• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi pengetahuan guru mengenai peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran fisika SMA/MA di kelas (studi kasus pada 8 guru fisika SMA/MA di Flores)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi pengetahuan guru mengenai peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran fisika SMA/MA di kelas (studi kasus pada 8 guru fisika SMA/MA di Flores)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA/MA DI KELAS (STUDI KASUS PADA 8 GURU FISIKA SMA/MA DI FLORES) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Disusun oleh : Betrida Purnama Sari (131424042). PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAII PEMANFAATAN TEIC.{OLOGI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA/MA DI KELAS (STIJDI KASUS PADA. S GT]RU. FISIKA SMA/I\{A DI. FLORES). Pembimbing. ,d,Z-* Rohandi, Ph. D. Tanggal 25 Januari 2018.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA/MA DI KELAS (STUDI KASUS PADA 8 GURU FISIKA SMA/MA DI FLORES) Dibuat dan dipersiapkan oleh: Betrida Purnama Sari NIM: 131424042 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: 20 Februari 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan panitia penguji Nama Lengkap. Tanda Tangan. Ketua. : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd.. ......................... Sekretaris. : Dr. Ign. Edi Santoso, M.S.. ......................... Anggota. : Rohandi, Ph.D.. ......................... Anggota. : Drs. A. Atmadi, M.Si.. ......................... Anggota. : Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.. ......................... Yogyakarta, ........................ Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi saya persembahkan untuk : Bapak Damasus Levin dan Ibu Anita Mindan Sergi Ga’ol, Andi Ga’ol, Yasintus Siga Teman-teman RKB dan teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2013 Keluarga besar pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya. tulis ini tidak. memlrat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebLrtkan clalarn kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 25 Januari 2018 Penulis. Betrida Purnama Sari.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. I. LBMBAR PERII'YATAAII PERSBTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Nama : Betrida Pumama Sari. NIM. :131424042. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. Identifikasi Pengetahuan Guru Mengenai Peran Dan Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran Fisika sMA/lvIA Di Kelas (studi Kasus pada 8 Guru. Fisika SMA/MA Di Flores) Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola. dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,. dan. mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari.saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta, tanggal 25 Januari2018 Yang mepyatakan. Betrida Purnama Sari. vi. ini yang dibuat.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia berkat yang melimpah dan penyertaa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Identifikasi Pengetahuan Guru Mengenai Peran Dan Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran Fisika SMA/MA Di Kelas (Studi Kasus Pada 8 Guru Fisika SMA/MA Di Flores)” dan dibuat dalam upaya untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bpk. R. Rohandi, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, saran, motivasi, dan bimbingan 2. Bpk. Dr. Ign. Edi Santoso, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, bapak Drs. Tarsisium Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik, dan seluruh dosen program studi Pendidikan Fisika yang senantiasa telah memberikan ilmu, bimbingan, dan pengalaman belajar yang berkesan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma 3. Kepala sekolah, guru mata pelajaran Fisika, siswa dan karyawan SMA A, SMA B, SMA C, SMA D, SMA F, SMA G, dan SMA H yang telah membantu dan mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Kedua orang tua yang telah meberikan nasehat dan selalu. bersedia. mendengarkan segala curahan hati dan keluh kesah penulis 5.. om Paskalis dan Tanta Maria yang telah rnenjadi orang tua kedua saya selama diJogja. 6.. Herlina Rosalia Dona, vigilia Setiawati Kantur, dan Safriana Riyanti Bakang Teluma selaku rekan penelitian yang telah memberikan motivasi tanpa batas dan memberikan penilaian terhadap penelitian ini. 7.. Teman-teman RKB: Sintus, Arto, Okto Aloz, Ardy, Mery, Any, Ansi, Indry,. Meldy, Erni, Novi, Titin, Ice, Elty yang selalu rnenjadi penyemangat setia 8.. Teman-teman Alay kos: Ira, Anansi. Rena, Dian. Uli, Wewin, Rosa yang telah memberikan dukungan. 9.. Rekan-rekan pendidikan Fisika angkatan 2013 yang. telah menerima peneliti,. berbagi pengalaman, berdinamika bersama selama masa perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Penulis menyadari bahwa rnasih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh. karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sebagai penyempurnaan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain. yang ingin melakukan penelitian terkait topik yang serupa. Yogyakarta. 25 Januari 20. Penulis. vill. |8.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Betrida Purnama Sari. 2018. Identifikasi Pengetahuan Guru Mengenai Peran Dan Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran Fisika SMA/MA Di Kelas (Studi Kasus Pada 8 Guru Fisika SMA/MA Di Flores). Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui (1) sejauh mana pengetahuan guru di Flores mengenai peranan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA di kelas, (2) sejauh mana guru di Flores merancang suatu konsep pembelajaran berdasarkan pengetahuan mengenai peranan dan pemanfaatan Teknologi yang di milikinya dalam pembelajaran Fisika SMA/MA di kelas, dan (3) sejauh mana rancangan pembelajaran guru di Flores yang memanfaatan Teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA dapat diterapkan dikelas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017. Subjek penelitian ini adalah delapan guru yang mengajar mata pelajaran Fisika pada 8 SMA/MA di Flores. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah pertanyaan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) rata-rata guru di Flores megetahui peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dikelas yaitu sebagai media belajar, sebagai sumber belajar, dan sebagai media sekaligus sumber belajar. Dan sebagian guru telah menerapkan pengetahuan tentang peran dan pemanfaatan teknologi yang dimilikinya secara menyeluruh dalam pembelajaran, (2) rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran Fisika yang dirancang oleh guru di Flores rata-rata lebih menekankan pada teknologi sebagai media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran, dan (3) rata-rata rancangan pembelajaran yang di rancang oleh guru di Flores tidak dapat diterapkan di sekolah karena adanya keterbatasan fasilitas teknologi yang disediakan oleh sekolah.. Kata kunci: Pengetahuan guru, peran Teknologi, penerapan teknologi. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Betrida Purnama Sari. 2018. Identification Teacher's Knowledge About Role and Utilization of Technology in High School Physics Learning in Classroom (Case Study In 8 High School Physics Teachers In Flores). Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Sciences Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta. This research is a qualitative descriptive research that aims to find out (1) the extent to which the teacher's knowledge about the role and utilization of technology in high school physics learning in class, (2) the extent to which teachers design a concept of learning based on knowledge about the role and utilization of technology that belongs to it learning high school physics in the classroom, and (3) the extent to which the design of learning that utilizes the Technology in High School Physics learning can be applied in class. The research was conducted in May – June 2017. The subjects of this study were eight teachers who taught Physics subjects at 8 high schools in Flores. In this study, the instruments used are interview questions. The results of this study show that (1) the average teacher in Flores knows the role and utilization of technology in classroom learning as a learning media, as a learning resources, and as a media as well as a source of learning. And some teachers have applied knowledge about the role and utilization of the technology they have in whole in learning, (2) learning design that integrates technology in Physics learning designed by teachers in Flores averages more emphasis on technology as a learning medium that can help students to understand the subject matter, and (3) the average of learning plan designed by teachers can not be implemented in schools due to the limited technological facilities provided by schools.. Keywords: Teacher's knowledge, The role of technology, Application of technology. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v. PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................................... vi. KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii. ABSTRAK ........................................................................................................ ix. ABSTRACT ...................................................................................................... x. DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi. DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1. A. Latar Belakang ...................................................................................... 1. B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3. C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4. D. Manfaat Penelitian................................................................................. 4. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Bagi Sekolah ...................................................................................... 5. 2. Bagi Guru .......................................................................................... 5. 2. Bagi Peneliti ...................................................................................... 5. BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 6. A. Pengetahuan Guru ................................................................................. 6. B. Teknologi Informasi ............................................................................... 14. C. Metode Pembelajaran yang Memanfaatkan Teknologi Informasi sebagai media pembelajaran ............................................................................... 16. BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 21. A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 21. B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 22. C. Subjek Penelitian ................................................................................... 22. D. Variabel Penelitian ................................................................................ 22. E. Desain Penelitian ................................................................................... 23. 1. Kegiatan Penelitian ........................................................................... 23. 2. Pengumpulan Data ........................................................................... 23. F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 24. G. Analisis Data ........................................................................................ 25. BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ....................................................... 27. A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 27. B. Deskripsi Guru ...................................................................................... 28. C. Data Penelitian ...................................................................................... 32. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................. 32. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 61. A. Kesimpulan ........................................................................................... 61. B. Saran ..................................................................................................... 62. C. Daftar Pustaka ....................................................................................... 63. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 4.1. Daftar Pelaksanaan Penelitian .......................................................... xiv. 27.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mengelola pembelajaran di kelas peran guru sangatlah penting. Selain sebagai fasilitator guru juga harus mampu merancang metode pembelajaran yang kreatif dan bervariasi yang tentu saja sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Untuk merancang metode pembelajaran yang bervariatif guru mesti memiliki pengetahuan terlebih dahulu tentang berbagai macam metode pembelajaran dan penggunaan berbagai media dalam pembelajaran tersebut. Menurut Trowbridge & Bybee dalam Suparno (2013: 10), Untuk menjadi guru Fisika yang sungguh bermutu dan profesional ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dan dilatih oleh guru secara terus menerus, salah satunya ialah guru menguasai berbagai metode. Dengan menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa, akan membuat siswa menyukai Fisika yang diajarkan. Berdasarkan pengalaman dan informasi yang didapatkan, kebanyakan guru Fisika di Flores lebih senang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran di kelas sehingga yang dominan berperan ialah guru sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia. Terlepas dari adanya keterbatasanketerbatasan sarana dan prasarana, hal ini menunjukan bahwa pengetahuan guru mengenai berbagai metode dan penggunaan media dalam pembelajaran. 1.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. masih cukup minim atau bahkan guru memiliki pengetahuan tetapi tidak diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang membahas konsep konsep abstrak yang sangat sulit jika dijelaskan hanya dengan ceramah saja. Dengan metode ceramah dalam menjelaskan konsep Fisika yang abstrak akan menyebabkan anak lebih cepat bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Jika anak sudah merasa bosan dan jenuh maka materi Fisika yang di ajarkan akan menjadi sulit dipahami. Agar pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif, alangkah baiknya jika guru menerapkan metode pembelajaran yang bisa membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan berbagai media yang atraktif. Menurut Suparno (2013:8), Unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pelajaran, dan (4) hubungan antara guru dan siswa. Dalam belajar Fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar Fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari Fisika sendiri. Dewasa ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Dengan adanya peralatan teknologi semua hal yang sulit menjadi lebih dipermudah, konsep-konsep Fisika yang abstrak dapat dinyatakan dengan begitu menarik dan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Selain itu, anak-anak jaman.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. sekarang sudah sangat akrab dan mahir dalam menggunakan Teknologi sehingga jika guru menerapkan metode pembelajaran yang berbasis Teknologi dalam kelas maka siswa akan menjadi lebih antusias karena hal itu sesuai dengan kegemaran mereka. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Jimmi Zulmandho dengan judul “Korelasi Penggunaan Teknologi Informasi Pada Proses Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa: studi kasus di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta” diperoleh bahwa penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa. Melihat adanya korelasi antara penggunaan teknologi dalam pembelajaran dengan prestasi belajar Fisika siswa dan kecendrungan guru di Flores yang menggunakan metode ceramah ini maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Identifikasi Pengetahuan Guru Mengenai Peran Dan Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran Fisika SMA/MA Di Kelas (Studi Kasus Pada 8 Guru Fisika SMA/MA Di Flores)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang dapat di rumuskan yaitu: 1. Sejauh mana pengetahuan guru di Flores mengenai peran dan pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA di kelas ?.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. 2. Bagaimana guru di Flores merancang suatu konsep pembelajaran berdasarkan pengetahuan mengenai peran dan pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaran di kelas ? 