• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Material dan Proses Pengecatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1 Material dan Proses Pengecatan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL TRAINING

PENGETAHUAN

PAINTING

[Disusun Oleh : Ahmad Yani / AHM]

[

(2)

BAB I

MATERIAL DAN PROSES PENGECATAN A. PENDAHULUAN

A.1. PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGECATAN

Sejak dahulu kala cat telah dikenal, bahkan cat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengecatan merupakan salah satu bentuk pelapisan suatu benda dimana bahan pelapis yang dipakai biasanya memiliki warna tertentu. Secara umum pengecatan sering digunakan untuk pengerjaan akhir (finishing) produk-produk dari logam, kayu, plastik, dan lain-lain.

Adapun tujuan utama dari proses pengecatan bahan logam ataupun non logam sebagai berikut :

a. Tujuan Dekorasi (Aesthetic)

Pengecatan bertujuan untuk memperindah benda / barang yang dicat, sehingga benda / barang tersebut mempunyai nilai seni dan daya tarik yang lebih tinggi dibanding sebelum dilakukan pengecatan.

b. Fungsi Pelindung (Protective)

Pengecatan bertujuan melindungi permukaan bahan/material yang dicat, terutama pada bahan-bahan logam. Perlindungan ini untuk menghambat terjadinya korosi akibat pengaruh cuaca/lingkungan sekitar, sehingga dapat memperpanjang usia logam tersebut dari korosi/karat.

c. Fungsi Khusus

Pengecatan yang digunakan untuk tujuan-tujuan khusus antara lain :

• pemantulan cahaya

• isolasi

• penghantar listrik

• peredam suara

(3)

Cat dibuat dari bahan baku berupa resin sebagai bahan pengikat (binder) yang dilarutkan dalam bahan pelarut (solvent), kemudian ke dalam campuran tersebut ditambahkan bahan pewarna (pigment) untuk memberi efek warna. Sedang untuk memberi pengaruh khusus pada cat, biasanya ditambahkan bahan imbuh (additive) dalam jumlah yang sangat kecil.

Dalam proses pembuatan cat, ada beberapa tahap yang dilakukan mulai dari pemilihan bahan baku hingga terbentuk cat yang siap dipakai untuk suatu keperluan. Tahap proses pembuatan cat sebagai berikut :

RESINS PIGMENTS SOLVENTS PRE MIXING

GRINDING

AFTER MIXING LET DOWN COLOUR MATCHING

FILTRATION PACKING

Pada tahap awal, untuk resin, pigment, dan solvent dilakukan Raw Material Inspection. Selanjutnya Pre Mixing merupakan tahap berikutnya dalam pembuatan cat dimana terjadi pencampuran antara pigment dan thinner. Pre Mixing bertujuan mempermudah pada proses penumbukan / penghalusan pigment-pigment cat sehingga tidak mengakibatkan serbuk pigment beterbangan saat dilakukan penghalusan.

Proses Grinding merupakan proses penumbukan atau penghalusan pigment. Dalam proses grinding digunakan media penggiling berupa glass beadsataupun steel

(4)

ball tergantung tingkat kehalusan pigment yang diinginkan. Selanjutnya Grind Inspection dilakukan terhadap hasil proses grinding.

Ke dalam hasil proses grinding, ditambahkan resin dan solvent dengan komposisi yang diperhitungkan pada proses After Mixing Let Down. Selanjutnya dilakukan inspeksi terhadap hasil grinding, viscosity, spesific gravity, dan non volatile matter (NV). Kemudian dalam proses Colour Matching dilakukan uji / inspeksi Colour sesuai dengan warna yang diinginkan. Untuk hasil akhir cat yang siap dilakukan Packing, dilakukan uji grind, viskositas, specific gravity, non volatile matter, colour, dan physical properties. Contoh hasil pengujian suatu cat sebagai berikut :

♦ Viscosity : 65 – 70 KU / 3 menit ~ 5 menit NK2 CUP (Depend on material )

♦ Specific Gravity : 1.00 – 1.40 (depend on colour)

