• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS TAHUN 2015"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i HALAMAN JUDUL

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS TAHUN 2015

MENINGKATKAN HASIL PROSES PEMBELAJARAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI KOLABORASI MODEL STAD DAN

SAINTIFIK PADA KELAS 3 SDN 1 STAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

(TRIYANTA, S.Pd., MM) NIP. 19661218 198911 1 001

Pembimbing :

Dr. Yaya Jakaria, M.Si, MM Ir.Hendarman, M.Sc.PhD

Dibiayai Oleh :

Pusat Penelitian dan Kebijakan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dengan Surat Perjanjian : Nomor : ... Tanggal : ...

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 STAGEN

KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul PTK Meningkatkan Hasil Proses

Pembelajaran Konsep Bangun Datar Melalui Kolaborasi Model STAD dan Saintifik pada Kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015

2. Profil

a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin

c. Pangkat dan Golongan/Ruang d. NIP atau Nom Identitas Lain e. Nama Sekolah f. Alamat Sekolah g. Nomor HP h. e-mail addres Triyanta, S.Pd, MM Laki-laki Pembina IV/a 19661218 198911 1 001 SDN 1 Stagen

Jalan PT Inhutani II Stagen

Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan Kopos. 72151 085248214299 triyanta_ktb66@yahoo.co.id Kotabaru, 27 September 2015 Guru, (Triyanta, S.Pd., MM) NIP 19661218 198911 1 001

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dr. Yaya Jakaria, M.Si, MM) (Ir.Hendarman, M.Sc.PhD)

NIP. NIP

Mengetahui :

Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kepala Sekolah, Ketua Jaringan Penelitian Kotabaru/

Kabid Kebudayaan,

(H. Sucipto, S.Pd, M.Si, M.Hum) (H. Miswan S., S.Pd., MM) NIP. 196904261997021021 NIP. 196706061988041002

(3)

iii KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada-Nya, laporan penelitian dalam bentuk PTK dengan judul “Meningkatkan Hasil Proses Pembelajaran Konsep Bangun Datar Melalui Kolaborasi Model STAD dan Saintifik pada Kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015" terselesaikan. Pemilihan judul ini bertolak pada refleksi awal peneliti terhadap kondisi awal yang dihadapi peneliti dari hasil belajar pada KBM pada konsep bangun datar berlangsung nilai peserta didik sangat rendah dan proses pembelajaran juga rendah.

Ketika peneliti berdiskusi antara peneliti dan kolega salah satu penyebabnya adalah bahwa kurangnya respon, kreatifitas peserta didik disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat dari guru. Oleh karena itu, peneliti mencari pilihan model sebagai bentuk strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif serta lebih berpusat pada peserta didik, sehingga dapat membuat peserta didik lebih akif dan responsif serta kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran konsep bangun datar. Setelah melalui proses diskusi antara peneliti, kolega dan supervisor terungkap tindakan pilihan pemecahan masalahnya yaitu menentukan KBM Kolaboratif Model STAD dan Saintifik menjadi pilihan untuk mengembangkan responsif dan kreatifitas peserta didik di kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun 2014/2015.

Kepada pembaca yang budiman, peneliti dengan penuh kerendahan hati menyampaikan bahwa laporan PTK ini jauh dari sempurna, karena itu saran yang membangun dari segenap pihak yang terkait sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan ini selanjutnya. Akhirnya satunya kata dengan perbuatan, semoga laporan penelitian dengan bermanfaat bagi kita semua.-

(4)

iv ABSTRAK

Triyanta. 2015. Meningkatkan Hasil Proses Pembelajaran Konsep Bangun Datar Melalui Kolaborasi Model STAD dan Saintifik pada Kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Kata Kunci : Kolaborasi Model STAD & Saintifik. Pembelajaran Konsep Bangun Datar

Penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan meningkatkan respon, kreatifitas dan hasil proses pembelajaran peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen dalam kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar konsep bangun datar. Tahapan siklus proses KBM penelian ini adalah input materi bangun datar yang dikemas dalam KBM Kolaborasi Model STAD dan Saintifik, sehingga memberikan pengalaman 5M dalam rangka mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan sehingga menghasilkan output materi melalui proses ilmiah.

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 orang terdiri 14 orang laki-laki dan 14 orang perempuan, melalui tes hasil-hasil belajar, diskusi kelompok, observasi, refleksi kegiatan dan pengolahan data yang dianalisis dengan teknik persentase, hasil penelitian ini menunjukkan dapat meningkatkan respon dan kreatifitas dan hasil belajar bagi peserta didik SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015, yaitu dari ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal sebesar 53,57% meningkat pada siklus pertama 71,43 % dan pada siklus kedua terjadi peningkatan menjadi 85,71%.

Berdasarkan hasil analisis data yang dibuat dan penetapan indikator keberhasilan bahwa terjadi peningkatan respon dan krestifitas dan hasil belajar melebihi 85 % ketuntasan peseta didik yang diharapkan, maka penelitian ini dinyatakan berhasil.

(5)

v DAFTAR ISI

Contents

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I ... 11

PENDAHULUAN... 11

A. Latar Belakang ... 11

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 15 D. Manfaat Penelitian ... 15 BAB II ... 16 KAJIAN PUSTAKA ... 16 A. Kajian Teori ... 16 B. Kerangka Berfikir ... 22 C. Hipotesis ... 23 BAB III ... 25 METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 26

1. Tempat Penelitian ... 26

2. Waktu Penelitian ... 26

3. Subyek Penelitian ... 27

C. Faktor yang Diteliti ... 27

D. Skenario Tindakan ... 27

1. Persiapan Penelitian ... 27

2. Tahap Perencanaan... 28

(6)

vi

4. Observasi dan Evaluasi Tindakan ... 29

5. Refleksi Akhir... 30

E. Data dan Cara Penggalian Data ... 30

1. Jenis Data ... 30

2. Cara Penggalian Data ... 31

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 31

G. Indikator Keberhasilan ... 31

BAB IV ... 33

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Selintas Tentang Setting ... 33

B. Penjelasan Per Siklus ... 36

1. Siklus Pertama ... 36

a. Perencanaan ... 37

b. Pelaksanaan Tindakan ... 51

c. Observasi dan Evaluasi Tindakan ... 54

d. Refleksi Akhir ... 62

2. Siklus Kedua ... 62

a. Perencanaan ... 63

b. Pelaksanaan Tindakan ... 63

c. Observasi dan Evaluasi Tindakan ... 64

d. Refleksi Akhir ... 78

e. Proses Menganalisis Data ... 78

f. Pembahasan ... 78

BAB V ... 81

PENUTUP ... 81

A. Simpulan dan Saran ... 81

1. Simpulan ... 81

2. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(7)

vii DAFTAR TABEL

Contents

Tabel 1 : Jadwal Penelitian 34

Tabel 2 : Aksi Tindakan Penelitian 34

Tabel 3 : Langkah-langkah Pembelajaran 38

Tabel 4 : Hasil Observasi Ketercapaian/ Pelaksanaan

Kolaborasi Model STAD dan Saintifik 55 Tabel 5 : Kemunculan Kegiatan Guru Membimbing Ketrampilan 5 M

Peserta Didik 59

Tabel 6 : Penguasaan peserta didik terhadap setiap indikator

dengan peserta tes 28 orang 65 Tabel 7 : Nilai hasil belajar peserta didik per siklus 67 Tabel 8 : Daftar nilai dan ketuntasan peserta didik setiap siklus 68 Tabel 9 : Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus Kedua Responsif Gender 71 Tabel 10 : Hasil Pengamatan Terhadap Respon Peserta Didik Terhadap 5M 72

