::rx-rffi
Dr. Drs.ISMAIL NURDIN,
E.rIKA
Etika
Norma, Pemeri
Editor:
Penata
Kantor
Bumiha redaksi
SMS H
p, dan Praktek bagi Penyelenggara
n
[c) Dr. ISMAIL NURDIN, M.Si
Desaine
. Nasrudin, MH, Dra. Sri Hartati, M.Si
ak:Tim Lintang
sampul: Nuria Indah, M.Sn
DIY
Diterb
Lintang
Krapyak
Aksara Books
etan No 40 RT 02/54 Panggungharjo, Sewon, Bantul
rta 5 5 1 BB www.lintangpublishing.com redaksi ntang@gmail.com
SMS Hot ne 082 136
494386
aksi Lampung
No 398 Batanghari, Lampung
Timur
34387lintangpublishing.com ne0B1
542036039
Etika
DALAM TERBITAN: PERPUSTAKAAN NASIONAL rintahan; Norma, Konsep dan Praktek Etika Pemerintahan
KATALO
Bagi Pen lenggara Pelayanan Pemerintahan/lsmail Nurdin
Yogyaka : Lintang Rasi Aksara Books, 2017
'i.5,5
xZ
Cetakan
cm; xii + 166 halaman,
Agustus 2017
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...
BAB I ...1
MBER ETIKA PEMERINTAHAN... 33
sila sebagai Sumber Etika Pemerintahan...35
ilai Agama sebagai Sumber Etika Pemerintahan... 39
ilai Budaya Indonesia sebagai Sumber Etika...40
UM DATAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN . -asas Umum dalam Penyelenggaran Pemerintahan 45 PENYELEN GGARAAN PEMERINTAHAN ... 6 1 nis Korupsi dan Bahaya
Korupsi...
...61ntuk Kolusi dan Dampaknya Dalam Pemerintahan...66 ntuk Nepotisme dan Dampaknya dalam
ETIKA APARATUR SIPIL N8GARA,... 7 5
ilaian Pekerjaan
PNS
... B0Rangkuman
'...'....'.'..'... 84Latihan
...'.... 85BAB
VII
AKUNTABILITAS PENYELEN GGARAAN PEMERINTAHAN ... 8 7 7.1Konsep
AkuntabiIitas...
..."..'...'.. B7T.2Dimensi
Pertanggungjawaban....
.'."""""...."."'..90Rangkuman
."."'."".'...' 102Latihan...
... 102BAB
VIII
NETRALITAS APARATUR SIPIL
NEGARA...
... 1038.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Aparatur Sipil
Negara
'.'.".'...'...'..' 1038.2 Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Pemilu Legislatif
dan Pemilihan Kepala
Daerah
..'...105 8.3 Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Kepentingan/ Konflik serta Netralitas Birokrasi dan Strategi Menumbuhkan NetralitasBirokrasi...
...'....".."'.. 111Rangkuman
'...'...'.".'... 1tBLatihan...
...1"20BAB IX
ETIKA DALAM PELAYANAN PEMERINTAHAN... ...,...,...
12L
9.1 Hak Dasar Warga Negara dalam Pelayanan Umum.."'..' 12L 9.2 Menjelaskan Etika dalam Pelayanan Umum...'..'.'."..'.... 7239.3 Model Kualitas Pelayanan untuk Membangun
Kepercayaan
Publik...
...""".'.."'.132Rangkuman
""""...""""1'37Latihan...
...' 139il
Etika PemerintahanBAB X
KODE APARATUR SIPN
NEGARA...
.,,...,....L41-10. Pentingnya Kode Etik Aparatur Sipil Negara ...L47Panca Prasetya Korpri sebagai Bagian Kode Etik
Apa
... 153 155
DAFT
PUSTAKA..
...157BIOGRA INDEKS
...L61
L63
IA{TA
PENGANTAR
uji
syukur penulis panjatkanke
Hadirat AllahSWI
yangtelah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan buku Etika Pemerintahan ini dapat diselesaikan. Buku ini sengaja
ditulis untuk memberikan pemahaman kepada pembelajar kajian pemerintahan dan para praktisi pemerintahan mengenai konsep, norma etika pemerintahan serta prakteknya dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia.
Sebagaimana
kita
ketahui bahwa
pascareformasi
1998, Indonesia dihadapkan pada sebuah situasi yang dilematis. Padasatu sisi,
demokratisasitelah
memberikan kebebasan yangluas bagi
setiap orang, termasukpara
penyelenggara negara,untuk berekspresi dan mengaktualisasikan
diri di
ruang publik. Rekrutmen jabatan-jabatan publik telah terbuka untuk umum dandilaksanakan melalui sebuah proses yang demokratis dan tanpa
diskriminasi.
Struktur
dan pola penyelenggaraan pemerintahanyang semula tertutup dan didominasi oleh birokrasi telah dirubah, dengan membuka seluas-luasnya kepada
publik untuk
terlibat.yang me kepada nilai dan norma sosial, agama dan hukum
yang
ku
di
Indonesia. Pada akhirnya, muncullahfenomena-baru berupa perilaku, tindakan dan bahkan kebijakan pemen han yang dipandang tidak sesuai dengan standar etika
bangsa I nesia yang seharusnya. Mereka telah menjadi bagian
dari
disi
publik
yang sangat menarik mengenai bagaimanaa para penyelenggara negara bersikap, atau bagaimana
etika pemerintahan di Indonesia diterapkan.
Tu
publik
terhadap
tampilan
pemerintahan
dan penyeletinggi,
ra pemerintahan yang beretika dan melayani semakin
beretika
berbagai
pemerin
pemerin
Nam
ternyata
fenomen
cara ya sebagai
peneliti
han termasuk aparatur
sipil
negaraperlu
memahamikonsep, dan praktek etika pemerintahan.
ini
bisa
menjadi panduan
bagi
penyelenggara peme n serta menjadi kajian bagi pembelajar pemerintahankhususn mahasiswa yang menekuni kajian pemerintahan dan yang
akan me jadi praktisi pemerintahan. Buku
ini
membahas konsep etika pe intahan, moralitas, sumber etika, azas penyelenggaraanpemenn
han yang baik,
kekuasaandan
demokratisasi, kode inaan etika aparatursipil
negara, serta etika pelayanan han.etik pem
ulas tema sentral mengenai etika pemerintahan dengan
n
demikian, perubahan sebagaimana tersebutdi
atasdiiringi
dengan sebuah pedoman tata berperilakurenanya pemahaman
tata
kelola
pemerintahan yangmenjadi
keniscayaan,institusi
pemerintahan dengankelembagaannya
yang
diselenggarakanpara
praktisimudah difahami. Buku
ini
sangat direkomendasikanhan bacaan bagi para kalangan akademik seperti dosen,
n
mahasiswa, kalangan penyelenggara negara baik di jajaran e kutif, legislatif maupun eksekutil dan khalayak umumpada u mnya.
n
terima
kasih kepada Rektor IPDN bapak Prof. Dr. ya Suradinata, SH, MH, MS atas bimbingan dan segenapBapak Prof Dr. Drs. Sadu Wasistiono, MS, yang selalu Drs. Erm
mengobarkan semangat
untuk terus
mengambangkan budaya akademik. Prof. Dr. Khasan Effendi, M.Si yang juga sangat mendorong untuk pengembangan diri dan juga para sahabat yang menjadi teman diskusi antara lain Dr. Bambang Supriyadi, Dr. Andi Pitono, Dr' UdayaMadjid, Dr. Muhaddam Labolo, Dr. Fernandes Simangungsong, juga
sahabat diskusi sore hari
di
fakultas Sutiyo P.hD, Ardika, Annisa,Suci, Panis, Adfin, Kartika dan lainnya. Tentunya ucapan terima kasih yang setinggin-tingginya kepada para praja pada kelas mata kuliah Etika Pemerintahan yang saya ampuh Institut Pemerintahan Dalam
Negeri, karena materi dalam buku
ini
merupakan bahasan dandiskusi yang dinamis kelasdi kelas Mata Kuliah Etika Pemerintahan. Tentunya buku ini dapat selesai karena diskusi yang konstruktif
dengan para kolega sesama dosen mata kuliah Etika Pemerintahan baik di IPDN kampus Jatinangor maupun para pendidik di Kampus IPDN Bukittinggi, serta para dosen dan pendidik di Fakultas Politik Pemerintahan IPDN Kampus jatinangor.
