• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

“ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL

TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL”

PRESENTASI

TUGAS AKHIR

Dipresentasikan Oleh :

MUHAMMAD KHARIS - 4109 100 094

Dosen Pembimbing :

Ir. Triwilaswandio W.P., M.Sc.

(2)

Pendahuluan

 International  Convention  for  the 

Prevention    of  the  Pollution  from  Ships  (MARPOL)  mengharuskan 

semua  kapal  minyak  yang 

didelivery  6  Juli  1996  atau  setelahnya  dengan  tonase  bobot  mati  (DWT)  600  ton  atau  lebih  harus  menggunakan  lambung  ganda (double hull).  

Latar Belakang 

 Bagaimana  analisis  teknis  dari  konversi  single  hull  tanker  menjadi 

double hull tanker? 

 Bagaimana  analisis  ekonomis  dari  konversi  single  hull  tanker  menjadi double hull tanker?  Perumusan Masalah  Building Contract  < 6 July 1993 Keel laying < 6 Jan 1994 Delivery date < 6 July 1996 Delivery  date  anniversary  in 2015 Tolerance time Must be  double hull Tolerance time Tolerance time Delivery date Delivery date Must be  double hull Must be  double hull

(3)

Batasan Masalah 

 Kapal  yang  digunakan  dalam  tugas  akhir  adalah  kapal  yang  dibangun  pada tahun 1993 dengan kondisi pelat dan profil dianggap sama seperti  saat dibangun.  

 Sumber  pengerjaan  berasal  dari  data  salah  satu  perusahaan  dan  galangan kapal di Indonesia. 

Tujuan 

 Menganalisis  teknis  dari  proses  konversi  single  hull  tanker  menjadi double hull tanker. 

 Menganalisis  ekonomis  dari  proses  konversi  single  hull  tanker  menjadi double hull tanker. 

Hipotesis 

 Konversi  kapal  tanker  single  hull  menjadi  tanker  double  hull  secara teknis dan ekonomis dapat dilakukan. 

(4)

Tinjauan Pustaka

Permenhub  No.  66  tahun  2005  tentang  ketentuan  pengoperasian  kapal  minyak lambung tunggal (single hull) : 

 Pasal  1  menjelaskan  tentang  definisi  kapal,  kapal  tangki  minyak  dan 

Condition Assessment Scheme (CAS) 

 Pasal  2  menjelaskan  bahwa  kapal  tangki  minyak  berbendera  Indonesia  yang berlayar ke luar negeri wajib memenuhi ketentuan yang berlaku pada  negara tersebut. 

 Pasal 3 menjelaskan tentang umur kapal  berbendera Indonesia yang wajib  CAS 

 Pasal  4  menjelaskan  bahwa  kapal  berbendera  asing  yang  masuk  perairan  Indonesia  wajib  memenuhi  aturan  13F,13G  dan  13H  Annex  I  MARPOL  73/78 

(5)

Perbandingan Single Hull

dan Double Hull Tanker

(6)

Metodologi Penelitian

START  Studi Literatur :  ‐Kapal Tanker Double Hull  ‐BKI Bab 24 tahun 2006  ‐MARPOL 73/78 Annex I Reg.19  ‐Permenhub No.66 tahun 2005  ‐Perhitungan komponen biaya  Pengumpulan Data :  ‐General Arrangement  ‐Midship Section  ‐Construction Profile  ‐Principal Dimension  ‐Tarif dan biaya‐biaya  Konversi Kapal :  ‐Kondisi Eksisting  ‐Konstruksi yang dipertahankan  ‐Konstruksi yang ditambahkan 

(7)

Metodologi Penelitian

Analisis Teknis :  ‐Pemilihan Metode Konversi  ‐Perhitungan Konstruksi  ‐Desain Midship Section Ruang Muat  ‐Pembuatan Satu Blok Ruang Muat 3D  ‐‐ Proses produksi Pembangunan  Double Hull dan Double Bottom  Analisis Ekonomis :  ‐Biaya Material  ‐Biaya Tenaga Kerja  ‐Biaya Konversi  ‐Biaya Operasional  ‐Pendapatan  ‐Analisis Kelayakan Investasi  Kesimpulan dan Saran  FINISH 

(8)

Technical Specification

G e n e r a l     A r r a n g e m e n

(9)

Ukuran Utama Besar Satuan

Length Over All (LOA) 176,8 m

Length Water Line 170,4 m

Length Between Perpendicular 166 m

Length (Scantling) 166 m Breadth (MLD) 30,5 m Depth (MLD) 16,9 m Draft (designed) 10,8 m Summer Draft 10,972 m Cb (MLD) at designed draft 0,7798

Full Displacement 44502 Ton

DWT (Summer) 37087 Ton

LWT 7415 Ton

(10)
(11)

