• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 1

(2)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu konsep, perencanaan dan strategi yang tepat dengan memperhatikan berbagai variabel, agar tujuan pembangunan tersebut berhasil. Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri. Pembangunan yang tidak memperhatikan pembangunan kependudukan, akan merugikan karena setiap keuntungan ekonomi akan digunakan untuk membiayai kebutuhan penduduk.

Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas sektor, sehingga pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam perencanaan pembangunan perlu diwujudkan. Upaya-upaya mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi prioritas penting agar pengelolaan perkembangan kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.

Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan (kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa) menjadi faktor kunci keberhasilan program-program pembangunan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, baik yang menyangkut masalah kependudukan, masalah potensi sumberdaya daerah maupun informasi tentang kewilayahan lainnya.

(3)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 3

Selain itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 sebagimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pengelolaan data kependudukan yang menggambarkan kondisi daerah dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelanggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pada Pasal 49 ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga. Data dan informasi kependudukan dan keluarga tersebut wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pembangunan. Penduduk juga memiliki hak dan kewajiban dalam perkembangan kependudukan. Penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Di samping itu penduduk juga mempunyai kewajiban untuk memberikan data dan informasi berbagai hal yang menyangkut diri dan keluarganya termasuk mutasi yang terjadi sesuai yang diminta oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk pembangunan kependudukan sepanjang tidak melanggar hak-hak penduduk.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 67 ayat 2 menyebutkan bahwa pengelolaan Sistem informasi Administrasi Kependudukan Daerah dilakukan oleh Dinas melalui pengelolaan database.

(4)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 4

Pada Pasal 72 menyebutkan bahwa pengelolaan database sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 huruf f meliputi kegiatan perekaman data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ke dalam database kependudukan, pengolahan data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, penyajian data sebagai informasi data kependudukan dan pendistribusian data untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah menyelenggarakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) yang didukung dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Dan sudah menghasilkan database kependudukan untuk Kabupaten Banyuwangi. Database kependudukan ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik penduduk kabupaten Banyuwangi dan dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan data kependudukan bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Berkenaan dengan penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, maka data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya baik dari sisi jumlah maupun kualitas data dan dikemas secara baik, sederhana, informatif dan tepat waktu dalam bentuk profil perkembangan kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Profil perkembangan kependudukan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi kependudukan di Kabupaten Banyuwangi serta prediksi prospek kependudukan dimasa yang akan datang.

(5)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 5

B. Tujuan

Menyajikan gambaran informasi yang berkaitan dengan kondisi dan perkembangan kependudukan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 serta bagi pihak yang berkepentingan dan masyarakat pada umumnya, sedangkan tujuan secara khusus penyusunan profil perkembangan kependudukan adalah mendeskripsikan aspek kuantitas penduduk, jumlah, komposisi, distribusi dan mobilitas penduduk, dan aspek kualitas penduduk kesejahteraan, pendidikan dan ketenagakerjaan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi meliputi :

1. Pendahuluan.

2. Gambaran umum daerah.

3. Data kuantitatif yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas penduduk. 4. Data kuantitatif yang berkaitan dengan mobilitas penduduk.

5. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kepemilikan dokumen kependudukan.

(6)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 6

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI

Kabupaten Banyuwangi

adalah “The Sun Rise Of Java“

karena lokasinya yang berada di paling ujung

timur pulau Jawa berada di Provinsi

Jawa Timur. Banyuwangi mempunyai tiga obyek

wisata international karena daya tariknya

yang cukup eksotis, yaitu Pantai Pengkung,

Kawah Ijen dan Pantai Sukamade, yang

terkenal dengan

(7)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 7

Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2, terdiri atas 24 ( dua puluh empat ) Kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 189 (seratus delapan puluh Sembilan) desa, 87 Lingkungan dan 751 Dusun, 2.839 Rukun Warga ( RW ) dan 10.569 Rukun Tetangga ( RT ). Kedua puluh empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin. Sedangkan wilayah perkotaan Banyuwangi meliputi Kecamatan: Banyuwangi, Giri, Glagah dan Kalipuro.

Legenda

asal usul Banyuwangi konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja. Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung. Ketika Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja. Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya

(8)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 8

Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah. Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia menjerit "Banyu... ... wangi... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara, selanjutnya dalam perkembangannya berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2753), Kemudian berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Kabupaten Banyuwangi disebut Daerah Tingkat II dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai Kabupaten Banyuwangi.

A. Letak Geografi

Secara Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan di sisi barat gunung ijen, Raung dang Argopuro merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi yang berupa produksi tanaman pertanian, serta daerah garis pantai disisi timur yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7 43’ – 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ – 114 38’ Bujur Timur.

(9)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 9

Secara administratif Kabupaten Banyuwangi ini berbatasan dengan kabupaten lain yaitu:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Bali

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso B. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2015 adalah 1.668.438 jiwa, terdiri dari 838.856 laki-laki dan 829.582 perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi 101,11 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jika dikaitkan dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk perempuan yang lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur tua. Sehingga untuk perencanaan pembangunan kependudukan di bidang kesehatan, kelompok manula perempuan ini menjadi penting.

Penduduk terbesar di Kecamatan Muncar yaitu 133.009 jiwa dan terkecil di Kecamatan Licin 28.238 jiwa. Kepadatan penduduk yaitu mencapai 288 jiwa/km2, Jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2015 sebesar 1.668.438

jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2014 sebesar 1.656.309 jiwa, maka mengalami kenaikan sebesar 12.129 jiwa dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan yaitu dari akhir Bulan Desember 2014 sampai akhir Bulan Desember 2015. Jadi kenaikan jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah 0,73 persen. Kenaikan jumlah penduduk ini diduga disebabkan karena faktor kelahiran.

(10)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 10

BAB III

KUANTITAS PENDUDUK A. Jumlah dan Persebaran Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.782,50 km2 didiami

penduduk sebanyak 1.668.438 jiwa, terdiri dari 838.856 jiwa laki-laki dan 829.582 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 24 (dua puluh empat) kecamatan yaitu Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin.

Dari table 1 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Muncar yaitu 133.009 jiwa (7,97 %), sedangkan Kecamatan Licin memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 28.238 Jiwa (1,69%).

Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Pesanggaran 25,743 3.07 25,424 3.06 51,167 3.07 2 Bangorejo 32,047 3.82 31,120 3.75 63,167 3.79 3 Purwoharjo 34,310 4.09 33,777 4.07 68,087 4.08 4 Tegaldlimo 33,723 4.02 33,028 3.98 66,751 4.00 5 Muncar 67,508 8.05 65,501 7.90 133,009 7.97 6 Cluring 38,890 4.64 38,173 4.60 77,063 4.62 7 Gambiran 32,663 3.89 32,310 3.89 64,973 3.89 8 Srono 47,892 5.71 46,679 5.63 94,571 5.67 9 Genteng 45,086 5.37 44,352 5.35 89,438 5.36 10 Glenmore 37,571 4.48 37,631 4.54 75,202 4.51 11 Kalibaru 32,073 3.82 32,179 3.88 64,252 3.85 12 Singojuruh 26,012 3.10 26,036 3.14 52,048 3.12 13 Rogojampi 48,727 5.81 49,136 5.92 97,863 5.87 14 Kabat 36,707 4.38 36,218 4.37 72,925 4.37 15 Glagah 17,326 2.07 17,691 2.13 35,017 2.10 16 Banyuwangi 57,076 6.80 58,132 7.01 115,208 6.91 17 Giri 14,698 1.75 14,793 1.78 29,491 1.77 18 Wongsorejo 38,769 4.62 38,358 4.62 77,127 4.62 19 Songgon 28,465 3.39 28,274 3.41 56,739 3.40 20 Sempu 40,793 4.86 39,961 4.82 80,754 4.84 21 Kalipuro 39,878 4.75 39,465 4.76 79,343 4.76 22 Siliragung 23,866 2.85 23,037 2.78 46,903 2.81 23 Tegalsari 24,828 2.96 24,274 2.93 49,102 2.94 24 Licin 14,205 1.69 14,033 1.69 28,238 1.69 838,856 100.00 829,582 100.00 1,668,438 100.00 Jumlah

No Kecamatan Laki-laki Perempuan L+P

(11)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 11

Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki ( 50,28 %) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan ( 49,72 % ).

