• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Staf OJT EE IV - Arifin Edit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Telaah Staf OJT EE IV - Arifin Edit"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PT PLN (PERSERO)

UNIT PELAKSANA KONSTRUKSI

PLTU PANGKALAN SUSU

TELAAHAN STAF

NAMA

: ARIFIN AMRI

NIP

: 8409691Z

JABATAN : ASSISTANT ENGINEER TEKNIK SIPIL

JUDUL

: UPAYA PERCEPATAN COD PLTU PANGKALAN

SUSU DENGAN PERCEPATAN KONSTRUKSI

INTAKE CANAL

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Upaya Percepatan COD PLTU Pangkalan Susu Dengan Percepatan Konstruksi Intake Canal

NAMA : Arifin Amri

NIP : 8409691Z

JABATAN : Assistant Engineer Teknik Sipil

Menyetujui Pangkalan Susu, 05 Juni 2013

Mentor Siswa OJT

Manager UPK

Ir. Hamansyah Purba, MEng.Mngt Arifin Amri, S.T.

NIP : 6595049P NIP : 8409691Z

Mengetahui,

Manager Bidang Keu, SDM & Adm Manager PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) UIP Kit. Sumatera I UPK PLTU Pangkalan Susu

Ibenzani , S.E. Ir. Hamansyah Purba, MEng.Mngt

NIP : 6693099Z NIP : 6595049P

(3)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan Telaahan Staf dengan judul “Upaya Percepatan COD PLTU Pangkalan Susu Dengan Percepatan Konstruksi Intake Canal” sebagai evaluasi terhadap program On The Job Training (OJT) untuk Diklat Executive Education IV yang diikuti penulis di PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Konstruksi PLTU Pangkalan Susu – Sumatera Utara. Selama penyusunan Telaahan Staf ini banyak bimbingan dan bantuan yang penulis dapatkan. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah, Ibu, Uni, Istri dan Anakku tercinta

2. Ir. Hamansyah Purba, MEng.Mngt sebagai Mentor sekaligus Manager PT PLN (Persero) UPK PLTU Pangkalan Susu

3. Seluruh rekan-rekan pegawai PT PLN (Persero) UPK PLTU Pangkalan Susu 4. Para instruktur dan pegawai PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan untuk perbaikan Telaahan Staf ini. Semoga Telaahan Staf ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait.

Pangkalan Susu, 05 Juni 2013 Penulis

Arifin Amri

(4)

... iv

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II PERMASALAHAN...3

BAB III PERSOALAN...4

BAB IV PRA ANGGAPAN...5

BAB V FAKTA YANG MEMPENGARUHI...6

5.1 Terjadi Longsoran Tanah...6

5.5 Pekerjaan Penggalian Tanah...9

5.6 Perbaikan Struktur Tanah...10

... 11

5.7 Pengerukan Laut...11

5.8 Pekerjaan Tiang Pancang...11

5.9 Sumber Daya...11

BAB VI PEMBAHASAN...13

6.1 Gambaran Umum Konstruksi Intake Canal...13

6.2 Tanah Lunak Pada Konstruksi Intake Canal di Daerah Daratan...14

BAB VII KESIMPULAN...17

BAB VIII TINDAKAN YANG DISARANKAN...18

REFERENSI... 19

LAMPIRAN 1 Layout PLTU Pangkalan Susu...20

LAMPIRAN 2 Layout Intake Canal...21

LAMPIRAN 3 Cross Section Intake Canal...22

LAMPIRAN 4 Milestone KPI...23 LAMPIRAN PENDUKUNG ... Error: Reference source not found

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Longsoran tanah pada slope canal 30 April 2012 ... 6

Gambar 2. Longsoran tanah pada slope canal 1 Mei 2013 ... 6

Gambar 3. Leaning pile area retaining wall 17 Mei 2013 ... 7

Gambar 4. Longsoran tanah pada slope canal 31 Mei 2013 ... 7

Gambar 5. Area retaining wall tergenang air pada 21 Mei 2013 ... 8

Gambar 6. Area canal tergenang air pada 26 November 2012 ... 8

Gambar 7. Penimbunan tanah sebelum pekerjaan penggalian ... 9

Gambar 8. Pekerjaan penggalian tanah ... 10

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sumber daya peralatan dan tenaga kerja...12 Tabel 2. Schedule Intake Canal yang diajukan kontraktor...14 Tabel 3. Schedule percepatan Intake Canal...14

