• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Pemerintahan (Norma, Konsep dan Praktek Etika pemrintahan) - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Etika Pemerintahan (Norma, Konsep dan Praktek Etika pemrintahan) - Repository IPDN"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

::rx-rffi

Dr. Drs.ISMAIL NURDIN,

E.rIKA

(4)

Etika

Norma, Pemeri

Editor:

Penata

Kantor

Bumiha redaksi

SMS H

p, dan Praktek bagi Penyelenggara

n

[c) Dr. ISMAIL NURDIN, M.Si

Desaine

. Nasrudin, MH, Dra. Sri Hartati, M.Si

ak:Tim Lintang

sampul: Nuria Indah, M.Sn

DIY

Diterb

Lintang

Krapyak

Aksara Books

etan No 40 RT 02/54 Panggungharjo, Sewon, Bantul

rta 5 5 1 BB www.lintangpublishing.com redaksi ntang@gmail.com

SMS Hot ne 082 136

494386

aksi Lampung

No 398 Batanghari, Lampung

Timur

34387

lintangpublishing.com ne0B1

542036039

Etika

DALAM TERBITAN: PERPUSTAKAAN NASIONAL rintahan; Norma, Konsep dan Praktek Etika Pemerintahan

KATALO

Bagi Pen lenggara Pelayanan Pemerintahan/lsmail Nurdin

Yogyaka : Lintang Rasi Aksara Books, 2017

'i.5,5

xZ

Cetakan

cm; xii + 166 halaman,

Agustus 2017

(5)

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR...

BAB I ...1

(6)

MBER ETIKA PEMERINTAHAN... 33

sila sebagai Sumber Etika Pemerintahan...35

ilai Agama sebagai Sumber Etika Pemerintahan... 39

ilai Budaya Indonesia sebagai Sumber Etika...40

UM DATAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN . -asas Umum dalam Penyelenggaran Pemerintahan 45 PENYELEN GGARAAN PEMERINTAHAN ... 6 1 nis Korupsi dan Bahaya

Korupsi...

...61

ntuk Kolusi dan Dampaknya Dalam Pemerintahan...66 ntuk Nepotisme dan Dampaknya dalam

ETIKA APARATUR SIPIL N8GARA,... 7 5

ilaian Pekerjaan

PNS

... B0
(7)

Rangkuman

'...'....'.'..'... 84

Latihan

...'.... 85

BAB

VII

AKUNTABILITAS PENYELEN GGARAAN PEMERINTAHAN ... 8 7 7.1Konsep

AkuntabiIitas...

..."..'...'.. B7

T.2Dimensi

Pertanggungjawaban....

.'."""""...."."'..90

Rangkuman

."."'."".'...' 102

Latihan...

... 102

BAB

VIII

NETRALITAS APARATUR SIPIL

NEGARA...

... 103

8.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Aparatur Sipil

Negara

'.'.".'...'...'..' 103

8.2 Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Pemilu Legislatif

dan Pemilihan Kepala

Daerah

..'...105 8.3 Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Kepentingan/ Konflik serta Netralitas Birokrasi dan Strategi Menumbuhkan Netralitas

Birokrasi...

...'....".."'.. 111

Rangkuman

'...'...'.".'... 1tB

Latihan...

...1"20

BAB IX

ETIKA DALAM PELAYANAN PEMERINTAHAN... ...,...,...

12L

9.1 Hak Dasar Warga Negara dalam Pelayanan Umum.."'..' 12L 9.2 Menjelaskan Etika dalam Pelayanan Umum...'..'.'."..'.... 723

9.3 Model Kualitas Pelayanan untuk Membangun

Kepercayaan

Publik...

...""".'.."'.132

Rangkuman

""""...""""1'37

Latihan...

...' 139

il

Etika Pemerintahan
(8)

BAB X

KODE APARATUR SIPN

NEGARA...

.,,...,....L41-10. Pentingnya Kode Etik Aparatur Sipil Negara ...L47

Panca Prasetya Korpri sebagai Bagian Kode Etik

Apa

... 153 155

DAFT

PUSTAKA..

...157

BIOGRA INDEKS

...L61

L63

(9)

IA{TA

PENGANTAR

uji

syukur penulis panjatkan

ke

Hadirat Allah

SWI

yang

telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan buku Etika Pemerintahan ini dapat diselesaikan. Buku ini sengaja

ditulis untuk memberikan pemahaman kepada pembelajar kajian pemerintahan dan para praktisi pemerintahan mengenai konsep, norma etika pemerintahan serta prakteknya dalam penyelenggaraan

pemerintahan di Indonesia.

Sebagaimana

kita

ketahui bahwa

pasca

reformasi

1998, Indonesia dihadapkan pada sebuah situasi yang dilematis. Pada

satu sisi,

demokratisasi

telah

memberikan kebebasan yang

luas bagi

setiap orang, termasuk

para

penyelenggara negara,

untuk berekspresi dan mengaktualisasikan

diri di

ruang publik. Rekrutmen jabatan-jabatan publik telah terbuka untuk umum dan

dilaksanakan melalui sebuah proses yang demokratis dan tanpa

diskriminasi.

Struktur

dan pola penyelenggaraan pemerintahan

yang semula tertutup dan didominasi oleh birokrasi telah dirubah, dengan membuka seluas-luasnya kepada

publik untuk

terlibat.
(10)

yang me kepada nilai dan norma sosial, agama dan hukum

yang

ku

di

Indonesia. Pada akhirnya, muncullah

fenomena-baru berupa perilaku, tindakan dan bahkan kebijakan pemen han yang dipandang tidak sesuai dengan standar etika

bangsa I nesia yang seharusnya. Mereka telah menjadi bagian

dari

dis

i

publik

yang sangat menarik mengenai bagaimana

a para penyelenggara negara bersikap, atau bagaimana

etika pemerintahan di Indonesia diterapkan.

Tu

publik

terhadap

tampilan

pemerintahan

dan penyele

tinggi,

ra pemerintahan yang beretika dan melayani semakin

beretika

berbagai

pemerin

pemerin

Nam

ternyata

fenomen

cara ya sebagai

peneliti

han termasuk aparatur

sipil

negara

perlu

memahami

konsep, dan praktek etika pemerintahan.

ini

bisa

menjadi panduan

bagi

penyelenggara peme n serta menjadi kajian bagi pembelajar pemerintahan

khususn mahasiswa yang menekuni kajian pemerintahan dan yang

akan me jadi praktisi pemerintahan. Buku

ini

membahas konsep etika pe intahan, moralitas, sumber etika, azas penyelenggaraan

pemenn

han yang baik,

kekuasaan

dan

demokratisasi, kode inaan etika aparatur

sipil

negara, serta etika pelayanan han.

etik pem

ulas tema sentral mengenai etika pemerintahan dengan

n

demikian, perubahan sebagaimana tersebut

di

atas

diiringi

dengan sebuah pedoman tata berperilaku

renanya pemahaman

tata

kelola

pemerintahan yang

menjadi

keniscayaan,

institusi

pemerintahan dengan

kelembagaannya

yang

diselenggarakan

para

praktisi

mudah difahami. Buku

ini

sangat direkomendasikan

han bacaan bagi para kalangan akademik seperti dosen,

n

mahasiswa, kalangan penyelenggara negara baik di jajaran e kutif, legislatif maupun eksekutil dan khalayak umum

pada u mnya.

n

terima

kasih kepada Rektor IPDN bapak Prof. Dr. ya Suradinata, SH, MH, MS atas bimbingan dan segenap

Bapak Prof Dr. Drs. Sadu Wasistiono, MS, yang selalu Drs. Erm

(11)

mengobarkan semangat

untuk terus

mengambangkan budaya akademik. Prof. Dr. Khasan Effendi, M.Si yang juga sangat mendorong untuk pengembangan diri dan juga para sahabat yang menjadi teman diskusi antara lain Dr. Bambang Supriyadi, Dr. Andi Pitono, Dr' Udaya

Madjid, Dr. Muhaddam Labolo, Dr. Fernandes Simangungsong, juga

sahabat diskusi sore hari

di

fakultas Sutiyo P.hD, Ardika, Annisa,

Suci, Panis, Adfin, Kartika dan lainnya. Tentunya ucapan terima kasih yang setinggin-tingginya kepada para praja pada kelas mata kuliah Etika Pemerintahan yang saya ampuh Institut Pemerintahan Dalam

Negeri, karena materi dalam buku

ini

merupakan bahasan dan

diskusi yang dinamis kelasdi kelas Mata Kuliah Etika Pemerintahan. Tentunya buku ini dapat selesai karena diskusi yang konstruktif

dengan para kolega sesama dosen mata kuliah Etika Pemerintahan baik di IPDN kampus Jatinangor maupun para pendidik di Kampus IPDN Bukittinggi, serta para dosen dan pendidik di Fakultas Politik Pemerintahan IPDN Kampus jatinangor.

