• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 11 s.d. 17 Januari Highlight Minggu Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 11 s.d. 17 Januari Highlight Minggu Ini"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

1

DAN

11 s.d. 17 Januari 2021

I. Pasar Global

Pasar Saham.Indeks saham utama pada bursa saham AS ditutup melemah

dalam perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (15/1). Indeks Dow Jones turun 0,91 persen ke level 30.814,26, demikian pula indeks NASDAQ melemah 1,54 persen ke level 12.998,50, dan indeks S&P 500 juga turun 1,48 persen ke level 3.768,25. Pelemahan indeks didorong oleh melemahnya harga saham telekomunikasi dan teknologi. Saham layanan komunikasi melemah setelah perusahaan media sosial Twitter dan Facebook mengumumkan larangan Presiden Donald Trump di platform mereka, dengan alasan kekhawatiran atas hasutan kekerasan. Saham teknologi informasi juga melemah, sebagian disebabkan oleh kinerja yang buruk oleh perusahaan aplikasi pembayaran.

Situasi politik yang menegangkan tampaknya tetap menjadi pendorong utama sentimen selama sepekan. Investor terus mengawasi upaya untuk segera mengeluarkan Trump dari Gedung Putih, termasuk seruan Demokrat untuk meminta Amandemen ke-25 dan pemakzulan presiden kedua oleh DPR pada hari Rabu (13/1) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Masalah keamanan seputar pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari dan pengerahan ribuan pasukan Garda Nasional ke Washington, D.C., juga mendominasi berita

n

Indikator 15 Januari 2021 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd

T1 Nilai Tukar/USD ----Euro 0,83 (1,17) 7,77 (1,16) Yen 103,85 0,09 5,73 (0,58) GBP 0,74 0,14 3,73 (0,59) Real 5,30 2,23 (26,68) (1,96) Rubel 73,63 0,68 (19,42) 1,05 Rupiah 14.020,00 0,00 (2,76) 0,21 Rupee 73,07 0,24 (3,01) (0,00) Yuan 6,48 (0,10) 5,79 0,71 KRW 1.099,45 (0,89) 5,33 (1,21) SGD 1,33 (0,32) 1,30 (0,57) Ringgit 4,04 (0,19) 0,63 (0,42) Baht 30,03 0,12 1,11 (0,27) Peso 48,07 0,03 5,17 (0,08) T2 --- Pasar Modal ---DJIA 30.814,26 (0,91) 5,18 0,68 S&P500 3.768,25 (1,48) 13,61 0,32 FTSE 100 6.735,71 (2,00) (11,49) 4,26 DAX 13.787,73 (1,86) 2,67 0,50 KOSPI 3.085,90 (2,10) 37,27 7,39 Brazil IBrX 51.178,93 (3,98) 3,78 1,59 Nikkei 28.519,18 1,35 19,16 3,92 SENSEX 49.034,67 0,52 16,94 2,69 JCI 6.373,41 1,85 1,39 6,60 Hangseng 28.573,86 2,50 (1,07) 4,93 Shanghai 3.566,38 (0,10) 16,01 2,69 STI 3.004,87 0,39 (8,33) 5,66 FTSE KLCI 1.627,01 (0,38) 2,46 (0,01) SET 1.519,13 (1,13) (4,81) 4,81 PSEi 7.238,46 (0,71) (5,42) 1,38

T3 --- Surat Berharga Negara ---

Yield 5 th, (FR 86) 5,16 0 n/a 14 Yield 10 th, (FR87) 6,16 7 n/a 31 T4 Komoditas ---Brent Oil 55,10 (1,59) (14,73) 6,37 CPO 945,13 (4,70) 29,40 (2,34) Gold 1.828,45 (1,11) 17,77 (3,68) Coal 87,40 3,68 24,06 8,57 Nickel 18.007,00 1,92 30,72 8,39 T5 Rilis Data

---GDP (mom) Inggris Des: (2,6) Q3: 0,4

GDP Annual Jerman 2020: (5,0) 2019: 0,6

PPI (mom) AS Des: 0,3 Nov: 0,1

Manufacturing

Production (mom) Inggris Nov: 0,7 Okt: 1,6

AS Des: 0,9 Nov: 0,8

Retail Sales (mom) AS Des: (0,7) Nov: (1,4)

Australia Nov: 7,1 Okt: 1,4

CPI (mom) AS Des: 0,4 Nov: 0,2

Initial Jobless Claim AS Jan : 965 Rb Jan : 784 Rb Highlight Minggu Ini

Bursa saham utama AS dan Eropa ditutup melemah pada perdagangan

pekan lalu yang berakhir Jumat (15/1), sementara di kawasan Asia indeks saham utama ditutup bervariasi. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar yaitu perkembangan politik dan stimulus fiskal AS serta lonjakan infeksi virus corona di berbagai negara.

