• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan

Computer Network adalah sebuah sistem komunikasi yang

menghubungkan dua komputer atau lebih. Network didefinisikan sebagai dua

atau lebih komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Dalam hal ini, ditekankan bahwa network tidak hanya

terdiri dari komputer saja, tetapi juga peripheral-peripheral lainnya seperti

printer, modem, plotter, scanner, dan peripheral lainnya yang terhubung oleh

beberapa medium seperti kabel, fiber optic maupun perangkat wireless.

Berdasarkan luas jangkauannya, network dapat dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu :

1. Local Area Network ( LAN )

LAN adalah jaringan komputer yang mencakup satu lokal area seperti rumah, kantor atau kampus. Secara umum, LAN mencakup area maksimal 1 km2.

(2)

2. Metropolitan Area Network ( M AN )

MAN adalah jaringan komputer besar yang menghubungkan jaringan antar kampus atau kantor bahkan antar kota yang berdekatan. M AN mencakup area lebih besar dibandingkan dengan LAN, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan WAN.

3. Wide Area network ( WAN )

WAN adalah suatu jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN dan M AN. WAN menghubungkan jaringan-jaringan komputer dalam jumlah yang sangat besar. Salah satu contoh nyata WAN adalah internet.

2.2 Konsep Networking Model

Pada saat network baru muncul, kebanyakan komputer hanya bisa berkomunikasi dengan komputer yang dibuat oleh perusahaan yang sama. Untuk itu International Organization for Standarization membuat model

referensi Open System Interconnection (OSI) sebagai solusi untuk mengatasi

masalah kompabilitas ini.

2.2.1 Pengenalan Layer

Konsep layer digunakan umtuk menjelaskan bagaimana komputer

(3)

jaringan komputer mendistribusikan informasi dari sumber ketujuan. Ketika komputer mengirimkan informasi melalui network, semua

komunikasi di atur oleh sumber kemudian dikirimkan ke tempat tujuan. Informasi yang ada dalam jaringan secara umum disebut dengan data atau paket. Sebuah paket secara logika merupakan sekumpulan unit informasi yang bergerak diatara sistem komputer. Setiap kali data melewati layer, informasi ditambahkan dari setiap layer yang akan

mengefektifkan komunikasi dengan layer penerima pada komputer

tujuan.

M odel Open System Interconnection (OSI) dan Transmission

Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) memiliki layer yang

menjelaskan bagaimana data mengalir dari komputer yang satu dengan komputer lainnya. Model tersebut memiliki perbedaan pada jumlah dan fungsi layer yang dimilikinya.Tetapi, setiap model dapat digunakan untuk

menjelaskan dan menyediakan keterangan lengkap tentang aliran informasi dari sumberketujuan.

2.2.2 Model OS I Layer

M odel referensi Open System Interconnection (OSI)

menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi

disebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu

(4)

konseptual terbagi ke dalam tujuh lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. M odel ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh International Standards

Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol

internasional yang digunakan pada berbagai layer . M odel ini disebut ISO

karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open

System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk

berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. Untuk ringkas-nya, kita akan menyebut model tersebut sebagai model OSI saja.

Gambar 2.1. Model OSI Layer

Standar OSI ini mendefinisikan tujuh lapisan, diantaranya adalah sebagai berikut :

(5)

1. Physical Layer (Layer 1)

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet

atau Token Ring), topologi jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level

ini jugamendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat

berinteraksi dengan media kabel atau radio.

2. Data Link Layer (Layer 2)

Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu,

pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan

perangkat keras seperti halnya Media Access Control (M AC) Address ,

dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub,

bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802,

membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link

Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (M AC).

3. Network Layer (Layer 3)

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat

header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui

(6)

4. Transport Layer (Layer 4)

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket

yang hilang di tengah jalan.

5. Session Layer (Layer 5)

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.

6. Presentation Layer (Layer 6)

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikanoleh aplikasi ke dalamformat yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation

(dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network

(7)

7. Application Layer (Layer 7)

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.

Application protocol

Presentat ion protocol

Session protocol Transport protocol Net work protocol Application Layer Presentation Layer Session Layer Transport Layer Network Layer Data Link Layer Physical Layer Application Layer Pr esentation Layer Session Layer Transport Layer Net work Layer Data Link Layer Physical Layer Bit s DH Data DT TH Data Data NH Data PH SH Data Dat a AH Dat a Proses Penerimaan Proses Pengiriman

Path transmisi dat a sebenarnya

Gambar 2.2 Transmisi Data Pada Model OSI

2.2.3 Model TCP/IP Layer

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah

(8)

proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol

ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di

sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an

hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.

Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga

beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti

protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti M icrosoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet

(9)

Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet

Engineering Task Force (IETF). M acam-macam protokol yang berjalan

di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang

dikeluarkan oleh IETF.

Gambar 2.3 Model TCP/IP Layer

Setiap lapisan yang dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite) TCP/IP

diasosiasikan dengan protokolnya masing-masing.Protokolutama dalam protokol TCP/IP adalah sebagai berikut :

1. Application Layer

Lapisan ini bertanggung jawab dalam rangka menyediakan akses kepada aplikasi terhadap jaringan TCP/IP. Protokol-protokol yang berjalan pada lapisan ini adalah protokol Dynamic Host

(10)

Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS),

Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP),

Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SM TP), Simple Network

Management Protocol (SNM P dan masih banyak protokol lainnya.

Dalam beberapa implementasi stack protokol, seperti halnya

Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi

dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau

NetBIOS over TCP/IP (NetBT).

DHCP

DHCP (DynamicHost Configuration Protocol) adalah

protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai

untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Dynamic_Host_Configuration_Protocol)

DNS

DNS (Domain Name System) adalah sebuah sistem yang

menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam

(11)

jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server

transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat

elektronik (email) untuk setiap domain.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Domain_Name_System)

HTTP

HTTP (Hypertext Transfer Protocol) adalah protokol yang

dipergunakan untuk mentransfer dokumen dalam World Wide

Web (WWW). Protokol ini adalah protokol ringan, tidak

berstatus dan generik yang dapat dipergunakan berbagai macam tipe dokumen. HTTP adalah sebuah protokol meminta atau menjawab antara client dan server. Sebuah client HTTP seperti

web browser, biasanya memulai permintaan dengan membuat

hubungan TCP/IP ke port tertentu di host yang jauh (biasanya

port 80).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hypertext_Transfer_Protocol)

FTP

FTP (Transfer Protocol) adalah sebuah protokol Internet

yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan file komputer antar mesin-mesin dalam

(12)

sebuah internetwork. FTP merupakan salah satu protokol

Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan download dan upload

berkas-berkas komputer antara client FTP dan server FTP.