Tidak ada gading yang tak retak. Buku ini masih memiliki banyak kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun bagi

penyempurnaan penulisan akan diterima dengan senang hati oleh

penulis. Tidak

lupa

terimakasih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada semua fihak yang turut terlibat dalam penulisan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Jatinangor; September 2016

Dr. Drs.lsmail Nurdin, M.Si

t

Etika Pemerintahan
(12)
(13)

BAB

I

KONSEP

DAN

PENGERTIAN

ETIKA PEMERINTAHAN

't.1

PENGERTTAN DASAR

ETIKA

1.1.1

Arti

Etiko

Secqro

Etimologis, Filosofis,

don

PerkembongonnYo

Secara etimologi, istilah etika berasal dari bahasa Yunani "ethos"' Kata Y unani "efhos" dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti

yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk

jamak "ta etha" artinya adalah adat kebiasaan. Istilah

lain

yang

identik dengan etika, yaitu usila [sanskerta), lebih menunjukkan

kepada dasar-dasa4 prinsip, aturan hidup (si/a) yang lebih baik [su).

Istilah selanjutnya adalah Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang

berasal dari kegiatan berfilsafat atau berfiki4 yang dilakukan oleh

manusia. Oleh sebab itu, etika merupakan bagian dari filsafat; etika

Iahir dari

filsafat. Frankena (1973) mengemukakan bahwa etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mencakup filsafat moral
(14)

pem

etika dengan moralitas beserta persoalan-persoalan dan

mbenarannya. Moralitas sangat diperlukan dalam

masya

t

karena perannya sebagai panduan bertindak (action

guides).

Sela ilmu, ma

definisi dirumus

akan muncul berbagai rumusan definisi etika. Rumusan

is the study of right and wrong. Etika adalah studi tentang

benar dan yang salah, artinya bahwa yang dimaksud

adal

stud

ha men

Ethi

pa tepa

form

dan

buka seha

jutnya etika senantiasa dibicarakan, dipelajari sebagai

tika

secara

jelas dalam

perkembangan sebagaimana n oleh para etikawan (YP. Wisok, 2009J yaitu:

benar atau salahnya tindakan manusia. Etika dalam

ini masih terlalu sempit karena terlalu legalistik atau etika memperhatikan benar atau salahnya tindakan manusia rut peraturan yang berlaku.

is

the

study

of

moral. Etika

adalah

studi

tentang ngan moral dan tindakan manusia. Definisi

ini

secara

menunjukkan objek material etika. Adapun secara objek I etika bersama ilmu-ilmu yang lainnya, seperti sosiologis

ntropologi memberi pembatasan terhadap pandangan

is not the study of what is, but of what ought

lah studi

tentang apa yang ada melainkan

snya.

Berdasar

n

pandangan

be. Etika apa yang

etika da para filsuf atau

tersebut, maka pengertian dan definisi ahli berbeda dalam pokok perhatiannya

antara lai

1. erupakan prinsip-prinsip

moral

yang termasuk ilmu

tang kebaikan dan

sifat

dari

hak

(The principles

of

ity, including the science of good and the nature of the

rs).

(15)

Pedoman

perilaku,

yang diakui

berkaitan

dengan

memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia (The

rules of conduct, recognize in respect to a particular class

of

human actions).

llmu

mengenai watak manusia yang ideal, dan

prinsip-prinsip moral sebagai individual (The science of human

character

in

its ideal state, and moral principles as of an

individua[).

Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science

of

duD.

Pencapaian etika dalam usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirannya dalam pemecahan masalah setiap kehidupan, tindakan yang terbaik mengarah kepada kebenaran, kebaikan, dan ketepatan. Etika secara lebih luas tidak hanya bicara baik dan buruk tetapi lebih dari itu, yaitu bertindak secara "benari baik, dan tepat". Memang sesuatu yang susah dan berat, etika dapat mencapai ketiga

hal dimaksud, tetapi arah dan tujuan untuk selalu berbuat yang

menguntungkan semuanya sangat jelas dan memerlukan upaya-upaya yang sangat keras dalam mencapai ketiga hal dimaksud.

Untuk mencapai etika berbicara tentang apa yang "benar", apa

yang "baik" dan apa yang "tepat" diperlukan suatu patokan untuk

berfikir secara etis. Menurut Prasetyo dan Tanya (2011) terdapat 3 ftigal cara etika berfikir secara etis untuk mencapai benal baik, dan tepat, yaitu:

1.

Deontologis, adalah cara

berfikir

etis yang mendasarkan

diri

pada hukum,

prinsip,

atau

norma objektif

yang

dianggap harus berlaku dalam situasi dan kondisi apa pun. Suatu tindakan yang dapat dikategorikan dalam etika deontologis adalah melaksanakan kewajiban terhadap

tugas dan fungsi yang didasarkan pada hukum dan norma

sosial yang dipergunakan. 2.

3.

+.

t

Etika Pemerintahan
(16)

Berdasa

dapat di

indakan ini perlu adanya sifat yang dapat merealisasikan

uatu

kewajiban

yang

didasarkan

pada hukum,

sifat

rsebut adalah kejujuran, bersikap adil, taat pada hokum,

n saling menghormati.

is, teleos, artinya tujuan. Cara berfikir teleologis ini

kan tidak mengacuhkan atau mengindahkan terhadap

ukum. Lebih

jauh

berfikir

teleologis

tetap

mengakui insip-prinsip hukum, tetapi keberadaan hukum bukan erupakan ukuran terakhir. Tujuan dan berikut akibatnya penting dan lebih diprioritaskan daripada hukum, n tetapi dilihat terlebih dahulu kapan etika teleologis i diterapkan.

nyaan selanjutnya yang

lebih

sentral dalam etika

leologis

menurut

Prasetyo

dan

Tanya

[2011)

ialah

pakah suatu tindakan

itu

bertolak

dari

tujuan

yang

ik? Dan apakah tindakan yang tujuannya baik,

itu

juga

rakibat baik?". Cara berfikir teleologis, oleh karenanya

dak

berfikir

menurut kategori "benar" dan "salah", tapi nurut kategori "baik" dan "jahat". Betapapun "salah"nya,

pi

kalau berangkat

dari tujuan "baik"

dan akibatnya , maka tindakan itu baik secara etis.

'ontekstual. Etika dalam

hal ini yang paling penting untuk

itanyakan sebelum melakukan sesuatu, bukanlah apa secara universal "benar", bukan pula apa yang secara

mum "baik" tetapi apa yang secara kontekstual paling

tas dan

paling

bisa

dipertanggungjawabkan. Oleh

rena itu, bukan yang "benar" dan "baik", tetapi apa yang

ra

kontekstual paling "tepat"

untuk

dilakukan saat

Etika ini memprioritaskan situasi dan kondisi sebagai

rtimbangan pokok dalam melakukan keputusan etis.

n ketiga cara berfikir secara etis dimaksud, maka untuk pai suatu etika yang mengandung kebenaran, kebaikan

n

diperlukan upaya yang sangat keras dan mungkin dan ket
(17)

sulit untuk

diwujudkan. Selalu berusaha dan mengarah kepada

pencapaian yang baik, benar dan tepat dalam situasi dan kondisi

apa pun dan berusaha untuk mengurangi tindakan yang merugikan

semua

pihak

merupakan sebuah pedoman

dalam

melakukan tindakan.

1.1.2

Morol dqn

Etiko

Etika sering disamakan artinya dengan moral' Akan tetapi pada

prinsipnya moral dan etika berbeda secara perspektif dan esensi

pengertiannya. Nugroho [2000) menyatakan bahwa moral adalah

a;'aran tentang perilaku yang

baik

dan buruk, sedangkan etika

adalah cabang filsafat yang secara teoretik menyoroti, menganalisis dan mengevaluasi ajaran-ajaran tersebut, tanpa mengajukan sendiri suatu ajaran tentang mana perilaku yang baik dan mana perilaku

yang buruk.

Selain itu, Magnis Suseno (1987) menyatakan etika dibedakan

dari

ajaran moral.

Ajaran moral

sifatnya operasional, artinya

langsung mengajarkan orang bagaimana harus hidup baik. Ajaran

moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan apa yang

bernilai dan serta

kewajiban-kewajiban yang

harus

dilakukan

manusia. Sedangkan

etika

merupakan

ilmu

tentang

norma-norma, nilai-nilai dan ajaran-ajaran moral, dengan kata lain etika adalah ilmu yang kritis. Etika menyediakan sarana rasional untuk mempertanyakan keabsahan norma-norma moral dan merumuskan

syarat-syarat keabsahannya.