Kepadatan Penduduk

Kabupaten Banyuwangi tergolong daerah yang belum padat penduduknya, hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 memperlihatkan kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi . Dengan luas 5.782,50 km2, Kabupaten Banyuwangi didiami oleh 1.668.438 jiwa atau dengan

kepadatan sebesar 288,53 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap km2

di Kabupaten Banyuwangi didiami sebanyak 289 jiwa.

Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

Jumlah Penduduk Luas Wilayah n (jiwa) Km2 1 2 3 4 5 1 Pesanggaran 51,167 802.50 64 2 Bangorejo 63,167 137.43 460 3 Purwoharjo 68,087 200.30 340 4 Tegaldlimo 66,751 1,341.12 50 5 Muncar 133,009 146.07 911 6 Cluring 77,063 97.44 791 7 Gambiran 64,973 66.77 973 8 Srono 94,571 100.77 938 9 Genteng 89,438 82.34 1,086 10 Glenmore 75,202 421.98 178 11 Kalibaru 64,252 406.76 158 12 Singojuruh 52,048 59.89 869 13 Rogojampi 97,863 102.33 956 14 Kabat 72,925 107.48 678 15 Glagah 35,017 76.75 456 16 Banyuwangi 115,208 30.13 3,824 17 Giri 29,491 21.31 1,384 18 Wongsorejo 77,127 464.80 166 19 Songgon 56,739 301.84 188 20 Sempu 80,754 174.83 462 21 Kalipuro 79,343 310.03 256 22 Siliragung 46,903 95.15 493 23 Tegalsari 49,102 65.23 753 24 Licin 28,238 169.25 167 1,668,438 5,782.50 288 Jumlah No Kecamatan Kepadatan Penduduk

(12)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 12

Jika dilihat persebaran di setiap kecamatan nampak bahwa terdapat di lima ( 5 ) Kecamatan, Banyuwangi merupakan wilayah terpadat dengan kepadatan sebesar 3.824, jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Giri sebesar

1.384 jiwa/km2, Kecamatan Genteng sebesar 1.086 jiwa/km2, Kecamatan

Gambiran 973 jiwa//km2 dan Kecamatan Rogojampi 956 jiwa//km2 ,

sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di Kecamatan Tegaldlimo yaitu sebesar 50 jiwa/km2, Kecamatan Pesanggaran yaitu sebesar 64

jiwa/km2, Kecamatan Kalibaru sebesar 158 jiwa/km2,

Kepadatan penduduk per wilayah di Kabupaten Banyuwangi perlu mulai diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka ke depan, Kabupaten Banyuwangi akan menjadi padat dengan implikasi pada penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Angka pertambahan penduduk Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada tabel 3. Data penduduk tahun 2014 yang digunakan adalah data Bulan Desember 2014 sedangkan data penduduk tahun 2015 menggunakan data Bulan Desember 2015. Pertumbuhan penduduk yang dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu satu tahun.

(13)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 13

Tabel 3 : Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015 n (jiwa) % n (jiwa) % 1 2 3 4 5 6 1 Pesanggaran 49,775 3.01 51,167 3.07 2 Bangorejo 62,307 3.76 63,167 3.79 3 Purwoharjo 66,735 4.03 68,087 4.08 4 Tegaldlimo 65,891 3.98 66,751 4.00 5 Muncar 132,744 8.01 133,009 7.97 6 Cluring 75,536 4.56 77,063 4.62 7 Gambiran 63,673 3.84 64,973 3.89 8 Srono 94,119 5.68 94,571 5.67 9 Genteng 89,793 5.42 89,438 5.36 10 Glenmore 75,733 4.57 75,202 4.51 11 Kalibaru 65,247 3.94 64,252 3.85 12 Singojuruh 51,512 3.11 52,048 3.12 13 Rogojampi 98,518 5.95 97,863 5.87 14 Kabat 72,677 4.39 72,925 4.37 15 Glagah 34,953 2.11 35,017 2.10 16 Banyuwangi 114,584 6.92 115,208 6.91 17 Giri 29,505 1.78 29,491 1.77 18 Wongsorejo 74,123 4.48 77,127 4.62 19 Songgon 56,747 3.43 56,739 3.40 20 Sempu 79,661 4.81 80,754 4.84 21 Kalipuro 78,968 4.77 79,343 4.76 22 Siliragung 46,816 2.83 46,903 2.81 23 Tegalsari 48,361 2.92 49,102 2.94 24 Licin 28,331 1.71 28,238 1.69 1,656,309 100.00 1,668,438 100.00 0.73% -0.05% 3.97% -0.01% 1.36% 0.47% 0.19% -0.40% Pddk Tahun 2014 Pddk Tahun 2015 1.52% -0.33% -1.54% 1.04% -0.67% 0.34% 0.18% -0.70% 0.54% Jumlah No Kecamatan Angka Pertumbuhan Penduduk 7 2.76% 1.37% 2.01% 1.30% 0.20% 2.00% 2.02% 0.48%

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2015, diolah.

Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi termasuk bertambah. Selama kurun waktu Desember 2014 sampai dengan Desember 2015, pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi bertambah 0,73 persen.

Pertumbuhan Penduduk yang relatif stabil ini sangat menguntungkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, apabila pertumbuhan penduduk tidak terkendali, maka implikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai

(14)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 14

masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh, berkurangnya lahan pertanian karena menjadi pemukiman, tuntutan menyediakan fasiltas umum, kriminalitas dan lain sebagainya.

Jika dilihat menurut kecamatan, pertumbuhan penduduk yang jumlahnya bertambah yang prosentase tertinggi terdapat di Kecamatan Wongsorejo yaitu 3,97 persen, diikuti Pesanggaran 2,76 persen, Gambiran 2,02 persen, Purwoharjo 2,01 persen, Cluring 2,00 persen. Sedangkan Kecamatan yang mempunyai angka pertumbuhan minus yaitu Kecamatan Kalibaru -1,54 persen, Glenmore -0,70 persen, Rogojampi -0,67 persen, Perubahan ini diduga disebabkan oleh perpindahan penduduk ke tempat yang lain, dan adanya pembersihan data penduduk ganda. Khusus untuk Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk bertambah itu diduga disebabkan tingkat kelahiran dan faktor migrasi dan juga masih banyaknya penduduk yang baru mengurus data administrasi kependudukan yang sebelumnya belum pernah terekam dalam data base kependudukan.

B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi

1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak terkena anemia sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan berkaitan dengan kesehatan dengan kesehatan dan lain-lain.

(15)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 15

Tabel. 4. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun (70,17%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berumur 35-44 tahun. Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, nampak bahwa penduduk laki-laki yang terbesar berada pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan penduduk perempuan berada pada kelompok umur 35-44 tahun. Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar (diatas 50%) merupakan penduduk usia kerja (usia produktif), dan sisanya sebanyak 20,95 persen merupakan penduduk usia muda (berusia dibawah 15 tahun) dan 8,87 persen merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).

