• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTENSI PENGGUNAAN E-WALLET DITINJAU DARI UTAUT 2 MODEL PADA MAHASISWA DI INDONESIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTENSI PENGGUNAAN E-WALLET DITINJAU DARI UTAUT 2 MODEL PADA MAHASISWA DI INDONESIA SKRIPSI"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

INTENSI PENGGUNAAN E-WALLET DITINJAU DARI UTAUT 2 MODEL PADA MAHASISWA DI INDONESIA

SKRIPSI

SKRIPSI Oleh:

Atika Rahma Rafida 16320182

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2020

(2)

i

INTENSI PENGGUNAAN E-WALLET DITINJAU DARI UTAUT 2 MODEL PADA MAHASISWA DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

Psikologi

Oleh : Atika Rahma Rafida

16320182

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2020

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

INTENSI PENGGUNAAN E-WALLET DITINJAU DARI UTAUT 2 MODEL PADA MAHASISWA DI INDONESIA

Dipertahankan di depan Dosen Penguji Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

Pada Tanggal _ 10 Februari 2021_

(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Atika Rahma Rafida

NIM : 16320182

Program Studi : Psikologi

Judul Skripsi : Intensi Penggunaan E-wallet Ditinjau Dari UTAUT 2 Model Pada Mahasiswa Di Indonesia

Melalui surat ini saya menyatakan bahwa:

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun, serta penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain atau pelanggaran lain yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas Islam Indonesia. Skripsi yang saya buat merupakan karya ilmiah saya sebagai penulis, bukan jiplakan atau karya orang lain.

2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas Islam Indonesia.

3. Apabila dikemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia ditemukan terbukti secara meyakinkan bahwa skripsi ini adalah jiplakan atau karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang ditetapkan Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta, 1 Februari 2021 Yang menyatakan,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin berkat rahmat dan ijin ALLAH SWT, saya

dimudahkan dan dilancarkan untuk menyelesaikan sebagian tugas saya. Karya ini saya persembahkan untuk:

Diri Saya Sendiri

Terima kasih sudah bertahan dan berjuang untuk bisa sampai di tahap ini.

Ayah dan Mama

Karya ini aku persembahkan untuk Ayah dan Mama, meskipun aku tahu ini semua tidak sebanding dengan semua pengorbanan yang telah Ayah dan Mama berikan untukku. Terima kasih atas do’a, cinta, dan kasih sayang yang tak pernah putus. Terima kasih untuk kepercayaan, perhatian, pengertian, nasihat, dan dukungan yang selalu diberikan selama ini. Melalui karya ini, aku persembahkan dengan sepenuh hati sebagai wujud rasa sayang, tanggung jawab, dan terima kasih pada Ayah dan Mama. Semoga Ayah dan Mama selalu berada dalam lindungan Allah SWT, serta diberi kesehatan, kebahagiaan, kemuliaan, dan segala kebaikan Ayah dan Mama dibalas oleh ALLAH SWT serta menjadi amal yang membawa Ayah dan Mama menuju surga-Nya.

(6)

v

HALAMAN MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286)

“Ya Allah, permudahkanlah urusanku, jangan Engkau persulit”

“Aku adalah sebenar-benarnya diriku dan referensi yang ku pilih” – Riky Firdaus Wijaksana

“Terbentur, Terbentur, Terbentuk” – Tan Malaka

“Terlatih menerima ketidaksempurnaan akan mencegah kita tenggelam dalam pusaran kecemasan yang tak berkesudahan” – Adjie Santosoputro

(7)

vi PRAKATA

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, kekuatan, kemudahan, dan kelancaran yang telah diberikan kepada saya sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Segala yang terjadi selama proses pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini tak pernah lepas dari bantuan dan izin Allah SWT. Tak lupa pula saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

2. Ibu Resnia Novitasari, S.Psi., M.A, selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya yang member dukungan dan bantuan bagi seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi selama masa perkuliahan.

3. Ibu Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabarannya selama proses penyusunan skripsi, sehingga saya bisa menyelesaikan karya ini dengan baik. 4. Bapak Dr. Faraz, SIP., M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima

(8)

vii

5. Ibu Dr. Phil. Emi Zulaifah, Dra., M.Sc., Psikolog selaku Dosen Mata Kuliah Karya Ilmiah. Terima kasih Bu Emi atas segala kebaikan dan dukungan yang diberikan kepada saya.

6. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Terima kasih atas ilmu dan pengalaman berharga yang sangat bermanfaat bagi saya selama masa perkuliahan.

7. Ayah dan Mama. Terima kasih atas segala dukungan, do’a, dan restu yang diberikan untukku selama ini. Semoga Ayah dan Mama selalu dalam lindungan Allah, serta diberi kesehatan, kebahagiaan, kemuliaan, dan segala kebaikan Ayah dan Mama dibalas oleh Allah SWT serta menjadi amal yang membawa Ayah dan Mama menuju surga-Nya.

8. Kakakku Aulia Nastiti Utami. Terima kasih atas rasa sayang, do’a, dan dukungan yang diberikan untukku selama menemani merantau di perantauan selama ini.

9. Almarhumah Eyang Krisnari. Terima kasih untuk kasih sayang, do’a, dan dukungan yang diberikan selama ini. Terima kasih sudah menjadi sosok yang sabar, kuat, dan pemaaf. Terima kasih sudah mengajarkanku mengenai pentingnya arti pulang. Maaf, aku tidak ada di sisi Eyang saat detik-detik Eyang berpulang.

10. Keluarga Besar UKM Basket FPSB UII. Terima kasih atas pengalaman dan dukungan yang luar biasa yang kalian berikan. Terima kasih sudah mau menemani saya tumbuh hingga saat ini.

(9)

viii

11. Teruntuk Bang Gara, Bang Rangga, Bang Inal, Bang Fazi, Bang Rahman, Bang Quik, Mba Mona, Mba Khai, dan Mba Ica. Terima kasih sudah membuatku bertahan di masa awal perkuliahan dan menjadi keluarga sekaligus sosok yang selalu mengingatkan pentingnya sebuah momentum. 12. Manajemen UKM Basket FPSB UII. Terima kasih atas segala tawa, bahagia,

pengalaman yang sama-sama kita bagi setiap kali bertemu. Terima kasih telah menerimaku apa adanya dan selalu mau menjadi tempatku berkeluh kesah selama ini.

13. Keluarga Riverside, Tante Ari, Om Dadang, Kak Fidha, Maryam, dan Nadia. Terima kasih banyak telah menemani dan mendukungku di masa-masa akhir perkuliahan hingga saat ini. Terima kasih telah menjadi pelipur lara dan selalu ada ketika aku membutuhkan.

14. Teruntuk teman seperjuangan Takia, Aulia, Dama, Astri, Syadza, Raisa, Amadea, Intan, Hening, Sandya, Fajri, Refo, Julyan, Galuh, dan Ardian. Terima kasih sudah menjadi teman yang baik dan menemani perjalanan di masa perkuliahanku selama 4 tahun ini. Terima kasih sudah menjadi tempatku untuk berkeluh kesah, berbagi suka, dan duka. Maaf jika ku sering buat susah. Semoga pertemanan kita bertahan lama. Sehat, bahagia, dan sukses untuk kita semua.

15. Teruntuk Bagas, Evan, dan Safira. Terima kasih sudah menjadi teman dari masa putih abu-abu hingga saat ini. Terima kasih sudah menjadi salah satu alasanku untuk pulang. Sehat-sehat kalian semua. Tunggu aku pulang!

(10)

ix

16. Keluarga Psikologi UII 2016. Terima kasih atas dukungan, bantuan, dan kebersamaan yang telah kita bagi bersama kurang lebih 4 tahun ini. Semoga tetap menjadi orang-orang hebat, sukses untuk kita semua.

17. Teruntuk Kunto Aji, Mario Pratama, Narendra Pawaka, dan Reza Chandika. Terima kasih atas dukungan melalui karya yang tulus kalian ciptakan sepenuh hati. Karya yang kalian ciptakan selalu menjadi teman, sumber suka, dan cita, sekaligus menjadi penenang ketika kepala sedang riuh tak bersuara.