Indeks dollar AS menguat 0,75 persen dari posisi 90,10 pada Jumat (8/1) menjadi 90,77 pada akhir perdagangan pekan lalu (15/1).

Yield US Treasury tenor 10 tahun ditutup di level 1,08 persen, turun 3 bps bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 1,12 persen. Dari pasar komoditas, harga minyak mentah jenis Brent, serta CPO

melemah, sedangkan harga batu bara dan minyak mentah WTI menguat dalam perdagangan sepekan lalu.

Dari pasar keuangan domestik, IHSG menguat 1,85 persen secara mingguan ke level 6.373,41 pada Jumat (15/1) dengan investor non residen mencatatkan net buy sebesar Rp7,17 triliun dan yield SUN seri

benchmark bergerak naik antara 1 hingga 13 bps apabila dibandingkan

posisi Jumat (8/1). Sementara itu, nilai tukar Rupiah berada pada level Rp14.020 per US$ atau tidak mengalami perubahan dibandingkan Jumat (8/1). Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.003 per US$.

Pekan lalu, tepatnya pada hari Rabu (13/1) program vaksinasi di Indonesia resmi dimulai. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menjadi orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin. Investor dan pelaku pasar menyambut positif langkah ini, dan percaya bahwa program vaksinasi yang dilakukan Pemerintah akan segera membantu memutus rantai pandemi dan memulihkan ekonomi.

(2)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

2

Gambar 4. Slope US Yield curve dan Resesi Gambar 2. Yield treasury AS tenor 10 tahun turun 3 bps

dalam sepekan

utama. Pada Kamis (14/1) malam, Joe Biden mengumumkan rencananya untuk mengucurkan stimulus sebesar US$1,9 triliun, meskipun hal ini tampaknya tidak terlalu mengejutkan pasar. Seberapa cepat pemerintahan yang akan datang dapat menjalankan rencana tersebut dan seberapa kuat perlawanan oposisi yang dapat memperlambat atau mengurangi paket tersebut masih menjadi pertanyaan. Tanpa dukungan yang cukup dari Partai Republik di Senat, Partai Demokrat harus bergantung pada proses rekonsiliasi, yang akan membatasi jenis pengeluaran yang dapat ditingkatkan.

Sementara itu, pekan ini menjadi awal tidak resmi musim laporan laba rugi, di mana raksasa perbankan JPMorgan Chase, Citigroup, dan Wells Fargo melaporkan hasil kuartal keempat sebelum dimulainya perdagangan pada hari Jumat (15/1). Pada akhir pekan lalu, analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan pendapatan keseluruhan untuk S&P 500 pada kuartal keempat turun 6,8 persen (yoy), yang merupakan kinerja terburuk keempat selama dekade terakhir. Untuk tahun 2020 secara keseluruhan, analis mengantisipasi penurunan pendapatan sebesar 13 persen.

Dari kawasan Eropa, mayoritas bursa saham utama juga ditutup melemah pada pekan lalu yang berakhir Jumat (15/1). Indeks STOXX Europe600 pan-Eropa turun 0,81 persen ke level 407,85, Indeks DAX Jerman melemah 1,86 persen ke level 13.787,73, CAC 40 Prancis juga turun 1,67 persen ke level 5.611,69, FTSE MIB Italia turun 1,81 persen ke level 22.381,35, sementara indeks FTSE 100 di Inggris juga melemah 2 persen ke level 6.735,71. Saham di Eropa turun didorong oleh lonjakan infeksi virus korona yang merusak optimisme pasar seputar rencana stimulus fiskal lanjutan di AS.

Pemerintah Eropa terus memperkuat dan memperpanjang lockdown di tengah munculnya varian baru virus korona yang sangat menular dan meningkatkan rawat inap pasien COVID-19. Italia akan memperpanjang keadaan daruratnya hingga akhir April. Sementara itu, Swiss mengumumkan langkah-langkah pembatasan yang lebih ketat serta memperpanjang lockdown hingga Februari, demikian pula halnya dengan Belanda. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan negaranya kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama. Prancis mengatakan akan memperketat pembatasan masuk bagi para pelancong dan memberlakukan jam malam di seluruh negeri. Inggris memperketat pembatasan masuk untuk pelancong dari Brasil, di mana varian baru yang tampaknya resisten terhadap vaksin telah terdeteksi.

