• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI SENYAWA NON POLAR DARI MINYAK NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISOLASI SENYAWA NON POLAR DARI MINYAK NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ISOLASI SENYAWA NON POLAR DARI MINYAK

NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM)

Desy Anggraini 2311106016

Della Istianingsih 2311106017

(2)

Calophyllum inophyllum (nyamplung) adalah tanaman potensial yang

belum dimanfaatkan sebagai obat

Nyamplung tersebar hampir di seluruh dunia

Di Indonesia terdapat banyak di daerah pesisiran pantai

Kandungan trigliserida pada minyak nyamplung sekitar 70-80%

Disinyalir terdapat senyawa bioaktif yaitu Callophyllolide yang berfungsi sebagai anti-HIV dan anti blood coagulation

Kemungkinan minyak ini akan dapat dikonsumsi Latar belakang

(3)

Bagaimana pengaruh solvent terhadap proses pemisahan

trigliserida?

Berapa kandungan trigliserida yang dapat diambil oleh tiap

solvent?

(4)

Komponen yang akan diisolasi adalah trigliserida.

Bagian tumbuhan nyamplung yang akan diteliti adalah minyak

nyamplung.

Metode pemisahan yang digunakan menggunakan ekstraksi

pelarut-pelarut

Identifikasi produk dengan TLC, GC, dan GC-MS.

(5)

Mengetahui pengaruh perbandingan jenis solvent terhadap proses pemisahan trigliserida.

Mengetahui jumlah trigliserida yang dapat diambil oleh tiap solvent

Mengetahui pengaruh perbandingan fraksi berat pelarut terhadap minyak Tujuan Penelitian

(6)

Minyak Nyamplung berwarna hijau gelap dan pada saat saponifikasi menghasilkan warna kuning terang

Menurut Crane et.al.(2005), minyak nyamplung didominasi oleh TG sebesar 76,7 % diikuti DG 7% dan FFA sebesar 5,1 %

(7)

Komponen

Komposisi

Minyak Nyamplung Moluccensis seed oilb Rice bran oilc

Trigliserida 76,7a 74,00 81,23 73,74 Digliserida 7 6,36 3,7 4,68 Monogliserida - 3,00 2,26 0,14 FFA 5,1 8,85 10,5 12,32 Others - 7,79 1,67 5,09 a Crane et.al.(2005)

b diadaptasi dari Gunawan et al.,2014

c diadaptasi dari Kasim et al.,2009

Komposisi tiap komponen dalam minyak

(8)

1. Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua

atom hidrogen terikat pada satu atom karbon. Dikatakan jenuh

karena atom karbon telah mengikat hydrogen secara maksimal.

2. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki

ikatan rangkap. Dalam hal ini, atom karbon belum mengikat

atom hidrogen secara maksimal karena adanya ikatan rangkap.

(9)

Tabel Komposisi Asam Lemak dari Minyak Nyamplung

(10)
(11)
(12)

Pembentukan Trigliserida

adalah sebuah gliserida , yaitu ester dari gliserol dan tiga asam

lemak. Trigliserida merupakan

penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani. Trigliserida termasuk lipid sederhana dan juga merupakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh

manusia.

(13)

Rumus Bangun Monogliserida

merupakan senyawa kimia penting dari turunan komersil yang digunakan dalam industri

makanan, kosmetik, farmasi, pelumas.

Monogliserida digunakan dalam banyak aplikasi sebagai surfaktan, terutama sebagai pengemulsi dalam makanan, kosmetik dan farmasi.

Monoasilgliserol merupakan bahan emulsifier yang digunakan dalam proses produksi bahan berlemak seperti margarine, roti, biscuit dan es krim.

(14)

Rumus Bangun Digliserida

Digliserida

Digliserida (diasilgliserol) adalah gliserida yang terdiri dari dua rantai asam lemak kovalen yang

terikat pada molekul gliserol melalui hubungan ester. Diasilgliserol memiliki tingkat yang rendah

dalam minyak nabati ( 1-6 % ), dan digunakan oleh industri makanan sebagai pengemulsi. Sering ditemukan dalam produk-produk bakery, minuman,

es krim, selai kacang, permen karet, shortening, topping whipped, margarin, kue, dan permen.

