• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nyoman Wijana. Staf Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Undiksha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nyoman Wijana. Staf Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Undiksha"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

546

Analisis Kualitas Air Laut Sebagai Dampak Dari Usaha Budi

DayaUdang Dengan Sistem Kurungan Di Laut Lepas Desa

Sangsit,Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali

Nyoman Wijana

Staf Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Undiksha

e-mail: wijana_1960@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak lingkungan yang terjadi, khususnya terhadap kualitas air laut, yang digunakan sebagai pembudidayaan udang (tapak proyek) dengan sistem kurungan laut di laut lepas Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh air laut yang ada di tapak proyek yang dijadikn lokasi pembudidayaan udang dengan sistem kurungan. Sampel penelitian ini adalah air laut yang diambil sebanyak tiga botol sampler pada setiap titik sampling. Ada sebanyak empat titik sampling (stasiun) sehingga total jumlaing sampling air adalah sebanyak 12 botol sampler. Teknik pengambilan samplingnya adalah dengan sistematik sampling. Pengukuran parameter kualitas air laut dilakukan di 12 titik sampling secara langsung dengan menggunakan water quality checker dan juga dilakukan uji laboratorium. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik ekologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air laut secara umum masih dalam kondisi normal atau belum tercemar atau masih sesuai dengan baku mutu air laut. Namun ada beberapa parameter kualitas air laut yang telah berada di atas atau bawah baku mutu air laut. Di antaranya adalah salinitas, turbiditas, DO, ammonia dan keanekaragaman plankton.

Kata Kunci: Kualitas Air Laut, Budi Daya Udang, Laut Lepas Abstract

The purpose of this research was to determine the environmental impacts that occur, in particular to the quality of sea water, which is used as the cultivation of shrimp (project site) with a sea Confinement systems in the open sea Sangsit Village, District Sawan, Buleleng. Population of this research is all the sea water in the project site which is used as the location of shrimp farming in confinement systems. The sample was sea water taken three bottles sampler at each sampling point. There are a total of four sampling points (stations) so that the total amount of water sampling as many as 12 bottles sampler. The technique of taking sampling is systematic sampling. Measurement of water quality parameters conducted in 12 sampling points directly by using water quality checker and also conducted laboratory tests. Data were analyzed by descriptive and ecology statistics. The results of this research showed that the seawater quality in general is still in normal condition or not contaminated or still in accordance with the sea water quality standard. However there are some sea water quality parameters that is above or below the sea water quality standards. Among these are salinity, turbidity, DO, ammonia and plankton diversity.

Keywords: Marine Water Quality, Aquaculture Shrimp, Open Seas

Pendahuluan

Di laut lepas Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng telah dilakukan usaha pembudidayaan udang terpadu dengan sistem kurungan laut. Pembudidyaan ini dilaksanakan di laut lepas pada kedalaman 30-40m di bawah permukaan laut. Sistem budidaya udang seperti ini menggunakn teknologi

aquapod yang termodern. Teknologi ini baru diterapkan oleh dua Negara yaitu Mexico dan Indonesia. Khusus untuk di Indonesia,laut lepas yang dipilih adalah laut lepas Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng.

Penggunaan teknologi pembudidayaan udang terpadu dengan sistem kurungan di laut lepas ini, memiliki beberapa keuntungan di antaranya : (1) tidak merusak vegetasi hutan mangrove, (2) udang yang dipanen adalah udang yang dibudidayakan

semata dan tidak menangkap jenis biota lainnya, (3) mengurangi penggunaan energi listrik, (4) pemeliharaan udang berlangsung secara alami,sesuai dengan habitat aslinya (5) posisi kedalaman untuk menempatkan instrumen ini dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, dan (6) udang yang dipanen lebih higienis dan mudah dibersihkan (PT. TOP, 2011).

Dengan mempertimbangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki teknologi pembudidayaan udang terpadu dengan sistem kurungan di laut lepas tersebut, maka salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembudidayaan udang melakukan investasi dengan menggunakan teknologi tersebut. Penerapan teknologi sistem kurungan di laut lepas ini satu-satunya di Indonesia.

Sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan pembudidayaan udang di Desa

(2)

547

Sangsit adalah (1) Letak geografis Desa Sangsit yang strategis, (2) Merupakan area dengan laut dalam, (3) Mendukung kegiatan logistik, (4) Bukan merupakan area hutan lindung atau konservasi alam, (5) Perusahaan ini ingin memperkenalkan Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali sebagai penghasil udang dengan kualitas terbaik dan tidak merusak lingkungan (PT. TOP, 2011).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, untuk tahun 2012 telah dikembangkan budidaya udang dengan sistem kurungan di laut lepas dengan luas area laut lepas seluas 4,5 Ha. Kegiatan tahap pertama ini sebagai pilot project

sebelum dikembangkan lebih lanjut pada tahun-tahun berikutnya yang rencana pengembangannya mencapai 100 hektar di tahun 2015. Rincian pengembangannya dapat disampaikan bahwa untuk tahun 2012 dilakukan

pilot project dengan luas area 4,5 Ha, dan tahun 2013 akan dikembangkan seluas 30 Ha, dan ini akan terus dikembangkan sampai tahun 2015 mencapai area seluas 100 Ha (PT. TOP, 2011).

Sebagaimana sudah disampaikan di depan, bahwa teknologi pembudidayaan udang terpadu dengan sistem kurungan laut yang digunakan oleh investor ini termasuk ke dalam kategori teknologi termodern dan ramah lingkungan. Namun di satu sisi, sesuai dengan azas dasar ilmu lingkungan dan kaidah-kaidah dalam analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) bahwa di dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk keperluan suatu usaha atau kegiatan, akan selalu terjadi perubahan atau menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan itu sendiri, di mana dampak potensial itu dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Hal ini memberikan indikasi bahwa agar kondisi air laut (sebagai batas proyek), air sungai dan vegetasi pantai (sebagai batas ekologis) dan culture (sebagai batas sosial) tetap dalam kondisi tidak tercemar atau dampak potensial negatif yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin, maka diperlukan kajian ilmiah yang mendalam dan independen.

Di samping itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), serta Permen LH Nomor 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL, bahwa setiap pemanfaatan sumber daya alam untuk suatu usaha atau kegiatan, diperlukan adanya Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Dari amanah undang-undang tersebut, hasil penelitian ini sangat penting maknanya karena penelitian ini bersifat independen, dapat digunakan sebagai pola pengendalian lingkungan hidup agar tidak terjadi pencemaran dan kerusakan terhadap lingkungan. Lebih jauh, hasil kajian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah dalam hal mengambil kebijakan untuk mempertimbangkan keberlanjutan pembudidayan udang yang dimaksud. Dengan demikian akan terjadi penselarasan antara pembangunan pemrberdayaan sumber daya alam laut dengan pelestarian lingkungan laut,lingkungan pantai dan kesejahteraan sosial masyarakat pesisir

Dalam kajian makalah ini disajikan hasil kajian yang ditekankan pada kualitas air laut sebagai akibat adanya usaha pembudidayaan udang di laut lepas sebagaimana sudah diuraikan di atas. Dampak lain dari usaha yang dilakukan atas kegiatan ini akan disampaikan pada kesempatan yang lainnya. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak lingkungan yang terjadi, khususnya terhadap kualitas air laut,yang digunakan sebagai pembudidayaan udang (tapak proyek) dengan sistem kurungan laut di laut lepas Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan jika pengetahuan tentang gejala yang diteliti masih sangat kurang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air laut (sebagai batas proyek) yang ada di laut lepas Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, terutama pada GPS 8o04‘14.36S 115o07‘15.69 E.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Populasi dan Sampel Penelitian

No INDIKATOR POPULASI JENIS SAMPEL LOKASI SAMPEL UKURAN/BESARNYA SAMPEL JUMLAH SAMPEL 1 Kualitas Air Laut (Fisik, Kimia, Biologi)

Air laut Abiotik GPS8

o04‘14.36S 115o07‘15.69E

Jirigen dengan Vol 10 liter. 3 Jiregen. Pada 4 stasiun = 12 jiregen

(3)

548

Dalam penelitian ini parameter yang diukur mengacu pada rumusan masalah yang akan dikaji. Parameter penelitian meliputi Parameter I berupa kualitas air laut abiotis (A) yaitu fisik dan kimia meliputi suhu, Konduktivitas, Turbiditas, Salinitas, pH, DO, BOD, COD, total pospat sebagai P, NO3 sebagai N, Cr dan parameter II kualitas air laut dari sisi biotis (B) meliputi fitoplankton, zooplankton, dan Total Coliform.