3. Sejauh mana rancangan pembelajaran guru di Flores yang memanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA dapat di terapkan di kelas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah di rumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru di Flores mengenai peranan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA di kelas 2. Untuk mengetahui sejauh mana guru di Flores merancang suatu konsep pembelajaran. berdasarkan. pengetahuan. mengenai. peranan. dan. pemanfaatan Teknologi yang di milikinya dalam pembelajaran Fisika SMA/MA di kelas 3. Untuk mengetahui sejauh mana rancangan pembelajaran guru di Flores yang memanfaatkan Teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA dapat diterapkan dikelas. D. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. 1.. Bagi Sekolah Hasil penelitian menjadi masukan bagi sekolah agar selalu memperhatikan kemampuan. guru. dalam. merancang. konsep. pembelajaran. dan. mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan. dan. kemampuan. guru. dalam. merancang. metode. pembelajaran. 2.. Bagi Guru Sebagai masukan yang berarti sekaligus memotivasi guru agar senantiasa mau mengaplikasikan segala pengetahuan mengenai metode yang di milikinya dalam pembelajaran di kelas.. 3.. Bagi peneliti Sebagai bekal informasi yang mendukung ketika kelak nanti mengemban tugas sebagai guru dan bergelut di dunia kerja yakni di sekolah..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Guru Profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna (Kunandar, 2007: 46). Seorang pengajar, dimana pun dia mengajar; bertugas menyajikan ilmu yang dia miliki kepada peserta didiknya. Agar dapat menularkan ilmu tersebut ia memerlukan pengalaman, pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan ilmu tersebut dengan baik. Ia perlu mengalami kompetensi ‘kedua’ yang memberi bekal kepadanya untuk memoles terutama cara menyajikan topik menjadi lebih menarik, teratur, dan terpadu dengan kompetensi yang terkandung di dalam materi. Hal ini merupakan bagian integral dari teaching performance (kinerja mengajar) seorang pengajar untuk segala jenjang pendidikan. Kinerja mengajar tidak hanya di tinjau dari bagaimana pengajar tersebut menjelaskan isi pembelajaran. Ia harus tahu bagaimana harus menghadapi peserta didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun asesmen belajar, 6.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. menentukan metode atau media; atau bahkan menjawab pertanyaan dengan bijaksana (Prawiradilaga, 2007:3). Dari beberapa aspek kinerja mengajar tersebut salah satunya yaitu guru harus memiliki pengetahuan dalam menentukan metode atau media pembelajaran. Menurut Djamarah, Syaiful B. & Aswan Zein (2010: 72), salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode terkait dengan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Metode sebagai strategi belajar biasa dikaitkan dengan media, dan waktu yang tersedia untuk belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Metode memiliki kedudukan penting dalam pembelajaran, hal inilah yang membuat guru harus mengetahui dan memahaminya dengan baik. Adapun kedudukan metode menurut Djamarah, Syaiful B. & Aswan Zein (2010: 7274), yakni: 1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. belajar mengajar. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik maksudnya metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Metode sebagai strategi pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yan diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat dicapai. Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut diatas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demontrasi atau metode eksperimen. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. Winarno, Surakkhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut: a. Anak didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan, status sosial, jenis kelamin, dan postur tubuh yang berlainan. Jika pada aspek biologis ada persamaan dan perbedaan, maka.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Hal ini terlihat pada cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Selain dari aspek biologis, dari aspek psikologis juga ada perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik juga bermacam-macam, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya. Semua perilaku peserta didik tersebut mewarnai suasana kelas. Dinamika kelas terlihat dengan banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin banyak jumlah anak didik di kelas, semakin mudah terjadi konflik dan cenderung sukar dikelola. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. b. Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang di kehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. c. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruangan sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang dicipatakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan anak didik secara berkelompok. d. Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode belajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. e. Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Ada yang suka bicara dan ada pula yang kurang suka bicara. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan dibidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dicetak sebagai tenaga ahli dibidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. guru. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya pengetahuan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Selain itu, pengalaman mengajar dikelas juga sangat mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Guru yang minim pengalaman belajar akan cenderung sukar memilih metode yang tepat. Metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar. Selain itu, metode sering diterapkan secara kombinasi, tidak tunggal sehingga keterbatasan satu metode dapat diatasi dengan metode lainnya. Metode pembelajaran secara garis besar dapat dikelompokan dalam: . Melekat. dengan. penyajian. guru,. diantaranya. metode. ceramah,. demonstrasi, tanya jawab; . Terkait dengan proses belajar seperti belajar kolaboratif, diskusi, belajar mandiri, metode proyek, metode belajar berbasis masalah,. . Berbasis teknologi, seperti diskusi lewat internet pada kelas maya, tanya jawab baik langsung (synchronuous) maupun tunda (asynchronuous).. Baik media, sumber belajar maupun metode tidak ada yang terbaik atau salah satu mengungguli yang lainnya. Misalnya, alternatif penyajian pengetahuan prosedur adalah tayangan program video untuk topik terkait. Media dan metode ditentukan karena keduanya cocok, tepat, dan sesuai untuk suatu proses belajar (Prawiradilaga, 2007:66-67)..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. Pada penelitian ini, fokus peneliti ialah tentang pengetahuan guru mengenai peran teknologi dan penerapannya, dalam hal ini yang ingin diketahui yaitu sejauh mana teknologi dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar dalam pembelajaran dikelas. B. Teknologi Informasi Zaman ini di tandai dengan kemajuan teknologi informatika atau komputer. Perkembangan teknologi ini telah mengubah dunia kita menjadi lebih sempit dan kecil karena sistem komunikasi yang begitu canggih dan cepat. Kemajuan teknologi ini dapat di lihat dengan makin majunya jaringan komunikasi lewat internet, sms, komunikasi satelit, dan penggunaan komputer dalam segala jenis kehidupan (Suparno, 2013: 66). Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang di gunakan untuk mengolah data dalam hal ini termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan akurat dan tepat waktu. Teknologi informasi menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer. yang. lainnya. sesuai. dengan. kebutuhan,. dan. teknologi. telekomunikasi di gunakan agar data dapat di sebar dan di akses secara global (Hamzah & Nina, 2010: 57). Menurut Rusman dkk (2011: 84-85), Teknologi informasi adalah serangkaian tahapan penanganan informasi, yang meliputi penciptaan sumbersumber informasi, pemeliharaan saluran informasi, seleksi dan transmisi.