(7)

ABSTRAK

Intake Canal adalah sarana penyalur air berupa saluran terbuka (canal) untuk kebutuhan sistem pendingin operasi PLTU. Keterlambatan penyelesaian konstruksi Intake Canal menyebabkan tidak dapat tersedianya air untuk operasi PLTU sehingga akan mengakibatkan keterlambatan COD. Konstruksi Intake Canal PLTU Pangkalan Susu mengalami kesulitan/keterlambatan karena volume pekerjaan tanah yang besar, terjadi longsoran akibat jenis tanah yang lunak, konstruksi Intake Canal pada daerah perairan/laut yang cukup panjang dan sumber daya yang terbatas. Diperlukan upaya untuk mempercepat penyelesaian Intake Canal dari jadwal yang diajukan oleh kontraktor agar kesiapan air untuk mendukung COD terpenuhi sebelum tahap First Firing PLTU Unit-2 pada 15 September 2013. Metode konstruksi Intake Canal pada mulanya dilakukan secara bertahap mulai dari daratan hingga daerah perairan/laut. Untuk mempercepat penyelesaian Intake Canal dilakukan dengan perubahan metode dan pembagian area kerja. Kondisi tanah lunak dan longsoran tanah dapat diatasi dengan treatment khusus untuk meningkatkan kekerasan struktur tanah. Upaya mempercepat pemancangan di daerah perairan/laut dilakukan dengan penimbunan tanah dahulu untuk mendapatkan akses alat berat melakukan pemancangan dari darat. Upaya untuk menyediakan pasokan air tepat waktu agar dapat digunakan pada tahap First Firing dilakukan dengan menyelesaikan sebagian konstruksi Intake Canal di daerah perairan/laut agar dapat mengalirkan air tanpa harus menunggu konstruksi selesai seluruhnya. Penambahan tenaga kerja dan peralatan juga diupayakan agar dapat meningkatkan produktivitas sehingga pekerjaan konstruksi lebih cepat selesai.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek PLTU Pangkalan Susu berkapastitas 2 x 200 MW adalah salah satu dari proyek pembangunan 10 PLTU di Jawa dan 25 PLTU di Luar Jawa Bali atau yang dikenal dengan nama Proyek Percepatan PLTU 10.000 MW. Pembangunan proyek ini berdasarkan pada Peraturan Presiden RI (Perpres) Nomor 71 Tahun 2006, tanggal 05 Juli 2006 tentang penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan batubara. Tujuan pembangunan proyek tersebut guna memenuhi pasokan tenaga listrik yang masih defisit hingga beberapa tahun mendatang dan akan terus berkembang serta menunjang program perluasan (diversifikasi) energi untuk pembangkit tenaga listrik dari bahan bakar minyak ke batubara.

Intake Canal memiliki fungsi yang sangat vital sebagai saluran air sistem pendingin utama dalam pengoperasian PLTU, dalam hal ini Intake Canal adalah sarana penyalur air berupa saluran terbuka (canal) untuk air laut yang akan digunakan sebagai air pendingin agar dapat dipasok secara terus-menerus. PLTU tidak dapat beroperasi tanpa ketersediaan air. Bahkan sebelum beroperasi, yaitu pada tahap pengujian (commisioning) air sudah dibutuhkan. Kebutuhan air sudah perlu pada saat pengujian Hydrotest Boiler, First Firing, Steam Blow, First Synchronize, Reliability Run, Performance test dan seterusnya. Dengan demikian penyelesaian PLTU sampai dengan COD membutuhkan air dan dalam hal ini Intake Canal sebagai saluran air sangat dibutuhkan.

Konstruksi Intake Canal berada pada jalur kritis schedule (Milestone) pembangunan PLTU Pangkalan Susu. Berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) Manajemen PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I tahun 2013 bahwa jadwal Commercial Operation Date (COD) PLTU Pangkalan Susu untuk Unit-2 pada 31 Maret 2014 dan Unit-1 pada 31 Mei 2014.

