• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN Sejarah Perusahaan PT. Global TV. Maret 1999 dengan akta No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapat Ijin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBYEK PENELITIAN Sejarah Perusahaan PT. Global TV. Maret 1999 dengan akta No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapat Ijin"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

OBYEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Global TV

PT. Global Informasi Bermutu (Global TV) didirikan pada tanggal 22 Maret 1999 dengan akta No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapat Ijin Prinsip Pendirian Lembaga Penyiaran Televisi Swasta No: 801/MP/PM/199 yang dikeluarkan oleh Menteri Penerangan RI, tertanggal 25 Oktober 1999. Dengan pangsa pasar anak muda dan mulai mengudara di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2002.

PT. Global Informasi Bermutu melakukan siaran perdana pada tahun 2002 dengan menayangkan program musik MTV selama 24 jam nonstop dengan jangkauan area di Jabotabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Namun seiring berjalannya waktu, Global TV menambah siarannya di 12 kota besar yaitu Makassar, Palembang, Manado, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Padang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, dan Jayapura.

Pada tahun 2005, Global TV melakukan perubahan format siarannya di Indonesia menjadi 12 jam untuk program Global TV. Pada perubahan ini Global TV memperluas target marketnya menjadi anak muda dan keluarga muda dari golongan ABC dengan usia 13-34 tahun, pria dan wanita.

(2)

Pada tahun 2006, Global TV tampil dengan konsep baru dan memperluas target marketnnya dari anak muda dan keluarga muda menjadi semua kalangan mulai 5-45 tahun, pria dan wanita dan dari golongan ABC. Selain memperluas target marketnya, Global TV mengalami perubahan jam tayang menjadi 8 jam. 8 jam program Global TV, 8 jam program MTV, dan 8 jam program Nickelodeon yang merupakan program anak-anak.

Pada akhir tahun 2007, Global TV mengubah target marketnya kembali menjadi ke semua kalangan dari anak-anak, reamaj, anak muda, dan orang tua dengan golongan AB, pria dan wanita dan telah merilis 30 stasiun yang mencakup 180 kota dan lebih dari 160 pemirsa dari keseluruhan kota.

Pada tahun 2008, Global TV tampil dengan wajah barunya, yaitu dengan mengubah logo lamanya menjadi logo baru. Dengan perubahan logo lamanya menjadi logo baru, Global TV berharap dapat memberikan image yang lebih segar, komplit, dan dinamis. Global TV pun memiliki slogan yakni “Global TV untuk Keluarga Indonesia”. Global TV tidak hanya mengubah tampilan logonya, tetapi juga memperluas program-programnya. Saat ini, program Global TV semakin banyak dan beraneka ragam. Program-program tersebut dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, news, sports, movies, variety show, games show, sinetron, infotainment, musik, dan kartun. Dengan adanya perubahan ini dan bervariasinya program yang ditayangkan, diharapkan program-program Global TV dapat dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia.

Global TV dimiliki secara tidak langsung oleh Bimantara melalui PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Global TV pun pernah beberapa kali

(3)

memecahkan rekor MURI yaitu, pada tahun 2006 Global TV memecahkan rekor MURI untuk “pembuatan logo puzzle terbesar”. Pada tahun 2007, Global TV juga memecahkan rekor MURI sebagai acara dengan dekorasi galon air mineral terbanyak dan “gaun terbesar berdiameter 12 meter” serta “mirror ball berdiameter 2 meter”.

3.1.2 Logo-Logo Global TV

Inilah logo-logo dari Global TV dari tahun 2002 sampai dengan sekarang.

Gambar 3.1

(4)

Gambar 3.2

Logo Global TV pada Tahun 2006 – 2008.

Gambar 3.3

Logo Global TV pada Tahun 2008 – 2012.

Gambar 3.4

(5)

3.1.3 Visi Global TV

Adapun visi dari PT. Global Informasi Bermutu (Global TV) adalah sebagai satu-satunya media televise yang menjadi sember inspirasi, informasi, dan hiburan bagi anak muda dan mengerti serta memahami keinginan dan kebutuhan permirsa yang sekaligus menjadi media terefektif bagi agencies dan pemasang iklan khususnya produk anak muda.