(http://id.wikipedia.org/wiki/File_Transfer_Protocol)

TELN ET

Telnet (Telecommunication Network) adalah sebuah

protokol jaringan yang digunakan di koneksi Internet atau Local

Area Network (LAN). TELNET dikembangkan pada 1969 dan

distandarisasi sebagai IETF STD 8, salah satu standar Internet pertama. TELNET memiliki beberapa keterbatasan yang

dianggap sebagai risiko keamanan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Telnet).

S MTP

SM TP (Simple Mail Transfer Protocol) merupakan salah

satu protokol yang umum digunakan untuk pengiriman surat elektronik di Internet. Protokol ini dipergunakan untuk mengirimkan data dari komputer pengirim surat elektronik ke

server surat elektronik penerima.

(13)

2. Transport Layer

Lapisan ini bertanggung jawab dalam rangka membuat komunikasi antar dua host, dengan menggunakan cara membuat sebuah sesi connection-oriented atau menyebarkan sebuah

connectionless broadcast. Protokol-protokol yang berjalan pada

lapisan ini adalah protokol Transmission Control Protocol (TCP)

dan User Datagram Protocol (UDP).

TCP

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini menggunakan

skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta

komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet.

(14)

UDP

UDP(User Datagram Protocol) adalah salah satu protokol

lapisan transpor TCP/IP yang mendukung komunikasiyang

connectionless antara host-host dalam jaringan yang menggunakan

TCP/IP. Hal ini berarti bahwa suatu paket yang dikirim melalui jaringan dan mencapai komputer lain tanpa membuat suatu koneksi.

3. Internet Layer

Lapisan ini bertanggung jawab dalam melakukan routing dan pembuatan paket IP (dengan menggunakan teknik

encapsulation).Protokol-protokol yang berjalan pada lapisan ini

adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),

Internet Control Message Protocol (ICM P), serta Internet Group

Management Protocol (IGM P).

IP

IP (Internet Protocol) adalah protokol lapisan jaringan

(network layer dalam OSI Reference Model) atau protokol lapisan

internetwork (internetwork layer dalam DARPA Reference Model)

yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan

(15)

komputer berbasis TCP/IP. Protokol IP merupakan salah satu protokol kunci di dalam kumpulan protokol TCP/IP. Sebuah paket IP akan membawa data aktual yang dikirimkan melalui jaringan dari satu titik ke titik lainnya. M etode yang digunakannya adalah

connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan

memelihara sebuah sesi koneksi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Internet_Protocol)

ARP

ARP (Address Resolution Protocol) adalah sebuah

protokol dalam TCP/IP protocol suite yang bertanggungjawab

dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media

Access Control (M AC) Address . ARP didefinisikan di dalam RFC

826. Ketika sebuah aplikasi yang mendukung teknologi protokol jaringan TCP/IP mencoba untuk mengakses sebuah host TCP/IP

dengan menggunakan alamat IP, maka alamat IP yang dimiliki oleh host yang dituju harus diterjemahkan terlebih dahulu ke

dalam M AC Address agar frame-frame data dapat diteruskan ke

tujuan dan diletakkan di atas media transmisi (kabel, radio, atau cahaya), setelah diproses terlebih dahulu oleh Network Interface

Card (NIC). Hal ini dikarenakan NIC beroperasi dalam lapisan

(16)

dan menggunakan alamat fisik daripada menggunakan alamat logis untuk melakukan komunikasi data dalam jaringan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Address_Resolution_Protocol)

ICMP

Internet Control Message Protocol (ICM P) adalah salah

satu protokol inti dari keluarga protokol internet. ICMP utamanya digunakan oleh sistem operasi komputer jaringan untuk mengirim pesan kesalahan yang menyatakan, sebagai contoh, bahwa komputer tujuan tidak bisa dijangkau.

ICMP berbeda tujuan dengan TCP dan UDP dalam hal ICMP tidak digunakan secara langsung oleh aplikasi jaringan milik pengguna. salah satu pengecualian adalah aplikasi ping yang mengirim pesan ICM P Echo Request (dan menerima Echo Reply)

untuk menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket yang dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet_Control_M essage_Protocol)

IGMP

Internet Group Management Protocol (disingkat menjadi

IGM P) adalah salah satu protokol jaringan dalam kumpulan protokol Transmission Control Protocol/Internet Protocol

(17)

(TCP/IP) yang bekerja pada lapisan jaringan yang digunakan untuk menginformasikan router-router IP tentang keberadaan

group-group jaringan multicast. Sekali sebuah router mengetahui

bahwa terdapat beberapa host dalam jaringan yang terhubung secara lokal yang tergabung ke dalam group multicast tertentu,

router akan menyebarkan informasi ini dengan menggunakan

protokol IGM P kepada router lainnya dalam sebuah internetwork

sehingga pesan-pesan multicast dapat diteruskan kepada router

yang sesuai. IGM P kemudian digunakan untuk memelihara keanggotaan group multicast di dalam subnet lokal untuk sebuah

alamat IP multicast.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Internet_Group_M anagement_Protoc ol)

4. Network Access Layer

Lapisan ini bertanggung jawab dalam meletakan

frame-frame data di atas media jaringan. Protokol yang berjalan dalam

lapisan ini adalah beberapa arsitektur jaringan lokal (seperti halnya

Ethernet atau TokenRing), serta layanan teknologi WAN seperti

Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services

Digital Network (ISDN), Frame Relay, dan Asynchronous Transfer

Mode (ATM ), Serial Line Internet Protocol (SLIP), Point-to-Point

(18)

ATM

Asynchronous Transfer Mode (ATM ) adalah protokol

jaringan yang berbasis sel, yaitu paket-paket kecil yang berukuran tetap (48 byte data + 5 byte header). Protokol lain yang berbasis

paket, seperti IP dan Ethernet, menggunakan satuan data paket yang

berukuran tidak tetap. Kata asynchronous pada ATM berarti

transfer data dilakukan secara asinkron, yaitu masing-masing pengirim dan penerima tidak harus memiliki clock yang

tersinkronisasi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Asynchronous_Transfer_M ode)

Frame Relay

Frame relay adalah protokol packet-switching yang

menghubungkan perangkat-perangkat telekomunikasi pada satu

Wide Area Network (WAN). Protokol ini bekerja pada lapisan Fisik

dan Data Link pada model referensi O SI.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Frame_relay)

IS DN

Integrated Services Digital Network (ISDN). Pada

(19)

transfer data dengan kecepatan lebih tinggi melalui saluran telepon reguler. ISDN memungkinkan kecepatan transfer data hingga 128.000 bps (bit per detik).

S LIP

Suatu standard yang keluar pada awal tahun 1990 untuk menggunakan jalur telepon biasa (jalur serial) dan sebuah modem untuk menghubungkan komputer seperti situs internet sesungguhnya SLIP telah digantikan oleh PPP.