(9)

Ketepatan jadwal penyelesaian proyek tersebut salah satunya bergantung pada penyelesaian pembangunan Intake Canal.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah, ruang lingkup penulisan dan asumsi proses pelaksanaan konstruksi Intake Canal PLTU Pangkalan Susu dalam Telaahan Staf EE IV ini adalah :

1. Ketersediaan pasokan air dari Intake Canal hanya merupakan salah satu persyaratan terlaksananya COD, masih ada persyaratan lain tetapi tidak dibahas dalam Telaahan Staf ini.

2. Analisa schedule berdasarkan hari kerja normatif tidak memperhitungkan keadaan force majeur seperti hujan, banjir, mogok kerja, dll.

3. Asumsi dan perhitungan produktivitas sumber daya bekerja pada kondisi normal.

(10)

BAB II PERMASALAHAN

Proses pelaksanaan konstruksi Intake Canal PLTU Pangkalan Susu memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dimana lokasinya terbagi menjadi 2 (dua) daerah yaitu di daratan dan di perairan/laut. Lokasi pekerjaan di darat dengan kondisi tanah yang lunak mengalami kesulitan dimana telah terjadi longsor beberapa kali. Sementara, lokasi pekerjaan di perairan/laut juga mengalami kesulitan dimana kondisi laut dangkal menyulitkan pemancangan dengan tug boat dan tidak dapat dilalui alat berat (pile driving). Kedua proses konstruksi tersebut memiliki volume pekerjaan yang besar dan pada umumnya dilaksanakan secara bertahap/estafet dari daerah daratan ke arah laut. Kondisi seperti ini membutuhkan waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak sebentar sementara penyelesaian konstruksi Intake Canal dituntut harus tepat waktu untuk menjaga terlaksananya COD proyek.

Perlu dilakukan upaya di lapangan agar proses pelaksanaan konstruksi Intake Canal dapat berjalan sesuai time schedule sehingga kesiapan pasokan air pendingin untuk mendukung COD terpenuhi sebelum tahap First Firing PLTU Unit-2 pada 15 September 2013.

(11)

BAB III PERSOALAN

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi Intake Canal yang terbagi di daerah daratan tepi pantai maupun yang berada di daerah perairan/laut memiliki beberapa persoalan, antara lain :

- Terjadi longsoran tanah saat penggalian canal/saluran.

- Konstruksi Intake Canal pada daerah perairan/laut cukup panjang (381 m) dan memerlukan waktu konstruksi yang tidak sebentar karena kondisi laut dangkal. - Sumber daya (peralatan dan tenaga kerja) yang terbatas.

(12)

BAB IV PRA ANGGAPAN

Untuk mempercepat penyelesaian konstruksi Intake Canal tepat waktu baik di daerah daratan maupun di daerah perairan/laut maka dilakukan perubahan metode dan pembagian area kerja Beberapa upaya yang dapat dijadikan solusi pemecahan masalah penyelesaian Intake Canal adalah :

1. Tanah lunak/longsor memerlukan treatment khusus untuk perkuatan.

2. Pemancangan di daerah perairan/laut dapat dilakukan dengan memperdalam (mengeruk) laut atau dengan menimbun dahulu untuk mendapatkan akses alat berat (pile driving).

3. Untuk menyediakan air tepat waktu, konstruksi Intake Canal di daerah laut dapat dikerjakan sebagain dahulu untuk mengalirkan air tanpa harus menunggu selesai seluruhnya.

4. Melaksanakan pekerjaan secara paralel.

(13)

BAB V FAKTA YANG MEMPENGARUHI

5.1 Terjadi Longsoran Tanah

Kondisi tanah yang lunak menyebabkan beberapa kali terjadi longsoran tanah saat penggalian canal/saluran.

Gambar 1. Longsoran tanah pada slope canal 30 April 2012

Gambar 2. Longsoran tanah pada slope canal 1 Mei 2013

(14)

Longsoran tanah juga dapat mengakibatkan tiang pancang miring (leaning) bahkan rusak/patah.

Gambar 3. Leaning pile area retaining wall 17 Mei 2013

Gambar 4. Leaning pile area retaining wall 31 Mei 2013

(15)

Lokasi Intake Canal yang berada di tepi sungai dan berbentuk saluran terbuka rentan tergenang bila air pasang maupun hujan. Kondisi ini membutuhkan sistem dewatering yang baik untuk membuang air.