18. Responden skripsi, praktimum, tugas, dan seluruh pihak serta teman-teman yang pernah terlibat dan membantu saya selama masa perkuliahan. Semoga segala kebaikan kalian senantiasa dibalas oleh Allah SWT.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada semua pihak atas segala kebaikan yang telah diberikan. Saya berharap semoga karya yang masih jauh dari kata sempurna ini bisa memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin Ya Rabbal’aalamiin.

Yogyakarta, 1 Februari 2021

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Intensi Penggunaan E-wallet ... 8

1. Definisi Intensi Penggunaan E-wallet ... 8

2. Aspek Intensi Penggunaan E-wallet ... 9

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Intensi Penggunaan dengan Pendekatan UTAUT 2 Model ... 11

B. UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) 2 ... 14

1. Definisi UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) 2 ... 14

C. Kerangka Konseptual ... 16

(12)

xi

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Desain Penelitian ... 23

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Pengukuran ... 24

1. Intensi Penggunaan E-wallet ... 24

2. UTAUT 2 Model ... 25

D. Prosedur Penelitian ... 26

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ... 28

A. Orientasi Kancah dan Persiapan ... 28

1. Orientasi Kancah ... 28

2. Persiapan ... 29

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ... 32

C. Hasil Penelitian ... 33

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 33

2. Deskripsi Data Penelitian ... 38

3. Uji Asumsi ... 40 4. Uji Hipotesis ... 43 5. Analisis Tambahan ... 45 D. Pembahasan ... 48 BAB V PENUTUP...59 A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN ... 66

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Intensi Penggunaan E-wallet Sebelum Uji Coba

... .25

Tabel 2 Distribusi Aitem Skala UTAUT 2 Sebelum Uji Coba ... 25

Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Intensi Penggunaan E-wallet Setelah Uji Coba .. 31

Tabel 4 Distribusi Aitem Skala UTAUT 2 Setelah Uji Coba ... 31

Tabel 5 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia ... 33

Tabel 6 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 7 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Tahun Angkatan ... 35

Tabel 8 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 35

Tabel 9 Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Uang SakuTabel 9 ... 36

Tabel 10 Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Jenis E-Wallet ... 36

Tabel 11 Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Pengalaman menggunakan E-Wallet... 37

Tabel 12 Deskripsi Data Penelitian ... 38

Tabel 13 Norma Kategorisasi... 38

Tabel 14 Kategorisasi Intensi Penggunaan E-wallet ... 39

Tabel 15 Kategorisasi UTAUT 2 ... 39

Tabel 16 Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 17 Hasil Uji Linearitas ... 42

Tabel 18 Hasil Uji Hipotesis ... 43

Tabel 19 Hasil Uji Korelasi Konstruk UTAUT 2 terhadap Intensi Penggunaan E-wallet ... 44

Tabel 20 Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 21 Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Pengalaman menggunakan E-wallet ... 46

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Try Out ... 67

Lampiran 2 Tabulasi Data Try Out ... 81

Lampiran 3 Hasil Analisis Aitem Try Out ... 90

Lampiran 4 Skala Setelah Try Out ... 94

Lampiran 5 Tabulasi Data Try Out ... 108

Lampiran 6 Data dan Skor Partisipan ... 121

Lampiran 7 Kategorisasi Data Penelitian ... 128

Lampiran 8 Uji Asumsi Data ... 132

Lampiran 9 Uji Hipotesis ... 134

Lampiran 10 Uji Beda ... 138

(15)

xiv

INTENSI PENGGUNAAN E-WALLET DITINJAU DARI UTAUT 2 MODEL PADA MAHASISWA DI INDONESIA

Atika Rahma Rafida1, Ike Agustina2

Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Email: 16320182@students.uii.ac.id

ABSTRAK

Intensi penggunaan e-wallet merupakan indikator kesiapan dan keinginan seseorang yang mengarah pada sikap dari suatu perilaku tertentu. UTAUT 2 Model merupakan model penerimaan teknologi yang dikembangkan sebagai model terintregasi yang komprehensif untuk lebih memahami penerimaan dan penggunaan yang dilakukan oleh konsumen terhadap teknologi atau sistem baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensi penggunaan e-wallet dan UTAUT 2 Model pada mahasiswa di Indonesia. Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara intensi penggunaan e-wallet dan UTAUT 2 Model pada mahasiswa. Penelitian ini melibatkan 212 mahasiswa aktif program sarjana dan diploma berusia 18 tahun hingga 25 tahun di Indonesia. Responden penelitian ini terdiri dari 52 laki-laki dan 160 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima dengan nilai r = 0,079 dan nilai p = 0,000. Intensi penggunaan e-wallet memberikan sumbangan sebesar 7,95% terhadap UTAUT 2 pada mahasiswa di Indonesia.

(16)

xv

THE INTENTION OF E-WALLET REVIEWED BY THE UTAUT 2 MODELS TO STUDENTS IN INDONESIA

Atika Rahma Rafida1, Ike Agustina2

Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Email: 16320182@students.uii.ac.id

ABSTRACT

The intention of e-wallet use is the indicator of preparation and self-desire of individual that leads to the attitude of a certain behavior. UTAUT 2 Models is a model of technology acceptance that developed as integrated model as comprehensively to more understand the acceptance and the use that doing by consumer against the technology or new system. The purpose of this research is to find the relation between the intention of e-wallet use and UTAUT 2 Models of the students in Indonesia. The hypothesis of this research is that there is a relation positive between the intention and acceptance of technology use in students. This research involves 202 active undergraduate and associate degree students aged between 18 to 25 years old in Indonesia. The respondents of this research also consist of 52 males and 160 females. The result of this research shows that hypothesis is accepted with value number r = 0,079 and p = 0,000. The intention of e-wallet use also gives the contribution of 7,95% against the UTAUT 2 Models to students in Indonesia.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era modern saat ini, perkembangan teknologi telah menyebabkan perubahan dibidang ekonomi dengan begitu cepat. Perkembangan teknologi yang mengarah pada inovasi finansial salah satunya adalah alat pembayaran. Sejarah membuktikan perkembangan alat pembayaran terus berubah-ubah bentuknya, mulai dari bentuk logam, uang kertas konvensional, hingga kini alat pembayaran telah mengalami evolusi berupa data yang dapat ditempatkan pada suatu wadah (Adiyanti, 2015). Perubahan alat pembayaran berkembang seiring dengan meningkatnya mobilitas serta kebutuhan masyarakat. Selain itu, tingginya jumlah uang yang beredar disertai maraknya kasus pemalsuan uang menjadi latar belakang Bank Indonesia dalam mencanangkan gerakan penggunaan instrumen non tunai. Bank Indonesia telah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dengan tujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan instrumen non tunai dalam kegiatan ekonominya.

Salah satu instrumen non tunai adalah penggunaan uang elektronik berbasis server (server based) yang artinya, uang elektronik tidak mempunyai bentuk fisik seperti kartu, melainkan pencatatan transaksi keuangan yang ditampung pada server aplikasi disebut dengan dompet elektronik (e-wallet).

E-wallet memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam penggunaannya karena sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun memiliki frekuensi

(18)

2

yang tinggi. Selain itu, keunggulan yang dimiliki e-wallet diantaranya ialah mengedepankan kecepatan dan kemudahan apabila dibandingkan dengan instrumen pembayaran non tunai lainnya.

Menurut Amaroso (2011) penggunaan e-wallet juga disebabkan karena adanya penggunaan smartphone yang dimiliki hampir semua orang, serta dalam penggunaan smartphone sendiri sebagai perantara untuk menggunakan layanan

e-wallet. Penggunaan e-wallet melalui smartphone sudah menjadi keseharian bagi

masyarakat pada umumnya. Hal ini menjadi sangat relevan karena pada kenyataannya perilaku masyarakat saat ini menginginkan agar keinginan dan kebutuhannya dapat dipenuhi secara cepat dan efisien. Secara umum, masyarakat akan menggunakan produk e-wallet apabila didukung oleh lingkungan sosial serta, dilihat dari segi kegunaan dan manfaat dari produk tersebut sehingga mampu membuat pekerjaannya menjadi efektif dan efisien.

