrcininta ta yayang ng tetelalahh memberikan do’a restu, dukungan baik moral maupun spiritual. memberikan do’a restu, dukungan baik moral maupun spiritual.

(3)

B.

B. ReRencancana na TiTindandakakann C.

C. SiSiklklus us PePenenelitlitianian D.

D. PePembmbuauatan Intan Instrstrumumenen E.

E. PePengngumumpupulalan Dan Datata F.

F. InIndidikakatotor Kr Kininererjaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

A. HaHasil sil PePenelnelitiitian.an. B

B.. PPemembabahahasasann BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP

A.

A. KKesesimimpupulalann B B.. SSaarraann Daftar Pustaka Daftar Pustaka KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan

rahmat, taufiq dan hidayahidayah-Nya sehinggh-Nya sehingga a penulpenulis is dapat menyelesadapat menyelesaikan ikan LaporLaporanan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil di Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil di MTsN Malang III.

MTsN Malang III. Lap

Laporaoran n ini ini sebsebagaagai i rangrangkaiakaian n tugtugas as untuntuk uk memmemenuenuhi hi tugtugas as akhakhir ir PKPKLILI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Malang.

Universitas Islam Negeri Malang. Dal

Dalam am penpenyuyusunsunan an lapolaporan ran ini ini banbanyak yak pihpihak ak yanyang g telatelah h memmembanbantu tu atasatas terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1

1.. AAyayah h dadan n IbIbu u sesertrta a sasauudadarara-s-sauaudadararaku ku tetercrcininta ta yayang ng tetelalahh memberikan do’a restu, dukungan baik moral maupun spiritual. memberikan do’a restu, dukungan baik moral maupun spiritual.

(4)

2.

2. PrProfof. . DrDr. . H. Imam SupH. Imam Suprayrayogogo o seselaklaku u ReRektoktor r UnUniveiversirsitatas s IslIslamam  Nege

 Negeri Malangri Malang.. 3.

3. Dr. MDr. Miftaiftahul Hhul Hudauda, M. A, M. Ag g selselaku Daku Doseosen Pemn Pembimbbimbing Ling Lapaapangangann PKLI, yang

PKLI, yang telah memberikan telah memberikan banyak bimbingan banyak bimbingan dan pengarahandan pengarahan kepada kami.

kepada kami. 4.

4. SeSegegenap denap dewawan n guguru dan karru dan karyayawawan di n di MTMTsN MalsN Malang III yanang III yangg turut membantu lancarnya PKLI.

turut membantu lancarnya PKLI. 5.

5. SiSiswswa dan sa dan siswiswi MTi MTsN MsN Malaalang IIng III.I. 6.

6. SeSemumua a tetemaman n PKPKLI yang telLI yang telah banyah banyak bekak bekererja ja sasama sehima sehingnggaga  pelaks

 pelaksanaan Panaan PKLI bKLI bejalan deejalan dengan lngan lancar.ancar. At

Atas as sesemumua a babantuntuan an yayang ng didibeberikrikan an mamaka ka pepenunulis lis beberharharap rap sesemomogaga men

mendapdapat at balabalasan san dan dicatat dan dicatat oleoleh h AllAllah ah sebsebagai agai amaamal l baibaik, k, AmAmin. in. AkAkhirnhirnyaya den

dengan gan segsegala ala kerkerendendahan ahan hati hati makmaka a penpenulis ulis menmengakgakui ui bahbahwa wa masmasih ih banbanyak yak  ke

kekukuranrangagan n dadan n kekekekelirliruauan n papada da laplaporaoran n iniini, , ololeh eh kakarerena na itu itu pepenunulis lis sasangngatat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat dijadikan perbaikan mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat dijadikan perbaikan  pada m

 pada masa measa mendatangndatang..

Malang, 06 September 2007 Malang, 06 September 2007 Penulis Penulis BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. LatLatar Bar Belaelakankang Mag Masasalahlah

Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.

Da

Dalalam m UnUndadangng-Un-Undadang ng SiSistestem m PePendndidiidikakan n NaNasisiononal al BABAB B II II PaPasasal l 33 menyebutkan bahwa:

menyebutkan bahwa: “Pendidikan

“Pendidikan Nasional berfungsi Nasional berfungsi untuk untuk mengembangkan mengembangkan kemampuan kemampuan sertaserta men

meningingkatkkatkan an mutmutu u kehkehiduidupan pan dan dan martmartabat abat manmanususia ia IndIndoneonesia sia daldalam am rangrangkaka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.

upaya mewujudkan tujuan Nasional”. Ber

(5)

ad

adalaalah h kakarerena na guguru. ru. GuGuru ru memempmpununyayai i peperanranan an yayang ng sasangngat at pepentnting ing dadalamlam  perkem

 perkembangabangan dan kemajuan anak didiknyn dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapata. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat me

menjanjalanlankakan n tutugagas s dedengngan an sesebaibaik-bk-baikaiknynya. a. UnUntutuk k dadapapat t memencancapapai i tutujuajuann  pengaja

 pengajaran ran yang yang diharapkdiharapkan. an. Guru Guru harus harus pandai pandai memilih memilih metodmetode e yang yang tepat tepat dandan ses

sesuai uai dendengan gan kebkebutuutuhan han anaanak k diddidik. ik. SuSupaya anak paya anak diddidik ik mermerasa asa sensenang ang daladalamm  belajar.

 belajar. D

Dalalam am prprososes es bebelalajajar r memengngajajar ar bubukakan n hahanynya a memenynyamampapaikikan an ililmumu  penge

 pengetahuan saja, tahuan saja, akan tetapi akan tetapi pembepemberian rian motivmotivasi asi sangatsangatlah lah penting karena penting karena secarasecara  psiko

 psikologis anak logis anak akan akan merasa senang merasa senang apabila mereka apabila mereka diperhatdiperhatikan. Salah ikan. Salah satu satu caracara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.

memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.

Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang tepat dan memberinya motivasi.

tepat dan memberinya motivasi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak  Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak  didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh guru ketika mereka

guru ketika mereka selesai ulangan atau selesai ulangan atau menjawmenjawab pertanyaan yang diberikan olehab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah, guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya  bagus

 bagus akan sakan semakin emakin giat dalgiat dalam belaam belajar.jar. Ma

Maka ka ununtutuk k memeninningkgkatkatkan an akaktivtivitaitas s dadan n sesemamangngat at bebelajlajar ar didiperperlulukakann ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara  pengg

 penggunaan munaan metode etode yang tyang tepat dan epat dan memotivmemotivasi.asi. Ber

Berpijapijak k dari latar dari latar belbelakaakang ng di di atas maka atas maka perperlu lu kirkiranyanya a diaddiadakaakan n suasuatutu  penelitia

 penelitian pendn pendidikan, idikan, dalam dalam hal ini pehal ini penulis nulis akan meakan mengangngangkat suakat suatu topiktu topik:: “A

“Aplplikikasasi i MeMetotode de DeDemomonsnstrtrasasi i DaDalalam m MeMeniningngkakatktkan an MoMotivtivasasi i   Pembelajaran F

 Pembelajaran Fiqh Kelas VIII Biqh Kelas VIII B” ” 

B.

B. RuRumumusasan Mn Masasalalahah Da

Dari ri ururaiaaian n lalatar tar bebelaklakang ang di di ataatas, s, mamaka ka pepenunulis lis dadapat pat memerumrumususkakann  permas

 permasalahan:alahan:

1.

1. ApaApakah mekah metode Dtode Demoemonstnstrasi darasi dapat mepat meningningkatkkatkanan mo

(6)

Malang III?

2. Bagaimana cara metode Demonstrasi diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan  penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mempelajari apakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III

2. Mempelajari bagaimana metode Demonstrasi diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya  pada KBM mata pelajaran Fiqih di kelas VIII B MTsN Malang III Adapun secara

detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah: 1. Bagi lembaga (Sekolah)

Penerapan metode demonstrasi ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan menjadi pijakan dasar untuk lembaga / sekolah dalam kaitannya menentukan kurikulum dan memberikan kebijakan dalam pengajaran  pendidikan agama.

2. Bagi guru

Penerapan metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para guru, khususnya guru pendidikan agama, agar tidak begitu otoriter dan monoton dalam mengajar, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam KBM di kelas, guru pendidikan agama bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk  mempraktekkan segala materi Fiqih agar siswa betul-betul memahaminya dan  benar dalam pelaksanaan di kehidupan sehari-hari.

(7)

Dengan metode Demonstrasi ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam  belajar. Terutama dalam pelajaran Fiqih yang memang membutuhkan praktek 

dalam penerapannya. 4. Bagi penulis

Memberi manfaat bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan sebagai  bekal menjadi guru yang profesional kelak serta mengetahui sampai dimana

kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang telah disampaikan.

E. Hipotesa Tindakan

1. Dengan penerapan metode demonstrasi maka motivasi belajar  siswa kelas VIII B MTsN Malang III akan meningkat.

2. Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Fiqih siswa kelas VIII B MTsN Malang III.

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian motivasi belajar dan macam-macam motivasi  Kata “Motif’  diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. “Motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “Motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasa sangat mendesak.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau melakukan belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu. ( instrinsik ) dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).

a. Motivasi Instrinsik 

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Dalam belajar terkandung tujuan menambah pengetahuan. “Intrinsic motivations are inherent in the learning situation and meet pupil need and   purposes”.

 b. Motivasi Ekstrinsik 

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.

Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya  berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan

motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik.

1. Kompetisi (persaingan, guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar)

2.  Pace making , pada awal KBM guru hendaknya menyampaikan trik pada siswa.

(9)

3. Tujuan yang jelas untuk mencapai pembelajaran

4. Mengadakan penilaian/tes, pada umumnya siswa mau belajar  dengan tujuan mendapat nilai yang baik (Muh Uzer Usman: 1989, 24-25)

2. Teori Motivasi 

Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yakni motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:

1) Kebutuhan fisiologis

2) Kebutuhan akan keamanan 3) Kebutuhan akan cinta kasih

4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri

Tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi yang di bawahnya.

3. Bentuk-Bentuk Motivasi 

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah:

1) Memberikan angka / nilai 2) Memberikan hadiah

3) Terdapat saingan / kompetisi 4) Ego-involment

5) Memberi ulangan 6) Mengetahui hasil 7) Memberi pujian 8) Memberi hukuman 9) Hasrat untuk belajar  10) Minat

B. Pengertian Metode Demonstrasi

Dalam pola pendidikan modern seperti telah diuraikan di atas tampak jelas  bahwa murid dipandang sebagai titik pusat sebagai prose terjadinya proses belajar. Siswa sebagai subjek yang berkembang melalui pengalaman belajar. Guru lebih

(10)

 berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa membantu dan memberikan kemudahan agar murid mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadilah suatu interaksi aktif. Siswa  belajar sedangkan guru mengelola sumber-sumber belajar guna memberikan  pengalaman belajar kepada siswa. Dala proses belajar mengajar demikian agar 

membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka baik siswa maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang mendukung proses belajar  mengajar tersebut, untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode Demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru atau orang lain sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu  proses. Sedangkan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui. Sedangkan Drs. Imansyah Alipandie dalam bukunya “ Didaktik Metodik   Pendidikan Umum” menjalaskan metode demonstrasi adalah suatu metode

mengajar yang dilakukan oleh guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.

Kelebihan dan kelemahan metode Demonstrasi

Kelebihan Metode Demonstrasi:

1. Siswa dapat menghayati dengan sepenuh hati mengenai pelajaran yang diberikan.

2. Perhatian anak dapat terpusat pada hal penting yang di demonstrasikan.

3. Mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari apa yang diterangkan guru secara lisan maupum tulisan karena siswa memperoleh gambaran melalui pengamatan langsung perhadap suatu proses.

4. Masalah yang mungkin timbul dalam hati siswa dapat langsung terjawab.

Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

1. Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para siswa, maka metode ini

(11)

kurang efektif .

2. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.

