Dari Redaksi Pembaca Yth.,
Kinerja perekonomian suatu sektor dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Buletin PDB Sektor Pertanian edisi ini menyajikan informasi tentang perkembangan kinerja sektor pertanian selama tahun 2012 - 2013, khususnya triwulan I 2013. Selain itu juga disertakan informasi tentang kontribusi sektor pertanian dan pengaruh musim terhadap kinerja masing-masing sub sektor pendukungnya.
Kritik dan saran membangun sangat kami harapkan untuk kemajuan buletin ini. Semoga buletin ini bermanfaat.
Daftar Isi
Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013 ... 1 Kontribusi Setiap
Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan I Tahun 2013 ... 2 Kontribusi PDB Sub Sektor Pertanian Terhadap PDB Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013 ... 3 Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian Triwulan I
Tahun 2013 ... 4 Indeks Implisit dan
Tingkat Perubahan Harga Produsen Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013 ... 6
inerja sektor pertanian sempit (sub sektor tanaman
bahan makanan,
perkebunan dan
peternakan) pada periode triwulan I tahun 2013 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan IV tahun 2012 maupun triwulan I tahun 2012. Perbaikan kinerja ini ditandai dengan adanya peningkatan PDB baik secara riil maupun nominal (Gambar 1).
Sub sektor tanaman bahan makanan mencatat peningkatan kinerja tertinggi dibandingkan sub sektor pertanian lainnya. PDB sub sektor
tanaman bahan makanan pada triwulan I tahun 2013 meningkat sebesar 68,60 persen terhadap triwulan sebelumnya,
sedangkan PDB
perkebunan dan
peternakan turun masing-masing sebesar 12,76 persen dan 3,38 persen. Secara riil total PDB triwulan I pada tahun 2013 ketiga sub sektor tersebut mencapai Rp. 67,23 triliun.
Sementara itu secara nominal PDB ketiga sub sektor pertanian sempit tersebut mencapai Rp. 243,82 triliun dengan kontribusi sebesar 11,36 persen dari total PDB Indonesia.
B u l e t i n P D B S e k t o r P e r t a n i a n diterbitkan 4 (empat) kali dalam setahun (Triwulanan) oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Pengarah/Penanggung Jawab: Ir. Tassim Billah, MM; Penyunting: Ir. Dewa N. Cakrabawa, MM; Penyunting Pelaksana: Ir.Sabarella, MSi.; Penyusun: Metha Herwulan Ningrum, Ir. Rumonang Gultom, Megawaty Manurung, SP; Layout-Publikasi : Heri Dwi Martono, Rinawati, SE, Heruwaty; Alamat Redaksi: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Jl. Harsono
K
P PuussaattDDaattaaddaannSSiisstteemm I InnffoorrmmaassiiPPeerrttaanniiaann K KeemmeenntteerriiaannPPeerrttaanniiaannV
V
o
o
l
l
u
u
m
m
e
e
1
1
2
2
,
,
N
N
o
o
m
m
o
o
r
r
2
2
,
,
J
J
u
u
n
n
i
i
2
2
0
0
1
1
3
3
ISSN : 1412 - 4343PDB Sektor Pertanian
B u l e t i n
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : **) Angka sangat sementara
Perkembangan PDB
Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan I
Tahun 2013
Kinerja perekonomian
Indonesia pada awal tahun 2013 mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan IV
tahun 2012 yang dicerminkan oleh membaiknya nilai PDB triwulan I tahun 2013. Secara
nominal PDB Indonesia
mencapai Rp. 2.146,38 triliun atau naik Rp. 50,69 triliun
dibandingkan triwulan IV
tahun 2012, sedangkan jika dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya
terjadi kenaikan sebesar Rp. 170,91 triliun (Tabel 1).
PDB Indonesia berasal dari 9 lapangan usaha dengan
sumbangan masing-masing
sektor sebagai berikut: sektor pertanian sebesar Rp. 322,81 triliun, sektor pertambangan dan penggalian Rp. 245,68
triliun, sektor industri
pengolahan Rp. 506,26 triliun, sektor listrik, gas dan air bersih Rp. 17,74 triliun, sektor Bangunan Rp. 218,50 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp. 302,91 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi Rp. 145,97
triliun, sektor keuangan,
persewaan dan jasa
perusahaan Rp. 162,71 triliun, serta sektor jasa-jasa Rp.