Tabel 11 : Skor Respon Peserta Didik 73

Tabel 12 : Pengamatan Kreatifitas Peserta Didik (Bentuk daftar cek) 75

(8)

viii DAFTAR GAMBAR

Contents

Gambar 1 : Konseptual kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik 23 Gambar 2 :Alur penelitian tindakan kelas oleh Suhardjono 2003 25 Gambar 3 : Denah tempat dukuk kolaborasi model STAD dan pendekatan

Saintifik 26

Gambar 4 : Perkembangan ketuntasan kelas kondisi awal responsif gender 33 Gambar 5 : Ketuntasan kelas silus pertama responsif gender 62 Gambar 6 : Penguasaan setiap indikator pembelajaran per siklus 65 Gambar 7 : Perbandingan rata-rata nilai hasil tes pada

siklus pertama dan siklus kedua 68 Gambar 8 : Perkembangan ketuntasan kelas dari kondisi awal,

siklus pertama dan siklus kedua pertama responsif gender 71 Gambar 9 : Respon peserta didik terhadap kemunculan 5 M 74 Gambar 10 : Hasil kreatifitas peserta didik 77

(9)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Siklus Pertama 1. RPP Siklus Pertama

2. Observasi ketercapin / pelksanaan KBM menggunakn kolaborasi model STAD dan saintifik

3. Observasi respon peserta didik 4. Observasi kreatifits peserta didik 5. Analisis Nilai Siklus pertma

- Data mentah dan hasil LKPD

- Skor data

- Kelomok unggul & kelompok Asor

- Tingkat Kesukaran

- Daya pembeda

- Reliabilitas tes

- Korelasi skor butir dengan skor total

- Rekap analisis butir

Lampiran Siklus Kedua 6. RPP Siklus Kedua

7. Observasi ketercapin / pelksanaan KBM menggunakn kolaborasi model STAD dan saintifik siklus kedua

8. Observasi respon peserta didik siklus kedua 9. Observasi kreatifits peserta didik siklus kedua 10. Analisis Nilai Siklus Kedua

- Data mentah dan hasil LKPD

- Skor data

- Kelomok unggul & kelompok Asor

- Tingkat Kesukaran

- Daya pembeda

(10)

x

- Korelasi skor butir dengan skor total

- Rekap analisis butir

Foto-foto yang berkaitan dengan penelitian Personalia Peneliti

(11)

11 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat setrategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya menusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesjahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan dengan tujuan yang diharapkan bersama yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).

Konsep bangun datar merupakan ruang lingkup pembelajaran matematika kelas 3 SD yang merupakan salah satu peranan penting dalam pendidikan. Penerapan cara kerja pembelajaran matematika dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik (Universitas Lambung Mangkurat, 2012 : 2).

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang membuat peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran iru sendiri baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan pendidik dalam pembelajaran tersebut.

Konsep bangun datar merupakan ruang lingkup pembelajaran matematika kelas 3 SD yang merupakan salah satu peranan penting dalam pendidikan. Penerapan cara kerja pembelajaran matematika dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik.

Target capaian dalam tindakan kegiatan pembelajaran konsep bangun datar kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015 adalah peserta didik

(12)

12 memiliki progres respon kreatifitas peserta didik kondusif terjadi interaksi yang produktif terhadap proses kegiatan pembelajaran, hal ini diamati dari lima penjuru dari kiri kanan depan belakang serta tengah di kelas 3 SDN 1 Stagen, pembentukan kreatifitas ditunjukkan perubahan tingkah laku positif dalam kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran serta hasil pembelajaran peserta didik secara individul mencapai 65 dan hasil belajar peserta didik secara klasikal yaitu mencapai diatas 85% dari jumlah peserta didik yang mencapai nilai 65 sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Realita kondisi awal terjadi kesenjangan target dan realita, antara lain berikut:

1. Target respon dalam kegiatan belajar mengajar tinggi yaitu peserta didik memiliki progres respon kondusif yaitu terjadi interaksi yang produktif terhadap proses kegiatan pembelajaran diamati dari lima pengamatan terhadap peserta didik dari kiri kanan depan belakang serta tengah di kelas 3 SDN 1 Stagen, realita dari pengamatan lima penjuru adalah rendah hal ini dilihat pada saat pengamatan di lima penjuru (pojok kanan depan, kiri depan, pojok kanan belakang, kiri belakang, dan tengah kelas) solusi adalah adalah meningkatkan respon dengan tindakan STAD dan pendekatan Saintifik.

2. Target pembentukan kreatifitas peserta didik yang kondusif yang ditunjukkan perubahan tingkah laku positif dalam kegiatan pembelajaran, realita adalah rendah hal ini dilihat pada saat pengamatan di lima penjuru (pojok kanan depan, kiri depan, pojok kanan belakang, kiri belakang, dan tengah kelas) solusi adalah adalah meningkatkan kreatifitas dengan tindakan STAD dan pendekatan Saintifik.

3. Target hasil pembelajaran adalah peserta didik secara individul mencapai 65 dan hasil belajar peserta didik secara klasikal yaitu mencapai diatas 85% jumlah peserta didik yang mencapai nilai 65 sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM), realita Hasil pengolahan data hasil penilaian

(13)

13 setelah mengikuti pembelajaran dari 28 peserta didik yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 14 orang laki-laki, ternyata yang mencapai KKM adalah 15 orang dengan presentasi 53,57 % dengan rincian responsif gender sebagai berikut: terdiri dari 9 perempuan dengan presentasi 32,14 %, dan 6 laki-laki dengan presentasi 21,43 %. Sedangkan yang tidak tuntas ada 13 orang dengan presentasi 46,42 % dengan responsif gender sebagai berikut : terdiri dari 5 orang perempuan dengan presentasi 17,86 % , dan 8 orang laki-laki dengan presentasi 28,57 %., maka solusinya adalah mengubah model pembelajaran yang meningkatkan respon dan kreatifitas serta realistik yang mampu mempengaruhi hasil pembelajaran yaiti model STAD dan pendekatan Saintifik.

Berdasar hasil pengamatan di kelas 3 SDN 1 Stagen Kotabaru, Pada saat pembelajaran berlangsung diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada guru. Guru memberikan semua pengetahuan sehingga kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik, sehingga kreatifitas peserta didik masih kurang dan jarang terlihat. Peserta didik terlihat kurang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap penyelesaian masalah, kurang percaya diri, kurang bisa bekerja sama dalam kelompok dan kurang mampu mengemukakan pendapat sendiri dan bahasa sendiri. Banyak peserta didik kurang percaya diri dan kurang senang dalam hal mencoba proses pemecahan masalah konsep bangun datar sehingga hasil belajar rendah. Peserta didik cenderung menunggu penjelasan mengenai jawaban soal dari guru.

Peneliti menduga kreatifitas peserta didik belum optimal disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat dari guru, respon peserta didik dalam KBM rendah, sehingga bermuara pada hasil belajar rendah. Permasalahan tersebut jika tidak dilakukan penelitian tindakan kelas akan berdampak pada respon peserta didik dan kreatifitas dalam belajar rendah, proses belajar tidak signifikan dan hasil belajar juga rendah. Jika dilakukan tindakan penelitian kelas maka respon dan kreatifitas peserta didik meningkat yang bermuara pada peningkatan hasil belajar, sehingga proses belajar bermakna dan berkesinambungan. Oleh karena itu, peneliti mencari pilihan model

(14)

14 pembelajaran yang efektif dan inovatif serta lebih berpusat pada peserta didik sehingga dapat membuat peserta didik lebih kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran tematik konsep bangun datar. Pada laporan ini kolaboratif model STAD dan pendekatan Saintifik menjadi pilihan untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik di kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun 2014/2015.