♦ Non Volatile Matter : 40 – 60 % (depend on colour)

♦ Baking Schedule :140 – 160 C x 20 -30 menit

♦ Setting Time : 10 – 15 menit

♦ Gloss : 90 % (600 x 600 )

♦ Film Hardness : HB – F

♦ Film Thickness : 30 – 40 mikron

(5)

Proses pengecatan suatu benda didasarkan pada jenis bahan mentah yang akan dicat. Bentuk pengecatan bahan mentah misalnya :

• pengecatan besi / baja (Painting Steel)

• pengecatan ABS (Painting Plastic)

• pengecatan Aluminium

Secara umum aliran proses pengecatan material plastik maupun logam adalah sama. Secara detail proses pengecatan, ada sedikit perbedaan perlakuan terhadap bahan yang dicat terutama terhadap material logam. Misalnya pada pengecatan Steel ataupun Aluminium dilakukan proses Pretreatment sebelum material dicat.

Tahap proses pengecatan sebagai berikut :

PERSIAPANPENGECATANPENGERINGANCHECK A.3.1 PROSES PERSIAPAN

Sebelum benda kerja dicat, permukaan benda harus betul-betul bersih dari segala hal (kotoran) yang dapat mengurangi ketahanan daya lekat cat pada benda kerja. Kotoran pada permukaan benda antara lain air, oil, grease, debu, dan kontaminan lainnya (silicon pada part plastik yang terbuat dari ABS). Pembersihan benda kerja dilakukan secara Mekanis ataupun secara Kimia. Contoh : Akibat proses pengelasan (Welding) terhadap logam, akan terjadi spatter (sisa pengelasan) dan jelaga yang harus dihilangkan secara Mekanis.

Pembersihan secara Kimia dikenal sebagai “Pretreatment” yang dilakukan terhadap logam. Fungsi Pretreatment ialah :

(6)

• Menambah daya lekat cat pada logam

• Menambah daya tahan karat logam

Proses Metal Pretreatment dilakukan dengan cara Dipping (pencelupan) ataupun Spray (penyemprotan). Setelah Pretreatment, part dikeringkan dari air dengan :

Oven, untuk mempercepat pengeringan air

Blow Off, disemprot angin (free oil)

Sedangkan pembersihan permukaan untuk part Plastic, bisa dilakukan dengan :

• Proses “Pretreatment” dimana ada dua proses spray (Penyemprotan) yang dilakukan yaitu :

a. Spray yang menggunakan air panas (Suhu 50 s/d 600C) b. Spray yang menggunakan Demin Water (Suhu 50 s/d 600C)

Proses Wiping (lap) dengan Wash Benzene, air, kemudian disemprot dengan angin (free oil).

A.3.2. PROSES PENGECATAN

Proses pengecatan dilakukan dengan cara Dipping (pencelupan) ataupun Spray

(penyemprotan) tergantung hasil yang diinginkan. Proses Spray dilakukan dalam suatu ruangan yang disebut “Painting Booth”. Proses aplikasi pengecatan Spray dapat dilakukan secara Manual (dengan “air spray” ataupun “air-less spray” dengan spray

gun) ataupun secara Electrostatic (dengan Automatic Gun atau Disk).

Aplikasi Spray secara bertahap tergantung jumlah lapisan yang dikehendaki (Under Coat, Top Coat, Clear Coat, dll). Metode tahapan aplikasi lapisan cat dibedakan atas :

• Metode Wet On Wet (Under Coat masih “basah” pada saat ditimpa Top Coat)

• Metode Wet On Dry

Parameter yang berpengaruh antara lain :

• Setting peralatan pengecatan

• Kualitas cat

(7)

• Lingkungan tempat pengecatan

Khusus untuk bahan yang terbuat dari logam, tahap proses pengecatan sebagai berikut :

• Metal Pretreatment

• Pengecatan Dasar (Manual, Automatic, Electro Dipping)

• Pengecatan Intermediate

• Pengecatan Akhir

Sedangkan Untuk bahan yang terbuat dari Plastic, tahap proses pengecatannya adalah :

• Plastic Pretreatment / Wiping

• Pengecatan Dasar (Under Coat)

• Pengecatan Akhir (Top Coat)

Setelah benda dicat, biasanya dilakukan proses “setting” untuk memberi kesempatan solvent menguap dan lapisan cat merata di permukaan benda.