Tabel 4. Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

1 2 3 4 5 6 7 00-04 49,486 5.90 46,346 5.59 95,832 5.74 05-09 63,134 7.53 59,889 7.22 123,023 7.37 10-14 67,250 8.02 63,457 7.65 130,707 7.83 15-19 65,728 7.84 61,823 7.45 127,551 7.64 20-24 63,095 7.52 59,449 7.17 122,544 7.34 25-29 59,395 7.08 56,425 6.80 115,820 6.94 30-34 64,001 7.63 63,817 7.69 127,818 7.66 35-39 65,486 7.81 66,671 8.04 132,157 7.92 40-44 66,969 7.98 70,001 8.44 136,970 8.21 45-49 63,066 7.52 64,566 7.78 127,632 7.65 50-54 56,180 6.70 58,536 7.06 114,716 6.88 55-59 47,802 5.70 47,986 5.78 95,788 5.74 60-64 36,446 4.34 33,384 4.02 69,830 4.19 65-69 27,304 3.25 28,701 3.46 56,005 3.36 70-74 20,868 2.49 20,898 2.52 41,766 2.50 >75 22,646 2.70 27,633 3.33 50,279 3.01 Jumlah 838,856 100.00 829,582 100.00 1,668,438 100.00 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan L+P

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.

Penduduk berusia kurang dari 15 tahun sukup besar pula yaitu seperlima penduduk Kabupaten Banyuwangi (20,95%). Hal ini harus menjadi perhatian karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi tambahan tenaga kerja baru, yang memerlukan skill dan kualitas SDM yang memadai

(16)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 16

baik ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh hal tersebut, diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai serta lingkungan pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di masyarakat. Sehingga ketika mereka memasuki pasar kerja, mampu memperoleh peluang kerja yang tersedia. Disisi yang lain pemerintah Kabupaten banyuwangi harus mampu pula menciptakan pasar kerja yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Jika dicermati lebih lanjut, ternyata 5,74 % penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan balita. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam penanganan penduduk balita terutama dari segi kesehatan dan investasi bidang pendidikan.

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan.

(17)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 17 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 00-04 05-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75 Laki-laki Perempuan Piramida Penduduk

Penduduk Kabupaten Banyuwangi menunjukkan struktur umur penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan kelompok umur di atasnya. Pada piramida ini terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah penduduk 5-9 tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini.

Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok 30-44 tahun menunjukkan jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur ini adalah kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki usia tersebut. Penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang

(18)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 18

masih kecil yaitu 8,87 persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari sekarang, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar lainnya.

2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah

penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100

penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.

Tabel. 5. Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio ), Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015.

Kelompok

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah RJK

1 2 3 4 5 00-04 49,486 46,346 95,832 106.78 05-09 63,134 59,889 123,023 105.42 10-14 67,250 63,457 130,707 105.98 15-19 65,728 61,823 127,551 106.32 20-24 63,095 59,449 122,544 106.13 25-29 59,395 56,425 115,820 105.26 30-34 64,001 63,817 127,818 100.29 35-39 65,486 66,671 132,157 98.22 40-44 66,969 70,001 136,970 95.67 45-49 63,066 64,566 127,632 97.68 50-54 56,180 58,536 114,716 95.98 55-59 47,802 47,986 95,788 99.62 60-64 36,446 33,384 69,830 109.17 65-69 27,304 28,701 56,005 95.13 70-74 20,868 20,898 41,766 99.86 >75 22,646 27,633 50,279 81.95

(19)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 19

Dari tabel 5 nampak bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio di Kabupaten Banyuwangi adalah 101,12 yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki- laki gambaran rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi. Namun demikian, jika dilihat dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki yang lebih besar berada pada kelompok umur 00-29 tahun ke atas. Sedangkan jika dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 106,78 yang artinya terdapat 106 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan. Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan, namun bayi laki-laki lebih rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelompok umur diatas 65 tahun juga menunjukkan penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki adalah benar, karena secara biologis umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan, di Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015. n (jiwa) % n (jiwa) % 1 2 3 4 5 6 7 1 Pesanggaran 25,743 50.31 25,424 49.69 101.25 2 Bangorejo 32,047 50.73 31,120 49.27 102.98 3 Purwoharjo 34,310 50.39 33,777 49.61 101.58 4 Tegaldlimo 33,723 50.52 33,028 49.48 102.10 5 Muncar 67,508 50.75 65,501 49.25 103.06 6 Cluring 38,890 50.47 38,173 49.53 101.88 7 Gambiran 32,663 50.27 32,310 49.73 101.09 8 Srono 47,892 50.64 46,679 49.36 102.60 9 Genteng 45,086 50.41 44,352 49.59 101.65 10 Glenmore 37,571 49.96 37,631 50.04 99.84 11 Kalibaru 32,073 49.92 32,179 50.08 99.67 12 Singojuruh 26,012 49.98 26,036 50.02 99.91 13 Rogojampi 48,727 49.79 49,136 50.21 99.17 14 Kabat 36,707 50.34 36,218 49.66 101.35 15 Glagah 17,326 49.48 17,691 50.52 97.94 16 Banyuwangi 57,076 49.54 58,132 50.46 98.18 17 Giri 14,698 49.84 14,793 50.16 99.36 18 Wongsorejo 38,769 50.27 38,358 49.73 101.07 19 Songgon 28,465 50.17 28,274 49.83 100.68 20 Sempu 40,793 50.52 39,961 49.48 102.08 21 Kalipuro 39,878 50.26 39,465 49.74 101.05 22 Siliragung 23,866 50.88 23,037 49.12 103.60 23 Tegalsari 24,828 50.56 24,274 49.44 102.28 24 Licin 14,205 50.30 14,033 49.70 101.23 838,856 50.28 829,582 49.72 101.12 RJK Total

No Kecamatan Laki-laki Perempuan

(20)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 20

Jika dilihat menurut wilayah kecamatan, dari Table. 6. terlihat bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) disetiap kecamatan di atas 100, hanya ada tujuh ( 7 ) kecamatan yang dibawah 100 hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki disetiap kecamatan lebih banyak daripada perempuan. Jika diamati masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan Siliragung, memiliki Rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 103,60 diikuti Kecamatan Muncar sebesar 103,06 sedangkan Rasio jenis kelamin terendah 98,17 terdapat di Kecamatan Glagah.

3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang harus dipikul oleh penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur 15 – 64 tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi. Semakin rendah

Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur

produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi menurut Umur Muda, Umur Produktif dan Umur Tua, Tahun 2015

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan ∑ Pddk %

(1) (2) (3) (4) (5)

0-14 Tahun (Umur Muda) 179,870 169,692 349,562 20.95

15-64 Tahun (Umur Produktif) 588,168 582,658 1,170,826 70.17

>= 65 Tahun (Umur Tua) 70,818 77,232 148,050 8.87

Jumlah 838,856 829,582 1,668,438 100

Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015,diolah.

Dari Tabel. 7. nampak bahwa 70,17 persen penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan penduduk Usia produktif (usia kerja) yang

(21)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 21

berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang berpotensi sebagi beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) sebesar 20,95 persen dan penduduk yang dianggap kurang produktif atau tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 8,87 persen. Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif laki-laki lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan, terlihat pada kelompok usia lanjut penduduk perempuan yang lebih banyak, sedangkan pada kelompok usia muda terlihat bahwa penduduk perempuan lebih kecil dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia produktif, dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 sebesar 42,50 per 100 penduduk usia kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di Kabupaten Banyuwangi mempunyai tanggungan sekitar 42 penduduk usia non produktif, 29,86 % diantaranya berasal dari kelompok usia muda dan 12,64 % lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.