E-wallet sendiri digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi dan

preferensi penggunanya, seperti pembayaran makanan, alat transportasi, pembayaran belanja baik online maupun di toko ritel, membayar tagihan, dan lain sebagainya. Guhr, Loi, dan Breitner (2013) mengatakan bahwa kecenderungan minat konsumen dalam menggunakan e-wallet akan meningkat seiring dengan banyaknya manfaat yang dirasakan untuk mengakses berbagai jenis pembayaran. Perilaku minat seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda (Silaen & Prabawani, 2019). Selain itu, konsumen tentu akan menggunakan e-wallet yang mudah dipahami, memberikan manfaat, serta promosi yang memikat sehingga, besar kemungkinan konsumen

(19)

3

akan berniat melakukan pembelian terus-menerus terhadap produk e-wallet tersebut.

Olsen (2011) berpendapat bahwa keberadaan e-wallet bukan sebagai pengganti transaksi tunai tetapi sebagai komplemen uang tunai. Selain itu, Pamungkas (2018) juga mengemukakan bahwa sebelum muncul uang elektronik hanya segelintir masyarakat di Indonesia yang mengenal pembayaran non-tunai. Pada dasarnya dengan adanya uang elektronik, masyarakat dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun, karena ketidaktahuannya masyarakat masih jarang dan bahkan tidak tahu apa itu uang elektronik. Masyarakat masih menganggap bahwa uang fisik lebih mudah dan efisien guna melakukan transaksi. Selain itu, hidup di Indonesia pun masih ada kendala mengenai keterbatasan alat teknologi, serta kebutuhan yang beragam membuat sebagian kota atau daerah masih belum mampu menggunakan teknologi canggih ini. Semua outlet yang non-virtual pun masih menggunakan pembayaran tunai sebagai alat pembayaran yang utama. Oleh karena itu, konsumen sendiri yang akan menentukan ingin menggunakan uang tunai sebagai pembayaran atau menggunakan e-wallet.

Fenomena yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa, meskipun sudah banyak layanan yang menggunakan e-wallet namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui secara mendalam tentang kegunaan dan manfaat dari

wallet itu sendiri. Sebagian besar masyarakat Indonesia dalam menggunakan e-wallet hanya sekadar mengenal, mencari cashback diskon, dan tidak ingin

(20)

4

dan beralih menggunakan wallet (Prakosa, 2020). Selain itu, penggunaan

e-wallet juga tidak terlepas dari berbagai kendala. Setyowati (2018) mengemukakan

bahwa dalam menggunakan layanan e-wallet dengan menggunakan Quick

Response Code (QR Code) berpotensi menyebabkan masalah baru dalam

pembayaran. Hal tersebut dikarenakan kode QR yang bersifat statis atau bisa ditempel di manapun menjadi faktor kemungkinan adanya pencurian data pengguna seperti Personal Identification Number (PIN) sampai pada pencurian uang milik pengguna e-wallet.

Kendala lainnya dalam menggunakan layanan e-wallet yaitu adanya biaya administrasi dari bank ketika akan melakukan top-up saldo e-wallet, serta tidak semua pengguna e-wallet menggunakan mobile banking yang mana dirasa cukup merepotkan apabila harus secara konvensional pergi ke ATM untuk mengisi saldo. Selain itu, Laksito (2018) berpendapat bahwa dibalik kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan, juga terdapat faktor tidak efektif dan efisien dalam penggunaan e-wallet. Perihal tersebut terkait adanya transaksi yang dapat ditolak

merchant apabila mesin reader ternyata error karena mengalami gangguan

sehingga menghabiskan waktu pengguna dalam menggunakan layanan e-wallet. Berbagai isu tersebut dapat menjadi penyebab yang menimbulkan adanya kesadaran masyarakat akan adanya e-wallet namun, intensi dalam menggunakan

e-wallet masih tergolong rendah.

Di sisi lain, e-wallet yang bersifat fleksibel dan praktis akan memudahkan pengguna hanya dengan menggunakan smartphone yang dimiliki. Sehingga, hal tersebut mempengaruhi intensi menggunakan e-wallet bagi pengguna smartphone.

(21)

5

Menurut hukum dasar teori Ajzen (1991) menjelaskan bahwa intensi yang sangat kuat akan memunculkan perilaku. Intensi menunjukkan seberapa kuat seseorang bersedia mencoba dan merencanakan untuk mewujudkan sebuah tindakan. Sedangkan, intensi menggunakan merupakan suatu keinginan untuk melakukan perilaku (Jogiyanto, 2007). Sehingga, semakin kuat intensi seseorang, maka semakin kuat pula perilakunya.

Berdasarkan berbagai data yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan e-wallet di Indonesia masih belum optimal. Sedangkan, guna mendukung adanya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) diperlukan adanya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran. Perihal tersebut akan menjadi penghambat apabila masyarakat tidak dapat menerima dan memanfaatkan penggunaan e-wallet dengan sebaik mungkin. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan menguji sebuah model konseptual mengenai intensi dalam menggunakan e-wallet dengan menjadikan mahasiswa di Indonesia sebagai responden penelitian.

Pemilihan mahasiswa sebagai responden penelitian dikarenakan mahasiswa seringkali dianggap mudah dalam menerima, mengadopsi, serta terbiasa hidup berdampingan dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut menjadikan mahasiswa sebagai segmen pasar yang potensial sebagai pengguna

e-wallet. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Haryono, dkk. (2015)

menjelaskan bahwa, meskipun banyak mahasiswa yang telah menggunakan uang elektronik, namun masih tergolong dalam kategori rendah dalam penggunaannya

(22)

6

sebagai alat pembayaran. Ramadhan, dkk. (2016) juga mengatakan dalam penelitiannya dengan subjek mahasiswa FEB UNDIP yang menjelaskan bahwa belum banyak penggunaan kartu Flazz BCA dalam transaksi ekonomi sehari-hari khususnya pada lingkup FEB UNDIP. Mayoritas mahasiswa hanya menggunakan kartu Flazz BCA sebagai kartu identitas dan kartu presensi sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, penulis ingin menelusuri lebih lanjut terkait urgensi yang membuat intensi dalam menggunakan e-wallet masih tergolong rendah, khususnya pada mahasiswa di Indonesia.

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 2 Model

oleh Venkatesh (2012) menjadi dasar dalam penyusunan kerangka penelitian. UTAUT 2 Model merupakan model yang menjelaskan lebih banyak mengenai penerimaan indvidu dan penggunaan dari teknologi informasi. Model ini menggagas tujuh buah konstruk dalam menentukan niat perilaku pengguna yaitu, ekspetasi kinerja (performance expectancy), ekspetasi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), kondisi yang memfasilitasi (facilitating

condition), motivasi hedonisme (hedonic motivation), nilai harga (price value),

dan kebiasaan (habit). Tujuan dari UTAUT 2 Model guna mengidentifikasi konstruk dari penelitian terkait penerimaan dan penggunaan teknologi, sehingga melalui penelitian ini penulis ingin menguji secara empiris terkait intensi penggunaan e-wallet dan UTAUT 2 Model.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Intensi Penggunaan E-wallet Ditinjau dari

(23)

7

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskanlah permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ekspetasi kinerja memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet?

2. Apakah ekspetasi usaha memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet?

3. Apakah pengaruh sosial memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet?

4. Apakah kondisi yang memfasilitasi memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet?

5. Apakah motivasi hedonis memiliki pengaruh korelasi terhadap intensi penggunaan e-wallet?

6. Apakah nilai harga memiliki pengaruh korelasi terhadap intensi penggunaan e-wallet?

7. Apakah kebiasaan memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan

e-wallet?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara intensi penggunaan e-wallet dan UTAUT 2 Model pada mahasiswa di Indonesia.

