• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) pada saat ini adalah masih rendahnya kualitas karakter bangsa pada peserta didik.Hal ini nampak dari peserta didik yang kurang mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.Melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang terdapat pada setiap jenjang pendidikan, diharapkan mampu meningkatkan sikap, perilaku, dan moral penerus bangsa untuk menjadi pribadi yang berakhlak dan mempunyai karakter yang baik.

Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin, proses pembelajarannya bahwa dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn di kelas cenderung masih menggunakan metode ceramah atau pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered) sehingga hal ini mengakibatkan siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja, sehingga anak tidak tahu apa yang harus dikerjakan bahkan sebagian siswa banyak yang berbicara dengan teman sebangkunya, dan sering kali membuat gaduh suasana kelas serta bermain sendiri tanpa menghiraukan penjelasan dari guru.

Sedangkan ketika interaksi di dalam kelas didominasi oleh guru, sehingga siswa kurang terlatih untuk mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat serta untuk berinteraksi dengan temannya dalam hal bertukar

(2)

pikiran.Kurangnya antusias siswa ketika pelajaran berlangsung sehingga siswa sangat jarang dalam mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa hal ini dikarenakan siswa malu ketika diperintah untuk menjawab dan bertanya serta siswa takut salah terlebih lagi digoda oleh teman yang lain. Dalam menggali pengetahuan siswa, guru sering memancing siswa untuk berpendapat mengenai hal-hal yang diketahuinya dari sumber lain, namun tidak ada yang mau mengeluarkan pendapat.Hal ini dapat dikarenakan siswa tidak pernah belajar atau mencari informasi untuk menambah pengetahuan dari berbagai sumber.Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru kelas IV mengenai rasa ingin tahu siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran PKn, kebanyakan siswa ketika menemukan materi yang kurang paham, siswa enggan untuk berdiskusi dengan teman yang lain. Selain itu, siswa juga tidak pernah mencari informasi dari sumber lain selain buku paket mengenai materi, sehingga pemahaman siswa mengenai materi dan terbatas hanya buku paket saja, karena siswa jarang berkunjung ke perpustakaan dan enggan mencari informasi lain baik dari teman, orang tua maupun dari media elektronik dan cetak.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas IV kebanyakan mengatakan bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang membosankan karena mata pelajaran yang perlu konsenterasi hafalan yang tinggi dan sulit untuk dipahami, hal ini dilatarbelakangi minimnya media

(3)

untuk menjelaskan materi pelajaran PKn, pembelajaran PKn kurang menarik dan dianggap remeh sehingga mereka tidak memiliki rasa ingin tahu saat mengikuti mata pelajaran PKn dan berdampak pada hasil yang diharapkan. Akibat dari ini semua, yang menjadi tujuan pendidikan kewarganegaraan ini pun tidak pernah bisa berhasil. Rasa ingin tahu siswa tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pelajaran PKn, PKn dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran PKn siswa cenderung merasa enggan, bosan, malas dan meremehkan.

Selain masalah pembelajaran yang telah dibahas di atas, berdasarkan observasi kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 1 Kedungwringin Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, terdapat masalah lain yaitu mengenai hasil belajar siswa yang rendah. Rendahnya mutu pembelajaran pada mata pelajaran PKn menyebutkan bahwa rata-rata kelas yang dicapai siswa dalam materi Globalisasi tahun pelajaran 2011/2012 pada semester genap adalah 65. Dari 33 siswa dengan KKM 71, hanya 19 siswa atau sebesar 57,58% siswa yang tuntas belajar yang memperoleh nilai di atas KKM dari target ketuntasan belajar 100% dan sisanya ada 14 siswa atau sebesar 42,42% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM belum tuntas belajar. Nilai tertinggi pada ulangan materi Globalisasi adalah 100 dan nilai terendah tersebut adalah 50.

Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran PKn dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dalam hal ini peneliti akan

(4)

mengadakan sebuah observasi berkaitan dengan pendidikan formal yaitu melakukan Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar lebih baik dan diharapkan juga dapat meningkatkan prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa. Peneliti melakukan penelitian pada mata pelajaran PKn. Mata pelajaran PKn yang mengajarkan tentang moral, sikap cinta tanah air dan bertindak serta bertutur kata yang sesuai dengan aturan yang ada.

Anak pada usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih tua. Mereka lebih senang bermain, senang bergerak dan senang melakukan sesuatu secara langsung.Oleh sebab itu dalam pembelajarannya hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan karena anak pada usia ini masih sangat senang bermain sehingga anak dapat terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga perlu mencari solusi agar pelajaran PKn dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan.Kegiatan belajar siswa diarahkan pada kegiatan permainan, artinya situasi belajar disesuaikan dengan kebiasaan siswa sekolah dasar yang masih berusia anak-anak dan menyukai permainan. Permainan menuntut siswa untuk berkompetisi dan melakukan usaha terbaiknya untuk mencapai hasil yang maksimal tanpa merasa tertekan oleh guru sehingga ia merasa tidak terbebani.