Setiap perilaku manusia ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut serta prinsip-prinsip moral yang dipegangnya. Dengan demikian, moral itu sendiri merupakan suatu sistem nilai yang menjadi dasar

bagi dorongan atau kecenderungan bertindak' Nilai-nilai moral menurut Kumorotom o (2007) mempunyai karakteristik berikut.

il

Etika Pemerintahan I

berkenaan dengan hasrat dan dorongan hakiki pada manusia yang

diciptakan dengan kelengkapan akal dan pikiran.

Pada umumnya kajian-kajian tentang moral atau moralitas

dibagi

3

[tiga)

kelompok bidang

kajian

menurut Supardi, etc.

[2003), yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku/psikomotorik'

Berturut-turut

unsur

ini

akan menentukan pemikiran, emosi, dan perilaku

manusia.

Unsur Kognisi

Unsur

cipta

sebagai salah satu bagian

dari budi

manusia mengarah pada terciptanya ilmu pengetahuan yang melahirkan

manusia mempunyai akal, menghasilkan ilmu pengetahuan' Etika bagi kehidupan manusia baik individu maupun sosial,

berkenaan dengan standar etika dan nilai absolut atau relatif,

nilai

moral

universal, moral agama serta

etika

kekuasaan.

Dengan demikian, etika yang mengandung unsur moralitas bertolak pada ilmu pengetahuan.

Moral bersifat objektif yang datang dari pengaruh luar yang

berlaku dalam suatu masyarakat atau kelompok sosial yang

mengharuskan

individu

berbuat sesuatu dengan norma di

dalamnya.

Unsur Afeksi

Seorang

individu

sebagai anggota masyarakat memerlukan penyesuaian

diri

dalam masyarakatnya, termasuk

bertindak-tanduk sesuai dengan etika moral yang berlaku. Untuk itu,

ia

harus

mempunyai pengetahuan keterampilan mengenai

pelaksanaan

nilai-nilai

etika, agar mampu bergaul sebagai anggota masyarakat.

U nsur Perilaku/Psikomotorik

Sebagai proses mempelajari, seorang individu akan mempunyai

keterampilan

dan

diharapkan

dari

keterampilan tersebut akan menjadi dasar perilaku seorang individu. Dalam hal ini,

1.

2.

il

Etika Pemerintahan
(18)

1.

Pri

Mo

uta

2.

Riil

Oleh ka spesifik.

keluhura

dari

tind Tert Ciri yanf kehi Bisa Seca pen( Mor,

Nila

moral

bukan

sekedar semu. Orang

yang

berwatak

rit

sesungguhnya

tidak

mempercayai

nilai

moral yang ngkutan.

hi

niversalitas

dari

moral mengharuskan adanya lingkup ia akan

terbuka sebab sekali nilai moral tertutup maka ngan universalitasnya.

ifat positif maupun negatif

historis kita dapat menyaksikan perubahan-perubahan

nan dari nilai negatif menjadi positif ataupun sebaliknya. bisa berciri larangan-larangan maupun anjuran-anjuran.

Tinggi atau Arsitektonik

i yang ordenya rendah (terutama orde pertama) tidak

Su

liki

ciri

intrinsik yang mengatur nilai-nilai yang lainnya.

pengaturan yang melibatkan segala macam tindakan

lain yang penting bagi moralitas, baik berupa ketaatan pada pe ran maupun pedoman-pedoman spiritual.

ut

M

itas

pada

manusia mestinya

bebas

dari

sifat-sifat

yang terdapat pada

kehendak-me tingkan

diri

sendiri

ke dak relatif.

melibatkan

suatu komitmen

untuk

bertindak

dan

pakan landasan hasrat (appetitive basls) yang paling

sehingga termasuk ke dalam nilai primer.

na

itu,

nilai-nilai yang terdapat pada moral sangatlah

ra

spiritual

maupun behavioral

ia

mencerminkan

budi

manusia

dan

menjadi

pedoman

paling

asasi

kan-tindakannya. Sebagai

nilai

absolut dan

riil,

moral

s. lsmail Nurdin,

M.Si

n

yang diharapkan adalah perilaku etika moral i dengan norma dalam masyarakat lingkungannya.

q don

Eliket

(2000) membedakan istilah etika dan etiket sebagai

t

menyangkut cara perbuatan harus dilakukan manusia.

tara beberapa cara yang mungkin, etiket menuniukkan

ng tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan

suatu

kalangan

tertentu.

Misalnya

jika

karyawan

rahkan sesuatu kepada atasan,

harus

menggunakan kanan. Dianggap melanggar etiket apabila menyerahkan n tangan kiri.

n etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu

atan,

etika

memberi norma tentang

perbuatan itu . Mengambil barang

milik

orang lain tanpa izin, tidak

olehkan. Apakah mencuri dengan tangan kanan atau

kiri

i sama sekali tidak relevan.

hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang dir atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. nya dianggap melanggar etiket, bila

kita

makan sambil

nyi atau dengan meletakkan kaki

di

atas meja, namun

ita makan sendiri hal tersebut tidak melanggar etiket. Di in, etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.

n untuk mencuri selalu berlalu, entah ada orang lain k.

bersifat relatif, suatu hal yang dianggap

tidak

sopan

suatu kebudayaan, bisa saja dianggap hal yang wajar kebudayaan lain. Etika lebih bersifat absolut, prinsip cenderung tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi

SASI.

berikut:

(19)

5.

Jika kita berbicara etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedang etika menyangkut manusia dari segi

dalam. Tidak merupakan kontradiksi,

jika

seseorang selalu berpegang pada etiket dan sekaligus munafik' Tapi orang yang etis sifatnya tidak mungkin munafik, sebab seandainya munafik, hal

itu

dengan sendirinya berarti tidak bersifat etis' Sehingga orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

1.2.

PENGERTIANPEMERINTAHAN

Secara etimologis,

istilah

pemerintahan berasal

dari

kata dasar

"perintah" yang berarti menyuruh melakukan sesuatu, aba-aba, atau

komando. Pemerintahan dalam bahasa Inggris disebut government yang berasal dari bahasa Latin: gobernare, greek kybernon yang berarti mengemudikan atau mengendalikan'

Secara

umum

pemerintah merupakan organisasi, badan, lembaga yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan

hukum serta undang-undang di wilayah tertentu' Menurut C.F Strong

dalam bukunya Modern Political Constitutions menyebutkan bahwa

" Government is therefore that organization in which isvested the rights

to exercise sovereign powert'. Pemerintahan adalah organisasi dalam

mana diletakkan hak

untuk

melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. fadi pemerintah diartikan sebagai organisasi atau

lembaga. Sumaryadi (2010) mengemukakan bahwa pemerintahan merupakan organisasi yang memiliki:

L.

otoritas memerintah dari sebuah unit politik,

2.

kekuasaan yang memerintah suatu masyarakat politik (political societY),

3.

aporatus

yang

merupakan badan pemerintahan yang

berfungsi dan menjalankan kekuasaan, dan

Etlka Pemerintahan

(20)

n

untuk

membuat peraturan

perundang-ngan,

untuk

menangani perselisihan

dan

mbicarakan putusan administrasi dan dengan monopoli s kekuasaan yang sah.

Finer

(

4)

menyatakan

bahwa

istilah

"government'' paling

sediki mempunyai empat arti, yaitu:

enunjukkan kegiatan

atau

proses memerintah, yaitu

elaksanakan kontrol atas pihak lain (The activity or the of governing);

unjukkan masalah-masalah (hal ihwal) negara dimana iatan atau proses diatas dijumpai (states of affairs);

enunjukkan orang-orang

(pejabat-pejabat)

yang

ibebani tugas-tugas untuk memerintah Qteople charged ith the duty ofgoverning);

unjukkan cara, metode, atau sistem yang digunakan

ntuk

memerintah masyarakat

tertentu (the

manner,

od or system by which a particular society is governed).

ladi S.E ner mengakui ada pemerintah dan pemerintahan dalam

arti luas. ngan adanya pemerintah dan pemerintahan dalam arti

luas, ma sempit. hanya

terdapat pula pemerintah dan pemerintahan dalam arti enurut ajaran tripraja, pemerintah dalam

arti

sempit

iputi eksekutif saja, sedangkan pemerintahan dalam arti

tif dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara.

perspektif

cybernologik,

menurut

Ndraha

(2003) sempit puti segala kegiatan dari pemerintah dalam arti sempit

atau tan memerintah yang dilakukan oleh organ eksekutif dan jaja nya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara. Pemeri n dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang

dilakuka

dan yudi

Dala

oleh organ-organ atau badan-badan legislati{, eksekutil

han didefinisikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan pemenn

(21)

manusia

sebagai

konsumer

[produk-produk

pemerintahan)

akan pelayanan publik dan pelayanan civil; badan yang berfungsi sebagai prosesor [pengelola, provider)'nya disebut pemerintah; konsumer produk-produk pemerintahan disebut yang diperintah; hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah disebut

hubungan

pemerintahau

personil pemerintah disebut

aktor

pemerintah; dan aktoryang melakukan tugas tertentu disebutartis

pemerintahan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintahan merupakan sebuah sistem multiproses yang bertujuan memenuhi

dan melindungi kebutuhan dan tuntutan yang diperintah akan jasa

publik dan layanan civil.