Berdasar identifikasi dan pilihan pemecahan masalah tersebut di atas maka rumusan masalah dibatasi dengan rumusan sebagai berikut :

1. Apakah melalui kolaborasi model STAD dan Saintifik dapat meningkatkan respon peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar pada peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahu Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah melalui kolaborasi model STAD dan Saintifik dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar pada peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahu Pelajaran 2014/2015?

3. Apakah melalui kolaborasi model STAD dan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar pada peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahu Pelajaran 2014/2015?Pertimbangan yang dijadikan dasar adalah pemilihan kolaborasi model tersebut adalah kepraktisan, institusi dan teori-teori tertentu, hal tersebut merujuk pada pertimbangan bahwa setiap guru mempunyai cara tersendiri untuk menentukan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Setiap cara dipilih atas dasar pertimbangan keberhasilan setelah mengajar. Pemilihan itu atas pertimbangan institusi, kepraktisan, dan pertimbangan teori-teori tertentu (Mukhtar & Yamin , 2007 : 91-92).

Dalam STAD, peserta didik bekerja secara kelompok, hal ini dimaksudkan memberikan motivasi kepada kepada peserta didik berkolaborasi sesama teman sejawat. Mengelompokkan peserta didik merupakan salah satu kiat sukses mengajar di kelas. Mengelompokkan peserta didik tidak dimaksudkan membuat sebuah pembelajaran menjadi diskriminatif, tetapi untuk mengakomudir kemajemukan peserta didik di kelas. Heterogenitas peserta didik yang berada dalam satu kelas dapat

(15)

15 dijadikan potensi yang saling menguatkan bagi sesama peserta didik. Karena itu mengelompokkan peserta didik yang pintar saja justru akan mengurangi dinamika antar sesamanya, dan yang bodoh akan semakin terpuruk pada ketertinggalannya (Mukhtar & Yamin, 2007 : xiv).

C. Tujuan Penelitian

Laporan penelitian dalam bentuk PTK ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Peningkatan respon peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar

melalui kolaborasi model STAD dan pendekatanSaintifik di kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015;

2. Peningkatan kreatifitas peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar melalui kolaborasi model STAD dan pendekatanSaintifik di kelas 3 SDN 1 Stagen Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015;

3. Peningkatan hasil belajar dalam menerapkan konsep bangun datar melalui kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik di kelas 3 SDN 1 Stagen Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru dan sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Bagi peserta didik dapat meningkatkan respon peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen dalam menerapkan konsep bangun datar melalui kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik.; Meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar pada konsep bangun datar dikelas 3 SDN 1 Stagen; Meningkatkan hasil belajar konsep bangun datar peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Bagi peneliti sebagai refleksi tingkat lanjut sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu belajar mengajar melalui kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik.

(16)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Bangun Datar pada Pembelajaran Matematika Kelas 3 SD Kata kunci konsep bangun datar kelas 3 SD yang dipelajari adalah keliling, luas, persegi dan persegi panjang, sedangkan ruang lingkup konsep bangun datar di kelas 3 SD adalah keliling dan luas persegi dan persegi panjang yang mempelajari keliling pesegi dan persegi panjang, luas persegi dan persegi panjang, dan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang. Nur Fajariah (2007: 174-175).berpandapat :

“Keliling persegi dan persegi panjang meliputi menghitung keliling persegi panjang, menghitung keliling persegi, menggambar dan membuat persegi dan persegi panjang dengan keliling tertentu. Luas persegi dan persegi panjang meliputi menghitung luas persegi panjang, menghitung luas persegi. Sedangkang masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang meliputi menghitung luas bangun datar yang tidak teratur, membandingkan dan mengurutkan luas berbagai bangun persegi dan persegi panjang, Menaksir luas daerah beberapa bangun datar, menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang”.

Keliling persegi panjang merupakan jumlah dari keempat sisinya. Keliling persegi panjang dapat dihitung dengan satuan tak baku dan satuan baku.

Peneliti menyajikan konsep keliling dengan kepedulian peserta didik dan warga sekolah terhadap lingkungan supaya terjaga kebersihan dan keindahan serta terhindar dari kerusakan lingkungan, maka peneliti mendeskripsikan kegiatan sebagai berikut: Mari kita keliling lapangan bersama-sama! Mari kita berkeliling lapangan dengan menjumput sampah sebagai bukti kita menjaga kebersihan lingkungan sepaya lingkungan tampak asri dan indah. Jangan lupa tempatkan sampah sesuai jenis pada tempat yang sesuai. Kemudian mari kita lakukan berkeliling lapangan kita mulai dari satu tempat yang kita tandai hingga kita kembali ke tempat tersebut.

(17)

17 Bila kita mengelilingi lapangan sebanyak 1 kali di halaman sekolah, maka kita akan mengelilingi dengan menyusuri sisi-sisi lapangan itu dari satu tempat sampai kembali ke tempat itu. Jika lapangan itu berbentuk persegi maka kita akan mengelili 4 (empat) sisi tepi lapangan yang ukuran satuan sama, sehingga 1 kali keliling lapangan berbentuk persegi akan dapat menghitung jumlah 4 (empat) sisi tepi lapangan sebagai berikut : sisi tepi lapangan awal sampai tikungan pertama + sisi tepi lapangan tikungan pertama sampai tikungan kedua + sisi tepi lapangan tikungan kedua sampai tikungan ketiga + sisi tepi lapangan tikungan ketiga sampai tikungan ke empat atau tepat dimana kota mulai keliling. Dari ilustrasi tersebut maka kita dapat menentukan formula keliling persegi sebagai berikut :

Keliling = panjang sisi tepi lapangan pertama + tepi lapangan kedua + tepi lapangan ketiga + tepi lapangan keempat

= sisi tepi pertama + sisi tepi kedua + sisi tepi ketiga + sisi tepi keempat

= sisi + sisi + sisi + sisi = 4 x sisi

Jika lapangan berbentuk persegi panjang, maka terdapat dua pasang ukuran yang sama panjang yang saling berhadapan, sepasang ukuran lebih panjang dari yang lain, sehingga kita dapat menentukan formula keliling persegi panjang sebagai berikut :

Keliling = sisi tepi pasangan panjang pertama + sisi tepi pasangan lebar pertama + sisi tepi pasangan panjang kedua + sisi tepi pasangan lebar kedua

= sisi panjang pertama + sisi lebar pertama + sisi panjang kedua + sisi lebar kedua

= panjang + lebar + panjang + lebar

= p + l + p + l, ternyata p ada 2 dan l nya pun ada 2, maka = 2 x p + 2 x l atau 2p + 2 l

Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan bantuan satuan persegi. Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur

(18)

18 sebagai berikut. Jika persegi satuan yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung (Nur Fajariah : 184).