Tidak ada gading yang tak retak. Buku ini masih memiliki banyak kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun bagi
penyempurnaan penulisan akan diterima dengan senang hati oleh
penulis. Tidak
lupa
terimakasih yang sebesar-besarnya penulissampaikan kepada semua fihak yang turut terlibat dalam penulisan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.
Jatinangor; September 2016
Dr. Drs.lsmail Nurdin, M.Si
t
Etika PemerintahanBAB
I
KONSEP
DAN
PENGERTIAN
ETIKA PEMERINTAHAN
't.1
PENGERTTAN DASAR
ETIKA
1.1.1
Arti
EtikoSecqro
Etimologis, Filosofis,don
PerkembongonnYo
Secara etimologi, istilah etika berasal dari bahasa Yunani "ethos"' Kata Y unani "efhos" dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti
yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk
jamak "ta etha" artinya adalah adat kebiasaan. Istilah
lain
yangidentik dengan etika, yaitu usila [sanskerta), lebih menunjukkan
kepada dasar-dasa4 prinsip, aturan hidup (si/a) yang lebih baik [su).
Istilah selanjutnya adalah Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang
berasal dari kegiatan berfilsafat atau berfiki4 yang dilakukan oleh
manusia. Oleh sebab itu, etika merupakan bagian dari filsafat; etika
Iahir dari
filsafat. Frankena (1973) mengemukakan bahwa etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mencakup filsafat moralpem
etika dengan moralitas beserta persoalan-persoalan dan
mbenarannya. Moralitas sangat diperlukan dalam
masya
t
karena perannya sebagai panduan bertindak (actionguides).
Sela ilmu, ma
definisi dirumus
akan muncul berbagai rumusan definisi etika. Rumusan
is the study of right and wrong. Etika adalah studi tentang
benar dan yang salah, artinya bahwa yang dimaksud
adal
stud
ha men
Ethi
pa tepa
form
dan
buka seha
jutnya etika senantiasa dibicarakan, dipelajari sebagai
tika
secarajelas dalam
perkembangan sebagaimana n oleh para etikawan (YP. Wisok, 2009J yaitu:benar atau salahnya tindakan manusia. Etika dalam
ini masih terlalu sempit karena terlalu legalistik atau etika memperhatikan benar atau salahnya tindakan manusia rut peraturan yang berlaku.
is
the
study
of
moral. Etika
adalahstudi
tentang ngan moral dan tindakan manusia. Definisiini
secaramenunjukkan objek material etika. Adapun secara objek I etika bersama ilmu-ilmu yang lainnya, seperti sosiologis
ntropologi memberi pembatasan terhadap pandangan
is not the study of what is, but of what ought
lah studi
tentang apa yang ada melainkansnya.
Berdasar
n
pandanganbe. Etika apa yang
etika da para filsuf atau
tersebut, maka pengertian dan definisi ahli berbeda dalam pokok perhatiannya
antara lai
1. erupakan prinsip-prinsip
moral
yang termasuk ilmutang kebaikan dan
sifat
dari
hak
(The principlesof
ity, including the science of good and the nature of the
rs).
Pedoman
perilaku,
yang diakui
berkaitan
denganmemperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia (The
rules of conduct, recognize in respect to a particular class
of
human actions).
llmu
mengenai watak manusia yang ideal, danprinsip-prinsip moral sebagai individual (The science of human
character
in
its ideal state, and moral principles as of anindividua[).
Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science
of
duD.
Pencapaian etika dalam usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirannya dalam pemecahan masalah setiap kehidupan, tindakan yang terbaik mengarah kepada kebenaran, kebaikan, dan ketepatan. Etika secara lebih luas tidak hanya bicara baik dan buruk tetapi lebih dari itu, yaitu bertindak secara "benari baik, dan tepat". Memang sesuatu yang susah dan berat, etika dapat mencapai ketiga
hal dimaksud, tetapi arah dan tujuan untuk selalu berbuat yang
menguntungkan semuanya sangat jelas dan memerlukan upaya-upaya yang sangat keras dalam mencapai ketiga hal dimaksud.
Untuk mencapai etika berbicara tentang apa yang "benar", apa
yang "baik" dan apa yang "tepat" diperlukan suatu patokan untuk
berfikir secara etis. Menurut Prasetyo dan Tanya (2011) terdapat 3 ftigal cara etika berfikir secara etis untuk mencapai benal baik, dan tepat, yaitu:
1.
Deontologis, adalah caraberfikir
etis yang mendasarkandiri
pada hukum,prinsip,
atau
norma objektif
yangdianggap harus berlaku dalam situasi dan kondisi apa pun. Suatu tindakan yang dapat dikategorikan dalam etika deontologis adalah melaksanakan kewajiban terhadap
tugas dan fungsi yang didasarkan pada hukum dan norma
sosial yang dipergunakan. 2.
3.
+.
t
Etika PemerintahanBerdasa
dapat di
indakan ini perlu adanya sifat yang dapat merealisasikan
uatu
kewajibanyang
didasarkanpada hukum,
sifatrsebut adalah kejujuran, bersikap adil, taat pada hokum,
n saling menghormati.
is, teleos, artinya tujuan. Cara berfikir teleologis ini
kan tidak mengacuhkan atau mengindahkan terhadap
ukum. Lebih
jauh
berfikir
teleologistetap
mengakui insip-prinsip hukum, tetapi keberadaan hukum bukan erupakan ukuran terakhir. Tujuan dan berikut akibatnya penting dan lebih diprioritaskan daripada hukum, n tetapi dilihat terlebih dahulu kapan etika teleologis i diterapkan.nyaan selanjutnya yang
lebih
sentral dalam etikaleologis
menurut
Prasetyodan
Tanya[2011)
ialahpakah suatu tindakan
itu
bertolakdari
tujuan
yangik? Dan apakah tindakan yang tujuannya baik,
itu
jugarakibat baik?". Cara berfikir teleologis, oleh karenanya
dak
berfikir
menurut kategori "benar" dan "salah", tapi nurut kategori "baik" dan "jahat". Betapapun "salah"nya,pi
kalau berangkatdari tujuan "baik"
dan akibatnya , maka tindakan itu baik secara etis.'ontekstual. Etika dalam
hal ini yang paling penting untuk
itanyakan sebelum melakukan sesuatu, bukanlah apa secara universal "benar", bukan pula apa yang secara
mum "baik" tetapi apa yang secara kontekstual paling
tas dan
paling
bisa
dipertanggungjawabkan. Olehrena itu, bukan yang "benar" dan "baik", tetapi apa yang
ra
kontekstual paling "tepat"untuk
dilakukan saatEtika ini memprioritaskan situasi dan kondisi sebagai
rtimbangan pokok dalam melakukan keputusan etis.
n ketiga cara berfikir secara etis dimaksud, maka untuk pai suatu etika yang mengandung kebenaran, kebaikan
n
diperlukan upaya yang sangat keras dan mungkin dan ketsulit untuk
diwujudkan. Selalu berusaha dan mengarah kepadapencapaian yang baik, benar dan tepat dalam situasi dan kondisi
apa pun dan berusaha untuk mengurangi tindakan yang merugikan
semua
pihak
merupakan sebuah pedomandalam
melakukan tindakan.1.1.2
Morol dqn
EtikoEtika sering disamakan artinya dengan moral' Akan tetapi pada
prinsipnya moral dan etika berbeda secara perspektif dan esensi
pengertiannya. Nugroho [2000) menyatakan bahwa moral adalah
a;'aran tentang perilaku yang
baik
dan buruk, sedangkan etikaadalah cabang filsafat yang secara teoretik menyoroti, menganalisis dan mengevaluasi ajaran-ajaran tersebut, tanpa mengajukan sendiri suatu ajaran tentang mana perilaku yang baik dan mana perilaku
yang buruk.
Selain itu, Magnis Suseno (1987) menyatakan etika dibedakan
dari
ajaran moral.Ajaran moral
sifatnya operasional, artinyalangsung mengajarkan orang bagaimana harus hidup baik. Ajaran
moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan apa yang
bernilai dan serta
kewajiban-kewajiban yangharus
dilakukanmanusia. Sedangkan
etika
merupakanilmu
tentang
norma-norma, nilai-nilai dan ajaran-ajaran moral, dengan kata lain etika adalah ilmu yang kritis. Etika menyediakan sarana rasional untuk mempertanyakan keabsahan norma-norma moral dan merumuskansyarat-syarat keabsahannya.
