• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA BIOMEKANIKA dan FISIOLOGI AKTIVITAS PENANGANAN MATERIAL MANUAL PADA GEDUNG BERTINGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA BIOMEKANIKA dan FISIOLOGI AKTIVITAS PENANGANAN MATERIAL MANUAL PADA GEDUNG BERTINGKAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Komodo Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol 4 No 2, Desember 2020 143

ANALISA BIOMEKANIKA dan FISIOLOGI AKTIVITAS

PENANGANAN MATERIAL MANUAL PADA GEDUNG

BERTINGKAT

Nur Miswari, Hersa Dwi Yanuarso, Lina Aulia, Rizqi Wahyudi

Institut Teknologi Sumatera

Jl. Terusan Ryacudu, WayHui, Jati Agung Lampung Selatan

E-mail; bymiz007@gmail.com.

ABSTRAK

Pekerjaan penanganan material secara manual untuk aktivitas pengangkatan galon air minum pada gedung bertingkat, dinilai masih terdapat ketidak ergonomisan, ditinjau dari aspek biomekanika dan fisiologi. Pekerjaan tersebut secara berulang dengan beban yang cukup berat, dan pegangan yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiko gangguan sistem kerangka dan otot (musculoskeletal disorders) dan tingkat kelelahan pekerja dengan teknik analisa beban biomekanika dan perhitungan konsumsi energi. Penelitian dilakukan dengan metode observasi pada salah satu gedung bertingkat (tanpa lift / elevator). Hasil menunjukkan pekerjaan penanganan material secara manual memiliki resiko pembebanan biomekanika sebesar 3344,036N yang dapat menimbulkan gangguan sistem musculoskeletal. Kebutuhan energi dalam melakukan aktivitas ini adalah sebesar 2,80466 Kkal/menit.

.

Kata kunci: Ergonomi, Biomekanika, Fisiologi, Penanganan Material.

ABSTRACT

Manual material handling for lifting gallons of drinking water in a multi-level building is still considered to be not ergonomic, in terms of biomechanics and physiology aspects. The work is repeated with a heavy load, and a poor grip. This study aims to identify the risk of musculoskeletal disorders and the level of worker fatigue by using biomechanical load analysis techniques and energy consumption calculations. The research was conducted by using the observation method in one of the multi-storey buildings (without lift / elevator). The results show that manual material handling has a risk of biomechanical loading of 3344.036 N which can cause musculoskeletal system disorders. The energy requirement for this activity is 2.80466 Kcal / minute.

Keywords: Ergonomics, Biomechanics, Physiology, Material Handling.

PENDAHULUAN

Air minum merupakan sebuah kebutuhan yang fital bagi manusia. Penggunaan air minum dalam kemasan gallon sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan karena ukurannya yang besar sehingga secara harga lebih murah jika dihitung perliternya. Namun

permasalahan muncul terkait

penanganan material galon dimana ukuran galon yang beredar saat ini memiliki berat 20 Kg. Pengangkatan gallon seberat 20 Kg tentu akan memerlukan sebuah tenaga yang cukup besar. Setiap tenaga yang dikeluarkan

akan memerlukan energi untuk

melakukan pekerjaan tersebut.

Penggunaan energi dapat dihitung dari jumlah energi yang dikeluarkan. Energy

expenditure dapat diestimasi dengan

pendekatan perhitungan denyut jantung, tekanan darah, cardiac output,

kandungan asam laktat, kecepatan berkeringat, temperatur tubuh, dan konsumsi oksigen (Nurmianto, 2008). Pada dasarnya beban kerja fisik berbanding lurus dengan energi yang

dikeluarkan dalam melakukan

pekerjaan. Semakin berat pekerjaannya maka semakin banyak pula konsumsi

(2)

Komodo Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol 4 No 2, Desember 2020 144

kelelahan, kehilangan fokus yang bisa menimbulkan kecelakaan.

Kecelakaan terjadi bukan hanya diakibatkan kelalaian seseorang (unsafe

action) tetapi juga dapat terjadi

dikarenakan keadaan dan lingkungan

(unsafe condition). Penanganan

material secara manual pada kondisi gedung bertingkat (tanpa lift) merupakan suatu pekerjaan yang beresiko mengalami kelelahan pada pekerja, resiko musculoskeletal disorders dan resiko kecelakaan saat

pengangkatan galon.

Beberapa penelitian

mengungkapkan aktivitas kerja

mengangkat beban yang cukup berat terdapat keluhan secara signifikan pada bagian siku, pergelangan tangan, punggung dan pinggang. Aktivitas

pengangkatan beban akan

mempengaruhi lumbar, dimana akan ada penekanan pada bagian L5/S1. Penekanan pada daerah ini mempunyai batas tertentu untuk menahan tekanan.