PPP

Point-to-Point Protocol (PPP) adalah sebuah protokol

enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada Wide Area

Network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang

berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun

1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya

mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP didefinisikan pada RFC 1661 dan RFC 1662.

(20)

2.3 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol adalah adalah protokol lapisan jaringan atau

protokol lapisan internetwork yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk

melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan

komputer berbasis TCP/IP. Didesain untuk interkoneksi sistem komunukasi komputer pada jaringan packet switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah

komputer diidentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan agar mencegah kesalahan pada transfer data. Terkahir, protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protocol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada transferdata.

Salah satu hal yang penting dalam IP, dalam pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat terdiri dari 32 bit.

2.3.1 Pengalamatan IP

Pengalamatan bertujuan bagaimana supaya data yang dikirim sampai pada mesin yang sesuai dan bagaimana hal tersebut dapat dilakukan oleh operator dengan mudah. Untuk itu maka data dari suatu

(21)

komputer tersebut data akan disampaikan ke user atau proses yang sesuai.

Di jaringan IPv4, alamat IP mengunakan nomor sebanyak 32 bit, biasanya ditulis sebagai nomor empat 8-bit di ungkapkan dalam bentuk desimal dan terpisah oleh titik. Contoh alamat IP adalah 10.0.17.1, 192.168.1.1 atau 172.16.5.23. Jika anda memerinci setiap alamat IP mungkin, alamat IP akan mencakup dari 0.0.0.0 sampai 255.255.255.255. Ini menghasilkan jumlah total sebanyak lebih dari empat milyar alamat IP yang mungkin (255 x 255 x 255 x 255 = 4.228.250.625), walaupun banyak dari alamat tersebut di reserved untuk maksud khusus dan tidak digunakan pada

mesin / komputer. M asing-masing alamat IP dapat digunakan sebagai penunjuk yang unik untuk membedakan satu mesin dengan mesin lain di jaringan.

Pengalamatan IPv4 terbagi dalam lima kelas (Cisco System, 2005), yaitu :

1. Kelas A

Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier. 24 bit

sisanya (atau tiga octet terakhir) merepresentasikan host identifier.

Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat IP pada kelas A dimulai dari 1.0.0.0 sampai dengan 126.255.255.255. Alamat dengan oktet

(22)

awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme

Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang

bersangkutan.

2. Kelas B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)

merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384

network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya. Alamat IP pada kelas A dimulai dari 128.0.0.0 sampai dengan

192.167.255.255.

3. Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit

sisanya (sebagai oktet terakhir)akan merepresentasikan host

(23)

network, dan 254 host untuk setiap network-nya. Alamat IP pada kelas A dimulai dari 192.168.0.0 sampai dengan 223.255.255.255.

4. Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat

IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit

pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28

bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk

mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian alamat multicast IPv4.

5. Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

(24)

2.3.2 Pemakaian IP

Selain pembagian IP lewat alamat, alamat IP juga dibagi menjadi dua macam berdasarkan pemakaiannya di internet (Cisco System, 2005), yaitu :

1. Private IP Address

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak

membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara

ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan

menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam beberapa blok alamat berikut :

(25)

• 10.0.0.0/8 (Kelas A)

Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan

sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP

yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.

• 172.16.0.0/12 (Kelas B)

Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan

dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah

organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.

• 192.168.0.0/16 (Kelas C)

Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai

sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan

(26)

organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1

hingga 192.168.255.254.

• 169.254.0.0/16 (IP privat dalam beberapa sistem operasi)

Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang Internet Assigned Numbers Authority (IANA)

mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol

Addressing (APIPA).

2. Public IP Address

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh Inter NIC dan berisi beberapa buah network identifier yang

telah dijamin unik. Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.

(27)

Alamat IP secara global dialokasikan dan di distribusikan

oleh Regional Internet Registrar (RIR) ke Internet Service Provider

(ISP). ISP kemudian memberikan blok IP yang lebih kecil kepada pelanggan mereka sesuai keperluan. Sebenarnya semua pemakai Internet mendapatkan alamat IP mereka dari ISP. Alamat IP ini di kenal sebagai Alamat IP Publik. Alamat public IP address adalah

semua alamat IP selain private IP address dan IP loopback

(127.0.0.0 s/d 127.25.255.255).

Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan

host ID yang hendak digunakan, yaitu :

Network ID tidak boleh sama dengan 127

Karena digunakan untuk keperluan loopback. Loopback adalah

alamat IP yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.

Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)

Jika hal ini dilakukan, network ID dan host ID tersebut akan

diartikan sebagai alamat broadcast ID, yang artinya alamat

yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket didengar oleh

(28)

Network ID dan Host ID tidak boleh 0

Alamat IP dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network.

Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk

satu jaringan, dan tidak menunjuk suatu host.

Host ID harus unik sdalam satu network

Dalam satu network tidak boleh ada dua host yg memiliki host

ID yang sama.

2.4 Routing Protocol

Routing Protocol adalah proses yang digunakan router untuk menyampaikan

paket ke jaringan tujuan. Routing Protocol adalah metode yang digunakan

router untuk saling menukar informasi routing dan menyediakan koneksi

dengan internet. Aturan ini dapat di berikan secara dynamic ke sebuah router

dari router yang lain, atau dapat juga diberikan secara static ke router oleh

seorang administrator. Routing berbeda dengan bridging. Perbedaan utama

antara keduanya yaitubridging berlangsung pada layer 2 (Data Link Layer)

dari model OSI, sedangkan routing berlangsung di layer 3 (Network Layer).

Sebuah router membuat keputusan untuk menruskan paket

(29)

keputusan yang tepat, router harus mempelajari bagaimana caranya untuk

mencapai jaringan yang lokasinya jauh.

Ketika sebuah router menggunakan router dynamic, informasi ini

dipelajari dari router yang lain. Ketika routing static digunakan,

administrator jaringan harus mengkonfigurasi informasi mengenai jaringan

secara manual.

2.4.1 Static Routing

Administrator sendiri yang menentukan secara manual

jalur terbaik untuk mencapai jaringan tujuan dari jaringan asal.

Static Routing merupakan metode routing yang paling sederhana.

Karena static route di konfigurasi secara manual,

administrator jaringan harus menambah dan menghapus route jika

terjadi perubahan pada topologi jaringan. Pada jaringan yang besar, proses maintenance terhadap routing table akan memerlukan

banyak waktu.

Static routing jarang digunakan pada jaringan yang besar

karena kesulitan maintenance terhadap routing table ini. Akan

(30)

bersama-sama dengan dynamic routing, misalnya jika policy jaringan

mangharuskan traffic melalui route tertentu.

2.4.2 Dynamic Routing

Karena static routing dikonfigurasi secara manual,

administrator jaringan harus menambahkan dan menghapus static

route jika ada perubahan topologi. Oleh karena itu digunakanlah

dynamic routing.