1. Pembangunan inner hull dan inner bottom  2. Pembangunan outer hull dan outer bottom  3. Pembangunan inner hull dan outer bottom  4. Pembangunan outer hull dan inner bottom 

(12)

ATTRIBUTE PERTIMBANGAN

Inner hull dan Inner bottom

Outer hull dan Outer bottom

Inner hull dan Outer bottom

Outer hull dan Inner bottom

Teknis Tingkat kesulitan

Jumlah Unit Kerja

Ekonomi

Pengurangan Payload

Kebutuhan Material

Kebutuhan Jam Orang

Pemilihan Metode Konversi

Karena total nilai A paling tinggi maka dipilihlah  alternatif pembangunan inner hull dan inner bottom  = sangat preferable = 15 = preferable = 10 = kurang preferable = 5 = tidak preferable = 0

Attribute Bobot Pertimbangan Bobot Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D

Tingkat kesulitan 48% 15 2.88 0 0 5 0.96 10 1.92 Jumlah Unit Kerja 52% 15 3.12 5 1.04 0 0 10 2.08 Pengurangan Payload 45% 10 2.7 15 4.05 5 1.35 5 1.35 Kebutuhan Material 27% 15 2.43 10 1.62 0 0 5 0.81 Kebutuhan Jam Orang 28% 15 2.52 0 0 5 0.84 10 1.68 13.65 6.71 3.15 7.84 ALTERNATIF Teknis 40% Ekonomi 60%

(13)

Hasil Perhitungan Konstruksi

No Item

1 Pelat Lunas 2190 mm

16.50 mm

2 Pelat Alas 14.50 mm

3 Pelat Alas Dalam 13.00 mm

4 Pelat Bilga 2447.00 mm 16.0 mm 5 Pelat Sisi 3190.00 mm 14.00 mm 6 Pelat Lajur 2690 mm 14.00 mm 7 Pelat Geladak 1 14.00 mm Pelat Geladak 2 14.50 mm Pelat Geladak 3 13.00 mm 8 pembujur geladak L 150 x 90 x 10 9 Pelat Tangki Sisi

Group 1 12 mm Group 2 11 mm Group 3 10 mm 10 Center Girder 2000 mm 16.0 mm 11 Side Girder 2000 mm 13 mm Daerah Midship No Item 12 Pembujur Alas L 400 x 100 x 11.5/16 13 Pembujur Alas Dalam 360 cm3

L 200 x 100 x 12

14 Wrang Pelat 14 mm 15 Wrang Kedap Air 14.0 mm 16 Pnegar Wrang Pelat 52 cm3

L 80x65x8

17 Pelintang sisi 7233 cm3 T 600 x 400 x 22

18 Senta sisi T 600 x 400 x 22 19 Penegar Besar Sekat Memanjang

Penegar Vertikal

Sekat Ruang Muat Samping 2 T 600 x 400 x 18 Penegar Horizontal

Sekat Ruang Muat Samping 2

Grup 1 L 250 x 90 x 16 Grup 2 L 250 x 90 x 12 Grup 3 L 200 x 100 x 12 Grup 4 L 160 x 80 x 12 Grup 5 L 130 x 65 x 10 Daerah Midship

(14)
(15)

1. Menentuka n posisi pembongk aran geladak  2. Pembersih an geladak  3. Pemotonga n panel geladak. 4. Pemotonga n konstruksi 5. Pembangunan double bottom 6. Pembanguna n double hull 7. Pemasangan panel geladak 8. Pemasangan kembali perlengkapa n geladak

Proses Produksi

(16)
(17)

Untuk  menentukan  kelayakan  investasi 

terlebih 

dahulu 

adalah 

menentukan 

komponen biaya‐biayanya sebagai berikut : 

Biaya Tetap (Fixed cost) 

Biaya Operasional (Operational cost) 

Pendapatan 

(18)

Biaya ABK Rp 4,109,964,027.16

Biaya Perbekalan Rp 437,535,000.00

Biaya Pelumas Rp 983,875,000.00

Biaya Asuransi Rp 2,997,925,000.00

Biaya Manajemen Rp 1,041,750,000.00

Biaya Perawatan dan Perbaikan Rp 3,499,469,750.00

Total Biaya Per Tahun Rp 13,070,518,777.16

Operating Cost

Analisis Ekonomis

173,497,654,723.30 Rp 60,724,179,153.16 Rp 112,773,475,570.15 Rp 13.50% 10 tahun 0 tahun 21,199,944,870.07 Rp per tahun 25 tahun

Biaya Tatap (Fixed Cost) Biaya Tetap (Fixed Cost )

Modal Sendiri Pinjaman

Bunga Pinjaman

Masa Pinjaman (Tenor ) Grace Period

Pembayaran per Tahun Umur ekonomis

Biaya Konversi :   Rp 58.497.654.723,‐  Harga Kapal:  

(19)