3.1.4 Misi Global TV

Misi Global TV adalah sebagai media untuk menyalurkan energi, dinamika, dan proses kreatif anak muda Indonesia dengan memadukan tatanan perkembangan informasi dan hiburan yang berlandaskan etika dan budaya bangssa Indonesia melalui tayangan program yang mencakup kebutuhan informasi, pendidikan, dan hiburan yang sesuai dengan generasi muda sebagai segmen utama permirsa.

(6)

3.1.5 Program-Program Global TV

Gambar 3.5

Program-program di Global TV dibagi menjadi 4, yaitu :

1. Show, dibagi lagi menjadi 4, yaitu :

a) Spesial

b) Regular program, dibagi lagi menjadi 3, yaitu :

- Drama, acaranya antara lain :

(7)

• Awas Ada Sule 2

• Sketsa Tawa

- Non Drama, acaranya antara lain :

• Main Kata

• Deni Manusia Ikan

• Tamu Gokil • One Cubed • Gadis petualang • Kungfu Chef • Teenlicious • Petualangan Panji

- News, acaranya antara lain :

• Berita Global

• Global Malam

• Obsesi

• Focus Selebriti

- Kids, acaranya antara lain :

(8)

- Nickelodeon

• Penguin of Madagaskar

• Spongebob Squarepants

• Chalkzone

• Dora The Explorer

2. Movies, dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :

• Big Movies I

• Big Movies II

• Big Movies III 3. Musik, acaranya antara lain :

• 100% ampuh

• LAMP10N 100% Ekspresif

4. Sport, acaranya antara lain :

• Indonesia Premier League

• FA Cup

• Match Barclays Premier League

• Preview Barclays Premier League

(9)

• 100% Sport

• Bola Dalam Berita

3.1.6 Struktur Organisasi

(10)

MNC didukung dengan manajemen yang kuat datang dari berbagai industri yang saling melengkapi untuk menciptakan tim manajemen yang kuat.

Hary Tanoesoedibjo Group President & CEO

Lahir di Surabaya pada tahun 1965. Menjabat sebagai Group President & CEO MNC sejak Maret 2004. Dia adalah pemegang saham pendiri dan Ketua Eksekutif PT Bhakti Investama Tbk. sejak tahun 1989. Saat ini, menjabat di beberapa perusahaan lainnya, termasuk sebagai Presiden Grup dan CEO PT Global Mediacom Tbk. sejak 2002, Komisaris Utama RCTI sejak 2008, Presiden Komisaris PT MNC Sky Vision (Indovision), Presiden Komisaris Media Nusantara Informasi sejak 2008, Presiden Komisaris MNC Networks sejak 2008, Presiden Komisaris MNC Pictures sejak 2007, dan perusahaan lainnya dalam Grup Mediacom dan Bhakti Investama Group. Beliau meraih gelar Bachelor of Commerce (Honors) gelar dari Carleton University, Ottawa, Kanada, pada tahun 1988 dan gelar MBA dari Ottawa University, Ottawa, Kanada, pada tahun 1989. Beliau juga menjabat sebagai Bendahara Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) dan menjadi pembicara di berbagai seminar serta pengajar di program pasca sarjana di berbagai universitas untuk mata pelajaran tentang keuangan perusahaan, investasi, dan manajemen strategis. Dengan latar belakang sebagai bankir investasi terkemuka, ia mengembangkan model bisnis MNC seperti saat ini melalui berbagai akuisisi dan mendirikan beberapa unit usaha baru, termasuk akuisisi PT

(11)

Global Mediacom Tbk., RCTI, TPI, serta pengembangan cetak dan konten bisnis dalam MNC dan banyak lainnya.

Agus Mulyanto Direktur

Lahir di Surabaya pada tahun 1948. Menjabat Direktur MNC sejak tahun 2006 dan sebagai anggota Dewan Komisaris RCTI sejak tahun 2008. Dia adalah seorang Eksekutif Senior dan anggota Dewan Direksi PT Surya Citra Televisi (1989-2003) dengan posisi terakhir sebagai Direktur Utama. Meraih gelar Sarjana Teknik Elektro jurusan Telekomunikasi dari Sepuluh Nopember Institute of Technology (ITS), Surabaya, pada tahun 1972 dan menyelesaikan Program Pasca Sarjana di bidang

Telekomunikasi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, pada tahun 1976. Beliau meraih gelar Master of Science di bidang Teknik Telekomunikasi dengan Minor di Manajemen Bisnis tahun 1978 dan meraih gelar Doktor dalam bidang Teknik Telekomunikasi pada tahun 1982, baik dari University of Wisconsin, Madison, AS.