Setiap perilaku manusia ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut serta prinsip-prinsip moral yang dipegangnya. Dengan demikian, moral itu sendiri merupakan suatu sistem nilai yang menjadi dasar
bagi dorongan atau kecenderungan bertindak' Nilai-nilai moral menurut Kumorotom o (2007) mempunyai karakteristik berikut.
il
Etika Pemerintahan Iberkenaan dengan hasrat dan dorongan hakiki pada manusia yang
diciptakan dengan kelengkapan akal dan pikiran.
Pada umumnya kajian-kajian tentang moral atau moralitas
dibagi
3
[tiga)
kelompok bidangkajian
menurut Supardi, etc.[2003), yaitu kognisi, afeksi, dan perilaku/psikomotorik'
Berturut-turut
unsurini
akan menentukan pemikiran, emosi, dan perilakumanusia.
Unsur Kognisi
Unsur
cipta
sebagai salah satu bagiandari budi
manusia mengarah pada terciptanya ilmu pengetahuan yang melahirkanmanusia mempunyai akal, menghasilkan ilmu pengetahuan' Etika bagi kehidupan manusia baik individu maupun sosial,
berkenaan dengan standar etika dan nilai absolut atau relatif,
nilai
moral
universal, moral agama sertaetika
kekuasaan.Dengan demikian, etika yang mengandung unsur moralitas bertolak pada ilmu pengetahuan.
Moral bersifat objektif yang datang dari pengaruh luar yang
berlaku dalam suatu masyarakat atau kelompok sosial yang
mengharuskan
individu
berbuat sesuatu dengan norma didalamnya.
Unsur Afeksi
Seorang
individu
sebagai anggota masyarakat memerlukan penyesuaiandiri
dalam masyarakatnya, termasukbertindak-tanduk sesuai dengan etika moral yang berlaku. Untuk itu,
ia
harus
mempunyai pengetahuan keterampilan mengenaipelaksanaan
nilai-nilai
etika, agar mampu bergaul sebagai anggota masyarakat.U nsur Perilaku/Psikomotorik
Sebagai proses mempelajari, seorang individu akan mempunyai
keterampilan
dan
diharapkandari
keterampilan tersebut akan menjadi dasar perilaku seorang individu. Dalam hal ini,1.
2.
il
Etika Pemerintahan1.
PriMo
uta
2.
RiilOleh ka spesifik.
keluhura
dari
tind Tert Ciri yanf kehi Bisa Seca pen( Mor,Nila
moral
bukan
sekedar semu. Orangyang
berwatakrit
sesungguhnyatidak
mempercayainilai
moral yang ngkutan.hi
niversalitas
dari
moral mengharuskan adanya lingkup ia akanterbuka sebab sekali nilai moral tertutup maka ngan universalitasnya.
ifat positif maupun negatif
historis kita dapat menyaksikan perubahan-perubahan
nan dari nilai negatif menjadi positif ataupun sebaliknya. bisa berciri larangan-larangan maupun anjuran-anjuran.
Tinggi atau Arsitektonik
i yang ordenya rendah (terutama orde pertama) tidak
Su
liki
ciri
intrinsik yang mengatur nilai-nilai yang lainnya.pengaturan yang melibatkan segala macam tindakan
lain yang penting bagi moralitas, baik berupa ketaatan pada pe ran maupun pedoman-pedoman spiritual.
ut
M
itas
pada
manusia mestinyabebas
dari
sifat-sifatyang terdapat pada
kehendak-me tingkan
diri
sendirike dak relatif.
melibatkan
suatu komitmen
untuk
bertindak
danpakan landasan hasrat (appetitive basls) yang paling
sehingga termasuk ke dalam nilai primer.
na
itu,
nilai-nilai yang terdapat pada moral sangatlahra
spiritual
maupun behavioralia
mencerminkanbudi
manusiadan
menjadi
pedomanpaling
asasikan-tindakannya. Sebagai
nilai
absolut danriil,
morals. lsmail Nurdin,
M.Si
n
yang diharapkan adalah perilaku etika moral i dengan norma dalam masyarakat lingkungannya.
q don
Eliket(2000) membedakan istilah etika dan etiket sebagai
t
menyangkut cara perbuatan harus dilakukan manusia.tara beberapa cara yang mungkin, etiket menuniukkan
ng tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan
suatu
kalangantertentu.
Misalnyajika
karyawanrahkan sesuatu kepada atasan,
harus
menggunakan kanan. Dianggap melanggar etiket apabila menyerahkan n tangan kiri.n etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu
atan,
etika
memberi norma tentang
perbuatan itu . Mengambil barangmilik
orang lain tanpa izin, tidakolehkan. Apakah mencuri dengan tangan kanan atau
kiri
i sama sekali tidak relevan.
hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang dir atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. nya dianggap melanggar etiket, bila
kita
makan sambilnyi atau dengan meletakkan kaki
di
atas meja, namunita makan sendiri hal tersebut tidak melanggar etiket. Di in, etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.
n untuk mencuri selalu berlalu, entah ada orang lain k.
bersifat relatif, suatu hal yang dianggap
tidak
sopansuatu kebudayaan, bisa saja dianggap hal yang wajar kebudayaan lain. Etika lebih bersifat absolut, prinsip cenderung tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi
SASI.
berikut:
5.
Jika kita berbicara etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedang etika menyangkut manusia dari segidalam. Tidak merupakan kontradiksi,
jika
seseorang selalu berpegang pada etiket dan sekaligus munafik' Tapi orang yang etis sifatnya tidak mungkin munafik, sebab seandainya munafik, halitu
dengan sendirinya berarti tidak bersifat etis' Sehingga orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.1.2.
PENGERTIANPEMERINTAHAN
Secara etimologis,
istilah
pemerintahan berasaldari
kata dasar"perintah" yang berarti menyuruh melakukan sesuatu, aba-aba, atau
komando. Pemerintahan dalam bahasa Inggris disebut government yang berasal dari bahasa Latin: gobernare, greek kybernon yang berarti mengemudikan atau mengendalikan'
Secara
umum
pemerintah merupakan organisasi, badan, lembaga yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkanhukum serta undang-undang di wilayah tertentu' Menurut C.F Strong
dalam bukunya Modern Political Constitutions menyebutkan bahwa
" Government is therefore that organization in which isvested the rights
to exercise sovereign powert'. Pemerintahan adalah organisasi dalam
mana diletakkan hak
untuk
melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. fadi pemerintah diartikan sebagai organisasi ataulembaga. Sumaryadi (2010) mengemukakan bahwa pemerintahan merupakan organisasi yang memiliki:
L.
otoritas memerintah dari sebuah unit politik,2.
kekuasaan yang memerintah suatu masyarakat politik (political societY),3.
aporatusyang
merupakan badan pemerintahan yangberfungsi dan menjalankan kekuasaan, dan
Etlka Pemerintahan
n
untuk
membuat peraturan
perundang-ngan,
untuk
menangani perselisihan
danmbicarakan putusan administrasi dan dengan monopoli s kekuasaan yang sah.
Finer
(4)
menyatakanbahwa
istilah
"government'' palingsediki mempunyai empat arti, yaitu:
enunjukkan kegiatan
atau
proses memerintah, yaituelaksanakan kontrol atas pihak lain (The activity or the of governing);
unjukkan masalah-masalah (hal ihwal) negara dimana iatan atau proses diatas dijumpai (states of affairs);
enunjukkan orang-orang
(pejabat-pejabat)
yangibebani tugas-tugas untuk memerintah Qteople charged ith the duty ofgoverning);
unjukkan cara, metode, atau sistem yang digunakan
ntuk
memerintah masyarakattertentu (the
manner,od or system by which a particular society is governed).
ladi S.E ner mengakui ada pemerintah dan pemerintahan dalam
arti luas. ngan adanya pemerintah dan pemerintahan dalam arti
luas, ma sempit. hanya
terdapat pula pemerintah dan pemerintahan dalam arti enurut ajaran tripraja, pemerintah dalam
arti
sempitiputi eksekutif saja, sedangkan pemerintahan dalam arti
tif dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara.
perspektif
cybernologik,menurut
Ndraha
(2003) sempit puti segala kegiatan dari pemerintah dalam arti sempitatau tan memerintah yang dilakukan oleh organ eksekutif dan jaja nya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara. Pemeri n dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang
dilakuka
dan yudi
Dala
oleh organ-organ atau badan-badan legislati{, eksekutil
han didefinisikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan pemenn
manusia
sebagai
konsumer
[produk-produk
pemerintahan)akan pelayanan publik dan pelayanan civil; badan yang berfungsi sebagai prosesor [pengelola, provider)'nya disebut pemerintah; konsumer produk-produk pemerintahan disebut yang diperintah; hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah disebut
hubungan
pemerintahau
personil pemerintah disebutaktor
pemerintah; dan aktoryang melakukan tugas tertentu disebutartispemerintahan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintahan merupakan sebuah sistem multiproses yang bertujuan memenuhidan melindungi kebutuhan dan tuntutan yang diperintah akan jasa
publik dan layanan civil.