Sedangkan kelemahan Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa memahami uraiannya. (Dra. Roestyah: 1991, 138)

Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan tersebut di samping menggunakan metode Demonstrasi, penulis juga menggunakan motivasi  pembelajaran.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Setting Penelitian

Sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang pertama di kab. Malang, MTsN Malang III terus melakukan upaya-upaya pengembangan dan  penyempurnaan guna menciptakan suasana kondusif terhdap pembelajaran.

Dalam usianya yang ke 27 (berdiri tahun 1980), madrasah ini telah memiliki hamper semua sumberdaya pendidikan yang dipergunakan. Sarana prasara tersedia cukup lengkap, mulai yang konvensional hingga yang modern termasuk jaringan internet resmi, tenaga pendidiknya mengajar sesuai dengan latar belakang  pendidiknya dan kualifikasi sarjana S1, bahkan 07 orang ditaranya telah m,enyelesaikan program di atasnya telah menyelesaikan program magister (S2). Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2004 dan 20006 yang di perkaya dengan kurikulum local guna menghasilkan lulusan yang berkepribadian Islam.

Kondisi seperti itu telah menjadikan mtSn Malang 3 sebagai pilihan pertama “sebelum sekolah yang lain. Saat ini madrasah ini telah menjadi “The First Class”  bukan “Second Class” bagi masyarakat kab. Malang. Hal ini terkait dari  berjubelnya penimat calon siswa baru (jauh lebih pagi) setiap pendaftran siswa  baru di buka. Bukan merespon keburukan masyarakat dan upaya mengoptimalakan

seluruh kemampuan. Siswa utamanya yang memiliki kecerdasan lebih, maka MTsN Malang III merancang untuk menyelenggarakan program kelas Percepatan (1 kelas, dan 6 kelas parallel) mulai tahun 2007/2008

Sumber Daya Pendidik 

1. MTsN Malang III menjadi pilhan pertama hal ini terikat jumlah  pendaftar sekitar 2x lipat daya tampung madrasah.

2. Semua guru berkualifikasi sarjana (S1) bahkan tujuh orang diantaranya berkwalifikasi magister (S2) yang mengajar sesuai  bidangnya.

3. Sarana prasarana yang mmenuhi standart pendidikan

 professional, mulai dari yang konvesional hingga modern (multi media dan internet)

(13)

4. Lingkungan madrasah yang asri, luas dan bersihsangat kondusif  terhadap pembelajaran.

5. Manajemen berbasis sekolah (MBS), sehingga dukungan masyarakat sampai baik.

6. Kerjasama dengan LP3 UM dalam pengembangan SDM. 7. Kerjasama dengan Universitas Merdeka (UMMER) malang

dalam penyelenggarakan test psikologi bagi siswa baru. 8. Sudah melakukan studi banding dan koordinasi aktif dengan

SMPN 1 Malang, yang telah menyelenggarakan program kelas  percepatan mulai 2007/2008.

F. Rencana Tindakan

1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini, peneliti membuat rencana tindakan dalam rangka untuk  mempermudah pelaksanaan penelitian, yang mencakup:

1. Lokasi penelitian adalah MTsN Malang III

2. Kegiatan penelitian dilakukan pada akhir Juli sampai awal September  2007 (tanggal 9 Agustus sampai 7 September 2007)

3. Subyek yang terlibat sebagai peneliti adalah guru praktikan yang sedang menjalani PKLI di MTsN Malang III

4. Obyek sekaligus Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa-siswi kelas VIII B MTsN Malang III

5. Desain tindakan adalah model Kurt Lewin, yaitu meliputi empat komponen: rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi berdasarkan hasil pengamatan dan tindakan (reflecting).

6. Alat dan tehnik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Alat yang digunakan: Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rancangan / Skenario Pembelajaran, dan Instrumen.

 b. Tehnik pengumpulan data: Tehnik Observasi dan dokumentasi

(14)

2. Implementasi Tindakan

Setelah semua prosedur awal tersebut dilaksanakan, maka peneliti tinggal menerapkannya di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Disini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian selama 4 kali tatap muka

Pertemuan I (Kamis, 16 Agustus 2007) I. Tahap Awal

Salam Pembuka

Perkenalan dengan siswa dengan memberikan

 penjelasan tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti pada sekolah

Absensi

II. Tahap Inti

Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.Peneliti menerangkan materi materi tentang

Sujud Syukur, syarat dan rukunnya.

Peneliti memberikan instruksi tentang

 penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

III. Tahap Akhir 

Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan

dari peneliti secara tertulis.

Memberikan contoh atau demonstrasi dan

motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan sujud syukur.

Peneliti membenarkan kesimpulan dan

menambah kesimpulan yang telah disebutkan

Berdoa dan salam penutup

(15)

I. Tahap Awal

Salam Pembuka

Memberikan review pelajaran terdahulu

Mengecek tugas / hafalan yang telah diberikan

sebelumnya II. Tahap Inti

Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.Peneliti menerangkan materi Sujud Tilawah dan

Sujud Sahwi.

Peneliti memberikan instruksi tentang

 penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

III. Tahap Akhir 

Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan

dari peneliti secara tertulis.

Memberikan contoh atau demonstrasi dan

motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.

Peneliti membenarkan kesimpulan dan

menambah kesimpulan yang telah disebutkan

Berdoa dan salam penutup

Pertemuan III (Kamis, 30 Agustus 2007) I. Tahap Awal

Salam pembuka

Mengulas kembali dan mencoba menanyakan

materi yang terdahulu. II. Tahap Inti

Peneliti menjelaskan materi tentang peragaan

(16)

dan Sujud Sahwi.

Melakukan demonstrasi di Mushola sekolahan.Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

III. Tahap Akhir 

Peneliti memberikan tugas mencari dalil naqli

tentang manfaat Sujud Syukur, Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.

Do’a bersama dan salam penutup

Pertemuan IV (Kamis, 6 September 2007) I. Tahap Awal

Salam pembuka

Review dan feedback dari materi yang lalu

II. Tahap inti

Peneliti menjelaskan materi tentang dzikir dan

do’a

Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk 

menyebutkan macam-macam dzikir dan do’a

Menyimpulkan semua informasi yang telah

diterima. III. Tahap akhir 

Peneliti memberikan motivasi kepada Peserta

Didik agar tetap berusaha untuk terus berlatih  bagaimana supaya mereka mampu menguasai

materi pendidikan Agama Islam.