Tabel 8. Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

Total

n % n % %

Laki-laki 588,168 179,870 30.58 70,818 12.04 42.62

Perempuan 582,658 169,692 29.12 77,232 13.26 42.38

L+P 1,170,826 349,562 29.86 148,050 12.64 42.50

Jenis Kelamin Umur Produktif

Muda Tua

Rasio Ketergantungan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015,diolah

Rasio ketergantungan total Kabupaten Banyuwangi jika dirinci menurut jenis kelamin, nampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih besar daripada perempuan, tetapi pada usia lanjut angka beban tanggungan perempuan menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan yang berusia lanjut terus bertambah dan jumlahnya melebihi laki-laki karena usia perempuan relatif lebih panjang.

(22)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 22

C. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial

1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan etos kerja dan ketrampilan baik hard skill maupun soft skill. Beberapa pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja ketrampilan tetapi juga kepribadian, karena ketrampilan bisa ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan.

Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

1 Tidak/Belum Sekolah 142,675 17.01 156,971 18.92 299,646 17.96 2 Belum Tamat SD/Sederajat 81,185 9.68 85,353 10.29 166,538 9.98 3 Tamat SD/Sederajat 279,510 33.32 306,991 37.01 586,501 35.15 4 SLTP/Sederajat 151,061 18.01 136,049 16.40 287,110 17.21 5 SLTA/Sederajat 154,477 18.42 118,290 14.26 272,767 16.35 6 Diploma I/II 2,474 0.29 2,681 0.32 5,155 0.31 7 Akademi/Diploma III/SARMUD 4,206 0.50 4,958 0.60 9,164 0.55 8 Diploma IV/Strata I 21,922 2.61 17,706 2.13 39,628 2.38 9 Strata II 1,275 0.15 500 0.06 1,775 0.11 10 Strata III 71 0.01 83 0.01 154 0.01 838,856 100 829,582 100 1,668,438 100

No Jenjang pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.

Data SIAK menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan relatif masih rendah. Lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Banyuwangi (35,15%) tamat SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat penduduk

(23)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 23

perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki, sedangkan penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki (18,42%) lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan(14,26%). Sedangkan persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk perempuan hampir sama dengan persentase penduduk laki-laki selisih (2,39%).

2. Komposisi Penduduk menurut Agama

Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada umumnya memeluk agama Islam (96,67 persen), disusul kemudian pemeluk agama Hindu ( 1,62 persen ), sedangkan Kristen (1,10 persen ) dan Katholik (0,30 persen). Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan masih sangat sedikit (0,27 persen).

Tabel 10. Prosentase Penduduk Menurut Agama Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 n % n % n % n % n % n % n % 1 Pesanggaran 46,242 90.37 1,504 2.94 95 0.19 2,361 4.61 954 1.86 8 0.02 3 0.01 51,167 2 Bangorejo 59,314 93.90 762 1.21 264 0.42 2,814 4.45 8 0.01 5 0.01 0 0.00 63,167 3 Purwoharjo 61,842 90.83 966 1.42 869 1.28 4,228 6.21 156 0.23 24 0.04 2 0.00 68,087 4 Tegaldlimo 60,654 90.87 951 1.42 125 0.19 4,671 7.00 348 0.52 2 0.00 0 0.00 66,751 5 Muncar 129,527 97.38 936 0.70 396 0.30 2,039 1.53 63 0.05 43 0.03 5 0.00 133,009 6 Cluring 75,992 98.61 500 0.65 62 0.08 415 0.54 74 0.10 10 0.01 10 0.01 77,063 7 Gambiran 61,493 94.64 1,794 2.76 335 0.52 36 0.06 1,284 1.98 9 0.01 22 0.03 64,973 8 Srono 93,631 99.01 398 0.42 105 0.11 310 0.33 76 0.08 51 0.05 0 0.00 94,571 9 Genteng 86,877 97.14 1,312 1.47 378 0.42 556 0.62 269 0.30 32 0.04 14 0.02 89,438 10 Glenmore 73,356 97.55 1,082 1.44 225 0.30 469 0.62 37 0.05 33 0.04 0 0.00 75,202 11 Kalibaru 63,879 99.42 232 0.36 52 0.08 31 0.05 28 0.04 29 0.05 1 0.00 64,252 12 Singojuruh 51,828 99.58 146 0.28 29 0.06 6 0.01 5 0.01 34 0.07 0 0.00 52,048 13 Rogojampi 94,602 96.67 744 0.76 296 0.30 1,822 1.86 340 0.35 58 0.06 1 0.00 97,863 14 Kabat 72,738 99.74 105 0.14 30 0.04 38 0.05 4 0.01 10 0.01 0 0.00 72,925 15 Glagah 34,676 99.03 188 0.54 93 0.27 41 0.12 19 0.05 0 0.00 0 0.00 35,017 16 Banyuwangi 110,708 96.09 2,578 2.24 921 0.80 362 0.31 592 0.51 46 0.04 1 0.00 115,208 17 Giri 28,912 98.04 313 1.06 139 0.47 76 0.26 46 0.16 5 0.02 0 0.00 29,491 18 Wongsorejo 76,715 99.47 191 0.25 74 0.10 52 0.07 36 0.05 59 0.08 0 0.00 77,127 19 Songgon 56,326 99.27 178 0.31 32 0.06 190 0.33 12 0.02 1 0.00 0 0.00 56,739 20 Sempu 79,637 98.62 613 0.76 127 0.16 308 0.38 53 0.07 15 0.02 1 0.00 80,754 21 Kalipuro 78,127 98.47 694 0.87 228 0.29 231 0.29 40 0.05 23 0.03 0 0.00 79,343 22 Siliragung 41,024 87.47 1,925 4.10 69 0.15 3,855 8.22 14 0.03 8 0.02 8 0.02 46,903 23 Tegalsari 46,619 94.94 264 0.54 20 0.04 2,179 4.44 2 0.00 2 0.00 16 0.03 49,102 24 Licin 28,179 99.79 32 0.11 11 0.04 1 0.00 6 0.02 9 0.03 0 0.00 28,238 1,612,898 96.67 18,408 1.10 4,975 0.30 27,091 1.62 4,466 0.27 516 0.03 84 0.01 1,668,438 Jumlah A G A M A JUMLAH

No Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Penganut Kepercayaan

(24)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 24

Jika dikaitkan dengan wilayah kecamatan, maka agama islam mendominasi semua wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Muncar merupakan wilayah pemeluk agama Islam terbesar yaitu 129.527 jiwa, diikuti Kecamatan Banyuwangi yaitu 110.708 jiwa, dan Kecamatan Rogojampi yaitu 94.602 jiwa. Sedangkan sebaran agama Islam terkecil berada di Kecamatan Giri 28.912 jiwa dan Licin yaitu 28.179 jiwa.

Agama kedua terbesar setelah Islam yang tersebar disetiap kecamatan adalah agama Hindu. Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo merupakan wilayah dengan agama Hindu terbesar disusul pemeluk agama Kristen, karena Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang didominasi agama Islam, maka sedikit yang menganut agama Katolik, Budha, Konghucu dan Penghayat Kepercayaan.

3. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan

Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi.

Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang tua untuk pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga.