Gambar 5. Area retaining wall tergenang air pada 21 Mei 2013

(16)

Lokasi Intake Canal berada di daerah tepi pantai dengan kondisi tanah rawa yang lunak sehingga diperlukan penimbunan dengan tanah baik terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan konstruksi (tahap penggalian tanah). Fungsi pekerjaan penimbunan ini untuk menyediakan area kerja agar dapat dilalui oleh alat berat.

Fakta di lapangan dalam pekerjaan penimbunan tanah ini membutuhkan volume tanah yang cukup banyak untuk canal sepanjang 675 meter, selain itu prioritas suplai tanah yang harus berbagi dengan area lain hingga faktor cuaca (musim hujan) juga dapat menjadi kendala.

Gambar 7. Penimbunan tanah sebelum pekerjaan penggalian

5.5 Pekerjaan Penggalian Tanah

Proses pembuatan canal atau saluran air dilakukan dengan menggali tanah menggunakan alat berat (excavator). Pekerjaan penggalian tanah ini dilakukan disepanjang lokasi Intake Canal dengan bentuk canal seperti bentuk trapesium terbalik, dengan 3 (tiga) tingkat/teras/slope di kedua sisinya, sesuai gambar yang telah disetujui. Ukuran canal atau penggalian dilakukan sepanjang 475 meter di daerah daratan dan 200 meter di area perairan/laut yang telah ditimbun. Kedalaman penggalian hingga rata-rata elevasi tanah -7,00 s/d -8,00 meter dari

(17)

permukaan rata-rata air laut, dengan lebar dasar/bawah saluran rata-rata 3,00 – 15,00 meter dan lebar permukaan atas rata-rata 59,00 – 73,00 meter.

Gambar 8. Pekerjaan penggalian tanah

5.6 Perbaikan Struktur Tanah

Perbaikan struktur tanah menggunakan treatment khusus bertujuan untuk meningkatkan kekerasan struktur tanah. Treatment ini menggunakan metode cement mixing pile. Caranya dengan melakukan pengeboran tanah untuk memasukkan semen dan air (sebagai bahan pengikat) dalam perbandingan tertentu sehingga menghasilkan percampuran antara tanah dan semen. Sesuai desain, metode ini dapat meningkatkan keras tanah menjadi 0,8 MPa (8 kg/cm2)

berdasarkan hasil uji tekan sample tanah yang diambil dari lapangan.

Pekerjaan cement mixing pile dilakukan pada lokasi Intake Canal di daerah daratan hingga menuju batas garis pantai sepanjang 475 meter dan lebar rata-rata 48,40 – 60,40 meter. Kedalaman pengeboran total 14 meter (9 meter Cement Mixing), diameter lubang 70 cm dan jarak antar lubang 70 cm pada arah memanjang maupun arah melebar. Jumlah total titik pengeboran sebanyak 11.714 titik.

(18)

Gambar 9. Pekerjaan cement mixing piles

5.7 Pengerukan Laut

Lokasi Intake Canal yang berada di daerah perairan/laut cukup dangkal sehingga harus dikeruk terlebih dahulu sehingga kedalamannya cukup untuk dilalui kapal tongkang (barge) peralatan pancang dan tug boat maupun untuk mencapai elevasi dasar canal yang direncanakan. Daerah perairan/laut memiliki panjang 381 meter, lebar 15 meter dan kedalaman pengerukan hingga rata-rata elevasi laut -7,00 meter.

5.8 Pekerjaan Tiang Pancang

Dalam pelaksanaan konstruksi Intake Canal, tiang pancang berfungsi untuk menahan dinding (kanan dan kiri) canal/saluran yang berada di daerah perairan/laut. Pekerjaan tiang pancang ini dibagi menjadi 2 (dua) area yaitu area pantai yang telah ditimbun tanah dan area perairan/laut. Jumlah total titik pemancangan sebanyak 340 titik masing-masing 176 titik di area perairan/laut yang telah ditimbun dan 164 titik di area perairan/laut yang telah dikeruk.