Memberikan contoh atau demonstrasi dan

motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan dzikir dan do’a.

Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahanDo’a bersama dan salam penutup.

(17)

3. Observasi dan Interpretasi 

Observasi atau pengamatan ini berlangsung pada saat proses demonstrasi yang meliputi:

Aktivitas guru di kelas dalam proses pembelajaran Fiqih

dengan menerapkan metode demonstrasi memudahkan guru dalam memahamkan serta memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya, karena setiap selesai praktek peneliti selalu melakukan evaluasi terlebih dahulu sehingga memberi kesempatan siswa untuk  menanyakan segala permasalahan yang belum mereka  pahami, terutama masalah sujud diluar Sholat. Dengan  begitu peneliti (guru praktikan) akan mudah mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap materi tersebut.

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat

antusias sekali, apalagi dengan diterapkannya metode demonstrasi yang dilanjutkan dengan tanya jawab sebagai evaluasi bagi mereka. Dengan demikian kelas menjadi aktif  dan tidak vakum.

4. Analisis dan Refleksi 

Dari pelaksanaan metode demonstrasi yang dikembangkan diperoleh kekurangan dan kelebihan antara lain:

Kekurangan

1. Siswa belum terbiasa dengan metode demonstrasi.

2. Siswa masih malu untuk praktek di dalam  pelajaran Fiqih.

Kelebihan

(18)

2. Lebih praktis dalam belajar.

G. Siklus Penelitian

1. Siklus Pertama

a. Rencana Tindakan Siklus I 

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal, peneliti menerapkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat melibatkan antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Karena  jika hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode ceramah ataupun

yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas VIII B.

Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab Sujud diluar sholat (2 X 40 menit dengan 4 kali pertemuan). Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus I, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:

a. Membuat rencana pembelajaran.

 b. Membagi materi BAB I (Sujud diluar sholat) menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Sujud syukur  2) Sujud tilawah 3) Sujud sahwi 4) Test formatif 

c. Peneliti membagai siswa kelas VIII B, menjadi 13 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok dengan cara menggunakan metode observasi.

(19)

d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian  peneliti mengambil alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Siklus I 

Setelah diputuskan menggunakan metode demonstrasi siswa kelas VIII B maka tahapan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode demonstrasi. Adapun penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2007 yang  proses pembelajarannya berlangsung selama 2 X 40 menit, yang meliputi:

Pertemuan I : 2 X 40 menit (Kamis, 09 Agustus 2007) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)  b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik 

 bahasan.

c. Presensi dan memberikan apersepsi kepada siswa.

2. Tahap Inti  Pre Activity

a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB I (Shalat- Sujud diluar sholat)

 b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

(20)

masing- Apersepsi

a. Peneliti / guru memberikan instruksi untuk  membaca dan menghafal lafazd dalam sujud syukur serta menulisnya dalam waktu beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan praktek  yang disesuaikan dengan materi BAB I serta mempresentasikannya.

 b. Peneliti/ guru mengatur jalannya demonstrasi. c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik  dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.

 Penutup

a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama demonstrasi.

 b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan  feed back  yang tepat atas  permasalahan yang ada.

3. Tahap Akhir 

a. Peneliti/ guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

 b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan  belajarnya.

(21)

c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai  bahasan selanjutnya.

d. Peneliti/ guru memberi tugas untuk menulis kembali lafadz sujud syukur.

e. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam  penutup.

Pertemuan II : 4 X 40 menit (Kamis, 16 Agustus 2007) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)  b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik 

 bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha. d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar .

2. Tahap Inti Whilst Activity

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.

(22)

 bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.

c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya jawab dengan para siswa.

d. Peneliti/ guru mengatu jalannya diskusi.  Post Activity

a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan  feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.

 b. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama  proses belajar-mengajar.

c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi BAB I. 3. Tahap Akhir 

a. Peneliti/ guru memberi kesempatan kepada siswa untuk betanya.

 b. Peneliti/ guru menyuruh kepada siswa untuk  mempelajari materi selanjutnya

c. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar   para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya. d. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam penutup.

c. Observasi Siklus I 

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti di sini selain bertindak  sebagai guru, peneliti juga bertindak sebagai observer yang mencatat lembar   pengamatan pada lembar observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan pada tahap I,

kegiatan siswa sudah cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias dalam memperhatikan pelajaran, karena pelajaran yang didapatkan akan lebih

(23)

menyenangkan dari biasanya.

Memasuki tahapan II, siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam belajarnya, hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Mayoritas siswa dapat membaca do’a sholat dhuha serta bersemangat dalam mendemonstrasikannya.  Namun ada sebagian kecil siswa yang sedikit dapat membaca bacaan do’a sholat

dhuha dan siswa sangat aktif untuk bertanya.

Setelah siswa mendapatkan metode demonstrasi, siswa diberi soal test formatif untuk mengetahui tingkat kefahaman siswa dalam menerima pelajaran yang telah disampaikan. (lampiran nilai)

d. Refeleksi Siklus I 

Tujuan peneliti menerapkan metode demonstrasi semula adalah untuk  mengatasi kesulitan belajar siswa, agar metode-metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dirasakan efektif oleh siswa. Khususnya pada kelas VIII B MTsN Malang III, yang mana hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam  belajar yang dialaminya selama ini. Untuk menyikapi kenyataan diatas, maka

diambil langkah-langkah:

1. Memperhatikan peningkatan siswa yang berminat menulis lafal-lafal apapun (Al-Qur’an, Al-Hadits) serta hafalan  bacaan-bacaannya, maka perlu diberikan metode demonstrasi yang lebih efektif dan efisien, yaitu dimulai dengan tahapan demonstrasi untuk membaca terlebih dahulu.

2. Sebagian kecil siswa yang kurang hafal bacaan-bacaan dzikir dan do’a masih merasa kesulitan untuk membaca,

(24)

menulis, maka harus diberikan waktu tersendiri untuk  melakukan demonstrasi.