Oerianto Guyandi Direktur

Lahir di Jember pada tahun 1966. Menjabat sebagai Direktur sejak tahun 2009 MNC juga sebagai Chief Financial Officer PT Global Mediacom Tbk. Sebelumnya, beliau menjabat beberapa posisi penting seperti

(12)

Direktur / Wakil Presiden Direktur di PT MNC Sky Vision, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia, dan PT Global Informasi BERMUTU.

Sebelumnya menjabat sebagai Direktur di PT Bhakti Investama Tbk. (2004-2008) dan PT Bhakti Capital Indonesia Tbk. (2000-2002). Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Indonesia dan gelar Sarjana Teknik Pertanian dari Institut Pertanian Bogor di Indonesia. Beliau memulai karirnya di Kantor Akuntan Publik Prasetio Utomo & Co (Arthur Andersen) serta Salim Group.

Nana Puspa Dewi Direktur

Nana bergabung MNC tahun 2007 setelah menghabiskan 21 tahun di industri barang konsumen, termasuk perusahaan FMCG besar seperti Procter & Gamble, Mars Inc, Mayora dan Cadbury. Dia memegang posisi yang berbeda dari Management Trainee, Brand Manager, GM Marketing, Country Manager dan posisi terakhir sebelum bergabung dengan MNC adalah sebagai Managing Director di Cadbury Indonesia. Meskipun dia adalah baru untuk industri media, tahun-tahun pengalaman dalam riset pasar, penjualan & pemasaran dan manajemen umum telah sangat membantu dalam memimpin Programming, Produksi dan Divisi Promosi di TPI. Meraih gelar sarjana Ekonomi Manajemen dari Universitas Udayana, Indonesia.

(13)

3.2 Profil Program

3.2.1 Highlight Barclays Premier League

Tayangan Highlight Barclays Premier League merupakan acara olahraga di Global TV yang menampilakan berbagai cuplikan pertandingan-pertandingan sepakbola di Liga Inggris, baik cuplikan gol-gol terindah, cuplikan kejadian yang menghebohkan, cuplikan kejadian yang memilukan, dan yang lainnya. Didalam acara ini juga menyajikan pembahasan hasil pertandingan dari para komentator pengisi acara Highlight Barclays Premier League, dan juga menggelar kuis dengan hadiah uang tunai jutaan rupiah yang dibawakan oleh host wanita yang menarik. Acara ini memiliki durasi tayang 30 menit yang ditayangkan setiap hari rabu dari jam 00.30 sampai dengan jam 01.00 WIB.

Global TV mempunyai tiga program yang menayangkan tentang seputaran pertandingan Barclays Premier League. Pertama adalah pertandingan langsung Barclays Premier League yang disiarkan pada hari sabtu dan minggu. Setelah itu program Highlight Barclays Premier League pada hari rabu dini hari, yang membahas tentang cuplikan-cuplikan pertandingan Barclays Premier League yang telah lewat. Terakhir program Preview Barclays Premier League pada hari kamis dini hari, yang isinya tentang cuplikan-cuplikan profil tim Braclays Premier League yang akan bertanding pada hari sabtu dan minggu depannya.

(14)

Gambar 3.7

Logo Highlight Barclays Premier League

3.3 Metodologi Penelitian

3.3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

Penelitian kuantitatif didesain sangat spesifik, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek tertentu, atau benar-benar focus kepada suatu permasalahan saja. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

(15)

3.3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis eksplanatif. Peneliti menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Peneliti membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual, dan kerangka teori. Peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variabel saru dengan variabel yang lainnya.

Variabel adalah konsep yang bisa diukur. Kegiatan berteori ini ada dalam kerangka teori. Sering disebut pula sebagai jenis riset korelasional dan komparatif (Rachmat Kriyantono, 2010 : 69).

3.3.3 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menggunakan survey. Survey merupakan pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu didalam daerah atau lokasi tertentu atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan angket atau kuesioner didalam metodologi penelitian ini, guna untuk lebih memudahkan peneliti untuk mendapatkan infomasi-informasi yang dibutuhkan. Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden (Rachmat Kriyantono, 2010 : 97).

Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi tentang pernyataan-pernyataan seputar Highlight Barclays Premier League kepada mahasiswa

(16)

Bina Nusantara Jurusan Marketing Komunikasi 2014. Dari hasil jawaban ini, peneliti dapat mengetahui apakah program acara Highlight Barclays Premier League membuat minat mahasiswa Bina Nusatara Jurusan Marketing Komunikasi 2014 menonton pertandingan sepakbola.

3.3.4 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini yaitu program acara Highlight Barclays Premier League di Global TV, diteliti karena program acara ini mempunyai isi acara yang banyak menyajikan informasi-informasi tentang seputaran Liga Inggris. Cuplikan-cuplikan tentang pertandingan yang sudah lewat, gol-gol indah, dan yang lainnya tersedia di isi acara dari Highlight Barclays Premier League.

Pemilihan program acara ini karena peneliti tertarik apakah ada pengaruh dari program Highlight Barclays Premier League terhadap minat dari penonton untuk menonton pertandingan sepakbola. Selain itu, program acara Highlight Barclays Premier League mempunyai rating dan share yang cukup tinggi. Berdasarkan dari Raditya Mardiansyah Putra selaku Production Assistant acara Highlight Barclays Premier League, rata-rata rating dan share program acara Highlight Barclays Premier League dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2012 mencapai rating 3,0 dan share 8,5.

(17)

3.3.5 Populasi

Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, nilai, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Burhan Bungin, 2005 : 99).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bina Nusantara Jurusan Marketing Komunikasi 2014. Berdasarkan keterangan yang didapat dari Ibu Lela dari Layanan Informasi Mahasiswa (LIM), jumlah mahasiswa Bina Nusantara jurusan Marketing Komunikasi adalah 430 orang.

3.3.6 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dan pada umumnya, suatu penelitian tidak dapat melibatkan seluruh populasi penelitian (mahasiswa Bina Nusantara Jurusan Marketing Komunikasi 2014) karena terlalu banyak. Sampel mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, karena tidak semua dara dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang dimilikinya.

(18)

Dengan populasi mahasiswa Bina Nusantara yang terlalu banyak, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane untuk memilih sampel penelitian, dengan sebagai berikut :

n = N N. (d)2 + 1 Keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi (d)2: derajat ketelitian (0,1)2 Rumus : n = N N. (d)2 + 1 n = 430 430. (0,1)2 + 1 n = 430 4,3 + 1

(19)

n = 430

5,3

n = 81,132075 = 82 orang

Sehingga sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 82 responden.

3.3.7 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan berapa banyak sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel ini dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling adalah teknis sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling (sampling random sederhana). Simple Random Sampling ini adalah teknik yang paling mudah dilakukan. Di sini setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Periset menulis atau memberikan nomor pada seluruh anggota populasi, lalu mengundinya

(20)

(merandom / mengacak) sampai mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan. Cara ini akan menyulitkan bila populasinya sangat besar. (Rachmat Kriyantono, 2010 : 154).

3.3.8 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian dilakukan beberapa teknik-teknik tertentu sesuai dengan tujuannya. Model teknik pengumpulan data yang dipilih untuk setiap variabel tergantung pada karakteristik data variabel. Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Burhan Bungin, 2005 : 122). Data primer dari penelitian ini adalah bersumber dari kuesioner yang disebarkan kepada responden. Kuesioner adalah suatu riset atau survey yang terdiri dari serangkaian pernyataan tertulis yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok orang yang terpilih. Isi dari kuesioner adalah sejumlah daftar pernyataan yang dibuat oleh peneliti yang berkaitan dengan masalah penelitian dan kemudian disebarkan kepada responden. Maksud dari

(21)

penyebaran kuesioner ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari responden.

Selain itu penelitian juga menggunakan kuesioner dan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu objek tertentu. Dengan skala Likert, komponen yang dapat terukur dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pernyataan kemudian dijawab oleh responden.

Jawaban setiap item instrument diberi nilai sebagai berikut :

1. Apabila jawaban “sangat tidak setuju” diberi nilai 1 2. Apabila jawaban “tidak setuju” diberi nilai 2 3. Apabila jawaban “ragu-ragu” diberi nilai 3 4. Apabila jawaban “setuju” diberi nilai 4 5. Apabila jawaban “sangat setuju” diberi nilai 5 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2003 : 132).