Dari kawasan Asia, bursa saham yang diamati ditutup bervariasi pada perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (15/1). Pada pekan lalu, indeks Nikkei 225 Stock Average menguat 1,35 persen dan ditutup pada 28.519,18, level tertinggi baru selama beberapa dekade terakhir. Dari Hong Kong, indeks Hang Seng juga menguat 2,50 persen ke level 28.573,86, sementara indeks FTSE Strait Times Singapura juga menguat 0,39 persen ke level 3.004,87. Sementara itu, dari Tiongkok, indeks saham Shanghai melemah 0,1 persen selama sepekan ke posisi 3.566,38.

Dalam sambutan pembukaannya pada pertemuan triwulanan Bank of Japan (BoJ), Gubernur Haruhiko Kuroda menegaskan bahwa ekonomi Jepang membaik secara moderat, dimana perekonomian menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan sistem keuangan tetap stabil. Namun, dia yakin dampak virus corona menuntut kehati-hatian. Dari Tiongkok, indeks saham turun setelah AS menambahkan sembilan perusahaan Tiongkok lainnya ke daftar hitam investasinya pada hari Kamis (14/1), sehingga total ada 44 nama yang diklaim oleh pemerintahan Trump memiliki hubungan dengan militer Tiongkok. Saham Gambar 3. Fed Balance Sheet dan government bond

(3)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

3

Gambar 6. Harga hard commodities bervariasi secara

mingguan.

Gambar 5. Harga minyak bervariasi dan ICE Newcastle menguat secara mingguan.

Xiaomi, produsen elektronik dan smartphone, turun tajam karena secara tidak terduga masuk dalam daftar.

Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu (15/1) ditutup di level 1,08 persen atau turun 3 bps bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 1,12 persen.Setelah mencapai level tertinggi sejak Maret 2020 pada Senin (11/1) sebesar 1,15 persen, yield cenderung terus menurun. Tekanan terhadap yield disebabkan oleh dua faktor, yakni diumumkannya paket stimulus oleh Presiden AS terpilih dan data ekonomi AS yang mengecewakan. Pertama, Joe Biden telah menguraikan rincian rencana pengeluaran pemerintah yang diusulkannya, yang disebut American Rescue Plan

sebesar US$1,9 triliun. Kedua, data menunjukan ekonomi AS belum sepenuhnya membaik. Hal ini terlihat dari data penjualan ritel yang melemah, klaim pengangguan yang meningkat dan inflasi yang naik terbatas. Secara lebih detail, penjualan ritel turun 0,7 persen pada Desember 2020. Sementara itu klaim pengangguran melonjak untuk pertama kalinya hingga 965.000. Angka ini jauh diatas perkiraan pasar dan menandakan adanya sinyal pelemahan pada pasar tenaga kerja AS akibat pandemi dan pembatasan sosial. Lebih lanjut, rendahnya kenaikan inflasi pada Desember 2020 yang hanya naik sebesar 0,4 persen juga turut membatasi kenaikan yield.

Pasar Uang.Indeks dollar AS menguat 0,75 persen dalam sepekan terhadap

enam mata uang utama dunia dari posisi 90,10 pada Jumat (8/1) menjadi 90,77 pada akhir perdagangan pekan lalu (15/1). Dollar AS cenderung terus menguat setelah jatuh ke posisi terendah di awal tahun 2021. Penguatan dollar utamanya disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, Presiden AS telah mengumumkan paket stimulus sebesar US$1,9 triliun, termasuk pembayaran langsung sebesar US$1400 kepada warga negara AS dan US$20 miliar untuk program vaksin nasional. Kedua, kenaikan yield US Treasury yang mencapai lebih dari 1 persen mendorong apreasiasi dollar AS. Departemen Keuangan AS mencatat adanya permintaan yang besar untuk US Treasury jangka panjang. Ketiga, dollar AS juga mendapat dukungan dari ekspektasi kelanjutan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat ketika banyak negara di Eropa melakukan lockdown untuk menahan gelombang kedua COVID-19.

