ASPEK LINGKUNGAN
DALAM GLOBAL
Global Advertising, Session 02
MARKETING &
COMMUNICATION
1. Lingkungan Internasional 2. Lingkungan Ekonomi 3. Lingkungan Demografis 4. Lingkungan Budaya 5. Lingkungan Politik/HukumLINGKUNGAN
INTERNASIONAL
•
Sebagaimana halnya
dengan pemasaran ditingkat domestik, perusahaan di tingkat internasional harus secara cermat melakukan analisis terhadap faktor lingkungan pasar seperti: persingan, lingkungan ekonomi, demografis, kultural, dan variabel
politik/hukum.
•
Pada gambar 2.1
memperlihatkankekuatan-kekuatan dalam lingkungan pemasaran internasional.
•
Lingkungan ekonomi
mencakup: tahapanperkembangan ekonomis suatu produk, infrastruktur perkembangan ekonomis suatu produk, infrastruktur ekonomi, standard lehidupan, per capita income, distribusi kemakmuran (distribution of wealth), stabilitas nilai tukar, dan nilai mata uang.
Infrastruktur ekonomi
dalam konteks komunikasi, transportasi, finansial, dan jaringan distribusi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan bisnis di pasar secara efektif.•
Lingkungan budaya
, berkaitan denganpemasaran internasional mencakup: penggunaan bahasa, gayahidup, nilai-nilai, norma dan adat-istiadat, etika dan standard moral, ketabuan, dan sebagainya.
• Lingkungan demografis
meliputi: Besar/padatnya populasi (penduduk), jumlah rumahtangga, besarnya anggota keluarga, distribusi usia, distribusi pekerjaan, tingkat pendidikan, angkatan kerja, tingkat pendapatan.• Lingkungan politik/hukum
dalam konteks pemasaran internasional meliputi: kebijakan pemerintah, perundang-undangan dan peraturan lainnya, stabilitas politik, nasionalisme, sikap terhadap perusahaan multinasional, dan sebagainya.sebagainya.
LINGKUNGAN EKONOMI
• Saat ini, para pemasar
produk-produk global
seperti mobile phones, TV, personal computer, mobil, sebagaimana halnya produk-produk barang mewah lainnya seperti perhiasan dan desainer busana lebih fokus untuk menarik perhatian konsumen di China, India, dan Indonesia (negara-negara yang penduduknya padat dan berpotensi secara ekonomis).• Pertumbuhan kelas menengah
• Pertumbuhan kelas menengah
dinegara-negara itu juga memperkuat peluang para pemasar bidang barang-konsumsi, sehingga produsen global seperti: Procter & Gamble, unilever, Nestle, PepsiCo, dan Coca-Cola memfokuskan pemasaran dan periklanannya untuk menangkap peluang itu. China, saat ini muncul sebagai negara dengan belanja iklan terbesar ketiga di dunia, yang dikalahkan oleh USA dan Jepang di posisi teratas.
LINGKUNGAN
DEMOGRAFIS
• Pada lingkungan
demografis:
demografis yang beragam di antara banyak negara di dunia juga di dlam negara itu sendiri menyebabkan para pemasar harus memperlakukan keunikan ini dengan cermat. Di beberapa negara, jumlah penduduk yang buta huruf memang masih jadi masalah sehingga mereka tidak bisa memahami tayangan iklan. Karena itu, data demografis memungkinkan iklan. Karena itu, data demografis memungkinkan para pemasar memilah dan memahami standard hidup dan gayahidup segmen yang dituju di suatu negara.Informasi demografis
juga menggambarkan potensi pasar dalamkeberagaman pasar luar negeri. Penduduk India, misalnya, mencapai 1 miliar pada 2005. Hanya China, dengan penduduk 1,3 miliar yang menandinginya. Amerika Latin dinilai sebagai pasar yang paling potensial di dunia saat ini meskipun pendapatannya masih kecil di wilayah
• Brazil sebagai negara paling
potensi
di Amerika Latin dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa dan memperlihatkan pertumbuhan konsumsi barang konsumsi dan jasa yang pesat. Lebih dari 50 persen orang muda Amerika Latin berusia di bawah 26, 30 persen di bawah usia 15. sedangkan segmen anak-anak merupakan segmen yang paling pesat pertumbuhannya wi wilayah ini. Itulah sebabnya pengiklan global seperti Mattel, Hasbro, Burger King, dan lainnya sangat perhatian terhadap segmen-segmen itu. Berikut Iklan sebuah bank di Brazil:• Indonesia juga dinilai memiliki potensi
pasar global yang menjanjikan
untuksegmen anak mudanya yakni yang berusia di bawah 16 tahun. Posisi Indonesia dalam hal ini lebih tinggi dibanding Amerika Serikat, dan anak muda Indonesia sangat reseptif terhadap Western ways dan produk-produk global.