Menurut Ndraha t2003),

sistematika pemerintahan yang

terkait dengan pemerintah umum sebagai berikut:

Pemerintahan digolongkan

menjadi

dua

yakni

pemerintahan

konsentratif

dan

pemerintahan dekonsentratif.

Pemerintahan dekonsentratif

terdiri

dari

pemerintahan luar negeri dan pemerintahan dalam negeri'

Pemerintahan dalam negeri meliputi pemerintahan sentral dan pemerintahan desentral'

Pemerintahan

sentral meliputi

pemerintahan umum

dan

bukan pemerintahan

umum

yang berupa urusan pertahanan keamanan, luar negeri, yustisi, dan moneter'

1.3

PENGERTnN ETIKA PEMERINTAHAN

Etika pemerintahan merupakan ajaran untuk berperilaku yang baik

dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan

dengan hakikat manusia. sumaryadi

[2010)

menyatakan bahwa etika pemerintahan mengacu pada kode etik profesional khusus bagi mereka yang bekerja dan untuk pemerintahan. Etika pemerintahan melibatkan aturan dan pedoman tentang panduan bersikap dan

1.

2.

4.

(22)

berper ku untuk sejumlah kelompokyang berbeda dalam Iembaga pemeri

dan pel n publik.

Kel

pok-kelompok

ini

dihadapkan dengan

berbagai perta etika yang

sulit

dan sangat unik. Bolehkah seorang

pejabat dapat menyewa perusahaannya sendiri untuk bekerja bagi erintah? Bolehkah wakil-wakil

terpilih

diizinkan untuk hadiah mahal dari kelompok-kelompok lobi? Bagaimana dan kab

berpera

pemeri (proc yang m orang-o

Eti

transp

dengan

(political legislatif

tahan, termasuk para pemimpin terpilih

{seperti presiden net menteri), DPR fseperti anggota parlemen), staf

politik

pemerintahan

merupakan

etika

terapan

yang

dalam urusan pengaturan tata kelola pemerintah. Etika

han

merupakan

bagian

dari

yurisprudensi

praktis jurisprudence) atau filosofi hukum (philosophy

of

law)

tur

urusan pemerintah dalam hubungannya dengan

yang mengatur dan mengelola lembaga pemerintahan.

pemerintahan mencakup

isu-isu

kejujuran

dan

nsi dalam pemerintahan, yang pada gilirannya berurusan

-hal

seperti;

penyuapan

(bribery);

korupsi

politik

corruption);

korupsi

polisi

(police corruptionJ; etika

(legislatif

ethics);

etika

peraturan

(regulatory

ethics);

menen

seha pegawai negeri memperlakukan rekan sekerja atau bawa ? Etika pemerintahan mengidentifikasi sikap dan tingkah laku ya tepat dalam setiap situasi dan menetapkan aturan_aturan

perilaku i para pejabat publik untuk mengikutinya. Eti

konflik entingan

(conflict

of

interest); pemerintahan yang

terbuka ( of governmenfJ; etika hukum (legal ethics).

1.4

ENTINGNYA

ETTKA

DALAM

ENYE

LENGGARAAN

PEME RI

NTAHAN

Etika pe ntahan disebut selalu berkaitan dengan nilai_nilai yang berhubungan dengan hak-hak dasar warga negara keuta

(23)

selaku manusia sosial (mahkluk sosial). Nilai-nilai keutamaan yang

dikembangkan dalam etika pemerintahan adalah:

L

Penghormatan terhadap hidup manusia dan HAM lainnya'

2.

Kejujuran

baik

terhadap

diri

sendiri maupun terhadap

manusia lainnYa (honestY)'

3.

Keadilan dan kepantasan merupakan sikap yang terutama

harus diperlakukan terhadap orang lain.

4.

Kekuatan moralitas, ketabahan serta berani karena benar terhadap godaan (fortitud e).

5.

Kesederhanaan dan pengendalian diri (temperance)'

6.

Nilai-nilai agama dan sosial budaya termasuk nilai agama

agar manusia harus bertindak secara profesional dan bekerja keras.

Etika pemerintahan berhubungan dengan keutamaan yang harus dilaksanakan

oleh para

elit

pejabat

publik

dan

staf

pegawai

pemerintahan.

wujud

etika pemerintahan adalah aturan-aturan ideal yang dinyatakan dalam uuD baik yang dikatakan oleh dasar negara [Pancasila) maupun dasar-dasar perjuangan negara [Teks

Proklamasi). Dalam hal ini, etika pemerintahan mengandung misi

kepada setiap pejabat elit politik untuk bersikap jujur; amanah, siap

melayani, berjiwa besa[ memi]iki keteladanan, rendah

hati

dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan

hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Etika dan moral sangat penting dalam pemerintahan, dalam hal

ini

dengan adanya etika dalam pemerintahan maka pemerintahan

akan berjalan dengan

lebih baik.

Para aparatur pemerintahan memiliki kesadaran moralyang tinggi pada para politisi, pemerintah

dalam

mengemban

tugas

dan

tanggung jawabnya, sehingga

kejujuran, kebenaran dan keadilan dapat diwujudkan'

(24)

diperha

beberapa alasan mengapa

etika

pemerintahan penting

ikan

dalam pengembangan pemerintahan yang efisien,

dan akuntabel, menurut Dwiyanto (2000) bahwa;

ktek

pemerintahan

di

negara-negara berkembang,

nyimpangan sepertikorupsi, suap, kolusi dan nepotisme semakin marak dijalankan, apabila pejabat publik dan

inya ingin memperkaya

diri

dengan cara mencuri

mel ban

Dal dih dik

masalah-masalah

yang

dihadapi

oleh

birokrasi

intah

di

masa mendatang

akan

semakin kompleks.

itas

masyarakat

yang

semakin meningkat

telah

irkan berbagai masalah-masalah

publik

yang semakin dan komplek dan harus diselesaikan oleh birokrasi

ntah.

m

kasus

pembebasan

tanah,

misalnya

pilihan

yang

pi

oleh para

pejabat

birokrasi

seringkali

bersifat

mis

dan

dilematis.

Mereka

harus memilih

antara perjuangkan program pemerintah dan memperhatikan

tingan masyarakatnya. Masalah-masalah yang ada dalam

area seperti ini akan semakin banyak dan kompleks seiring de

eti

meningkatnya modernitas masyarakat. pengembangan

birokrasi mungkin

bisa

fungsional

terutama

dalam m

ri

policy guidonce kepada para pejabat birokrat untuk

hkan masalah-masalah yang dihadapi.

, keberhasilan pembangunan yang telah meningkatkan

ika

dan

kecepatan

perubahan

dalam

lingkungan

rasi. Dinamika yang terjadi dalam lingkungan tentunya

ntut kemampuan birokrasi untuk melakukan adjustment

tetap tanggap terhadap perubahan yang

terjadi

dalam

ungannya.

Dalam

praktek akan t

aparat

dan me pok kekayaan rakyat yang

dititipkan

melalui negara. b itu, sangat penting untuk diberlakukan penerapan etika Oleh se
(25)

dalam kehidupan pejabat publik, aparat pemerintah baik secara individu maupun secara kolektif.

RANGKUMAN

.

Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mencakup

filsafat moral atau pembenaran-pembenaran filosofis. sebagai

salah satu falsafah, etika berkenaan dengan moralitas beserta

persoalan-persoalan

dan

pembenaran-pembenarannya'

Moralitas

sangat

diperlukan dalam

masyarakat karena

perannya sebagai panduan bertindak (action guides)'

.

Pencapaian etika dalam usaha manusia untuk memakai akal

budi

dan daya fikirannya dalam pemecahan masalah setiap kehidupan, tindakan yang terbaik mengarah kepada kebenaran,

kebaikan dan ketePatan'

.

Dalam perspektif

cybernologik,

menurut

Ndraha

[2003) pemerintahan sebagai proses pemenuhan kebutuhan manusia

sebagai

konsumer [produk-produk

pemerintahan) akan

pelayanan publik dan pelayanan sivil; badan yang berfungsi

sebagai prosesor (pengelola, prov ider)-nyadisebut pemerintah'

.

Etika pemerintahan merupakan etika terapan yang berperan

dalam urusan

pengaturan

tata kelola

pemerintah' Etika

pemerintahan merupakan bagian dari yurisprudensi praktis (practical iurisprudence) atau filosofi hukum (philosophy

of

law) yang mengatur urusan pemerintah dalam hubungannya dengan orang-orang yang mengatur dan mengelola lembaga pemerintahan.