Instrumen penelitian ini terdiri dari: 1. Water Quality Checker, digunakan untuk

mengukur pH, temperatur, DO, Konduktivitas, Turbiditas, dan Salinitas. 2. DO meter, untuk mengukur DO

(pembanding)

3. BOD Quick Meassuring Apparatus, untuk mengukur Kadar BOD

4. COD Meter, untuk mengukur kadar COD dalam air.

5. Termometer air, untuk mengukur suhu air. 6. Seperangkat uji kualitas air di laboratorium,

untuk mengukur parameter P (dalam pospat), N (dalam NO3),

7. Mikroskop dan kelengkapannya untuk uji biota air : Fitoplankton, Zooplankton dan Bakteri Coliform.

8. Autoclave untuk kelengkapan uji bakteri. 9. Alat-alat gelas untuk kelengkapan uji

bakteri dan biota air.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan atas paramter yang diukur. Untuk pengumpulan data dengan

parameter kualitas air laut dikumpulkan dengan mengambil air laut dengan GPS tertentu, dengan menggunakan watersampler bottle

kemudian disimpan dalam jiregen. Air tersebut selanjutnya diuji di laboratorium Biologi dan Dinas Kesehatan Propinsi Bali. Di samping itu juga dilakukan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat water quality checker. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Penentuan kualitas air laut

a. Penentuan pH, BOD, COD, DO, Salinitas, Konduktivitas, dan Turbiditas dilakukan pengukurannya secara langsung di tempat penelitian dengan menggunakan alat Water Quality Checker digital. Pada masing-masing stasiun diukur sebanyak 2 kali. Cara pengukuran alat ini sesuai dengan petunjuk penggunaan alat ini. Hasil pengukuran dimasukkan dalam Tabel 2. b. Penentuan Pospat sebagai P, NO3 sebagai N, Cr dan parameter lainnya diuji di Laboratorium Dinas Kesehatan Propinsi Bali. Hasil pengukuran dimasukkan dalam Tabel 2.

2. Penentuan kualitas air laut dari komponen biologis atau biota air laut (Phytoplankton, Zooplankton, dan Total Coliform), diuji di laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam

Tabel 3.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kualitas Air Laut/Sungai: Komponen Abiotik

Lokasi pengambilan sampel: stasiun ….. (GPS …) Cuplikan

ke-

Parameter yang diukur pH Suhu (0C) DO (mg/L) BOD (mg/L) COD (mg/L) Kondukt (ms/cm) ………. ………. 1 2 Dst Jumlah Rata-rata

Tabel 3. Hasil pengukuran kualitas air laut : Komponen Biota air Laut (Zoo plankton, Fitoplankton, Bentos)

Lokasi pengambilan sampel : stasiun/GPS ... Cuplikan ke- SPESIES A B C D E F ………. ………. 1 2 Dst Jumlah

(4)

549

(5)

550

Teknik analisis data yang dilakukan adalah

sebagai berikut.

1. Standarisasi kualitas air laut. Data tentang kualitas air laut yang meliputi pH, temperatur, DO, BOD, COD, Konduktivitas, Turbiditas, Salinitas, P, dan N, Cr dan lain-lain dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan rata-rata hasil pengukuran kualitas air laut dengan baku mutu air laut untuk biota laut; dan 2. Data tentang biota air laut (fitoplankton,

zooplanktondan bentos) dianalisis dengan

mencari komposisi spesies, kerapatan/indeks spesies dan indeks keanekaragaman spesies dengan menggunakan rumus dari Simpson (Mueller-Dombois & Ellenberg, 1974 dan Michael, 2002).

Hasil dan Pembahasan

Data Kualitas Air Laut

Berikut ini disajikan data hasil pengukuran kualitas air laut menggunakan Water Quality Checker pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Kualitas Air Laut

NO PARAMETER BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK BIOTA LAUT LOKASI PROYEK

1 pH 7-8,5 8,0

2 Salinitas Coral: 33-34%; Mangrove s/d 34%; Lamun:33-34%

2,9% 3 Suhu Air Coral: 28-30 oC, Mangrove:28-32 oC; Lamun:

28-30 oC

29,5oC

4 Konduktivitas - 46,2

5 Turbiditas <5 NTU 10 NTU

5 COD Mg/l - 6 DO >5 mg/l 0,097 mg/l 7 BOD 0,0 8 Ammonia 0,3 mg/l <0,0011 mg/l 9 Nitrat 0,008 mg/l 0,0409 mg/l 10 Phospat 0,015 mg/l 0,0164 mg/l