Permasalahan pada mata pelajaran PKn yang terjadi di kelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin dapat di atasi dengan menggunakan metode pembelajaran yang komunikatif.Metode yang dimaksud adalah metode kerja

(5)

kelompok dengan menggunakan permainan bingo.Metode kerja kelompok adalah dalam pembelajaran peserta didik dibagi menjadi dalam beberapa kelompok dalam satu kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencari satu tujuan pelajaran dengan bekerja sama atau bergotong royong dalam bekerja kelompok siswa juga akan melakukan permaianan yaitu permainan bingo.

Permainan bingomerupakan penerapan dari Active Learning yang di ciptakan oleh Silberman. Menurut Silberman (2006:265) permainan bingo dapat diterapkan dalam usaha untuk membantu siswa dalam mengingat kembali istilah atau konsep materi yang telah siswa pelajari selama proses pembelajaran. Permainan bingo membawa siswa untuk secara aktif mancari tahu atau mengingat tanpa memaksa atau menekan siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung aktif dan menyenangkan.

Diharapkan setelah penggunaan pembelajaran melalui metode pembelajaran berkelompok menggunakan permaianan bingopada materi Globalisasi dapat mengalami perubahan dan peningkatan dalam ranah kognitif dan afektifnya. Jika siswa merasa semangat untuk belajar PKn, maka akan dapat memicu peningkatan prestasi belajar PKn di kelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

(6)

1. Bagaimanakahpeningkatan rasa ingin tahu siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui metode kerja kelompok menggunakan permainan bingokelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi?

2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui metode kerja kelompok menggunakan permainan bingokelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada materi Globalisasidengan

menerapkan metode pembelajaran kerja kelompok menggunakan permainan bingo kelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Globalisasi melalui metode kerja kelompok menggunakan permainan bingokelas IV SD Negeri 1 Kedungwringin.

D. Maanfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan, yaitu:

(7)

a) Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti mengenai metode kerja kelompok menggunakan permainan bingo

b. Menambah sumber referensi yang relevan khususnya untuk kajian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

b) Manfaat Praktis a. Bagi guru

1) Meningkatkan profesionalitas dan kreativitas guru dalam mengembangkan proses pembelajaran PKn di sekolah dasar.

2) Sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. 3) Dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran.

4) Menambah wawasan guru dalam menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

5) Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan berbagai metode mengajar.

b. Bagi Siswa

1) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

2) Memotivasi siswa dalam meningkatkan penguasaan dan pemahaman belajar PKn pada materi Globalisasi melalui metode kerja kelompok menggunakan permainan bingo.

(8)

c. Bagi Sekolah

1) Sebagai dasar pertimbangan sekolah dalam merencanakan dan mengambil kebijakan kurikulum mengenai model, metode, strategi, dan pendekatan penunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran.

2) Memberikan kontribusi dalam rangka perbaikan kegiatan belajar mengajar dan upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. 3) Sebagai wujud komitmen sekolah untuk memberikan pembelajaran

yang berkualitas dan dapat menghasilkan bibit unggul sebagai generasi penerus bangsa yang bermutu tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai identifikasi wajah yang sudah ada antara lain identifikasi wajah dengan berbagai ekspresi [1], perbaikan operator-operator penting untuk

Suryono, 2005, Mikrokontroler ISP MCS-5,Lab Elektronika & Instrumentasi Fisika Undip. Suryono, 2005, Workshop Elektronika Dasar, Lab Elektronika & Instrumentasi Fisika

Pada pasien usia lanjut dengan sarkopenia minimal diet yang dianjurkan adalah sesuai dengan RDA (0,8) dan akan ditingkatkan menjadi menjadi 1-1,5 g/kgBB/hari sesuai dengan

Menurut Porter (1998), analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk sebagai alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan

“Pengaruh Minat dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Mengetik Manual Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 1 Prambanan-Klaten” Dengan

Selektifitas Herbisida selektif (Gulma berdaun lebar dan teki ) Waktu Aplikasi Pada saat gulma belum tumbuh/gulma baru tumbuh

Demi memenuhi permintaan konsumen, rancangan produk, bahan baku, dan proses pengubahannya memerlukan pengendalian dalam produksi agar barang yang dipesan sesuai

Kepala madrasah berperan penting serta mempunyai tanggungjawab tidak hanya dalam aspek manajerial dan operasional madrasah yang dipimpinnya, melainkan sebagai pemimpin