(25)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 25

Tabel 11: Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Status kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n % n % n % 00-04 73,165 11.36 0 0.00 0 0.00 0 0.00 73,165 4.39 05-09 120,716 18.74 0 0.00 0 0.00 0 0.00 120,716 7.24 10-14 128,833 20.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 128,833 7.72 15-19 127,726 19.83 1,853 0.20 39 0.12 5 0.01 129,623 7.77 20-24 98,506 15.29 24,754 2.73 506 1.62 56 0.07 123,822 7.42 25-29 48,319 7.50 66,284 7.31 1,721 5.52 170 0.20 116,494 6.98 30-34 22,426 3.48 100,471 11.07 3,467 11.11 410 0.48 126,774 7.6 35-39 10,754 1.67 114,703 12.64 4,402 14.11 986 1.15 130,845 7.84 40-44 5,682 0.88 125,319 13.81 5,003 16.03 2,043 2.38 138,047 8.27 45-49 3,162 0.49 120,819 13.32 4,591 14.71 3,624 4.22 132,196 7.92 50-54 1,826 0.28 107,968 11.90 3,866 12.39 6,165 7.18 119,825 7.18 55-59 1,101 0.17 83,943 9.25 2,770 8.88 8,657 10.08 96,471 5.78 60-64 685 0.11 61,450 6.77 1,892 6.06 10,868 12.66 74,895 4.49 65-69 468 0.07 43,456 4.79 1,259 4.03 12,935 15.07 58,118 3.48 70-74 310 0.05 29,128 3.21 832 2.67 14,065 16.38 44,335 2.66 >=75 391 0.06 27,157 2.99 857 2.75 25,874 30.14 54,279 3.25 Jumlah 644,070 100 907,305 100 31,205 100 85,858 100 1,668,438 100 Total Kel

Umur Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati

STATUS KAWIN

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.

Tabel.11. menyajikan komposisi penduduk menurut status kawin di Kabupaten Banyuwangi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh penduduk berstatus kawin yakni 54,38 persen.

Jika dikaitkan dengan umur nampak bahwa proporsi penduduk yang berstatus belum kawin pada kelompok umur 10-14 tahun cukup tinggi, sedangkan yang berstatus kawin proporsi tertinggi pada kelompok umur 30-54 tahun. Banyaknya proporsi penduduk muda yang belum kawin diduga disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang berada pada umur sekolah ditambah dengan mereka yang berstatus bekerja.

Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup

(26)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 26

lebih banyak berada pada umur 35-49 tahun, sementara penduduk yang berstatus cerai mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya yakni 55 tahun ke atas. Penduduk berumur muda yang cerai hidup biasanya segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi mereka lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai mati.

Rata-Rata Umur Kawin Pertama

Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas. Umur kawin pertama mempunyai korelasi negatif dengan tingkat fertilitas seorang perempuan, artinya semakin tua umur kawin pertama perempuan, maka semakin kecil potensi perempuan tersebut untuk melahirkan banyak anak. Hal ini terjadi karena semakin tinggi umur kawin pertama seorang perempuan, maka semakin pendek masa usia suburnya dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat fertilitas perempuan tersebut. Tabel 12: Penduduk Rata-Rata Usia Kawin Pertama, Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2015. PEREMPUAN LAKI-LAKI 1 Pesanggaran 24 29 2 Bangorejo 24 30 3 Purwoharjo 24 29 4 Tegaldlimo 24 29 5 Muncar 24 29 6 Cluring 24 30 7 Gambiran 24 30 8 Srono 23 29 9 Genteng 25 30 10 Glenmore 24 29 11 Kalibaru 23 28 12 Singojuruh 22 28 13 Rogojampi 23 28 14 Kabat 22 28 15 Glagah 22 28 16 Banyuwangi 24 29 17 Giri 23 28 18 Wongsorejo 23 28 19 Songgon 22 28 20 Sempu 24 29 21 Kalipuro 23 27 22 Siliragung 24 30 23 Tegalsari 24 29 24 Licin 22 28 24 30

NO KECAMATAN RATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA

Jumlah Rata-rata

(27)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 27

Angka perkawinan umur pertama masing-masing kecamatan sebagaimana pada tabel 12, sehingga dapat dilihat rata-rata perkawinan umur pertama di Kabupaten Banyuwangi adalah perempuan 23 tahun dan laki-laki 29 tahun pada tahun 2014 dan untuk tahun 2015 perempuan 24 tahun dan laki-laki 30 tahun menunjukkan adanya kesadaran semakin meningkat usia perkawinan dibanding tahun sebelumnya (Angka ini diperoleh dari data SIAK terolah).

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan

Informasi tentang banyaknya penduduk penyandang cacat dan jenis kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan publik yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah dianggap kurang dan masih banyak perlakuan diskriminatif dalam pelayanan publik kepada kelompok ini. Informasi jumlah penyandang cacat terutama cacat fisik dapat digunakan untuk dasar perencanaan pembangunan berbagai fasilitas umum yang ramah penyandang cacat, pelayanan fasilitas pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini. Tabel : 13. Jumlah dan Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kecacatan ,

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n %

Cacat Fisik 150 0.018 126 0.015 276 0.017

Cacat Netra/Buta 84 0.010 92 0.011 176 0.011

Cacat Rungu/Wicara 111 0.013 88 0.011 199 0.012

Cacat Mental/Jiwa 151 0.018 118 0.014 269 0.016

Cacat Fisik dan Mental 29 0.003 29 0.003 58 0.003

Cacat Lainnya 30 0.004 28 0.003 58 0.003

Jumlah 555 53.57 481 46.43 1036 100

PENYANDANG CACAT LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

(28)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 28

Pada Tabel. 13. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di Kabupaten Banyuwangi tidak terlalu besar yaitu 1036 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Kabupaten Banyuwangi yaitu 1.668.438 jiwa. (0,06%), Meskipun proporsinya kecil, penduduk penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas layanan umum lainnya. Dilihat dari jenis kecacatan, jumlah terbesar adalah penyandang cacat fisik yaitu 276 orang, diikuti penyandang cacat Mental/Jiwa sebesar 269 orang ini ada kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dan terkecil adalah penyandang cacat Fisik dan Mental dan catat lainya 58 orang.

Jika dikaitkan dengan jenis kelamin, maka penyandang cacat terbesar adalah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kecacatan adalah cacat mental/jiwa yaitu sebesar 151 orang, diikuti cacat fisik yaitu 150 orang. Hal tersebut tidak sama yang terjadi pada penyandang cacat perempuan yaitu sebesar 126 orang adalah penyandang cacat fisik dan 118 orang penyandang cacat mental/jiwa.

D. Keluarga

Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik, pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga tetapi juga kualitasnya.

1. Jumlah Keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai hubungan kekerabatan karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan

(29)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 29

lain sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti/batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Besarnya jumlah anggota keluarga biasanya digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.

Tabel 14 : Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga, dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n (jiwa) % n (jiwa) % 1 Pesanggaran 51,167 3.07% 16,726 3.03% 3.06 2 Bangorejo 63,167 3.79% 20,537 3.72% 3.08 3 Purwoharjo 68,087 4.08% 22,157 4.01% 3.07 4 Tegaldlimo 66,751 4.00% 22,037 3.99% 3.03 5 Muncar 133,009 7.97% 41,843 7.58% 3.18 6 Cluring 77,063 4.62% 25,616 4.64% 3.01 7 Gambiran 64,973 3.89% 20,685 3.75% 3.14 8 Srono 94,571 5.67% 31,770 5.75% 2.98 9 Genteng 89,438 5.36% 27,583 5.00% 3.24 10 Glenmore 75,202 4.51% 24,150 4.37% 3.11 11 Kalibaru 64,252 3.85% 20,794 3.77% 3.09 12 Singojuruh 52,048 3.12% 18,264 3.31% 2.85 13 Rogojampi 97,863 5.87% 34,048 6.17% 2.87 14 Kabat 72,925 4.37% 25,100 4.55% 2.91 15 Glagah 35,017 2.10% 12,823 2.32% 2.73 16 Banyuwangi 115,208 6.91% 37,147 6.73% 3.10 17 Giri 29,491 1.77% 10,517 1.90% 2.80 18 Wongsorejo 77,127 4.62% 26,286 4.76% 2.93 19 Songgon 56,739 3.40% 19,799 3.59% 2.87 20 Sempu 80,754 4.84% 25,971 4.70% 3.11 21 Kalipuro 79,343 4.76% 27,387 4.96% 2.90 22 Siliragung 46,903 2.81% 15,105 2.74% 3.11 23 Tegalsari 49,102 2.94% 15,407 2.79% 3.19 24 Licin 28,238 1.69% 10,403 1.88% 2.71 1,668,438 100.00% 552,155 100.00% 3.02 Jumlah Rata-rata Anggota Keluarga Jumlah

No Kecamatan Penduduk Kepala Keluarga

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.