Beberapa contoh dari dynamic routing protocol antara lain

yaitu :

Routing Information Protocol (RIP)

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

Open Shortest-Path First (OSPF)

Border Gateway Protocol (BGP)

2.4.3 Autonomous System

Autonomous System (AS) adalah suatu kelompok yang

terdiri dari satu atau lebih IP Prefix yang terkoneksi yang dijalankan

(31)

yang didefinisikan dengan jelas. AS diperlukan bila suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan routing yang berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang terhubung kepada dua upstream atau lebih ataupun eXchange Point, peering dengan jaringan lokal pada eXchange Point.

Autonomous System Numbe (ASN) adalah nomor two-byte unik yang

diasosiasikan dengan AS. A SN digunakan sebagai pengidentifikasi yang memungkinkan A S untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan A S yang lain. Protokol-protokol routing yang

berjalan dalam sebuah jaringan oleh sebuah organisasi atau AS disebut Interior Gateway Protocol (IGP). Sedangkan protocol

routing yang berjalan diantara dua jaringan yang berbeda dan

dikontrol oleh dua organisasi atau AS yang berbeda adalah Exterior

Gateway Protocol (BGP).

(32)

2.4.4 Distance Vector Routing Protocol

Routing ini menggunakan algoritma Bellman-Ford.

Dimana tiap router pada jaringan memiliki informasi jalur mana yang terpendek untuk menghubungi segmen berikutnya. Kemudian antar router akan saling mengirimkan informasi tersebut, dan akhirnya jalur yang lebih pendek akan lebih sering dipilih untuk menjadi jalur menuju ke host tujuan.Protokol yang menggunakan algoritma ini yaitu RIP.

Gambar 2.6 Konsep Distance Vektor

2.4.5 Link State Routing Protocol

Routing ini menggunakan teknik link state, dimana artinya

(33)

roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling

menukar informasi, nilai yang paling efisien yang akan diambil sebagai jalur dandi entri ke dalam table routing. Informasi state yang ditukarkan disebut Link State Advertisement (LSA). Dengan

menggunakan algoritma pengambilan keputusan Shortest Path First

(SPF), informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa hingga membentuk suatu jalur routing. Routing protokol yang menggunakan algoritma ini adalah O SPF

.

Gambar 2.7 Konsep Link-State

2.4.6 Contoh Routing Protocol

1. Routing Information Protocol (RIP)

Routing protocol yang menggunakan algoritma distance

(34)

pada tahun 1969 dan merupakan algoritma routing yang

pertama pada ARPANET. RIP yang merupakan routing

protokol dengan algoritma distance vector, yang

menghitungjumlah hop (count hop) sebagai routing metric.

Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop.

Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30

detik,melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing,

digunakan teknik split horizon withpoison reverse. RIP

merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di

konfigurasi.RIP memiliki 3 versi yaitu RIPv1, RIPv2, RIPng.

• RIPv1

RIPv1 didefinisikan pada RFC 1058,

dimanamenggunakan classful routing, tidak

menggunakan subnet. Tidak mendukung Variable

Length Subnet Mask (VLSM ).

• RIPv2

RIPv2 hadir sekitar tahun 1994, dengan memperbaiki kemampuan akan ClasslessInter-Domain Routing.

Didefinisikan pada RFC 2453.

• RIPng

RIPng merupakan protokol RIP untuk IPv6. Didefinisikan pada RFC 2080.

(35)

2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah routing

milik Cisco. IGRP merupakan protokol routing distance vector.

Seleksi jalurnya menggunakan metrik campuran berupa

bandwidth, load, delay dan realibility. IGRP menukung 255 hop

count. Routing update, secara default, akan dikirim secara

broadcast setiap 90 detik. Routing update berisi semua tabel

routing pengirim. Dibutuhkan nomor AS unik ketika

mengimplementasikan IGRP pada sebuah jaringan. IGRP memiliki 3 jenis route, yaitu :

1. Interior – rute-rute antar subnet-subnet jaringan yang

menempel pada interface router. Jika jaringan yang

menempel pada interface router belum di-subnet, IGRP

tidak akan memasang rute-rute interior.

2. System – rute-rute ke jaringan AS. Rute-rute sytem tidak

mencantumkan informasi subnet.

3. Exterior - rute-rute ke jaringan-jaringan luar AS yang

mempertimbangkan ketika gerbang tempat pembuangan terakhir (gateway of last resort) diidentifikasi.

(36)

Gambar 2.8 Jenis-jenis Rute Pada IGRP

Walaupun IGRP telah memperbaiki sedikit kelemahan pada RIPv1, tetapi IGRP tidak mendukung VLSM dan CIDR. Oleh karena itu, Cisco telah membuat EIGRP untuk memperbaiki masalah ini.

3. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

EIGRP merupakan routing protocol yang dibuat CISCO.

EIGRP termasuk routing protocol dengan algoritma hybrid.

EIGRP menggunakan beberapa terminologi, yaitu :

1. Successor : istilah yang digunakan untuk jalur yang

digunakan untuk meneruskan paket data.

2. Feasible Successor : istilah yang digunakan untuk jalur

yang akan digunakan untuk meneruskan data apabila

(37)

3. Neighbor table : istilah yang digunakan untuk tabel yang berisi alamat dan interface untuk mengakses ke router

sebelah

4. Topology table : istilah yang digunakan untuk tabel yang

berisi semua tujuan dari router sekitarnya.

5. Reliable transport protocol : EIGRP dapat menjamin urutan

pengiriman data.

Perangkat EIGRP bertukar informasi hello packet untuk

memastikan daerah sekitar. Pada bandwidth yang besar router

saling bertukar informasi setiap 5 detik, dan 60 detik pada

bandwidth yang lebih rendah.

4. Open Shortest-Path First (OSPF)

OSPF merupakan routing protocol berbasis link state,

termasuk dalam interior Gateway Protocol (IGP).

M enggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung Shortest

Path First (SPF). M enggunakan cost sebagai routing metric.

Setelah antar router bertukar informasi maka akanterbentuk

database link state pada masing-masing router. M enggunakan

metode M D5 untuk autentikasi antar router sebelum menerima

Link-state Advertisement (LSA). Router dalam broadcast

(38)

mendeteksi satu sama lainnya. Pendeteksian dilakukan dengan mendengarkan “Hello Packet”. Hal inidisebut 2 way state.

Router OSPF mengirimkan “Hello Packet” dengan cara unicast

dan multicast. Alamat multicast 224.0.0.5 dan 224.0.0.6

digunakan O SPF, sehingga OSPF tidak menggunakan TCP atau UDP melainkan IP protocol 89.