.

Etika

pemerintahan mencakup

isu-isu kejujuran

dan transparansi

dalam

pemerintahan,

yang pada

gilirannya berurusan dengan hal-hal seperti; penyuapan (bribery); korupsi

politik (politicat corruption); korupsi polisi (polic e corruption)i

etika legislatif {tegislatif ethics); etika peraturan (regulatory

ethics); konflik kepentingan (conflict of interest); pemerintahan

yang terbuk a (open of governmenf); etika hukum (Iegal ethics)'

t

Etika Pemerintahan

I

(26)

Eri hal

dan moral sangat penting dalam pemerintahan, dalam

ini

dengan adanya

etika

dalam

pemerintahan maka

intahan akan berjalan dengan lebih baik. para aparatur intahan memiliki kesadaran moral yang tinggi pada para

isi, pemerintah dalam mengemban tugas dan tanggung

bnya, sehingga kejujuran, kebenaran dan keadilan dapat diw judkan.

Lnrr

1. pat 3 [tiga) cara etika berfikir secara etis untuk

mencapai

I

baik dan tepat menurut Dossy

Ip

dan Bernanrd LT.

Seb tkan dan jelaskan!

Iel perbedaan etika dengan moral? be

Men

2.

3.

rut

C.F Strong dalam bukunya Modern

potitical

ffufions menyebutkan bahwa " Government is therefore that izations in which is vested the right to exercise sovereign

, jelaskan!

4. Fine menyatakan bahwa istilah " governmenfl, paling sedikitnya

me unyai empat arti, jelaskan!

Iel n apa yang dimaksud dengan etika pemerintahan?

(27)

BAB

II

HAM,

KEKUASIV{NI,

DAN

DEMOKRASI

2.T

KONSEP

HAM

DAN

PENERAPANNYA

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar dan kebebasan dimana semua manusia berhak atasnya. Konsep HAM didasarkan pada keyakinan bahwa semua manusia diberkahi dengan hak tertentu hanya karena alasan sebagai manusia. James (1992) menyatakan HAM sifatnya universal dalam arti semua orang memiliki dan harus bergembira karena HAM dan menjadi bebas dalam pengertian bahwa HAM itu eksis dan tersedia sebagai standar justifikasi dan krisisme

apakah HAM itu eksis dan tersedia sebagai standar justifikasi dan

krisisme apakah HAM diakui atau

tidak

dan dilaksanakan atau

tidak

oleh sistem hukum (by the legal system) atau pejabat dan

pemerintah satu negara'

HAM bertujuan mengidentifikasi prasyarat penting baik yang negatif maupun positif bagi pentingnya satu kehidupan minimal yang baik

(a

minimally good life), seperti hak untuk menentang kekerasan. Aspirasi ini telah diabadikan dalam berbagai deklarasi

dan konvensi-konvensi hukum yang diisukan selama tahun L950-an,

yang dimulai oleh Deklarasi universal HAM (IJniversal Declaration

ofHumanRights)tahunlg4Sdanyangdiabadikanjugao|ehthe

(28)

hak Asasi Manusia [HAM) merupakan elemen yang sangat

funda

tal

dalam negara modern berdasarkan asas rule of law Eu

Conve

Ha

dalam a

batasan

bagaima masyara

Semenja semakin dalam

Convention on Human Rights (1954) and the International

t on Civil and Economic Rights (1966).

luas. Darumurti (2012) menyatakan HAM meletakkan

terhadap negara dalam hubungan rakyat/warga negara,

berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat. runtuhnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998,

nyak elemen masyarakat yang menggunakan haknya

gemukakan pendapat

di

muka umum melalui

aksi

baik

be naan dengan kekuasaan

rule

making,

rule

executing,

maupun

rule

adjudicating. Karenanya, merupakan kaidah yang normal hwa tindakan diskresi pemerintah tidak boleh melanggar HAM k sipil, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya).

sistem

hukum

ketatanegaraan Indonesia, asas_asas pemerin han berdasarkan HAM iniperlu ditoniolkan dalam kaitan

dengan Undang

itivisasi HAM ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan

ndang Nomor 39 tahun 1999. Dengan positivisasi tersebut maka pe jian tindakan diskresi pemerintah berdasarkan

kaidah-kaidah M secara spesifik telah menjadi pendekatan rule based. Posi ivisasiHAM dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor

1999

telah

membuka ruang diskusi

baru

mengenai

seharusnya pemerintah bersikap

dalam

menyikapi

yang menuntut hak asasinya. Sebagai contoh, salah satu hak asa yang dijamin oleh UUD 1945, khususnya pasal 28, adalah

hak unt

39

demonst i. Bagaimana seharusnya aparat pemerintah bertindak

dalam hadapi demonstrasi telah menjadi perdebatan yang

menarik alam konteks etika pemerintahan.

(29)

Gambar 2.1

Demonstrasi Massa. Bagaimana seharusnya aparat pemerintah bertindak? [sumber foto: www.merdeka'com)

Masih

terkait

dengan

hak

mengemukakan pendapat

di

muka umum, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan beragam media sosial dimana setiap orang bisa dengan

mudah membuat tulisan dan mengemukakan pendapatnya lewat jejaring Facebook, Twitter; dan sejenisnya' Terdapat banyak sekali kasus dimana pemerintah sepertinya belum memiliki pola yang ielas

untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebebasan berpendapat melalui media sosial melalui kebijakan yang dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat, sebagai bagian dari etika pemerintahan.

Terkait dengan hal tersebut, f ayawickama (2002) menyatakan

bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib

tunduk

kepada pembatasan

yang

ditetapkan dengan

Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan

serta

penghormatan

atas

kebebasan

orang

lain

dan

untuk

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral'

nilai-nilai agama, keagamaan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis. Asas-asas pemerintahan berdasarkan HAM

harus mendapatkan tempat yang layak

di

dalam sistem hukum

il

Etlka Pemerintahan I
(30)

ketata

n

Indonesia karena UUD 1945 tidak secara spesifik

membe preskripsi mengenai status positivisasi HAM. Dengan

formul berbeda, asas

ini

sangat fundamental dalam fungsinya

sebagai pfillerketentuan HAM dalam UUD dan legislasi fundang-unda

h

lanjut

Darumurti (2012) juga

menyebutkan bahwa

pemerintahan berdasarkan HAM dapat diperlakukan lausul unenumerated rights dalam kasus Indonesia. Dalam

melain n kodrati dan melekat dalam

diri

setiap manusia semata_ mata ka sifatnya sebagai manusia.

2.2

ONSEP

KIKUASAAN

DAN

LEGITIMASI

EMERINTAHAN

Kekuasa

n

senantiasa ada dalam masyarakat

baik

yang masih bersaha maupun yang sudah besar atau rumit susunannya. Akan

tetapi upun selalu ada, kekuasaan

tidak

dapat dibagi rata

kepada s mua anggota masyarakat.Iustru karena pembagian yang

tidak asas

sebagai

hubun

Undang pada

lnl ses inherent HAM bu

kemamp

orang un

sendiri, tindakan tertentu.

yang dii

dengan positivisasi HAM di dalam UUD 194S dan

Undang-omor 39 tahun 1999, asas

ini

akan memberikan efek tivisasi HAM di lndonesia yang bersifat',open endeti,,.Hal dengan asas hukum HAM sendiri, yaitu asas natural dan dimana asas-asas tersebut mengandung pengertian bahwa

an pemberian negara melalui produk hukum positifnya,

ta tadi timbul makna yang pokok dari kekuasaan, yaitu

n untuk mempengaruhi pihak lain untuk kehendak yang

ada pad pemegang kekuasaan. Max Weber (1946) menyatakan bahwa uasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok

k menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannva

engan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan_

perlawanan

dari

orang-orang atau golongan-golongan di kekuasaan dapat didefinisikan sebagai hasil pengaruh

nkan seseorang atau sekelompok orang. Sehingga dengan

apat merupakan suatu konsep kuantitatif, karena dapat demikian

(31)

dihitung hasilnya. Misalnya berapa luas wilayah jaiahan seseorang,

berapa banyak orang yang berhasil dipengaruhi, berapa banyak

uang yang dimiliki dan lain-lain.

Kekuasaan negara dalam menguasai masyarakatnya, memiliki

otoritas dan kewenangan. otoritas dalam

arti

hak untuk memiliki

legitimasi kekuasaan

dan

sedangkan kewenangan

dalam

arti

hak

untuk

ditaati. Sebagai suatu kekuasaan yang dilembagakan,

pemerintahan suatu negara tidak hanya tampak bagaikan kenyataan

memiliki

kekuasaan,

tetapi juga diakui

mempunyai

hak

untuk

menguasai. Legitimasi sebagai dasar dari berfungsinya kekuasaan

bisa bermacam-macam, bisa kekuasaan anak berada

di

keluarga, bersumber pada kepercayaan atau agama, juga ada kekuasaan yang timbul karena legitimasi

politik

dan inilah yang mendasari kekuasaan dalam suatu negara

untuk

melaksanakan kehendak

negara kepada rakYatnYa.

