• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI ISOLATOR KERAMIK JENIS PASAK DENGAN METODE XRD DAN SEM EDX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI ISOLATOR KERAMIK JENIS PASAK DENGAN METODE XRD DAN SEM EDX"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 IDENTIFIKASI ISOLATOR KERAMIK JENIS PASAK DENGAN

METODE XRD DAN SEM EDX Perdana Okto Manik, *) Perdinan Sinuhaji

Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan e-mail: [email protected]

INTISARI

Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi isolator keramik jenis Pasak yang sering digunakan sebagai isolator listrik pada tegangan tinggi dan menengah. Isolator keramik jenis Pasak memiliki fasa Mullite 40% dengan struktur kristal orthorombik, parameter kisi a = 7,534 Å, b = 7,678 Å, dan c = 2,8814(6) Å; fasa Quartz 50% dengan struktur kristal hexagonal, parameter kisi a = 4,9332 Å, b = 4,9332 Å dan c = 5,4199 Å; fasa Grafit10 % dengan struktur kristal hexagonal, parameter kisi a = 2,4548 Å dan c = 6,702 Å. Mikrostruktur isolator keramik jenis Pasak memiliki elemen-elemen pembentuk karbon (C) 10,78 %, oksigen (O) 49,72 %, Natrium (Na) 0,54 %, Al 9,40 %, Silikon (Si) 27,41 % dan kalium (K) 2,15 %.

Kata kunci : Isolator keramik, Struktur Kristal, XRD, dan SEM-EDX

ABSTRACT

A Research on identification of insulator pin types of ceramic which is often used as an electrical in medium and high voltage has been done.Insulator pin types of ceramic has 40% Mullite Phase with crystal structure is Orthorombic, lattice parameters a = 7,534 Å, b = 7,678 Å, and c = 2,8814 Å; 50 % Quartz Phase with crystal structure is Hexagonal, lattice parameters a = 4,9332 Å, b = 4,9332 Å and c = 5,4199 Å; 10% Graphite Phase with crystal structur is Hexagonal, lattice parameters a = 2,4548 Å and c = 6,702 Å. Microstructure of insulator pin types of ceramic has carbon (C) 10,78 %, Oxygen (O) 49,72 %, Natrium (Na) 0,54 %, Al 9,40 %, Silicon (Si) 27,41 % and Calium (K) 2,15 %.

Key words : Ceramic insulator, Crystal structure, XRD and SEM-EDX

1. PENDAHULUAN

Pembangunan Nasional Indonesia khususnya pembangunan sektor kelistrikan masih terus meningkat dimana sarana penyediaan tenaga listrik PLN dengan daya terpasang diluar swasta pada tahun 2000 sekitar 20.761,69 MW meningkat menjadi 21.470 MW pada tahun 2004. Untuk 10 tahun mendatang diprediksi kebutuhan listrik yang harus disediakan PLN untuk memenuhi permintaan konsumen menjadi sekitar 37.201 MW.[3] Meningkatnya pembangunan kelistrikan di Indonesia tentunya akan membutuhkan sarana peralatan utama dan penunjang untuk distribusi dan transmisi. Salah satu komponen sistem transmisi dan distribusi energi listrik

diantaranya adalah Isolator. Tentunya kebutuhan isolator semua jenis akan meningkat.[3]

Didalam negeri hampir semua jenis isolator keramik listrik diimpor terutama dari negara – negara seperti : Jepang, Cina, Amerika Serikat dan lain sebagainya. Industri isolator keramik dalam negeri sendiri sebagian besar masih menggunakan bahan baku yang di impor dan pada produknya sebagian merupakan hasil dari tahap perakitan. Oleh karenanya terdapat peluang untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Isolator listrik tegangan menengah sampai tinggi yang dipakai pada sistem transmisi atau distribusi jaringan listrik umumnya dibuat dari bahan keramik porselen yang diketahui sangat tahan terhadap tahanan

(2)

