• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESENTASI PERUSAHAAN PER JUNI Jakarta, Juli 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRESENTASI PERUSAHAAN PER JUNI Jakarta, Juli 2017"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PRESENTASI PERUSAHAAN

PER JUNI 2017

(2)

PENTING: Lampiran berikut ini adalah bagian dari, dan harus dibaca dalam hubungannya dengan presentasi ini.

Laporan ini dipersiapkan oleh PT Bank BukopinTbk (selanjutnya disebut “Bank Bukopin” atau “Perseroan”) secara independen dan diedarkan untuk tujuan informasi umum saja. Hal ini tidak dimaksudkan untuk orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada jaminan (tersurat maupun tersirat) dibuat untuk keakuratan atau kelengkapan informasi. Beberapa pernyataan yang terkandung di dalam dokumen ini berisi “Pencapaian" laporan sehubungan dengan kondisi keuangan, hasil usaha dan bisnis, dan rencana terkait dan tujuan. Laporan ini tidak secara langsung atau eksklusif berhubungan dengan fakta-fakta di masa lalu. Laporan ini juga tidak secara langsung atau eksklusif mencerminkan baik itu rencana, harapan, asumsi maupun keyakinan tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan Perusahaan. Terdapat ketidakpastian, risiko yang diketahui maupun tidak diketahui dari laporan ini yang dapat menyebabkan hasil, kinerja atau peristiwa dapat berbeda secara material dari laporan aslinya. Ini bukan sekedar pernyataan, dan tidak harus ditafsirkan sebagai representasi untuk kinerja masa depan Perseroan. Pembaca disarankan untuk melihat semua pernyataan yang tercantum di sini dengan hati-hati.

(3)

AGENDA

II. Strategi Bisnis dan Kinerja Keuangan

9

I. Informasi Perusahaan

4

IV. Lampiran

29

III. Informasi Bisnis

16

(4)
(5)

INFORMASI PERUSAHAAN

5

Aset Perseroan

RP 115,2 Triliun

tumbuh

18,56%

YoY

Top 10 Bank Lokal di

Indonesia*

dari segi Aset

*Bank Only, Mei 2017

Permodalan dan Likuiditas yang Sehat

CAR : 16,34%

LDR : 75,07%

Fee Based Income

Rp 738 Miliar

tumbuh

10,52%

YoY

Dana Pihak Ketiga

Rp 95,6 Triliun

tumbuh

23,48%

YoY

Peringkat Korporasi

idA+

(Single A Plus)

(6)

Bank Bukopin

18,56%

BUKU III 0,46%

Bank Umum

10,72%

Aset

Bank Bukopin

23,48%

BUKU III

(0,04%)

Bank Umum

11,18%

DPK

Bank Bukopin

10,52%

BUKU III

(1,06%)

Bank Umum

4,37%

Fee Based

Income

(7)

• Jaringan Bank Bukopin tersebar di 23 dari 34 provinsi di Indonesia • Kartu ATM Bukopin memberikan akses kepada pemegangnya untuk

mengakses jaringan ATM di Indonesia (seperti ATM BCA Prima, ATM Bersama dan ATM Plus)

• Sistem Teknologi Informasi Bank Bukopin dapat memonitor secara

real-time online atas setiap transaksi dan posisi di setiap cabang

• Bank Bukopin memiliki layanan Payment Point Online Banking (PPOB) yang mencapai lebih dari 31,000 outlet

• Bank Bukopin membangun kerjasama dengan koperasi-koperasi di Indonesia untuk memperkuat posisinya di segmen mikro dan UKM

Lampung Nanggroe Aceh Darussalam Riau Sumatera Barat Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Banten Sulawesi Utara Sulawesi Selatan

Bali Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur Jawa Timur

Jawa Barat D.I.Yogyakarta DKI

Jakarta Jawa Tengah Sumatera Utara Kepulauan Riau Kalimantan Timur Jambi Sumatera Selatan Sulawesi Tengah Papua Barat

SALURAN DISTRIBUSI

7 Juni 2016 Juni 2017 Pertumbuhan

Jumlah Outlet

428

426

(2)

Jumlah Merchant

738

730

(8)

ATM

787

881

94

(8)

PT Bosowa Corporindo KOPELINDO Negara Republik Indonesia Publik

40,48%

30,00%

18,09%

11,43%

STRUKTUR KEPEMILIKAN

PT Bosowa Corporindo adalah perusahaan swasta nasional yang didirikan pada tahun 1973 di Sulawesi Selatan. Bosowa bergerak di 6 grup usaha yaitu otomotif, semen, pertambangan dan energi, jasa keuangan, properti dan pendidikan. Bosowa juga menjalankan sejumlah proyek perintis di bidang media, olahraga dan agrikultur.