(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Intensi Penggunaan E-wallet

1. Definisi Intensi Penggunaan E-wallet

Menurut Ajzen (1991) hukum dasar teori adalah intensi yang sangat kuat akan memunculkan perilaku. Intensi menunjukan seberapa kuat seseorang bersedia mencoba dan merencanakan untuk mewujudkan sebuah tindakan. Selain itu, Mok dan Lee (2013) mendefinisikan intensi sebagai suatu fungsi dari beliefs dan informasi bahwa hasil yang spesifik akan bisa diperoleh individu jika menampilkan suatu perilaku tertentu.

Ajzen dan Fishbein (1975) berpendapat bahwa intensi individu untuk melakukan suatu perilaku merupakan fungsi dari gabungan antara sikap terhadap suatu perilaku tertentu dan keyakinan tentang apa yang orang lain harapkan terhadap dirinya untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Kemudian, Armitage dan Christian (2003) mengatakan bahwa intensi tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap perilaku tertentu, tetapi juga persepsi yang diperoleh individu dari tekanan sosial. Selain itu, intensi dapat dijelaskan melalui teori perilaku terencana yang merupakan pengembangan dari teori tindakan beralasan. Intensi sendiri dapat merefleksikan kesediaan individu tersebut untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005).

(25)

9

Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa intensi menggunakan merupakan suatu keinginan untuk melakukan perilaku. Keinginan individu itu muncul guna menggunakan kembali sesuatu yang sama apabila suatu waktu memerlukan kembali (Taylor & Baker, 1994). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan, intensi menggunakan merupakan suatu indikator kesiapan dan keinginan seseorang yang mengarah pada sikap dari suatu tindakan tertentu. Semakin kuat intensi seseorang, maka akan semakin kuat pula perilakunya.

2. Aspek Intensi Penggunaan E-wallet

Ajzen (2005) menjelaskan bahwa niat untuk berperilaku (intention) dapat digunakan untuk meramalkan seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan tingkah laku, serta seberapa usaha yang direncanakan atau akan dilakukan untuk menampilkan suatu tingkah laku. Jadi sebelum perilaku muncul, terlebih dahulu terbentuk intensi atau niat untuk memunculkan perilaku tersebut. Pada konsep Theory of Planned Behavior terdapat empat aspek terhadap behavioral intention, antara lain:

a. Target

Target merupakan suatu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang tertentu/objek tertentu (particular objek),

(26)

10

sekelompok orang/sekelompok objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object).

b. Action

Action merupakan suatu tindakan atau perilaku yang akan

diwujudkan secara nyata. c. Context

Context atau situasi merupakan situasi yang mendukung untuk

dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Selain itu, situasi dapat pula diartikan sebagai lokasi terjadinya perilaku. Situasi tertentu yang memunculkan intensi untuk berperilaku menggunakan merupakan keadaan yang dikehendaki individu untuk melakukan perilaku tersebut. Perihal tersebut meliputi tempat, situasi atau suasana, serta keadaan individu itu sendiri.

d. Time

Time merupakan waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu

tertentu dalam satu periode atau tidak terbatas dalam satu periode, misalnya waktu yang spesifik (hari tertentu, tanggal tertentu, dan jam tertentu), periode tertentu (bulan tertentu), dan waktu yang tidak terbatas (waktu yang akan datang).

Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat aspek konsep Theory of Planned Behavior terhadap behavioral intention yaitu, target merupakan suatu objek yang menjadi sasaran perilaku, action merupakan merupakan suatu tindakan atau perilaku yang akan diwujudkan

(27)

11

secara nyata, context merupakan situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku, dan time merupakan waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu dalam satu periode atau tidak terbatas dalam satu periode.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Intensi Penggunaan dengan pendekatan UTAUT 2 Model

Faktor-faktor yang mempengaruhi niat atau intensi penggunaan dengan pendekatan UTAUT 2 Model, antara lain:

a. Ekspetasi Kerja (Performance Expectancy)

Ekspetasi kerja merupakan tingkat kepercayaan individu bahwa melalui penggunaan sistem dapat membantu dirinya guna memperoleh manfaat dalam aktivitasnya (Venkatesh, dkk. 2003).

b. Ekspetasi Usaha (Effort Expectancy)

Ekspetasi usaha merupakan kemudahan penggunaan suatu sistem dapat mengurangi upaya berupa tenaga dan waktu seseorang dalam beraktivitas (Venkatesh, dkk. 2003). Selaras dengan penelitian Davis (1989) yang menyatakan bahwa teknologi informasi yangbersifat fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dalam hal pengoperasiannya akan menimbulkan intensi dalam menggunakan teknologi informasi tersebut dan seterusnta akan menggunakan teknologi informasi tersebut. Ekspetasi usaha merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi minat penggunaan teknologi baru (Oliveira, 2016).

(28)

12

Pengaruh sosial merupakan suatu tingkatan dimana seorang individu menganggap orang disekitarnya untuk menggunakan sistem baru (Venkatesh, dkk. 2003). Selain itu, pengaruh sosial juga mengacu pada sejauh mana seorang individu merasakan bahwa orang lain penting untuk percaya dalam menggunakan sistem baru (Al-Qeisi & Iibrahim, 2009). d. Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Condition)

Kondisi yang memfasilitasi merupakan sebuah kondisi pendukung mengacu pada sejauh mana individu percaya bahwa infrastruktur yang ada di organisasi mendukung penggunaan teknologi. Apabila terdapat infrastruktur yang memadai dan mendukung penggunaan suatu teknologi, maka minat penggunaan teknologi akan meningkat (Oliveira, 2016)

e. Motivasi Hedonisme (Hedonic Motivation)

Motivasi hedonis merupakan sejauh mana seseorang mendapat kesenangan atau kebahagiaan dari teknologi yang sedang ia gunakan, serta telah terbukti memiliki peran penting dalam menentukan penerimaan dan penggunaan teknologi (Brown dan Venkatesh dalam Wulandari & Yadnyana, 2016). Unsur instrinsik dalam motivasi hedonis adalah kesenangan, kegembiraan, atau hiburan yang mana berpengaruh dalam mendorong seseorang untuk memiliki minat penggunaan teknologi baru (Heijden, 2004).

f. Nilai Harga (Price Value)

Nilai harga merupakan persepsi seseorang terhadap biaya yang dihabiskan dalam menggunakan teknologi guna mendapatkan manfaat

(29)

13

yang dirasakannya (Dodds, dkk. 1991). Ketika manfaat yang dirasakan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, maka pengguna akan menunjukkan kesediaan untuk mengadopsi teknologi tertentu. Selain itu, nilai harga dalam pengambilan keputusan konsumen tentang penggunaan suatu teknologi merupakan faktor penting yang memengaruhi minat penggunaan teknologi (Venkatesh, dkk. 2012).

g. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan suatu kondisi yang menunjukkan sejauh mana pengguna cenderung menggunakan teknologi sebagai indikatornya. Kebiasaan terdiri dari tiga konstruk yaitu, perilaku masa lalu, perilaku refleks, dan pengalaman individu (Ramdhani, 2017). Kebiasaan memiliki potensi besar untuk menjelaskan perilaku konsumen terkait yang mungkin tidak lagi berada di bawah kendali secara keseluruhan (Limayem, 2007).

Pada penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh konstruk yang memengaruhi intensi penggunaan dengan menggunakan pendekatan UTAUT 2 Model yaitu, ekspetasi kinerja (performance

expectancy) adalah sejauh mana pengguna mendapat manfaat dalam

menggunakan suatu sistem atau teknologi, ekpetasi usaha (effort

expectancy) adalah suatu tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan

sistem informasi, pengaruh sosial (social influence) adalah keterkaitan dorongan orang sekitar pada pengguna dalam meyakinkan untuk menggunakan suatu teknologi, kondisi yang memfasilitasi (facilitating

(30)

14

yang tersedia untuk menggunakannya, motivasi hedonis (hedonic

motivation) adalah sejauh mana seseorang mendapat kesenangan atau

kebahagiaan dari teknologi yang sedang ia gunakan, nilai harga (price

value) adalah pertimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat

yang diperoleh dari penggunaan teknologi, dan kebiasaan (habit) adalah bagaimana seseorang menggunakan suatu sistem dalam kehidupan sehari-hari.

B. UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) 2 1. Definisi UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) 2

Model UTAUT adalah model penerimaan dan penggunaan teknologi yang dikemukakan oleh Venkatesh, dkk. (2003). Model UTAUT dikembangkan sebagai model terintegrasi yang komprehensif untuk lebih memahami penerimaan dan penggunaan konsumen terhadap teknologi atau sistem baru. UTAUT disusun atas empat faktor penentu langsung yang bersifat signifikan terhadap minat pemanfaatan dan penggunaan sistem informasi, yaitu ekpetasi kinerja, ekpetasi usaha, faktor sosial, serta kondisi yang memfasilitasi. Selain itu, model UTAUT 2 merupakan pengembangan dari model UTAUT, yang mana UTAUT 2 menjelaskan perihal penerimaan dan penggunaan dari sebuah teknologi dalam konteks konsumen (Venkatesh, dkk. 2012).

UTAUT 2 menguraikan hubungan teknologi dengan pengguna dimana mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi individu untuk menggunakan

(31)

15

teknologi. Menurut Pertiwi dan Ariyanto (2017), dalam UTAUT 2 terdapat tiga konstruk yang ditambahkan yaitu motivasi hedonis, nilai harga, dan kebiasaan. Selain itu, model UTAUT 2 mengadopsi perspektif integratif dan memiliki kekuatan penjelasan yang meningkat apabila dibandingkan dengan model adopsi teknologi lainnya (Venkatesh, 2012). Penggunaan model UTAUT 2 telah diadopsi secara bertahap untuk mengeksplorasi berbagai isu terkait dengan penggunaan suatu teknologi dan untuk membuktikan faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan dan penggunaan teknologi oleh pengguna. Tujuan dari model UTAUT 2 adalah mengidentifikasi tiga konstruk penting dari penerimaan dan penggunaan teknologi baik untuk umum konsumen, serta merubah beberapa hubungan yang sudah ada pada konsep model UTAUT dan mengenalkan hubungan baru. Adapun variabel moderasi dalam model UATUT yaitu, umur (age), jenis kelamin (gender), dan pengalaman (experience).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, UTAUT merupakan model penerimaan teknologi yang dikembangkan sebagai model terintegrasi yang komprehensif untuk lebih memahami penerimaan dan penggunaan konsumen terhadap teknologi atau sistem baru. Model UTAUT 2 merupakan pengembangan dari model UTAUT, yang mana UTAUT 2 menjelaskan perihal penerimaan dan penggunaan dari sebuah teknologi dalam konteks konsumen.

(32)

16

C. Kerangka Konseptual

Intensi dalam penggunaan e-wallet dapat diukur menggunakan teori yang dapat mendeskripsikan tingkat penerimaan dan penggunaan terhadap suatu teknologi. Hal ini diperkuat dengan adanya penjelasan yang mengatakan bahwa adanya sebuah konstruksi kunci dari model teori Unified Theory of Acceptance

and Use of Technology (UTAUT). Venkatesh , dkk. (2003) menjelaskan bahwa

guna mengetahui faktor yang mendorong seseorang untuk menggunakan suatu sistem, salah satunya dengan model Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology (UTAUT).

Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan sebuah model teori yang berpengaruh dan banyak diadopsi untuk melakukan penelitian penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap suatu teknologi informasi (Jati, 2012). Model ini memiliki empat konstruk sebagai faktor penentu dalam penerimaan teknologi dan perilaku pengguna, yaitu ekspetasi kerja (performance expectancy), ekspetasi usaha (effort expextancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating

conditions). Pada UTAUT 2, terdapat penambahan tiga variabel penentu, yaitu

motivasi hedonis (hedonic motivation), nilai harga (price value), dan kebiasaan (habit) (Venkatesh, 2012).

Ekspetasi kerja (performance expectancy) merupakan tingkat kepercayaan individu yang mana dengan penggunaan sistem dapat membantu dirinya guna memperoleh manfaat dalam aktivitasnya. Pada penelitian Venkatesh, dkk. (2003) dibuktikan bahwa ekspetasi kerja menjadi faktor yang paling kuat dalam

(33)

17

memberikan pengaruh terhadap penggunaan teknologi atau sistem informasi. Hal ini diperkuat dalam penelitian Sheikh, dkk. (2017) yang mana mengatakan bahwa apabila dibandingkan dengan konstruk yang lain, ekspetasi kerja dianggap konstruk yang bisa memberikan prediksi kuat terhadap minat penggunaan teknologi. Seorang mahasiswa akan terdorong menggunakan teknologi baru ketika mereka merasakan manfaat dari penggunaan teknologi dalam kegiatan sehari-hari. Sehingga, apabila seseorang meyakini dengan menggunakan e-wallet dapat membantu dan memperoleh manfaat dalam aktivitasnya seperti menghemat waktu yang mana dapat meningkatkan produktivitas, serta memudahkan dalam kegiatan sehari-harinya, maka kemungkinan besar mereka akan memutuskan untuk menggunakan e-wallet. Oleh karena itu, ekspetasi kerja dinilai memiliki korelasi yang positif dengan intensi penggunaan e-wallet.

Selain ekspetasi kerja, ekspetasi usaha juga menjadi faktor penting dalam intensi penggunaan e-wallet. Ekspetasi usaha (effort expectancy) merupakan suatu kemudahan penggunaan sistem yang dapat mengurangi upaya berupa tenaga dan waktu seseorang dalam beraktivitas (Venkatesh, dkk. 2003). Seorang mahasiswa cenderung akan menggunakan sistem teknologi yang bebas dari usaha yang mana berarti mudah dalam penggunaannya. Kemudahan tersebut akan menimbulkan kepercayaan seseorang bahwa sistem tersebut memiliki manfaat sehingga timbul rasa nyaman apabila menggunakannya. Davis (1989) menyatakan pengguna teknologi informasi memercayai bahwa teknologi informasi yang fleksibel, mudah dipahami, serta mudah dalam hal pengoperasiannya akan menimbulkan minat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut.

(34)

18

Intensi yang dimiliki seseorang untuk menggunakan e-wallet akan meningkat apabila, pengguna merasa bahwa mereka akan mengeluarkan tenaga yang lebih sedikit serta waktu yang singkat saat melakukan transaksi pembayaran dengan menggunakan e-wallet. Semakin tinggi tingkat kemudahan dalam menggunakan e-wallet maka, semakin tinggi pula niat dan penggunaan layanan tersebut. Oleh karena itu, ekspetasi usaha dinilai memiliki korelasi yang positif dengan intensi penggunaan e-wallet.

Pengaruh sosial (social influence) adalah suatu tingkatan dimana seorang individu menganggap orang disekitarnya untuk menggunakan sistem baru (Venkatesh, dkk. 2003). Pengaruh sosial mencerminkan pendapat dari seorang teman pengguna teknologi, kerabat, atau atasan untuk menggunakan teknologi. Konsep pengaruh sosial mengacu pada persepsi tentang kekuatan sosial atau lingkungan sekitar dalam menentukan intensi penggunaan e-wallet.

Pernyataan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai penilaian dalam bentuk positif dengan adanya e-wallet, sehingga mendorong pengguna untuk menggunakan layanan e-wallet. Semakin banyak orang yang berada di sekitar individu tersebut menggunakan e-wallet, maka semakin kuat pula intensi yang dimiliki individu tersebut dalam menggunakan layanan yang sama atau dengan kata lain akan menggunakan layanan e-wallet berdasarkan pengaruh sosialnya. Oleh karena itu, pengaruh sosial dinilai memiliki korelasi yang positif dengan intensi penggunaan e-wallet.