2 mekanik ataupun listrik.[6] Porselin keramik

dikenal sebagai badan keramik yang dibuat dari beberapa macam bahan baku keramik. Bahan baku untuk pembuatan isolator keramik banyak tersedia didalam negeri dan belum optimal dimanfaatkan sebagai bahan utama untuk industri keramik isolator.[3] Penulis ingin mengetahui unsur, komposisi dan struktur kristal Isolator jenis Pasak serta dapat digunakan sebagai dasar pembuatan isolator keramik. Isolator jenis Pasak digunakan pada tiang-tiang lurus (tangent pole) dan tiang sudut (angle pole) untuk sudut 5o-15o. Dibandingkan dengan isolator jenis pos saluran, isolator jenis pasak ini lebih sederhana perencanaannya. Diameternya lebih kecil dan tak menggunakan kepingan-kepingan. Terdapat lekukan-lekukan pada permukaanya untuk mengurangi hantaran yang terjadi pada isolator. Makin tinggi tegangan isolasinya makin banyak lekukan-lekukan tersebut. Isolator jenis pasak ini bagian atasnya diberi tutup (cap) dan bagian bawah diberi pasak yang terbuat dari bahan besi atau baja tempaan.[1] Bahan yang digunakan untuk isolator jenis pos ini terbuat dari bahan porselin basah yang murah harganya. Kekuatan mekanis jenis pos ini lebih tinggi dibandingkan isolator jenis pasak dan penggunaanya hanya pada jaringan distribusi primer untuk tiang lurus (tangent pole) pada sudut 5o-15o.[3], [9]

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Isolator merupakan salah satu dari 3 sifat fisis listrik zat padat yaitu, konduktor, semikonduktor, dan isolator. Dimana dari sudut pandang pita energi, suatu isolator adalah suatu material dengan celah energi yang lebar diantara pita valensi dan pita konduksi. Isolator memiliki celah yang lebar, yang merupakan pengahalang bagi elektron. Kita biasanya mendeskripsikan bahwa elektron valensi dari isolator berada pada keadaan terikat didalam ion-ion negatif (atau di dalam suatu ikatan kovalen) dan material-material dielektrik memisahkan dua konduktor listrik tanpa aliran arus. Benda ini dikelompokkan sebagai isolator karena hanya sedikit elektron bebas yang tersedia dalam pita hantaran, dan bahan ini merupakan penghantar (baik elektrik maupun panas) yang buruk.[8]

Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang kawat penghantar jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan untuk memisahkan secara elektris dua buah kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage current) atau loncatan bunga api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik. Langkah yang perlu diambil untuk menghindarkan terjadinya kerusakan terhadap peralatan listrik akibat tegangan lebih dan loncatan bunga api ialah dengan menentukan pemakaian isolator berdasarkan kekuatan daya isolasi dan kekuatan mekanis bahan-bahan isolator yang dipakai. Karena sifat suatu isolator di tentukan oleh bahan yang digunakan. Fungsi utama isolator adalah untuk penyekat atau mengisolasi penghantar dengan tanah antara penghantar dengan penghantar, untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat penghantar dan gaya tarik penghantar dan untuk menjaga agar jarak penghantar tetap.[8]

Isolator pasak yang mempunyai satu keping, biasanya digunakan untuk jaringan distribusi sekunder pada tegangan 6 kV ke bawah yang terbuat dari bahan gelas atau porselin. Untuk jaringan distribusi primer biasanya terdiri dari dua keping yang terbuat dari bahan porselin. Isolator jenis pasak ini banyak digunakan pada tiang-tiang lurus dengan kekuatan tarikan sudut hingga 10o[9].

Gambar 2.1 Isolator jenis pasak

Kekuatan tarik isolator jenis pasak ini lebih rendah bila di bandingkan dengan isolator jenis gantung, karena kekuatan isolator jenis pasak ini ditentukan oleh kekuatan pasaknya terhadap gaya tarik kawat penghantar[9].