Kopelindo (Koperasi Pegawai dan Pensiunan Bulog Seluruh Indonesia).

Profil Pemegang Saham

Negara Republik Indonesia

(9)

Strategi Bisnis dan

Kinerja Keuangan

(10)

Memperbaiki

Kinerja

Pertumbuhan Aset

yang Berkualitas

Program

Quick Win

Program

Strategis

Fokus Pada Bisnis dengan Capital Charge Rendah • Fokus segmen bisnis pilihan yang terintegrasi

• Fokus pada segmen Retail (Mikro, UKM & Konsumer) • Pengembangan Trade Finance

Optimalisasi Bisnis Proses Kredit

• Penguatan fungsi 1stLine of Defense melalui pemisahan fungsi marketing dan analis

• Penerapan Credit Factory

Struktur DPK

Peningkatan CASA

• Pertumbuhan customer based Menengah (Rp5 Jt sd Rp5 M) • Peningkatan Transactional Banking

• Program penjualan yang berkesinambungan

Optimalisasi Profit

Berbasis

Skala Ekonomi

Peningkatan Fee Based Income yang Berkelanjutan

• Pengembangan produk Fee Base Income diluar Core Fee Base saat ini yaitu Wealth Management, Trade Finance, Wali Amanat, dll

• Pemasaran bundling product cash loan - trade finance

Penguatan Proses Bisnis

• Digitalisasi dan Simplifikasi Proses Bisnis • Core Banking Enhancement

• Penguatan Efisiensi berbasis BOPO

Bisnis

Masa Depan

Bisnis Startup & Aliansi Fintech • Aliansi Fintech

• BNV Labs, Inkubator yang khusus menggarap dan beraliansi dengan Startup bidang Fintech

Menjangkau Nasabah Baru - Generasi Milenial • Pengembangan Produk Berbasis Digital Banking

• Kerjasama payment system dengan Market Place /

E-Commerce

Penyelesaian Kredit Bermasalah

Bank telah memiliki action plan dan pipeline penyelesaian NPL yang terstruktur serta optimis kredit bermasalah dapat diselesaikan di kuartal-kuartal

selanjutnya

Ekpansi Kredit

• Ekspansi kredit fokus pada segmen Retail, segmen Komersial sebagai penyeimbang • Fokus pada 12 segmen unggulan

• Keseimbangan produk Sprint dan Marathon • Penurunan konsentrasi deposan inti

• Sumber dana Non DPK / Non Konvensional Rekomposisi Sumber Pendanaan

(11)

Juni -16 (Rp Triliun) Des -16* (Rp Triliun) Juni -17 (Rp Triliun) YoY (%) Aset 97,1 105,4 115,2 18,56

Kredit Yang Diberikan

(KYD) 70,8 72,5 72,9 2,85 Dana Pihak Ketiga

(DPK) 77,4 83,9 95,6 23,48 - CASA 27,4 28,6 28,5 4,08 - Deposito 50,1 55,2 67,1 34,07 Ekuitas 9,0 9,5 9,7 8,30 Pendapatan Bunga 4,6 9,4 4,8 3,51 Pendapatan Operasional Lainnya 667** 1,4 738** 10,52 Laba Sebelum Pajak

Penghasilan 722** 1,4 615** (14,75) **) Rp Miliar *) Audited Konsolidasi

INFORMASI KEUANGAN

Bank Only Juni-16 (%) Des -16* (%) Juni -17 (%) YoY CAR 14,74 15,03 16,34 1,60 ROE 14,47 13,19 11,31 (3,16) ROA 1,47 1,38 1,12 (0,35) NIM 3,49 3,88 2,80 (0,69) BOPO 86,30 86,97 89,14 2,85 LDR 91,27 86,04 75,07 (16,21) NPL Gross 3,51 3,77 4,60 1,09 NPL Net 2,78 2,79 3,22 0,44 11