Kemudian, kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) merupakan sebuah kondisi pendukung mengacu pada sejauh mana individu percaya bahwa

(35)

19

infrastruktur yang ada di organisasi mendukung penggunaan teknologi. Konstruk ini mengacu pada persepsi individu tentang sumber daya dan dukungan untuk melakukan suatu perilaku (Venkatesh, dkk. 2012). Pada konteks intensi penggunaan e-wallet, kondisi yang memfasilitasi seperti perangkat keras, perangkat lunak, akses ke internet, dan dukungan pemerintah. Jika terdapat infrastruktur yang memadai dan mendukung penggunaan teknologi, maka intensi dalam penggunaanya juga akan meningkat. Oleh karena itu, kondisi yang mefasilitasi dinilai memiliki korelasi yang positif dengan intensi penggunaan

e-wallet.

Motivasi hedonis (hedonic motivation) merupakan sejauh mana seseorang mendapat kesenangan dari teknologi yang sedang ia gunakan (Brown dan Venkatesh dalam Wulandari & Yadnyana, 2016). Konstruk motivasi hedonis juga memiliki pengaruh terhadap intensi penggunaan e-wallet yang mana menjadi prediktor memainkan peran penting dalam menentukan penerimaan dan penggunaan teknologi. Motivasi hedonis merupakan perluasan konsep dari teori

perceived enjoyment. Perceived enjoyment adalah sejauh mana kesenangan dapat

diturunkan dari penggunaan teknologi (Heijden, 2004).

Pada penelitian ini, mahasiswa sebagai pengguna e-wallet tidak hanya peduli terhadap kinerja yang dihasilkan, melainkan juga perasaan yang diperoleh dari penggunaan e-wallet tersebut. Perihal pentingnya unsur intrinsik motivasi hedonis, seperti kesenangan, kegembiraan, atau hiburan merupakan komponen penting dalam membentuk minat penggunaan sistem atau teknologi baru, serta mempengaruhi niat perilaku terhadap intensi penggunaan e-wallet. Menurut

(36)

20

Venkatesh (2012), motivasi hedonisme memiliki peran penting terhadap niat dan perilaku penggunaan. Semakin tinggi tingkat kesenangan yang dirasakan oleh pengguna, maka semakin tinggi pula niat seseorang dalam menggunakan layanan tersebut. Oleh karena itu, motivasi hedonisme dinilai memiliki korelasi yang positif dengan intensi penggunaan e-wallet.

Nilai harga (price value) merupakan persepsi seseorang terhadap biaya yang dihabiskan dalam menggunakan teknologi guna mendapatkan manfaat yang dirasakannya (Dodds, dkk. 1991). Perihal komponen struktur biaya dan harga berpengaruh signifikan pada penggunaan teknologi (Venkatesh, 2012). Nilai harga memiliki pengaruh yang positif ketika manfaat dalam menggunakan teknologi dianggap lebih besar daripada biaya moneter dan nilai harga tersebut, sehingga berpengaruh positif pula terhadap niat penggunaan.

Pada konteks mahasiswa sebagai pengguna e-wallet harus memahami utilitas yang ada dalam setiap penggunaan e-wallet dengan biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan teknologi tersebut. Kondisi ini mengharuskan pengguna e-wallet harus memahami apakah teknologi yang digunakan memberikan keuntungan serta manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Ketika manfaat yang dirasakan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, maka konsumen akan menunjukkan kesediaan untuk mengadopsi serta meningkatkan intensi terhadap penggunaan e-wallet. Oleh karena itu, nilai harga dinilai memiliki korelasi yang positif dengan intensi penggunaan e-wallet.

Kebiasaan (habit) merupakan suatu kondisi yang menunjukkan sejauh mana pengguna cenderung menggunakan teknologi secara otomatis karena

(37)

21

pembelajaran sebelumnya sebagai indikatornya (Purwanto & Pramudiana, 2015). Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari konstruk experience (Kim & Malhotra, 2005). Semakin terbiasa seseorang dengan suatu sistem atau teknologi, maka semakin tinggi pula niat yang ditimbulkan dalam menggunakan layanan tersebut.

Mahasiswa cenderung mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta mudah memiliki kebiasaan sebagai bentuk dari pembelajaran dan pengalaman sebelumnya. Seiring dengan pengalaman yang meningkat dalam menggunakan teknologi, mahasiswa cenderung mulai terbiasa akan teknologi yang digunakannya. Ketika kebiasaan itu muncul, mereka cenderung lebih mengandalkan kebiasaan dibandingkan dengan informasi eksternal dan strategi pilihan lainnya (Gefen, 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari kebiasaan terhadap intensi dalam menggunakan e-wallet.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi memiliki korelasi positif dengan intensi penggunaan e-wallet pada mahasiswa di Indonesia. Semakin tinggi penerimaan penggunaan teknologi yang dimiliki pada mahasiswa, semakin tinggi pula intensi yang dimiliki dalam menggunakan e-wallet. Selain itu, adapun hipotesis berdasarkan tujuh konstruk UTAUT 2 Model terhadap intensi penggunaan e-wallet, antara lain:

1. Ekspetasi kerja memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan

(38)

22

2. Ekspetasi usaha memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan

e-wallet pada mahasiswa di Indonesia.

3. Pengaruh sosial memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan

e-wallet pada mahasiswa di Indonesia.

4. Kondisi yang memfasilitasi memiliki memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet pada mahasiswa di Indonesia.

5. Motivasi hedonisme memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan

e-wallet pada mahasiswa di Indonesia.

6. Nilai harga memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet pada mahasiswa di Indonesia.

7. Kebiasaan memiliki korelasi positif terhadap intensi penggunaan e-wallet pada mahasiswa di Indonesia.

(39)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif guna menguji hipotesis dengan menggunakan uji data statistik yang akurat serta, melibatkan variabel tergantung ialah Intensi Penggunaan E-wallet dan variabel bebas ialah UTAUT 2 Model. Secara konseptual, intensi penggunaan e-wallet merupakan suatu keinginan untuk melakukan perilaku. Keinginan individu tersebut muncul guna menggunakan kembali sesuatu yang sama apabila suatu waktu memerlukan kembali (Taylor & Baker, 1994). Menurut Ajzen (2005) menjelaskan bahwa intensi merupakan indikator kesediaan individu tersebut untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu. Intensi penggunaan e-wallet pada penelitian ini dilihat melalui skor yang diperoleh pada skala intensi penggunaan. Semakin kuat intensi seseorang, maka akan semakin kuat perilakunya.

UTAUT 2 Model pada penelitian ini mengacu pada konstruk yang dikemukakan oleh Venkatesh, dkk. (2003), yakni ekspetasi kinerja (performance

expectancy), ekspetasi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), kondisi yang memfasilitasi (facilitating condition), motivasi

hedonisme (hedonic motivation), nilai harga (price value), dan kebiasaan (habit). Skala penerimaan penggunaan teknologi pada penelitian ini memodifikasi skala yang dikemukakan oleh Venkatesh (2003). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penerimaan penggunaan teknologi, begitu pula sebaliknya.

(40)

24

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan mahasiswa laki-laki dan perempuan di Indonesia. Kriteria khusus dari responden adalah mahasiswa aktif program sarjana atau diploma yang sedang tidak terikat kerja fulltime maupun partime. Pemilihan responden mahasiswa ini karena mahasiswa seringkali dianggap mudah dalam menerima, mengadopsi, serta terbiasa hidup berdampingan dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut menjadikan mahasiswa sebagai segmen pasar yang potensial sebagai pengguna e-wallet. Peneliti akan mengambil sampel subjek sebanyak 82 orang. Teknik pengambilan sampling dilakukan secara acak.