(3)

3 3. PROSEDUR EKSPERIMEN

3.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah Isolator keramik jenis Pasak pada tegangan menengah (22-23 kV) pada jaringan transmisi listrik.

Alat-alat utama yang digunakan terdiri dari, Furnance, Ball Mill BPM-4, Oven Magnet stirew, Kertas saring, SEM-EDX, XRD, Micro XRF dan PSA.

3.2 Cara Kerja

a. Proses Pembuatan Sampel

Isolator keramik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Isolator jenis Pasak yang berasal dari PLN Medan. Dimana Isolator yang sudah jadi dalam bentuk pecahan yang di bagi jadi sampel. Sampel terlebih dahulu ditimbang sebanyak 200 gram kemudian dihancurkan atau dihaluskan dengan menggunakan gilingan, untuk mempercepat penghalusannya digunakan blender, kemudian dibagi dengan ukuran 200 gram. Adapun proses pengolahan Isolator tersebut sebagai berikut : Isolator sebanyak 200 gram digiling, kemudian hasil proses penggilingan tersebut diayak dengan menggunakan ayakan 200 mesh. Sampel hasil ayakan masih mengandung pengotoran, untuk menghilangkan kadar pengotoran yang terdapat pada isolator tersebut direndam dalam suatu wadah dengan larutan HCl dan diaduk dengan menggunakan magnet stirew untuk menghilangkan kadar kadungan zat besi yang terdapat pada isolator tersebut, setelah itu isolator dikalsinasi dan dikeringkan dalam furnance pada suhu 600oC selama 2 jam. Selanjutnya sampel di Ball Mill selama 24 jam untuk mendapatkan ukuran isolator yang lebih kecil. Hasil proses pengolahan isolator siap untuk dikarakterisasi. Kemudian sampel ditimbang 200 gram dan dilarutkan 250 ml kedalam air (aquades) dilakukan pengadukan sampai merata lalu dipanaskan pada oven pada suhu 8oC selama 1 jam, seterusnya ditambahkan CTAB (Cetil Trimetil Amonium Bromida) 0,25 mol dengan cara dipanaskan terlebih dahulu. Hasil pencampurannya kemudian disaring residunya dicuci berulang-ulang hingga didapat fitra yang jernih, kemudian residu ini dikeringkan dalam oven pada suhu 60 ℃ selama 2 hari, setelah itu isolator siap dikarakterisasi.[4]

b. Analisis Topografi Dengan SEM-EDX Analisis Topografi permukaan dan kandungan unsur yang terkandung pada isolator jenis Pasak digunakan SEM-EDX yang dilakukan di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Berkas elektron mengenai sampel yang tidak konduktif maka permukaan perlu dilapisi emas. Lensa kondensor digunakan untuk mengontrol ukuran dan sudut sebaran elektron pada sampel. Elektron yang diteruskan akan melewati lensa objektif, intermediate, dan proyektor sehingga akan menghasilkan image surface yang telah diperbesar oleh layar.

c. Karakterisasi struktur Kristal XRD Hasil sintesisa sampel selanjutnya dikarakterisasi dengan XRD (X-Ray Difraction) untuk menganalisis struktur kristal isolator. Dari data XRD yang diperoleh, dilakukan identifikasi puncak-puncak grafik XRD dengan cara mencocokkan puncak yang ada pada grafik tersebut dengan database ICDD (International Centre for Diffraction Data). Setelah itu, dilakukan refinement (pemurnian) pada data XRD dengan menggunakan metode Analisis Rietveld yang terdapat pada program GSAS (general structure analysis system). Melalui refinement tersebut, fasa, sruktur, space group, dan parameter kisi sampel dapat diketahui.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Struktur Isolator Jenis Pasak Analisis struktur kristal Isolator keramik jenis Pasak dilakukan dengan X-Ray Diffractometer untuk memperoleh pola difraksi seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Gambar Pola difraksi Sinar-x Sampel Isolator Jenis Pasak

(4)

4 Pola difraksi sinar-X pada Isolator jenis pasak

diatas telah di interpretasikan sudut-sudut puncak yang terjadi seperti yang ditunjukkan pada lampiran 1. Identifikasi pola difraksi sinar-x sampel Isolator jenis Pasak yang diperoleh yaitu [96-901-0160] Al2.28O4.86Si0.72 (Mullite); [96-900-5022] SiO2 (Quartz); [96-901-2231] C (Graphite).