(12)

MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP

CAR naik menjadi 16,34%. Peningkatan

tersebut dikarenakan:

• Penerbitan

Obligasi

Subordinasi

Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II

Tahun

2017

sebesar

Rp1.405

Miliar

(Triwulan I 2017)

• Perolehan Laba Berjalan

Minimal Rasio Permodalan yang ditetapkan oleh Regulator 10,25% - 11,25%

12,08% 12,55% 12,14%

2,66% 2,48%

4,19%

9,63% 9,63% 10,25%

Jun-16 Des-16* Jun-17

Modal Inti Modal Pelengkap Ketentuan Regulasi

14,74% 15,03%

16,34%

1,6%

Permodalan yang kuat, CAR 16,34%

jauh diatas ketentuan regulasi

Bank Bukopin termasuk kategori BUKU III dengan

modal inti sebesar Rp8,4 Triliun

(13)

Jun-16 Des-16* Jun-17

CASA Deposito

KOMPOSISI DANA PIHAK KETIGA

Rp83,9 Triliun

64,67% 65,85%

34,15% 35,33%

Berdasarkan Segmen

Dana Pihak Ketiga meningkat YoY 23,5% dari Rp77,4

Triliun menjadi Rp95,6 Triliun. Komposisi terbesar berasal dari segmen Retail.

Fokus DPK pada pertumbuhan segmen Retail.

Rp77,4 Triliun 70,22% 29,78% Rp95,6 Triliun 23,5% *) Audited 13

Jun-16 Des-16* Jun-17

UMKM Konsumer Komersial

Berdasarkan Produk 40,95% 33,57% 25,49% 27,77% 34,38% 37,85% 29,18% 29,89% 40,92% Rp77,4 Triliun Rp83,9 Triliun Rp95,6 Triliun 23,5%

(14)

INFORMASI KREDIT

13,79% 41,25% 10,31% 34,65% Rp72,5 Triliun

Berdasarkan Sektor Ekonomi

Konstruksi Jasa Perdagangan Lainnya

46,36% 17,42% 17,61% 18,61% Rp70,8 Triliun Rp72,9 Triliun 34,45% 31,22% 9,92% 11,06% 43,03% 42,31% 12,60% 15,41%

Kredit meningkat 2,9% YoY dari Rp70,8 Triliun menjadi Rp72,9 Triliun; Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan dari segmen Retail

• Pasar terbesar kredit Bank Bukopin adalah sektor Konstruksi, Jasa dan Perdagangan.

• Pertumbuhan kredit fokus pada segmen Retail, yaitu sektor-sektor unggulan dengan Capital Charges Rendah

2,9%

Jun-16 Des-16* Jun-17

Komersial Konsumer UKM Mikro

(15)

• NPL terbesar pada sektor Pertambangan, Perdagangan, Konstruksi.

Risiko NPL dalam lingkup yang managable dan measureable

• Pencadangan terus ditingkatkan, CKPN YoY meningkat 17%

Penanganan NPL telah memiliki action plan yang terstruktur

serta optimis kredit bermasalah dapat diselesaikan di kuartal-kuartal selanjutnya

KUALITAS KREDIT DAN TINGKAT PENCADANGAN

NPL Berdasarkan Segmen

Komposisi NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi

NPL dan CKPN 26,62% 9,51% 31,46% 32,41% Perdagangan Konstruksi Pertambangan Lainnya 15 NPL Gross Jun-16 (%) Des-16* (%) Jun-17 (%) Retail 3,46 3,91 3,86 - Mikro 1,93 1,73 1,75 - UKM 3,92 4,83 4,89 - Konsumer 3,87 3,53 3,24 Komersial 3,48 3,54 6,06 *) Audited 3,51% 4,60% 2,78% 3,22% 1.329 1.555 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 7,00% Jun-16 Jun-17

(16)
(17)

KEGIATAN USAHA

UKM

“Menjadi pemain utama dalam perbankanUKM”

Bank Bukopin menjalankan kegiatan usaha berupa penghimpunan dana dan penyaluran kredit yang fokus pada empat pilar utama yaitu Bisnis Mikro, Usaha Kecil & Menengah (UKM), Bisnis Konsumer dan Bisnis Komersial