(15)

Bioaktif

Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung

dalam tumbuhan yang memiliki efek menguntungkan bagi

kesehatan manusia. Calophyllolide merupakan senyawa bioaktif

utama yang terkandung dalam minyak nyamplung. Memiliki efek

anti bacterial, anti inflammatory, anti arthritic dan memiliki sifat

sebagai anti blood coagulation.

(16)

Polarity

Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya

suatu ikatan antar elektron pada unsur unsurnya. Hal ini terjadi

karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai

keelektronegatifitas yang berbeda.

Ciri – ciri :

- Dapat larut dalam air dan pelarut lain

- Memiliki kutub + dan kutub -, akibattidak meratanya distribusi elektron

- Memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.

(17)

Polarity

Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya

suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang

membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan

mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.

Ciri – ciri :

-Tidak larut dalam air

-Pelarut polar lain tidak memiliki kutub + dan kutub – , akibat meratanya distribusi elektron -Tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau

keelektronegatifannya sama

(18)

Apa bukti trigliserida adalah non polar ?

• Sifatnya yang tidak dapat larut dengan air

• Posisinya pada line atas pada analisa TLC

(19)

Minyak nyamplung didapat dari Koperasi Jarak Tani Lestari(Central Java)

n-hexane, petroleum eter, etil asetat, asam asetat dan methanol dibeli dari PT. Bratachem(Surabaya, Indonesia).

Ethanol, silica gel, iodine didapat dari Laboratorium Teknologi Biokimia (Teknik Kimia ITS).

(20)

• Stirer magnetik • Hot plate • Neraca analitik • Erlenmeyer • Beaker glass • Kolom GC • Kertas TLC (20 cm x 20 cm x 250 µm) • Pipa kapiler • Pipet volume • Pipet tetes • Termometer • Gelas ukur

Alat

(21)

Metode Penelitian

Minyak nyamplung

dicampurkan dengan 100 gram pelarut (Heksana – Metanol dan Petrolium eter – Metanol)

Minyak dan pelarut

dicampur hingga homogen

Minyak dan pelarut yang telah diaduk, dipisahkan hingga terjadi dua lapisan

Lapisan atas dan bawah diambil lalu diupakan hingga pelarut yang

terkandung dalam sampel tersebut hilang

Sampel yang telah murni dianalisa dengan

mengunakan kromatografi (Lapisan atas dan bawah)

(22)

minyak

Hexane/PE Metanol

Methanol Hexane/PE

Methanol Hexane/PE

Metode Ekstraksi Pelarut

fatty acid callophyllolide

TG Squalene

(23)

Metode Analisa TLC

20 cm 20

cm

hexane:etil asetat:asam asetat 90:10:1

(24)

Pemilihan pelarut

Methanol Polar ( index 5,1)

Hexanes/PE Nonpolar( index 0)

Trigliserida adalah senyawa non polar Trigliserida larut pada fraksi hexanes/PE

Hidrokarbon dan asam lemak larut pada fraksi hexanes/PE

Metode Ekstraksi Pelarut

(25)
(26)

26

TLC plate

Senyawa pada tiap fraksi dianalisa secara kuantitatif

menggunakan TLC

o Hasil analisa TLC kiri (fraksi non polar) kanan (fraksi polar)

o Hasil analisa TLC menunjukkan fraksi non polar banyak mengandung TG dan polar sedikit mengandung TG. TG DG FFA MG Hexane:Methanol 75:25

(27)

• Sampel PE:methanol (75:25) dengan rasio solvent terhadap minyak sebesar 5

• Lapisan atas merupakan fraksi non polar • Lapisan bawah merupakan fraksi polar

Analisa GC 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0 21.0 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0 27.0 28.0 min -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 3.25 3.50 3.75 4.00uV(x100,000) Chromatogram TG DG FFA MG

(28)

• jumlah fraksi non polar pada berbagai keadaan rasio berat solvent terhadap minyak berbeda-beda.