2. Siklus Kedua a. Rencana Tindakan Siklus II 

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, peneliti memilih menggunakan metodr demonstrasi yang nantinya akan melibatkan siswa dalam  proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus II, peneliti melakukan  perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:

a. Membuat rencana pembelajaran.

 b. Membagi materi BAB III (Zikir dan Do’a) menjadi 5 bagian, yaitu:

1) Pengertian, dan fungsi zikir. 2) Adab, dan lafal zikir.

3) Pengertian, dan fungsi do’a. 4) Kedudukan, dan adab berdo’a. 5) Fadilat zikir dan do’a.

c. Peneliti/ guru membagai siswa kelas II-1 menjadi 5 kelompok  sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok..

d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian peneliti mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Siklus II 

(25)

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertemuan I : 2 X 40 menit (Kamis, 23 Agustus 2007) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)  b. Mebaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan..

c. Membaca do’a shalat dhuha. d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjeaskan secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti  Pre Activity

a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB II (Zikir dan Do’a)

 b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok.

(26)

membaca dan menghafal lafal-lafal zikir dan do’a dalam waktu beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang disesuaikan dengan materi BAB II serta mempresentasikannya.

 b. Peneliti/ guru mengatur jalannya diskusi.

c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik  dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.  Post Activity

a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.

 b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan  feed back  yang tepat atas  permasalahan yang ada.

3. Tahap Akhir 

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

 b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan  belajarnya.

c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai  bahasan selanjutnya.

(27)

kembali bacaan-bacaan zikir dan do’a yang ada di buku paket.

e. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam  penutup.

Pertemuan II : 2 X 40 menit (Kamis, 30 Agustus 2007) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)  b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik 

 bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha. d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti  Pre Activity

Peneliti/ guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya. Whilst Activity

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.

(28)

dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya. c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya

 jawab dengan para siswa.  Post Activity

a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan  feed back  yang tepat atas  permasalahan yang ada.

 b. Peneliti/ gruru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.

c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi BAB II.

3. Tahap Akhir 

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

 b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan  belajarnya.

c. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam  penutup.

c. Observasi Siklus II 

Setelah diadakan perbaikan-perbaikan terhadap hasil yang didapat pada siklus I. kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar lebih bagus lagi, karena ada kemajuan bagi kelompok yang belum presentasi. Dari hasil pengamatan, diperoleh  bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar, dan siswa

(29)

 bertambah aktif untuk bertanya. Dan juga siswa mengalami peningkatan dalam ketepatan dan kecepatan menghafal lafal-lafal Al-Qur’an/ Al-Hadits.

Dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang merupakan hasil akhir dari  pembelajaran metode demonstrasi, yaitu dapat dilihat pada hasil nilai akhir ulangan

harian siswa.

d. Refleksi Siklus II 

Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi, maka tujuan pembelajaran yaitu untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif, kreatif dalam proses belajar-mengajar.

Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang akan diambil:

a. Pemahaman dan ketaatan siswa menunjukkan bahwa metode demonstrasi harus terus diterapkan kepada siswa untuk lebih mudah dimengerti secara mendalam makna yang terkandung dalam materi yang disampaikan.

 b. Menjaga agar kualitas belajar yang sudah berjalan berkembang lebih baik  dan tetap terpelihara.

H. Pembuatan Instrumen

a. Pengumpulan Data b. Indikator Kinerja

1. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka peneliti melakukan  perekaman data adapun teknik yang dilakukan adalah dengan membuat catatan

(30)

Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode Demonstrasi, terhadap metode belajar siswa maka, sebelum melanjutkan materi, peneliti memberikan waktu 10-15 menit untuk tanya  jawab tentang materi yang telah diajarkan sehingga hal ini memudahkan peneliti

memahami efektivitas penggunaan metode Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap  pengajaran Fiqih.

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara/teknik pengumpulan data selama proses penelitian yaitu:

1. Obeservasi

Observasi/pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar di kelas, dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya  jawab. Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peniliti

dapat menentukan metode Demonstrasi dan Tanya jawabyang lebih baik   pada pertmuan berikutnya.

2. Interview/wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto “Metode interview sering disebut juga dengan wawancara/kuesioner lesan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh  pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara” (Suharsimi

Arikunto, 1991:126)

3. Pengamatan partisipatif 

Cara ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan yang dimaksud peneliti. Partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang diinginkan. Kadang-kadang peneliti juga menguraikan obyek yang diteliti untuk  melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang ingin diperoleh

(31)

 peneliti.

2. Indikator Kinerja

Penelitian yang dilaksanakan 6 kali pertemuan sudah cukup digunakan untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang “Penerapan metode Demonstrasi dalam peembelajaran Fiqih guna meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III” maksudnya adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya jawab dalam proses belajar mengajar siswa akan lebih giat belajar baik belajar di sekolah ataupun belajar di rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan tidak   bersemangat. Di sini indikator yang ditentukan selama penelitian menerapkan metode Demonstrasi ini adalah bahwa sebagian besar siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh karena mereka ingin menjawab pertanyaan yang akan  peneliti ajukan. setelah penjelasan materi selesai dan mereka juga belajar di

rumah. Itu terlihat ketika peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

(32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan MTsN Malang III

MTsN Malang III berdiri dengan mengacu pada beberapa alternative yang menjadi pertimbangan atau pijakan. Keinginan mendirikan madarasah ini telah muncul dua tahun sebelum berdirinya (1996) yaitu pada tahun ajaran 1994/1995, Karena melihat banyaknya dorongan dari masyarakat sekitar desa Pangentan terutama dari tokoh masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan setingkat SLTP, Karena pendidikan yang sudah ada dibawah naungan Lembaga pendidikan Ma’arif NU (Selanjutnya dibawah yayasan “Darul Mannan” sementara ini adalah  pendidikan TKI dan SDI 01.

Selain adanya pertimbangan atau pijakan terhadap keinginan mendirikan madrasah ini, adalah bermula dari banyaknya lulusan SDI 01 yang harus

melanjutkan belajarnya pada jenjang yang lebih tinggi, Dan tentunya searah dengan kompetensi lulusan SDI, yaitu pada sekolah atau madrasah yang syarat akan materi  pendidikan agama islam. Di samping itu, besarnya jumlah dana yang dibebankan

oleh lembaga pendidikan tertentu kepada calon siswa baru, yang ingin melanjutkan  pendidikannya pada lembaga pendidikan yang dimaksud tergolong eksklusif,

sehingga kondisi tersebut semakin mendorong atas berdirinya madrasah ini untuk  menampung para calon siswa yang kurang mampu.