Invertebral disk pada bagian L5/S1

lebih banyak menahan tekanan

dibandingkan tulang belakang. Aktifitas

pengangkatan seperti ini akan

terakumulasi yang dapat menyebabkan resiko low back pain (LBP).

Disamping beban yang berat, jarak dan ketinggian angkat juga mempunyai peran besar penyebab LBP, hal ini dikarenakan semakin tinggi dan berat beban yang berbeda-beda maka akan menghasilkan nilai gaya tekan (Fcomp)

yang berbeda-beda pula (Helianty, Mona, & Wahyuning, 2012)

Hal ini dapat dijadikan usulan terhadap beberapa rekayasa yang diperlukan untuk mendapatkan metode dan postur kerja yang lebih aman yang direkomendasikan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi dan eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Tempat penelitian dilakukan salah satu gedung Institut Teknologi Sumatera.

Penelitian dilakukan dengan

mengambil gambaran postur aktivitas

hingga lantai empat, pengukuran

anthropometri dimensi tubuh yang

kemudian akan dihitung analisa biomekanika.

Perhitungan konsumsi energi yang digunakan melalui denyut nadi sebelum melakukan aktivitas dan setelah melakukan aktivitas pengangkatan

dengan menggunakan persamaan

regresi :

Y = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733.10-4 X2

Dimana : Y = Energi (kkal/menit) X = Kecepatan denyut nadi

Besaran konsumsi energi diperoleh dari selisih hasil kecepatan denyut nadi saat melakukan aktivitas dan setelah melakukan aktivitas dengan persamaan :

KE = Et – Ei

Dimana :

KE = Konsumsi Energi (kkal/menit) Et = Pengeluaran energi saat aktivitas

Ei = Pengeluaran energi setelah aktivitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari serangkaian pelaksanaan

penelitian, diperoleh postur kerja seperti pada Gambar 1, dan data dimensi tubuh untuk perhitungan analisa biomekanika seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Ukuran dalam Perhitungan

Biomekanika Dimensi Propor si Berat Panjan g (m) Sud ut (θ) Cent er of Mass Pekerja 49 Kg Objek 19 Kg Punggu ng 0.486 0.48m 730 0.562 Lengan atas 0.027 0.33 800 0.436 Lenga bawah 0.014 0.28 250 0.43 Tangan 0.006 0.19 200 0.506

(3)

Komodo Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol 4 No 2, Desember 2020 145

Gambar 1. Posisi Tubuh Mengangkat Galon Mendaki Lantai Bertingkat.

Perhitungan gaya kompresi L5/S1

dengan menggunakan analisa

biomekanika pada aktivitas penanganan material mengangkat galon adalah sebagai berikut. 1. Segmen tangan Wo = m.g = 20kg x 9,8m/s2 = 196 N Wh = 0,6% m operator . g = (0.006 x 49kg) x 9,8 m/s2 = 2,88N ΣFy = Fyw – Wo – Wh = 0 Fyw = Wo + Wh Fyw = 196 N /2 + 2,88N Fyw = 100.88N ΣMw = Mw – (Wo + Wh) x SL1 x cos θ1 Mw = (100.88) x SL1 x Cos θ1 Mw = (100.88) x 0,19 x cos 200 Mw = 18,01Nm

2. Segmen lengan bawah

WLA = m L A . g = (0.014 x 49kg) x 9,8 m/s2 = 6.722N ΣFy = Fyw – Wla + Fye = 0 Fye = Fyw + Wla Fye = 100.88N + 6.722N Fye = 107.6N ΣM = Me–Mw–(Wla x λ2 x SL2 x cos θ2)–(Fyw x SL2 x cos θ2)– (Fxw x SL2 x cos θ2)= 0 Me = 18,01Nm+ (6.72N x 0,43 x 0,28m x Cos 250) + (107.6 x 0,28 x Cos 250) Me = 46,05 Nm

3. Segmen lengan atas WUA = mUA . g = (0,027 x 49kg) x 9,8m/s2 = 12.96 N ΣFY = FYE – WUA+ FYS = 0 FYS = FYE + WUA FYS = 107.604 + 12.96N FYS = 120.569 N ΣM = Ms –Me –(Wua x λ3 x SL3 x cos θ3)–(Fye x SL3 x cos θ3)– (Fxe x SL3 x cos θ3)= 0 MS = 41,74 Nm + (12.96 x 0,436 x 0,33m x Cos 800) + (107.604 x 0,33 x Cos 800) Ms = 52,5Nm 4. Segmen punggung WT = mT . g = (0,486 x 49kg) x 9,8m/s2 = 233.3772 N