Menurut Ndraha t2003),
sistematika pemerintahan yangterkait dengan pemerintah umum sebagai berikut:
Pemerintahan digolongkan
menjadi
dua
yaknipemerintahan
konsentratif
dan
pemerintahan dekonsentratif.Pemerintahan dekonsentratif
terdiri
dari
pemerintahan luar negeri dan pemerintahan dalam negeri'Pemerintahan dalam negeri meliputi pemerintahan sentral dan pemerintahan desentral'
Pemerintahan
sentral meliputi
pemerintahan umumdan
bukan pemerintahanumum
yang berupa urusan pertahanan keamanan, luar negeri, yustisi, dan moneter'1.3
PENGERTnN ETIKA PEMERINTAHAN
Etika pemerintahan merupakan ajaran untuk berperilaku yang baik
dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan
dengan hakikat manusia. sumaryadi
[2010)
menyatakan bahwa etika pemerintahan mengacu pada kode etik profesional khusus bagi mereka yang bekerja dan untuk pemerintahan. Etika pemerintahan melibatkan aturan dan pedoman tentang panduan bersikap dan1.
2.
4.
berper ku untuk sejumlah kelompokyang berbeda dalam Iembaga pemeri
dan pel n publik.
Kel
pok-kelompok
ini
dihadapkan dengan
berbagai perta etika yangsulit
dan sangat unik. Bolehkah seorangpejabat dapat menyewa perusahaannya sendiri untuk bekerja bagi erintah? Bolehkah wakil-wakil
terpilih
diizinkan untuk hadiah mahal dari kelompok-kelompok lobi? Bagaimana dan kabberpera
pemeri (proc yang m orang-o
Eti
transp
dengan
(political legislatif
tahan, termasuk para pemimpin terpilih
{seperti presiden net menteri), DPR fseperti anggota parlemen), staf
politik
pemerintahan
merupakan
etika
terapan
yangdalam urusan pengaturan tata kelola pemerintah. Etika
han
merupakanbagian
dari
yurisprudensi
praktis jurisprudence) atau filosofi hukum (philosophyof
law)tur
urusan pemerintah dalam hubungannya denganyang mengatur dan mengelola lembaga pemerintahan.
pemerintahan mencakup
isu-isu
kejujuran
dannsi dalam pemerintahan, yang pada gilirannya berurusan
-hal
seperti;
penyuapan(bribery);
korupsi
politikcorruption);
korupsi
polisi
(police corruptionJ; etika(legislatif
ethics);etika
peraturan(regulatory
ethics);menen
seha pegawai negeri memperlakukan rekan sekerja atau bawa ? Etika pemerintahan mengidentifikasi sikap dan tingkah laku ya tepat dalam setiap situasi dan menetapkan aturan_aturan
perilaku i para pejabat publik untuk mengikutinya. Eti
konflik entingan
(conflict
of
interest); pemerintahan yangterbuka ( of governmenfJ; etika hukum (legal ethics).
1.4
ENTINGNYA
ETTKADALAM
ENYE
LENGGARAAN
PEME RINTAHAN
Etika pe ntahan disebut selalu berkaitan dengan nilai_nilai yang berhubungan dengan hak-hak dasar warga negara keuta
selaku manusia sosial (mahkluk sosial). Nilai-nilai keutamaan yang
dikembangkan dalam etika pemerintahan adalah:
L
Penghormatan terhadap hidup manusia dan HAM lainnya'2.
Kejujuranbaik
terhadapdiri
sendiri maupun terhadapmanusia lainnYa (honestY)'
3.
Keadilan dan kepantasan merupakan sikap yang terutamaharus diperlakukan terhadap orang lain.
4.
Kekuatan moralitas, ketabahan serta berani karena benar terhadap godaan (fortitud e).5.
Kesederhanaan dan pengendalian diri (temperance)'6.
Nilai-nilai agama dan sosial budaya termasuk nilai agamaagar manusia harus bertindak secara profesional dan bekerja keras.
Etika pemerintahan berhubungan dengan keutamaan yang harus dilaksanakan
oleh para
elit
pejabatpublik
dan
staf
pegawaipemerintahan.
wujud
etika pemerintahan adalah aturan-aturan ideal yang dinyatakan dalam uuD baik yang dikatakan oleh dasar negara [Pancasila) maupun dasar-dasar perjuangan negara [TeksProklamasi). Dalam hal ini, etika pemerintahan mengandung misi
kepada setiap pejabat elit politik untuk bersikap jujur; amanah, siap
melayani, berjiwa besa[ memi]iki keteladanan, rendah
hati
dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan denganhukum dan rasa keadilan masyarakat.
Etika dan moral sangat penting dalam pemerintahan, dalam hal
ini
dengan adanya etika dalam pemerintahan maka pemerintahanakan berjalan dengan
lebih baik.
Para aparatur pemerintahan memiliki kesadaran moralyang tinggi pada para politisi, pemerintahdalam
mengembantugas
dan
tanggung jawabnya, sehinggakejujuran, kebenaran dan keadilan dapat diwujudkan'
diperha
beberapa alasan mengapa
etika
pemerintahan pentingikan
dalam pengembangan pemerintahan yang efisien,dan akuntabel, menurut Dwiyanto (2000) bahwa;
ktek
pemerintahandi
negara-negara berkembang,nyimpangan sepertikorupsi, suap, kolusi dan nepotisme semakin marak dijalankan, apabila pejabat publik dan
inya ingin memperkaya
diri
dengan cara mencurimel ban
Dal dih dik
masalah-masalah
yang
dihadapi
oleh
birokrasiintah
di
masa mendatangakan
semakin kompleks.itas
masyarakatyang
semakin meningkat
telahirkan berbagai masalah-masalah
publik
yang semakin dan komplek dan harus diselesaikan oleh birokrasintah.
m
kasus
pembebasantanah,
misalnyapilihan
yangpi
oleh para
pejabat
birokrasi
seringkali
bersifatmis
dan
dilematis.
Merekaharus memilih
antara perjuangkan program pemerintah dan memperhatikantingan masyarakatnya. Masalah-masalah yang ada dalam
area seperti ini akan semakin banyak dan kompleks seiring de
eti
meningkatnya modernitas masyarakat. pengembangan
birokrasi mungkin
bisa
fungsionalterutama
dalam mri
policy guidonce kepada para pejabat birokrat untukhkan masalah-masalah yang dihadapi.
, keberhasilan pembangunan yang telah meningkatkan
ika
dan
kecepatanperubahan
dalam
lingkunganrasi. Dinamika yang terjadi dalam lingkungan tentunya
ntut kemampuan birokrasi untuk melakukan adjustment
tetap tanggap terhadap perubahan yang
terjadi
dalamungannya.
Dalam
praktek akan t
aparat
dan me pok kekayaan rakyat yang
dititipkan
melalui negara. b itu, sangat penting untuk diberlakukan penerapan etika Oleh sedalam kehidupan pejabat publik, aparat pemerintah baik secara individu maupun secara kolektif.
RANGKUMAN
.
Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mencakupfilsafat moral atau pembenaran-pembenaran filosofis. sebagai
salah satu falsafah, etika berkenaan dengan moralitas beserta
persoalan-persoalan
dan
pembenaran-pembenarannya'Moralitas
sangat
diperlukan dalam
masyarakat karenaperannya sebagai panduan bertindak (action guides)'
.
Pencapaian etika dalam usaha manusia untuk memakai akalbudi
dan daya fikirannya dalam pemecahan masalah setiap kehidupan, tindakan yang terbaik mengarah kepada kebenaran,kebaikan dan ketePatan'
.
Dalam perspektif
cybernologik,menurut
Ndraha
[2003) pemerintahan sebagai proses pemenuhan kebutuhan manusiasebagai
konsumer [produk-produk
pemerintahan) akanpelayanan publik dan pelayanan sivil; badan yang berfungsi
sebagai prosesor (pengelola, prov ider)-nyadisebut pemerintah'
.