Sistem kristal, konstanta kisi dan densitas senyawa dapat dilihat lebih jelas seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 1. Sistem Kristal, Konstanta kisi dan

Densitas (Al2.28O4.86Si.0.72, SiO2, dan C)

Fasa Mullite

Grup ruang (space group) : P b a m (55) dan Sistem kristal : Orthorombic

Parameter kisi :

a = 7.534(2) Å, b = 7.678(1) Å dan c = 2.8814(6) Å,  =  =  = 90o,

V = 166.69(9) Å3 dan  = 2.391 gr.cm-3

Fasa Quartz

Grup ruang (space group) : P 32 2 1 (154) dan Sistem kristal : Hexagonal

Parameter kisi : a = 4.9332(9) Å, b = 4.9332(9) Å dan c = 5.419(1) Å,  =  = 90o dan  = 120o, V = 114.21(5) Å3 dan  = 3.846 gr.cm-3 Fasa Graphite Grup ruang (space group) : P 63 m c (186) dan

Sistem kristal : Hexagonal Parameter kisi : a = 2.4548(9) Å, b = 2.4548(9) Å dan c = 6.702(3) Å,  =  = 90o dan  = 120o, V = 69.99(6) Å3 dan  = 2.279 gr.cm-3 Factor R wRp = 8.63 Rp = 6.80 χ2(chisquared)= 1.249

3.2 Analisis Komposisi Isolator Jenis Pasak Komposisi/Senyawa yang dikandung oleh Isolator jenis Pasak adalah : Mullite, Quartz, dan Graphite yaitu tiga puncak tertinggi dari pola difraksi yang dianalisis dengan program komputerisasi seperti yang di tunjukkan pada tabel 2 dalam bentuk persentase berat berikut ini:

Tabel 2. Fraksi Massa Isolator Jenis Pasak

No Nama

Senyawa

Fasa Acuan Fraksi

Massa (%) 1. Mullite Al2.28 O4.86 Si0.72 ICDD- 96-901-0160 40.05(5)

2. Quartz SiO2 ICDD- 96-900-5022 49.86(4) 3. Graphite C ICDD- 96-901-2231 10.09(6)

Dari tabel 2 diatas pola difraksi sinar-x sampel Isolator jenis Pasak menunjukkan bahwa sampel keramik mengandung 40 % fasa Mullite, 50 % fasa Quartz dan 10 % fasa Graphite.[2], [5]

3.3. Mikrostruktur SEM-EDX Isolator

Jenis Pasak

Analisis topografi permukaan isolator keramik jenis Pasak dapat dilihat seperti pada gambar 2 berikut ini :

Mikrosrtuktur Isolator jenis Pasak menunjukkan bahwa paduan ini di mungkinkan mengandung lebih dari satu fasa dan analisis elementer unsur Isolator jenis Pasak di lakukan dengan SEM-EDX diperoleh hubungan antara counting rate (cps) dengan Energy Range (keV) seperti pada gambar 3. berikut ini :

Gambar 2. Topografi permukaan Isolator Jenis Pasak

(5)

5 Gambar 3. Binding Enegy vs Cps Isolator

Jenis Pasak

Analisis kualitatif dan kuantitatif Isolator Jenis Pasak dilakukan dengan bantuan perangkat komputer, sehingga dapat diketahui identifikasi elementer unsur seperti pada tabel 3 berikut ini :

Table 3. Analisis unsur isolator jenis Pasak ZAF Method Standardless Quantitative Analysis Fitting Coeficient : 0,2145