Powell dan wahidin (?007) menyatakan dalam perspektif lebih

teknis, rincian

dari

sumber kekuasaan khususnya secara formal administratif ada 6 [enam) Yaitu:

1.

Kekuasaan Balas f asa (Reward power)

Kekuasaan yang legitimasinya bersumber dari sejumlah balas

jasa yang sifatnya positif fuang, perlindungan, perkembangan karieri

janji

positif, dan sebagainya) yang diberikan kepada

pihak penerima guna melaksanakan perintah atau persyaratan lain.

Faktor ketundukan seseorang pada kekuasaan dimotivasi oleh hal itu dengan harapan jika telah melakukan sesuatu akan

memperoleh seperti yang dijanjikan.

2.

Kekuasaan Paksaan (Coercive power)

Berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman

(dipecat, ditegur; didenda,

dijatuhi

hukuman

fisik,

dan

sebagainya) akan diterima

jika

mereka

tidak

melaksanakan
(32)

pimpinan. Kekuasaan menjadi suatu motivasi yang

ifat represif terhadap kejiwaan seseorang untuk tunduk

pad kekuasaan pimpinan

itu

dan

melakukan seperti apa

dikehendaki. Iika tidak, paksaan yang diperkirakan akan

dija kan.

Ke

Ke

n Legitimasi (Legitimate power)

saan yang berkembang atas dasar dan berangkat dari

nila

nilai intern

yang mengemuka

dari

dan sering bersifat onal bahwa seorang pimpinan mempunyai hak sah

u

k

mempengaruhi bawahannya. Sementara

itu,

pada

n

seseorang mempunyai kewajiban

untuk

menerima

ruh

tersebut karena

seseorang

lainnya

ditentukan se i pimpinannya atau petinggi sementara dirinya seorang

an.

Legitimasi demikian

bisa

diperoleh atas

dasar n formal tetapi bisa juga bersumber pada kekuasaan yang

I

karena kekuatan alamiah dan kekuatan akses dalam

ulan bersama yang mendudukkan seseorang beruntung roleh legitimasi suatu kekuasaan.

4.

Kek saan Pengendalian atas Informasi (Control of information

l

Ke

n

ini

ada

dan

berasal

dari

kelebihan atas suatu

pen tahuan dimana orang

lain tidak

mempunyai. Cara ini

digu

akan

dengan pemberian

atau

penahanan informasi

ya dibutuhkan oleh orang lain yang mau tidak mau tunduk

t terbatas) pada kekuasaan pemilik informasi. pemilik

ko

sisi pen

info

den

dimi

i

dapat mengatur segala sesuatu yang berkenaan

n

peredaran informasi, atas legitimasi kekuasaan yang

kinva.

Ke panutan (Refe re n t p ow e r)

Keku

n ini

muncul didasarkan atas pemahaman secara

yang

berstatus sebagai

I

dari

orang-orang dengan

kult

(33)

pemimpin. Masyarakat menjadikan

pemimpin

itu

sebagai

panutan atau simbol dari perilaku mereka. Aspek kultural yang

biasanya muncul

dari

pemahaman religiusitas direfleksikan

pada kharisma pribadi, keberanian, sifat simpatik dan sifat-sifat lain yang tidak ada pada kebanyakan orang. Hal ini menjadikan orang lain tunduk pada kekuasaannya'

6.

Kekuasaan Keahlian (Expert power)

Kekuasaan

ini

ada dan merupakan hasil dari tempaan yang lama dan muncul karena suatu keahlian atau ilmu pengetahuan.

Kelebihan

ini

menjadikan seseorang menjadi winasts dan

secara alamiah berkedudukan sebagai pemimpin dalam bidang

keahliannya itu. Sang pemimpin bisa merefleksikan kekuasaan

dalam batas-batas keahliannya

itu

dan secara terbatas pula orang tunduk pada kekuasaan yang bersumber dari keahlian

yang

dimiliki

karena adanya kepentingan terhadap keahlian

sang pemimPin.

Kekuasaan merupakan sesuatu yang sensitif,

artinya

implikasi

kekuasaan harus dibatasi sehingga seorang pemilik kekuasaan tidak dengan semena-mena merefleksikan kekuasaan dalam kinerja yang menyebabkan kesengsaraan orang yang dikuasai. Dikehendaki agar

kekuasaan yang menjadi otoritasnya agar

tidak

disalahgunakan.

Lebih

lanlut

Powell

dan

Wahidin

[2007) juga

mengemukakan batas-batas yang semestinya menjadi rambu kekuasaan agar tidak

menimbulkan masalah pada implikasinya adalah:

Peraturan

perundang-undangan

sebagai batasan

umum yang mengharuskan semua orang tunduk pada kesepakatan komunal, khususnya yang dikeluarkan oleh kekuasaan negara'

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagai patokan atas kehidupan asosiatif atau kehidupan

kolektif

dalam arti lebih sempit.

41.

(34)

katan ya harus

me kan

n.

kerja dalam

arti

lebih terbatas sebagai patokan

dijadikan dasar perilaku oleh orang-orang yang hubungan hukum secara terbatas dalam bidang

njian

khusus

yang dibuat

sebagai kesepakatan yang

me

kan

proyeksi

atas hal-hal yang muncul

sebagai

kuensi dari pelaksanaan hubungan hukum tertentu.

5.

Ke tutan yang berlaku dalam masyarakat setempat sebagai

r

pemberlakuan

moral atas

hubungan

hukum

yang mber pada kesusilaan, kepatutan, dan

nilai

lain

yang

dan berkembang di dalam masyarakat.

2.3

DETTztoTRnSI

DAN

PTUERTruTAHAN YANG

Errs

4.

Pe

Demok

rakyat

adalah kedaula

yang cu ditekan tertinggi

wacana

kata-ka

Ro memberi

be

h

ke

n

atau kedaulatan.

ladi

demos-cratein

atau

demokrasi

si secara etimologi berasal dari kata ,'demos,,yang berarti

u

penduduk suatu tempat

dan

,,cratein,, yang berarti

n

negara

di

mana dalam sistem pemerintahannya,

n

berada

di

tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada

p beragam. Di era modern saat ini, demokrasi cenderung

n

pada makna bahwa dalam konteks

politik

kekuasaan da di tangan rakyat (rule the people). Tak heran jika dalam

A.

Dahl (2001) menyatakan bahwa demokrasi akan

n berbagai kesempatan untuk: rtisipasi yang efektif

rsamaan dalam memberikan suara mahaman yang jernih

s. lsmail Nurdin,

M.Si

n

dalam tusan bersama rakyat. Demokrasi mempunyai makna

olitik

modern, demokrasi sering diartikan sebagaimana masyhur Abraham

Lincoln yang pada

tahun

1863
(35)

-

Melaksanakan pengawasan terhadap agenda

-

Percakupan orang dewasa

Lebih lanjut, Dahl juga memberikan argumen penting mengapa

demokrasi harus didukung. Menurutnya demokrasi pada akhirnya

akan menghasilkan akibat-akibat sebagai berikut:

-

Menghindari tirani

-

Hak-hak asasi

-

Kebebasan umum

-

Menentukan nasib sendiri

-

Otonomi moral

-

Perkembangan manusia

-

Menjaga kepentingan pribadi yang utama

-

Mencari Perdamaian

-

Kemakmuran

Secara umum menurut Syafiie (2013) prinsip-prinsip demokrasi

adalah sebagai berikut:

1.

Adanya pembagian kekuasaan

2.

Adanya pemilihan umum yang bebas

3.

Adanya manajemen Yang terbuka

4.

Adanya kebebasan individu

5.

Adanya peradilan Yang bebas

6.

Adanya pengakuan hak minoritas

7.

Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum

B.

Adanya pers Yang bebas

9.

Adanya beberaPa Partai Politik

L0. Adanya konsensus

11. Adanya persetujuan

12.

Adanya pemerintahan yang konstitusional
(36)

De

menga dalam

Prin 13.

L4.

15.

1.6.

17.

18.