Gambar 2.9 Area pad a OSPF

5. Border Gateway Protocol (BGP)

Border Gateway Protocol (BGP) adalah inti dari protokol

routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari

jaringan internet dunia. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan implementasi report pada BGP-4. RFC 4277

menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous

(39)

System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path

vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies,

dan atau ruleset. BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini .

BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan

menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel

routing.

Gambar 2.10 BGP

2.5 Topologi Jaringan

Topologi jaringan mendeskripsikan struktur dari suatu jaringan. Topologi jaringan terbagi menjadi 2 jenis yaitu topologi fisik dan topologi logik. Topologi fisik adalah topologi jaringan yang memberikan gambaran tentang jalur kabel atau media, sedangkan topologi logik lebih menjelaskan bagaimana suatu media diakses untuk pengiriman data. Secara umum,

(40)

topologi fisik terbagi menjadi beberapa jenis ( Cisco Systems, 2006), seperti:

1. Topologi Bus

Topologi bus menghubungkan komputer yang satu dengan

yang lain secara berantai ( daisy-chain ) dengan perantaraan suatu

kabel yang umumnya berupa kabel tunggaljenis koaksial.

Gambar 2.11 Topologi Bus

Topologi ini umumnya tidak menggunakan suatu peralatan aktif untuk menghubungkan komputer, oleh sebab itu ujung-ujung kabel koaksial harus ditutup dengan tahanan (termination resistor )

untuk menghindarkan pantulan yang dapat menimbulkan gangguan yang menyebabkan kemacetan jaringan.

(41)

2. Topologi Star

Topologi star (bintang ) menghubungkan semua komputer

pada suatu perangkat jaringan seperti hub atau switch. Hub atau

switch berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dari suatu komputer

dan meneruskannya ke komputer lain. Untuk hub sedikit berbeda

karena sinyal yang diterima akan diteruskan ke semua komputer yang berhubungan dengan hub.

Gambar 2.12 Topologi Star

3. Topologi Ring

Jaringan dengan topologi ring ini mirip dengan topologi

bus, hanya ujung-ujungnya saling berhubungan membentuk suatu lingkaran.Topologi ring ini diperkenalkan oleh perusahaan IBM

(42)

Gambar 2.13 Topologi Ring

4. Topologi Mesh

Topologi ini menghubungkan satuh host ke semua host

yang berada di jaringannya. Begitu juga dengan host yang kedua,

juga terhubung ke semua host lainnya. Keunggulan topologi ini

adalah jaringan yang reliable, karena bila satu path atau line

terputus, tidak akan mempengaruhi jaringan karena masih tersedia

path-path lainnya dalam pengiriman data.

(43)

5. Topologi logik

M enjelaskan bagaimana host–host dapat saling

berkomunikasi melalui media. Dua jenis topologi logik yang sering digunakan ( Cisco Systems, 2006 ) adalah :

1. Broadcast

Topologi logik secara broadcast menjelaskan bahwa

setiap host mengirimkan data ke semua host lainnya yang berada

di jaringannya. Tidak ada aturan yang mengatur jalannya data di jaringan. Teknik ini lebih dikenal dengan istilah first come first

serve. Salah satu teknologi yang menggunakan teknik ini adalah

teknologi ethernet.

2. Token Passing

Teknik ini mengatur jalannya data dan pemakaian jaringan dengan cara mengirimkan sebuah token–electronic secara

sekuensial ke setiap host. Ketika host mendapatkan token–

electronic ini, maka host ini berhak untuk menggunakan jaringan

untuk mengirim data. Bila telah selesai menggunakan jaringan,

token – electronic kembali dikirimkan ke host-host lainnya.

Teknologi yang menggunakan teknik ini adalah Token Ring dan

(44)

2.6 Jenis-Jenis Media

1. Kabel UTP

Kabel UTP ( Unshielded Twisted Pair ) adalah kabel

LAN yang paling banyak dipakai saat ini. Jenis kabel ini mudah dalam pemasangan, tidak mahal, dan memiliki kinerja yang baik. UTP yang digunakan untuk jaringan saat ini adalah UTP kategori 5 yang dapat mendukung transmisi data sebesar 100 mbps dengan jarak maksimal 100 meter. Untuk menambah jarak jangkauan dapat dengan menggunakan repeater, hub, bridge atau

switch. UTP terdiri dari 4 pasang kabel yang dipilin untuk

mengurangi interferensi. Dalam pemasangannya UTP dihubungkan dengan menggunakan jack RJ – 45 menurut susunan warna yang

ditentukan. Ada 3 macam susunan kabel UTP yaitu: straight,

crossover, dan rollover ( console ). Kabel straight digunakan untuk

menghubungkan peralatan yang tidak sejenis, contoh : komputer dengan hub. Kabel crossover untuk menghubungkan peralatan yang

sejenis, contoh : komputer dengan komputer. Sedangkan kabel

rollover untuk mengatur setting peralatan, contoh : router.

2. Kabel Coaxial

Kabel coaxial adalah kabel yang pertama kali

digunakan untuk LAN. Saat ini masih digunakan, walaupun banyak yang telah berganti dengan twisted – pair. Saat ini kabel coaxial

(45)

banyak juga digunakan sebagai kabel televisi. Kabel coaxial dapat

mendukung transmisi data hingga 10 mbps dengan jarak mencapai 500 meter. Tetapi harganya sedikit lebih mahal daripada UTP, dan pemasangannya sulit.

3. Fiber Optic

Biasanya digunakan untuk pengkabelan backbone. Kabel

ini menggunakan berkas cahaya sebagai penghantar data. Kabel

fiber optic tidak terpengaruh oleh aliran listrik maupun medan

magnet, memiliki kecepatan tinggi dan dapat mencapai jarak yang jauh tanpa kehilangan data. Kabel fiber optic jauh lebih mahal jika

dibandingkan dengan kabel tembaga biasa, memerlukan peralatan yang lebih mahal, dan pemasangannya sulit.

4. Wireless

Wireless menggunakan media gelombang radio sebagai

penghantar data. Untuk pengoperasiannya, diperlukan suatu unit

receiver dan transmitter. Terdapat beberapa standar untuk operasi

wireless, di antaranya adalah 802.11a, 802.11b, 802.11g. Frekuensi

yang sering digunakan dalam transmisi wireless antara lain 2,4 GHz

( bebas lisensi ) dan 5 GHz. Kecepatan yang dapat dicapai oleh transmisi wireless adalah 54 M bps.

(46)

2.7 Perangkat Jaringan

1. Modems

Modem (modulators-demodulators) adalah perangkat yang

digunakan untuk mengirimkan sinyal digital melalui line telepon

analog. Dengan demikian, sinyal digital yang dikonversi oleh

modem menjadi sinyal analog dari frekuensi–frekuensi yang

berbeda dan dikirimkan ke sebuah modem pada lokasi penerima.