3.3.9 Teknik Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif ini dikenal dengan beberapa jenis analisis. Pembedaan ini tergantung dari banyaknya variabel yang akan dianalisis. Berikut adalah beberapa jenis dari teknik analisis data :

(22)

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antar variabel (Rachmat Kriyantono, 2010 : 168). Analisis univariat ini menggunakan distribusi frekuensi untuk melihat sebaran jawaban. Kegunaan dari distribusi frekuensi ini adalah membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari data penelitian.

2. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh atau bebas dan variabel terpengaruh atau tak bebas (Rachmat Kriyantono, 2010 : 168). Analisis menggunakan regresi linear sederhana. Pengukuran pengaruh program Highligh Barclays Premier League terhadap minat menonton pertandingan sepakbola dilakukan dengan menggunakan uji analisis regresi linear sederhana melalui alat bantu SPSS 17.0. Analisis regresi dapat digunakan untuk melihat pengaruh variabel independent X1 dan X2 terhadap masing-masing variabel Y. Rumus regresi linear sederhana adalah :

(Sumber : Sugiono, 2003)

e

x

a

(23)

Keterangan :

Y = subyek dalam variabel dependent yang diprediksi.

α = harga Y bila X = 0 (harga konstanta).

β = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.

e = eror.

Regresi dapat digunakan untuk mengetahui variabel independen apa saja yang berhubungan dengan variabel dependen, selain itu dapat diketahui seberapa besar hubungan masing-masing variabel independen lainnya. Dari analisis ini diketahui variabel mana yang paling besar atau dominan mempengaruhi variabel dependen Y, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi (beta). Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan nilai :

a. Nilai signifikansi anova: 0,05, untuk melihat pengaruh antara variabel dependen dengan independen.

b. Nilai r (Koefisien Korelasi) model summary, untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan independen.

(24)

c. Nilai r² (Koefisien Determinasi) untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependen.

d. Nilai beta (β) untuk menunjukkan kontribusi masing-masing variabel independen.

3. Analisis Multivariat

Sama seperti analisis biavriat, hanya pada analisis mulitivariat jumlah variabelnya lebih dari dua. Namun tetap mempunyai dua variabel pokok, hanya variabel bebasnya terdiri dari sub-sub variabel (Rachmat Kriyantono, 2010 : 168). Dalam analisis multivariat ini menggunakan regresi linear berganda. Regresi linear berganda ini digunakan bila penyebab diperkirakan lebih dari satu variabel. Rumusnya :

(Sumber : Rachmat Kriyantono, 2010)

Selain dari teknik analisi ini, paneliti juga menggunakan koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (r2), dan koefisien determinasi disesuaikan (adjusted r2) untuk melihat hubungan dan pengaruh dari variabel bebas dalam penelitian ini.

(25)

1. Koefisien Korelasi (r)

Koefisien korelasi untuk sampel dinotasikan dengan r. Uji koefisien korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel apakah variabel dependen maupun independen.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji korelasi sebab di dalam uji regresi terlihat juga koefisien korelasi untuk melihat kuat rendahnya hubungan dua variabel, yaitu hubungan antara variabel X1 (Isi Media) terhadap variabel Y (Minat Menonton Pertandingan Sepakbola), serta hubungan antara variabel X2 (Media Exposure) terhadap variabel Y (Minat Menonton Pertandingan Sepakbola).

Adapun untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan pengaruh dapat diklasifikasikan menurut Sugiyono (2008:183), sebagaimana pada tabel pada halaman berikut :

Tabel 3.1

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Klasifikasi

0,000 – 1,999 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat (Sumber : Sugiyono, 2008)

(26)

Secara umum nilai koefisien korelasi terletak antara 1 dan +1 atau -1<r<1. Dengan kata lain koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar +1 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r = +1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan positif.

b. Jika mendekati +1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan positif.

c. Jika r = -1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan negatif.

d. Jika mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan negatif.

e. Jika r = 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan Y. f. Jika mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dan Y

sangat lemah sekali.

2. Koefisien Determinasi (r2)

Koefisien determinasi untuk sampel dinotasikan dengan r2. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi. r2 merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah antara angka nol sampai dengan angka satu (0≤ r2≥ 1).