5.9 Sumber Daya

Sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi Intake Canal terdiri dari peralatan/alat berat, tenaga kerja dan material. Jumlah peralatan dan pekerja

(19)

yang dibutuhkan dihitung berdasarkan optimasi sesuai perencanaan kontraktor yang telah disetujui. Sementara kebutuhan seluruh material disediakan oleh kontraktor sesuai desain menurut sistem kontrak proyek (kontrak lumsump).

No. Sumber daya Jumlah Satuan

1 Kapal keruk 1 Unit

2 Barge (angkut lumpur) 1 Unit

3 Alat pancang 1 Unit

4 Alat mixing pile 6 Unit

5 Excavator 6 Unit

6 Dump truck 10 Unit

7 Tenaga kerja 75 Orang

(20)

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Umum Konstruksi Intake Canal

Intake Canal PLTU Pangkalan Susu memiliki panjang total 856 meter, terdiri dari 475 meter canal di daerah daratan dan 381 meter canal di daerah perairan/laut. Lebar canal di daerah daratan antara 59,00 – 73,00 meter dan 15 meter di daerah perairan/laut. Untuk lebih jelasnya Layout dan bentuk penampang Intake Canal PLTU Pangkalan Susu dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3 Telaahan Staf ini.

Desain final Intake Canal dalam bentuk gambar approved revisi kedua disetujui pada 16 November 2012. Gambar pertama approved 14 Desember 2010 direvisi karena desain ulang kekuatan struktur dinding canal dan gambar kedua approved 31 Juli 2012 direvisi karena adanya perubahan design untuk mengakomodir extention PLTU Pangkalan Susu Unit 3-4 (Izin Prinsip terlampir).

Metode konstruksi Intake Canal pada mulanya dilaksanakan secara bertahap/estafet dimulai dari pekerjaan di daerah daratan hingga pekerjaan daerah perairan/laut. Tahapan pekerjaan tersebut dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Pekerjaan konstruksi di daerah daratan (475 meter) :

- Penimbunan tanah pra konstruksi (sebagai area kerja alat berat).

- Penggalian tanah tahap pertama hingga elevasi tanah yang direncanakan. - Perbaikan struktur tanah dengan metode cement mixing pile.

- penggalian tanah tahap kedua hingga elevasi tanah dasar canal. - Pekerjaan struktur slab lantai dan dinding canal.

2. Pekerjaan konstruksi di daerah perairan/laut (381 meter) : - Pengerukan laut.

- Pekerjaan tiang pancang.

- Pekerjaan cement mixing pile dinding canal.

(21)

Tahapan pekerjaan diatas berdasarkan schedule yang diajukan kontraktor dijadwalkan selesai pada 30 November 2013. Sementara sesuai Milestone KPI tahap First Firing Unit-2 pada 15 September 2013 dan Unit-1 pada 15 November 2013. Karena itu dilakukan beberapa perubahan metode dan pembagian area kerja untuk mempercepat penyelesaian konstruksi Intake Canal.

Zona Stationing Panjang (m) Penyelesaian Area

1 0+000,00 s/d 0+034,50 34,50 25 Mei 2013 darat 2 0+034,50 s/d 0+160,00 125,50 10 Juli 2013 darat 3 0+160,00 s/d 0+268,00 108,00 20 Juli 2013 darat 4 0+268,00 s/d 0+475,00 207,00 29 Sept 2013 darat 5 0+475,00 s/d 0+530,00 55,00 30 Okt 2013 laut 6 0+530,00 s/d 0+856,00 326,00 30 Nov 2013 laut Tabel 2. Schedule Intake Canal yang diajukan kontraktor

Zona Stationing Panjang (m) Penyelesaian Area

1 0+000,00 s/d 0+034,50 34,50 30 Juni 2013 darat 2 0+034,50 s/d 0+180,00 145,50 30 Juni 2013 darat 3 0+180,00 s/d 0+300,00 120,00 30 Juni 2013 darat 4 0+300,00 s/d 0+475,00 175,00 30 Juni 2013 darat 5 0+475,00 s/d 0+675,00 200,00 31 Juli 2013 laut 6 0+675,00 s/d 0+856,00 161,00 31 Okt 2013 laut

Tabel 2. Schedule percepatan Intake Canal

6.2 Tanah Lunak Pada Konstruksi Intake Canal di Daerah Daratan

Salah satu persoalan dalam pelaksanaan konstruksi Intake Canal adalah karena jenis tanah lunak sering menyebabkan terjadinya longsor. Longsoran tanah ini mengakibatkan lambatnya pekerjaan penggalian tanah, menyebabkan tiang pancang miring/patah dan struktur dinding canal pecah.