Peneliti menyajikan konsep luas dengan kepedulian peserta didik dan warga sekolah terhadap ramah lingkungan supaya terjaga kebersihan dan keindahannya serta terhindari dari kerusakan lingkungan, maka peneliti mendeskripsikan kegiatan sebagai berikut:

Mari kita amati dan lakukan! Siapkan bahan :

a. Kertas koran/majalah/kalender/edisi lama atau telah pakai b. Ubin yang telah tersusun di lantai

c. Spedol papan tulis (mudah dihapus) d. Meteran/penggaris

Cara kerja :

a. Potong ketas koran/majalah/kalender/edisi lama atau telah pakai dengan ukuran 40 cm x 40 cm (sesuai ukuran ubin yang ada di lantai kelas tiga) sebanyak sembilan buah.

b. Halaman kita batasi dengan rafia sehingga berbentuk persegi seperti pada gambar di bawah ini!

c. Tutuplah halaman yang telah kita batasi tadi dengan potongan kertas koran edisi lama yang memiliki luas daerah sama dengan ubin tersebut (dilakukan secara runtut dari baris pertama, kedua dan ketiga)

Langkah pertama menutup pada baris pertama halaman yang dibatasi

Baris pertama ada 3 satuan kertas berbentuk persegi yang dapat menutupi ubin

(19)

19

Baris pertama ada 6 satuan kertas berbentuk persegi yang dapat menutupi halaman

Langkah ketiga menutup pada baris pertama ubin yang dibatasi

Baris pertama ada 9 satuan kertas berbentuk persegi yang dapat menutupi halaman

Jadi untuk menutupi halaman yang dibatasi rafia tersebut diperlukan 9 potongan kertas seluas satuan potongan kertas seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Ada sembilan guntingan kertas seluas satuan

Halaman yang dibatasi rafia dan potongan kertas seluas satuan Dari ketrampilan mengukur halaman dengan satuan potongan kertas sebesar satuan halaman dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Jika kita menghitung membaris secara urut dari baris pertama, kedua dan ketiga maka pada baris pertama berjumlah 3 petak satuan, baris kedua berjumlah 3 petak satuan, baris ketiga berjumlah 3 petak satuan. Ternyata pada kotak tersebut terdiri 3 baris dan setiap barisnya ada 3 petak satuan. Maka dapat diformulakan luas ubin tersebut :

Luas = 3 baris x 3 petak satuan = 3 x 3

= 9 satuan kotak persegi.

Satu petak satuan mewakili satu luas satuan persegi.

Jika kita membatasi ubin di kelas seperti gambar di bawah ini, maka luas petak satuan ubin itu berbentuk persegi panjang. Baris ada 3 satuan

(20)

20 petak dan setiap baris ada 5 satuan petak. Maka luas luas persegi panjang pada ubin kelas yang kita batasi adalah 3 x 5 = 15 satuan petak ubin.

2. Student Teams Achievement Division (STAD)

Model Student Teams Achievement Division(STAD) merupakan salah satu model strategi pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil heterogen yaitu berdasarkan kemampuan akademis berbeda, jenis kelamin dan suku yang berbeda. Guru mengawali pembelajaran pembelajaran dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, kegiatan kelompok, pelaksanaan kuis, dan penghargaan kelompok (Khusnul Chotimah,dkk., 2009 : 7).

Gagasan utama strategi pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yakni memotivasi dan membantu peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Jika peserta didik ingin memperoleh penghargaan kelompok, maka peserta didik dalam setiap kelompok harus membantu peserta didik lain untuk mempelajari materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Peserta didik dalam kelompok yang sama diharapkan beruhaha memperoleh skor terbaik diantara skor anggota kelompok yang lain.. Kelebihan Model STAD adalah bahwa model ini cukup sederhaan; Seluruh peserta didik menjadi lebih siap; Melatih kerjasama peserta didik lebih baik,sedangkan kekuarngannya adalah jika semua anggota kelompok mengalami kesulitan maka tidak diketahui oleh guru; Guru kesulitan membedakan peserta didik yang kesulitan mempelajari topik pembelajaran maupun yang tidak dalam (Khusnul Chotimah, 2009:8-9).

3. Saintifik

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan Saintifik

(21)

21 dalam pembelajaran. Pendekatan Saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2014:19-20).

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati; menanya; mengumpulkan informasi/eksperimen; mengasosiasikan/mengolah informasi; dan mengkomunikasikan.

4. Respon dan Kreatif Peserta Didik

Anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, tidak diragukan lagi dalam hal keberanian. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Anak usia SD, memiliki tenggang rasa dan kerjasama yang tinggi, bahkan diantara mereka yang menampakkan tingkah laku mendekati anak remaja (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, 2014: 160).

Budimansyah dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan) menyebutkan bahwa pembelajaran aktif dinilai memang dapat (1) menciptakan ketertarikan bagi peserta didik (creating excitement in the classroom), (2) memberikan kesempatan untuk dapat berfikir dan bekerja (getting students to tink and work) (Budimansyah, 2009 : 7). Silberman berpendapat memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius tentang paham belajar aktif yaitu “What I hear, I forget. What I

(22)

22 hear , see, and ask questions abaut or discuss whith someone else, I begin to understanding. What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master. Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega atau teman, saya mulai paham, apa yang saya dengar, lihat, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya” (Silberman, 1996 : 1-2).

Menurut Hendarman dalam bukunya “Revolusi Mental Pengawas Sekolah” mengatakan “Manusia kreatif ternyata tidak dilahirkan di dalam masyarakat tanpa budaya kreatif. Dalam bukunya “Pengembangan kreatifitas dan Enterpreneurship dalam Pendidikan Nasional” argumentasi Tilaar (2012), yaitu bahwa di dalam masyarakat dengan budaya kreatif berarti para anggotanya mempunyai kesempatan untuk berfikir kreatif yang di sebut “out of the box” dan keluar dari budaya nyaman atau “comfort zone” (Hendarman : 100)

Junh berpendapat “Jika ada sesuatu yang akan kita ubah dalam diri seseorang anak, kita harus meneliti dan melihat apakah yang ingin kita ubah itu akan lebih baik bila diubah dalam diri kita sendiri” (Amstrong, 2007 : 56)

B. Kerangka Berfikir

Dalam suatu kajian Standar Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa standar akan meningkatkan pencapaian dengan cara mendifinisikan dengan jelas apa yang harus diajarkan dan kinerja apa yang diharapkan. Teori yang mendasarinya adalah bahwa harapan yang lebih tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Isi pelajaran yang mendasari gerakan standar nasional adalah menetapkan standar yang jelas tentang apa yang harus dipelajari peserta didik, mengevaluasi peningkatan peserta didik, serta membuat peserta didik dan guru bertanggungjawab atas hasilnya (Partin, 2009 : 17).

(23)

23 Peserta didik akan mampu meningkatkan hasi belajar apabila ada kontibusi segenap pihak dalam pembelajaran di kelas yaitu guru dan antar peserta didik itu sendiri dalam kelompok yang heterogen dalam prestasinya serta peserta didik harus memiliki kemampuan konsep matematika secara bermakna, kontintu dan berkesinambungan. Tanggung jawab belajar berada pada diri peserta didik, tetapi guru bertanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Ada tiga pilar pokok untuk suatu profesi yaitu pengetahuan, keahlian dan persiapan akdemik (Danin, 2002 : 22).

Atas dasar kajian teori diatas maka kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik menjadi pilihan tindakan meningkatkan respon, kreatifitas dan hasil belajar konsep bangun datar. Selanjutnya tahapan-tahapan proses kegiatan belajat mengajar, siklus tindakan dan posisi duduk peserta didik terlihat sebagai berikut:

Gambar 1. Konseptual kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik C. Hipotesis

Berdasar kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis pada penelitian tindakan kelas ini adalah jika kolaborasi model STAD dan

Tahapan Siklus Proses KBM Kolaborasi STAD dan Saintifik

Model STAD Pendekatan Saintifik Kolaborasi STAD & Saintifik Input Materi Pengalaman 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasi kan) bagi peserta didik Output Materi

(24)

24 pendekatan Saintifik dilakukan secara benar dan kontinu, maka hasil dan proses kreatifitas peserta didik pada konsep bangun datar meningkat.