19. 20.

spes yang

i senantiasa berkembang dari masa ke masa, mulai dari demok iklasiksampai pada demokrasi abad ke-20. perkembangan

ini

dika akan sesuai dengan tuntutan zaman. Demokrasi yang berk ngan merupakan bagian

dari

perkembangan tuntutan masyara

t,

sehingga demokrasi akan selalu berkembang. Untuk

ketentuan tentang pendemokrasian

nya pengawasan terhadap administrasi negara nya perlindungan hak asasi

nya pemerintahan yang mayoritas

nya persaingan keahlian

nya mekanisme politik

nya kebebasan kebijaksanaan negara

nya pemerintah yang mengutamakan musyawarah

isis model demokrasi saat ini dan yang akan datang Held f (2011) memilahnya sebagai berikur:

ik yang membangkitkan sekaligus membatasi kesempatan ada pada mereka, yaitu mereka harus bebas dan setara Dem rasi Otonom

ip

demokrasi otonom adalah rakyat harus menikmati maan hak dan kewajiban dalam kerangka

politik

yang

did

am memutuskan kehidupan pribadi mereka sepanjang tidak menggunakan kerangka

ini

untuk meniadakan

rang lain.

am

konteks Negaro

yang

menerapkan demokrasi

i akan dicirikan sebagai berikut:

rinsip

otonomi dituangkan dalam undang-undang dan

raturan hak.

ruktur parlemen atau kongres diorganisasikan menjadi ua bagian berdasarkan pemilihan

wakil

rakyat secara

roporsional (RP) dan pemilihan wakil rakyat berdasarkan tasi kategori sosial secara statistik (RS).

(37)

-

Sistem peradilan yang di dalamnya termasuk forum khusus

untuk menguji Pemahaman hak [RS)'

-

Sistem

partai

yang

kompetitif

(disusun

kembali

oleh keuangan publik dan partisipasi langsung)'

-

Pelayanan administrasi pusat dan lokal, dikelola secara internal berdasarkan.

-

Prinsip partisipasi langsung yang memerlukan koordinasi

dengan tuntutan warga lokal.

Sedan gkan untuk ma sy arakat w org a d ici rikan sebagai berikut;

-

Keanekaragaman

jenis

kebutuhan

rumah

tangga dan sumber informasi, budaYa

-

Kelompok konsumen

[dipilih oleh prinsip

partisipasi

langsung)

-

Pelayanan

komunitas

seperti

penitipan anak,

pusat kesehatan dan pendidikan dikelola secara internal oleh

prinsip partisipasi langsung dengan prioritas yang telah

diatur oleh warga dewasa'

-

Perkembangan

dan

eksperimentasi

dalam

memimpin perusahaan

sendiri

[jika

industri

vital

dikuasai secara nasional, jika tidak diatur secara sosial dan kelompok)

-

Berbagai

bentuk

perusahaan

untuk

mempromosikan fleksibilitas ekonomi dan inovasi.

"Demokrasi otonom" yang telah disebutkan

di

atas akan dapat

dilaksanakan pada kondisi sebagai berikut:

-

Ketersediaan informasi yang terbuka

untuk

membantu meyakinkan keputusan yang diambil dalam urusan publik diinformasikan kepada masyarakat'

-

Memperkenalkan mekanisme demokrasi baru dari "citizen

juries"

(juri

warga)

to

"voter feedback" (masukan para
(38)

ilih)

untuk

meningkatkan proses partisipasi yang

rdas.

mua prioritas investasi utama diatur oleh lah berdiskusi dengan

publik

dan agen

pemerintah swasta. Ada

Prin

dun

lasi ketat untuk barang dan kerja.

eminimalkan pusat kekuasaan yang tidak bertanggung

b dalam kehidupan publik dan pribadi

lihara

kerangka

institusi yang mau

menerima

perimentasi dengan bentuk-bentuk organisasi.

rasi Kosmopolitan

ip

demokrasi kosmopolitan adalah

bahwa

di

dalam dengan hubungan regional

dan

global

yang

makin i

sif,

ditandai dengan

"takdir

komunitas" yang tumpang

tind

,

prinsip

otonomi

memerlukan pertahanan jaringan

nal, global, nasional dan juga pemerintah lokal. Demokrasi

itan bisa hidup jika ada:

bangan berkelanjutan

dari

sumber daya

dan

yang bersifat

regional,

teraksi jaringan

kerjasama

ternasional dan global,

ngakuan dengan penambahan jumlah penduduk dalam

omunitas politik yang berbeda termasuk sosial, budaya,

nomi dan lingkungan hidup,

bangan pengertian

bahwa

"keberuntungan

ektif"

membutuhkan solusi demokrasi yang

kolektif-l, nasional, regional dan global,

eningkatkan

hak

dan

kewajiban demokrasi

dalam mbuatan dan pelaksanaan hukum nasional, regional,

an internasional,

indahan kapasitas

militer

bangsa yang mengalami ingkatan jumlah ke agensi dan institusi antar bangsa

demiliterisasi dan pengaburan batas sistem perang

(39)

Secara jangka pendek, dalam konteks Pemerintah dicirikan sebagai berikut:

-

Mempersatukan kembali institusi pemerintah PBB seperti

Dewan

Keamanan

(guna

memberikan negara-negara

berkembang suatu suara yang

penting dan

kapasitas

pengambilan keputusan yang efektif),

-

Pembentukan

Dewan

Keamanan

PBB yang

kedua

[mengikuti konvensi undang-undang internasional),

-

Meningkatkan politik regional (Masyarakat Uni Eropa dan

lainnya) dan penggunaan referendum antarbangsa,

-

Pembentukan suatu pengadilan internasional hak asasi manusia yang baru yang bertanggung jawab secara yuridis

terhadap pengadilan internasional,

-

Menerbitkan kekuatan

militer

internasional yang efektif

dan bertanggung jawab,

Secara jangka panjang, dalam konteks Pemerintah dicirikan sebagai berikut:

-

Piagam hak dan kewajiban yang baru dan sesuai dengan perbedaan kekuatan di bidang politik, sosial dan ekonomi,

-

Parlemen

yang bersifat global

(dengan pembatasan

kapasitas peningkatan-pendapatan) berhubungan dengan daerah, bangsa dan lokal,

-

Pemisahan kepentingan

politik

dan ekonomi, kumpulan

pembiayaan publik dan proses pemilihan,

-

Sistem

hukum global yang

saling berhubungan yang mencakup hukum sipil dan criminal,

-

Peralihan secara tetap wewenang dan kapasitas negara-bangsa kepada institusi regional dan global.

Secara jangka pendek, dalam konteks Ekonomi/Masyarakat

Warga dicirikan sebagai berikut:

(40)

tan

penyelesaian masalah

yang

tidak

terkait

gan negara dan pasar di organisasi masyarakat warga,

ngalaman

eksperimen sistematik

dalam

berbagai ntuk organisasi demokrasi yang berbeda dalam bidang konomi,

daan sumber daya

bagi

mereka yang berada di osisi yang lemah dan marginal untuk mempertahankan

ngsungan kepentingan mereka.

jangka panjang dengan konteks Ekonomi/Masyarakat dicirikan sebagai berikut:

ntukan berbagai asosiasi yang diatur sendiri dan

lompok yang berbeda di masyarakat,

kepemilikan ekonomi dan pola pluralisme yang

ulti sektoral,

ngka investasi publik disusun melalui pertimbangan mum dan keputusan pemerintah, namun regulasi pasar

tang barang dan kerja tetap dipertahankan.

dengan pemerintahan yang

etis, menurut

Nugroho 4 (empat) aspek yang berkaitan dengan etika birokrasi pemerin han yakni, perilaku birokrat yang etis adalah:

Berkena

(2002)

peril kine

menl pola

seba terak

yang

ku yang sesuai dengan ketetapan hukum yang berlaku,

etis birokrat diukur dari

tanggung

jawab

sosial/

ng jawab etis terhadap pelayanan publik, dimana publik inya apakah pelayanan sesuai dengan kehendak publik, ikiryang menyodorkan kode etik dan kehormatan profesi

i tolak ukur tanggung jawab birokrasi,

ir

menggarisbawahi anjuran kitab-kitab etika terapan

orang wajib

berlatar

belakang filosofis

yakni

setiap
(41)

bertindak sesuai dengan kesadaran

moral

atau suara hati sendiri.

RANGKUMAN

.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar dan kebebasan

dimana semua manusia

berhak

atasnya'

Konsep

HAM

didasarkan pada keyakinan bahwa semua manusia diberkahi

dengan hak tertentu hanya karena alasan sebagai manusia'

.

Darumurti {2012)

menyatakan

HAM

meletakkan batasan

terhadap negara dalam hubungan rakyat/warga negara, baik berkenaan dengan kekuasaan

rule

making,

rule

executing,

maupun

rule

adiudicating. Karenanya, merupakan kaidah yang normal bahwa tindakan diskresi pemerintah tidak boleh melanggar HAM (baik sipil, politik, ekonomi, sosial maupun

budaya).

.

Powell dan wahidin (2007) menyatakan dalam perspektif lebih teknis, rincian dari sumber kekuasaan khususnya secara formal administratif ada 6 (enam) Yaitu:

1.