Etika pemerintahan merupakan etika terapan yang berperandalam urusan
pengaturantata kelola
pemerintah' Etikapemerintahan merupakan bagian dari yurisprudensi praktis (practical iurisprudence) atau filosofi hukum (philosophy
of
law) yang mengatur urusan pemerintah dalam hubungannya dengan orang-orang yang mengatur dan mengelola lembaga pemerintahan..
Etika
pemerintahan mencakup
isu-isu kejujuran
dan transparansidalam
pemerintahan,yang pada
gilirannya berurusan dengan hal-hal seperti; penyuapan (bribery); korupsipolitik (politicat corruption); korupsi polisi (polic e corruption)i
etika legislatif {tegislatif ethics); etika peraturan (regulatory
ethics); konflik kepentingan (conflict of interest); pemerintahan
yang terbuk a (open of governmenf); etika hukum (Iegal ethics)'
t
Etika PemerintahanI
Eri hal
dan moral sangat penting dalam pemerintahan, dalam
ini
dengan adanyaetika
dalam
pemerintahan makaintahan akan berjalan dengan lebih baik. para aparatur intahan memiliki kesadaran moral yang tinggi pada para
isi, pemerintah dalam mengemban tugas dan tanggung
bnya, sehingga kejujuran, kebenaran dan keadilan dapat diw judkan.
Lnrr
1. pat 3 [tiga) cara etika berfikir secara etis untuk
mencapai
I
baik dan tepat menurut DossyIp
dan Bernanrd LT.Seb tkan dan jelaskan!
Iel perbedaan etika dengan moral? be
Men
2.
3.
rut
C.F Strong dalam bukunya Modern
potiticalffufions menyebutkan bahwa " Government is therefore that izations in which is vested the right to exercise sovereign
, jelaskan!
4. Fine menyatakan bahwa istilah " governmenfl, paling sedikitnya
me unyai empat arti, jelaskan!
Iel n apa yang dimaksud dengan etika pemerintahan?
BAB
II
HAM,
KEKUASIV{NI,
DAN
DEMOKRASI
2.T
KONSEP
HAM
DAN
PENERAPANNYA
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar dan kebebasan dimana semua manusia berhak atasnya. Konsep HAM didasarkan pada keyakinan bahwa semua manusia diberkahi dengan hak tertentu hanya karena alasan sebagai manusia. James (1992) menyatakan HAM sifatnya universal dalam arti semua orang memiliki dan harus bergembira karena HAM dan menjadi bebas dalam pengertian bahwa HAM itu eksis dan tersedia sebagai standar justifikasi dan krisisme
apakah HAM itu eksis dan tersedia sebagai standar justifikasi dan
krisisme apakah HAM diakui atau
tidak
dan dilaksanakan atautidak
oleh sistem hukum (by the legal system) atau pejabat danpemerintah satu negara'
HAM bertujuan mengidentifikasi prasyarat penting baik yang negatif maupun positif bagi pentingnya satu kehidupan minimal yang baik
(a
minimally good life), seperti hak untuk menentang kekerasan. Aspirasi ini telah diabadikan dalam berbagai deklarasidan konvensi-konvensi hukum yang diisukan selama tahun L950-an,
yang dimulai oleh Deklarasi universal HAM (IJniversal Declaration
ofHumanRights)tahunlg4Sdanyangdiabadikanjugao|ehthe
hak Asasi Manusia [HAM) merupakan elemen yang sangat
funda
tal
dalam negara modern berdasarkan asas rule of law EuConve
Ha
dalam a
batasan
bagaima masyara
Semenja semakin dalam
Convention on Human Rights (1954) and the International
t on Civil and Economic Rights (1966).
luas. Darumurti (2012) menyatakan HAM meletakkan
terhadap negara dalam hubungan rakyat/warga negara,
berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat. runtuhnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998,
nyak elemen masyarakat yang menggunakan haknya
gemukakan pendapat
di
muka umum melalui
aksibaik
be naan dengan kekuasaanrule
making,rule
executing,maupun
rule
adjudicating. Karenanya, merupakan kaidah yang normal hwa tindakan diskresi pemerintah tidak boleh melanggar HAM k sipil, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya).sistem
hukum
ketatanegaraan Indonesia, asas_asas pemerin han berdasarkan HAM iniperlu ditoniolkan dalam kaitandengan Undang
itivisasi HAM ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
ndang Nomor 39 tahun 1999. Dengan positivisasi tersebut maka pe jian tindakan diskresi pemerintah berdasarkan
kaidah-kaidah M secara spesifik telah menjadi pendekatan rule based. Posi ivisasiHAM dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor
1999
telah
membuka ruang diskusibaru
mengenaiseharusnya pemerintah bersikap
dalam
menyikapiyang menuntut hak asasinya. Sebagai contoh, salah satu hak asa yang dijamin oleh UUD 1945, khususnya pasal 28, adalah
hak unt
39
demonst i. Bagaimana seharusnya aparat pemerintah bertindak
dalam hadapi demonstrasi telah menjadi perdebatan yang
menarik alam konteks etika pemerintahan.
Gambar 2.1
Demonstrasi Massa. Bagaimana seharusnya aparat pemerintah bertindak? [sumber foto: www.merdeka'com)
Masih
terkait
denganhak
mengemukakan pendapatdi
muka umum, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan beragam media sosial dimana setiap orang bisa denganmudah membuat tulisan dan mengemukakan pendapatnya lewat jejaring Facebook, Twitter; dan sejenisnya' Terdapat banyak sekali kasus dimana pemerintah sepertinya belum memiliki pola yang ielas
untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebebasan berpendapat melalui media sosial melalui kebijakan yang dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat, sebagai bagian dari etika pemerintahan.
Terkait dengan hal tersebut, f ayawickama (2002) menyatakan
bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib
tunduk
kepada pembatasanyang
ditetapkan denganUndang-Undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta
penghormatanatas
kebebasanorang
lain
dan
untukmemenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral'
nilai-nilai agama, keagamaan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis. Asas-asas pemerintahan berdasarkan HAM
harus mendapatkan tempat yang layak
di
dalam sistem hukumil
Etlka Pemerintahan Iketata
n
Indonesia karena UUD 1945 tidak secara spesifikmembe preskripsi mengenai status positivisasi HAM. Dengan
formul berbeda, asas
ini
sangat fundamental dalam fungsinyasebagai pfillerketentuan HAM dalam UUD dan legislasi fundang-unda
h
lanjut
Darumurti (2012) juga
menyebutkan bahwapemerintahan berdasarkan HAM dapat diperlakukan lausul unenumerated rights dalam kasus Indonesia. Dalam
melain n kodrati dan melekat dalam
diri
setiap manusia semata_ mata ka sifatnya sebagai manusia.2.2
ONSEP
KIKUASAAN
DAN
LEGITIMASI
EMERINTAHAN
Kekuasa
n
senantiasa ada dalam masyarakatbaik
yang masih bersaha maupun yang sudah besar atau rumit susunannya. Akantetapi upun selalu ada, kekuasaan
tidak
dapat dibagi ratakepada s mua anggota masyarakat.Iustru karena pembagian yang
tidak asas
sebagai
hubun
Undang pada
lnl ses inherent HAM bu
kemamp
orang un
sendiri, tindakan tertentu.
yang dii
dengan positivisasi HAM di dalam UUD 194S dan
Undang-omor 39 tahun 1999, asas
ini
akan memberikan efek tivisasi HAM di lndonesia yang bersifat',open endeti,,.Hal dengan asas hukum HAM sendiri, yaitu asas natural dan dimana asas-asas tersebut mengandung pengertian bahwaan pemberian negara melalui produk hukum positifnya,
ta tadi timbul makna yang pokok dari kekuasaan, yaitu
n untuk mempengaruhi pihak lain untuk kehendak yang
ada pad pemegang kekuasaan. Max Weber (1946) menyatakan bahwa uasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok
k menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannva
engan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan_
perlawanan
dari
orang-orang atau golongan-golongan di kekuasaan dapat didefinisikan sebagai hasil pengaruhnkan seseorang atau sekelompok orang. Sehingga dengan
apat merupakan suatu konsep kuantitatif, karena dapat demikian
dihitung hasilnya. Misalnya berapa luas wilayah jaiahan seseorang,
berapa banyak orang yang berhasil dipengaruhi, berapa banyak
uang yang dimiliki dan lain-lain.