Mikro

“Menjadi pemimpin pasar pada segmen Mikro, khususnya untuk kegiatan

business to business dan Perbankan Mikro”

Konsumer

“Menjadi mitra utama untuk nasabah mass, mass affluent dan para

pemilik bisnis”

Komersial

“Mempertahankan posisi pasar saat ini”

PILAR BISNIS UTAMA

Didukung oleh Bisnis Treasury, Perbankan Internasional dan Layanan Berbasis Fee

RETAIL

KOMERSIAL

Obyektif:

Menjadi Bank Papan Atas dengan Fokus Terhadap Nilai

(18)

RETAIL - MIKRO

Jun-16 Des-16* Jun-17

Rincian Kredit Mikro

5,55% 19,11% 15,08% 60,26% 10,99% 16,88% 12,43% 59,69% 15,13% 9,34% 71,75% Rp8,9 Triliun Rp10,0 Triliun Rp11,2 Triliun 3,77% 25,9%

Strategi dan kebijakan Bisnis Mikro adalah

sebagai berikut:

• Fokus pada Kredit Langsung kepada Pensiunan Pegawai Pemerintah, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). • Fokus pada pengembangan Aliansi Strategis

dengan PT Taspen dan PT Asabri. • Optimalisasi kinerja reseller/partner.

• Pengembangan produk perbankan mikro

branchless banking.

• Fokus pada fattening dan peningkatan kualitas Kredit Swamitra.

• Fokus pada pengembangan bisnis koperasi dan pensiunan.

• Kredit Mikro tumbuh 25,9% YoY, dari

Rp8,9 Triliun menjadi Rp11,2 Triliun

(19)

Swamitra adalah bentuk kerjasama atau kemitraan antara

Bank Bukopin dengan Koperasi untuk mengembangkan

serta

memodernisasi

Usaha

Simpan

Pinjam

(USP)

melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan

dukungan sistem manajemen, sehingga USP memiliki

kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih

luas dengan tetap memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Kredit Swamitra dilakukan dengan skema two steps loan

sehingga risiko yang ada lebih rendah.

MIKRO - SWAMITRA

Kredit Swamitra : Rp1.836 Miliar

Jumlah outlet

: 670 Outlet

Jumlah debitur : 80.653 debitur

(20)

• Fokus kredit pensiunan adalah berupa kredit langsung (direct) untuk Pensiunan Pegawai Pemerintah, Tentara Nasional Republik

Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).

• Dalam skema bisnis kredit pensiunan, risiko cenderung rendah dan memiliki prospek yang cukup baik.

• Kredit pensiunan menghasilkan margin yang baik

• Strategi dan kebijakan untuk Kredit Pensiunan saat ini adalah:

MIKRO - PENSIUNAN

Fokus pada pengembangan Aliansi Strategis, seperti PT Taspen dan PT Asabri

Menambah jumlah meeting point untuk meningkatkan layanan

Fokus pada pengembangan bisnis koperasi dan pensiunan

6.724 7.205

9.109

5.378 5.963

8.059

Jun 16 Des 16* Jun 17

Pertumbuhan Kredit Pensiunan (Rp Miliar)

(21)

RETAIL - KONSUMER

11,77% 25,06% 42,13% 8,23% 23,75% 45,81% Rp7,0 Triliun Rp7,5 Triliun

Kredit Konsumer Juni-16 Des-16* Juni-17 YoY(%)

Kartu Kredit 3,0 3,4 3,9 30,8

KPR 1,7 1,8 1,9 6,81

Lainnya 2.3 2.3 2,3 (0,16)

Komposisi Kredit Konsumer (Rp Triliun)

Kredit Konsumer meningkat YoY 14,6% dari Rp7,0 Triliun menjadi Rp8,1 Triliun

48,07%

Rp8,1 Triliun

23,35%

5,75%

14,6%

Jun-16 Des-16* Jun-17

*) Audited

21

Produk yang ditawarkan antara lain Kartu Kredit, Kredit

Kepemilikan Rumah dan Mobil

Salah satu langkah untuk fokus pada penyaluran kredit

Capital Charges rendah, Bank Bukopin meluncurkan

program KPR Bunga 8,88%

21,04% 22,21% 22,83%

(22)