Element (keV) Mass% Error% Atom K C K 0,277 10,78 0,28 16,59 1,7476 O K 0,525 49,72 0,24 57,47 55,01 Na K 1,041 0,54 0,17 0,43 0,5326 Al K 1,486 9,4 0,12 6,44 9,9038 Si K 1,739 27,41 0,14 18,05 29,868 K K 3,312 2,15 0,17 1,02 2,9375 Total 100 100

identifikasi elementer menunjukkan bahwa warna putih didominasi unsur Carbon (C) yang memiliki energi 0,277 keV pada orbital K, Oksigen (O) yang memiliki energi 0,525 keV pada orbital K, Natrium (Na) memiliki energi 1,041 keV pada orbital K, Al memiliki energi 1,486 keV pada orbital K, Silikon (Si) memilki energi 1,739 keV pada orbital K, dan K memiliki energi 3,312 keV pada orbital K. KESIMPULAN

Dari data dan hasil tentang karakterisasi Isolator jenis Pasak dapat diambil kesimpulan: 1. Isolator keramik jenis Pasak memiliki unsur/senyawa Mullite (Al2,28, O4,86, Si0,72), Quartz/Silikon Oksida (SiO2) dan Graphite (C)

2. Struktur kristal dari Isolator keramik jenis Pasak adalah Orthorombik yang mengandung 40 % fasa; Hexagonal dengan 50 % fasa Quartz dan Hexagonal yang mengandung 10 % Fasa Graphite.

3. Elemen-elemen pembentuk pada Isolator jenis Pasak: karbon (C) 10,78 %, oksigen

(O) 49,72 %, (Na) 0,54 %, Al 9,40 %, Silikon (Si) 27,41 %, (K) 2,15 %.

SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan jenis sampel Isolator keramik pada tegangan tinggi jaringan distribusi dan transmisi.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel Isolator keramik tanpa dihaluskan untuk melihat perbandingan dari hasil analisis foto SEM-EDX (Scanning Electronic Microscope-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). DAFTAR ACUAN

[1]. BSN, SNI 04-0682-1989. Isolator Keramik Tumpu Tegangan Menengah

Jenis Pin. Politeknik Negeri Semarang.

[2]. Fayos J. 1999. Possible 3D Carbon Structures as Progerssive Intermediates

in Graphite Diamond. Phase Transition

Note : Mathematical Model, Journal of Solid State Chemistry.

[3]. Wahyu. 2010. Karakteristik Bahan Baku Kaolin Untuk Bahan Pembuatan

Badan Isolator Listrik Keramik

Porselin Fuse Cut Out (FCO).. Jurnal

sains. Teknolog Jakarta

[4]. Habibi, Yusuf. 2009. Spektrometer

Serapan Atom. Program Studi Ilmu

Kimia. FMIPA.UI.

[5]. Popovic J, dkk. 2007. Cobalt

Incorporation in Mullite Sample. MUO.

American Mineralogist.

[6]. Setiabudy, Rudy. 2007. Teknik

Pengujian Tegangan Tinggi.

Universitas Indonesia. Jakarta

[7]. Vlack, V. 1991. Ilmu dan Teknologi

Bahan. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta

[8]. Vlack, V. 2004. Elemen-elemen Ilmu

dan Rekayasa Material. Edisi Keenam

terjemahan Sriati Djaprie, Erlangga. Jakarta.

[9]. http://www.scribd/ Isolator Keramik

Tumpu Tegangan Menengah. 2013

Gambar

Gambar 2.1 Isolator jenis pasak  Kekuatan  tarik  isolator  jenis  pasak  ini  lebih  rendah  bila  di  bandingkan  dengan  isolator  jenis  gantung,  karena  kekuatan  isolator  jenis  pasak  ini  ditentukan  oleh  kekuatan  pasaknya  terhadap gaya tarik
Gambar 1. Gambar Pola difraksi Sinar-x Sampel  Isolator Jenis Pasak
Tabel 2. Fraksi Massa Isolator Jenis Pasak
Table 3. Analisis unsur isolator jenis Pasak

Referensi

Dokumen terkait