• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PEMBERI REKOMENDASI OBJEK WISATA DI KOTA BANDUNG BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI PEMBERI REKOMENDASI OBJEK WISATA DI KOTA BANDUNG BERBASIS ANDROID"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI PEMBERI REKOMENDASI

OBJEK WISATA DI KOTA BANDUNG BERBASIS ANDROID

Indra Hadiyanto#1, Esa Firmansyah*2, Undang Syaripudin*3

Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H. Nasution Nomor 105 Cibiru, Bandung

ABSTRAK

Aplikasi pemberi rekomendasi objek wisata ini digunakan untuk menampilkan informasi dan peta dari tempat-tempat wisata yang berada di kota Bandung. Aplikasi ini menampilkan informasi-informasi dan visualisasi objek dalam bentuk deskripsi yang dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk para pengguna perangkat mobile Android dalam mengambil keputusan terutama dalam pencarian lokasi objek wisata di wilayah kota Bandung. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan rute untuk menuju objek wisata yang dipilih, dan menu pendukung lainnya. Aplikasi frontend dibuat dengan Google Maps, Android Development Tools, dan Eclipse IDE Java sebagai framework-nya. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java, dan XML. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode prototype. Implementasi untuk aplikasi backend adalah MySQL sebagai database dan PHP sebagai bahasa pemrograman. Adapun hasil akhir dari aplikasi ini berupa rekomendasi objek wisata di kota Bandung.

Kata kunci : Aplikasi, Android, Maps, Kota Bandung. 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandung (kotamadya) adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata.

Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya sebagai kota Industri Pariwisata.

Salah satu unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah produk wisata, seperti objek wisata dan restoran maupun rumah makan.

Mengenai pengertian objek wisata, dapat dilihat beberapa sumber acuannya, antara lain :

1. Peraturan Pemerintah No. 24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah : perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya

serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. 2. SK. MENPARPOSTEL No. : KM.

98/ PW.102/ MPPT-87 menjelaskan bahwa objek wisata adalah : tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik. Produk wisata sebagai salah satu objek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) :

1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan. 2. Fasilitas yang dimiliki daerah

tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.

Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.

Pada zaman sekarang teknologi sangat cepat berkembang yang secara tidak disengaja telah meningkatkan kebutuhan masyarakat akan teknologi yang sekaligus telah mengubah gaya hidup masyarakat. Salah satu teknologi yang sedang berkembang adalah teknologi Smartphone.

(2)

Dari kemajuan teknologi yang pesat saat ini,

Smartphone berhasil merubah kegunaan handphone yang bukan hanya sebagai media

untuk berkomunikasi saja, tetapi dapat juga digunakan sebagai media informasi.

Smartphone adalah sebuah device yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi juga di dalamnya terdapat fungsi PDA dan berkemampuan seperti layaknya komputer. Smartphone ini cocok dalam penerapan LBS karena telah mendukung GPS (Global Positioning System), Cell-ID dan WiFi GeoLocation. Disamping itu android juga memiliki beberapa tools open source dan API (an Application Programming Interface) yang dapat digunakan dan membantu dalam perancangan dan pembuatan LBS.

Salah satu produsen yang merilis sistem operasi open source adalah Google dengan Sistem Operasi Android. Android adalah sistem operasi untuk piranti bergerak (mobile devices) yang berbasis kernel Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh berbagai piranti bergerak.

Smartphone berbasis sistem Android mulai popular pada tahun 2009 hingga sekarang, tidak heran jika aplikasi berbasis internet sudah banyak tersedia untuk Android, karena Smartphone bersistem operasi Android ini memang cocok untuk pengguna Smartphone yang banyak perlu mengakses ke dunia maya.

Terdapat banyak objek wisata dan fasilitas wisata seperti restoran maupun rumah makan di kota Bandung yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu aplikasi berbasis mobile agar wisatawan dapat memperoleh informasi mengenai nama objek wisata, lokasi objek wisata dalam peta, jarak menuju lokasi objek wisata, alamat objek wisata, gambaran objek wisata, deskripsi singkat objek wisata secara cepat dan realtime. Aplikasi dikembangkan menggunakan sistem operasi Android pada smartphone, yang mana smartphone berbasiskan Android merupakan smartphone yang popular pada saat ini.