KONSUMER – KARTU KREDIT

• Jumlah outstanding kartu kredit tumbuh 30,8% YoY

dari Rp3,0 Triliun menjadi Rp3,9 Triliun

• Jumlah Kartu Kredit yang diterbitkan telah menembus

Satu Juta Kartu

Jun-16 Des-16* Jun-17

Outstanding Kartu Kredit

30,8%

Jun-16 Des-16* Jun-17

• Jumlah kartu kredit tumbuh 17% YoY dari 866 ribu

menjadi 1,01 juta kartu

• Jumlah merchant tumbuh 9,3% YoY dari 4,039

menjadi 4,413 merchant

Rp3,0 Triliun Rp3,4 Triliun Rp3,9 Triliun 866 Ribu 962 Ribu 1,01 Juta 4.039 3.806 4.413 JumlahMerchant

Jumlah Kartu dan Jumlah Merchant

(23)

KONSUMER – KPR

• Suku bunga khusus 8,88% fixed 2 tahun pertama

• Dapat dipergunakan untuk pembelian, Take Over & Take Over

Top Up.

• Dapat memilih Developer mana saja

• Dapat dipergunakan untuk pembelian rumah/apartemen ready

stock maupun inden

• Jangka waktu sampai dengan 20 tahun

Kredit Ritel Konsumer KPR Terus Tumbuh

Fitur Produk KPR 8,88%

Rp1,7 Triliun

Rp1,8 Triliun

Rp1,9 Triliun

Jun-16

Des-16*

Jun-17

Sejalan dengan strategi Bank

Bukopin yaitu penyaluran kredit

dengan ATMR Rendah dan ROE

Optimal

*) Audited

(24)

RETAIL - UKM

Bank Bukopin berkomitmen untuk memajukan Usaha

Kecil & Menengah (UKM), Komitmen tersebut diwujudkan

melalui:

Kredit UKM meningkat YoY 1,1% dari Rp30,5 Triliun menjadi Rp30,8 Triliun

 Peningkatan pelayanan dan kecepatan dalam proses bisnis

 Fokus pada 12 Segmen Bisnis Unggulan

Fokus pertumbuhan pada debitur dengan Capital Charge rendah dengan penyaluran kredit skala kecil (plafond < Rp5 Miliar)

 Penyaluran kredit program pemerintah (KUR dan JARING)

Bundling produk Cash Loan dengan Non-Cash Loan

Komposisi kredit UKM (Rp Triliun)

Sektor Industri

Jun-16

Des-16*

Jun-17 YoY (%)

Perdagangan

9,4

10,3

10,9

16,1

Jasa

5,8

7,1

7,3

24,7

Konstruksi

5,3

5,5

5,5

4,5

Lain-lain

10,0

7,0

7,2

(28,4)

Jun-16 Des-16* Jun-17

Berdasarkan Sektor Ekonomi

30,74% 19,12% 17,26% 35,29% 23,59% 17,83% Rp30,5 Triliun Rp30,8 Triliun 18,38% 23,75% 34,52% Rp29,9 Triliun 1,1% 32,88% 23,35% 23,28%

(25)

Aliansi dan Mitra Strategis: Program pembiayaan tagihan fasilitas kesehatan Kerja sama layanan Service Point Office

Juni-16 Des-16* Juni-17

11,99% 11,95% 18,82% 38,65% 18,23% 10,54% 21,36% Rp24,4 Triliun Rp25,1 Triliun 18,39% Rp22,8 Triliun 19,71% 12,10% 19,05% 37,20% 38,86% 11,21% 11,94% Pembayaran tagihan dan Trade Finance Pembayaran tagihan Listrik dan

Trade Finance

Pengadaan peralatan kesehatan

• Kondisi ekonomi makro dan domestik belum pulih, harga komoditas yang belum stabil dan penuruan kinerja korporasi menyebabkan penurunan permintan kredit pada segmen Komersial

• Penyaluran kredit dilakukan secara selektif pada sektor usaha yang memiliki prospek yang baik dan sesuai risk appetite

• Meningkatkan Kerjasama dengan Mitra Strategis (Pemerintah, BUMN dan korporasi terkemuka lainnya)

• Meningkatkan volume transaksi Trade Finance

KOMERSIAL

25 *) Audited

Konstruksi & Properti Energi & Pertambangan

Transportasi & Telekomunikasi Perdagangan, Hotel & Restoran Lainnya

(26)