Modem penerima melakukan transformasi balik dan menyediakan

sebuah keluaran digital ke perangkat yang terhubung dengan sebuah

modem, biasanya komputer.

2. Hub

Hub adalah perangkat yang menghubungkan multiple LAN

secara bersama–sama. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal.

Hub tidak melakukan packet filtering atau fungsi–fungsi

pengalamatan yang lain.

3. Bridge

Bridge adalah perangkat yang digunakan untuk

menghubungkan dua atau lebih host atau network secara bersama–

sama. Bridge bekerja hanya pada physical dan link layer dan

menggunakan alamat Medium Access Control (M AC) untuk

(47)

jaringan adalah menyimpan dan meneruskan frame di antara segmen yang terhubung. Sebuah bridge dapat memiliki lebih dari

dua ports, artinya lebih dari dua elemen jaringan dapat

dikombinasikan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan sebuah bridge.

4. Switch

Switch secara umum memiliki peran yang lebih baik

dibanding dengan hub. Switch memiliki kemampuan untuk

membaca paket yang datang kemudian mengirim mereka ke tujuan yang semestinya. Frame dapat hilang jika host yang dituju

unreachable atau disconnected.

5. Router

Router adalah perangkat penghubung yang dapat

mengirimkan paket melalui segmen LAN yang benar di mana tujuannya berada. Router menghubungkan segmen LAN pada lapisan network dari OSI layer untuk komunikasi komputer–ke

komputer. Jaringan yang dihubungkan oleh router dapat

(48)

6. Gateway

Gateway bekerja pada transport dan session layer, pada

model OSI. Gateway digunakan ketika berhadapan dengan

mulitprotocol transport layer dan di atasnya.

2.8 Multiprotocol Label Switching (MPLS )

2.8.1 Pendahuluan

Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikas i dikembangkan atas dorongan kebutuhan mewujudkan jaringan informasi yang menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kap asitas t inggi s esuai kebutuhan yang berkembang, mudah diaks es dari mana dan kap an s aja serta t erjangkau harganya. J aringan yang memenuhi kebutuhan itu adalah jaringan broadband yaug menghantarkan data paket dengan

secara efis ien, scalable, memungkinkan diferens iasi dalam satu

sistem. serta mampu diaks es secara mobile.

  MPLS merupakan salah satu bentuk konvergensi vertikal dalam topologi jaringan. M PLS menjanjikan banyak harapan untuk peningkatan performansi jaringan paket tanpa harus menjadi rumit seperti ATM .

(49)

2.8.2 Packet Forwarding pada jaringan IP Tradisional Versus MPLS

Pada jaringan IP tradisional, routing protocol digunakan untuk mendistribusikan layer 3 routing information. Proses penerusan paket adalah berdasarkan alamat tujuan. Oleh karena itu, ketika sebuah paket diterima oleh router, maka router akan

mendeterminasikan next-hop address menggunakan alamat IP tujuan

dengan informasi yang terdapat pada tabel routing. Proses ini akan terns berulang pada tiap loncatan (router) dari sumber ke tujuan.

Gambar 2.15 Operasi IP Forwarding Tradisional

Berdasarkan gambar 2.15 proses penerusan paket adalah sebagai berikut:

1. R4 menerima sebuah paket data yang ditujukan untuk jaringan 172.16.10.0

(50)

2. R4 mencari rate untuk jaringan 172.16.10.0 pada label routing dan paket diteruskan ke next-hop, router R3.

3. R3 menerima paket data tersebut dengan tujuan 172.16.10.0 mencari rute untuk jaringan 172.16.10.0. dan meneruskannya ke router R2.

4. R2 menerima paket data tersebut dengan tujuan 172.16.10.0 mencari rute untuk jaringan 172.16.10.0. dan meneruskannya ke router R1.

5. Karena router Rl terhubung langsung ke jaringan 172.16.10.0, Rl akan meneruskan paket tersebut ke interface yang tepat.

Sedangkan pada jaringan M PLS, paket data diteruskan berdasarkan label. Label mungkin akan berkoresponden dengan alamat IP tujuan atau dengan parameter lainnya, misalnya kelas-kelas QoS dan alamat sumber.

(51)

Gambar 2.16 Operasi Packet Forwarding Pada Jaringan MPLS

Berdasarkan gambar 2.16, proses penerusan paket adalah sebagai berikut :

1. R4 menerima sebuah paket data dan jaringan 172.16.10.0 dan mengidentifikasi bahwa rute ke tujuan adalah MPLS enabled. Oleh karena itu, R4 meneruskan paket tersebut ke next-hop router R3 setelah memakaikan sebuah label L3 pada paket tersebut.

2. R3 menerima labeled packet tersebut dengan label L3 dan menukar L3 dengan L2 dan meneruskan paket tersebut ke R2. 3. R2 menerima labeled packet tersebut dengan label L2 dan

menukar L2 dengan LI dan meneruskan paket tersebut ke Rl. 4. Rl adalah border router di antara jaringan berbasis IP dan M PLS;

oleh karena itu, Rl melepaskan label pada paket dan meneruskan paket IP tersebut ke jaringan 172.16.10.0.

(52)

2.8.3 Arsitektur MPLS

Fungsionalitas MPLS dibagi menjadi dua bagian utama blok arsitektur, yaitu:

1. Control Plane - bertanggung jawab dalam hal yang berhubungan

dengan pengidentifikasian kemampuan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu. control plane, terdiri dari semua informasi pada

layer 3. Contoh fungsi control plane adalah pertukaran informasi

protokol routing, seperti OSPF dan BGP. Selain itu, semua fungsi

yang berhubungan dengan pertukaran label antara router-router

tetangga.

2. Data Plane - bertugas untuk meneruskan paket-paket data.

Paket-paket di sini bisa berarti Paket-paket IP layer 3 atau labeled IP packet.

Informasi pada data plane, seperti label values, adalah berasal

dari control panel. Pertukaran informasi antara router-router

tetangga akan memetakan jaringan tujuan ke labels pada control

plane, yang akan digunakan untuk meneruskan data plane

(53)

Gambar 2.17 Control Plane dan Data Plane Pada Router

2.8.4 Istilah-Istilah Dalam MPLS

Beberapa istilah penting dalam M PLS yang akan

digunakan terus dalam skripsi ini, yaitu :

1. Forwarding Equivalent Class (FEC) - merupakan sekumpulan paket-paket yang akan mendapatkan perlakuan forwarding yang

sama (melewati jalur yang sama).

2. MPLS Label Switch Router (LSR) - bertugas dalam label

switching; LSR menerima labeled packet dan menukar label

tersebut dengan outgoing label dan meneruskan labeled packet

baru tersebut dari interface yang tepat. Berdasarkan lokasinya

dalam domain M PLS, LSR bisa bertugas dalam label imposition

(addition, disebut juga push) atau pun label disposition (removal,

(54)

3. MPLS Edge-Label Switch Router (E-LSR) – sebuah LSR pada perbatasan domain MPLS. Ingress E-LSR bertugas dalam label

imposition dan meneruskan paket melalui jaringan

MPLS-enabled. Egress E-LSR bertugas dalam label disposition dan

meneruskan paket IP ke tujuan.