Jumlah keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 552.155 keluarga yang terbesar tersebar di 4 kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki jumlah keluarga terbesar yaitu 41.843 keluarga (7,58%) kemudian disusul oleh kecamatan Banyuwangi sebanyak 37.147 keluarga (6,73%), Kecamatan

(30)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 30

Rogojampi sebanyak 34.048 keluarga (6,17%), dan Kecamatan Srono sebanyak 31.770 keluarga (5,75%). Sedangkan jumlah keluarga terkecil berada di Kecamatan Licin yaitu 10.403 keluarga (1,88%), dan Kecamatan Giri sebanyak 10.517 keluarga (1.90%).

Rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 3,02 per keluarga. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Banyuwangi lebih banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 2-3 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata jumlah anggota keluarga di setiap Kecamatan juga terdiri dari 2-3 orang per keluarga. 4. Status Hubungan dengan Kepala Keluarga.

Tabel 15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Hubungan dengan Kepala Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n % Kepala Keluarga 461,621 55.03 90,534 10.91 552,155 33.09 Suami 125 0.01 0 0.00 125 0.01 Istri 0 0.00 417,468 50.32 417,468 25.02 Anak 349,074 41.61 276,564 33.34 625,638 37.50 Menantu 1,797 0.21 1,578 0.19 3,375 0.20 Cucu 12,835 1.53 9,854 1.19 22,689 1.36 Orang tua 1,963 0.23 14,725 1.77 16,688 1.00 Mertua 1,333 0.16 8,300 1.00 9,633 0.58 Famili lain 8,599 1.03 8,690 1.05 17,289 1.04 Pembantu 15 0.00 74 0.01 89 0.01 Lainnya 1,494 0.18 1,795 0.22 3,289 0.20 Jumlah 838,856 100.00 829,582 100.00 1,668,438 100.00 Status Hubungan Dengan Kepala Keluarga

Laki-laki Perempuan Laki-laki dan

Perempuan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.

Status hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga diperlukan untuk melihat komposisi anggota keluarga, pola pengaturan tempat tinggal dan pola pengasuhan anak. Dari Tabel. 15. nampak bahwa kepala keluarga

(31)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 31

laki-laki umumnya mempunyai pasangan/isteri yaitu dari 461.621 kepala keluarga laki-laki (55,03%) yang mempunyai isteri sebanyak 417.468 orang (50,32%), sedangkan dari 90.534 kepala keluarga perempuan (10,91%) hanya 125 orang (0,01%) saja yang bersuami. Hal ini menunjukkan bahwa kepala keluarga perempuan pada umumnya berstatus lajang baik mereka yang belum pernah kawin maupun mereka yang berstatus janda. Perempuan berstatus kepala keluarga ini perlu mendapat perhatian lebih, karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga perempuan mempunyai tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan keluarga yang dikepalai oleh laki-laki.

Adapun proporsi anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang berstatus menantu, cucu, orang tua, mertua, dan famili lain menunjukkan proporsi yang rendah yaitu sekitar 4,38 persen. Ini mencerminkan bahwa keluarga luas di Kabupaten Banyuwangi jumlahnya tidak besar.

3. Karakteristik Kepala Keluarga

Karakteristik kepala keluarga berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, status kesehatan, pekerjaan penting untuk diketahui, berkaitan dengan perencanaan kebijakan pelayanan kebutuhan dasar berbasis keluarga seperti ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, kemiskinan, dan lain-lain.

Tabel 16. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Status Kawin dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n % 1 Belum Kawin 4,534 1.0 1,968 2.2 6,502 1.2 2 Kawin 440,689 95.5 24,933 27.5 465,622 84.3 3 Cerai Hidup 7,510 1.6 13,843 15.3 21,353 3.9 4 Cerai Mati 8,888 1.9 49,790 55.0 58,678 10.6 461,621 100 90,534 100 552,155 100 Jumlah Jumlah

No Status Kepala Keluarga Laki-laki Perempuan

(32)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 32

Pada umumnya kepala keluarga berstatus kawin (84,3%), dan pada umumnya laki-laki (95,5%). Kepala keluarga yang berstatus belum kawin hanya 1,2%, meskipun demikian perlu dikaji kembali apakah mereka yang berstatus lajang ini memiliki anggota keluarga atau dia hidup sendirian. Kepala keluarga yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati, persentase perempuan jauh lebih besar dibandingkan laki-laki yaitu masing-masing 55,0% dan 1.9%. Kemungkinan laki-laki setelah menduda cepat untuk kawin lagi, sehingga menyebabkan perbedaan persentase tersebut. Selain itu, perempuan yang berstatus cerai baik hidup maupun mati, mempunyai pertimbangan untuk melakukan kawin lagi terutama apabila mereka telah memiliki anak-anak yang biasanya menjadi tanggungjawab perempuan. Meskipun pada saat ini kecenderungan tersebut sudah mulai menurun tetapi kondisi ini masih terjadi. Faktor yang lain adalah mereka yang cerai mati, terjadi pada kelompok umur yang lebih tua, yang menyebabkan perempuan enggan untuk menikah kembali.

Dalam administrasi kependudukan, perempuan berstatus kawin yang menjadi kepala keluarga juga diberikan kepada mereka yang berstatus sebagai istri kedua, ketiga maupun keempat. Oleh sebab itu proporsi perempuan kepala keluarga yang cukup besar (10,91%), diduga termasuk mereka yang menjadi kepala keluarga ini adalah menjadi isteri kedua, ketiga, dan seterusnya.

Disamping itu, terlihat pula adanya kepala keluarga yang berstatus belum kawin (lajang) sebanyak 1.2 persen. Proporsi kepala keluarga perempuan yang belum kawin lebih tinggi daripada kepala keluarga laki-laki. Biasanya kepala keluarga yang berstatus belum kawin merupakan anggota keluarga yang menggantikan orang tua yang meninggal, atau kepala keluarga tersebut hidup sendirian.

(33)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 33 Tabel 17. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Kelompok Umur dan

Status Kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n % n % n % 10-14 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 15-19 63 0.97 190 0.04 12 0.06 6 0.01 271 0.05 20-24 659 10.14 7,041 1.51 319 1.49 41 0.07 8,060 1.46 25-29 1,025 15.76 26,730 5.74 1,025 4.80 123 0.21 28,903 5.23 30-34 868 13.35 46,211 9.92 2,075 9.72 356 0.61 49,510 8.97 35-39 744 11.44 56,373 12.11 2,805 13.14 859 1.46 60,781 11.01 40-44 710 10.92 62,405 13.40 3,515 16.46 1,909 3.25 68,539 12.41 45-49 702 10.80 61,147 13.13 3,359 15.73 3,406 5.80 68,614 12.43 50-54 547 8.41 55,332 11.88 2,847 13.33 5,351 9.12 64,077 11.60 55-59 447 6.87 47,314 10.16 2,126 9.96 7,443 12.68 57,330 10.38 60-64 286 4.40 36,163 7.77 1,289 6.04 8,123 13.84 45,861 8.31 65-69 229 3.52 27,115 5.82 904 4.23 9,492 16.18 37,740 6.84 70-74 112 1.72 20,012 4.30 569 2.66 8,962 15.27 29,655 5.37 >75 110 1.69 19,589 4.21 508 2.38 12,607 21.49 32,814 5.94 Jumlah 6,502 100 465,622 100 21,353 100 58,678 100 552,155 100 Jumlah Kelompok Umur

Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.