Dari uraian diatas, maka akan dibangun sebuah aplikasi berbasis Android yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah. Untuk itu penyusunan skripsi ini

diberi judul “APLIKASI PEMBERI REKOMENDASI OBJEK WISATA DI

KOTA BANDUNG BERBASIS

ANDROID”.

1.2 Rumusan Masalah

Agar pengerjaan tugas akhir ini lebih terarah, maka diperlukan pembatasan masalah. Sehingga pembahasan dibatasi pada ruang lingkup :

1. Bagaimana membangun aplikasi yang dapat membantu wisatawan menemukan tempat wisata di kota Bandung pada smartphone berbasis Android?

2. Bagaimana aplikasi dapat memberikan estimasi jarak dan menampilkan rute ke lokasi tempat wisata?

3. Bagaimana membangun Aplikasi Pemberi Rekomendasi Objek Wisata Di Kota Bandung yang efektif, cepat, dan mudah digunakan.

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan yang ditemukan selama penelitian ini dibatasi oleh hal-hal yang tercantum berikut ini:

1. Penelitian difokuskan terhadap lokasi objek wisata di kota Bandung.

2. Aplikasi harus terkoneksi internet. 3. Aplikasi yang dibangun dijalankan

minimal pada Android 2.3. 2. LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Koordinat Bujur-Lintang (Latitude-Longitude)

DSS pertama kali dikemukakan oleh Sistem koordinat bujur-lintang (latitude-longitude), terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :

1. Latitude adalah garis yang melintang di antara kutub utara dan kutub selatan, yang menghubungkan antara sisi timur dan barat bagian bumi. Garis ini memiliki posisi membentangi bumi, sama halnya seperti garis equator (khatulistiwa), tetapi dengan kondisi nilai tertentu. Garis lintang inilah yang dijadikan ukuran dalam

(3)

mengukur sisi utara-selatan koordinat suatu titik di belahan bumi. Berikut nilai-nilai yang dijadikan patokan ukuran garis lintang ini.

Latitude di bedakan menjadi 2 wilayah, yaitu utara atau yang biasa kita sebut lintang utara dan selatan atau yang biasa kita sebut lintang selatan, dimana nilai koordinat di bagian utara selalu positif dan nilai koordinat di bagian selatan adalah negatif.

a. Garis paling atas (kutub utara) = 90 derajat

b. Garis paling tengah (equator) = 0 derajat, dan

c. Garis paling bawah (kutub selatan) = -90 derajat.

Gambar 2.1 Latitude. (Sumber : Google).

2. longitude adalah garis membujur yang menghubungkan antara sisi utara dan sisi selatan bumi (kutub). Garis bujur ini digunakan untuk mengukur sisi barat-timur koordinat suatu titik di belahan bumi.

Longitude juga dibedakan menjadi 2 wilayah, yaitu bujur timur dan bujur barat, dimana koordinat yang berada di timur selalu bernilai negatif, dan sebaliknya yang berada di barat selalu positif. Nilai satuan ukuran derajat menjadi kilometer pada longitude juga sama seperti pada latitude.

Gambar 2.2 Longitude. (Sumber : Google).

2.2 Rumus Kalkulasi Jarak a. Haversine Formulla

Suatu posisi di bumi dapat direpresentasikan dengan posisi garis lintang (latitude) dan bujur (longitude). Memperkirakan jarak antara dua titik di bumi berdasarkan letak dari garis lintang dan bujur bisa dilakukan dengan beberapa persamaan yang digunakan. Semua persamaan yang digunakan berdasarkan bentuk bumi yang bulat (spherical earth) dengan menghilangkan faktor bahwa bumi itu sedikit elips (elipsodial factor). Untuk metode ini kemungkinan kesalahan hanya 0.5%. Formulasi ini menggunakan persamaan Haversine sebagai dasar. Persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung jarak lingkaran yang jauh antara dua titik. Berikut haversine formulla seperti pada persamaan 1.

Haversine Formulla :

a = sin2(∆lat/2) + cos(lat1). cos(lat2) .sin2 (∆long/2)

c = 2.atan2(√a, √(1 – a)) d = R.c

Keterangan :

R = earth’s radius (mean radius = 6,371km) ∆lat = lat2 – lat1

∆long = long2 – long1

b. Spherical Law Of Cosines

Metode haversine formulla di atas diciptakan ketika tingkat presisi hasil perhitungan masih sangat terbatas. Namun sekarang, perhitungan komputer dapat memberikan tingkat presisi yang sangat akurat dengan menggunakan rumus spherical law of cosines.