Gambar 2.18 LSR dan E-LSR

4. MPLS Label Switched Path (LSP) – jalur pengiriman paket dari

sumber ke tujuan pada jaringan M PLS-enabled

5. Upstream and Downstream – konsep dari upstream dan

downstream merupakan poros untuk memahami operasi dari

(55)

sebuah domain M PLS.

Gambar 2.19 Upstream dan Downstream

Sebuah label M PLS terdiri dari bagian-bagian berikut ini:

1. 20-bit label value – nomor yang ditetapkan oleh router untuk

mengidentifikasikan prefix yang diminta.

2. 3-bit experimental field – mendefinisikan QoS yang

diberikan pada FEC yang telah diberi label.

3. 1-bit bottom-of-stack indicator – jika E-LSR menambahkan

lebih dari satu label pada sebuah paket IP, maka akan

(56)

indicator bertugas untuk mengenal apakah sebuah label yang

dijumpai merupakan label terbawah dalam label stack.

Gambar 2.20 MPLS Label Stack

4. 8-bit Time-to-Live field – memiliki fungsi yang sama dengan

IP TTL, di mana paket akan dibuang jika TTL sebuah paket

adalah 0. Ketika sebuah labeled packet melewati sebuah

LSR, nilai TTL-nya akan dikurangi 1.

2.8.5 Operasi Pada MPLS

Implementasi M PLS untuk data forwarding melibatkan 4

(57)

1. MPLS Label Assignment

Sebuah label diberikan kepada jaringan-jaringan IP yang

bisa dicapai oleh sebuah router dan kemudian ditambahkan pada

paket-paket IP yang akan diteruskan ke jaringan IP tersebut. IP

routing protocol memberi jaminan reachability ke jaringan

tujuan. Proses yang sama perlu diimplementasikan oleh router

atau peralatan yang berada dalam domain M PLS untuk

mempelajari label yang diberikan ke jaringan tujuan oleh router

tetangga. Label Distribution Protocol (LDP or TDP) memberi

dan menukar label antar LSR tetangga dalam domain M PLS

diikuti dengan session establishment. Telah dibahas sebelumnya

bahwa label bisa diberikan secara global (per router) atau per

interface pada sebuah router.

2. MPLS LDP or TDP Session Establishment

Ada 4 kategori dari LDP messages:

a. Discovery messages – memberitahukan dan memperpanjang

kehadiran LSR dalam jaringan.

b. Session messages – membangun, memelihara, dan

memutuskan sesi antara LSR.

c. Advertisement messages - memasang label mapping pada

(58)

d. Notification Messages – berhubungan dengan signal errors.

Semua LDP messages mengikuti format type, length, value (TLV). LDP menggunakan protocol TCP pada port 646, dan LSR yang memiliki LDP router ID tertinggi akan membuka sebuah hubungan pada ke port 646 ke LSR lainnya:

a. Sesi LDP dimulai ketika sebuah LSR mengirim hello

messages secara periodic (menggunakan multicast UDP pada

alamat 224.0.0.2) pada interfaces yang mendukung MPLS

forwarding. Jika terdapat LSR lain yang terhubung pada

interface tersebut, maka LSR yang terhubung langsung akan

mencoba untuk membangun sesi dengan pengirim hello

messages. LSR dengan router ID tertinggi akan menjadi LSR

yang aktif. LSR ini akan mencoba membuka koneksi TCP dengan LSR pasif lainnya pada port 646.

b. LSR aktif kemudian akan mengirim sebuah initialization

messages ke LSR pasif, yang berisi informasi seperti session

keepalive time, metode distribusi label, panjang maksimum

PDU, dan ID LDP penerima, dan jika deteksi loop diaktifkan.

c. LSR pasif akan mengirim keepalive message ke LSR aktif

(59)

d. LSR aktif akan mengirim keepalive ke LDP LSR pasif, dan

sesi LDP dimulai. Pada waktu jeda ini, label-FEC mapping

bisa ditukar antar LSR.

3. MPLS Label Distribution

M etode-metode distribusi label yang digunakan pada M PLS

adalah sebagai berikut:

a. Downstream on demand — metode ini mengizinkan LSR

untuk langsung meminta sebuah label mapping dari

downstream next-hoprouter-nya.

b. Unsolicited downstream – metode ini mengizinkan sebuah

LSR untuk mendistribusikan ke upstream LSR yang belum

meminta secara eksplisit.

(60)

4. MPLS Label Retention

Jika sebuah LSR mendukung metode liberal label

retention, maka dia akan memelihara pengikatan antara sebuah

label dengan sebuah prefix tujuan, yang diterima dari LSR

downstream yang bukan merupakan next-hop router untuk

tujuan tersebut. Jika sebuah LSR mendukung metode

conservative label retention, maka dia akan memutuskan ikatan

yang diterima dari LSR downstream yang bukan merupakan

next-hop router untuk sebuah prefix tujuan. Oleh karena itu,

dengan metode liberal retention, sebuah LSR bisa hampir segera

memulai meneruskan labeled packet setelah IGP convergence, di

mana jumlah label yang diurus untuk tujuan tertentu sangat besar, sehingga memakan memory. Dengan menggunakan

conservatieve label retention, label-label yang diurus merupakan

label-label dari LDP atau TDP tetangga yang telah sail, sehingga

nienghemat memory.

2.8.6 Frame-Mode MPLS

Dalam cara ini, router yang menjalankan M PLS menukar

paket-paket IP dengan labeled packet satu sama lain dalam sebuah

domain MPLS. Konektivitas pada Data Link Layer dalam

(61)

Ethernet, atau ATM. ATM rnenggunakan cell untuk mentransmisikan

paket-paket IP.

Gambar 2.22 Frame-Mode MPLS Forwarding

Gambar 2.22 menggambarkan penerusan sebuah paket

data dengan tujuan 172.16.10.0 melewati domain M PLS, di mana

E-LSR R4 memasang label L3 (next-hoplabel yang dipelajari dari LSR

downstream) dan meneruskan labeled packet ke LSR downstream

R3. R3 menukar ingress label L3 untuk egress label L2. Pada L2,

ingress label L2 memetakan ke implicit-null label. Oleh karena itu,

LSR R2 melepaskan top label (L2) dan meneruskan paket IP yang

(62)

2.8.7 Cell-Mode MPLS

Ketika menggunakan ATM untuk menghubungkan peralatan, M PLS menggunakan cells, bukan frame. Cells digunakan untuk

menstranspor informasi data plane. Ketika label ATM digunakan

pada inti M PLS, mode operasinya disebut cell-mode MPLS.