Dari Table. 17. terlihat bahwa mayoritas keluarga di Kabupaten Banyuwangi dikepalai oleh kepala keluarga yang berumur antara 35-59 tahun. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan keluarga yang berada pada kelompok produktif dan yang menarik adalah adanya kepala keluarga pada kelompok umur di bawah 19 tahun yaitu 0,05 persen.

Proporsi tertinggi kepala keluarga berstatus kawin berada pada kelompok umur 35-54 tahun, hal Ini menunjukkan bahwa kepala keluarga di Kabupaten Banyuwangi berada pada kelompok produktif. Sedangkan kepala keluarga yang berstatus belum kawin terbesar juga berada pada kelompok umur 25-34 tahun, kepala keluarga yang berstatus cerai hidup tertinggi berada pada kelompok umur 35-54 tahun serta kepala keluarga berstatus cerai mati berada pada kelompok umur 55 tahun ke atas.

(34)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 34

Tabel 18. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n %

Tidak/Belum Sekolah 15,107 3.27 14,439 15.95 29,546 5.35

Belum Tamat SD/Sederajat 15,658 3.39 8,782 9.70 24,440 4.43

Tamat SD/Sederajat 218,054 47.24 47,864 52.87 265,918 48.16 SLTP/Sederajat 89,464 19.38 9,607 10.61 99,071 17.94 SLTA/Sederajat 99,549 21.57 8,026 8.87 107,575 19.48 Diploma I/II 1,898 0.41 226 0.25 2,124 0.38 Akademi/Diploma III/SARMUD 3,207 0.69 288 0.32 3,495 0.63 Diploma IV/Strata I 17,435 3.78 1,210 1.34 18,645 3.38 Strata II 1,191 0.26 69 0.08 1,260 0.23 Strata III 58 0.01 23 0.03 81 0.01 Jumlah 461,621 100 90,534 100 552,155 100

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.

Dari Tabel. 18. di atas, terlihat bahwa sebagian besar kepala keluarga berpendidikan Tamat SD/Sederajat yaitu sebesar 48,16 persen disusul dengan Tamat SLTA/Sederajat sebesar 19,48 persen dan SLTP/Sederajat sebesar 17,94 persen. Proporsi kepala keluarga yang berpendidikan D1/D2/D3 sebesar kurang 1 persen dan Diploma IV/ S1 3,38 persen untuk yang berpendidikan S2/S3 sebesar kurang dari 1 persen, dan masih adanya kepala keluarga yang tidak sekolah dan belum tamat SD persentasenya mencapai 5,35 persen, hal ini menunjukkan bahwa tinggkat pendidikan Kepala Keluarga rata rata di Kabupaten Banyuwangi adanya peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang sebelumnya untuk Tingkat SLTA/Sederajat 19,7 persen dan S1/S2/S3 hanya 3,27 persen.

Tabel 19. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

n % n % n %

1 2 3 4 5 6 7

Bekerja 452,429 98.01 72,236 79.79 524,665 95.02

Belum/Tidak Bekerja 2,919 0.63 4,023 4.44 6,942 1.26

Mengurus Rumah Tangga 0 0.000 12,951 14.31 12,951 2.35

Pelajar/Mahasiswa 346 0.07 260 0.29 606 0.11

Pensiunan 5,927 1.28 1,064 1.18 6,991 1.27

Jumlah 461,621 100 90,534 100 552,155 100

Status Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

(35)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 35

Untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu memperhatikan keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja, walaupun proporsi mereka kecil. Kepala keluarga yang tidak bekerja, dapat disebabkan karena sudah memasuki usia pensiun atau memang tidak mampu masuk ke pasar kerja. Untuk mereka ini perlu diberikan intervensi untuk membantu meningkatkan status kesejahteraan mereka, karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja memiliki status ekonomi yang rendah. Karena bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan diduga mereka tidak mempunyai penghasilan, sehingga pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu membuat perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk.

Selanjutnya Tabel. 20. menunjukkan jenis pekerjaan yang banyak digeluti oleh kepala keluarga sebagai pekerjaan pokok dan sumber pendapatan keluarga untuk menunjang perekonomian dalam memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga.

Tabel 20. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Pekesjaan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.

Laki-laki % Perempuan % Jumlah %

1 Belum/Tidak Bekerja 2,919 0.632 4,023 4.444 6,942 1.257

2 Mengurus Rumah Tangga 0 0.000 12,951 14.305 12,951 2.346

3 Pelajar/Mahasiswa 346 0.075 260 0.287 606 0.110

4 Pensiunan 5,927 1.284 1,064 1.175 6,991 1.266

5 Pegawai Negeri Sipil 8,417 1.823 610 0.674 9,027 1.635

6 Tentara Nasional Indonesia 972 0.211 2 0.002 974 0.176

7 Kepolisian Ri 1,046 0.227 1 0.001 1,047 0.190 8 Perdagangan 5,790 1.254 1,689 1.866 7,479 1.355 9 Petani/Pekebun 123,066 26.660 26,674 29.463 149,740 27.119 10 Peternak 191 0.041 30 0.033 221 0.040 11 Nelayan/Perikanan 7,783 1.686 72 0.080 7,855 1.423 12 Industri 519 0.112 117 0.129 636 0.115 13 Konstruksi 599 0.130 5 0.006 604 0.109 14 Transportasi 670 0.145 4 0.004 674 0.122 15 Karyawan Swasta 36,723 7.955 3,210 3.546 39,933 7.232 16 Karyawan Bumn 3,282 0.711 189 0.209 3,471 0.629 17 Karyawan Bumd 242 0.052 22 0.024 264 0.048 18 Karyawan Honorer 274 0.059 22 0.024 296 0.054

(36)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 36

19 Buruh Harian Lepas 23,113 5.007 6,646 7.341 29,759 5.390

20 Buruh Tani/Perkebunan 15,941 3.453 5,984 6.610 21,925 3.971

21 Buruh Nelayan/Perikanan 262 0.057 54 0.060 316 0.057

22 Buruh Peternakan 16 0.003 5 0.006 21 0.004

23 Pembantu Rumah Tangga 6 0.001 103 0.114 109 0.020

24 Tukang Cukur 21 0.005 1 0.001 22 0.004

25 Tukang Listrik 32 0.007 0 0.000 32 0.006

26 Tukang Batu 864 0.187 0 0.000 864 0.156

27 Tukang Kayu 569 0.123 0 0.000 569 0.103

28 Tukang Sol Sepatu 2 0.000 0 0.000 2 0.000

29 Tukang Las/Pandai Besi 87 0.019 0 0.000 87 0.016

30 Tukang Jahit 232 0.050 53 0.059 285 0.052 31 Tukang Gigi 9 0.002 0 0.000 9 0.002 32 Penata Rias 2 0.000 8 0.009 10 0.002 33 Penata Busana 1 0.000 2 0.002 3 0.001 34 Penata Rambut 9 0.002 8 0.009 17 0.003 35 Mekanik 434 0.094 1 0.001 435 0.079 36 Seniman 37 0.008 4 0.004 41 0.007 37 Tabib 4 0.001 0 0.000 4 0.001 38 Paraji 0 0.000 2 0.002 2 0.000 39 Perancang Busana 1 0.000 1 0.001 2 0.000 40 Penterjemah 3 0.001 1 0.001 4 0.001 41 Imam Mesjid 12 0.003 0 0.000 12 0.002 42 Pendeta 114 0.025 0 0.000 114 0.021 43 Pastor 1 0.000 0 0.000 1 0.000 44 Wartawan 71 0.015 1 0.001 72 0.013 45 Ustadz/Mubaligh 98 0.021 4 0.004 102 0.018 46 Juru Masak 4 0.001 2 0.002 6 0.001 47 Promotor Acara 1 0.000 0 0.000 1 0.000 48 Anggota Dpr-Ri 1 0.000 0 0.000 1 0.000 49 Anggota Dpd 2 0.000 1 0.001 3 0.001 50 Anggota Bpk 0 0.000 0 0.000 0 0.000 51 Presiden 0 0.000 0 0.000 0 0.000 52 Wakil Presiden 0 0.000 0 0.000 0 0.000