223,81 triliun. Dari
kesembilan lapangan usaha tersebut, PDB non migas tercatat sebesar Rp. 1.986,57 triliun.
PDB sektor pertanian dalam arti luas (mencakup sub sektor tanaman bahan
makanan, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan) secara nominal mencapai Rp. 322,81 triliun atau meningkat Rp. 65,24 triliun dibandingkan triwulan
2013 ***)
Tw. I Tw. IV Tw. I
1. P e r t a n i a n 300,37 257,56 322,81
a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 230,09 175,14 243,82 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 166,40 102,71 175,12
- Tanaman Perkebunan 28,89 33,76 30,28
- Peternakan dan Hasil-hasilnya 34,80 38,67 38,42
b. K e h u t a n a n 11,65 14,95 12,20
c. P e r i k a n a n 58,63 67,48 66,79
2. Pertambangan dan Penggalian 250,30 234,26 245,68
3. Industri Pengolahan 467,20 515,22 506,26
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 15,30 17,14 17,74
5. Bangunan 199,10 230,54 218,50
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 267,66 302,40 302,91
7. Pengangkutan dan Komunikasi 129,98 144,84 145,97
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 143,55 155,56 162,71
9. Jasa-jasa 202,00 238,18 223,81
PRODUK DOMESTIK BRUTO 1.975,48 2.095,69 2.146,38
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 1.812,27 1.940,15 1.986,57
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
Tabel 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah), 2012 - 2013
Lapangan Usaha 2012
IV 2012 yang sebesar Rp. 257,56 triliun.
Peningkatan tersebut
dipacu oleh peningkatan PDB sub sektor tanaman bahan makanan yang berhasil naik Rp. 68,68 triliun, yaitu dari Rp. 175,14 triliun (triwulan IV 2012) menjadi Rp. 243,82 triliun (triwulan I 2013) karena adanya musim panen komoditas padi. Sub sektor lainnya mengalami penurunan
dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sub sektor
perkebunan turun dari Rp. 33,76 triliun (triwulan IV 2012) menjadi Rp. 30,28 triliun. Sub sektor peternakan turun dari Rp. 38,67 triliun menjadi Rp. 38,42 triliun. Sub sektor kehutanan turun dari
Rp. 14,95 triliun menjadi Rp. 12,20 triliun, sedangkan sub sektor perikanan mengalami penurunan dari Rp. 67,48 triliun menjadi Rp. 66,79 triliun. Namun demikian jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2012 nilai nominal PDB seluruh sub sektor
pertanian mengalami peningkatan. Kontribusi PDB Sektor Pertanian Terhadap PDB Indonesia Triwulan I Tahun 2013
Peranan setiap lapangan usaha dalam pembentukan nilai tambah bruto dapat diketahui dari PDB atas dasar harga berlaku. Pada triwulan I
tahun 2013 PDB sektor
industri pengolahan
memberikan kontribusi
terbesar terhadap PDB
Indonesia, yaitu sebesar
23,59 persen. Sektor ini didominasi oleh kelompok industri non migas, khususnya industri makanan, minuman, dan tembakau yang sebagian merupakan industri berbasis pertanian.
Sektor pertanian berada di peringkat kedua dengan
kontribusi sebesar 15,04
persen. Kelompok sub sektor tanaman bahan makanan yang mencakup komoditas padi, palawija, sayuran dan
buah-buahan, memberikan
kontribusi sebesar 8,16 persen
2013 ***)
Tw. I Tw. IV Tw. I
1. P e r t a n i a n 15,21 12,29 15,04
a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 11,65 8,36 11,36
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 8,42 4,90 8,16
- Tanaman Perkebunan 1,46 1,61 1,41
- Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,76 1,85 1,79
b. K e h u t a n a n 0,59 0,71 0,57
c. P e r i k a n a n 2,97 3,22 3,11
2. Pertambangan dan Penggalian 12,67 11,18 11,45
3. Industri Pengolahan 23,65 24,58 23,59
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,77 0,82 0,83
5. Bangunan 10,08 11,00 10,18
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,55 14,43 14,11
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,58 6,91 6,80
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,27 7,42 7,58
9. Jasa-jasa 10,23 11,37 10,43
PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 91,74 92,58 92,55
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara Lapangan Usaha
Tabel 2. Kontribusi PDB Setiap Lapangan Usaha terhadap PDB Indonesia (%), 2012 - 2013
terhadap total PDB Indonesia.