Gambar 2.23 Data Plane Operation Cell-Mode MPLS

Operasi data plane pada cell-modeMPLS adalah sebagai berikut:

1. Ketika sebuah paket data ditujukan ke jaringan 172.16.10.0 diterima di R2, R2 akan memasang sebuah outgoing

label 1/L3 dan meneruskan ke downstream ATM LSR A2 yang

(63)

2. LSR A2 akan melakukan pencarian LFIB dan menggantikan top

label 1/L3 dengan next-hop label 1/L2 dan meneruskan cells ke

ATM LSR Al.

3. LSR Al juga melakukan pencarian LFIB dan menggantikan top

label dengan next-hop label 1/Ll dan meneruskannya ke ATM

E-LSR Rl. Perhatikan bahwa berbeda dengan frame-mode MPLS,

LSR 2-hop di belakang tidak melepaskan top label, melainkan

meneruskannya ke E-LSR. Oleh karena itu, ketika sedan g menerima cells tersebut, ATM E-LSR akan melepaskan label

-nya dan melakukan pencarian untuk mengidentifikasikan jalur ke jaringan tujuan 172.16.10.0/24, yang terkoneksi secara langsung.

2.9 Virtual Private Network MPLS (VPN MPLS )

2.9.1 Pendahuluan

Teknologi M PLS sudah banyak diadopsi oleh para service

provider (SP) untuk diimplementasikan dengan VPN untuk

menghubungkan antarcabang perusahaan. Di sini akan dijelaskan sedikit fondasi dan menunjukkan bagaimana cara untuk menyediakan layanan VPN ke pelanggan.

(64)

2.9.2 Kategori VPN

VPN pada umumnya digunakan oleh SP untuk

menggunakan infrastruktur fisik dalam mengimplementasikan

point-to-point links antar cabang perusahaan. Jaringan pelanggan

yang diimplementasi dengan VPN akan terdiri dari kawasan jelas di bawah pengawasan pelanggan yang disebut dengan customer sites

yang terhubung satu sama lain melalui jaringan SP. Biaya pengimplementasian tergantung pada jumlah site yang akan

dihubungkan.

Frame Relay dan ATM merupakan teknologi pertama yang mengadopsi VPN. Pada umumnya, VPN terdiri dari 2 wilayah, yaitu :

1. Jaringan customer, terdiri dari router-router pada setiap site

pelanggan yang disebut dengan customer edge (CE) router.

2. Jaringan provider, digunakan oleh SP untuk menawarkan

dedicated point-to-point links melalui jaringannya. Router yang

terhubung langsung dengan CE disebut dengan provider edge

(PE) router. Selain itu juga terdapat router pada jaringan

tulang-punggungnya yang disebut dengan provider (P) router.

Berdasarkan partisipasi SP terhadap routing di

(65)

1. Overlay VPN - Pada model ini provider menghubungkan

antarcabang perusahaan dengan menggunakan jaringan pribadi yang emulated, provider tidak mencampuri proses routing di sisi

pelanggan. Provider hanya bertugas untuk menyediakan layanan

data dengan menggunakan virtual point-to-point links yang

dikenal dengan istilah Layer 2 Virtual Circuit.

Gambar 2.24 Overlay VPN

2. Peer-to-Peer VPN – Dikembangkan untuk mengatasi kelemahan

pada model Overlay dan mengoptimalkan transportasi data

melewati jaringan tulang punggung SP. Oleh karena itu, SP juga ikut aktif dalam proses routing di sisi pelanggan. M odel ini tidak

(66)

Gambar 2.25 Peer-to-Peer VPN

2.9.3 Arsitektur dan Terminologi VPN MPLS

Pada arsitektur VPN MPLS, edge router membawa

informasi routing pelanggan dan mengoptimalkan proses routing

pada pelanggan, sedangkan data diteruskan ke cabang-cabang pemisahan melalui jaringan tulang punggung SP yang berbasiskan MPLS. M odel VPN M PLS juga mencegah pengalamatan yang tumpang-tindih atau overlapping.

Domain jaringan VPN MPLS, seperti jaringan VPN

tradisional, terdiri dari jaringan pelanggan dan provider. M odel jaringan VPN M PLS mirip dengan model peer-to-peer VPN. Bagaimanapun juga, traffic pelanggan terisolasi pada router PE yang sama yang menyediakan konektivitas ke dalam jaringan SP bagi banyak pelanggan. Komponen-komponen dari jaringan VPN MPLS dapat dilihat pada gambar 2.25.

(67)

Gambar 2.26 Arsitektur Jaringan VPN MPLS

Komponen-komponen utama arsitektur VPN M PLS adalah :

1. Jaringan pelanggan, biasanya merupakan wilayah kekuasaan pelanggan. Jaringan pelanggan untuk Customer A adalah CEl-A dan CE2-CEl-A bersama dengan peralatan-peralatan yang terdapat pada sisi 1 dan 2 Customer A.

2. Router CE, merupakan router yang terdapat pada jaringan

pelanggan yang terhubung langsung dengan jaringan SP. Pada gambar 2.25, router-router CE Customer A adalah CEl-A dan

CE2-A, dan router-router CE Customer B adalah CE1-B dan

CE2-B.

3. Jaringan provider, merupakan wilayah kekuasaan provider

yang -terdiri dari router-router PE dan P. Jaringan ini

Gambar

Gambar 2.2 Transmisi Data Pada Model OSI
Gambar 2.3 Model TCP/IP Layer
Gambar 2.8 Jenis-jenis Rute Pada IGRP
Gambar 2.9 Area pad a OSPF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan pendekatan spatial statistic local moran, krigging, dan kepadatan kernel terhadap distribusi titik kejadian gempa 1973 – 2010 di wilayah tengah

Proses menyusui dapat dilakukan segera setelah bayi lahir, bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya 20-30 menit setelah melahirkan

Similarly, in social research the issues of sampling, method of data collection (e.g. questionnaire, observation, document analysis), design of questions are all subsidiary to

Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini maka dapat membantu efisiensi waktu dalam memperoleh hasil dari kerusakan-kerusakan yang terjadi pada handphone serta

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan guna menjawab tiga komponen opini kepercayaan, nilai dan pengarapan, maka penulis mengambil kesimpulan

Singkatan Rumah Sakit Umum William Booth Bulan dan Tahun Penerbitan Surat.. b) nama jabatan yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital dan diakhiri dengan tanda baca

Oleh karena itu diperlukan sebuah nilai konversi sehingga arus lalu lintas menjadi lebih tepat jika dinyatakan dalam jenis kendaraan standar,yaitu mobil penumpang

Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal Skor Memahami masalah a. Tidak memahami soal/tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Siswa menuliskan