Satu contoh Corporate Philantrophy
(“bakti sosial perusahaan”) dapat dilihat dalam bangunan (struktur) jaringan yang dibentuk, termasuk agensi internasional-nya yaitu agensi periklanan dan konsultan pemasarannya. periklanan dan konsultan pemasarannya.
LINGKUNGAN KULTURAL
INTERNASIONAL
• Pada Lingkungan Kultural:
budaya di setiap negara merupakan aspek lingkungan pemasaran internasional yang penting.Keragaman budaya itu mencakup bahasa, adat-istiadat, selera, sikap, gayahidup, standard etika/moral. Di banyak negara budaya ini sangat menentukan tidak hanya kebutuhan dan
keinginan konsumen namun juga jadi penentu bagaimana cara memuaskan pelanggan. bagaimana cara memuaskan pelanggan.
Para pemasar global harus
sensitif,
tidak hanya dalam menentukan produk dan jasa apa yang bisa mereka tawarkan di komunitas berbeda budaya namun juga terampil dalam berkomunikasi dengan beragam budaya. Advertising merupakan caraberkomunikasi efektif dengan pembeli para potensial dan dalam menciptakan dan
• International advertiser seringkali
mendapaatkan masalah dalam hal
bahasa
. Pengiklan harus memahami tidakhanya lidah lokal (the native tongue) di negara bersangkutan namun juga nuansa-nuansa yang menyertainya, idioms, dan seluk-beluk
kepelikannya (subtleties).
• Para pemasar global juga harus
perhatian pada konotasi kata-kata dan
simbol-simbol
yang digunakan dalam pesandan juga memahami bagaimana naskah iklan dan slogan diterjemahkan.
slogan diterjemahkan.
• Pemasar sering menghadapi
persoalan dalam menerjemahkan
pesan-pesan periklanan
dan nama merekke dalam beragam bahasa. Misalnya, kasus Heineken: dalam iklannya, iklan cetak dengan whitespace yang luas ini memperlihatkan sebotol Heineken dan segelas bir Heineken yang sudah dituang. Tutup botol tergeletak di antaranya. Head-nya “Brewers don’t have to be good talkers,” sementara subhead di bagian bawah image tertulis “When you make a great beer, you don’t have to make a great fuss.”
• Meskipun iklan ini berhasil baik di AS
dan di beberapa negeri yang berbahasa Inggris, namun kalimat “you don’t have to make a great fuss” tidak bisa diterjemahkan ke bahasa lain dengan suatu ungkapan yang benar-benar tepat dengan makna yang dimaksud.
• Pengiklan global harus
memperhitungkan masalah dengan
makna konotatif
dalam tanda-tanda (signs) dansimbol-simbol (symbols) yang digunakan dalam pesan. Sebagai contoh, tanda jari jempol tegak, dengan afirmasi pada sebagian besar orang Amerika, memiliki makna yang lebih ofensif di beberapa negara lain seperti di Russia dan Poland jika telapak tangan terlihat, namun ia akan diterima jika yang diperlihatkan terlihat, namun ia akan diterima jika yang diperlihatkan punggung tangan.
• Masalah lain muncul jika dikaitkan
dengan makna simbolik terhadap
warna.
Di Jepang, sebagaimana negara lain di Asia,putih berarti warna untuk berkabung daripada menggunakan hitam, dan ungu (purple) berasosiasi dengan kematian di negara-negara Amerika Latin. Seorang Amerika menggunakan beragam bayangan warna hijau dalam iklannya untuk menggambarkan iklan bencana di Malaysia, sementara di negara itu, warna itu menyimbolkan kematian dan penyakit.
LINGKUNGAN POLITIK
INTERNASIONAL
•
Lingkungan politik dan hukum
dalam konteks internasional
merupakan faktor paling penting yang
mempengaruhi program periklanan dan promosi internasional. Regulasi yang berbeda
antarnegara, termasuk pertimbangan kedaulatan suatu negara, nasionalistik dan faktor kultural yang saling berkaitan merupakan bagian yang digunakan untuk melindungi warganegaranya. Tidak hanya dari dampak pesan periklanan yang misleading, namun dalam banyak kasus,
misleading, namun dalam banyak kasus, kegiatan periklanan secara menyeluruh.
•
Sulit untuk menggeneralisir
regulasi periklanan pada level
internasional
, jika pemerintah suatu negara mengekang periklanan itu. Peraturan pemerintah dan hambatannya bervariasi pada program periklanan perusahaan, namun kisarannya mencakup:1. Jenis produk yang diiklankan
2. Konten pendekatan kreatif yang digunakan 3. Media yang digunakan pengiklan
4. Jumlah periklanan dalam satu pengiklan secara keseluruhan atau di dalam suatu medium tertentu.
5. Penggunaan bahasa asing di dalam iklan. 6. Penggunaan material periklanan di negara
asing.
7. Penggunaan agensi lokal versus agensi internasional, dan
8. Pajak khusus yang dikenakan yang mungkin tak sejalan dengan investasi periklanan asing di suatu negara.