Pasar Komoditas. Harga minyak acuan global cenderung mengalami

pelemahan sepanjang pekan lalu (15/1). Harga minyak Brent sepanjang pekan lalu turun hingga 1,59 persen mencapai US$55,1 per barel, sedangkan harga minyak WTI meningkat 0,23 persen mencapai US$52,36 per barel pada periode yang sama. Pergerakan harga minyak utamanya didorong oleh kebijakan

lockdown di beberapa kota Tiongkok karena terjadinya gelombang kedua COVID-19. Jumlah kasus harian COVID-19 di Tiongkok mencapai level tertinggi dalam lebih dari 10 bulan pada Jumat (15/1) lalu. Untuk menekan laju infeksi COVID-19, Pemerintah Tiongkok kembali memberlakukan lockdown yang mengakibatkan lebih dari 28 juta orang diisolasi.

Harga komoditas batu bara ICE Newcastle pada akhir pekan lalu (15/1) menguat 3,68 persen mencapai US$87,4 per ton, mencapai level tertingginya dalam 1,5 tahun terakhir. Kenaikan harga baru bara didorong oleh semakin ketatnya pasokan batu bara di Tiongkok di tengah permintaan yang semakin meningkat saat memasuki musim dingin dan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari 2021. Tingginya kebutuhan listrik untuk kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan industri tidak mampu dicukupi oleh pasokan yang ada. Pemerintah Tiongkok membatasi pasokan listriknya dengan melakukan pemadaman di berbagai wilayah dan meminta masyarakat untuk menghemat listrik. Di sisi domestik, realisasi produksi batu bara dalam negeri sepanjang 2020 mencapai 102 persen atau 561 juta ton, melampaui target 550 juta ton. Di sisi lain, pemanfaatan batu bara domestik hanya terealisasi 132 juta ton (85 persen) dari target 155 juta ton sebagai dampak dari penurunan konsumsi di tengah pandemi COVID-19.

Gambar 7. Mayoritas harga soft commodities tercatat

(4)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

4

Harga CPO sepanjang pekan lalu (15/1) melemah 4,70 persen mencapai US$945,13 per ton. Turunnya harga CPO utamanya didorong oleh koreksi harga setelah mencapai rekor harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir serta peningkatan pajak ekspor CPO Malaysia yang lebih tinggi di bulan Februari. Pajak ekspor minyak sawit Malaysia untuk bulan Februari 2021 ditetapkan sebesar 8 persen dari sebelumnya 6,5 persen di bulan Desember 2020. Tingginya pajak CPO Malaysia menjadikan Tiongkok lebih memilih minyak sawit dari Indonesia. Selain itu, lonjakan kasus COVID-19 di Tiongkok memberi sentimen negatif atas permintaan CPO yang melemah di masa mendatang.

II. Pasar Domestik

IHSG tercatat menguat 1,85 persen secara mingguan ke level 6.373,41 dan diperdagangkan di kisaran 6.278,37 – 6.472,31 pada pekan lalu. Investor non residen mencatatkan net buy pada perdagangan pekan lalu, dengan total mencapai Rp9,46 triliun. Nilai rata-rata transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau naik dari level Rp18,95 triliun ke level Rp25,15 triliun pada pekan lalu.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat pekan lalu (15/1) bergerak naik antara 1 hingga 13 bps, kecuali yield SUN tenor 5 tahun yang tidak mengalami perubahan apabila dibandingkan posisi Jumat (8/1). Yield SUNtenor 20 tahun mengalami kenaikan terbesar yaitu 13 bps sementara yield tenor 15 tahun naik sebesar 1 bps. Berdasarkan data setelmen BI tanggal 14 Januari 2021, kepemilikan investor non residen turun sebesar Rp5,33 triliun dibandingkan posisi jumat (8/1), dari posisi Rp981,84 triliun (25,16 persen) ke posisi Rp976,51 triliun (24,92 persen). Secara mtd dan ytd, kepemilikan non residen hanya naik 0,27 persen atau sebesar Rp2,60 triliun. Nilai tukar Rupiah pada Jumat pekan lalu (15/1) berada pada level Rp14.020 per US$ atau tidak mengalami perubahan jika dibandingkan posisi Jumat (8/1). Secara ytd Rupiah tercatat menguat sebesar 0,21 persen terhadap US$. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah relatif menurun selama sepekan lalu, sebagaimana tercermin dari perkembangan spread harian antara nilai spot dan non-deliverable forward 1 bulan yang bergerak dalam rentang Rp7 sampai Rp168 per US$ atau rata-rata lebih rendah dibandingkan