Adapun fator lain yang mendorong terhadap berdirinya MTsN Malang III ini adalah karena bertujuan menampung para calon siswa yang tidak lulus seleksi di

(33)

sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah negeri (SLTPN/MTsN) dan untuk  menampung para calon siswa yang tidak diterima oleh sekolah/madrasah lain karena kelebihan kapasitas.

Berdasarkan pada beberapa pertimbangan diatas, maka lembaga ini memberanikan diri untuk mendirikan madrasah yang setingkat dengan SLTP

dengan nama SMP Muhammadiyah 2. langkah-langkah yang pertama kali ditempuh untuk merealisasikan cita-cita ini adalah dengan menyusun sekaligus melengkapi kepengurusan yayasan, yaitu yayasan “Darul Mannan”. Setelah pembentukan kepengurusan yayasan tersebut lengkap, kemudian diadakan rapat pengurus sampai tiga kali pertemuan.

Langkah berikutnya adalah membentuk kepengurusan madrasah

Tsanawiyah AL-MAARIF 02, sekaligus penunjukan ketua panitia penerimaam siswa baru (PSB), yang dalam hal ini dipasrahkan kepada bapa Drs. Luqman Arif, dengan dana bantuan dari sekolah terdekat yaitu saudara kandungnya SDI 01.

Pada tanggal 17 juni 1996, pengurus madrasah atau panitia penerimaan siswa baru MTs 02 AL-MAARIF untuk pertama kalinya menjalankan satu dari  beberapa agenda, yaitu membuka pendaftaran PSB yang kemudian diketahia bahwa  jumlah formulir yang terpakai sebanyak kurang lebih 80 (delapan puluh) eksemplar,

dengan kata lain bahwa para pelajar yang mendaftarkan diri menjadi siswa MTs. AL MAARIF 02 sebanyak delapan puluh orang. Jumlah tersebut amatlah jauh dari  perkiraan, dimana para pengurus hanya memprediksikan bahwa formulir yang akan

terpakai kurang lebih 45% (empat puluh lima persen) dari jumlah diatas. Berkenaan dengan dibukanya pendaftaran penerimaan siswa baru ini,  panitia mengadakan publikasi terhadap masyarakat sekitar, yang diawali dengan

(34)

menginformasikan kepada sekolah-sekolah / madrasah-madrasah terdekat (baik  negeri maupun swasta) dengan mengirim atau mengedarkan brosur-brosur 

 pendaftaran PSB. Kemudian panitia juga membuat beberapa pamphlet dan spanduk  yang berisi tentang pendaftaran PSB pula.

Selain dari pada itu, usaha (langkah-langkah) yang dilakukan oleh pengurus adalah dengan mengadakan oordinasi tentang mendirikan Madrasah Tsanawiyah dengan berbagai lembaga yang terkait, seperti Depdiknas kecamatan Singosari, Depag Kabupaten Malang, dan lembaga pendidikan Ma’arif NU kabupaten Malang.

Maneuver-manuver tersebut dilakukan dalam rangka mendapatkan status eksistensi dari pada madrasah, sehingga pada tanggal 17 juli 1996 Depag

mengeluarkan tanda bukti sebagai madrasah yang statusnya masih “tercatat” dengan nomor : Wm 06. 03/PP. 03. 2/2521/ 1997. status ini didapatkan setelah  pengurus madrasah mengajukan permohonan mendirikan madrasah swasta dengan

nomor : Pc./36/a-6/II/1997 atas nama pengurus pimpinan cabang lembaga

 pendidikan Ma’arif NU kabupaten Malang, yang surat tembusannya dikirimkan ( diajukan) pada kantor Depag Jawa Timur.

Pada tanggal 4 juni 1998, madrasah ini mendapatkan surat rekomendasi dan  pengawas Depag kantor wilayah Depag Jawa Timur, dengan noor : Wm. 01. 04/

P.P. 00. 63/ 88 sebagai pertimbangan status “terdaftar” dengan syarat sudah melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM). Dan tepat pada tanggal 19

Oktober 1998 MTs AL-MAARIF 02 Singasari resmi memperoleh status “terdaftar”. Sejarah singkat perjalanan MTsN Malang III ini bukan berarti tidak 

memiliki rintangan atau halangan dalam merealisasikan cita-cita tersebut, namun yang paling teringat oleh Bapak Drs.Moh Mahfudz, sebagai salah satu pencetus ide

(35)

mendirikan madrasah ini adalah, ketika mengonfirmasikan pendirian madrasah ini kepada pengurus Diknas kecamatan yang pada waktu itu kepala Diknasnya

 beragama Nasrani. Bisa dibayangkan masalah apa yang akan didapat oleh pengurus madrasah ketika ia ataupun mereka harus berhadapan dengan kepala Diknas

kecamatan yang beragama Nasrani tersebut.yaitu karena ketidak sepahaman aliran, agama, dan kepercayaan antara pihak madrasah dan kepala Diknas kecamatan itulah, sehingga pihak sekolah tidak mendapatkan legitimimasi dari pihak Diknas kecamatan. Namun hal ini dapat segera diatasi dengan solusimenempuh pihak  Depag yang kemudian menghasilkan SK dengan nomor sebagaimana tersebut di atas.

Sekedar informasi bahwasanya pada awalnya madrasah ini mampu meluluskan siswa-siswi kurang sebanyak 70 siswa, dan arena perkembangannya yang amat pesat pada tahun-tahun berikutnya madrasah ini mampu meluluskan sekitar 140-an siswa-siswi.

Dari segi fisik, pada saat ini MTs AL-MAARIF 02 Sigosari memiliki ruang sebanyak 11 (sebelas) ruangan, dan pada saat ini madrasah yang berada dibawah naungan yayasan Darul Mannan ini sedang membangun gedung-gedung tambahan mengingat animo masyarakat yang begitu besar terhadap eksistensi madrasah ini.