PENDAPATAN BERBASIS FEE

Pertumbuhan Fee to Income Ratio

Fee to Income Ratio lebih tinggi dibandingkan Industri, menunjukkan

bahwa komposisi Pendapatan Operasional Bank lebih solid

Pendapatan Berbasis Fee meningkat YoY 10,5% dari Rp667 Miliar menjadi Rp738 Miliar

Core Fee Base Income berasal dari Kartu Kredit, transaksi Treasury

dan layanan publik

Pendapatan berbasis Fee menjadi penting pada saat terjadi tekanan tingkat suku bunga tinggi dan kebijakan pemerintah terkait pembatasan NIM

Pengembangan Non Core Fee Base: Wealth Management, Trade

Finance, Wali Amanat dan Kustodi

Fee to Income Ratio

32,92%

37,14%

Jun-16 Jun-17

Jun-16 Des-16* Jun-17

65,92% 15,07% 6,49% 7,27% 68,14% 15,47% 6,52% 4,64% 61,44% 9,92% 9,91%

Kartu kredit Layanan nasabah

Treasury Jasa Finansial Lainnya

Rp667 Miliar Rp1,4 Triliun Rp738 Miliar 5,25% 5,24% 7,21% 10,5% 11,52%

(27)

Jaringan yang luas di seluruh Indonesia dengan jumlah payment point lebih dari 31.000 dan total transaksi mencapai ± 21 triliun pada Juni 2017

27

BRANCHLESS BANKING

Branchless Banking

• Otoritas Jasa Keuangan mendorong perbankan di Indonesia untuk terlibat dalam branchless banking untuk memperluas jaringan bank dan menjangkau masyarakat di area terpencil

• Bank Bukopin merupakan salah satu perbankan potensial dalam mengelola branchless banking di Indonesia melalui jaringan PPOB yang luas

Fitur Tambahan : Basic Saving Account, Micro Finance & insurance, Layanan

Publik, Remittance, Meeting Point

Payment Point Online

Fitur Eksisting : Public Payment Services

(tagihan telephone, PAM , Pulsa Sellular, dll)

B-Tunai

Strategi Pengembangan PPOB menjadi Branchless Banking

(28)

BNV LABS

Bank Bukopin Mendukung Tumbuhnya

Ekosistem Startup Fintech Melalui Program Inovasi dan Transformasi Digital

BNVLabs

serta Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

BNVLabs, merupakan program terintegrasi yang mendorong berkembangnya ekosistem fintech di Indonesia, yang bertujuan menumbuhkan lebih banyak startup fintech yang mampu menciptakan

solusi kolaboratif dengan para pelaku industri keuangan dan perbankan.

BNVLabs juga menyediakan ruang eksperimen yang menjadi katalis bagi para startup founder, kreator dan kolaborator untuk bekerjasama menciptakan solusi di bidang finansial.

(29)
(30)

1989 1993 2003 2006 2008 2009 2011

1970 2012 2013 2014

• Pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I • Spin-off Unit Usaha

Syariah kepada Bank Syariah Bukopin dimana Bank Bukopin memiliki 65,4% Penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I tahun 2012 Penawaran Umum Terbatas (PUT) III • Pelaksanaan

Penawaran Umum Terbatas (PUT) II • Peningkatan

kepemilikian di PT Bank Syariah Bukopin menjadi 77,57% • Akuisisi saham PT Bank

Syariah Bukopin, menjadi 65,44%

• Pelunasan Obligasi Seri A, Obligasi Subordinasi Seri B dan Obligasi Syariah Mudharabah Penerbitan Obligasi Seri A, Obligasi Subordinasi Seri B, dan Obligasi Syariah Mudharabah • Perubahan nama Bukopin menjadi Bank Bukopin • Menerbitkan Obligasi pertama • Menjadi perusahaan terbuka melalui IPO • Akuisisi saham PT Bank Syariah Bukopin (sebelumnya PT Bank Persyarikatan Indonesia) sebesar 24,73% • Akuisisi Saham PT Bukopin Finance (dahulu PT Indo Trans Buana Multi Finance) Perubahan status badan hukum menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Bukopin Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) didirikan dengan badan hukum koperasi 2015 •PT Bosowa Corporindo menjadi Pemegang Saham Pengendali •Penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I tahun 2015 •Peningkatan kepemilikan di PT Bank Syariah Bukopin menjadi 89,07% Peningkatan kepemilikan di PT Bank Syariah Bukopin menjadi 86,82% 2016 • Peningkatan kepemilikan di PT Bukopin Finance menjadi 96,06% • Peningkatan kepemilikan di PT Bank Syariah Bukopin menjadi 90,67%