A.3.3. PROSES PENGERINGAN

Pengeringan bertujuan menguapkan solvent / thinner sebagai salah satu komponen cat sehingga diperoleh kondisi cat kering yang lebih keras. Faktor yang harus diperhatikan dalam pengeringan antara lain :

• Jenis material cat dan thinner

• Jenis benda yang dicat

• Waktu dan kecepatan pengeringan

• Temperatur pengeringan

Proses ini dapat dilakukan dengan dibiarkan dalam suhu ruangan atau dimasukkan oven.

A.3.4. PROSES CHECK

Pemeriksaan kualitas hasil pengecatan dilakukan secara Visual. Hasil proses check berupa part “OK” yang dikirim ke proses selanjutnya dan part “NG” (Not Good) yang proses ulang (dilakukan “Sanding” untuk selanjutnya dicat ulang)

(8)

B.1. KLASIFIKASI CAT

Secara garis besar, cat dibagi dalam dua golongan, yaitu : a. Penggolongan Cat berdasar Fungsi

i. Top Coat yaitu lapisan cat terluar yang langsung dapat dilihat mata. ii. Under Coat yaitu lapisan cat yang berada di bawah lapisan Top Coat.

iii.Primer yaitu sejenis cat Under Coat yang digunakan untuk menghambat proses

korosi / karat (anti corrosive) dan menambah daya rekat (adhesion) cat di permukaan logam.

iv. Surfacer yaitu sejenis Under Coat yang digunakan untuk mengisi permukaan yang kurang sempurna. Surfacer diformulasikan sedemikian rupa, sehingga melalui pengecatan Surfacer dapat diperoleh permukaan yang halus (good appearance and smoothness). Harga cat Surfacer relatif lebih murah dibanding cat Top Coat.

b. Penggolongan Cat berdasar Proses Pengeringan (Curing)

i. Air Drying yaitu cat yang pengeringannya secara alami pada suhu ruang dan

tidak memerlukan pemanasan. Contoh : cat untuk rumah.

ii. Stoving (Baking) yaitu cat yang pengeringannya memerlukan pemanasan. iii.Two Part Paint yaitu cat yang mempunyai dua komponen reaktif yang terpisah

(sebelum dicampur / digunakan), setelah dicampur terjadi reaksi antara dua komponen tersebut dimana cat harus segera digunakan. Contoh : cat Polyuretan.

iv. Laquer yaitu cat yang mengering setelah solventnya ter-uap-kan dan tidak

terjadi reaksi kimia didalamnya.

v. Enamel yaitu cat yang terjadi reaksi kimia di dalamnya (antara material binder

menghasilkan lapisan padat). Contoh : cat untuk panci.

B.2. MATERIAL PEMBENTUK CAT

Lapisan cat yang melapisi permukaan benda merupakan campuran dari beberapa komponen material dengan komposisi tertentu. Secara umum material penyusun cat terdiri dari :

(9)

• Bahan pengikat (binder)

• Bahan pelarut (solvent)

• Bahan pewarna (pigment)

• Bahan imbuh (additive)

Colouring Pigment PIGMENT Extender Pigment

Special Function Pigment Alkyd Resin

Acrylic Resin Melamin Resin RESIN Polyester Resin

Vinyl Resin Epoxy Resin Cellulose Resin PAINT Aromatic Hidrocarbon Aliphatic Hidrocarbon SOLVENT Alcoholic Solvent

Ketonic Solvent Esteric Solvent Etheric Solvent Levelling Agent Anti Blocking ADDITIVE Anti Flocculation

Anti Settling Anti Sagging Anti Fungus

a. Bahan Pengikat (Binder)

Bahan pengikat (Binder) adalah suatu resin yang membentuk lapisan film cat, dimana lapisan film tersebut bersifat :