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpanan & penelusuran informasi, dan penggunaan informasi. Berdasarkan definisi di atas dapat di pahami bahwa teknologi informatika atau komputer memiliki kekhasannya sendiri yakni dalam hal penyebaran informasi dengan sangat cepat dan luas. Komunikasi yang begitu cepat dan luas memungkinkan semua informasi dari suatu bagian dunia diketahui oleh bagian dunia yang lain, sehingga tidak ada “yang tersembunyi”. Penemuan dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di suatu negara dengan cepat dapat di sebarkan dan diakses oleh orang-orang di negara lain. Dengan demikian hasil penemuan itu dapat dimanfaatkan lebih capat dan luas oleh sebanyak mungkin manusia. Kemajuan, penemuan, dan juga model-model pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ditemukan di suatu tempat, dapat pula diakses dari tempat lain sehingga kemajuan itu juga meningkatkan pendidikan di tempattempat lain. (Suparno, 2013:67). Menurut Arsyad (2002) dalam buku pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi karya Rusman dkk (2011), manfaat teknologi informatika atau komputer untuk tujuan pendidikan yaitu : . Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang di inginkan program yang digunakan..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. . Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.. . Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara individual misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.. . Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan program pembelajaran, memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat di pantau.. . Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan peralatan lain seperti CD interaktif, video, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.. C. Metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi Dalam buku Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivis dan Menyenangkan (2013: 117-124), Suparno menjelaskan beberapa metode pembelajaran Fisika. Dari beberapa metode tersebut yang memanfaatkan teknologi informasi ialah sebagai berikut: 1. Metode Simulasi komputer Model pembelajaran modern yang sekarang banyak digunakan dalam pembelajaran Fisika adalah simulasi komputer. Secara sederhana, simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan Fisika, tidak lewat percobaan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. di laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat mempelajarinya dari simulasi itu. Dalam simulasi itu, siswa dapat memanipulasi data, mengumpulkan data, menganalisis data dan mengambil kesimpulan. Dengan proses belajar seperti itu tampak jelas bahwa simulasi komputer merupakan pembelajaran yang kontruktivis karena siswa berproses sendiri membangun pengetahuan mereka. Penggunaan simulasi komputer ini sangat menguntungkan karena siswa dapat melakukannya sendiri berkali-kali tanpa harus ditunggui guru seperti pelajaran dalam kelas. Oleh karena siswa dapat mengulanginya sendiri di luar kelas, maka mereka akan lebih cepat belajar dan menguasai bahan. Dengan demikian, mereka lebih cepat mengerti konsep yang sedang dipelajarinya secara tepat. Keuntungan metode simulasi komputer . Dapat dilakukan oleh siswa kapan pun termasuk di rumah sehingga mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama tanpa terikat guru, jam, atau waktu.. . Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya mahal, dengan cara yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat siswa lebih jelas.. . Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya.. . Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. . Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi komputer dapat membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang mereka lakukan dan lihat.. 2. Internet – e learning Yang sekarang juga sangat berkembang adalah pembelajaran Fisika dengan e-learning, atau electronic learning. Yaitu siswa dapat belajar dari rumah atau darimana pun dimana ada jaringan internet atau intranet dengan guru. Guru memberikan bahannya lewat electronic devices, dan siswa dapat mempelajarinya darimana pun. Dengan berkembangnya pembelajaran lewat e-learning, maka sebenarnya bentuk ruang kelas yang besar kurang diperlukan lagi. Siswa dapat mengakses bahan pembelajaran darimana pun. Dan bahan yang diberikan guru lewat e-learning, dapat terus dipelajari siswa kapan dan dimana pun. Pembelajaran Fisika lewat internet dan juga dengan e-learning banyak sekali menggunakan model simulasi komputer. Tetapi juga ada bahan yang tidak disampaikan dengan model simulasi; tetapi lebih teori juga; meski teori itu disampaikan lewat internet atau juga e-learning. Keuntungan Internet- e-learning . Siswa dapat mempelajari darimana pun, termasuk dari rumahnya. Tidak terbatas pada waktu dan tempat. Maka dari itu, siswa akan cepat menguasai bahan..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. . Pelajaran guru dapat juga diakses orang atau siswa lain, tidak terbatas siswanya sendiri. Bahan yang disiapkan guru dapat berdampak luas, bahkan dapat untuk seluruh dunia.. . Bahan-bahan dari internet sering lebih lengkap dan lebih menarik dengan berbagai ilustrasi.. . Siswa aktif dan sungguh mencari.. 3. Penggunaan Video, CDRom, Films Sudah cukup lama dalam pembelajaran Fisika guru menggunakan video, film, dan CDRom, untuk mempresentasikan topik-topik Fisika yang mau diajarkan kepada siswa. Berbeda dengan simulasi komputer dan CDRom, penggunaan video dan film seringkali tidak memungkinkan siswa melakukan perubahan data-data yang ada. Siswa tidak dapat melakukan manipulasi data sehingga dapat memperoleh berbagai variasi hasil. Siswa hanya mengamati dan melihat lalu setelah itu mendiskusikannya. Dari banyak praktik, video dan film diguakan untuk mempresentasikan bahwa Fisika (entah berupa gambar hidup atau mati) tentang suatu peristiwa fisis yang dapat membantu siswa mengerti isinya. Keuntungan penggunaan video, CDRom, film Keuntungan dengan video dan film, seperti juga dengan CDRom, adalah bahwa kejadiannya dapat diulang atau diputar berkali-kali sehingga siswa dapat terus mengulangi sampai mengerti konsepnya. Bila kejadian itu belum ditangkap, diputar ulang momen yang belum jelas sehingga siswa semakin mengerti. Pada zaman sekarang ini banyak video kamera dijual di.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. mana-mana, maka guru juga dapat membuat peralatan mengajar sendiri sesuai dengan keadaan siswa dan sekolah. Sangat penting kalau kita menggunakan model film atau video, kita mengajak siswa untuk mendiskusikan bahan itu sesudahnya sehingga pengertian siswa semakin bertambah..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu studi kasus. Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam dan komprehensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Segala aspek yang berkaitan dengan kasus dianalisis secara mendalam, sehingga di peroleh generalisasi yang utuh. Salah satu karakteristik metode penelitian studi kasus yaitu data yang diperoleh biasanya data yang bersifat kualitatif, oleh sebab itu pendekatan yang digunakan dalam studi kasus biasanya menggunakan pendekatan kualitatif. ( Sanjaya, 2013: 73-74 ) Dalam riset kualitatif yang bersifat deskriptif , data yang di kumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, keadaan, dari pada bilangan. Termasuk data adalah: transkrip wawancara, fieldnotes, foto, videotapes, dokumen pribadi dan ofisial, memo dan record lain. Informasi dan pengungkapan detail sangat penting dalam riset kualitatif; bukan hanya kesimpulan atau rangkuman. Data penelitian kualitatif cendrung di analisa secara induktif dalam arti tidak mencari data/bukti untuk membuktikan atau tidak membuktikan hipotesa yang di punyai sebelumnya; tetapi lebih mengabstraksi dari hal-hal yang khusus. Hal 21.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. ini di sebut grounded theory; dari bawah. Meaning atau makna merupakan perhatian utama bagi pendekatan kualitatif. Maka peneliti boleh terus bertanya apa maksudnya dari data-data itu (Suparno, 2014: 133-134). B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian di lakukan di beberapa SMA/MA di Flores. SMA/MA tersebut ialah: SMA A, SMA B, SMA C, SMA D, SMA E, SMA F, SMA G, SMA H. 2. Waktu Penelitian di laksanakan pada bulan Mei – Juni 2017. C. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini ialah delapan guru Fisika di 8 SMA/MA yang berbeda di Flores. Adapun kedelapan guru dalam penelitian ini di beri nama Guru K, Guru L, Guru M, Guru N, Guru O, Guru P, Guru Q, dan Guru R. Guru Fisika di jadikan subjek penelitian karena penelitian ini berkaitan dengan pengetahuan guru Fisika. Selain itu, alasan lain yang mendasari pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah karena peneliti berasal dari jurusan pendidikan Fisika. D. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan guru Fisika mengenai peran teknologi dan penerapannya dalam menentukan metode pembelajaran Fisika..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. E. Desain penelitian 1. Kegiatan penelitian Kegiatan awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menghubungi sekolah-sekolah yang ditargetkan sebagai tempat melakukan penelitian. Dari kegiatan awal tersebut maka di peroleh 6 (enam) sekolah negeri dan 2 (dua) sekolah swasta. Setelah medapatkan izin dari pihak sekolah untuk melakukan penelitian, maka langkah selanjutnya yang dilakukan ialah berkoordinasi dengan guru mata pelajaran Fisika mengenai teknik. pengambilan. data. penelitian. dan. mendiskusikan. jadwal. pengambilan data. Dalam menentukan jadwal pengambilan data hal yang perlu diperhatikan yaitu jadwal mengajar guru yang bersangkutan dan jadwal pengambilan data disekolah yang lainnya agar tidak saling bertabrakan. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen wawancara. Wawancara yang dilakukan bersifat bebas tapi terstruktur dengan bantuan pedoman wawancara agar suasana saat wawancara lebih santai dan arah pembicaraan terfokus pada topik yang ingin diteliti. Selama proses wawancara jawaban narasumber bisa diikuti lebih lanjut lagi untuk mendapatkan mendapatkan data yang lebih lengkap. Data informasi hasil wawancara tentang pengetahuan guru mengenai peran dan pemanfaatan teknologi yang diperoleh dari tiap sekolah kemudian dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan penelitian..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. F. Instrumen penelitian Instrumentasi adalah seluruh proses untuk mengumpulkan data. Termasuk didalamnya bagaimana memilih atau mendesain instrumen dan menentukan keadaan agar instrumen itu dapat digunakan. Maka termasuk didalamnya: dimana data akan dikumpulkan; kapan data akan dikumpulkan; berapa kali data akan dikumpulkan; instrumen yang mau digunakan, dan siapa yang akan mengumpulkan data. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi (Suparno, 2014: 53). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara yang dibuat sendiri oleh peneliti. Pedoman wawancara merupakan panduan wawancara yang berisi daftar pertanyaan terkait topik penelitian yang hendak diajukan kepada narasumber. Adapun pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran seperti apa yang sering diterapkan oleh guru dalam kelas 2. Bagaimana respon siswa dengan proses pembelajaran yang diterapkan guru tersebut . Jika baik, apakah itu merupakan alasan bagi guru untuk tetap mempertahankan metode tersebut. . Jika tidak baik, mengapa metode tersebut tetap dilaksanakan. 3. Apakah guru pernah menggunakan metode-metode yang lainnya yang bervariasi dalam pembelajaran dikelas.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. . Jika pernah, metode apa saja yang diterapkan guru. . Jika tidak pernah, mengapa tidak pernah. 4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan bagi guru dalam menentukan suatu metode pembelajaran dalam kelas 5. Menurut guru, apakah teknologi memiliki peranan penting dalam pembelajaran dan peran teknologi informasi seperti apa yang diketahui oleh guru 6. Mengapa teknologi berperan penting dalam pembelajaran 7. Metode-metode pembelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi informasi 8. Menurut guru apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi 9. Berdasarkan pengetahuan mengenai peran teknologi, menurut guru bagaimana rancangan suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan apakah rancangan tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran disekolah bersangkutan 10. Sejauh mana rancangan yang di rancang guru dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah bersangkutan G. Analisis data Analisa data merupakan proses sistematis untuk mencari dan mengatur transkrip interviews, fieldnotes, bahan-bahan lain yang telah dikumpulkan, sehingga dapat menyajikannya pada orang lain (Suparno, 2014:103)..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Dalam penelitian ini, data hasil wawancara akan dianalisis dalam beberapa tahap. Menurut Suparno (2014: 105-106), analisis sesudah pengumpulan data ialah membuat transkrip data, kategorisasi coding, mengerjakan data secara mekanik. Saat membuat transkrip data, semua data yang masih belum berwujud bahasa tertulis perlu ditranskrip ke tulisan lebih dahulu. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dalam bentuk rekaman wawancara. Oleh karena itu, rekaman tersebut perlu ditulis dalam bentuk tulisan. Setelah membuat transkrip data, selanjutnya yaitu kategorisasi coding. Data-data yang sudah ditranskrip, dibaca dengan teliti sekali lagi, dan diberi tanda (coding, kode). Coding diwujudkan dalam suatu kata yang menunjukan isi dari bagian data tertentu. Data-data yang sama codingnya, disatukan, sehingga kita menjadi tahu pola yang sering muncul. Pola yang sama itu kemudian diberi nama dengan konsep tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam mengerjakan data secara mekanik, secara sederhana, peneliti harus memotong-motong data yang sudah diberi kode. Kemudian data-data yang berkode sama disatukan. Setelah disatukan, lalu dibaca sekali lagi, dan diberi nama dengan suatu kategori yang menyatukan isinya. Setelah itu kategori yang dekat disatukan dalam satu konsep yang sama. Langkah selanjutnya peneliti mengurutkan konsep-konsep yang ditemukan. Langkah terakhir adalah menulis laporan secara lengkap berdasarkan konsep-konsep yang ditemukan..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA. A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 tahun ajaran 2016/2017 yang melibatkan delapan SMA/MA dan delapan orang guru Fisika di Flores. Adapun pelaksanaan penelitian pada kedelapan sekolah tersebut dilakukan pada hari dan tanggal yang berbeda. Untuk mempermudah dalam menganalisis dan membahas maka peneliti mengganti nama sekolah menjadi SMA A, SMA B, SMA C, SMA D, SMA E, SMA F, SMA G, dan SMA H. Begitu pula nama guru diganti menjadi Guru K, Guru L, Guru M, Guru N, Guru O, Guru P, Guru Q, dan Guru R. Kegiatan pengambilan data berupa wawancara dengan kedelapan guru dari kedelapan sekolah di Flores ini dilakukan pada waktu luang guru sehingga tidak mengganggu aktivitas pembelajaran di kelas. Adapun daftar pelaksanaan kegiatan wawancara dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Daftar pelaksanaan kegiatan wawancara No. Hari, tanggal dan waktu pengambilan data. 1.. Sabtu, 03 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 09.30 – 10.39 WITA. K di sekolah A. 27. Perlakuan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. No. Hari, tanggal dan waktu pengambilan data. 2.. 3.. Perlakuan. Kamis, 08 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 11.15 – 12.22 WITA. L di sekolah B. Sabtu, 03 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 12.30 – 14.00 WITA. M di sekolah C. Senin, 05 Juni 2017 Pukul 08.00 – 09.30 WITA 4.. 5.. 6.. 7.. 8.. Rabu, 07 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 09.00 – 10.05 WITA. N di sekolah D. Jumat, 02 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 09.10 – 09.51 WITA. O di sekolah E. Rabu, 31 Mei 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 09.40 – 10.35 WITA. P di sekolah F. Senin, 05 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 12.05 – 13.30 WITA. Q di sekolah G. Selasa, 06 Juni 2017. Wawancara dengan guru. Pukul 14.38 – 15.22 WITA. R di sekolah H. B. Deskripsi Guru Subjek yang diteliti dalam penelitian ini ialah delapan guru SMA/MA dari delapan sekolah yang berbeda di Flores. Alasan guru meneliti delapan guru Fisika ialah agar data yang diperoleh lengkap, bervariasi, dan dapat mewakili.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. guru di Flores. Berdasarkan hasil wawancara, kedelapan guru yang diteliti tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Guru K Guru K adalah seorang guru laki-laki berstatus PNS yang merupakan lulusan dari salah satu universitas negeri di Kupang tahun 2002 dengan pengalaman mengajar selama 15 tahun. Guru K pernah mengikuti pelatihan guru di Jakarta, instruktur guru Fisika di Ruteng dan di Ende, sosialisasi K13 di Ende. Proses pembelajaran yang sering dilakukan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab, serta demonstrasi dan eksperimen (tergantung materi). Dalam menentukan metode pembelajaran dalam kelas guru K biasanya mempertimbangkan faktor materi. 