Cash Flow 

Tahun ke- 0 1 2 25

Tahun 2014 2015 2016 2039

Total pendapatan (+5%) 0 Rp 54,731.25 Rp 57,467.81 Rp 176,513.76 Juta Rp

Biaya Investasi Rp 173,497.65 - - - Juta Rp

Biaya Crew (+4,3%) - Rp 4,109.96 Rp 4,286.69 Rp 11,289.15 Juta Rp Biaya Store&Supplies (+4,3%) - Rp 412.53 Rp 430.27 Rp 1,133.14 Juta Rp Biaya Lubrication (+4,3%) - Rp 983.88 Rp 1,026.18 Rp 2,702.49 Juta Rp Biaya Asuransi (+4,3%) - Rp 2,997.93 Rp 3,126.84 Rp 8,234.63 Juta Rp Biaya Manajemen (+4,3%) - Rp 1,041.75 Rp 1,086.55 Rp 2,861.45 Juta Rp Perawatan dan pemeliharaan (+4,3%) - Rp 3,499.47 Rp 3,649.95 Rp 9,612.26 Juta Rp total biaya operasi - Rp 13,045.52 Rp 13,606.47 Rp 35,833.13 Juta Rp depresiasi - Rp 6,245.92 Rp 6,245.92 Rp 6,245.92 Juta Rp Pendapatan sebelum pajak dan bunga - Rp 35,439.82 Rp 37,615.43 Rp 134,434.72 Juta Rp Jumlah Pinjaman Rp 112,773.48 Rp 127,997.89 Rp 121,215.67 Juta Rp Pembayaran pinjaman - Rp 21,199.94 Rp 21,199.94 Juta Rp Sisa Pinjaman Rp 112,773.48 Rp 106,797.95 Rp 100,015.73 Juta Rp keuntungan sebelum pajak - Rp 14,239.88 Rp 16,415.48 Rp 134,434.72 Juta Rp pajak (25%) - Rp 3,559.97 Rp 4,103.87 Rp 33,608.68 Juta Rp keuntungan setelah pajak - Rp 10,679.91 Rp 12,311.61 Rp 100,826.04 Juta Rp

PV factor 1 0.88 0.78 0.04

Kas bersih pada PV - Rp 9,409.61 Rp 9,557.03 Rp 4,252.81 Juta Rp Comulative cash Rp (173,497.65) Rp (164,088.05) Rp (154,531.01) Rp 29,132.60 Juta Rp

Satuan

(20)

Kriteria Hasil Acuan Keterangan

PP 10 tahun 25 tahun Layak

ARR 58% 13.50% Layak

NPV Rp 29,132,595,338.56 >0 (positif) Layak

IRR 15.08% 13.50% Layak

PI 116.79% 100% Layak

(21)

Kesimpulan

 Konversi  single  hull  tanker  menjadi  double  hull  tanker  dilakukan  dengan  metode penambahan inner hull dan inner bottom. Proses produksinya dimulai  dengan  penentuan  posisi  pembongkaran  geladak,  pembongkaran  geladak,  pemotongan  konstruksi,  pembangunan  double  bottom  dan  double  hull,  dan  diakhiri dengan pemasangan panel geladak. 

 

 Pada  analisis  ekonomis  dihasilkan  total  biaya  konversi  tanker  single  hull  menjadi double hull adalah sebesar Rp 58.497.654.723,30. investasinya akan  mengalami Payback Period (PP) selama 10 tahun, Average Rate Return (ARR)  sebesar    58,04%,  Net  Present  Value  (NPV)  sebesar  Rp      29.132.600.000,‐, 

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis secara teknis dan ekonomis pada konversi kapal LCT Putri Sritanjung menjadi KMP Putri Sritanjung. Berdasarkan hasil

 Membuat desain safety plan yang sesuai untuk KMP tipe Ro-ro..  Memperoleh perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk mengkonversi LCT menjadi KMP

Jika setelah dihitung ternyata harga tegangan lengkung hasil perhitungan lebih besar dari pada tegangan ijin, maka untuk mengurangi harga tegangan lengkung dapat dilakukan dengan

Tujuan dari penelitian ini ialah memperoleh desain konversi barge menjadi self-propelled barge pengangkut ikan hidup yang dapat memenuhi owner requirement sesuai

Analisa teknis yang dilakukan yaitu kapal hasil konversi harus memenuhi owner ’s requirement , harus memenuhi batasan Lambung Timbul minimum berdasarkan Peraturan

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis secara teknis dan ekonomis pada konversi kapal LCT Putri Sritanjung menjadi KMP Putri Sritanjung. Berdasarkan hasil

Analisa teknis yang dilakukan yaitu kapal hasil konversi harus memenuhi owner’s requirement, harus memenuhi batasan Lambung Timbul minimum berdasarkan Peraturan Garis Muat