(25)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan kegiatan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, atau kualitas mengajar teman sejawatnya, atau untuk menguji asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam praktik di kelas (Hopkins, 1993). Jadi PTK merupakan suatu bentuk reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman serta mengelola dan memanfaatkan strategi dalam model pembelajaran di kelasnya. Tahapan siklus penelitian dapat dilihat gambar berikut : Siklus I Siklus II

Gambar 2. Alur penelitian tindakan kelas oleh Suhardjono 2003

Penelitian ini dilakukan 2 (dua) siklus, waktu belajar efektif 8 jam pelajaran. Setiap siklus terdiri 2 (dua) kali pertemuan. Siklus pertama mengkaji tentang ketrampilan proses dengan penyelidikan ilmiah. Sedangkan siklus kedua mengkaji ketrampilan proses dalam laporan dan kemampuan

Permasalahan Rencana Tindakan Refleksi Observasi Permasalahan Baru Hasil Refleksi Rencana Tindakan Refleksi Observasi Bila Permasalahan belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus berikutnya Permasalahan

(26)

26 peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah yang datanya bersumber dari siklus pertama. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti dibantu oleh 2 (dua) orang kolega yang bertindak sebagai pengamat berasal dari guru kelas dan kepala sekolah sebagai supervisor di SDN 1 Stagen. Denah tempat duduk secara berkelompok dapat seperti gambar berikut: Kelompok 7 Kelompok 1 Kelompok 6 Kelompok 2 Kelompok 5 Kelompok 3 Kelompok 4

Gambar 3 : Denah tempat dukuk kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang akan dilaksanakan dikelas 3 SDN 1 Stagen, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Waktu Penelitian Layar LCD Papan Tulis

1,2,3,4

1,2,3,4

1,2,3,4

Catatan : Setiap kelompok terdiri dari

anggota yang heterogen (prestasi peserta didik, suku bangsa, budaya dan

lain-lain )

1,2,3,4

1,2,3,4

1,2,3,4

(27)

27 Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Mei – Juli 2015

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah semua peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen sejumlah 28 siwa terdiri 14 putra dan 14 putri di tahun pelajaran 2014/2015.

C. Faktor yang Diteliti

Faktor yang ingin diselidiki dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor Guru, yaitu mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada konsep bangun datar dengan menerapkan kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik

2. Faktor peserta didik, yaitu mengamati respon kegiatan belajar peserta didik, kreatifitas tentang konsep bangun datar dengan menerapkan kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik

3. Faktor hasil belajar, yaitu hasil nilai peserta didik pada konsep bangun datar dengan menerapkan kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik

D. Skenario Tindakan 1. Persiapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Persiapan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Maret 2015 bertempat di SDN 1 Stagen Kotabaru. Hal-hal yang dibahas dan dikerjakan selama persiapan ini adalah : a. Menyiapkan perangkat perencanaan pembelajaran dan rencana pengajaran b. Membuat dan memperbaiki pedoman observasi

c. Menyiapkan perangkat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberi pertanyaan /masalah kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan. Peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan/ masalah menjelaskan kepada anggota kelompok lain sehingga semua anggota kelompok dalam kelompok menjadi mengerti.

(28)

28 d. Menyiapkan pemberian penghargaan (reward) kepada kelompok yang

memiliki nilai/poin tertinggi berdasarkan nilai kuis dan penguatan terhadap jawaban kuis dari peserta didik

e. Menyamakan persepsi dan memperagakan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dikelas

f. Merekapitulasi hasil nilai kelas yang belum menggunakan kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik.

g. Menganalisi hasil nilai untuk menentukan langkah dalam membuat perangkat pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan kelas.

2. Tahap Perencanaan

Pada siklus pertama, membahas tentang keterampilan proses secara umum dalam kaitannya dengan penyelidikan ilmiah dengan menggunakan sumber belajar yang ada disekitar sekolah.

a. Peneliti melakukan observasi di kelas 3 SDN 1 Stagen, kabupaten Kotabaru berkenaan dengan hasil belajar peserta didik.

b. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kolaborasi model STAD dan pendekatanSaintifik termasuk di dalamnya menyusun tes hasil belajar menjadi satu kesatuan rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan salah satu kiat sukses dikelas. untuk dipelajari, didiskusikan dan diperbaiki seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia.

c. Menyusun penilaian otentik berkenaan dengan ranah sikap, ketrampilan dan pengetahuan

d. Validasi soal yakni (validasi empiric) dan vilidasi isi e. Memperbaiki rumusan soal hasil uji validasi

f. Menyusun instrument kinerja peserta didik selama proses pembelajaran dan cara pemberian skor dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran (Boriech, 1994)

(29)

29 3. Melaksanakan Tindakan

Kegiatan ini para peserta didik dibimbing oleh guru untuk mengetahui, memahami dan melaksanakan tindakan pada KBM kolaborasi model STAD dan pendekatanSaintifik sebagai berikut :

a. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang peserta didik secara heterogen.

b. Guru menyajikan pelajaran konsep bangun datar pada pelajaran matematika dan memberikan kesempatan peserta didik untuk memunculkan 5M (mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan)

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok (mencoba)

d. Peserta didik yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lain sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti (mengkomunikasikan, menalar).

e. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu (mencoba, menalar)

f. Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi (mengkomunikasikan)

g. Guru memberikan evaluasi (mencoba, menalar, mengkomunikasikan) h. Penutup.

4. Observasi dan Evaluasi Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi terhadap guru dalam melaksanakan KBM kolaboratif model STAD dan pendekatan Saintifik.

b. Observasi terhadap respon peserta didik dalam mengikuti KBM kolaboratif model STAD dan pendekatan Saintifik. membangun atau membentuk soal, dengan observasi terbuka, observasi terfokus, observasi tersetruktur

(30)

30 sistematik, dan respon peserta didik terhadap proses pembelajaran kolaboratif model STAD dan pendekatan Saintifik.

c. Kemampuan konsep bangun datar peserta didik, diketahui berdasarkan observasi selama proses pembelajaran, seluruh data hasil penelitian dicatat atau direkam untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi tahap kedua.

5. Refleksi Akhir

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap proses pada siklus pertama dan akan menjadi pertimbangan untuk memasuki siklus kedua. Pertimbangan digunakan bilamana salah satu dalam komponen dibawah ini belum terpenuhi yaitu:

a. Jika pada siklus pertama respon dan kreatifitas peserta didik dalam kolaborasi model STAD dan Saintifik belum signifikan.

b. Ketuntasan klasikal belum mencapai 85% dari peserta didik yang telah mencapai KKM, yang telah ditetapkan sekolah KKM 65

c. Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus kedua

Tahapan-tahapan dalam siklus kedua sama dengan siklus pertama hanya topik pembahasan yang berbeda hal ini dimaksudkan menyesesuaikan hasil refleksi akhir siklus pertama berkenaan tahapan-tahapan yang belum dilaksanakan atau dicapai pada siklus pertama.