• Elastis (flexibility)

• Tahan terhadap bahan kimia (acid and alkali resistance)

• Tahan terhadap panas dan perubahan cuaca (hot and cold water resistance)

• Mempunyai sifat ketahanan mekanis (hardness) b. Bahan Pelarut (Solvent)

(10)

Pelarut (solvent) adalah suatu cairan bahan kimia organik yang digunakan untuk melarutkan resin. Solvent bisa berupa suatu larutan murni ataupun campuran dari beberapa larutan. Dalam melakukan pencampuran (mixing) beberapa solvent, harus diperhitungkan sifat-sifat solvent murni yang akan dicampur. Sifat-sifat solvent yang perlu diperhatikan antara lain:

- Daya larut (solubility), yaitu kemampuan solvent untuk dapat melarutkan resin dan menjaga resin dalam bentuk larutan.

- Viskositas, yaitu sifat kekentalan atau fluidity yang dapat mempengaruhi proses pengecatan (aliran cat).

- Kecepatan penguapan, yaitu suatu solvent harus dapat menguap dalam waktu yang sesuai dengan proses pengeringan. Spesifikasi oven dan temperatur pengeringan harus sesuai dengan kecepatan penguapan solvent, sebab kecepatan penguapan solvent dapat menentukan kualitas lapisan cat yang terbentuk.

- Safety, artinya sifat mudah menguap dan terbakar dari suatu solvent, maka cat harus dihindarkan dari nyala api atau percikan api (spark).

- Cost, artinya suatu solvent harus diperhatikan biaya pembelian, biaya

penanganan dan pembuangan limbah solvent (waste treatment).

c. Bahan Pewarna (Pigment)

Pigment merupakan komponen penyusun cat yang memberi warna pada benda yang dicat sehingga akan memberi efek dekoratif. Pigment cat berupa partikel berukuran kurang dari 1 mikron (0,0001 cm) hingga 100 mikron (0,01 cm). Bentuk fisik suatu pigment yaitu bulat, datar, atau jarum.

Fungsi-fungsi pigment sebagai berikut :

- Memberi warna yang dikehendaki, terutama warna-warna khusus yang diperlukan untuk kepuasan pemakai dan menambah nilai ekonomis benda

- Memberi daya tutup permukaan (hiding power)

- Memperbaiki daya lekat cat pada permukaan logam (adhesion) - Menaikkan daya tahan terhadap korosi

(11)

- Menaikkan kekuatan mekanis lapisan film cat - Menaikkan viscositas

d. Bahan Imbuh (Additive)

Additive adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan ke dalam cat, biasanya dalam jumlah sangat kecil, bertujuan untuk memberi pengaruh / sifat khusus. Jenis

additive digolongkan sesuai dengan pengaruhnya pada sifat cat, baik dalam kondisi basah maupun setelah lapisan cat mengering. Beberapa contoh pengaruh additive

sebagai berikut :

Pengaruh additive pada cairan cat Pengaruh additive pada lapisan cat kering Viskositas

Foaming (sifat busa)

Skinning

Dispersi pigment Kestabilan emulsi

Kelenturan / fleksibilitas Gloss

Stabilitas terhadap cahaya (UV) Ketahanan terhadap api

Berdasarkan komponen penyusunnya, cat dibedakan sebagai berikut :

• Cat THERMOPLASTIC : tersusun dari 1 (satu) komponen

Alkyd base : bersifat lambat kering

Acrylic base : bersifat cepat kering

Nytrocellulose : cat “Duco”

• Cat THERMOSETTING : tersusun dari 2 (dua) komponen atau lebih

Polyester base : dempul

(12)

Epoxy base : cat dasar yang bersifat alkalis, tahan karat dan suhu tinggi, tidak tahan sinar Ultra Violet (UV)

Melamine : cat kayu

Polyurethane

Cat Thermosetting dalam proses pengeringan (Curing) terjadi mekanisme

Polimerisasi ataupun Kondensasi. Dalam aplikasi pengecatan, biasanya ke dalam cat

Thermosetting ditambahkan “Hardener”. Dengan alat Oven, pengeringan cat

Thermosetting berlangsung lebih cepat, sehingga biasanya cat Stoving merupakan cat

Thermosetting. Contoh : cat Polyurethane akan kering setelah 30 menit dalam oven bersuhu 80 C dibanding pengeringan secara alami (suhu 30 C) selama 18 jam. Beberapa nama dagang cat Stoving diantaranya ORGA base (Melamine + Alkyd) dan

SUPERLAC (Melamine + Acrylic + Epoxy) , NAX SUPERIO ( Polyurethan + Acrylic ).