Kekuasaan negara dalam menguasai masyarakatnya, memiliki
otoritas dan kewenangan. otoritas dalam
arti
hak untuk memilikilegitimasi kekuasaan
dan
sedangkan kewenangandalam
artihak
untuk
ditaati. Sebagai suatu kekuasaan yang dilembagakan,pemerintahan suatu negara tidak hanya tampak bagaikan kenyataan
memiliki
kekuasaan,tetapi juga diakui
mempunyaihak
untukmenguasai. Legitimasi sebagai dasar dari berfungsinya kekuasaan
bisa bermacam-macam, bisa kekuasaan anak berada
di
keluarga, bersumber pada kepercayaan atau agama, juga ada kekuasaan yang timbul karena legitimasipolitik
dan inilah yang mendasari kekuasaan dalam suatu negarauntuk
melaksanakan kehendaknegara kepada rakYatnYa.
Powell dan wahidin (?007) menyatakan dalam perspektif lebih
teknis, rincian
dari
sumber kekuasaan khususnya secara formal administratif ada 6 [enam) Yaitu:1.
Kekuasaan Balas f asa (Reward power)Kekuasaan yang legitimasinya bersumber dari sejumlah balas
jasa yang sifatnya positif fuang, perlindungan, perkembangan karieri
janji
positif, dan sebagainya) yang diberikan kepadapihak penerima guna melaksanakan perintah atau persyaratan lain.
Faktor ketundukan seseorang pada kekuasaan dimotivasi oleh hal itu dengan harapan jika telah melakukan sesuatu akan
memperoleh seperti yang dijanjikan.
2.
Kekuasaan Paksaan (Coercive power)Berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman
(dipecat, ditegur; didenda,
dijatuhi
hukuman
fisik,
dansebagainya) akan diterima
jika
merekatidak
melaksanakanpimpinan. Kekuasaan menjadi suatu motivasi yang
ifat represif terhadap kejiwaan seseorang untuk tunduk
pad kekuasaan pimpinan
itu
dan
melakukan seperti apadikehendaki. Iika tidak, paksaan yang diperkirakan akan
dija kan.
Ke
Ke
n Legitimasi (Legitimate power)
saan yang berkembang atas dasar dan berangkat dari
nila
nilai intern
yang mengemukadari
dan sering bersifat onal bahwa seorang pimpinan mempunyai hak sahu
k
mempengaruhi bawahannya. Sementaraitu,
padan
seseorang mempunyai kewajibanuntuk
menerimaruh
tersebut karena
seseoranglainnya
ditentukan se i pimpinannya atau petinggi sementara dirinya seorangan.
Legitimasi demikianbisa
diperoleh atas
dasar n formal tetapi bisa juga bersumber pada kekuasaan yangI
karena kekuatan alamiah dan kekuatan akses dalamulan bersama yang mendudukkan seseorang beruntung roleh legitimasi suatu kekuasaan.
4.
Kek saan Pengendalian atas Informasi (Control of informationl
Ke
n
ini
adadan
berasaldari
kelebihan atas suatupen tahuan dimana orang
lain tidak
mempunyai. Cara inidigu
akan
dengan pemberianatau
penahanan informasiya dibutuhkan oleh orang lain yang mau tidak mau tunduk
t terbatas) pada kekuasaan pemilik informasi. pemilik
ko
sisi pen
info
den
dimi
i
dapat mengatur segala sesuatu yang berkenaann
peredaran informasi, atas legitimasi kekuasaan yangkinva.
Ke panutan (Refe re n t p ow e r)
Keku
n ini
muncul didasarkan atas pemahaman secarayang
berstatus sebagaiI
dari
orang-orang dengankult
pemimpin. Masyarakat menjadikan
pemimpin
itu
sebagaipanutan atau simbol dari perilaku mereka. Aspek kultural yang
biasanya muncul
dari
pemahaman religiusitas direfleksikanpada kharisma pribadi, keberanian, sifat simpatik dan sifat-sifat lain yang tidak ada pada kebanyakan orang. Hal ini menjadikan orang lain tunduk pada kekuasaannya'
6.
Kekuasaan Keahlian (Expert power)Kekuasaan
ini
ada dan merupakan hasil dari tempaan yang lama dan muncul karena suatu keahlian atau ilmu pengetahuan.Kelebihan
ini
menjadikan seseorang menjadi winasts dansecara alamiah berkedudukan sebagai pemimpin dalam bidang
keahliannya itu. Sang pemimpin bisa merefleksikan kekuasaan
dalam batas-batas keahliannya
itu
dan secara terbatas pula orang tunduk pada kekuasaan yang bersumber dari keahlianyang
dimiliki
karena adanya kepentingan terhadap keahliansang pemimPin.
Kekuasaan merupakan sesuatu yang sensitif,
artinya
implikasikekuasaan harus dibatasi sehingga seorang pemilik kekuasaan tidak dengan semena-mena merefleksikan kekuasaan dalam kinerja yang menyebabkan kesengsaraan orang yang dikuasai. Dikehendaki agar
kekuasaan yang menjadi otoritasnya agar
tidak
disalahgunakan.Lebih
lanlut
Powelldan
Wahidin[2007) juga
mengemukakan batas-batas yang semestinya menjadi rambu kekuasaan agar tidakmenimbulkan masalah pada implikasinya adalah:
Peraturan
perundang-undangansebagai batasan
umum yang mengharuskan semua orang tunduk pada kesepakatan komunal, khususnya yang dikeluarkan oleh kekuasaan negara'Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagai patokan atas kehidupan asosiatif atau kehidupan
kolektif
dalam arti lebih sempit.41.
katan ya harus
me kan
n.
kerja dalam
arti
lebih terbatas sebagai patokandijadikan dasar perilaku oleh orang-orang yang hubungan hukum secara terbatas dalam bidang
njian
khususyang dibuat
sebagai kesepakatan yangme
kan
proyeksi
atas hal-hal yang muncul
sebagaikuensi dari pelaksanaan hubungan hukum tertentu.
5.
Ke tutan yang berlaku dalam masyarakat setempat sebagair
pemberlakuanmoral atas
hubunganhukum
yang mber pada kesusilaan, kepatutan, dannilai
lain
yangdan berkembang di dalam masyarakat.
2.3
DETTztoTRnSIDAN
PTUERTruTAHAN YANG
Errs
4.
PeDemok
rakyat
adalah kedaula
yang cu ditekan tertinggi
wacana
kata-ka
Ro memberi
be
h
ke
n
atau kedaulatan.ladi
demos-crateinatau
demokrasisi secara etimologi berasal dari kata ,'demos,,yang berarti
u
penduduk suatu tempatdan
,,cratein,, yang berartin
negaradi
mana dalam sistem pemerintahannya,n
beradadi
tangan rakyat, kekuasaan tertinggi beradap beragam. Di era modern saat ini, demokrasi cenderung
n
pada makna bahwa dalam kontekspolitik
kekuasaan da di tangan rakyat (rule the people). Tak heran jika dalamA.
Dahl (2001) menyatakan bahwa demokrasi akann berbagai kesempatan untuk: rtisipasi yang efektif
rsamaan dalam memberikan suara mahaman yang jernih
s. lsmail Nurdin,
M.Si
n
dalam tusan bersama rakyat. Demokrasi mempunyai makna
olitik
modern, demokrasi sering diartikan sebagaimana masyhur AbrahamLincoln yang pada
tahun
1863-
Melaksanakan pengawasan terhadap agenda-
Percakupan orang dewasaLebih lanjut, Dahl juga memberikan argumen penting mengapa
demokrasi harus didukung. Menurutnya demokrasi pada akhirnya
akan menghasilkan akibat-akibat sebagai berikut:
-
Menghindari tirani-
Hak-hak asasi-
Kebebasan umum-
Menentukan nasib sendiri-
Otonomi moral-
Perkembangan manusia-
Menjaga kepentingan pribadi yang utama-
Mencari Perdamaian-
KemakmuranSecara umum menurut Syafiie (2013) prinsip-prinsip demokrasi
adalah sebagai berikut:
1.
Adanya pembagian kekuasaan2.
Adanya pemilihan umum yang bebas3.
Adanya manajemen Yang terbuka4.
Adanya kebebasan individu5.
Adanya peradilan Yang bebas6.
Adanya pengakuan hak minoritas7.
Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukumB.
Adanya pers Yang bebas9.
Adanya beberaPa Partai PolitikL0. Adanya konsensus
11. Adanya persetujuan
12.
Adanya pemerintahan yang konstitusionalDe
menga dalam
Prin 13.
L4.
15.
1.6.
17.