Spherical law of cosines :

d = acos (sin(lat1) .sin(lat2) + cos(lat1)

.cos(lat2) .cos(∆long)).R

Keterangan :

R = earth’s radius (mean radius = 6,371km) ∆long = long2 – long1

Jika ditulis ke dalam javascript, rumus tersebut akan menjadi seperti pada dibawah ini.

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasikan permasalahan yang ada pada sistem. Analisis ini diperlukan sebagai dasar untuk tahapan perancangan sistem.

(4)

3.2 Analisis Perhitungan

Untuk bisa melakukan pengurutan berdasarkan jarak terdekat, maka dilakukan perhitungan terlebih dahulu agar mendapatkan nilai jarak. Digunakan perhitungan antara 2 titik koordinat. Berikut dibawah ini proses perhitungannya :

1. Rumus Perhitungan Spherical Law Of Cosines

Rumus :

d = acos (sin(lat1).sin(lat2) + cos(lat1).cos(lat2).cos(∆long)).R Dimana,

d = jarak km

lat1 = nilai latitude dari lokasi awal

lat2 = nilai latitude dari lokasi

tujuan

∆long = long2 – long1

R = jari-jari bumi (6,371km) Berikut perhitungan jarak menggunakan rumus spherical law of cosines dengan contoh kasus perhitungan jarak dari kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN) sebagai titik awal ke lokasi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (UPI) sebagai titik yang dituju,  Latitude 1 : -6.9326714 Longitude :

107.7156046 (UIN)

 Latitude 2 : -6.861604 Longitude 2 : 107.5938296 (UPI)

Angka di atas sebelum dimasukan ke dalam rumus diubah dulu ke angka radian. d = acos (6,9326714* π/180)* sin(-6.861604* π/180) + cos(-6,9326714* π/180)* cos(-6,861604 * π/180) * cos((107,5938296* π/180) – (107,7156046* π/180))* 6371 = acos ((-0,002111810904) * (-0,002090162584) + (0,999997770125) * (0,999997815608) * (0,999999999312)) * 6371 = acos (0,000004414028 + 0,99999558505) * 6371 = acos (0,999999999078) * 6371 =0.002460385157 * 6371 =15.675113835247 =16 km 3.3 Arsitektur Sistem

Arsitektur fisik sistem mengacu pada model arsitektur aplikasi three tier. Arsitektur fisik sistem terdiri dari tiga komponen utama yaitu Client (Aplikasi

Frontend), application Server (Web Admin dan Web Service), dan database Server.

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pada arsitektur ini, GPS merupakan aktor lain yang bergerak di dalam stasiun radio luar. GPS berfungsi untuk mengetahui posisi lokasi pengguna dengan koordinat latitude dan longitude.

Aplikasi yang terdapat pada aplikasi frontend yaitu Aplikasi Pemberi Rekomendasi Objek Wisata Di Kota Bandung yang sudah terinstal pada perangkat mobile yang ber-platform Android. Sistem dibangun dengan menggunakan Aplikasi IDE Eclipse dan SDK Android dengan bahasa pemrogramam java.

Akses koneksi jaringan yang digunakan dari aplikasi frontend untuk berintegrasi dengan GPS atau frontend ke BTS melalui perangkat Mobile dapat menggunakan jaringan mobile GPRS/EDGE/UMTS.

Backend merupakan aplikasi yang menghubungkan antara aplikasi backend dengan aplikasi frontend. Aplikasi ini terdiri dari tiga sub bagian utama yaitu Web Administrator, Web Service dan Database server. Web Administrator merupakan web yang berfungsi sebagai pengolah sumber basis data yang terdapat pada database server yang dioperasikan oleh admin. Webservice merupakan web yang bertujuan untuk menguhungkan berbagai platform aplikasi yang dibangun dengan berbagai platform yang berbeda-beda (misalnya Java, C#, VB, Delphi, PHP, Android), sehingga seluruh aplikasi tersebut dapat saling berkomunikasi. Web service pada penelitian ini dibangun diatas pemrograman PHP yang dikombinasikan dengan JSON (Javascript Object Notation). Database Server merupakan aplikasi yang berfungsi menyimpan data-data yang digunakan oleh layanan (Admin). Pada bagian ini di implementasikan menggunakan MySQL.