MTs AL-MAARIF 02 Sigosari yang pada awalnya berdirinya ini secara administrative masih bernaung dibawah MTs AL-MAARIF 01 merupakan madrasah yang berada di tengah-tengah masyarakat pasar Singosari, tepatnya

dibelakang pasar dengan alamat JL. Sidorejo 55, Kel. Pangentan, Singosari Malang sekitar 100 meter dari jalan raya.

(36)

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Seperti yang telah dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya, Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTsN Malang III Malang yang  berada di Jl. Sidorejo No.55 Singosari Malang, dimulai tanggal 27 Juli – 12

September 2007. Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas VIII B MTsN Malang III dalam rangka peningkatan keberhasilan pembelajaran Fiqih melalui metode Demonstrasi dan Tanya jawab

Penulis melalukan penelitian berdasarkan pengamatan di kelas selama  proses pengajaran berlangsung. Penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab

ini menyebabkan siswa tidak jenuh di dalam kelas, mereka merasakan bahwa mempelajari Fiqih adalah sesuatu yang mengasyikkan.

Penelitian yang telah dilakukan di dalam kelas mengenai metode ini menunjukkan bahwa para peserta didik memperoleh kemajuan secara statistik di dalam "Pelafalan dan Kebiasaan berFiqih" dan dalam memahami ujaran-ujaran  baru. Generalisasi hasil kemajuan dimaksud berlaku bagi siswa kelas VIII B

khususnya sebagai obyek penelitian dan bagi seluruh siswa-siswi MTsN Malang IIIumumnya sebagai pelengkap data penelitian.

Untuk mengaplikasikan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini, penulis menerapkannya di awal pelajaran. Penulis berusaha untuk membuka pelajaran dengan membacakan materi Iman kepada rasul Allah terlebih dahulu, agar siswa terlatih dalam membaca materi Fiqih dengan baik dan benar. Hal ini terbukti

dengan lembar pengamatan penulis yang telah disajikan dalam pembahasan tentang Analisis dan Refleksi. Mereka sebagian besar merespon kegiatan guru dalam

(37)

Iman kepada rasul Allah di depan kelas, selain itu mereka juga merasakan bahwa Fiqih itu mudah dan bisa dipelajari kapan pun dan di mana pun.

Selain itu siswa juga mempunyai semangat belajar keagamaan khususnya Fiqih. Dengan adanya penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi dan Tanya  jawab ini diharapkan bagi guru mata pelajaran Fiqih untuk berusaha mengadakan

variasi pembelajaran Fiqih di kelas. Salah satu teknis pemecahannya adalah dengan menerapkan metode Demonstrasi dan Tanya jawab pada pembelajaran Fiqih. Fiqih sebagai salah satu mata pelajaran digunakan sebagai alat komunikasi untuk 

 berdakwah,

Fiqih diajarkan atau masuk sebagai kurikulum sekolah pada tingkat sekolah dasar (MI atau Madrasah Ibtidaiyah) yang selanjutnya diteruskan pada tingkat  pertama dan tingkat menengah. Meskipun Fiqih ini telah diajarkan sejak dini, tetapi hasil dari pembelajaran tersebut belum bisa maksimal dengan hasil yang sangat memuaskan. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih masih terus dicoba dan dirancang dengan sedemikian bagusnya untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus. Untuk memecahkan masalah pembelajaran demikian, perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain berupa penerapan strategi pembelajaran atau  penggunaan metode pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi dan hasil  belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.

Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya dalam bukunya SBM “srtategi belejar mengajar”, menyebut bahwa metode mengajar adalah suatu  pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh seorang guru atau instruktur. Macam-macam metode mengajar adalah metode ceramah, metode tanya  jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode demonstrasi dan eksperimen,

(38)

metode kerja kelompok, metode sosio drama dan bermain peran, metode karya wisata, metode belajar beregu dan metode proyek. Sedangkan dalam pembelajaran Fiqih materi yang diajarkan adalah mencakup banyak aspek, antara lain : Rukun Islam, Rukun Iman, Thaharah, Fiqih, Qur’an Hadits,dsb.

Disamping yang telah disebutkan diatas, dalam pembelajaran Fiqih memerlukan metode yang bisa menunjang keberhasilan pelajaran. Metode mengajar  yang telah disebutkan dalam buku strategi belajar mengajar ada 10 (sebagaimana disebutkan dalam pendahuluan).

Salah satu metode diatas (dan dapat diterapkan dalam pembelajaran Fiqih) adalah metode demonstrasi dan Tanya Jawab. Yang dimaksud dengan metode demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari pada yang diketahui.

Sebagaimana yang telah diketahui bersama, bahwa sebenarnya metode ini telah diterapkan oleh sebagian besar lembaga pendidikan (sekolah) pada mata  pelajaran lain yang membutuhkan adanya praktek secara langsung. Hal ini dimaksudkan sebagai praktek atau apresiasi ketrampilan siswa dalam proses  pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan diakui atau tidak, metode ini sedikit  banyak memberi pengaruh positif terhadap kemampuan kongnitif siswa. Mengingat hal tersebut, penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini adalah merupakan metode yang baik diterapkan pada siswa kelas 1 (satu) sebagai pengalaman yang melibatkan pribadi siswa, sebab dan selanjutnya dibelajarkan pada kelas diatasnya.

Sekolah menengah pertama Muhammadiyah 2 adalah merupakan sekolah yang menyebutkan Fiqih dalam daftar kurikulum dan klasifikasikan sebagai  program diklat normatif dan adaptif. Sekolah ini mengharapkan kelancaran dan

(39)

kreatifitas siswanya dalam belajar Fiqih yang baik dan benar. Hal ini telah ditempuh dengan beberapa metode yang diterapkan dan metode tersebut tidak menyimpang ajaran agama Islam yang ada dalam Fiqih. Untuk itu penelitian tindakan kelas PTK  yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII B MTsN Malang IIImengarah pada  pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dan Tanya jawab. Dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui kesesuaian metode dalam  pembelajaran Fiqih yang dirasa dapat memberi konstribusi banyak terhadap siswa

dan guru.