• Titik tertinggi dan terendah terdapat pada berat

solvent non polar 100 dan 0, tetapi solvent tidak dapat diproses lanjut karena solvent 100 gram tersebut memiliki perbandingan non polar : polar 100:0 (minyak terlarut sempurna dalam solvent non polar) dan titik terendah terdapat pada berat

solvent polar 100 (minyak terlarut sempurna dalam solvent polar)

• Dari hasil yang ditunjukkan oleh grafik PE:Methanol

(75:25) dengan rasio solvent terhadap minyak sebesar 5 yang memiliki fraksi non polar terendah dengan perbandingan berat solvent yang sama, hal ini dapat digunakan sebagai acuan untuk proses selanjutnya.

(29)

Ratio berat solvent / minyaka fraksi non polar (%) Komponen (%) TG DG MG FFA others 2 91,97 73,63b (96,81)c 6,33 (88,71) 2,97 (64,17) 9,16 (80,97) 7,91 (71,82) 3 95,83 72,56 (98,63) 6,02 (96,56) 2,67 (78,78) 8,83 (89,94) 9,92 (81,88) 5 59,40 72,46 (94,56) 7,43 (92,27) 2,55 (50,45) 9,16 (78,85) 8,41 (64,05) Sampel PE:methanol (75:25) a kondisi operasi : T = 32 oC b kandungan kemurnian (%) c Recovery (%)

Data kondisi operasi pada single stage optimum

No Sampel % TG Fraksi Non Polar (%)

1 PE:Methanol (5) 94,56 59,40

2 PE:Methanol (3) 98,63 95,83

3 Hexane:Methanol (3) 98,19 96,58

Hasil terbaik terdapat pada sampel dengan rasio solvent terhadap minyak sebesar 5 karena dengan fraksi non polar 59,4% mengandung %recovery TG >90% dan %kemurnian sebesar 72,46%, sehingga sampel tersebut digunakan untuk proses selanjutnya (multi stage)

(30)

TG

DG FFA

MG

a b

spot kiri (Minyak nyamplung) spot tengah (fraksi PE)

spot kanan (fraksi methanol)

Pada minyak nyamplung murni masih mengandung TG, DG, FFA dan MG

yang banyak dengan ditunjukkan spot yang terang, pada fraksi PE spot yang terlihat jelas pada spot TG, untuk spot yg lainnya masih ada tetapi tidak

begitu jelas, pada fraksi methanol tidak terlihat jelas smua spotnya

karena pada pencucian ke-8 ini fraksi methanol sudah cukup banyak

terpisah dengan komponen komponen lainnya.

(a) Hasil TLC menggunakan iodin

(b) Hasil TLC menggunakan lampu UV

(31)

Analisa GC-MS

Fraksi PE akhir Fraksi methanol akhir

(32)

Mass Spectra Analysis

Fraksi Methanol-1

Waktu(menit)% of total Senyawa

33,55 1,55 2-Propenoic acid 45,95 5,00 Palmitic acid 49,42 19,24 Linoleic acid 59,22 1,09 unidentified 59,43 3,34 Squaleme 59,69 13,74 unidentified 61,10 3,87 unidentified 61,33 1,59 unidentified 61,45 0,87 unidentified 61,52 2,71 unidentified 61,90 1,42 Epicrinamidine 62,11 1,66 Epicrinamidine 62,19 1,68 Epicrinamidine 62,31 1,06 Epicrinamidine 64,49 1,47 unidentified 65,27 23,11 Callophyllolide 65,79 1,31 unidentified 66,87 5,87 Callophyllolide 67,08 3,22 Callophyllolide 69,33 0,83 Callophyllolide 71,17 4,40 unidentified 72,04 0,96 unidentified Fraksi Methanol-8 Waktu(me nit) % of total Senyawa 48,95 5,85 Gyceryl monoleat 54,32 4,80 unidentified 54,40 18,62 unidentified 54,54 5,17 unidentified 54,81 9,05 unidentified 59,53 20,42 Squalene 71,55 22,92 unidentified 72,04 13,18 unidentified