Kekuasaan Balas Jasa (Reward power)

2.

Kekuasaan Paksaan (Coercive power)

3.

Kekuasaan Legitimasi (Legitimate power)

4.

Kekuasaan Pengendalian

atas

Informasi (Control

of

information power)

5.

Kekuasaan Panutan (Referentpower)

6.

Kekuasaan Keahlian {Expert power)

.

Robert

A.

Dahl [2001J menyatakan bahwa demokrasi akan

memberikan berbagai kesempatan untuk:

1.

Partisipasi yang efektif

2.

Persamaan dalam memberikan suara

3.

Pemahaman Yang jernih

4.

Melaksanakan pengawasan terhadap agenda

5.

Percakupan orang dewasa
(42)

pe sel

ini

sel

1.

2.

okrasi yang

berkembangan merupakan

bagian

dari

bangan tuntutan masyarakat, sehingga demokrasi akan

berkembang. Untuk menganalisis model demokrasi saat n yang akan datang Held dalam

Arif

(2011) memilahnya

berikut:

mokrasi Otonom

mokrasi Kosmopolitan

n konsep Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai hak dasar manusia?

n sumber-sumber kekuasaan menurut Wahidin?

saan seringkali disalahgunakan, bagaimana cara agar

n tersebut tidak disalahgunakan?

h yang dimaksud dengan demokrasi?

n maksud dari pemerintahan yang etis?

LATI

1,.

2.

3.

4.

5. Jela

seti

f ela

Kek

Apa

Jela

(43)

BAB

III

SUMBER-SUMBER

ETIKA

PEMERINTAHAN

3.1

RELATIVITASETIKAPEMERINTAHAN

Sebagaimana

telah

diuraikan pada Bab

I,

Etika

pemerintahan merupakan ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai

dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat

manusia. Baik dan benarnya sebuah perilaku atau tindakan sifatnya

relatif,

tergantung

dari

sudut pandang apakah

ia

akan dilihat' Nilai etika sebuah tindakan bisa dimaknai berbeda dari perspektif

deontologis, telelogis, dan kontekstual.

Nilai etika sebuah tindakan juga bisa berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Perbedaan tersebut disebabkan dari sumber nilai etika yang dipakai pada masyarakat satu tempat berbeda dengan masyarakat lainnya. Keanekaragaman adat, budaya, dan agama telah membuat penilaian terhadap sebuah tindakan bersifat relatif.

salah satu contoh nyata

untuk

menggambarkan relativitas etika pemerintahan adalah tata cara berdiskusi dan menyampaikan pendapat. Kita ambil sebuah contoh, yaitu panasnya perdebatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat' Pada beberapa

kali

sidang

anggota DPR,

terjadi

keributan karena

para

anggota dewan

meninggalkan tempat duduk mereka untuk berdebat dan saling

(44)

tunjuk

bebe

bertinda

ka

di

depan meja pimpinan sidang [Gambar 3.1). Di

negara

Barat

dimana masyarakatnya terbiasa untuk

bebas asalkan tidak melanggar hukum, maka bisa saja

ebat sebagaimana gambar di atas dapat dianggap tidak

etika asalkan tujuannya adalah untuk memperjuangkan

n rakyat dan kemaslahatan bersama.

dan perselisihan antar anggota parlemen pada saat

sidang d Indonesi

anggap sebagai hal yang wajar. Namun, bagi masyarakat

yang masih memegang adat ketimuran terkait etika dan

tata ca berbicara, maka bisa saja perdebatan panas pada sidang

dianggap sebagai sebuah tindakan yang tidak beretika. parleme

Gambar 3.1

Perdebatan Anggota Dewan pada Sidang DpR (Sumber foto: Kompas)

Penafsira yang berbeda juga bisa dihasilkan

dari

cara pandang yang . Dari perspektif deontologis yang memandang bahwa

setiap

ti

perilaku

kan harus dilakukan sesuai dengan norma sosial, maka

etis. Nam n, dariperspektif telelogis yang memandang bahwa nilai

h tindakan ditentukan dari tujuannya dan bukan caranya, saja perilaku berdebat tersebut

di

atas dianggap tidak dari seb

melangga

maka bi

kepenti

(45)

3.2

PANCASITA

SEBAGAI SUANEER

ETIKA

PTUTRTNTAHAN

Setiap bangsa memiliki pedoman dan filsafat hidup dan sumber etika begitu pula Indonesia yang memiliki Pancasila adalah moral, baik bagi perorangan maupun bagi masyarakat, serta juga moral bagi para pemimpin mulai tingkatan yang paling atas sampai yang paling bawah. Dengan perkataan lain bahwa etika hidup bagi para

pemimpin, perorangan maupun masyarakat dalam kehidupannya,

perilaku, ucapannya, dan sebagainya adalah berdasarkan Pancasila. Falsafah Pancasila yang digali dari bumi lndonesia, dari kehidupan

masyarakat I ndonesia, yang merupakan kepribadiannya, merupakan

pandangan hidup bangsa'

Pancasila

yang

digali oleh para pendiri

negara menjadi

pandangan hidup bangsa dan dasar negara memuat nilai-nilai luhur dan mendalam dari pribadi bangsa Indonesia. Pancasila digali dari bumi Indonesia sebagai nilai moral yang sudah berlaku semenjak

nenek moyang menduduki tanah Indonesia, sudah merupakan

etika

perilaku

hidup

bangsa-bangsa' Pancasila yang tercantum

dalam undang-undang Dasar 1945 merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia serta merupakan kepribadian dan pandangan hidup

bangsa, yang telah dapat mengatasi berbagai percobaan dan ujian

sejarah, telah meyakinkan kita akan kebenaran dan keampuhannya' Bagi bangsa Indonesia Pancasila adalah merupakan dasar negara, merupakan landasan

idiil

negara.

Atas

dasar

itulah pemerintah Indonesia menjalankan kehidupan bernegara. Semua

ketentuan

yang

mengatur kehidupan bernegara didasari oleh Pancasila.

Negara

dalam

menjalankan

kehidupan

sehari-harinya

dilaksanakan

oleh

pemerintah,

lebih

tegas

lagi

oleh

aparatur pemerintah. Dalam menjalankan tugasnya

itulah

maka aparatur pemerintah selalu berpegang teguh kepada Pancasila sebagai kode

etik

pemerintahan secara

bulat

dan utuh. Pancasila merupakan

pedoman pelaksanaan kerja aparatur pemerintah dalam kehidupan

bernegara.

t

Etika Pemerintahan
(46)

ila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia memiliki

penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam

hal. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mencerminkan

n

berbudaya dan berakhlak masyarakat Indonesia.

Sila-sila memiliki makna tersendiri dalam setiap kehidupan

masyara dan menjadi pedoman kehidupan.

dasar falsafah negara Pancasila tidak hanya merupakan

peranan berbaga

kehidu sila Pa

sumber juga me dengan pelaksa meru meru kehi Pan Indones dengan sila didi mah Kem dari men yang teru

praksis lainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma h kum, yang pada gilirannya harus dijabarkan lebih lanjut dalam

derivasi peraturan

perundang-undangan, melainkan

pakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya itimasi kekuasaan, hokum, serta sebagai kebijakan dalam

n

dan

penyelenggaraan negara. pancasila bukanlah

n

pedoman yang langsung bersifat

normatif

ataupun

ma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam

kenegaraan maupun kebangsaan.

ila

sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik

merupakan

nilai

yang

tidak

dapat dipisah-pisahkan

innya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang

kan

adalah pengejawantahan

tujuan

manusia sebagai k Tuhan Yang Maha Esa.

usiaan Yang

Adil

dan Beradab, Kemanusiaan berasal

kata

manusia

yaitu

mahluk

yang

berbudaya dengan

liki

potensi pikir; rasa, karsa dan cipta. potensi

itu

yang

udukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi menyadari

nilai-nilai

dan norma-norma. Kemanusiaan

ma berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai n martabat.

asing-masing silanya. Untuk lebih memahami nilai-nilai

yang ndung dalam masing-masing sila pancasila, maka dapat

diuraika sebagai berikut:

1. Ketu nan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat

2,

den

(47)

4.

Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian

bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga

ini mencakup persatuan dalam arti ideologi,

politi[

ekonomi,

sosial

budaya

dan

keama

Gambar

Gambar 2.1Demonstrasi Massa. Bagaimana seharusnya aparat pemerintah bertindak?
Gambar 3.1Perdebatan Anggota Dewan pada Sidang DpR
Gambar 4.1Ranking dan Skor Indeks Persepsi Korupsi di Dunia
Gambar 6.1Main game saat jam kerja, menunjukkan rendahnya kedisiplinan PNS
+7

Referensi

Dokumen terkait