(22)

Upaya untuk mengatasi persoalan longsoran tanah menggunakan metode cement mixing pile. Metode ini dipilih setelah beberapa metode yang dipakai sebelumnya, seperti penanaman cerucuk kayu dan pemasangan sheet pile tidak berhasil. Pelaksanaan cement mixing pile di seluruh daerah darat Intake Canal sebanyak 11.714 titik sejak januari 2013 hingga 13 Mei 2013. Berdasarkan pengamatan di lapangan metode ini efektif meningkatkan kekerasan struktur tanah sehingga mengurangi terjadinya longsor.

6.3 Penimbunan Laut Untuk Mempercepat Pemancangan

Persoalan konstruksi Intake Canal pada daerah perairan/laut adalah canal yang cukup panjang mencapai 381 meter dengan kondisi laut dangkal. Kondisi ini menyulitkan pekerjaan pemancangan karena tidak dapat dilalui tug boat maupun alat berat (pile driving).

Metode pemancangan di daerah perairan/laut seluruhnya direncanakan menggunakan barge dan tug boat. Kondisi laut dangkal yang tidak dapat dilalui barge/tug boat diperdalam dengan pengerukan. Pada pelaksanaannya pengerukan laut ini memerlukan waktu lama karena mobilisasi alat, pengaruh pasang surut dan kapasitas alat yang terbatas. Dari pengamatan di lapangan, pengerukan sepanjang 160 meter memerlukan waktu 91 hari (15 September 2012 – 14 Desember 2012) apalagi untuk menyelesaikan pengerukan seluruh canal daerah perairan/laut sepanjang 381 meter akan memerlukan waktu lebih lama.

Upaya mempercepat pekerjaan pemancangan adalah mengganti metode pengerukan dengan penimbunan daerah perairan/laut. Tujuannya untuk menyediakan akses bagi alat berat (pile driving) agar dapat melaksanakan pemancangan dari darat.

Penimbunan dari daratan kearah laut sepanjang 200 meter, lebar 20 meter, dari elevasi -2.00 meter hingga +2.00 meter dengan volume tanah sekitar 16.000 m3

diselesaikan selama 40 hari (26 November 2012 – 4 Januari 2013). Pekerjaan penimbunan ini memerlukan biaya, sumber daya peralatan dan material yang lebih

(23)

banyak namun penyelesaiannya lebih cepat dibandingkan dengan pengerukan sehingga pekerjaan pemancangan dapat dimulai lebih awal.

6.4 Mengerjakan Sebagian Konstruksi Intake Canal Daerah Perairan/Laut

Pasokan air laut sebagai pendingin dibutuhkan untuk tahap First Firing Boiler Unit-2 pada 15 September 2013. Upaya untuk menyediakan pasokan air tepat waktu dilakukan dengan menyelesaikan terlebih dahulu sebagian konstruksi Intake Canal yang berada di daerah perairan/laut yang telah ditimbun.

Dari pengamatan di lapangan pemancangan (material spun pile) dari darat telah dilakukan, sementara pemancangan dari laut belum. Karena itu pekerjaan selanjutnya juga dilakukan dari darat untuk mempercepat penyelesaian daerah perairan/laut yang telah ditimbun ini. Pekerjaan tersebut adalah pemancangan concrete sheet pile, pekerjaan struktur pengikat (pilecap dan beam), kemudian melakukan penggalian tanah timbunan. Dengan penggalian ini maka air dapat masuk melalui Intake Canal tanpa harus menunggu konstruksi di daerah perairan/laut yang telah dikeruk selesai seluruhnya.

Sesuai schedule percepatan Intake Canal, penyelesaian konstruksi daerah perairan/laut yang telah ditimbun pada 31 Juli 2013 sehingga air laut dapat masuk pada Agustus 2013. Ini berarti pasokan air dapat terpenuhi untuk pelaksanaan First Firing Boiler Unit-2 pada 15 September 2013.