• Penerbitan Medium Term Notes I Bank Bukopin Tahun 2016

• Penerbitan Medium Term Notes I Bank Bukopin Tahun 2016 Seri B Penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II tahun 2017 2017

SEJARAH PERUSAHAAN

(31)

ENTITAS ANAK PERUSAHAAN

31

PT Bukopin Finance, bergerak dalam

bidang leasing (Perusahaan Pembiayaan).

Kepemilikan saham Bank Bukopin pada

PT Bukopin Finance sebesar

96,06%

PT Bank Syariah Bukopin, merupakan Bank

Umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan

prinsip

syariah.

Kepemilikan

saham Bank Bukopin pada PT Bank Bukopin

(32)

DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Glen Glenardi Direktur Utama Mikrowa Kirana Direktur Komersial Karya Budiana Komisaris Utama Independen Mulia P. Nasution Komisaris Independen Deddy S.A. Kodir

Komisaris Muhammad Rachmat Kaimuddin Komisaris Margustienny Oemar Ali Komisaris Independen Parikesit Suprapto Komisaris Independen

Dewan Komisaris

Direksi

Heri Purwanto Direktur Retail Adhi Brahmantya Direktur Pengembangan Bisnis & TI Setiawan Sudarmaji Direktur Pelayanan & Operasi Eko R Gindo Direktur Keuangan & Perencanaan Irlan Suud Direktur Manajemen

Risiko, Kepatuhan & Pengembangan SDM Luky Alfirman

(33)

“Indonesia Corporate Secretary Communication Award” Peringkat II Kategori Swasta dari Economic Review

“Obsession Award” The Best CEO

Sektor Swasta dari Obsession Media

Group

“PR Indonesia Awards”

Pemenang pada Kategori Media Relations – Subkategori Perusahaan

Swasta Nasional Tbk

“CSA Institute”

Salah satu Emiten pilihan Analis dalam Program Yuk

Nabung Saham.

33

“IICD Awards” Best Overall untuk Good Corporate

Governance

“Indonesia Prestige Brand Award 2017”

Potential Brand Winner

dari Warta Ekonomi

“Best Performance in

Complain Handling”

dari ATM PRIMA

“Banking Service Excellence”

Penghargaan sebagai “3rdBest

ATM” “Best Overall Performance” Infobank Banking Service Excellence Award 2017 dari MRI dan Infobank

“Banking Service Excellence”

Pangsa Penyaluran UMKM – Majalah

Investor

“Digital Innovation Award 2017”

Untuk kategori Bank Buku 3 dari Warta Ekonomi

(34)

For further information: [email protected] Telephone: (021) 7988266, 7989837

Fax: (021) 7980625

Referensi

Dokumen terkait

Pada awalnya, penulis melakukan analisis isi sederhana pada Oktober 2014 edisi Semarang Metro koran Suara Merdeka sebagai data awal untuk melihat bagaimana porsi berita

Tujuan dari penerapan Gamifikasi pada Aplikasi online marketing ini adalah meningkatkan ketertarikan para petani, tengkulak, dan toko swalayan untuk menggunakan

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (14) menyebutkan Pencemaran lingkungan hidup adalah

Berdasarkan hasil yang didapat mengenai employee engagement dari dimensi semangat, terdapat pernyataan yang tergolong sedang, yaitu pernyataaan” Ketika saya bangun di

Berdasarkan hak tersebut diatas, Pihak bank wajib memberikan informasi yang benar dan jelas mengenai karakteristik produk bank, dalam hal ini tabungan yang akan digunakan oleh

Dua puluh lima abad yang lalu India menyaksikan suatu revolusi intelektual dan religius yang berpuncak pada runtuhnya monoteisme, keegoisan yang berkenaan dengan kependetaan,

Hasil dari Pengujian Hipotesis menentukan bahwa Hipotesis Alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa mengajar kosa kata menggunakan teka teki silang bergambar memberikan

Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Hak angket adalah