B.3. SIFAT-SIFAT CAT DALAM KONDISI CAIR

a. Kekentalan (Viscosity)

Viskositas adalah sifat cairan yang berhubungan dengan kemudahannya untuk mengalir. Cairan dengan viskositas tinggi berupa cairan yang kental, apabila cairan dituangkan akan sukar mengalir dengan sendirinya.

Viskositas cairan cat dinaikkan dengan cara :

• Ditambah aditive yang mampu membungkus pigment ataupun binder sehingga meningkatkan daya ikat dengan sesamanya maupun dengan solvent.

• Menambahkan butiran halus (contoh : bubuk Silica) untuk menurunkan kemampuan cairan tersebut mengalir akibat adanya jaringan halus didalamnya.

Viskositas cairan cat dapat turun akibat adanya :

• Penambahan thinner ke dalam cat.

(13)

Beberapa contoh standar viskositas cat sebagai berikut :

• Viskositas cat dasar / surfacer = 10~ 13” / NK2 cup / 30 C

• Viskositas cat top coat Nippe Acryl = 18 - 20” / NK2 cup / 30 C

• Viskositas cat Nax Superio = 11 ~ 13” / NK2 cup / 30 C b. Kelarutan (Solubility)

Suatu bahan dapat larut dalam solvent apabila bahan tersebut memiliki sifat yang sama dengan sifat solvent (“likes dissolves likes”). Polaritas (sifat listrik statis) menentukan larut tidaknya suatu bahan. Suatu bahan yang bersifat polar hanya larut dalam solvent yang juga bersifat polar.

c. Penggumpalan dan Pengendapan

Penggumpalan adalah terbentuknya sekelompok butiran-butiran pigment yang terikat satu dengan yang lain dalam cat. Gumpalan atau floc kecil pigment dikehendaki dalam cat apabila ukurannya dalam batas tertentu. Tujuan floc pigment tersebut untuk menahan terjadinya meler (“sagging”) film cat yang masih basah.

Pengendapan dapat terjadi di dasar tangki cat bila komponen penyusun cat yang berat turun dan mengendap di dasar tangki. Untuk mencegah pengendapan, maka cairan cat harus dijaga dalam kondisi homogen selama proses pengecatan (contoh : dengan pengadukan terus-menerus).

d. Thixotropy

Thixotropy adalah sifat cairan cat yang pada saat diaduk, maka viskositasnya turun (makin bertambah pengadukannya, makin turun viskositasnya). Apabila pengadukan dihentikan, viskositas cairan naik kembali. Hal tersebut terjadi akibat adanya penggumpalan komponen cat yang bersifat dapat balik (reversible).

(14)

Oleh sebab itu, selama proses pengecatan, cairan cat harus diaduk, sehingga diperoleh ukuran pigment yang kecil dan cairan cat dengan mudah disemprotkan.

Gambar 1.1. Sifat Thixotropy Cat

B.4. PROSES PENGERINGAN CAT (CURING)

Beberapa proses pengeringan lapisan cat, antara lain : a. Penguapan Solvent

Solvent yang digunakan dengan mudah menguap dari permukaan benda sehingga lapisan padat cat tertinggal di permukaan. Cat jenis tersebut dapat dikeringkan pada temperatur ruangan atau dipanaskan di dalam oven untuk mempercepat proses pengeringan.