6.5 Melaksanakan Pekerjaan Secara Paralel

Melaksanakan pekerjaan secara paralel adalah memulai pekerjaan tanpa harus menunggu pekerjaan sebelumnya/pekerjaan lainnya selesai. Tujuannya untuk menghemat waktu agar dapat mempercepat penyelesaian seluruh konstruksi Intake Canal di daerah daratan dan perairan/laut.

Pelaksanaan pekerjaan secara paralel yang dapat dilakukan antara lain :

1. Melaksanakan pekerjaan di daerah daratan bersamaan dengan pekerjaan di daerah perairan/laut, misalnya

(24)

- Pekerjaan slab lantai dan dinding canal bersamaan dengan pemancangan. 2. Melaksanakan pekerjaan di daerah perairan/laut yang telah ditimbun

bersamaan dengan daerah perairan/laut yang telah dikeruk, misalnya - Pemancangan dilakukan bersamaan dari darat dan dari laut; - Pemancangan spun pile diikuti dengan concrete sheet pile; - Pemancangan diikuti dengan pengecoran pilecap dan beam;

- Penggalian tanah di daerah perairan/laut yang telah ditimbun dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan konstruksi di daerah perairan/laut yang telah dikeruk, tanpa harus menunggu selesai seluruhnya.

6.6 Melakukan Optimasi Sumber Daya

Selain melakukan perubahan metode dan pembagian area kerja, upaya yang dilakukan untuk mempercepat penyelesaian konstruksi Intake Canal adalah melakukan evaluasi terhadap sumber daya (peralatan dan tenaga kerja) yang digunakan. Sesuai prosedur kerja yang diajukan kontraktor dan pengamatan lapangan, jumlah tenaga kerja saat ini 75 orang dan alat berat (excavator) 6 unit. Upaya optimasi sumber daya adalah dengan menambah jumlah tenaga kerja dan peralatan. Melalui special meeting tanggal 25 April 2013 (Minutes of Meeting terlampir) kontraktor menyampaikan informasi penambahan 80 orang tenaga kerja dan 2 unit excavator sehingga jumlah total tenaga kerja menjadi 155 orang dengan 8 unit excavator. Dengan optimasi penambahan sumber daya tersebut maka nilai produktivitas akan meningkat sehingga pekerjaan konstruksi Intake Canal dapat selesai lebih cepat.

(25)

Dari pembahasan diatas diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi tanah lunak dan longsoran tanah yang terjadi dapat diatasi dengan metode cement mixing pile.

2. Penimbunan tanah di daerah perairan/laut dapat mempercepat pemancangan. 3. Penyelesaian sebagian konstruksi Intake Canal di daerah perairan/laut dapat

mempercepat tersedianya pasokan air.

4. Pelaksanaan kerja secara paralel dan penambahan sumber daya dapat menghemat waktu serta meningkatkan produktivitas.

(26)

Dari pembahasan dan pengamatan di lapangan ada beberapa saran terkait penyelesaian konstruksi Intake Canal :

1. Penyelesaian seluruh konstruksi Intake Canal di daerah perairan/laut yang telah dikeruk harus tetap dilakukan sesuai schedule agar tidak mengganggu tahap COD proyek.

2. Pelaksanaan sistem kerja shift dapat dipertimbangkan untuk lebih mengoptimalkan sumber daya.

3. Metode cement mixing pile dapat digunakan untuk mengatasi persoalan tanah lunak/longsor di area lain.

(27)

Contract Document Book III A. 2007. Civil Works and Addenda thereto. PT PLN (Persero).

Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan. (Online), (http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-koefisien-analisa-harga-satuan-bangunan, diakses 24 Mei 2013).

Pelatihan Pekerjaan Jalan. 2011. Menghitung Harga Satuan Alat. (Pdf), diakses 26 Mei 2013.

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

Gambar

Gambar 2. Longsoran tanah pada slope canal 1 Mei 2013 5.2 Tiang Pancang Rusak Akibat Longsor
Gambar 4. Leaning pile area retaining wall 31 Mei 2013
Gambar 6. Area canal tergenang air pada 26 November 2012
Gambar 7. Penimbunan tanah sebelum pekerjaan penggalian 5.5  Pekerjaan Penggalian Tanah
+5

Referensi

Dokumen terkait