spread Rp22 sampai Rp239 per US$ pada pekan sebelumnya. Pekan lalu, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.020 – 14.205 per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.003 per US$. III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS. Jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat menjadi 965.000 di pekan yang berakhir 9 Januari, dari level revisi pekan sebelumnya di 784.000 dan jauh di atas ekspektasi pasar 795.000. Dalam skala non-musiman, jumlah klaim naik menjadi 1,15 juta dibandingkan dengan 920.000 di minggu sebelumnya. Lebih lanjut, perdagangan ritel AS turun 0,7 persen dari bulan sebelumnya pada Desember 2020, menyusul penurunan 1,4 persen yang direvisi pada November dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang datar. Perdagangan online juga turun 5,8 persen, dibandingkan dengan penurunan 1,6 persen di bulan sebelumnya. Tingkat inflasi AS naik menjadi 1,4 persen (yoy) pada Desember 2020 dari 1,2 persen pada November dan lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 1,3 persen. Secara bulanan, inflasi AS naik 0,4 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,2 persen.

Dari Kawasan Eropa. Menurut perkiraan awal, ekonomi Jerman menyusut 5,0 persen (yoy) pada 2020, terbesar sejak krisis keuangan dan ekonomi 2008 dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang kontraksi 5,1 persen. Penurunan ekonomi terutama terlihat di sektor jasa, karena langkah-langkah pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi akibat pandemi virus corona. Hanya konsumsi pemerintah yang tumbuh lebih tinggi (3,4 persen vs 2,7 persen pada 2019)

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah lebih rendah pada pekan lalu

Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan:

Rupiah tidak berubah, IHSG menguat, dan yield SBN

seri benchmark tenor 10th naik 7 bps.

Gambar 10. Mayoritas Nilai tukar mata uang utama Asia yang diamati bergerak bervariasi terhadap dolar AS secara

(5)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

5

Gambar 12. Ekonomi Jerman menyusut 5,0 persen (yoy)

pada 2020.

Gambar 13. Surplus perdagangan Tiongkok sebesar US$78,17 miliar pada bulan Desember 2020. Gambar 11. Inflasi AS naik 0,4 persen (mom) pada

Desember 2020.

karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk peralatan pelindung dan layanan rumah sakit. Lebih lanjut, perdagangan Zona Euro meningkat menjadi EUR 25,79 miliar pada November 2020, dari EUR 20,15 miliar pada periode yang sama tahun lalu dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar EUR 26,0 miliar. Ekspor turun 1,0 persen dan impor turun lebih cepat sebesar 4,2 persen.

Dari Kawasan Asia Pasifik. Data bea cukai Tiongkok menunjukkan ekspor Tiongkok tumbuh lebih dari yang diharapkan pada Desember 2020, karena gangguan virus corona di seluruh dunia memicu permintaan barang-barang Tiongkok. Ekspor Desember 2020 naik 18,1 persen (yoy), melambat dari lonjakan 21,1 persen (yoy) pada November tetapi mengalahkan ekspektasi kenaikan 15 persen. Impor meningkat 6,5 persen (yoy), melampaui perkiraan 5 persen dan meningkatkan pertumbuhan 4,5 persen (yoy) di bulan November. Catatan ini membuat surplus perdagangan sebesar US$78,17 miliar pada bulan Desember. Selain itu, defisit perdagangan di India direvisi lebih rendah menjadi US$15,44 miliar pada Desember 2020 dari perkiraan awal sebesar US$15,71 miliar. Namun, defisit perdagangan India tersebut tetap adalah yang terbesar sejak November 2018 karena ekspor naik 0,1 persen menjadi US$27,2 miliar sementara impor melonjak 7,6 persen menjadi US$42,6 miliar. Untuk periode April hingga Desember, trade gap menyempit tajam menjadi US$57,5 miliar dari US$126 miliar pada periode yang sama tahun 2019. IV. Perekonomian Domestik

Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$2,10 miliar pada Desember 2020, bergeser dari selisih US$0,08 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, tetapi di bawah konsensus pasar sebesar US$2,3 miliar. Ini menandai surplus neraca perdagangan delapan bulan berturut-turut, karena ekspor melonjak sementara impor turun, di tengah pandemi virus korona. Ekspor melonjak 14,63 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi US$16,54 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan ekspor nonmigas (16,73 persen), sedangkan eskpor produk minyak dan gas merosot sebesar 10,10 persen. Impor turun 0,47 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$14,44 miliar, karena pembelian minyak dan gas anjlok (-30,54 persen) sedangkan impor nonmigas meningkat (4,71 persen). Sepanjang tahun 2020, perdagangan mencatat surplus sebesar US$21,74 miliar. Ini merupakan surplus perdagangan terbesar sejak 2011 dimana neraca perdagangan mencatat surplus US$26,06 miliar.