ΣFx = Fxs = 0 (tidak ada gaya putar)

ΣFy = Fys – WT + FyT = 0 FyT = Fys + WT FyT = 120.569 N + 233.3772 N FyT = 353.9N ΣM = MT –2MS – (WT x λ4 x SL4 x cos θ4)– (2FyS x SL4 x cos θ4) – (2FxS x SL4 x cos θ4)= 0 MT = 2x 52,5 Nm+ (2x 233.3772 N x 0,562 x 0,51m x Cos 730) + (2x 120.569 N x 0,51m x Cos 730) MT = 105,08 Nm + (466.75 x 0.28m x 0.087) +( 241.13N x 0,51m x 0.087) MT = ML5/S1 = 160.46Nm

Analisa Maximum Permissible Limit

1. Gaya tekan perut (PA) PA =

= [ ]( ) N/m2

= 0,1095 N / m2

2. Gaya Perut (FA) FA = PA x AA

(4)

Komodo Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol 4 No 2, Desember 2020 146

FA = 0,00509 N

3. Gaya Otot Spinal Erector

Fm =

Fm = ( )

Fm = 3211,905 N

4. Gaya Kompressi pada L5/S1 Fc = | |

Fc =|

|

Fc = 3344,036 N

Analisa Fisiologi

Untuk mengetahui tingkat kelelahan operator kita dapat mengestimasi dari penggunaan energi yang dikeluarkan saat beraktivitas. Hal ini dapat diketahui dengan cara pengukuran tidak langsung yaitu dengan menghitung Denyut Nadi Istirahat (DNI) dan Denyut Nadi Kerja (DNK). Dimana untuk Dnmaks adalah (220-usia) bagi laki-laki dan (200-usia) bagi wanita. Adapun hasil pengukuran didapatkan denyut nadi kerja 102 bpm (bit per menit) dan nadi istirahat 86 bpm.

Dengan demikian dapat dihitung penggunaan energi dari kedua metode aktivitas baik secara manual maupun dengan menggukanan alat transportasi adalah sebagai berikut :

Energi istirahat Y = 1,80411 – 0,0229038 (81) + 4,71733.10-4. (81)2 Y = 3,043932 Kkal / menit Energi kerja Y = 1,8041 – 0,0229038 (120) + 4,71733.10-4. (120)2 Y = 5,8485 Kkal / menit

Sehingga aktivitas material handling galon dapat diketahui konsumsi energi / pengeluaran energi yang digunakan saat melakukan aktivitas adalah sebagai berikut:

Pengeluaran Energi (manual)

KE = 5,8485 Kkal / menit – 3,04393 Kkal / menit

KE = 2.80466 Kkal / menit

persentase cardiovascular load (%

CVL) dengan menggunakan persamaan: %CVL = 100 𝑥 (𝐷𝑁𝐾−𝐷𝑁𝐼) 𝐷𝑁𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐷𝑁l % CVL = 100 x (120 – 81) 220 – 21 – 86 % CVL = 33,05

Dari hasil analisa yang diperoleh maka pekerjaan penanganan material secara manual aktivitas pengangkatan galon pada gedung bertingkat, memiliki resiko gangguan musculoskeletal

terutama pada bagian punggung belakang. Hal ini dikarenakan postur dan beban yang berat. Hal ini senada dengan penelitian (Sunarso, 2010) mengemukakan bahwa sikap kerja mengangkat galon air terdapat keluhan secara signifikan pada bagian siku, pergelangan tangan, punggung dan pinggang. Aktifitas pengangkatan beban akan mempengaruhi lumbar, dimana ada penekanan pada bagian L5/S1.

Ditambah lagi pekerjaan yang berulang membuat operator dapat

merubah postur tubuh semakin

membungkuk terutama pada saat inisiasi awal pengangkatan galon sehingga semakin meningkatkan torsi atau momen gaya yang mengakibatkan besarnya gaya kompressi pada L5/S1

akan melebihi batas yang

direkomendasikan NIOSH, sehingga diperlukan perebaikan metode kerja ataupun postur kerja yang lebih aman. Sejalan dengan (Dewi, Tirtayasa, & Handari, 2019) aktivitas penangangan material dengan sikap kerja yang lebih

ergonomis diharapkan mampu

menghindari atau meminimasi resiko timbulnya keluhan muskoloskeletal.