2. Guru L Guru L adalah seorang guru laki-laki berstatus PNS yang merupakan lulusan dari salah satu universitas negeri di Kupang tahun 2004 dengan pengalaman mengajar selama 12 tahun. Guru L belum pernah mengikuti pelatihan. Proses pembelajaran yang sering dilakukan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab, dan kadang-kadang demonstrasi dan eksperimen. Dalam menentukan metode pembelajaran dalam kelas guru L biasanya mempertimbangkan faktor karakter siswa. 3. Guru M Guru M adalah seorang guru perempuan berstatus honorer yang merupakan lulusan dari salah satu universitas swasta di Ende tahun 2015 dengan pengalaman mengajar selama 3 tahun. Guru M pernah mengikuti sosialisasi.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. K13 di Ruteng. Proses pembelajaran yang sering dilakukan yaitu ceramah aktif, diskusi, tanya jawab, eksperimen sederhana. Dalam menentukan metode pembelajaran dalam kelas guru M biasanya mempertimbangkan faktor materi. 4. Guru N Guru N adalah seorang guru laki-laki berstatus PNS yang merupakan lulusan dari salah satu universitas negeri di Kupang tahun 2011 dengan pengalaman mengajar selama 7 tahun. Guru N tidak pernah mengikuti pelatihan guru dimana pun. Proses pembelajaran yang sering digunakan yaitu ceramah aktif, diskusi, dan demonstrasi. Dalam menentukan metode pembelajaran dalam kelas guru N biasanya mempertimbangkan faktor karakter siswa. 5. Guru O Guru O adalah seorang guru perempuan berstatus PNS yang merupakan lulusan dari salah satu universitas negeri di Kupang tahun 2009 dengan pengalaman mengajar selama 9 tahun. Guru O pernah mengikuti pelatihan profesional seorang guru di Ruteng, pelatihan TEQIP, dan pelatihan alat laboratorium menggunakan PPT. Pembelajaran yang sering dilakukan yaitu ceramah aktif, diskusi, dan demonstrasi (tergantung materi). Dalam menentukan metode pembelajaran guru O biasanya mempertimbangkan faktor karakter siswa..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. 6. Guru P Guru P adalah seorang guru perempuan berstatus PNS yang merupakan lulusan dari salah satu universitas negeri di Palangkaraya tahun 2000 dengan pengalaman mengajar selama 18 tahun. Guru P pernah mengikuti MGMP. Pembelajaran yang sering dilakukan yaitu ceramah aktif, diskusi, dan demonstrasi (tergantung materi). Dalam menentukan metode pembelajaran guru P biasanya mempertimbangkan faktor materi pelajaran. 7. Guru Q Guru Q adalah seorang guru laki-laki berstatus PNS yang merupakan lulusan dari salah satu universitas swasta di Yogyakarta tahun 2001 dengan pengalaman mengajar selama 18 tahun. Guru Q pernah mengikuti pelatihan Center MIPA di NTT, Pelatihan Fasilitator Penyusun Soal USBN Tingkat Nasional, Pelatihan PROKTOR (Pelaksanaan Operator Ruangan) untuk UNBK. Pembelajaran yang sering dilakukakan yaitu ceramah aktif. Dalam menentukan metode pembelajaran dalam kelas guru Q biasanya mempertimbangkan faktor karakter siswa. 8. Guru R Guru R adalah guru laki-laki berstatus swasta yang merupakan lulusan dari salah satu universitas negeri di Kupang tahun 1986 dengan pengalaman mengajar selama 32 tahun. Guru R pernah mengikuti pelatihan Tutor PGSD dari UT, mengikuti pelatihan Center MIPA bersama guru-guru di Kabupaten Flores Timur dan Pelatihan Center MIPA bersama guru-guru Provinsi NTT di Kupang. Pembelajaran yang sering dilakukan yaitu diskusi.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. dan membagi siswa dalam bentuk kelompok untuk mencari bahan pelajaran di perpustakaan lalu dibuat dalam bentuk laporan. Dalam menentukan metode pembelajaran dalam kelas guru R biasanya mempertimbangkan faktor materi pembelajaran. C. Data penelitian Proses pengumpulan data yang telah dilakukan yaitu dengan mewawancarai masing-masing guru. Rekaman hasil wawancara kemudian ditranskrip. Adapun hasil transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran. D. Analisis data dan pembahasan Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru di Flores mengenai peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika SMA/MA di kelas, peneliti membagi data dalam tiga kategori yaitu (1) Pengetahuan guru mengenai peran teknologi dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika, (2) Rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran Fisika, (3) Penerapan proses belajar mengajar melalui integrasi teknologi dalam pembelajaran Fisika. Dari ketiga kategori umum ini peneliti selanjutnya mengategorikannya lagi dalam beberapa konsep kecil yang lebih spesifik. 1.. Pengetahuan guru mengenai peran teknologi dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika. Seorang pengajar, dimana pun dia mengajar; bertugas menyajikan ilmu yang dia miliki kepada peserta didiknya. Agar dapat menularkan ilmu.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. tersebut ia memerlukan pengalaman, pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan ilmu tersebut dengan baik. Ia perlu mengalami kompetensi ‘kedua’ yang memberi bekal kepadanya untuk memoles terutama cara menyajikan topik menjadi lebih menarik, teratur, dan terpadu dengan kompetensi yang terkandung didalam materi (Prawiradilaga, 2007:3). Dari hasil wawancara tentang pengetahuan guru mengenai peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika dijumpai bahwa masing-masing. guru. memiliki. pengetahuan. yang. berbeda-beda.. Pengetahuan yang berbeda-beda disini maksudnya yakni ada guru yang mengetahui peran teknologi sebagai media belajar, ada guru yang mengetahui peran teknologi sebagai sumber belajar, dan ada pula guru yang mengetahui peran teknologi sebagai media belajar sekaligus sumber belajar. a. Peran teknologi sebagai media belajar Guru yang mengetahui peran teknologi sebagai media belajar yaitu guru L, guru O, guru P, dan guru R. Keempat guru tersebut dikatakan mengetahui peran teknologi sebagai media belajar karena dalam menjelaskan peran teknologi yang dimilikinya keempat guru tersebut yakni guru L, guru O, guru P, dan guru R lebih menekankan pada bagaimana media teknologi seperti LCD Proyektor dapat digunakan untuk menampilkan PPT, animasi, video, dan simulasi yang membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. Berikut ini pernyataan guru L, guru O, guru P, dan guru R yang menunjukan peran teknologi yang dimilikinya yaitu sebagai media belajar. “Perannya penting sekali terutama dalam penyajian materi. Mediamedia yang penting misalnya LCD Proyektor untuk menayangkan video-video dan aplikasi-aplikasi lain yang membantu untuk mempermudah anak-anak memahami materi”. (Guru L) Dari pernyataan guru L dapat dilihat. peran teknologi yang. dimaksudkan ialah sebagai media yang digunakan untuk menyajikan materi pelajaran agar menjadi lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh siswa. Guru L juga mengatakan bahwa dengan teknologi dalam hal ini sebagai media belajar dapat membuat siswa melihat secara langsung proses kerja suatu sistem yang akan sulit dipahami jika dijelaskan hanya dengan kata-kata. Adapun media belajar yang dimaksudkan oleh guru L yaitu LCD proyektor yang dapat digunakan untuk menampilkan video dan aplikasi-aplikasi lainnya. Meski memiliki pengetahuan mengenai peran teknologi sebagai media belajar, guru L tidak pernah menerapkan teknologi sebagai media belajar seperti yang diketahuinya dalam pembelajaran di kelas. “Menurut saya teknologi itu punya peranan penting dalam pembelajaran Fisika. Dulu, waktu saya mengajar di SMP saya pernah ikut pelatihan tentang animasi-animasi tentang materi-materi Fisika. Memang kalau kita lihat, kalau tidak ada alat-alat untuk demostrasi atau praktek, kita bisa pakai animasi-animasi untuk simulasi.” (Guru O).

