• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR 5 PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN YANG DIJAWAB KELOMPOK 4. Pada Presentasi Buku Pemasaran Strategik, karya Prof.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR 5 PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN YANG DIJAWAB KELOMPOK 4. Pada Presentasi Buku Pemasaran Strategik, karya Prof."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR 5 PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN YANG DIJAWAB KELOMPOK 4

Pada Presentasi Buku Pemasaran Strategik, karya Prof. Ujang Sumarwan Bab 7 : Analisis Pesaing

Bab 8 : Membangun Ekuitas Merek Bab 12 : Kinerja Pemasaran

1. Agung Wicaksono (P056110023.38E) Pertanyaan :

Dalam pengembangan brand/merek tentunya membutuhkan dana yang besar (the cost of brand building&development), yang jadi pertanyaan ; dari merek barang/jasa apa yang paling banyak "memakan" biaya tinggi dalam pengembangan brand/merek guna strategi perang marketing / strategies for winning the marketing war ( apakah pariwisata, elektronik, otomotif, media, food and beverage service, atau keuangan, dsb )? jelaskan mengapa bisa "memakan" biaya sebegitu tingginya? dan apakah ada cara untuk menekan biaya tersebut?

(2)

Jawaban :

Benar. Membangun sebuah brand memang membutuhkan dana yg tidak sedikit jumlahnya. Mengenai biaya realnya sangatlah tergantung dari jenis produknya (consumer goods, FMCG etc), tingkat persaingan dan tipe customernya (B2B, B2C, B2G). Dana yg besar tsb, tidak sekaligus diinvestasikan utk membangun sebuah brand, melainkan secara bertahap atau ada siklusnya. Nah biasanya, perusahaan tidak akan lebih besar dari 3% dari budgetnya utk kegiatan membangun sebuah brand dalam tahun berjalan, kecuali 1-2 tahun pertama yg bisa jadi lebih dari itu. Brand adalah sebuah aset perusahaan, tepatnya intangible asset, makanya ada istilah brand equity. Penggunaan family brands dan brand extension adalah cara untuk menekan biaya. Selain itu, mengakuisi brand local yg sudah mempunyai brand image bagus, belakangan banyak dijadikan alternatif lainnya.

2. Bayu Triastoto (P056110053.38E) Pertanyaan :

Dari uraian mengenai strategi perang Sun Tzu, salah satu yang disebutkan sebagai kehebatan seorang komandan adalah ketika dia berhasil mengalahkan musuh tanpa pertempuran. Bagaimana penerapan petunjuk ini dalam strategi persaingan dalam dunia pemasaran? Terimakasih.

Jawaban :

Intinya hindari strategi serangan frontal ke pesaing (head to head) tapi gunakan kecerdasan, trik dan cara halus. Ibarat bisa menangkap ikan tanpa harus mengeruhkan airnya. Caranya beragam, diantaranya :

a. Lakukan kerjasama, membangun aliansi bisnis, atau bahkan merger. Daripada menghabiskan dana promosi untuk menjelekkan produk pesaing, lebih menguntungkan mempersatukan kekuatan yg semula jadi pesaing menjadi kekuatan group bisnis yang jauh lebih besar dan sulit ditandingi.

Misal Indo Mie merger dengan Sari Mie.

Bagi perusahaan besar yang merangkul perusahaan kecil, maka kekuatannya pun bertambah dan ancaman pun hilang. Sementara perusahaan kecil yang bergabung atau bekerjasama dengan perusahaan besar, sudah pasti akan selamat dari ancaman dihabisi oleh perusahaan besar. Win-win solution. b. Gunakan Strategi Blue Ocean, yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne yaitu strategi menguasai ruang pasar yang tidak diperebutkan (uncontested market space/ daerah tak bertuan) sehingga dengan demikian tidak ada persaingan. Contoh keberhasilan Yamaha dengan skutik Mio-nya. Dulu pasar sepeda motor didominasi jenis konvensional dengan Honda sebagai penguasanya. Melalui skutik Mio, Yamaha memperkenalkan motor dengan fitur yang berbeda secara radikal dengan produk yang selama ini ada

(3)

di pasaran, yaitu membidik segmen pasar baru (new market segment) yakni para pelanggan perempuan (female bikers). Dengan trategi Blue Ocean ini, praktis Yamaha bermain di pasar baru, yang tidak ada pemain lain didalamnya. Dengan mudah Yamaha memimpin pasar baru itu, mulai menggeser Honda, bahkan kini banyak pula pria yang suka naik Mio.