Fraksi Petroleum eter-8

Waktu(menit) % of total Senyawa

45,63 3,28 Palmitic acid 46,11 1,06 1-Eicosanol 48,09 1,06 Heneicosane 48,93 10,10 Gyceryl monoleat 49,31 2,30 Linoleic acid 49,75 1,76 1-nonadecene 49,85 0,82 Hexatriacontane 51,54 2,74 Tricosane 53,08 1,08 1-docosene 53,17 0,80 nonadecene 53,63 0,84 9-octadecenoic-acid 54,27 1,00 Isopropyl linoleate 54,34 3,16 olealdehyde 54,74 3,01 Heptane 56,16 0,71 17-Pentatriacontane 56,23 0,72 Heptadecene-8-Carbonic acid-1 59,02 0,78 1-Eicosanol 59,48 42,53 Squalene 60,43 1,84 Eicosane 63,02 1,12 Silicic acid 64,93 1,49 Callophyllolide 67,87 2,05 unidentified 69,51 1,15 unidentified 71,42 5,12 unidentified 73,66 4,90 unidentified 74,17 4,63 unidentified

(33)

Banyak asam lemak dan hidrokarbon yang terkandung dalam fraksi petroleum eter karena senyawa tersebut bersifat non polar

Ada senyawa non polar lain selain TG yang terkandung dalam fraksi petroleum eter ini yang cukup besar yaitu squalene

(sesuai dengan penelitian dari cintya fabian et.al., 2009 bahwa hidrokarbon dan squalene bersifat non polar)

Di fraksi polar ada kandungan callophyllolide yang dapat digunakan sebagai anti HIV sehingga bisa dilakukan analisa lebih lanjut

(sesuai dengan penelitian dari Janki Prasad et.al., 2012 bahwa senyawa bioaktif bersifat polar)

(34)

Konsentrasi trigliserida dalam minyak nyamplung sebesar 74%

Metode yang paling efektif untuk pemisahan senyawa trigliserida dari minyak nyamplung adalah proses ekstraksi pelarut multistage.

Pelarut yang efektif untuk tahap awal pada proses ekstraksi pelarut adalah methanol sebagai pelarut polar dan petrolium eter sebagai pelarut non polar dengan perbandingan antara petroleum eter-methanol (75:25) dalam kondisi

rasio solvent terhadap minyak sebesar 5.

Hasil % recovery dan % kemurnian trigliserida yang terbaca alat GC pada petroleum eter-methanol (75:25) dalam kondisi rasio solvent terhadap minyak sebesar 5 adalah 94,56% dan 72,46% dengan fraksi non polar sebesar 59,40%.

(35)

Senyawa polar yang terbaca dalam GC-MS mengandung fatty

acid dan callophyllolide

Senyawa non polar yang terbaca dalam GC-MS mengandung

squalene.

Trigliserida sudah teranalisis menggunakan TLC dan GC, namun

tidak dapat terdeteksi dalam GC-MS karena titik didihnya yang

tinggi, dan suhu operasi GC-MS yang berkisar hanya 250-290

O

C

Dalam penelitian ini tidak menggunakan chemical reaction

sehingga tidak ada efek samping yang dapat membahayakan

kesehatan

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukaraja III, dan Negeri Jemanten, Kecamatan Margatiga, Kabupaten Lampung Timur. Dalam penelitian ini dilakukan analisis

Biodegradasi oli bekas pada suatu lokasi dapat terjadi karena bantuan berbagai kelompok mikroorganisme, terutama bakteri yang berasal lokasi yang tercemar. Mikro-organisme

Sejauh yang diteliti belum adanya peneliti lain yang menjelaskan tentang “Kriminalitas pembunuhan tokoh Umezawa Tokiko dalam novel Senseijutsu Satsujin Jiken karya

: Desi Lusia Wati : 201324671 : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah : Tarbiyah dan Keguruan FTK : Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dengan Menggunakan Metode Struktur

Indeks darah manusia (HBI) umum digunakan sebagai petunjuk tingkatan kompetensi vektorial dari spesies nyamuk, c). Rentang umur nyamuk menentukan kelangsungan siklus

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, tidak ditemukan hasil penelitian atau buku yang secara khusus membahas tentang sajian pertunjukan wayang kulit purwa yang

“ TASIFETO BARAT DALAM ANGKA 2014 “ merupakan publikasi lanjutan dari publikasi sebelumnya yang diterbitkan secara berkala oleh Koordinator Statistik

Analisa kebutuhan sistem dilakukan terhadap sistem informasi BAAK yang akan dibangun berdasarkan kebutuhan pengguna, meliputi pengaturan tahun akademik, data-data kurikulum