53 Anggota Mahkamah Konstitusi 0 0.000 0 0.000 0 0.000

54 Anggota Kabinet/Kementerian 0 0.000 0 0.000 0 0.000 55 Duta Besar 0 0.000 0 0.000 0 0.000 56 Gubernur 0 0.000 0 0.000 0 0.000 57 Wakil Gubernur 0 0.000 0 0.000 0 0.000 58 Bupati 1 0.000 0 0.000 1 0.000 59 Wakil Bupati 1 0.000 0 0.000 1 0.000

(37)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 37 60 Walikota 0 0.000 0 0.000 0 0.000 61 Wakil Walikota 0 0.000 0 0.000 0 0.000 62 Anggota Dprd Provinsi 1 0.000 0 0.000 1 0.000 63 Anggota DPRD Kabupaten/Kota 23 0.005 0 0.000 23 0.004 64 Dosen 199 0.043 14 0.015 213 0.039 65 Guru 4,431 0.960 567 0.626 4,998 0.905 66 Pilot 0 0.000 0 0.000 0 0.000 67 Pengacara 41 0.009 0 0.000 41 0.007 68 Notaris 17 0.004 2 0.002 19 0.003 69 Arsitek 7 0.002 0 0.000 7 0.001 70 Akuntan 2 0.000 0 0.000 2 0.000 71 Konsultan 15 0.003 1 0.001 16 0.003 72 Dokter 121 0.026 12 0.013 133 0.024 73 Bidan 0 0.000 27 0.030 27 0.005 74 Perawat 274 0.059 28 0.031 302 0.055 75 Apoteker 6 0.001 2 0.002 8 0.001 76 Psikiater/Psikolog 1 0.000 0 0.000 1 0.000 77 Penyiar Televisi 0 0.000 0 0.000 0 0.000 78 Penyiar Radio 3 0.001 1 0.001 4 0.001 79 Pelaut 266 0.058 0 0.000 266 0.048 80 Peneliti 10 0.002 0 0.000 10 0.002 81 Sopir 3,223 0.698 0 0.000 3,223 0.584 82 Pialang 1 0.000 0 0.000 1 0.000 83 Paranormal 6 0.001 0 0.000 6 0.001 84 Pedagang 8,914 1.931 2,097 2.316 11,011 1.994 85 Perangkat Desa 3,343 0.724 607 0.670 3,950 0.715 86 Kepala Desa 284 0.062 17 0.019 301 0.055 87 Biarawati 0 0.000 3 0.003 3 0.001 88 Wiraswasta 199,461 43.209 23,254 25.685 222,715 40.336 89 Lainnya 255 0.055 76 0.084 331 0.060 461,621 100.000 90,534 100.000 552,155 100.000 Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.

Dilihat dari kegiatan ekonomi kepala keluarga di Kabupaten Banyuwangi adalah bekerja dengan jenis pekerjaan terbesar adalah sebagai wiraswasta yaitu 40,33 persen, diikuti pertanian/pekebun yaitu 27,11 persen, dan karyawan swasta yaitu 7,23 persen.

Proporsi kepala keluarga laki-laki yang bekerja sebagai wiraswasta lebih tinggi dibandingkan kepala keluarga perempuan.

(38)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 38

BAB IV

KUALITAS PENDUDUK

Kualitas penduduk biasanya diukur dari tingkat kesehatan, pendidikan, masalah sosial dan lain sebagainya. Secara internasional kualitas pembangunan manusia diukur dengan Indikator Pembangunan Manusia yang terdiri dari tingkat pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka kematian bayi dan angka harapan hidup waktu lahir) serta kesejahteraan yang diukur dengan penghasilan per kapita.

A. Kelahiran dan Kematian

Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR)

Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di bawah usia lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun) disuatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan bisa digunakan untuk melihat jumlah kelahiran yang terjadi selama 5 tahun yang lalu.

Tabel 21. Rasio Anak dan Perempuan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Anak Perempuan 0 - 4 Tahun 15 - 49 Tahun 1 Pesanggaran 2,970 13,867 21 2 Bangorejo 3,256 16,874 19 3 Purwoharjo 3,384 18,144 19 4 Tegaldlimo 3,453 17,763 19 5 Muncar 7,669 35,758 21 6 Cluring 4,149 19,948 21 7 Gambiran 3,672 17,184 21 8 Srono 5,348 24,722 22 9 Genteng 5,467 23,751 23 10 Glenmore 4,059 19,611 21 11 Kalibaru 3,427 17,366 20 12 Singojuruh 3,032 13,440 23 13 Rogojampi 5,641 25,482 22 14 Kabat 4,574 19,286 24 15 Glagah 1,951 9,011 22 16 Banyuwangi 7,462 30,184 25 17 Giri 1,877 7,797 24 18 Wongsorejo 4,394 21,220 21 19 Songgon 3,430 14,611 23 20 Sempu 4,742 21,442 22 21 Kalipuro 4,928 21,851 23 22 Siliragung 2,531 12,574 20 23 Tegalsari 2,990 13,175 23 24 Licin 1,426 7,691 19 95,832 442,752 22 No Kecamatan CWR Jumlah

Gambar

Tabel  1.    Jumlah Penduduk menurut  Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten  Banyuwangi, Tahun 2015
Tabel  2.    Jumlah  Penduduk,  Luas  Wilayah,  dan  Kepadatan  Penduduk  Kabupaten  Banyuwangi Tahun 2015
Tabel 3 :   Angka  Pertumbuhan  Penduduk  Kabupaten  Banyuwangi,  Tahun  2015  n (jiwa) % n (jiwa) % 1 2 3 4 5 6 1 Pesanggaran 49,775 3.01 51,167 3.07 2 Bangorejo 62,307 3.76 63,167 3.79 3 Purwoharjo 66,735 4.03 68,087 4.08 4 Tegaldlimo 65,891 3.98 66,751
Tabel 4. Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok  Umur Dan Jenis  Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aktiva tetap yang memenuhi kualifikasi untuk dikategorikan sebagai aktiva tetap pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan uji secara simultan menujukkan bahwa beban kerja dan status ekonomi dapat memberikan pengaruh yang signifikan dan positif

elektronegatif akan menaikkan kekuatan asam dan dapat menjadi lebih besar bila gugus penarik elektron yang kuat terikat pada atom karbon α lebih dari satu. • Misalnya, dalam

Modul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinetika ini berisi tentang konsentrasi, konsep kinetika reaksi, penentuan kinetika reaksi, persamaan kinetika reaksi, dan faktor-

Hasit monitoring terhadap petakanaan UKL&UPL ruas jalan pasar pedati Kerkap oteh crc wlNRlp, menyebutkan bahwa dampak-dampak yang terjadi. akibat pekerjaan fisik

Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah ( Rehab Gedung PAUD Al Ulum Kec. panitia pelaksana kegiatan & Hr. tenaga kerja non pegawai keg. BAPPEDA). 9195/LS-BJ2014

[r]

Baina hori horrela izanik ere euskara ordena libreko hizkuntza denez, ordena hori batzuetan aldaturik topatuko dugu, izan ere, euskarak komunikazio estrategiak maiz erabiltzen