Kontribusi sub sektor
pertanian lainnya masing-masing sebesar 1,41 persen (sub sektor perkebunan), 1,79 persen (sub sektor peternakan
dan hasil-hasilnya), 0,57
persen (sub sektor
kehutanan) dan sub sektor
perikanan sebesar 3,11
persen (Tabel 2).
Jika dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan berhasil naik
sedangkan sub sektor
pendukung pertanian lainnya justru turun.
PDB tanpa faktor
musiman dapat diketahui dari perbandingan antara triwulan I tahun 2013 dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2012 peranan
sektor pertanian menurun dari 15,21 persen menjadi 15,04 persen, sementara lapangan usaha lainnya mengalami peningkatan kecuali sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dari 12,67 persen menjadi 11,45 persen dan sektor industri pengolahan turun dari 23,65 persen menjadi 23,59 persen.
Kontribusi PDB Sub Sektor Pertanian Terhadap PDB Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013
Kontribusi PDB sub
sektor pertanian terhadap
PDB sektor pertanian
terbesar masih diberikan oleh sub sektor tanaman bahan makanan (Gambar 2). Pada
triwulan I tahun 2013
kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan mencapai 54,25 persen. Peringkat kedua ditempati oleh sub
sektor perikanan dengan
kontribusi sebesar 20,69
persen, diikuti oleh sub sektor peternakan dengan kontribusi sebesar 11,90 persen. Dua sub sektor lainnya yaitu perkebunan dan kehutanan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 9,38 persen dan 3,78 persen.
Jika dibandingkan
triwulan IV tahun 2012, kenaikan kontribusi terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan dari 39,88 persen menjadi 54,25 persen, sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan (Tabel 3).
Jika dibandingkan
triwulan I tahun 2012
kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan kehutanan,
mengalami penurunan,
sementara sub sektor
peternakan dan hasil-hasilnya mengalami peningkatan dari 11,59 persen menjadi 11,90
persen dan sub sektor
perikanan meningkat dari 19,52 persen menjadi 20,69 persen.
Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013
Kinerja perekonomian
Indonesia pada triwulan I
tahun 2013 secara riil
ditunjukkan oleh nilai PDB atas dasar harga konstan 2000 yang berhasil mencapai Rp. 671,34 triliun (Tabel 4).
Nilai tersebut naik 1,41 persen terhadap triwulan IV tahun 2012 yang mencapai Rp. 662,01 triliun. Adanya
perbaikan kinerja pada
beberapa lapangan usaha, terutama sub sektor Tanaman
Bahan Makanan, ikut
mendukung pencapaian
pertumbuhan nilai tambah tersebut.
Laju pertumbuhan
tertinggi pada triwulan I tahun 2013 dicatat oleh sektor pertanian dari Rp. 69,56 triliun
(triwulan IV 2012) menjadi Rp. 85,61 triliun atau setara dengan pertumbuhan positif 23,06 persen. Sektor lain yang mengalami peningkatan
kinerja adalah sektor
pertambangan dan penggalian
(0,02 persen), sektor
Pengangkutan dan
Komunikasi (1,57 persen),
dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa
perusahaan (2,96 persen).
Penurunan laju
pertumbuhan PDB terjadi
pada sektor perkebunan
(12,76 persen), sektor
peternakan dan hasil-hasilnya (3,38 persen), Kehutanan (19,49 persen) dan perikanan (2,12 persen).
Penurunan PDB juga terjadi pada 5 sektor lainnya
yaitu sektor industri
pengolahan (2,28 persen), sektor listrik, gas dan air
bersih (2,56 persen), sektor bangunan ( 4,69 persen), sektor perdagangan, hotel dan restoran ( 2,80 persen) dan sektor jasa-jasa (0,09 persen).
Secara umum sektor
non migas mampu
meningkatkan kinerja lebih baik dari pada sektor migas. Sektor non migas mencatat
pertumbuhan positif 1,51
persen, begitu juga dengan
sektor migas mencapai
pertumbuhan positif sebesar 1,41 persen (Tabel 4).