C. Pengukuran 1. Intensi Penggunaan E-wallet

Skala intensi yang digunakan pada penelitian ini adalah skala yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan komponen konsep mengenai intensi yang dikemukakan oleh Ajzen (2005). Skala intensi terdiri dari 38 aitem. Terdapat empat aspek dalam intensi, diantaranya adalah target, action, context, dan

time. Jumlah aitem pada skala ini terdiri dari 38 aitem yang diuji cobakan,

dimana pada masing-masing aitem terdapat empat aspek tersebut, serta dibuat dengan variasi 20 aitem favorable dan 18 aitem unfavorable. Skala ini disusun dengan menggunakan metode likert scale yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Agak Sesuai (AS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), dimana poin 1 menunjukkan perilaku sangat tidak sesuai hingga poin 5 yang mencerminkan perilaku sangat sesuai. Berikut ini adalah tabel distribusi aitem pada skala intensi:

(41)

25

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Intensi Penggunaan E-wallet Sebelum Uji Coba

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

Target 1, 9, 17, 25, 33 5,13,21,29 9 Action 4, 12, 20, 28, 36 8, 16, 24, 32, 38 10 Context 2, 10, 18, 26, 34 6, 14, 22, 30, 37 10 Time 3, 11, 19, 27, 35 7, 15, 23, 31 9 TOTAL 20 18 38 2. UTAUT 2 Model

Skala UTAUT 2 Model pada penelitian ini memodifikasi skala yang dikemukakan oleh Venkatesh (2003). Terdapat tujuh konstruk dalam UTAUT 2 Model, diantaranya adalah ekspetasi kerja, ekspetasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi hedonis, nilai harga, dan kebiasaan. Skala UTAUT 2 Model terdiri dari 25 aitem. Skala ini disusun dengan menggunakan metode likert scale yang terdiri dari tujuh pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Netral (N), Agak Setuju (AS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS), dimana poin 1 menunjukkan perilaku sangat tidak setuju hingga poin 7 yang mencerminkan perilaku sangat setuju. Berikut ini adalah tabel distribusi aitem pada skala penerimaan penggunaan teknologi:

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala UTAUT 2 Model Sebelum Uji Coba

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Ekspetasi Kinerja 1,2,3,4 4 Ekspetasi Usaha 5,6,7,8 4 Pengaruh Sosial 9,10,11 3 Kondisi yang Memfasilitasi 12,13,14,15 4 Motivasi Hedonis 16,17,18 3

(42)

26

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Nilai Harga 19,20,21 3

Kebiasaan 22,23,24,25 4

TOTAL 25 25

D. Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus berdasarkan data yang empiris dan prosedur yang benar dengan sistematika yang jelas pula. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mencari berbagai teori pendukung atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Kemudian, peneliti melakukan kajian teori yang relevan dari beberapa referensi. Guna menguji hipotesis yang telah dibuat, peneliti menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Lalu, peneliti menentukan dan menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data berbentuk angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner online. Perihal kuesioner online yang digunakan juga terdapat informed consent yang mana data yang didapatkan nantinya berdasar atas persetujuan sebelumnya dari pihak subjek penelitian serta merupakan gambaran tentang kondisi yang sebenar-benarnya dirasakan oleh subjek penelitian.

Peneliti melakukan uji coba (try out) alat ukur penelitian dan melakukan analisis uji coba (try out) berupa validitas dan reliabilitas pada data penelitian. Selanjutnya, peneliti melakukan pengambilan data melalui penyebaran angket atau kuesioner online kepada 212 orang responden yang sesuai dengan karakteristik penelitian. Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis hasil data penelitian. Kemudian, melihat apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau

(43)

27

diterima lalu dilanjutkan dengan membuat pembahasan dan kesimpulan pada hasil penelitian.

(44)

28 BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensi penggunaan e-wallet yang ditinjau dari UTAUT 2 Model pada mahasiswa di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada mahasiswa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang sedang menempuh gelar sarjana atau diploma, serta sedang tidak terikat kerja baik yang bersifat penuh waktu atau paruh waktu. Mahasiswa dipilih karena termasuk salah satu golongan masyarakat yang mudah dalam menerima, mengadopsi, serta terbiasa hidup berdampingan dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut menjadikan mahasiswa sebagai segmen pasar yang potensial sebagai pengguna e-wallet.

2. Persiapan

a. Persiapan Administrasi

Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan administrasi untuk pengambilan data. Persiapan penelitian ini meliputi penyusunan informed consent yang peneliti berikan di awal kuesioner

(45)

29

maka selanjutnya subjek dapat mengisi kuesioner online yang berisi skala penelitian.

b. Persiapan Alat Ukur

Peneliti melakukan uji coba (try-out) alat ukur yang bertujuan untuk melihat pemahaman alat ukur yang akan digunakan. Uji coba (try out) dilaksanakan pada tanggal 12-24 November 2020 dengan membagikan

link kuesioner kepada responden penelitian yang sesuai denga kriteria,

yakni mahasiswa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang sedang menempuh gelar sarjana atau diploma, serta sedang tidak terikat kerja baik yang bersifat penuh waktu atau paruh waktu. Pada penelitian ini peneliti memberikan dua skala, yakni skala intensi penggunaan e-wallet dan skala UTAUT 2 Model.

Skala intensi penggunaan e-wallet yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek intensi dari Ajzen (2005). Aspek-aspek tersebut meliputi aspek target, action, context,

time. Skala ini terdiri dari 38 aitem. Sedangkan, skala UTAUT 2 yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang disusun berdasarkan konstruk UTAUT 2 dari Venkatesh (2012). Konstruk tersebut meliputi ekspetasi kinerja (performance expectancy), ekspetasi usaha (effort

expectancy), pengaruh sosial (social influence), kondisi yang memfasilitasi

(facilitating conditions), motivasi hedonis (hedonic motivation), nilai harga (price value), dan kebiasaan (habit). Skala UTAUT 2 terdiri dari 25 aitem.

(46)

30

c. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Setelah dilakukan uji coba (try out), peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap dua skala, yakni skala intensi penggunaan e-wallet dan penerimaan penggunaan teknologi dengan menggunakan bantuan program statistik SPSS (Statistical Package for the

Social Sciences). Berikut adalah hasil yang diperoleh setelah pengambilan

data:

1) Uji validitas dan seleksi aitem

Validitas diartikan sebagai sejauh mana ketepatan serta kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya. Koefisien validitas makna jika bergerak dari 0.00 sampai 1.00 dan batas minimum koefisien korelasi dianggap memuaskan apabila r ≥ 0.30. a. Skala intensi penggunaan e-wallet

Skala intensi penggunaan e-wallet yang digunakan peneliti terdiri dari 38 aitem pernyataan. Skala intensi penggunaan disusun berdasarkan aspek-aspek dari Ajzen (2005). Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa indeks diskriminasi item-total korelasi menghasilkan 35 butir aitem yang dianggap valid dan 3 butir aitem dinyatakan gugur. Adapun aitem yang gugur adalam aitem nomor 15, 20, dan 31. Indeks diskriminan aitem bergerak dari angka -0,022 hingga 0,723. Berikut adalah tabel distribusi aitem pada skala intensi penggunaan e-wallet yang digunakan dalam penelitian.

(47)

31

Tabel 3

Distribusi Aitem Skala Intensi Penggunaan E-wallet Setelah Uji Coba

Keterangan: Nomor yang diberikan dalam kurung () dan dicetak tebal merupakan nomor aitem yang gugur.

b. Skala UTAUT 2

Skala UTAUT 2 yang digunakan peneliti terdiri dari 25 aitem. Skala penerimaan penggunaan teknologi yang dikembangkan peneliti disusun dari aspek aspek dari Venkatesh (2012). Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa indeks diskriminasi item-total korelasi menghasilkan 25 butir aitem yang dianggap valid. Indeks diskriminan aitem bergerak dari angka 0,394 hingga 0,720. Berikut ini adalah tabel distribusi aitem pada skala UTAUT 2 yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 4

Distribusi Aitem Skala UTAUT 2 Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Ekspetasi Kinerja 1, 2, 3, 4 4 Ekspetasi Usaha 5, 6, 7, 8 4 Pengaruh Sosial 9, 10, 11 3 Kondisi yang Memfasilitasi 12, 13, 14, 15 4 Motivasi Hedonis 16, 17, 18 3 Nilai Harga 19, 20, 21 3 Kebiasaan 22, 23, 24, 25 4

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

Target 1, 9, 17, 25, 33 5,13,21,29 9

Action 4, 12, (20), 28, 36 8, 16, 24, 32, 38 10

Context 2, 10, 18, 26, 34 6, 14, 22, 30, 37 10

Time 3, 11, 19, 27, 35 7, (15), 23, (31) 9

(48)

32

Aspek Nomor Aitem Jumlah

TOTAL 25 25

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai sejauh mana pengukuran yang dilakukan dapat meberikan hasil yang relatif atau dengan kata lain sejauh mana alat ukur dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dengan melihat nilai skor pada cronbach’s alpha. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa koefisien relibilitas skala intensi penggunaan e-wallet adalah sebesar α = 0,927. Sedangkan, koefisien reliabilitas UTAUT 2 Model adalah sebesar α = 0,929. Berdasarkan uji reliabilitas dapat dikatakan bahwa kedua skala dinyatakan reliabel karena memiliki nilai di atas 0,70.