Disamping itu, faktor fisiologi juga menghasilkan tingkat pengeluaran energi akhir yang cukup besar karena

aktivitas pengangkatan gallon

menghasilkan denyut nadi yang lebih besar. Dari hasil analisa fisiologi

dengan konsumsi energi yang

dikeluarkan sejumlah 2.80466 Kkal / menit namun masih dalam kategori ringan. Sama halnya seperti penelitian yang pernah dilakukan (Prasetyawan,

(5)

Komodo Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol 4 No 2, Desember 2020 147

2014) pada aktivitas penanganan material gudang bulog tidak melebihi ambang batas 2,2-4,47 Kkal/menit. Namun akan dapat lebih tinggi lagi jika pekerjaan dilakukan secara berulang yang dapat meningkatkan tingkat kelelahan operator saat melakukan aktivitas.

.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan perhitungan dan analisa biomekanika, pekerjaan penanganan material merupakan aktivitas fisik berdampak pada timbulnya momen gaya yang membebani L5/S1 sebesar 3344,032 N. (Handoko, 2016) Oleh karena itu pekerjaan mengangkat gallon

memiliki resiko gangguan

musculoskeletal.

Berdasarkan analisa fisiologi, energy yang dikeluarkan selama aktivitas pekerjaan pengangkatan galon

sebesar 2,804Kkal/menit masih

tergolong pekerjaan ringan namun akan menjadi kategori berat karena pekerjaan penanganan material secara manual memiliki korelasi terhadap durasi dan frekuensi pekerjaan tersebut.

Tingkat kelelahan operator

penanganan material secara manual dapat dipengaruhi oleh usia. Secara teoritis semakin tinggi usia semakin kecil faktor pembagi %CVL sehingga menigkatkan nilai cardio vascular load nya.

Pada sebuah rekayasa metode kerja penanganan material secara manual baik cara kerja maupun peralatan bantu

yang dapat meminimasi beban

biomekanika dan menurunkan tingkat kelelahan operator dalam melakukan

aktivitas serupa pada gedung

bertingkat.

Untuk penilaian yang lebih

kompeherensif disarankan untuk

dilakukan ergonomic assessment

dengan tools yang berbeda. Semakin banyak tools yang digunakan, semakin

besar pula intervensi ergonomi agar suatu pekerjaan dilakukan dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien (EASNE).

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K. C., Tirtayasa, K., & Handari, L. I. (2019). Sikap Kerja Lebih

Ergonomis Menurunkan Gaya

Kompresi Tulang Belakang dan Keluhan Muskuloskeletal serta Meningkatkan Produktivitas. Jurnal

Ergonomi Indonesia, 90-99.

Handoko, L. (2016). Analisa Aktivitas

Manual Material Handling

Pengangkatan Pupuk Dari Tinjauan Ergonomi. JURNAL PENDIDIKAN

PROFESIONAL, 309-316.

Helianty, Y., Mona, C., & Wahyuning, C. S. (2012). Rancangan Alat Bantu untuk Meminimasi Gaya Tekan (Fcomp) pada Lempeng Tulang Belakang Bagian Bawah (L5/S1).

Jurnal Itenas Rekayasa, 16(1),

57-66.

Nurmianto, E. (2008). Ergonomi

Konsep Dasar dan Aplikasi.

Surabaya: PT Guna Widya. Prasetyawan, D. (2014). ums.ac.id.

Dipetik juni 8, 2020, dari

http://eprints.ums.ac.id/32382/18/N ASKAH%20PUBLIKASI.pdf Sunarso. (2010). UNS Institutional

Repository. Dipetik juni 8, 2020,

dari

https://eprints.uns.ac.id/9200/1/1570 62408201008111.pdf

.

Gambar

Tabel  1.  Data  Ukuran  dalam  Perhitungan         Biomekanika  Dimensi  Proporsi  Berat   Panjang (m)  Sudut (θ)  Cent er of  Mass  Pekerja  49 Kg  Objek  19 Kg  Punggu ng  0.486  0.48m  73 0 0.562  Lengan  atas  0.027  0.33  80 0 0.436  Lenga  bawah  0.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus: Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo antara lain (1).

Yang terdiri dari pengertian Ergonomi, Manual Material Handling, Sistem kerangka Dan Otot Manusia (Musculoskeletal System) , Metode Analisis Postur Kerja OWAS,

Aktivitas Manual Material Handling (MMH) kelapa sawit memasukkan tandan buah sawit ke dalam truk ditambah dengan panjang gagang hook-T tidak dirancang sesuai dengan

Berdasarkan laporan penelitian yang didapat dalam 7 tahun terakhir, ditemukan adanya faktor risiko keluhan musculoskeletal disorders terhadap aktivitas manual material

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1). Jenis-jenis material bangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo ditinjau dari segi arsitekturnya. Apakah

telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul " ANALISA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANLDING SEBAGAI DASAR

Hasil penelitian Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus: Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo antara lain (1).