E. Data dan Cara Penggalian Data 1. Jenis Data

Penggalian dan analisa data terdiri tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan /verivikasi.Hasil penelitian berupa data kuantitatif diperoleh dari tes hasil dan tes selama proses belajar. Sedangkan data kulitatif diperoleh dari hasil pengamatan melalui observasi terbuka, observasi tervokus, observasi terstruktur, observasi sistemik dan respon peserta didik terhadap proses pembelajaran;

(31)

31 2. Cara Penggalian Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan diskusi

a. Tes, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik.

b. Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang guru dalm melaksanakan KBM konsep bangun datar.

c. Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang respon dan kreatifitas peserta didik dalam KBM konsep bangun datar.

d. Diskusi dengan guru yang melakukan kegiatan pembelajaran untuk refleksi hasil siklus PTK.

Penggalian dan analisa data terdiri tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan /verivikasi.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:

G. Indikator Keberhasilan

Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator keberhasilan adalah apabila hasil prestasi belajar peserta didik pada konsep bangun datar setelah menggunakan kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik

1. Peningkatan respon dan kreatifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran konsep bangun menerapkan Model STAD dan Saintifik.

(32)

32 2. Peningkatan hasil belajar peserta didik secara individu yaitu mencapai diatas

nilai 65 dan secara klasikal mencapai diatas 85% jumlah peserta didik yang mencapai nilai 65 sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3. Peningkatan tindakan guru dalam proses pembelajaran yang mengedepankan peserta didik sebagai pusat pembelajaran.

Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif yakni data yang dikumpulkan melalui pengamatan observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, observasi sistemik, dan respon terhadap proses pembelajaran, karakteristik masing-masing hasil observasi mengacu pada analisis data secara deskriptif diperlihatkan histrogram.

(33)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Selintas Tentang Setting

Proses pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar pada penelitian ini dirancang dua siklus, hal ini dimaksudkan mengetahui keberhasilan dalam pencapaian tujuan penelitian. Rancangan kegiatan inti KBM setiap siklus dirancang dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) dan Saintifik. Pilihan rancangan model tersebut bertolah dari hasil refleksi awal bahwa ketika peserta didik diberi tugas individual sebelum menggunakan kolaborasi model STAD dan saintifik, sebagian besar peserta didik tidak mampu mengerjakan dengan maksimal, indikasi ini terlihat dari hasil pengolahan data hasil penilaian setelah mengikuti pembelajaran dari 28 peserta didik yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 14 orang laki-laki, ternyata yang mencapai KKM adalah 15 orang dengan prosentasi 53,57 % dengan rincian responsif gender sebagai berikut: terdiri dari 9 perempuan dengan prosentasi 32,14 %, dan 6 laki-laki dengan prosentasi 21,43 %. Sedangkan yang tidak tuntas ada 13 orang dengan prosentasi 46,43 % dengan responsif gender sebagai berikut : terdiri dari 5 orang perempuan dengan presentasi 17,86 % , dan 8 orang laki-laki dengan prosentasi 28,57 %. Selanjutnya perkembangan ketuntasan dari kondisi awal tergambar pada gambar berikut :

Gambar 4Perkembangan ketuntasan kelas kondisi awal responsif gender

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 Kondisi Awal

Peserta didik laki-laki tuntas

Peserta didik laki-laki tidak tuntas

Peserta didik perempuan tuntas

Peserta didik perempuan tidak tuntas

(34)

34 Setting penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: Tempat penelitian di SDN 1 Stagen, kecamatan Pulau Laut Utara, kabupaten Kotabaru tahun pelajaran 2014/2015; waktu penelitian selama 3 (tiga) bulan dimulai pada bulan Mei – Juli 2015; subyek penelitian adalah 30 peserta didi kelas 3 SDN 1 Stagen, terdiri 14 (empat belas) orang putra, dan 14 (empat belas) orang putri. Jadwal dan aksi tindakan tergambar pada tabel berikut :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Ag

t Se p 1 Observasi lapangan X 2 Menyusun laporan X 3 Persiapan pelaksanaan PTK X 4 Melaksanakan penelitian X X X 5 Mengolah data hasil

penelitian

X

6 Menulis draf laporan X

7 Seminar hasil X

8 Menulis laporan akhir X

Selanjutnya pelaksanaan aksi tindakan persiklus digambarkan pada tabel 4.2 Tabel 2. Aksi Tindakan Penelitian

No Uraian Kegiatan Hari Tanggal

1 Aksi melaksanakan tindakan siklus pertama

Kamis 4 Juni 2015

2 Aksi melaksanakan tindakan siklus kedua

Selasa 11 Juni 2015

(35)

35 Gambaran selintas kegiatannya sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis tindakan, dalam hal ini peneliti menduga bahwa jika kolaborasi model STAD dan Saintifik dilakukan secara benar dan kontinu, maka hasil dan proses kresatifitas peserta didik pada konsep bangun datar akan meningkat ;

2. Mempersiapan tindakan yakni peneliti kolaborasi dengan rekan sejawat membuat skenario implementasi tindakan, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung, menentukan cara merekam dan menganalisis data, melakukan simulasi pelaksanaan tindakan;

3. Melaksanaan tindakan yang pada prinsipnya adalah menerapkan apa yang telah direncanakan dan disimulasikan dalam situasi yang aktual di kelas; 4. Melakukan observasi yakni merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan dengan memperhatikan perlunya kejelasan dalam jenis data, indikator yang relevan, prosedur perekaman data, pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi;

5. Diskusi balikan hal ini dimaksudkan tidak dipusatkan kepada kekurangan/kesalahan peneliti, tetapi lebih mengedepankan pada hasil pengamatan dan data yang bertolak dari kesan-kesan yang didukung data, serta dilaksanakan tidak terlalu lama setelah observasi dilakukan;

6. Menganalisia data diantaranya meduksi data/penyederhanaan, memaparkan data dan menyimpulkan hasil pengolahan data;

7. Refleksi yaitu mengkaji keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, untuk menentukan tindak lanjut dalam mencapai tujuan akhir/tujuan sementara lainnya.

Pada siklus pertama perencanaan pelaksanaan tindakan didasarkan atas permasalahan hasil refleksi kondisi awal. Pada siklus kedua perencanaan pelaksanaan tindakan didasarkan atas permasalah hasil refleksi siklus pertama. Hasil refleksi berkenaan dengan hal positif pada siklus pertama tetap dipertahankan sebagai bentuk penguatan tindakan pada siklus kedua, sedangkan kekurangan dan tidak ketercapaian hasil tindakan pada siklus pertama dilaksanakan pada siklus kedua, hal ini dimaksudkan memberi

(36)

36 jaminan mutu pelaksanaan tindakan pada siklus kedua. Hasil refleksi kedua digunakan menentukan kesimpulan hasil tindakan keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini.

B. Penjelasan Per Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus dipaparkan dalam proses dan hasil yang sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas. Setiap keunggulan dan kelemahan pada proses dan setiap sikluspun dipaparkan dalam hasil refleksi, hal ini daimaksudkan memberi dampak tindak lanjut pada siklus berikutnya. Keunngulan setiap proses dan hasil dijadikan penguatan sedangkan kelemahan dijadikan pijakan dalam fokus tindakan pada siklus berikutnya.

1. Siklus Pertama

Pada siklus pertama perencanaan didasarkan pada hasil refleksi awal. Pada siklus pertama perencanaan pelaksanaan tindakan didasarkan atas permasalahan hasil refleksi kondisi awal bahwa, berdasar hasil pengamatan di kelas 3 SDN 1 Stagen Kotabaru, pada saat pembelajaran berlangsung diketahui bahwa pembelajarn yang dilakukan lebih berpusat pada guru. Guru memberikan semua pengetahuan sehingga kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik, sehingga kreatifitas peserta didik masih kurang dan jarang terlihat. Peserta didik terlihat kurang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap penyelesaian masalah, kurang percaya diri, kurang bisa bekerja sama dalam kelompok dan kurang mampu mengemukakan pendapat sendiri dan bahasa sendiri. Banyak peserta didik kurang percaya diri dan kurang senang dalam hal mencoba proses pemecahan masalah konsep bangun datar sehingga hasil belajar rendah. Peserta didik cenderung menunggu penjelasan mengenai jawaban soal dari guru.