18.
19. 20.
spes yang
i senantiasa berkembang dari masa ke masa, mulai dari demok iklasiksampai pada demokrasi abad ke-20. perkembangan
ini
dika akan sesuai dengan tuntutan zaman. Demokrasi yang berk ngan merupakan bagiandari
perkembangan tuntutan masyarat,
sehingga demokrasi akan selalu berkembang. Untukketentuan tentang pendemokrasian
nya pengawasan terhadap administrasi negara nya perlindungan hak asasi
nya pemerintahan yang mayoritas
nya persaingan keahlian
nya mekanisme politik
nya kebebasan kebijaksanaan negara
nya pemerintah yang mengutamakan musyawarah
isis model demokrasi saat ini dan yang akan datang Held f (2011) memilahnya sebagai berikur:
ik yang membangkitkan sekaligus membatasi kesempatan ada pada mereka, yaitu mereka harus bebas dan setara Dem rasi Otonom
ip
demokrasi otonom adalah rakyat harus menikmati maan hak dan kewajiban dalam kerangkapolitik
yangdid
am memutuskan kehidupan pribadi mereka sepanjang tidak menggunakan kerangkaini
untuk meniadakanrang lain.
am
konteks Negaroyang
menerapkan demokrasii akan dicirikan sebagai berikut:
rinsip
otonomi dituangkan dalam undang-undang danraturan hak.
ruktur parlemen atau kongres diorganisasikan menjadi ua bagian berdasarkan pemilihan
wakil
rakyat secararoporsional (RP) dan pemilihan wakil rakyat berdasarkan tasi kategori sosial secara statistik (RS).
-
Sistem peradilan yang di dalamnya termasuk forum khususuntuk menguji Pemahaman hak [RS)'
-
Sistempartai
yangkompetitif
(disusunkembali
oleh keuangan publik dan partisipasi langsung)'-
Pelayanan administrasi pusat dan lokal, dikelola secara internal berdasarkan.-
Prinsip partisipasi langsung yang memerlukan koordinasidengan tuntutan warga lokal.
Sedan gkan untuk ma sy arakat w org a d ici rikan sebagai berikut;
-
Keanekaragamanjenis
kebutuhanrumah
tangga dan sumber informasi, budaYa-
Kelompok konsumen[dipilih oleh prinsip
partisipasilangsung)
-
Pelayanankomunitas
seperti
penitipan anak,
pusat kesehatan dan pendidikan dikelola secara internal olehprinsip partisipasi langsung dengan prioritas yang telah
diatur oleh warga dewasa'
-
Perkembangandan
eksperimentasidalam
memimpin perusahaansendiri
[jika
industri
vital
dikuasai secara nasional, jika tidak diatur secara sosial dan kelompok)-
Berbagaibentuk
perusahaanuntuk
mempromosikan fleksibilitas ekonomi dan inovasi."Demokrasi otonom" yang telah disebutkan
di
atas akan dapatdilaksanakan pada kondisi sebagai berikut:
-
Ketersediaan informasi yang terbukauntuk
membantu meyakinkan keputusan yang diambil dalam urusan publik diinformasikan kepada masyarakat'-
Memperkenalkan mekanisme demokrasi baru dari "citizenjuries"
(juri
warga)to
"voter feedback" (masukan parailih)
untuk
meningkatkan proses partisipasi yangrdas.
mua prioritas investasi utama diatur oleh lah berdiskusi dengan
publik
dan agenpemerintah swasta. Ada
Prin
dun
lasi ketat untuk barang dan kerja.
eminimalkan pusat kekuasaan yang tidak bertanggung
b dalam kehidupan publik dan pribadi
lihara
kerangkainstitusi yang mau
menerimaperimentasi dengan bentuk-bentuk organisasi.
rasi Kosmopolitan
ip
demokrasi kosmopolitan adalahbahwa
di
dalam dengan hubungan regionaldan
globalyang
makin isif,
ditandai dengan"takdir
komunitas" yang tumpangtind
,
prinsip
otonomi
memerlukan pertahanan jaringannal, global, nasional dan juga pemerintah lokal. Demokrasi
itan bisa hidup jika ada:
bangan berkelanjutan
dari
sumber daya
danyang bersifat
regional,teraksi jaringan
kerjasamaternasional dan global,
ngakuan dengan penambahan jumlah penduduk dalam
omunitas politik yang berbeda termasuk sosial, budaya,
nomi dan lingkungan hidup,
bangan pengertian
bahwa
"keberuntunganektif"
membutuhkan solusi demokrasi yangkolektif-l, nasional, regional dan global,
eningkatkan
hak
dan
kewajiban demokrasi
dalam mbuatan dan pelaksanaan hukum nasional, regional,an internasional,
indahan kapasitas
militer
bangsa yang mengalami ingkatan jumlah ke agensi dan institusi antar bangsademiliterisasi dan pengaburan batas sistem perang
Secara jangka pendek, dalam konteks Pemerintah dicirikan sebagai berikut:
-
Mempersatukan kembali institusi pemerintah PBB sepertiDewan
Keamanan(guna
memberikan negara-negaraberkembang suatu suara yang
penting dan
kapasitaspengambilan keputusan yang efektif),
-
PembentukanDewan
KeamananPBB yang
kedua[mengikuti konvensi undang-undang internasional),
-
Meningkatkan politik regional (Masyarakat Uni Eropa danlainnya) dan penggunaan referendum antarbangsa,
-
Pembentukan suatu pengadilan internasional hak asasi manusia yang baru yang bertanggung jawab secara yuridisterhadap pengadilan internasional,
-
Menerbitkan kekuatanmiliter
internasional yang efektifdan bertanggung jawab,
Secara jangka panjang, dalam konteks Pemerintah dicirikan sebagai berikut:
-
Piagam hak dan kewajiban yang baru dan sesuai dengan perbedaan kekuatan di bidang politik, sosial dan ekonomi,-
Parlemenyang bersifat global
(dengan pembatasankapasitas peningkatan-pendapatan) berhubungan dengan daerah, bangsa dan lokal,
-
Pemisahan kepentinganpolitik
dan ekonomi, kumpulanpembiayaan publik dan proses pemilihan,
-
Sistemhukum global yang
saling berhubungan yang mencakup hukum sipil dan criminal,-
Peralihan secara tetap wewenang dan kapasitas negara-bangsa kepada institusi regional dan global.Secara jangka pendek, dalam konteks Ekonomi/Masyarakat
Warga dicirikan sebagai berikut:
tan
penyelesaian masalahyang
tidak
terkaitgan negara dan pasar di organisasi masyarakat warga,
ngalaman
eksperimen sistematik
dalam
berbagai ntuk organisasi demokrasi yang berbeda dalam bidang konomi,daan sumber daya
bagi
mereka yang berada di osisi yang lemah dan marginal untuk mempertahankanngsungan kepentingan mereka.
jangka panjang dengan konteks Ekonomi/Masyarakat dicirikan sebagai berikut:
ntukan berbagai asosiasi yang diatur sendiri dan
lompok yang berbeda di masyarakat,
kepemilikan ekonomi dan pola pluralisme yang
ulti sektoral,
ngka investasi publik disusun melalui pertimbangan mum dan keputusan pemerintah, namun regulasi pasar
tang barang dan kerja tetap dipertahankan.
dengan pemerintahan yang
etis, menurut
Nugroho 4 (empat) aspek yang berkaitan dengan etika birokrasi pemerin han yakni, perilaku birokrat yang etis adalah:Berkena
(2002)
peril kine
menl pola
seba terak
yang
ku yang sesuai dengan ketetapan hukum yang berlaku,
etis birokrat diukur dari
tanggungjawab
sosial/ng jawab etis terhadap pelayanan publik, dimana publik inya apakah pelayanan sesuai dengan kehendak publik, ikiryang menyodorkan kode etik dan kehormatan profesi
i tolak ukur tanggung jawab birokrasi,
ir
menggarisbawahi anjuran kitab-kitab etika terapanorang wajib
berlatar
belakang filosofisyakni
setiapbertindak sesuai dengan kesadaran
moral
atau suara hati sendiri.RANGKUMAN
.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar dan kebebasandimana semua manusia
berhak
atasnya'Konsep
HAMdidasarkan pada keyakinan bahwa semua manusia diberkahi
dengan hak tertentu hanya karena alasan sebagai manusia'
.