c. Gunakan Sratategi Pemasaran Viral Marketing yaitu penyebaran pesan elektronik untuk mengkomunikasikan informasi suatu produk kepada masyarakat secara meluas dan massal. Caranya manfaatkan database pengguna internet yang telah terdaftar, contohnya email gratis seperti yahoo, hotmail, gmail. Atau penyebaran e-book gratis, akan tetapi menyelipkan beberapa link bisnis didalamnya Anda tidak perlu frontal menyerang pesaing lain dengan membanting harga jual atau iklan yang saling menjelekkan. Gunakan program Viral Marketing dengan begitu biarkan konsumen sendiri yang mematikan perusahaan pesaing anda. Biarkan konsumen melihat kelebihan program Viral Marketing anda dan niscaya mereka akan menjadi pelanggan setia anda. Dalam strategi ini penjual berbagi discount dengan pembelinya, dan pembelinya harus menyebarkan lagi info produk ini ke down line nya mirip strategi MLM. Maka pelanggan kita akan berkembang jumlahnya secara eksponensial.

3. Dedy Wahyudi (P056110063.38E) Pertanyaan :

Sekarang ini banyak produk China yang masuk ke Indonesia, salah satunya HP (Handphone),dimana begitu derasnya HP China masuk ke Indonesia,dan diterima oleh masyarakat, hal ni dikarenakan fitur yang ditawarkan tidak kalah dengan HP bermerk dengan harga yang relatif murah, terutama oleh masyarakat konsumen kalangan bawah, dan konsumen yang memiliki HP lebih dari satu, biasanya salah satunya produk China, pertanyaan saya adalah apakah merk yang kuat (brand image) masih bisa dikatakan mutlak dalam pencapaian target penjualan?

Jawaban :

Brand yg kuat atau top of mind adalah salah satu bagian dari strategi marketing yg ingin diraih oleh suatu perusahaan. Perusahaan tidak dapat membuat brand-nya sama hebatnya utk semua segmen pasar, dia harus terlebih dahulu memulai dari segmen dimana posisinya kuat atau persaingannya relatif rendah, tentu saja tergantung dari SWOT dari produk yg dipasarkan. Utk segmen yg hanya menginginkan functional benefits, rasanya memang relatif sulit jika hanya mengandalkan branding. Pasti tahu Panasonic dan Sanyo ? Kedua brand tsb milik dari perusahaan yg sama, hanya segmen pasar yg berbeda. Ini yg bisa dilakukan utk para produsen HP supaya bersaing dg HP made in China.

(4)

4. Hasyim Ashari

Dari penjelasan Pak Yudi, adakah bisnis yg mudah masuk dan sulit keluar atau sulit masuk dan mudah keluar ?

Jawaban :

a. Contoh bisnis "yang MUDAH masuk tapi SULIT keluar" : Bisnis ini mudah dimasuki karena lazimnya ini adalah bisnis yang remang-remang dan agak illegal (gak perlu punya SIUP segala, langsung buka usaha), misalnya narkoba, perjudian, prostitusi atau jualan minuman keras di pinggir jalan Biasanya orang sulit keluar karena pertama sudah keenakan mendapat ekstra profit disitu, atau sudah ketagihan atau hobby bahkan menikmati sehingga enggan keluar, kedua karena sudah terjerat dalam mafia permainan internal, takut dan tidak kuasa keluar dari sistem. Buktinya sudah dipenjara berkali-kali saja masih balik ke bisnis lama

b. Contoh bisnis "yang SUSAH masuk tapi MUDAH keluar" : Sebaliknya bisnis ini sangat sulit dimasuki karena diikat oleh regulasi yang sangat ketat, menyangkut pertahanan dan keamanan. Untuk masuk saja harus dapat SKEP dari Menteri Pertahanan, tetapi karena begitu ketatnya aturan nya maka yang terjadi adalah seleksi alam. siapa yang kompeten bisa bertahan lama, yang tidak tahan paling cuma jadi perusahaan papan nama aja alias tidak ada kegiatan. Bisnis yang saya maksud adalah produsen, imprortir bahan peledak, kontraktor jasa peledakan pertambangan dan badan pelaksana angkutan bahan peledak. Salah sedikit dalam prosedur membawa bahan peledak saja langsung di black list oleh Mabes Polri, artinya terpental keluar dari bisnis ini.

5. Mila Fauziah (P056110153.38E)

TVRI sebagai TV publik dan TV pertama di Indonesia ternyata banyak ditinggalkan oleh pemirsanya sehingga memiliki rating terendah di antara TV nasional lainnya. Hal ini disebabkan oleh lemahnya merek TVRI. Bagaimana cara mereposisi merek TVRI agar lebih kuat dan pemirsanya semakin banyak terutama untuk kalangan remaja ?

