• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM K3 PENGENALAN DAN PENGGOLONGAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN TANDA BAHAYA. Disusun Oleh : Mega Sukma Mentari ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAKTIKUM K3 PENGENALAN DAN PENGGOLONGAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN TANDA BAHAYA. Disusun Oleh : Mega Sukma Mentari ( )"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM K3

PENGENALAN DAN PENGGOLONGAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN TANDA BAHAYA

Disusun Oleh :

Mega Sukma Mentari (15013152)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI FARMASI FEBRUARI 2016

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Tujuan dalam melaksanakan praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengenali dan memahami penggolongan bahan kimia berdasarkan tanda bahaya yang tertera pada label bahan kimia.

1.2 Dasar Teori

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatira akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dngan aman, produktif dan efisien. (Khasani, 1990). Penggunaan bahan kimia yang jumlahnya sudah sedemikian banyak tentu saja mengharuskan praktikan yang erhubungan dengan bahan kimia untuk bekeja dengan cara aman agar terhindar dengan kecelakaan kerja akibat bahan kimia. Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan pengendalian secara individu. Penendalian secara individu merupakan yang utama, yaitu praktikan yang bekerja dengan bahan kimia harus dilengkapi dengan alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh praktikan apabila berada pada suatu tempat yang berbahaya. APD yang sering seperti sepatu latex, sarung tangan/gloves, kacamata/google, masker, dan face shield. (Cahaya, 2004)

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

(3)

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.

Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu :

1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.

2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.

3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya.

Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum :

(4)

1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll) 2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll)

3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya.

Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam:

1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia) 2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau

3. Kombinasi dari keduanya.

Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Mengenal dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan pengimpanan bahan-bahan atau pergudangan.

1.2.1 Label atau Simbol Bahaya

Label dan simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara penanganan secara umum sebagai berikut :

1. Explosive (bersifat mudah meledak)

Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu Contoh : amonium nitrat, nitrodelulosa

(5)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘explosive’ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for

Explosive Substances di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat

dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak .

Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3. Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3.

2. Oxidizing (pengoksidasi)

Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api

Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat

Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing” biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7.

(6)

3. Flammable (mudah terbakar)

Bahaya : mudah terbakar Meliputi :

a. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor, Keamanan : hindari campuran dengan udara.

b. Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane.

Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api. c. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar

bila kena air atau api.

d. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21°C. contoh : aseton dan benzene.

Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu ‘Extremely

flammable’ (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah

terbakar). Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya

extremely flammable “ merupakan liquid yang memiliki titik nyala sangat rendah

(di bawah 0oC) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35ºC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12.

Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly

flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi

atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan

(7)

akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.

4. Toxic (beracun)

Bahaya : toksik berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.

Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida.

Kemanana : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

a. LD50 oral (tikus) : 25 – 200 mg/kg berat badan b. LD50 dermal (tikus atau kelinci) : 50 – 400 mg/kg berat badan c. LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu : 0,25 – 1 mg/L

d. LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap : 0,50 – 2 mg/L Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25

(8)

Kode Xn (Harmful)

Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh Contoh : peridin

Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.

Kode Xi (irritant)

Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan Contoh : ammonia dan benzyl klorida

Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:

a. LD50 oral (tikus) : 200-2000 mg/kg berat badan b. LD50 dermal (tikus atau kelinci) : 400-2000 mg/kg berat badan c. LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu : 1 – 5 mg/L

d. LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap : 2 – 20 mg/L Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22.

Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41.

(9)

Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia Contoh : klor, belerang dioksida

Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2 atau pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35. Bahan kimia bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Misal : H2SO4, HNO3, HCl.

7. Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)

Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi

Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma)

(10)

dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53. Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2.

Potensi Bahaya untuk Kesehatan

Potensi bahaya di tempat kerja atau laboratorium yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut :

a. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

b. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

c. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.

d. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

(11)

e. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

f. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.

(12)

BAB II ALAT & BAHAN

Pada praktikum tentang “Pengenalan dan Penggolongan Bahan Kimia berdasarkan Tanda Bahaya” dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

No. Nama Bahan

1. Kalium Nitrat 2. Dibutyl Phthalate 3. N-Heksan

4. Natrium Nitrat 5. Arsen (III) – Oxid 6. Kalium Hidroksida 7. Ethyl Asetat 8. Tatrat Hydrat 9. Barium Nitrat 10. Mercury (II) Iodida

11. Hidroksi Ammonium Klorida 12. Hydrogen Piroksida

13. Capper (II) Sulfate Pentahydrate 14. Barium Klorida

15. Ammonium Klorida 16. Methanol

(13)

BAB III METODE KERJA

Tahapan – tahapan kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, sebagai berikut :

1. Memakai APD (Alat Perlindungan Diri)

2. Membaca label yang tertera pada wadah bahan yang sudah disediakan diatas meja laboratorium

3. Mencatat pada tabel pengamatan (Nama Bahan, Rumus Kimia,Tanda Bahaya dan Bentuk Bahan)

(14)