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. Peran teknologi yang diketahui oleh guru O jika dilihat dari pernyataan diatas yaitu sebagai media belajar yang dapat digunakan sebagai alternatif. yang sangat baik apabila peralatan untuk melakukan. demonstrasi atau praktikum tidak dapat disediakan. Menurut guru O jika pada materi tertentu yang harusnya dipraktikan tetapi peralatan praktik tidak ada maka guru dapat menggunakan animasi-animasi dan simulasi yang ditampilkan menggunakan LCD proyektor untuk menjelaskan materi tersebut. Guru O juga megatakan bahwa keuntungan menggunakan teknologi sebagai media yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena materi yang dipelajari menjadi lebih menarik. Pengetahuan yang dimiliki oleh guru O belum dikatakan lengkap karena dalam pembelajaran di kelas guru O tidak pernah menerapkan teknologi sebagai media belajar seperti yang diketahuinya. “Kalau pake PPT mereka pasti lebih fokus kedepan, jadi ketika kita menyampaikan sesuatu, mereka melihat itu dibandingkan mereka lihat buku sambil dengar ceramah dari guru.” “Kalau kemarin, saya di optik itu, karena itu banyak penjelasannya. Jadi saya ambil, ada yang saya kasih 2 kali pakai PPT. Kalau materinya banyak dalam satu bab itu, mau tidak mau saya pakai PPT.”(Guru P) Peran teknologi yang diketahui oleh guru P dari pernyataan diatas yaitu sebagai media yang dapat digunakan untuk menampilkan materi dalam bentuk PPT. Guru P menggunakan PPT untuk menjelaskan materi Fisika karena dengan PPT siswa akan lebih fokus dalam memperhatikan materi yang ditampilkan dan penjelasan guru.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. dibandingkan jika harus melihat buku sambil mendengar ceramah. Tidak hanya memiliki pengetahuan saja, dalam proses pembelajaran di kelas guru P juga menerapkan peran teknologi yang diketahuinya yakni menggunakan PPT untuk menjelaskan materi optik. “Yang saya tahu itu teknologi itu hanya merangsang peserta didik untuk bisa menangkap materi dan bisa berimajinasi sendiri.” (Guru R) Dari pernyatan guru R dapat dilihat bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh guru R yaitu peran teknologi sebagai media belajar dimana penggunaan media teknologi ini dapat merangsang siswa untuk bisa menangkap materi pelajaran dan meningkatkan daya imajinasi siswa. Guru R juga mengatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran yang memanfaatkan. media. teknologi. yaitu. dapat. membuat. siswa. menemukan hal-hal baru yang tidak ada dalam buku pelajaran dan dapat membuat siswa lebih berantusias dalam mengikuti pelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup. Pengetahuan guru R mengenai peran teknologi sebagai media belajar belum pernah di terapkan dalam pembelajaran dikelas. b. Peran teknologi sebagai sumber belajar Peran teknologi sebagai sumber belajar diketahui oleh guru M. Menurut guru M, teknologi sebagai sumber belajar karena materi yang disediakan dalam internet lebih lengkap sehingga ketika penjabaran materi yang ada dalam buku masih kurang lengkap guru akan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. menggunakan internet untuk. melengkapinya.. Teknologi. yang. dimaksudkan oleh guru M yaitu internet. Berikut ini pernyataan guru M mengenai peran teknologi sebagai sumber belajar. “Menurut saya, terkadang di buku itu materinya kurang lengkap maksudnya begini penjabaran materinya ada yang secara umum ada yang secara khusus. Nah untuk melengkapi ini biasanya saya cari di internet.” (Guru M). Meskipun memiliki pengetahuan tentang peran teknologi sebagai sumber belajar akan tetapi dalam proses pembelajaran di kelas guru M tidak pernah menerapkan pengetahuan yang dimilikinya tersebut. c.. Peran teknologi sebagai media sekaligus sumber belajar Guru yang mengatakan bahwa peran teknologi dapat sebagai media sekaligus sumber belajar ialah guru K, guru N, dan guru Q. Ketiga guru tersebut dikatakan mengetahui peran teknologi sebagai media sekaligus sumber belajar karena dalam menjelaskan peran teknologi, keempat guru tersebut yakni guru K, guru N, dan guru Q lebih menekankan pada penggunaan media seperti LCD proyektor untuk menampilkan video, animasi, dan simulasi juga penggunaan internet sebagai sumber referensi materi. Berikut pernyataan guru K, guru N, dan guru Q mengenai peran teknologi sebagai media sekaligus sumber belajar..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. “Saya sering menggunakan PPT. Terkadang siswa yang mempresentasikan materi dengan PPT. Siswa kebanyakan sudah mahir menggunakan PPT karena beberapa siswa sudah memiliki laptop. Isi PPT yaitu berupa ringkasan materi dan animasi-animasi bergambar yang menarik. Saya pernah bawakan materi tentang bel listrik. Dengan itu siswa tahu proses dan sistem kerjanya. Itu saya pernah saya gunakan itu dengan menggunakan laptop dan powerpoint kemudian ditampilkan. Kalau kita hanya jelaskan secara lisan mungkin siswa susah membayangkannya.” “Kenapa teknologi berperan penting karena dulu kami waktu masih kuliah, mau butuh ini itu harus ke perpustakaan daerah untuk mencari dan itu pun belum tentu ada. Tetapi sekarang dengan mengklik salah satu judul saja semua pasti muncul dan semuanya ada. Hal ini mempermudah siswa untuk lebih tahu dan bahkan guru juga harus mengikuti perkembangan itu.”(Guru K) Dari pernyataan guru K dapat dilihat bahwa pengetahuan guru K mengenai peran teknologi sebagai media belajar ditunjukan dengan cara menggunakan PPT yang berisi animasi-animasi yang menarik sebagai media bantu dalam menjelaskan materi pembelajaran dan bahkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan presentasi materi menggunakan PPT. Adapun isi dari PPT biasanya merupakan ringkasan materi mengenai suatu topik, dengan memberi kesempatan. kepada. siswa. untuk. menggunakan. PPT. dan. mempresentasikan materi sendiri maka siwa akan semakin mahir menggunakan teknologi, siswa akan menjadi lebih bijak dalam memilih dan memilah materi apa saja yang perlu untuk dipelajari dan kemampuan verbal siswa dalam menjelaskan sesuatu akan menjadi lebih. baik.. Tidak. hanya. untuk. presentasi,. dengan. bantuan. LCD/proyektor guru K juga menjelaskan materi mengenai listrik menggunakan video simulasi yang ditampilkan dihadapan siswa..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. Menurut guru K materi mengenai listrik baik cara kerja bel listrik maupun induksi magnet yang menghasilkan listrik keduanya merupakan materi yang tergolong abstrak sehingga tidak cukup jika hanya dijelaskan dengan ceramah saja. Dengan ceramah saja siswa akan kesusahan untuk membayangkan maksud yang mau disampaikan guru, susah untuk membayangkan prosesnya, susah untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antar beberapa komponen dalam suatu sistem kerja tetapi dengan video simulasi siswa akan menjadi lebih mudah memahami semuanya baik maksud yang mau disampaikan guru, memahami prosesnya, serta mengetahui komponen-komponen apa saja yang berperan dalam sistem kerja tersebut karena mereka melihat sendiri proses dan sistem kerjanya melalui tayangan video. Selain sebagai media belajar guru K juga mengetahui peran teknologi sebagai sumber belajar. Guru K mengatakan bahwa dengan teknologi dalam hal ini internet siswa menjadi lebih luas pengetahuannya, lebih mandiri dalam mengolah pengetahuannya sendiri. “Kita memberikan masalah kepada mereka dan meminta mereka untuk mencari informasi berkaitan dengan masalah tersebut, sebelum memulai pembelajaran atau satu minggu sebelum pembelajaran, biasanya saya meminta mereka untuk mencari tahu di internet.” “Saya menggunakan power point biasanya untuk topik besaran dan satuan, tentang fluida.” (Guru N) Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa guru N memandang teknologi sebagai sumber belajar yang memperluas wawasan siswa sehingga cenderung memberi wewenang kepada siswa untuk.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. mengakses materi pelajarannya sendiri lalu kemudian dibahas bersama sebagai bentuk pertanggung jawaban. Guru N juga mengatakan bahwa kelebihan dari pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika yaitu siswa bisa belajar lebih mandiri untuk mencari tahu hal-hal yang baru yang dapat menambah pengetahuan mereka mengenai materi pelajaran Fisika dan tidak selalu mengandalkan guru. Sadar akan kelebihan ini, guru N dalam pembelajaran Fisika menggunakan metode identifikasi masalah, dimana sebelum berpindah ke topik pembahasan berikutnya beliau menugaskan siswa untuk memecahkan persoalan Fisika dengan mencari sendiri dan belajar sendiri dari internet. Tidak hanya sebatas sumber belajar, guru N juga menggunakan teknologi seperti LCD proyektor untuk menampilkan PPT mengenai materi besaran dan satuan serta materi mengenai fluida. Dengan menggunakan PPT untuk menjelaskan materi pelajaran maka dapat dikatakan bahwa guru N juga mengetahui peran teknologi sebagai media belajar. “Saya menggunakan smartphone saat pembelajaran Fisika. Yang berikutnya, anak-anak sekarang kalau disuruh untuk membuka buku dan baca itu pasti sangat susah. Tetapi coba disuruh untuk mengambil misalnya smartphone dan menyuruh mereka membaca pasti mereka sangat tertarik.” (Guru Q) Dari pernyataan guru Q diketahui bahwa guru memanfaatkan media seperti smartphone dalam pembelajaran dengan sumber belajarnya yaitu internet. Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk menggunakan smartphone dalam kelas untuk mengakses materi pelajaran dari internet. Menurut guru Q siswa sekarang terbiasa dan.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. akrab dengan teknologi informasi seperti smartphone sehingga jika disuruh menggunakan smartphone tersebut dalam mencari dan membaca materi pelajaran siswa akan lebih antusias dan lebih tertarik. Selain menggunakan smartphone guru Q juga mengetahui tentang penggunaan simulasi komputer dalam pembelajaran akan tetapi pengetahuan mengenai simulasi ini tidak pernah diterapkannya dalam pembelajaran. Pengetahuan guru mengenai peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran tidak dipengaruhi oleh pengalaman belajar maupun instansi tempat guru mengajar melainkan dipengaruhi oleh kepekaan guru terhadap maraknya perkembangan teknologi modern dikalangan siswa jaman sekarang serta niat dan kemauan guru untuk berani mengikuti perkembangan tersebut. Keberanian mengikuti perkembangan teknologi inilah yang juga dimiliki oleh kedelapan guru di Flores yakni guru K, guru L, guru M, guru N, guru O, guru P, guru Q, dan guru R yang masing masing ditunjukan dengan adanya pengetahuan mengenai peran teknologi dan pemanfaatannya meskipun dalam pembelajaran pengetahuan tersebut masih jarang diterapkan. Berdasarkan analisis hasil wawancara disimpulkan bahwa rata-rata guru di Flores mengetahui peran dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dikelas yaitu sebagai media belajar, sebagai sumber belajar, dan sebagai media sekaligus sumber belajar. Namun dari kedelapan guru yang diwawancarai tersebut ditemukan bahwa ada.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42. empat guru yakni guru K, guru N, guru P, dan guru Q yang menerapkan pengetahuan yang dimilikinya mengenai peran teknologi dalam pembelajaran. Maka dari itu dapat dikatakan juga bahwa baru sebagian guru di Flores telah menerapkan pengetahuan mengenai peran dan pemanfaatan teknologi yang dimilikinya secara menyeluruh dalam pembelajaran. 2.. Rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran Fisika. Metode terkait dengan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Metode sebagai strategi belajar biasa dikaitkan dengan media, dan waktu yang tersedia untuk belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Adapun dasar yang harus dimiliki guru sebelum merancang suatu metode pembelajaran yaitu pengetahuan mengenai metode yang ingin dirancang tersebut dalam hal ini yakni metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi. Ketika proses wawancara mengenai rancangan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran Fisika berlangsung, peneliti tidak sempat meminta rancangan pembelajaran yang lengkap berupa RPP kepada guru melainkan rancangan pembelajaran sederhana berupa deskripsian yang dideskripsikan saja oleh guru. Dari hasil wawancara ditemui bahwa masing-masing guru ada yang memiliki rancangan pembelajaran berbeda dan ada pula yang hampir sama. Guru yang memiliki rancangan pembelajaran yang.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 43. berbeda ialah guru R dimana dalam rancangan pembelajarannya guru R lebih menekankan pada pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar bagi siswa. Berikut ini merupakan pernyataan guru R mengenai rancangan pembelajaran yang memanfaatan teknologi sebagai sumber belajar. “Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran anak mencari sendiri. Misalnya, saya meminta mereka untuk belajar tentang topik tekanan, silahkan mereka cari sendiri di internet mengenai apa itu tekanan baik definisi maupun rumusan matematisnya serta sebutkan juga contoh penerapannya dalam kegiatan sehari-hari. Hasil akhirnya akan dipresentasikan. Disini guru fungsinya hanya membimbing.” (Guru R). Guru R mengatakan bahwa rancangan pembelajaran menurutnya yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana ketika masuk ke kelas guru hanya akan menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian siswa sendiri yang akan mencari materi pembelajarannya melalui internet baik mengenai definisi, rumusan matematis, contoh nyata konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa menemukan dan mempelajari sendiri materi pelajarannya guru akan meminta siswa untuk mempresentasikan hasilnya didepan kelas lalu kemudian dibahas bersama. Pada pembelajaran yang berpusat pada siswa ini siswa mengambil tanggung jawab yang lebih untuk memantau kemajuan belajar mereka sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan rancangan berupa pembelajaran yang berpusat pada siswa menunjukan bahwa guru R memahami sekaligus mengetahui kedudukan metode dalam pembelajaran yaitu sebagai strategi pembelajaran dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Dari pernyataan guru R dapat dikatakan bahwa teknologi yang dimaksudkan oleh guru R ialah internet..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44. Internet dapat dikatakan sebagai sumber belajar karena bahan-bahan dari internet sering lengkap dan lebih menarik dengan dilengkapi dengan animasi menarik sehingga dengan mengakses internet siswa dapat mencari sendiri dan mempelajari sendiri topik pelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Hal ini sedikit tidak bersesuaian dengan pengetahuan yang dimiliki oleh guru R yakni lebih menekankan pada pemanfaatan teknologi sebagai media dalam pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang memanfaatkan internet dari guru R dapat dikatakan rancangan yang baik karena secara teori (Suparno, 2013:121) pembelajaran memanfaatkan internet membuat semakin aktif untuk mencari materi. Selain itu siswa dapat belajar dimana pun dan kapan pun tanpa terbatas waktu dan tempat sehingga siswa akan lebih mudah menguasai bahan. Sedangkan guru K, guru L, guru M, guru N, guru O, guru P, dan guru Q memiliki rancangan pembelajaran yang hampir sama. Dikatakan hampir sama karena hampir semua rancangan pembelajaran yang dirancang oleh guru-guru tersebut menekankan pada pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Berikut ini ialah pernyataan guru K, guru L, guru M, guru N, guru O, guru P, dan guru Q mengenai rancangan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi: “Kalau pake teknologi kan dari jam pertama, kedua, dan ketiga tidak semuanya pake itu. Awalnya kita jelaskan materinya ini terus untuk contohnya kita tampilkan pake LCD dan laptop setelah selesai dibahas kita lanjutkan dengan materi lagi. Yang penting pada saat-saat mana materinya harus dijelaskan pake LCD agar siswa bisa melihat ya harus pake itu.”(Guru K).

Gambar

Tabel 4.1. Daftar Pelaksanaan Penelitian ........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi pengolahan beras jagung yang tepat tanpa memaksakan produk akhirnya bersifat instant. Teknologi pengolahan beras jagung

Ketika bunga bank dipersepsikan negatif karena dimaknai sama dengan Riba, maka value atau nilai produk Bank Konvensional menjadi berkurang nilainya bagi informan yang

Metode Penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh dari PKBI Sumatera Utara pada umumnya sudah baik, yakni disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang menjadi sasaran

Pada menu ini Konselor diminta untuk menginput tanggal awal dan tanggal akhir history antrean yang ingin ditampilkan, Sistem akan menampilkan nomor antrean mahasiswa, NIM

Memenuhi Selama tiga bulan terakhir (September s.d Nopember) 2015 laporan produksi UD COCOCRAFT KREASI GEMILANG sesuai dengan laporan mutasi kayu pada periode yang sama.

membangun persepsi konsumen terhadap suatu produk. Brand Equity sendiri akan memberikan alasan untuk para konsumenya untuk melakukan pembelian dengan berbagai

Dari simulasi tersebut nantinya akan digunakan untuk evaluasi tegangan lebih yang terjadi akibat backflashover terhadap model pentanahan menara saluran transmisi

Kemudian pada masing-masing jenis bunga tersebut akan di konversi menjadi citra model warna HSV, lalu dilanjutkan pada tahap ekstraksi ciri HOG dan hasil dari citra