Jawaban :

Spt kita amati bersama, ternyata selera masyarakat Indonesia tercermin dari acara TV yang memiliki rating paling tinggi, diantaranya sinetron (opera sabun), infotainment, live music, program cari bakat, komedi, supranatural dan acara yang sarat budaya pop (misal girl/ boys band ala Korea) spt acara-acara yang tayang pada jam "prime time" (jam 19.00 - 21.00). Apakah hal ini bisa ditafsarkan bahwa pemirsa TV Indonesia hanya suka pada tontonan ringan yang tidak menggurui (yang penting mudah dicerna dan tidak perlu mikir? untuk sekedar meringankan/ lari dari beban hidup? Acara yang yang diharapkan dapat melejitkan karir secara instan dan terkenal? Tentunya perlu

(5)

riset tersendiri, namun secara kasat mata memang demikian adanya. Di bagian ini, memang menjadi dilematis bagi TVRI, karena TVRI memiliki kewajiban kepada publik untuk menginformasikan kemajuan pembangunan, aktivitas masyarakat dari Sabang sampai Merauke, sebagai TV Pemersatu Bangsa, yang terkesan materi seperti ini akan berat, kaku dan monoton. Tentunya untuk meroposisi image, TVRI perlu belajar dari TV swasta, yaitu mengemas acara yang "berat" menjadi entertainment/ tontonan yang menghiibur, melibatkan banyak artis dan rekrutlah banyak team kreatif yang tentunya akan jadi mahal. Untuk segmen remaja (notabene mayoritas anak sekolahan), jadikan TVRI seperti TV Pendidikan dulu yang banyak menampilkan materi pelajaran sekolah, eksperimen, kuliah Universitas Terbuka, acara yang menampung remaja berprestasi dan tentunya musik yang menampilkan artis idola remaja. Dilemanya budget harus ditingkatkan

1. Anindito Ajireswara

Mengenai branding : coca cola worth brandingnya lebih besar daripada assetnya sendiri. dengan begini, dalam persaingan, apakah berarti kita lebih baik fokus ke branding, atau quality??

2. Ansori

3. Denden Agus Zailani

Ketika sebuah merk lebih dikenal (baik oleh konsumen ataupun kompetitor) dibandingkan company dari merk tersebut, mohon penjelasan mengenai dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap perkembangan pasar bagi merk maupun company yang bersangkutan?

4. Destya Danang Pradityo

Bagaimana caranya membangkitkan suatu merek yang sudah mengalami proses decline atau penurunan dari segi citra, finansial dan lain - lain. Jelaskan contohnya.

5. Erdiasa Nursaman

Menurut Aaker, disebutkan bahwa ekuitas merek terdiri dari komponen-komponen Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand Loyality, apakah setiap produk yang memiliki merek harus melalui tahapan-tahapan ekuitas merek tersebut seluruhnya ataukah bisa dari sebagian tahapan saja seperti dari Brand Awareness langsung ke tahapan Brand Loyality? Jelaskan dengan contoh !

6. I Gede Widya Anantayoga 7. Kristi Puji Astuti

(6)

9. Muhammad Ridwan (kelompok 4) 10. Nelvy Dwiyanti

Langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar bisnis kita agar tetap bisa bertahan dan tidak mati akibat hadirnya barang substitusi.

11. Rachmat Agustian

Saya teringat akan sebuah iklan salah satu perusahaan motor yakni merk Bajaj. Dimana iklan tersebut sudah pernah saya bahas pada salah satu tulisan saya di blog saya yakni di alamat:

http://rahmat38e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/02/26/lecture-note-marketing-mix-on-february-17th-2012/

Dalam iklan tersebut, pelanggan menganggap bahwa citra motor non-Bajaj adalah motor untuk wanita. Di satu sisi, pelanggan melihat bahwa citra iklan tersebut sangatlah menghina pecinta motor lain yang notabennya adalah non-bajaj. Sehingga image/citra negatiflah yang melekat pada brand/merk

tersebut. Apakah hal ini bisa menjadi ekuitas merk pada sisi Brand

Awareness dan Perceived Quality…? Bisa tolong dijelaskan untuk fenomena ini… 12. Rangga Nakasumi 13. Rita Berlis 14. Saiful Bahri 15. Sarah Widyatami 16. Sugiarman (kelompok 4) 17. Tenten (kelompok 4)

18. Tina Indah Lestari Girsang

Strategi apa yang harus digunakan untuk memajukan produk yang tak terlihat (misal jasa keuangan, atau yg berbentuk jasa lainnya)

19. Yayan Rukmana (kelompok 4) 20. Yoshi Nadia

Apakaha strategi yang cukup efektif dalam persaingan merk, apakah strategi mencong atau strategi Penyerangan frontal? Jelaskan !

Referensi

Dokumen terkait