(37)

37 a. Perencanaan

Pada pertengahan bulan Mei 2015 peneliti dan kolega berdiskusi membahas perencanaan sebagai bahan acuan bersama dalam melakukan tindakan pada siklus pertama. Diskusi pada tahapan ini membahas hal-hal sebagai berikut: merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM; menentukan pokok bahasan; mengembangkan skenario pembelajaran; menyusun RPP; menyiapkan sumber belajar; mengembangkan format evaluasi; mengembangkan format observasi pembelajaran.

Hasil diskusi disepakati bahwa, perencanaan pembelajaran proses belajar mengajar pokok bahasan Bangun Datar, sub pokok bahasan leliling dan luas persegi dan persegi panjang, Kompetensi Dasar 5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang, Indikator : Peserta didik dapat menghitung keliling persegi; Peserta didik dapat menghitung keliling persegi panjang; Peserta didik dapat menghitung luas persegi; Peserta didik dapat menghitung luas persegi panjang; Menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang yang terintegrasi dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan cara menciptakan pelestarian lingkungan, mencegah dan menjaga kerusakan lingkungan. Tujuan Pembelajaran yang diharapkan setelah kegiatan belajar mengajar melalui kolaborasi model STAD dan pendekatan Scientifik berakhir adalah : Peserta didik dapat menghitung keliling dan luas bangun datar, yaitu persegi dan persegi panjang; Menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Setelah disepakati pokok bahasan ditentukan skenario tindakan dalam proses belajar mengajar. Skenario proses pelajar mengajar pada KBM siklus pertama ini menggunakan model STAD dan pendekatan Saintifik dengan skenario sebagai berikut:

(38)

38 Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan

menyapa peserta didik dan menanyakan kabar peserta didik. 2. Guru mengajak peserta didik

untuk berdoa dan meminta salah seorang peserta didik memimpin doa.

3. Guru menanyakan kehadiran peserta didik

4. Guru melakukan apersepsi dengan cara mmengamati gambar benda-benda yang ada di lingkungan sekitar rumah dan sekolah (sebagai awal komunikasi sebelum melaksanakan pembelajaran inti) peserta didik diarahkan ke gambar yang berhubungan bangun datar. 5. Peserta didik diajak keluar

halaman dengan tangan saling berpegangan satu sama lain membentuk lingkaran yang ditengah-kengahnya ada bidang datar berbentuk persegi yang sudah disiapkan oleh guru sedangkan guru berada di tengah-tengan bidang persegi yang terletak di tengah-tengah peserta

(39)

39 didik.

6. Peserta didik berkeliling lapangan sambil menjumput sampah dan menempatkan sesuai jenisnya (organik non organik dan pecah belah)

7. Peserta didik berjalan keliling satu putaran bersama-sama secara berurutan sesuai barisan dan kembali sampai tepat pada posisi semula.

8. Guru memperkenalkan halaman yang dibatasi rafia dalam bentuk persegi dengan ukuran 3 m setiap sisinya dan “persegi” dari kertas koran edisi lama dengan ukuran 1 m setiap sisinya.

9. Peserta didik dengan bimbingan guru menutupi halaman yang dibatasi rafia dalam bentuk persegi dengan kertas koran edisi lama yang berbentuk persegi dan peserta didik yang lain menghitung jumlah koran persegi yang digunakan untuk menutupi halaman yang di batasi rafia tersebut.

10. Peserta didik diajak memasuki ruangan dengan duduk lesehan. 11.Guru menyampaikan tema dan

(40)

40 topik PBM “Keliling dan Luas

Bangun Datar” dan kompetensi yang diharapkan setelah pebelajaran usai.

Kegiatan Inti 1. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang peserta didik secara heterogen.

2. Guru menyajikan pelajaran konsep bangun datar pada pelajaran matematika dan memberikan kesempatan peserta didik untuk memunculkan 5 M (mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan)

Materi : terlampir di bagian “Materi”

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok (mencoba)

4. Peserta didik yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti (mengkomunikasikan, menalar).

5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan

(41)

41 peserta didik tidak boleh saling

membantu (mencoba, menalar) 6. Guru memberi penghargaan

(rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi (mengkomunikasikan)

7. Guru memberikan evaluasi

(mencoba, menalar,

mengkomunikasikan)

Penutup 1. Peserta didik dibimbing guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada pada konsep bangun datar

2. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang konsep bangn datar, dengan arahan guru peserta didik

melakukan refleksi

(menyampaikan apa yang di dapat setelah mempelajari dari pembelajaran tersebut dari kegiatan yang sudah dilakukan 3. Guru memberikan penjelasn

materi yang akan datang berkenaan “Menyelesaikan masalah konsep kontektual bangun datar”

4. Diakhir semester orang tua bersama-sama stock holder bersama dalam rangka menciptakan pendidikan

(42)

42 lingkungan hidup memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar

dengan bersama-sama

menciptakan kenyamanan sekolah dalam rangka melestarikan lingkungan, mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan menjaga kelestariannya.

5. Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum mengakhiri pelajaran dan meminta salah seorang peserta didik memimpin doa.

Media dan sumber belajar yang digunakan dalam melakukan tindakan sesuai skenario pembelajaran disepakati adalah bahwa, pertama Media: Meja, kursi, papan tulis, ruang kelas dan benda yang ada di sekitar ruang kelas yang berbentuk bangun datar, media interaktif audio visual dan LCD; Kedua Alat/Bahan: penggaris, buku strimin, meteran, gambar persegi, gambar persegi panjang, benda berbentuk persegi (ubin, desain kertas disesuaikan), benda berbentuk persegi panjang (desain kertas disesuaikan); Sumber Belajar : Buku panduan tematik kelas 3, Buku peserta didik kelas 3, Buku Penunjang,

Evaluasi proses pembelajara siklus pertama ini dalam diskusi disepakati bahwa penilaian dilakukan dalam tiga ranah yaitu sikap, ketrampilan dan pengetahuan kemudian disajikan instrumen dan format penilaian sebagai berikut:

(43)

43 Penilaian Autentik Ranah Penegetahuan

Lembar kerja peserta didik (LKPD) Individual

Indikator :

1. Peserta didik dapat menghitung jumlah sisi persegi

2. Disajikan gambar persegi peserta didik dapat menghitung keliling persegi

3. Disajikan sisi jumlah keliling ruang kelas berbentuk persegi peserta didik dapat menyebutkan panjang sisi

4. Disajikan keliling ruang berbentuk persegi peserta didik dapat menentukan sisi

5. Disajikan keliling ubin berbentuk persegi peserta didik dapat menentukan sisi

6. Disajikan gambar persegi panjang peserta didik dapat menentukan luasnya

7. Disajikan deskripsi panjang dan lebar persegi panjang peserta didik dapat menyebutkan luas persegi panjang

8. Disajikan deskripsi panjang dan lebar persegi panjang peserta didik dapat menentukan persegi yang dapat dibentuk dari persegi panjang tersebut

9. Disajikan deskripsi panjang dan lebar persegi panjang peserta didik dapat menyebutkan luas persegi panjang

10. Peserta didik dapat mengukur ruang kelas dan menentukan luas ruang kelasnya

(44)

44 Soal :

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Individual

Nama Peserta Didik/No Absen : Kelas :

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Berapakah jumlah semua sisi yang mengelilingi persegi? Jawab :

2. Berapakah keliling persegi pada gambah di bawah ini? 3. 4. 5.

6. 7. 8. 9. 10. 11. Jawab :

3. Jendela rumah Dina berbentuk persegi, salah satu sisinya adalah 60 cm. Berapakah keliling jendela rumah Dina?

Jawab :

4. Ruang kelas 3 SDN 1 Stagen berbentuk persegi, kelilingnya adalah 60 satuan. Berapakah panjang sisi ruang kelas?

Jawab :

5. Ubin di rumah Andi berbentuk persegi. Jika keliling ubin tersebut 120 cm. Berapakah sisi ubin di rumah Andi?

Jawab :

6. Berapakah luas persegi panjang pada gambar di bawah ini? 7. 8. 9. 10. 11.

12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Jawab :

7. Ayah memiliki kertas berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 20 cm dan lebarnya 10 cm. Berapakah luas kertas tersebut?