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner

online melalui google form. Link kuesioner tersebut disebarkan kepada mahasiswa

aktif di Indonesia. Pengambilan data dilaksanakan selama 8 hari, yaitu dari tanggal 15 Desember 2020 sampai 23 Desember 2020. Pengambilan data penelitian ini melibatkan 212 subjek mahasiswa aktif program sarjana atau diploma di Indonesia. Setiap subjek diberikan link kuesioner google form yang berisi skala intensi penggunaan e-wallet dan skala UTAUT 2. Kuesioner

(49)

33

dibagikan melaui berbagai platform media sosial, seperti whatsapp, line, twitter, dan instagram. Sebelum mengisi kuesioner, subjek terlebih dahulu mengisi data diri berupa nama, usia, jenis kelamin, asal perguruan tinggi, jenjang pendidikan di perguruan tinggi, tahun angkatan kuliah, alamat domisili, jumlah uang saku perbulan, jenis e-wallet yang digunakan, lama waktu pengalaman menggunakan

e-wallet, dan lama waktu menggunakan internet seluler. Kuesioner yang peneliti

gunakan juga dilengkapi dengan petunjuk yang memudahkan subjek dalam mengisi kuesioner. Selain itu, peneliti juga menjelaskan kepada subjek bahwa penelitian yang dilakukan bertujuan untuk tugas akhir peneliti dan data yang berkaitan dengan subjek akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Responden Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 212 mahasiswa aktif program sarjana dan diploma di Indonesia. Subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 17 tahun hingga 25 tahun. Selain itu, subjek dalam penelitian ini memiliki niat atau keinginan untuk menggunakan e-wallet, serta berpengalaman dalam menggunakan internet seluler. Analisis dekripsi subjek telah disajikan sebagai berikut: Tabel 5

Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

17 tahun 1 0,5%

18 Tahun 18 8,5%

19 Tahun 27 12,7%

(50)

34

Usia Jumlah Persentase

21 Tahun 55 26% 22 Tahun 45 21,3% 23 Tahun 13 6,1% 24 Tahun 6 2,9% 25 Tahun 1 0,5% Total 212 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden penelitian berada direntang usia 21 tahun. Kemudian, dapat diketahui bahwa subjek dengan usia 17 tahun berjumlah 1 subjek (0,5%), subjek dengan usia 18 tahun berjumlah 18 subjek (8,5%), subjek dengan usia 19 tahun berjumlah 27 subjek (12,7%), subjek dengan usia 20 tahun berjumlah 46 subjek (21,8%), subjek dengan usia 21 tahun berjumlah 55 subjek (26%), subjek dengan usia 22 tahun berjumlah 45 subjek (21,3%), subjek dengan usia 23 tahun berjumlah 13 subjek (6,1%), subjek dengan usia 24 tahun berjumlah 6 (2,9%), serta subjek dengan usia 25 tahun berjumlah 1 (0,5%). Selain melakukan analisis deskripsi subjek berdasarkan usia, peneliti juga melakukan analisis deskripsi berdasarkan jenis kelamin. Deskripsi subjek berdasarkan jenis kelamin telah dijabarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6

Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 52 24,5%

Perempuan 160 75,5%

(51)

35

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 212 subjek, terdapat 52 subjek (24,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 160 subjek (75,5%) berjenis kelamin perempuan.

Tabel 7

Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Tahun Angkatan

Tahun Angkatan Jumlah Persentase

2014 5 2,4% 2015 4 1,9% 2016 27 12,8% 2017 67 31,6% 2018 52 24,5% 2019 30 14,2% 2020 27 12,7% TOTAL 212 100%

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari 212 subjek terdiri dari 7 tahun angkatan yang berbeda. Pada tahun angkatan 2014 sebanyak 5 subjek (2,4%), tahun angkatan 2015 sebanyak 4 subjek (1,9%), tahun angkatan 2016 sebanyak 27 subjek (12,8%), tahun angkatan 2017 sebanyak 67 subjek (31,6%), tahun angkatan 2018 sebanyak 52 subjek (24,5%), tahun angkatan 2019 sebanyak 30 subjek (14,2%), serta tahun angkatan 2020 sebanyak 27 subjek (12,7%).

Tabel 8

Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Presentase

Diploma 27 12,7%

Sarjana 185 87,3%

(52)

36

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa dari 212 subjek, sebanyak 27 subjek dengan presentase sebesar 12,7% memiliki jenjang pendidikan diploma. Sedangkan, 185 subjek dengan presentase sebesar 87,3% memiliki jenjang pendidikan sarjana.

Tabel 9

Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Uang Saku

Uang Saku Jumlah Persentase

Kurang dari Rp 500.000 56 26,4% Rp 500.000 – Rp 1.000.000 73 34,4% Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 32 15,1% Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 33 15,6% Lebih dari Rp 2.000.000 18 8,5% TOTAL 212 100%

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa dari 212 subjek memiliki 5 perbedaan dalam nominal uang saku, sebanyak 56 subjek (26,4%) memiliki uang saku kurang dari Rp 500.000. Lalu, sebanyak 73 subjek (34,4%) memiliki uang saku Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Sebanyak 32 subjek (15,1%) memiliki uang saku Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000. Sebanyak 33 subjek (15,6%) memiliki uang saku Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000. Sebanyak 18 subjek (8,5%) memiliki uang saku lebih dari Rp 2.000.000.

Tabel 10

Deskripsi Responden Penelitian berdasarkan Jenis E-wallet

Jenis E-wallet Jumlah Persentase

Belum menggunakan produk e-wallet apapun

6 2,8% GoPay 70 33% OVO 37 17,5% Shopee Pay 65 30,7% DANA 17 8% Jenius 6 2,8% LinkAja 11 5,2%

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  sebagian  besar  usia  responden  penelitian berada direntang usia 21 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perilaku penggunaan e-wallet pada Generasi Z, dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat menunjukan 92,6% generasi Z setuju

Dalam penelitian ini, pertanyaan yang akan dijawab adalah seberapa besar kesadaran keamanan yang dimiliki oleh para pengguna E-Wallet di Indonesia dan apakah faktor demografis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, kondisi yang mendukung, dan kebiasaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat penggunaan e- wallet dalam

Berdasarkan penjelasan serta uraian yang sudah dilakukankan yakni tentang analisis sentimen mengenai penggunaan e- wallet pada google play menggunakan lexicon based serta

PENGARUH PENGGUNAAN E-WALLET TERHADAP PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN UMKM DENGAN MODERASI PEMAHAMAN

Hal ini cukup berpengaruh bagi pengguna baru yang tertarik untuk menggunakan Digital Wallet karena iklan penawaran yang diberikan perusahaan Nawawi, 2020 Hasil wawancara dengan

Seperti yang disampaikan Ghofar 21 tahun, pentingnya peningkatan keamanan dalam aplikasi dompet elektronik, dengan begitu para pengguna e-wallet merasa bahwa data dan uang yang mereka

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan analisis data bermula dari : - Membuat daftar pertanyaan yang mencakup penggunaan E-Wallet pada pelaku usaha - Mengirimkan daftar