Darumurti {2012)
menyatakanHAM
meletakkan batasanterhadap negara dalam hubungan rakyat/warga negara, baik berkenaan dengan kekuasaan
rule
making,rule
executing,maupun
rule
adiudicating. Karenanya, merupakan kaidah yang normal bahwa tindakan diskresi pemerintah tidak boleh melanggar HAM (baik sipil, politik, ekonomi, sosial maupunbudaya).
.
Powell dan wahidin (2007) menyatakan dalam perspektif lebih teknis, rincian dari sumber kekuasaan khususnya secara formal administratif ada 6 (enam) Yaitu:1.
Kekuasaan Balas Jasa (Reward power)2.
Kekuasaan Paksaan (Coercive power)3.
Kekuasaan Legitimasi (Legitimate power)4.
Kekuasaan Pengendalianatas
Informasi (Control
of
information power)5.
Kekuasaan Panutan (Referentpower)6.
Kekuasaan Keahlian {Expert power).
RobertA.
Dahl [2001J menyatakan bahwa demokrasi akanmemberikan berbagai kesempatan untuk:
1.
Partisipasi yang efektif2.
Persamaan dalam memberikan suara3.
Pemahaman Yang jernih4.
Melaksanakan pengawasan terhadap agenda5.
Percakupan orang dewasape sel
ini
sel
1.
2.
okrasi yang
berkembangan merupakanbagian
daribangan tuntutan masyarakat, sehingga demokrasi akan
berkembang. Untuk menganalisis model demokrasi saat n yang akan datang Held dalam
Arif
(2011) memilahnyaberikut:
mokrasi Otonom
mokrasi Kosmopolitan
n konsep Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai hak dasar manusia?
n sumber-sumber kekuasaan menurut Wahidin?
saan seringkali disalahgunakan, bagaimana cara agar
n tersebut tidak disalahgunakan?
h yang dimaksud dengan demokrasi?
n maksud dari pemerintahan yang etis?
LATI
1,.
2.
3.
4.
5. Jela
seti
f ela
Kek
Apa
Jela
BAB
III
SUMBER-SUMBER
ETIKA
PEMERINTAHAN
3.1
RELATIVITASETIKAPEMERINTAHAN
Sebagaimana
telah
diuraikan pada BabI,
Etika
pemerintahan merupakan ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuaidengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia. Baik dan benarnya sebuah perilaku atau tindakan sifatnya
relatif,
tergantungdari
sudut pandang apakahia
akan dilihat' Nilai etika sebuah tindakan bisa dimaknai berbeda dari perspektifdeontologis, telelogis, dan kontekstual.
Nilai etika sebuah tindakan juga bisa berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Perbedaan tersebut disebabkan dari sumber nilai etika yang dipakai pada masyarakat satu tempat berbeda dengan masyarakat lainnya. Keanekaragaman adat, budaya, dan agama telah membuat penilaian terhadap sebuah tindakan bersifat relatif.
salah satu contoh nyata
untuk
menggambarkan relativitas etika pemerintahan adalah tata cara berdiskusi dan menyampaikan pendapat. Kita ambil sebuah contoh, yaitu panasnya perdebatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat' Pada beberapakali
sidanganggota DPR,
terjadi
keributan karena
para
anggota dewanmeninggalkan tempat duduk mereka untuk berdebat dan saling
tunjuk
bebe
bertinda
ka
di
depan meja pimpinan sidang [Gambar 3.1). Dinegara
Barat
dimana masyarakatnya terbiasa untukbebas asalkan tidak melanggar hukum, maka bisa saja
ebat sebagaimana gambar di atas dapat dianggap tidak
etika asalkan tujuannya adalah untuk memperjuangkan
n rakyat dan kemaslahatan bersama.
dan perselisihan antar anggota parlemen pada saat
sidang d Indonesi
anggap sebagai hal yang wajar. Namun, bagi masyarakat
yang masih memegang adat ketimuran terkait etika dan
tata ca berbicara, maka bisa saja perdebatan panas pada sidang
dianggap sebagai sebuah tindakan yang tidak beretika. parleme
Gambar 3.1
Perdebatan Anggota Dewan pada Sidang DpR (Sumber foto: Kompas)
Penafsira yang berbeda juga bisa dihasilkan
dari
cara pandang yang . Dari perspektif deontologis yang memandang bahwasetiap
ti
perilaku
kan harus dilakukan sesuai dengan norma sosial, maka
etis. Nam n, dariperspektif telelogis yang memandang bahwa nilai
h tindakan ditentukan dari tujuannya dan bukan caranya, saja perilaku berdebat tersebut
di
atas dianggap tidak dari sebmelangga
maka bi
kepenti
3.2
PANCASITA
SEBAGAI SUANEERETIKA
PTUTRTNTAHAN
Setiap bangsa memiliki pedoman dan filsafat hidup dan sumber etika begitu pula Indonesia yang memiliki Pancasila adalah moral, baik bagi perorangan maupun bagi masyarakat, serta juga moral bagi para pemimpin mulai tingkatan yang paling atas sampai yang paling bawah. Dengan perkataan lain bahwa etika hidup bagi para
pemimpin, perorangan maupun masyarakat dalam kehidupannya,
perilaku, ucapannya, dan sebagainya adalah berdasarkan Pancasila. Falsafah Pancasila yang digali dari bumi lndonesia, dari kehidupan
masyarakat I ndonesia, yang merupakan kepribadiannya, merupakan
pandangan hidup bangsa'
Pancasila
yang
digali oleh para pendiri
negara menjadipandangan hidup bangsa dan dasar negara memuat nilai-nilai luhur dan mendalam dari pribadi bangsa Indonesia. Pancasila digali dari bumi Indonesia sebagai nilai moral yang sudah berlaku semenjak
nenek moyang menduduki tanah Indonesia, sudah merupakan
etika
perilakuhidup
bangsa-bangsa' Pancasila yang tercantumdalam undang-undang Dasar 1945 merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia serta merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah dapat mengatasi berbagai percobaan dan ujian
sejarah, telah meyakinkan kita akan kebenaran dan keampuhannya' Bagi bangsa Indonesia Pancasila adalah merupakan dasar negara, merupakan landasan
idiil
negara.Atas
dasar
itulah pemerintah Indonesia menjalankan kehidupan bernegara. Semuaketentuan
yang
mengatur kehidupan bernegara didasari oleh Pancasila.Negara
dalam
menjalankan
kehidupan
sehari-harinyadilaksanakan
oleh
pemerintah,lebih
tegaslagi
oleh
aparatur pemerintah. Dalam menjalankan tugasnyaitulah
maka aparatur pemerintah selalu berpegang teguh kepada Pancasila sebagai kodeetik
pemerintahan secarabulat
dan utuh. Pancasila merupakanpedoman pelaksanaan kerja aparatur pemerintah dalam kehidupan
bernegara.
t
Etika Pemerintahanila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia memiliki
penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam
hal. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mencerminkan
n
berbudaya dan berakhlak masyarakat Indonesia.Sila-sila memiliki makna tersendiri dalam setiap kehidupan
masyara dan menjadi pedoman kehidupan.
dasar falsafah negara Pancasila tidak hanya merupakan
peranan berbaga
kehidu sila Pa
sumber juga me dengan pelaksa meru meru kehi Pan Indones dengan sila didi mah Kem dari men yang teru
praksis lainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma h kum, yang pada gilirannya harus dijabarkan lebih lanjut dalam
derivasi peraturan
perundang-undangan, melainkanpakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya itimasi kekuasaan, hokum, serta sebagai kebijakan dalam
n
dan
penyelenggaraan negara. pancasila bukanlahn
pedoman yang langsung bersifatnormatif
ataupunma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam
kenegaraan maupun kebangsaan.
ila
sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republikmerupakan
nilai
yangtidak
dapat dipisah-pisahkaninnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang
kan
adalah pengejawantahantujuan
manusia sebagai k Tuhan Yang Maha Esa.usiaan Yang
Adil
dan Beradab, Kemanusiaan berasalkata
manusiayaitu
mahlukyang
berbudaya denganliki
potensi pikir; rasa, karsa dan cipta. potensiitu
yangudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi menyadari
nilai-nilai
dan norma-norma. Kemanusiaanma berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai n martabat.
asing-masing silanya. Untuk lebih memahami nilai-nilai
yang ndung dalam masing-masing sila pancasila, maka dapat
diuraika sebagai berikut:
1. Ketu nan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat
2,
den
4.
Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian
bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga
ini mencakup persatuan dalam arti ideologi,
politi[
ekonomi,sosial
budayadan
keama