(45)

45 Jawab :

8. Andi memiliki selembar kertas berbentuk persegi panjang berukuran panjang 20 cm dan lebar 10 cm. Andi akan membuat kertas berbetuk persegi dengan ukuran sisinya 10 cm. Berapah jumlah persegi yang dibuat dari pemotongan kertas persegi panjang tersebut?

Jawab :

9. Sebuah papan tulis berukuran 20 satuan dan lebar 15 satuan. Berapakah luas papan tulis tersebut?

Jawab :

10. Siapkan sebuah meteran, lalu ukurlah panjang dan lebar ruang kelasmu? Jika ternyata panjang ruang 8 m dan lebar 7 m, tentukan luas?

Jawab :

BENAR :

(46)

46 Kunci dan Pensekoran

No. Kunci Jawaban Skor

1 4 1 2 3+3+3+3 = 12 2 3 60+60+60+60 = 240 cm 2 4 8+8+8+8 = 32 satuan 2 5 120 : 4 = 3 2 6 5+3+5+3 = 16 2 7 20 x 10 = 200 cm2 2 8 2 dengan ukuran 10 x 10 2 9 20 x 15 = 300 satuan luas 2 10 Kelas 3 SDN 1 Stagen

berbentuk persegi dengan ukuran 8 m, maka kelilingnya adalah 8 x 4 = 32 m sedangkan luasnya adalah 8 x 8 = 64 m2 3 Skor maksimal 20 Nilai (X)

(47)

47 Penilaian autentik ranah ketrampilan

Lembar kerja peserta didik (LKPD) Kerja Kelompok

Indikator :

Disajikan rancangan kegiatan terstruktur peserta didik dapat melakukan praktik mengukur keliling kertas origami dengan proses dan hasil yang benar.

Soal :

Sediakan Bahan dan Lakukan Bahan :

Sediakan kertas origami (kertas lipat) atau kertas telah pakai/atau edisi lama

Penggaris sentimeter

Lakukan!

Ukurlah panjang keempat sisi kertas origami tersebut dalm satuan centimeter

Kemudian, jumlahkan keempat hasil pengukuranya

Jawablah pertanyaan berikut:

Berapakah jumlah keempat sisinya?

Apah nama bangun datar kertas origami tersebut? Berapah kelilingnya?

Kesimpulan :

(48)

48 Kunci dan Pensekoran

No. Kunci Jawaban Skor

1 Menyediakan bahan : Bahan lengkap (3) Sebagian lengkap (2) Tidak ada (1) 3 2 Melaksanakan Kegiatan : Melaksanakan dengan tepat (3)

Sebagian tepat (2) Tidak ada yang tepat (1)

3 3 Menjawab Pertanyaan 3 4 Menarik Kesimpulan 3 Skor maksimal 20 Nilai (X) \

(49)

49 Hasil diskusi berkenaan dengan mengembangkan format observasi pembelajaran disepakati sebagai berikut

Format Observasi Ketercapaian/ Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Model STAD dan Saintifik

No Kegiatan

Ketercapaian dalam Pembelajaran

Ya Tidak

A. Guru

1 Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang peserta didik secara heterogen. 2 Guru menyajikan pelajaran konsep

bangun datar pada pelajaran matematika dan memberikan kesempatan peserta didik untuk memunculkan 5 M

(mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan)

3 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok (mencoba)

4 Peserta didik yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti (mengkomunikasikan, menalar). 5 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada

seluruh peserta didik. Pada saat

menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu (mencoba, menalar)

(50)

50 6 Guru memberi penghargaan (rewards)

kepada kelompok yang memiliki

nilai/poin tertinggi (mengkomunikasikan) 7 Guru memberikan evaluasi (mencoba,

menalar, mengkomunikasikan) B Peserta Didik

1 Duduk dalam kelompok

2 Muncul 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan) 3 Mempresentasikan

4 Mengerjakan bahan diskusi yang terdapat pada LKPD

5 Menjawab pertanyaan kuis secara mandiri

6 Memperoleh penghargaan (rewards) dari guru

7 Menyusun kesimpulan

Hasil diskusi dalam perencanaan dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dan lampiran-lampiran sebagai pendukung pelaksanannya.

Diakhir diskusi perencanaan siklus pertama ini disepakati rencana aksi kegiatan belajar mengajar pada hari Kamis, 4 Juni 2015. Hasil diskusi perencanaan siklus pertama ini juga menyepakati orang yang terlibat dalam aksi proses kegiatan belajar mengajar siklus pertama ini adalah sebagai berikut : Triyanta, S.Pd., MM sebagai peneliti dalam tindakan PTK; H. Miswan S., S.Pd., MM sebagai supervisor selaku kepala sekolah SDN 1 Stagen, Catur Hery Prasetyo, S.Pd sebagai kamerawan sekaligus pengamat, dibantu juga oleh Fahrurrazin S., S.Pd, dan Yuliette, S.Pd, yang semua personil ini adalah guru kelas berasal dari unit kerja yang sama yaitu SDN 1 Stagen kabupaten Kotabaru, provinsi Kalimantan Selatan.

Gambar

Gambar 1.  Konseptual kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik
Gambar 3 :  Denah tempat dukuk kolaborasi model STAD  dan pendekatan Saintifik
Gambar 4Perkembangan ketuntasan kelas kondisi awal responsif gender 0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.00KondisiAwal
Tabel 1. Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Para ahli fikih juga sepakat bahwa apabila seorang ibu tidak bersedia menyusukan anaknya tanpa alasan yang sah (tidak sedang sakit) atau tidak ada halangan

Dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa yang dilakukan di Desa Boncah Kesuma Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 23 Desember 2008, panitia pemilihan

Metode molekuler docking ini diharapkan dapat mengkonfirmasi potensi senyawa yang terdapat pada kulit batang kayu manis Cinamomum burmannii dan daun pepaya gunung Carica pubescene

Kegiatan reklamasi lahan bekas tambang timah yang telah dilakukan memberikan peningkatan kualitas lahan yaitu terjadi perbaikan beberapa sifat fisika dan kimia tanah dengan

Reklamasi lahan ditujukan pada usaha perbaikan lahan di dumping area,tailing dan kolong untuk memulihkan fungsi produksi dan atau lingkungan.Kondisi lahan pasca penambangan

Tahun 2013 tentang Perjalanan Dinas Khusus Operasional Pemantauan dan Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pemeriksaan pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ASUPAN KALSIUM, VITAMIN C DAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI PANTI WREDA BHAKTI DHARMA SURAKARTA1.