(15)

Resin yang dipakai berupa molekul kecil yang reaktif. Molekul resin tersebut saling bereaksi pada saat proses pengeringan, membentuk ikatan kimia tiga dimensi yang tidak larut oleh solvent, dan apabila dipanaskan tidak meleleh.

c. Reaksi dengan Udara

Cat jenis tersebut akan bereaksi dengan oksigen di udara (oksidasi), membentuk lapisan yang tersusun dari anyaman ikatan kimia penyusun cat.

Umumnya suhu pengeringan cat Stoving untuk Painting Steel berkisar pada 140 – 160 C selama 20 - 30 menit, sedangkan suhu pengeringan cat Plastik (untuk ABS base) berkisar pada 60 – 70 C selama 20 – 30 menit juga.

B.5. SIFAT CAT KERING

Dalam beberapa hal, sifat lapisan cat kering yang terpenting, karena lapisan cat tersebut langsung tampak oleh mata (visual) dan langsung kontak dengan lingkungan.

a. GLOSS

Suatu permukaan mempunyai sifat gloss yang tinggi jika permukaan lapisan film cat memantulkan hampir semua cahaya yang jatuh ke atasnya.

(16)

Gambar 1.2. Sifat Gloss Cat Kering

Biasanya gloss diukur pada sudut pandangan 600 dengan kisaran angka 0 sampai 100. Semakin tinggi angka glossnya, benda tampak semakin gloss (mengkilat).

b. Daya Tutup (Hiding Power)

Kemampuan suatu cat untuk menutupi permukaan benda dari pandangan / secara visual. Binder cat sebagian besar transparant, sedangkan satu-satunya komponen cat yang dapat menutupi permukaan adalah pigment. Contoh : Standard Coverage cat Superlac 9 – 10 m2 / liter / coat pada dry film thickness 25 – 35 mikron.

c. Warna

Warna cat terutama disebabkan oleh pigment yang berinteraksi dengan cahaya. Antar pigment dapat dicampur untuk memperoleh warna-warna yang berbeda dari warna pigment itu sendiri. Contoh : Pigment putih ditambahkan ke dalam cat untuk mendapatkan warna yang lebih muda.

(17)

Untuk jenis cat yang sama, harga cat dengan basis warna Merah dan Biru lebih mahal dibanding basis warna Silver, Putih, Kuning, ataupun Hitam.

d. Kekuatan, Kekerasan dan Kegetasan (Brittleness)

Apabila daya ikat antar komponen penyusun cat tinggi, maka lapisan cat yang terbentuk akan kuat, keras dan tahan terhadap tekukan dan tarikan. Sifat getas cat adalah kecenderungan cat untuk retak bila terkena benturan.

Gambar

Gambar 1.1. Sifat Thixotropy Cat
Gambar 1.2. Sifat Gloss Cat Kering

Referensi

Dokumen terkait

Sublimasi merupakan proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran zat, dimana pada pemanasan campuran zat, zat dapat berubah langsung dari fasa

Telecom dan ereka untuk implementasi ISDN pada 3 fase pendekatan, yait single node implementasi yang diawali dengan uji ISDN pada tahun 1986, multi node yang

Dengan berbagai cara seperti menampilkan gambar, tulisan atau kalimat-kalimat orasi, dan saat ini para politis beramai-ramai memanfaatkan sosial media khususnya facebook sebagai

Berdasarkan hasil wawancara, obsevasi dan analisis data pada penelitian ini dapat diketahui hasil secara keseluruhan bahwa proses pengambilan keputusan dalam

 As a practical matter, a career path in the development of new computer science theory typically requires graduate work to the Ph.D?. level, followed by a position in a

Lampiran 3 Satuan Layanan Konseling Sebaya Lampiran 4 Materi Pelatihan Calon Konselor Sebaya Lampiran 5 Format Evaluasi

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah meskipun program-pro- gram kerja dan kegiatan keagamaan yang dilakukan MDI, Pengajian Al-Hidayah, dan Bamusi sama-sama memiliki

Lingkungan pengendapan batuan sedimen pembawa batubara dan lapisan batubara di Lajur Barat dan Tengah termasuk ke dalam fasies wet forest swamp ( backmangrove sampai rawa air