(5)

3.4 Use Case Diagram

Gambar 3.2 Use Case Aplikasi Pariwisata Bandung

Tabel 3.6 Identifikasi Use Case untuk aplikasi frontend

No Use Case Deskripsi

UC-01

Kategori Tempat Wisata

Aktor dapat memilih menu kategori tempat wisata

UC-02

Pencarian Aktor dapat

memasukan kata kunci berupa nominal angka

UC-03

Daftar Tempat Wisata

Aktor mendapatkan hasil pencarian berupa daftar tempat wisata

UC-04

Informasi Tempat Wisata

Aktor dapat melihat informasi detail tempat wisata

UC-05

Map Rute Aktor dapat melihat rute menuju lokasi tempat wisata Tabel 3.7 Identifikasi Use Case untuk

aplikasi server/backend

No Use Case Deskripsi

UCS-01

Login Aktor harus login

terlebih dahulu sebelum menggunakan aplikasi

UCS-02

Kelola Data User

Aktor dapat mengelola data user seperti menambah user, merubah user dan menghapus data user

UCS-03

Kelola Data Objek Wisata

Aktor dapat mengelola data objek wisata seperti menambah objek wisata, merubah objek wisata, dan menghapus data objek wisata

UCS-04

Kelola Data Wisata Kuliner

Aktor dapat mengelola data wisata kuliner seperti menambah wisata kuliner, merubah wisata kuliner, dan ymenghapus data wisata kuliner UCS-5 Kelola Data Pusat Perbelanjaan

Aktor dapat mengelola data pusat perbelanjaan seperti menambah pusat perbelanjaan, merubah pusat perbelanjaan, dan menghapus data pusat perbelanjaan

4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Antarmuka

1. Halaman Login

Tampilan utama ialah form login yang berfungsi untuk masuk ke menu backend yang mana hanya bisa di akses oleh pengelola aplikasi ini.

Gambar 4.1 Login 2. Tampilan Menu Backend

Tampilan menu atau tampilan menu awal sekaligus tampilan kelola data user yang ada di web merupakan tampilan apabila telah sukses melakukan login. Di halaman ini terdapat form untuk diisi apabila ingin menambahkan data user (admin), dan terdapat menu untuk mengubah dan menghapus data. Di halaman ini pula, memiliki link link yang terhubung ke halaman yang lain untuk mengelola aplikasi ini.

Gambar 4.2 Tampilan Menu Backend 3. Tampilan Menu Utama Android

Tampilan utama aplikasi ini merupakan menu utama yang diakses oleh pengguna sebelum masuk ke halaman-halaman aplikasi yang akan digunakan. Terdapat dua menu yang bisa dipilih. Antara lain objek wisata, wisata kuliner, dan pusat perbelanjaan.

(6)

Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama Android 4. Tampilan Daftar Hasil Pencarian

Merupakan halaman hasil pencarian berupa daftar tempat wisata. User dapat memilih salah satu dari daftar tersebut untuk melihat informasi lebih detail. Dalam halaman ini, user dapat melihat nama tempat wisata, deskripsi singkat tempat wisata, dan jarak kilometer (km) dari posisi user ke lokasi tempat wisata. Pada pencarian untuk objek wisata, terdapat sorting jarak dan sorting tarif.

Gambar 4.4 Tampilan Daftar Hasil Pencarian

5. Tampilan Informasi Tempat Wisata Pada halaman ini, menampilkan informasi lebih detail dari salah satu tempat wisata yang dipilih oleh user dari daftar tempat wisata sebelumnya. Informasi tempat wisata yang ditampilkan diantaranya lima gambar, fasilitas, alamat, kontak, jam operasional, harga, dan jarak menuju lokasi. Terdapat map rute menuju tempat tersebut.

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Kritria 6. Halaman Map Rute

Halaman map rute merupakan halaman map yang terdapat pada halaman informasi tempat wisata. Terdapat map menuju tempat tersebut, user dapat melakukan zoom-in dan zoom-out pada map.

Gambar 3.6 Halaman Map Rute 4.2 Pengujian Sistem

Pengujian aplikasi ini menggunakan metode black box. Pengujian black box dilakukan dengan menguji apakah sistem yang dikembangkan sesuai dengan apa yang tertuang dalam spesifikasi fungsional sistem.

Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database.

(7)

Tabel 4.1 Pengujian

Deskripsi Hasil keterangan

Sukses Gagal

Login √

Masukan Username dan password apabila salah sistem tidak akan masuk pada halaman menu utama.

Kelola Data User √ Dapat menambah, mengubah, menghapus dan menampilkan data user. Kelola Data Objek Wisata √ Dapat menambah, mengubah, menghapus dan menampilkan data objek wisata Kelola Wisata Kuliner √ Dapat menambah, mengubah, menghapus dan menampilkan data objek wisata kuliner.

Pencarian Dapat melakukan pencarian berdasarkan perhitungan nominal budget yang diinputkan, dan diurutkan berdasarkan jarak terdekat. View Data Melihat data hasil

dari perhitungan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi ini dibuat membantu wisatawan menemukan tempat wisata.

2. Metode Spherical Law Of Cosines untuk mendapatkan nilai jarak dapat diterapkan dalam aplikasi.

3. Aplikasi ini membantu pengguna untuk mengetahui jarak lokasi tempat wisata dan letak lokasi tempat wisata melalui rute map.

4. Aplikasi akan berjalan lancar apabila terkoneksi dengan

jaringan data seluler yang bagus.

5.2 Saran

Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, maka penulis memiliki beberapa saran untuk pengembangan aplikasi berbasis android ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Peningkatan tampilan aplikasi agar lebih menarik bagi para pengguna.

2. Menyiapkan option lain apabila aplikasi tidak terkoneksi dengan baik dengan internet.

DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, O.A, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit ANGKASA, Bandung.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung. Sukamto, R.A dan Shalahuddin, M, 2011,

Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), Modula: Bandung.

Nugroho, A, 2009, Rekayasa Perangkat Lunak UML dan Java, Andi, Yogyakarta.

Firmansyah, S, 2012, Aplikasi Objek Wisata Di Kota Bandung Pada Perangkat Mobile Berbasis Android, Tugas Akhir, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Mulyani, E.S dan Kusuma W, 2012, Aplikasi Location Based Service (LBS) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Berbasis Android, Jurnal Ilmiah, Mahasiswa Sistem Informasi, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Jinendra, D, Bhagyashri, J, Pranav, G, Seema, V and Parag, A, 2012, Smart Travel Guide : Application for Android Mobile, Special Issue of International Journal of electronics, Communication & Soft Computing Science & Engineering, International Conference on Recent

(8)

Trends in Engineering & Technology.

Prihatna, H, 2005, Struktur Navigasi, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Gambar

Gambar  2.1  Latitude.  (Sumber  :  Google).
Gambar 3.1 Arsitektur Sistem  Pada  arsitektur  ini,  GPS  merupakan  aktor  lain  yang  bergerak  di  dalam  stasiun  radio luar
Tabel 3.7 Identifikasi Use Case untuk  aplikasi server/backend  No  Use Case  Deskripsi
Tabel 4.1 Pengujian  Deskripsi  Hasil  keterangan  Sukses  Gagal  Login  √  Masukan  Username  dan  password  apabila  salah sistem tidak  akan  masuk  pada  halaman menu utama

Referensi

Dokumen terkait

Adam Malik Medan diperoleh angka ketepatan dokumen rekam medis yang dipinjam sebesar 93,10% dan ketidaktepatan dokumen yang dipinjam sebesar 6,90%.Dari hasil penelitian

Konsekuensi komitmen beragama berlainan dari keempat dimensi yang sudah dibicarakan diatas. Pengalaman ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,

Dewasa ini pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan kehidupan manusia modern yang penuh dengan berbagai persoalan yang cukup kompleks, antara lain bagaimana pendidikan Islam

Na podlagi tega so spodaj podana nekatera priporočila glede zagotavljanja kakovosti podatkov v podatkovnih skladiščih: • kvaliteta podatkov ni projekt, je proces, ki traja, •

Pelaksanaan syariat Islam di Aceh didasarkan kepada Undang-undang Re- publik Indonesia No. 44 tahun 1999 ten- tang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah

[r]

Sehingga dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inferiority feelings adalah suatu bentuk perasaan dalam diri setiap individu bukan sebagai tanda keterbatasan