Di sektor pertanian, pertumbuhan positif untuk triwulan I tahun 2013 hanya dicapai oleh sub sektor tanaman bahan makanan. PDB riil sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp. 46,89 triliun, atau meningkat 68,60 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2012 yang
2013 ***)
Tw. I Tw. IV Tw. I
a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 76,60 68,00 75,53 - Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 55,40 39,88 54,25 - Tanaman Perkebunan 9,62 13,11 9,38 - Peternakan dan Hasil-hasilnya 11,59 15,01 11,90 b. K e h u t a n a n 3,88 5,80 3,78 c. P e r i k a n a n 19,52 26,20 20,69 P E R T A N I A N 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
Lapangan Usaha
Tabel 3. Kontribusi Sub Sektor Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian (%), 2012 - 2013
sebesar Rp. 27,81 triliun. Sementara penurunan laju pertumbuhan nilai tambah bruto terjadi pada sektor lainnya. Penurunan terbesar dialami oleh sub sektor
perkebunan turun dari
Rp. 11.21 triliun menjadi Rp 9,78 triliun pada triwulan I tahun 2013. PDB sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya turun dari Rp. 10,94 triliun menjadi Rp. 10,57 triliun pada triwulan I tahun 2013.
Meskipun terjadi
penurunan pada kedua sub sektor tersebut, kinerja sektor
pertanian dalam cakupan
sempit (tanaman bahan
makanan, perkebunan dan
peternakan) masih
menunjukan peningkatan
sebesar 34,59 persen.
Sementara itu, kinerja sub sektor kehutanan dan
perikanan turun
masing-masing sebesar 19,49 persen dan 2,12 persen terhadap triwulan sebelumnya.
Perkembangan kinerja
perekonomian Indonesia
tanpa pengaruh faktor
musiman dapat diketahui dari
perbandingan nilai PDB
triwulan I tahun 2013
terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan triwulan I tahun
2012 seluruh sektor
pendukung perekonomian
Indonesia menunjukkan
peningkatan kinerja, dengan demikian total nilai tambah bruto Indonesia naik dari Rp. 633,24 triliun (triwulan I 2012) menjadi Rp. 671,34 triliun (triwulan I tahun 2013)
atau setara dengan
pertumbuhan positif 6,02
persen.
Peningkatan tertinggi
terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen. 2013 ***) Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. I '13 thd. Tw. IV '12 Tw. I '13 thd. Tw. I '12 1. P e r t a n i a n 82,55 69,56 85,61 23,06 3,70
a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 65,22 49,95 67,23 34,59 3,09
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 45,93 27,81 46,89 68,60 2,08
- Tanaman Perkebunan 9,15 11,21 9,78 -12,76 6,87
- Peternakan dan Hasil-hasilnya 10,14 10,94 10,57 -3,38 4,24
b. K e h u t a n a n 3,74 4,71 3,79 -19,49 1,36
c. P e r i k a n a n 13,59 14,90 14,58 -2,12 7,29
2. Pertambangan dan Penggalian 48,29 48,08 48,08 0,02 -0,43
3. Industri Pengolahan 160,34 173,66 169,70 -2,28 5,84
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,79 5,24 5,11 -2,56 6,54
5. Bangunan 40,49 45,53 43,40 -4,69 7,19
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 112,31 123,08 119,64 -2,80 6,52
7. Pengangkutan dan Komunikasi 63,75 69,02 70,11 1,57 9,98
8. Keuangan, Perswaaan dan Jasa Perusahaan 61,58 64,80 66,72 2,96 8,35
9. Jasa-jasa 59,14 63,03 62,97 -0,09 6,48
PRODUK DOMESTIK BRUTO 633,24 662,01 671,34 1,41 6,02
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 598,22 628,72 638,24 1,51 6,69
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara Lapangan Usaha
2012 **) Laju Pertumbuhan (%) Tabel 4. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) dan Laju Pertumbuhan (%), 2012- 2013
PDB sektor pertanian juga mengalami peningkatan sebesar 3,70 persen, yaitu dari Rp. 82,55 triliun pada triwulan I tahun 2012 menjadi Rp. 85,61 triliun pada triwulan I tahun 2013. Peningkatan nilai tambah bruto terjadi pada semua sub sektor pendukung pertanian.
Peningkatan PDB
tertinggi dicapai oleh sub sektor perikanan sebesar 7,29 persen, diikuti oleh sub sektor perkebunan yang naik sebesar 6,87 persen. PDB sub sektor peternakan naik 4,24 persen, PDB sub sektor tanaman bahan makanan naik 2,08 persen dan PDB sub sektor kehutanan naik 1,36 persen.
Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013
Indeks harga dapat diturunkan dari perhitungan PDB yang disebut sebagai PDB deflator atau indeks
implisit. Indeks implisit
diperoleh dari perbandingan antara PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar
harga konstan. Berbeda
dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK), indeks
implisit menggambarkan
perubahan harga di tingkat produsen. Harga yang dicakup dalam indeks implisit relatif
lebih lengkap karena
memperhitungkan harga
barang dan jasa.
Pertumbuhan indeks implisit terhadap periode sebelumnya
merupakan inflasi/deflasi
harga produsen setiap
sektor/sub sektor pada
periode yang bersangkutan. Dalam periode tahun 2010 sampai dengan triwulan I tahun 2013 indeks implisit sektor pertanian berfluktuasi namun cenderung meningkat
(Gambar 3). Hal ini
menunjukkan adanya
kenaikan harga barang dan jasa di sektor pertanian dibandingkan tahun dasar
2000. Pergerakan indeks
implisit sektor pertanian
sejalan dengan indeks implisit sub sektor tanaman bahan makanan karena sub sektor ini merupakan kontributor PDB
terbesar untuk sektor
pertanian.
Pada triwulan I tahun
mencatat indeks implisit sebesar 362,64 (Tabel 5). Jika dibandingkan triwulan sebelumnya, terjadi inflasi sebesar 3,43 persen. Inflasi
tersebut disebabkan oleh
adanya kenaikan harga pada seluruh sub sektor pendukung pertanian.
Indeks implisit tertinggi di sektor pertanian dicapai oleh sub sektor perikanan
sebesar 458,01 yang
menunjukkan adanya
kenaikan harga komoditas barang dan jasa di sektor perikanan sebesar 358,01 persen dibandingkan tahun dasar 2000. Jika dibandingkan triwulan IV tahun 2012 terjadi inflasi sebesar 1,12 persen. Indeks implisit sub sektor tanaman bahan makanan pada triwulan I tahun 2013 mencapai 373,48, artinya kenaikan harga barang dan jasa di sub sektor tanaman
bahan makanan sebesar
273,48 persen dibandingkan
harga pada tahun dasar 2000, tetapi dibandingkan triwulan sebelumnya kenaikan harga hanya sebesar 1,13 persen.
Pada sub sektor
perkebunan tercatat indeks implisit triwulan I tahun 2013 sebesar 309,61 dengan laju inflasi mencapai 2,78 persen terhadap triwulan sebelumnya atau 209,61 persen terhadap tahun dasar 2000.
Sementara itu sub
sektor peternakan juga
mencatat kenaikan harga
dibandingkan triwulan IV
tahun 2012, yaitu sebesar 2,82 persen, sedangkan jika dibandingkan tahun dasar 2000 maka kenaikan harga barang dan jasa peternakan
mencapai 263,59 persen.
Sub sektor kehutanan mempunyai indeks implisit
sebesar 321,68 yang
menunjukkan inflasi terhadap triwulan sebelumnya sebesar
1,42 persen. Jika
dibandingkan antara laju
pertumbuhan produksi
(output) berdasarkan PDB atas dasar harga konstan
2000 dengan laju
pertumbuhan harga produsen berdasarkan indeks implisit triwulan I tahun 2013, sektor pertanian memiliki tingkat
pertumbuhan produksi
(output) yang lebih besar daripada tingkat inflasinya, khususnya untuk sub sektor tanaman bahan makanan, sedangkan sub sektor lainnya justru sebaliknya.
Pencapaian output di sub sektor tanaman bahan makanan untuk triwulan I tahun 2013 telah cukup optimal karena adanya panen raya pada komoditas padi, palawija dan hortikultura, namun sub sektor lainnya,
yaitu perkebunan dan
peternakan masih mampu meningkatkan kinerjanya pada triwulan berikutnya melalui
optimalisasi produksi. (RG)
Tw.IV '12 **) Tw.I '13 ***)
a. Pertanian sempit (3 sub sektor) 350,60 362,64 3,43
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama) 369,31 373,48 1,13
- Tanaman Perkebunan 301,23 309,61 2,78
- Peternakan dan Hasil-hasilnya 353,61 363,59 2,82
b. K e h u t a n a n 317,19 321,68 1,42
c. P e r i k a n a n 452,93 458,01 1,12
P E R T A N I A N 370,25 377,07 1,84
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
Lapangan Usaha Indeks Implisit Inflasi/Deflasi