Lebih lanjut, Bank Indonesia memperkirakan kinerja sektor Industri Pengolahan pada triwulan IV-2020 akan membaik walaupun masih dalam fase kontraksi. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 47,29 persen, meningkat dari 44,91 persen pada triwulan III-2020 dan 28,55 persen pada triwulan II-2020. Perbaikan PMI-BI triwulan IV-2020 tersebut juga sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha sektor Industri Pengolahan triwulan IV-2020 dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha. Secara sektoral, mayoritas subsektor mencatat perbaikan kinerja pada triwulan IV-2020, terutama subsektor Logam Dasar Besi dan Baja, serta subsektor Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet yang sudah berada pada fase ekspansi.

Selain itu, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 sebesar US$135,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2020 sebesar US$133,6 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Peningkatan posisi cadangan devisa ini terutama dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan penerimaan pajak.

(6)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

6

menyambut positif dan percaya akan program vaksinasi dan penanganan pandemi yang dilakukan Pemerintah.

Program vaksinasi ini memang telah ditunggu-tunggu. Di tengah kembali meningkatnya penyebaran virus corona di sejumlah negara, vaksin dapat menjadi game changer. Dengan adanya vaksin, penyebaran COVID-19 dapat dibatasi, tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, adanya vaksin juga akan menggerakkan kembali perekonomian yang telah lama berjalan kurang optimal karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona.

Namun demikian, program vaksinasi ini juga memiliki risiko yang patut diwaspadai. Risiko pertama datang dari pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan. Mengingat bahwa kondisi demografi dan geografis Indonesia cukup unik, pelaksanaan vaksinasi menghadapi tantangan tersendiri, seperti misalnya rantai pasokan ke wilayah-wilayah pedalaman yang belum memiliki sistem transportasi memadai. Risiko selanjutnya terkait dengan hasil vaksinasi itu sendiri. Semua berharap bahwa vaksin yang digunakan tidak memberikan efek samping yang berat bagi penggunanya. Apabila kedua hal ini dapat menunjukkan hasil positif, tentu investor dan masyarakat akan semakin menyambut baik dan mendorong menguatnya sektor keuangan ke depan. Namun sebaliknya, bila ternyata hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hal tersebut akan menjadi sentimen negatif yang sangat berpengaruh terhadap volatilitas sektor keuangan. Sebagai penutup, dalam rangka mendukung program vaksinasi dan penanganan pandemi, Pemerintah terus memperkuat kebijakan fiskal ke depannya. Dalam APBN 2021, Pemerintah masih menerapkan kebijakan fiskal ekspansif-konsolidatif untuk membantu akselerasi pemulihan. Belanja negara dialokasikan sebesar Rp2.750 triliun yang mana Rp72,7 triliun akan digunakan untuk keperluan pengadaan vaksin COVID-19 di tahun 2021. Untuk mendukung alokasi belanja negara tersebut, Pemerintah memerlukan pembiayaan anggaran sebesar Rp1.006,4 triliun. Tentu saja pemenuhan kebutuhan pembiayaan anggaran ini akan menimbulkan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, optimisme investor yang didorong oleh program vaksinasi dan penanganan pandemi dapat menjadi kunci ketersediaan sumber-sumber pembiayaan ke depan. (RF)

PenanggungJawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor

Keuangan

Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur, Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho

Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir

Sumber Data: Bloomberg, Reuters,

CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan,

Kompas, Media

Indonesia, Tempo,

Antara News

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Tajuk Minggu Ini:

Optimisme Program Vaksinasi dan Penanganan Pandemi

Pekan lalu, tepatnya pada hari Rabu (13/1) program vaksinasi di Indonesia resmi dimulai. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menjadi orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin. Selain Presiden Joko Widodo, pada acara yang terbilang monumental tersebut turut dilakukan penyuntikan kepada sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju dan beberapa perwakilan masyarakat. Hal ini untuk menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman untuk digunakan. Setelah vaksinasi perdana tersebut, esoknya vaksinasi dilakukan serentak di sejumlah daerah. Seperti halnya Kepala Negara, Kepala Daerah menjadi simbol program vaksinasi di daerah. Rencananya, dalam program vaksinasi tahap pertama, akan ditargetkan untuk tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik, termasuk anggota TNI/Polri. Tahap ini dimulai periode Januari hingga April 2021. Selanjutnya, program vaksinasi tahap kedua akan berlangsung dari April 2021-Maret 2022 yang menyasar masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.

Vaksin buatan Sinovac menjadi pilihan pertama Pemerintah Indonesia dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 ini. Bukan tanpa alasan, vaksin Sinovac dirasa aman dan telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta telah dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pertimbangan lain, menurut Menteri Kesehatan bahwa hanya Sinovac yang bersedia berkolaborasi dengan Bio Farma Indonesia untuk membuat produk vaksin final buatan Indonesia nantinya.

Dari sisi kemanjuran (efficacy), vaksin Sinovac mencatatkan angka

efficacy sebesar 65,3 persen. Angka ini di atas standar World Health Organization (WHO) yang mensyaratkan tingkat efficacy minimal sebesar 50 persen. Dengan telah dimulainya program vaksinasi serentak di sejumlah daerah, izin penggunaan darurat dari BPOM, dan sertifikat halal dari MUI, serta tingkat efficacy yang cukup tinggi, tak ayal masyarakat dalam seminggu terakhir ini dilingkupi oleh euforia vaksin.

Euforia ini juga menjalar ke pasar saham. Sebagai sektor yang sensitif terhadap perubahan keadaan sosial dan ekonomi, pasar saham menyambut sangat baik dimulainya program vaksinasi. Bahkan semenjak program vaksinasi resmi diumumkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan. Sejak memasuki bulan Januari 2021, investor di pasar saham seperti sudah tidak sabar menunggu program vaksinasi dimulai. Dampaknya, IHSG menguat 7,6 persen dari periode 2 - 13 Januari lalu. Hal ini sebagai gambaran bahwa pasar

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal

PenanggungJawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: YG Nugroho Agung Wijoyo, Risyaf Fahreza, Eddy Sitepu, M. Fajar Nugraha, Dessy M. Bonita, Masyita Mutiara, Indah Kurnia JE, Zerah Aprial Pasimbong.

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Gambar

Gambar 1. Pasar Saham Global
Gambar 4.  Slope  US  Yield curve  dan Resesi Gambar 2. Yield treasury AS tenor  10 tahun turun 3 bps
Gambar 7. Mayoritas harga  soft commodities  tercatat  menguat secara mingguan, kecuali CPO.
Gambar 10. Mayoritas Nilai tukar mata uang utama Asia  yang diamati bergerak bervariasi terhadap dolar AS secara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang ma- salah di atas, yang menjadi permasa- lahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelaja- ran kooperatif tipe NHT efektif

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa masing-masing produk smartphone merek Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Lenovo tidak mempunyai pesaing langsung pada atribut kamera

Berdasarkan hasil uji Tukey, nilai kapasitas fagositosis dan indeks fagositosis yang digunakan untuk menentukan efisiensi aktivitas fagositosis oleh senyawa

Setelah potensi arahan kawasan untuk dikembangkan menjadi TOD sudah ditentukan, tentunya diperlukan beberapa perbaikan. Perbaikan yang dimaksud yaitu terkait dengan performa

“ Produser menyiapkan rundown dan materi pada tahap pra produksi” Klo di tahap pra produksinya sendiri, asianbeat itu biasanya pertama pastinya menyiapkan rundown lalu juga

Ion Ca2+ akan berikatan dengan polisakarida pada ubi jalar oranye membentuk struktur egg box yang mampu mengikat air sehingga dapat meningkatkan daya rehidrasi serta

Saya baru mendapat provit pada bulan Nopember sebesar 10% dari saham saya karena dalam surat perjanjian tersebut tertera pihak KSP Pandawa Group akan memberikan profit sebesar 10%

(LBQ) dan melakukan pengujian asumsi residual berdistribusi normal. Jika residual sudah memenuhi asumsi white noise dan berdistribusi normal, maka model sudah layak