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan

No. Nama Bahan Rumus Kimia Tanda Bahaya Bentuk Bahan

1. Kalium Nitrat KNO3 Oxiding agent Kristal putih 2. Dibutyl Phthalate C16H22O4 Toxic,dangerous for

the environment

Cair

3. N-Heksan C6H14 Highly, harmful Cair

4. Natrium Nitrat NaNO3 Oxiding agent Hablur, granul putih

5. Arsen (III) – Oxid AS2O3 Toxic Serbuk putih 6. Kalium Hidroksida KOH Korosif

7. Ethyl Asetat C4H8O2 Highly flammble Cair

8. Tatrat Hydrat C4H4O6 Iritan Serbuk putih 9. Barium Nitrat Ba(NO3)2 Harmful Kristal putih

10. Mercury (II) Iodida HgI2 Toxic Serbuk merah

11. Hidroksi Ammonium Klorida

NH2O2*HCl Harmful, dangerous for the environment

Kristal putih

12. Hydrogen Piroksida H2O2 Harmful Cair 13. Capper (II) Sulfate

Pentahydrate

CuOS*5H2O Harmful, dangerous for the environment

Serbuk biru

14. Barium Klorida BaCl2*2H2O Toxic Kristal putih 15. Ammonium Klorida NH4Cl Harmful Serbuk putih 16. Methanol CH4O Toxic, karsiogenik,

Oxiding

Cair

4.2 Pembahasan

Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia dalam jumlah kecil menimbulkan keracuan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Bahan dinyatakan sebagai bahan beracun jika pernafasan melalui mulut LD50>25 atau 200 mg/Kg berat badan, atau pernafasan melalui kulit LD50>25 atau 400 mg/Kg berat badan, atau melalui pernafasan LD50>0,5 mg/L atau 2 mg/L. Kekuatan

(15)

racun didasarkan pada LD50 (letal dose 50) yang artinya berapa banyak zat tersebut yang diberikan kepada binatang percobaan dan membuat kematian sebanyak 50% dari binatang percobaan tersebut. Semakin kecil angka LD50 berarti semakin toxic suatu bahan tersebut atau sebaliknya. Pada umumnya zat toxic masuk melalui permafasan kemudian beredar ke seluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertetu yang dapat mengganggu organ tersebut, seperti hati, paru-paru dan lain-lain. Tetapi juga berakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal, atau cairan limfa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel epitel dan keringat. (Cahyono, 2004)

(16)

BAB V KESIMPULAN

Setelah dilakukan praktikum dan di dapatkan hasil pengamatan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam melakukan praktikum yang mengharuskan kita menggunakan bahan kimia harus berhati-hati terhadap bahan-bahan kimia yang digunakan. Mahasiswa harus bisa membaca dan memahami tanda pada label yang tertera pada bahan kimia karena bahan kimia memiliki tingkat berbahaya yang berbeda-beda yang dapat diketahui dari symbol-simbol yang tertera pada label kimia. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja praktikan wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP) yaitu sarung tangan, masker, jas laboratorium, sepatu yang tertutup dan APD yang lainnya (sesuai dengan sifat bahan yang akan digunakan)

Potensi bahaya di tempat kerja atau laboratorium yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan antara lain potensi Potensi bahaya fisik, Potensi bahaya kimia, Potensi bahaya biologis, Potensi bahaya fisiologis, Potensi bahaya Psiko-sosial dan Potensi bahaya dari proses produksi,

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, A B. 2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Khasani. 1990. Prosedur Alat-alat Kimia. Yogyakarta: Liberty.

Mulyono. 2008. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara. http://ekaandrians.blogspot.co.id/2013/04/simbol-dan-lebel-bahan-kimia-berbahaya_3893.html#sthash.OHs5NQwK.dpuf

Adi Syakdani, S.T., M.T,dkk.2012.Modul Kuliah Keselamatan Kesehatan Kerja dan Hukum Ketenagakerjaan.Politeknik Negeri Sriwijaya:Palembang.

Wijayanto.2012.Mengenal Bahan Kimia dan Simbol Bahaya.http://Chemistry6623.blogspot.com: Jakarta.

Doni,Apri.2012.Simbol atau Tanda Bahaya pada Pekerja.http://kesehatankerjaapridoni.blogspot.com/2012/09/simbol-atau-tanda-bahaya-pada-pekrja_28.html.

Rosalina,Hilda.2012.Label atau Simbol Bahaya. http://hilda-rosalina.blogspot.com/2012/08/label-atau-simbol-bahaya.html.

Sfiw.2012.Arti dari simbol bahan kimia

berbahaya.http://blogsfiw.blogspot.com/2012/09/arti-dari-simbol-bahan-kimia-berbahaya.html.

Imafa.2012.Klasifikasi Bahan Kimia

Berbahaya.http://industri17imafa.blog.mercubuana.ac.id/tag/klasifikasi-bahan-kimia-berbahaya/

Referensi

Dokumen terkait