Guru hendaknya memperkenalkan struktur-struktur baru secara lisan maupun tertulis, dengan memakai media yang efektif. Selain itu juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mendengar struktur tersebut berulang kali dan meminta kembali untuk mengulanginya berkali-kali supaya mereka cepat memahami materi Fiqih.

Buku berfungsi sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan sebagai guru karena buku tidak dapat berbicara, mendengar, mengoreksi, atau memberi dorongan. Instruksi haruslah berasal dari guru dan bukan dari sebuah  buku. Oleh karena itu, sebaiknya buku teks hanya dijadikan sebagai pelengkap.

Adapun pengenalan terhadap materi yang baru (materi lisan) hendaklah berasal dari guru itu sendiri.

Siswa harus mempunyai semangat yang meluap-luap di dalam belajar  agama khususnya Fiqih hingga KMUP (kemauan, minat, usaha, dan perhatian) bisa tercipta pada diri mereka. Mereka harus memiliki keberanian untuk bertanya dan maju kedepan kelas tanpa malu. Hendaklah seorang guru menyampaikan kepada mereka keuntungan atau kelebihan orang yang mengetahui Fiqih.

(40)

Pujian-pujian juga akan mendorong mereka maju selangkah di dalam usaha  belajar mereka. Bila keinginan yang riil untuk belajar Fiqih mulai bersemi pada diri

mereka, maka separuh dari tugas guru sebagai pengajar dapat dianggap selesai. Tujuan dari penciptaan suasana segar di kelas adalah agar perasaan tertekan yang ada pada diri siswa dapat hilang. Tawa dan senyum seorang guru dapat

dianggap sebagai pembantu pembangkit suasana yang menyenangkan. Begitu pula cerita-cerita lucon dalam Fiqih, anekdot-anekdot, permainan, dan sebagainya, kesemuanya dapat memecah kebekuan di dalam belajar Fiqih.

Kiranya bahasan yang telah dikemukakan di atas dapat merupakan suatu hasil penelitian yang sangat berharga. Terbukti dengan adanya penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap siswa kelas VIII B MTsN Malang III,  proses pembelajaran Fiqih di sekolah ini mengalami kemajuan dan keberhasilan

yang diinginkan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menjelaskan berbagai permasalahan yang terjadi dalam  proses belajar mengajar, maka penerapan metode Demonstrasi dan Tanya Jawab

terhadap siswa kelas VIII B MTsN Malang IIIsudah termasuk dalam kategori

(41)

Fiqih dibandingkan sebelumnya, yakni sebelum adanya penerapan metode Demonstrasi dan Tanya Jawab. Siswa menjadi betah di kelas, suasana kelas

menyenangkan dan kelihatan hidup sehingga mereka sudah tidak beranggapan lagi  bahwa Fiqih itu sebagai momok dalam proses belajar mengajar.

Metode Demonstrasi dan Tanya Jawab yaitu cara menyajikan bahan  pelajaran Fiqih melalui Ceramah dan Tanya jawab, dalam percakapan itu dapat

terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan ilmu agama.

B. Saran

Penulis mempunyai beberapa solusi dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari Fiqih di MTsN Malang III Seorang guru yang baik harus selalu mempersiapkan materi / topik bahasan terlebih dulu sebelum pelajaran

dimulai, cara-cara dan teknik serta taktik yang akan diberikan hendaknya senantiasa dipikirkan.

Adapun saran-saran tersebut ialah :

a. Dalam menyampaikan materi usahakan menggunakan metode yang menarik  seperti : Demonstrasi, Tanya jawab, Berbicara Fiqih di dalam kelas,

Memberikan banyak tamrinat, Melatih siswa bertanya dalam Fiqih,

Memberikan semangat/dorongan untuk belajar Fiqih, Menciptakan suasana yang menyenangkan.

 b. Diharapkan untuk menambah buku-buku Fiqih di perpustakaan agar siswa gemar membaca dan memahami ajaran agama Islam tersebut dalam

(42)

kehidupan sehari-hari.

c. Perlu kiranya sesekali diadakan study banding sambil refreshing untuk   belajar Fiqih di luar kelas, bahkan di luar sekolah, seperti : mengadakan

kunjungan ke Pondok-pondok Pesantren yang mempunyai kualitas tinggi dalam pembelajaran Fiqih.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Fiqih dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok  Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April. 2002.

Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V. Jakarta. Rineka Cipta. 2002.

(43)

Cipta : 2002.

I.L. Pasaribu, dkk, 1986. Detaktik dan Metodik . Tarsito, Bandung.

Imansjah Alipandie, 1984. Detaktik Metode Pendidikan Umum. Usaha Nasional, Surabaya.

Moh. Uzer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya, Bandung

Roestyah, 1991. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta

S. Nasution, 1986. Detaktik Azas-Azas Belajar. Jemmars, Bandung.

Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali, Jakarta

Yusuf, Tayar, Drs, H., dkk., Metodologi Pengajaran Agama dan Fiqih. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 1997.

.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan guru melalui media gambar yang disertakan bermacam-macam dengan kosakata setiap gambar sesuai dengan tema yang ditentukan, untuk itu guru

a) Dimensi integrasi isi/materi (content integration). Bank merumuskan dimensi integrasi materi ini dengan maksud agar para guru mampu memberikan ‘poin kunci’ pembelajaran

Terdapat tiga mekanisme yang diduga terjadi sehingga pasir kuarsa terlapis MnO 2 mampu menurunkan kadar besi yang terkandung pada sampel air tanah, yaitu mekanisme

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan penggunaan aditif dedak padi dan inokulum bakteri asam laktat dari cairan rumen sapi PO nyata mempengaruhi kenaikan

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar penjaskes materi melempar bola ke dalam pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Gorontalo

Penelitian ini digunakan untuk menentukan pengaturan faktor gurdi yang tepat untuk meminimalkan variabel respon gaya tekan, torsi, keausan tepi pahat dan kekasaran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal tentang hasil belajar setelah diterapkannya model pembelajaran ARIAS yaitu hasil

Setiap karyawan harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan baik yang diselenggarakan internal Rumah Sakit maupun external sesuai dengan kompetensi yang