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji koefisien determinasi sebab di dalam uji regresi terlihat juga koefisien determinasi untuk melihat ada tidaknya pengaruh dua variabel, yaitu

(27)

pengaruh antara variabel X1 (Isi Media) terhadap variabel Y (Minat Menonton Pertandingan Sepakbola), serta pengaruh antara variabel X2 (Media Exposure) terhadap variabel Y (Minat Menonton Pertandingan Sepakbola).

3. Koefisien Determinasi disesuaikan (Adjusted r2)

Koefisien determinasi disesuaikan untuk sampel dinotasikan dengan Adjusted r2. Koefisien determinasi disesuaikan adalah koefisien determinasi yang mempertimbangkan (disesuaikan dengan) derajad bebas. Derajad bebas besarnya tergantung dengan banyaknya variabel bebas.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji koefisien determinasi disesuaikan sebab di dalam uji regresi terlihat juga koefisien determinasi disesuaikan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari dua variabel yang digabungkan, yaitu pengaruh antara variabel X1 (Isi Media) dan variabel X2 (Media Exposure) terhadap variabel Y (Minat Menonton Pertandingan Sepakbola).

3.3.10 Keabsahan Penelitian

1. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel alat konstruk. Suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

(28)

handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006 : 41).

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui bagaimana butir-butir pertanyaan dalam kuesioner saling berhubungan, mendapat nilai alpha cronbach yang merupakan indeks internal consistency dari skala pengukuran secara keseluruhan, dan mengidentifikasi butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang bermasalah dan harus direvisi atau dihilangkan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode Alpha-Cronbach. Dimana standar nilai realibilitasnya ada seperti tabel 3.1 tingkat realibilitas berdasarkan nilai alpha.

Tabel 3.2

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

ALPHA TINGKAT RELIABILITAS

0,00 s.d 0,20 Kurang reliable > 0,20 s.d 0,40 Agak reliable > 0,40 s.d 0,60 Cukup reliable > 0,60 s.d 0,80 Reliable > 0,80 s.d 1,00 Sangat reliable (Sumber : Triton, 2006)

Maka nilai realibilitas penelitian ini adalah jika nilai alpha cronbach besar dari 0.60 (>0.60).

(29)

2. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya setiap butir kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel (0.360) dan nilai positif pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. (Ghozali, 2006 : 45).

3.3.11 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Setiap pekerjaan tentu memliki kelemahan dan keterbatasan dalam proses pengerjaan maupun penyelesaiannya. Dalam penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa kelemahan dan keterbatasan yang masih terbilang sebagai kelemahan dan keterbatasan yang wajar dialami setiap peneliti dalam melakukan penelitian.

Kelemahan dari peneliti adalah rasa jenuh dengan mengerjakan skripsi ini, karena kejenuhan bagis seorang peneliti untuk menyelesaikan proses penelitian ini bersumber dari kegiatan sehari-hari peneliti yang bersifat tidak variatif sehingga memunculkan rasa jenuh didalam diri peneliti. Rasa jenuh inilah yang menjadi kelemahan besar bagi peneliti didalam penelitian ini.

(30)

Kelemahan lainnya dalam penelitian ini adalah susahnya untuk mencari responden yaitu mahasiswa jurusan Marketing Komunikasi Universitas Bina Nusantara yang menjadi populasi didalam penelitian. Hal ini terjadi karena peneliti tidak terlalu banyak mengenal mahasiswa yang menjadi populasi penelitian ini dan ketidakjujuran responden dalam menjawab kuesioner yang dibagikan.

Selain kelemahan yang membahas tentang responden, peneliti juga mengalami kelemahan dalam mengerjakan SPSS. Hal ini dikarenakan peneliti yang tidak pernah mempelajari bagaimana mengakses aplikasi SPSS tersebut. Peneliti harus belajar dari awal bagaimana menjalankan, memasukkan data-data hasil kuesioner, dan memasukkan hasil dari SPSS tersebut ke dalam bab 4 yaitu bab yang berisi hasil penelitian.

Keterbatasan dari penelitian ini adalah terbatasnya waktu dalam menyebarkan kuesioner kepada responden. Hal ini terjadi karena peneliti tidak terlalu banyak mengenal responden dan harus menunggu responden setelah mereka selesai kuliah dan ini membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu responden tersebut. Selain itu peneliti harus menyelesaikan proses penelitiannya yang lain.

Referensi

Dokumen terkait