11 Bau Alami Tidak Berbau

12 Rasa Alami Asin

13 Warna Alami Biru

14 Sianida (CN) 0,5 mg/l - 15 Sulfida (H2S) 0,01 mg/l - 16 Senyawa Fenol Total 0,002 mg/l - 17 PCB Total 0,01 µg/l - 18 Surfaktan (deterjen) 1 Mg/l MBAS - 19 Minyak dan Lemak 1 mg/l - 20 Pestisida 0,01 µg/l - 21 TBT (Tributil Tin) 0,01 µg/l - 22 Raksa (Hg) 0,001 mg/l - 23 Kromium Heksavalen (Cr(VI)) 0,005 mg/l - 24 Arsen (As) 0,012 mg/l - 25 Kadmium (Cd) 0,001 mg/l - 26 Tembaga (Cu) 0,008 mg/l - 27 Timbal (Pb) 0,008 mg/l - 28 Seng (Zn) 0,05 mg/l - 29 Nikle (Ni) 0,05 mg/l - 30 Colliform (total) 1000 MPN/100 ml - 31 Patogen 0 sel/100ml -

32 Plankton Tidak bloom Lihat Tabel

Berdasarkan Tabel 4 terdapat parameter yang sesuai dengan baku mutu air laut yaitu pH,

suhu, konduktivitas, kandungan nitrat, kandungan phospat, bau, rasa, dan warna.

(6)

551

Selain itu terdapat juga beberapa parameter yang tidak sesuai denan baku mutu air laut yaitu salinitas, turbiditas, DO, dan ammonia.

Berikut ini merupakan data pengukuran faktor klimatik kawasan laut di sekitar karamba yang disajikan pada Tabel 5 .Tabel 5. Data Klimatik Kawasan Laut

Lokasi Suhu (°C) Kelembaban (%) Tekanan Udara (mph) GPS Waktu I 30,2 69 9 115°07'374" BT 17.20.32 08°04'554" LS II 30,2 69 10 115°07'331" BT 17.21.55 08°04'578" LS III 29,8 74 6 115°07'199" BT 17.31.00 08°04'611" LS Berdasarkan data pada Tabel 5 pada lokasi

1 memiliki suhu sebesar 30,2oC dan kelembaban 69%. Pada lokasi 2 memiliki suhu sebesar 30,2 oC dan kelembabanya sebesar

69%. Pada lokasi 3 suhu yang dimiliki sebesar 29,8 oC.

Data Keanekaragaman Plankton Air Laut

Berikut ini disajikkan komposisi spesies plankton di air laut pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Spesies Plankton Air Laut

No.

Nama Spesies

Jumlah Fitoplankton dan Zooplakton

1 Conchoecia daphnoidea 40 2 Euglena aeus 55 3 Gomphonema acuminatum 12 4 Hitzschia brebissonii 79 5 Pelomyxa paluatris 35 6 Astramoeba radiosa 60 7 Cypridina noctiluca 34 8 Sapphirina sp. 37 9 Calanus sp 56 10 Halocypria globosa 10 11 Sipunculus nudus 29 12 Panilia schmackeri 46 13 Creseis virgule 60 14 Rhizophysa filiformis 33 15 Cavolinia globosa 39 16 Muggiaea kochi 43 17 Sulculeoria turgida 44 18 Nodilittorina granularia 13 19 Polydora ciliate 16 20 Autolytus prolifer 18 TOTAL 759

Berdasarkan data pada tabel 6 total keseluruhan spesies plankton yang terdapat di air laut yaitu 759 individu. Jumlah keseluruhan spesies yaitu sebanyak 20 spesies. Spesies plankton dengan jumlah individu terbanyak yaitu

Astramoeba radiosa dan Creseis virgule dengan

jumlah individu 60. Sedangkan spesies dengan jumlah individu paling kecil yaitu Halocypria globosa dengan jumlah individu 10. Data keanekaragaman plankton pada masing masing stasiun disajikkan pada Tabel 7.

(7)

552

Berdasarkan Tabel 7 keanekaragaman plankton pada stasiun 1 yaitu 0.913178, stasiun 2 sebesar 0.918066, stasiun 3 sebesar 0.874373, dan stasiun 4 sebesar 0.89694.

Pembahasan

Dampak Lingkungan Terhadap Kualitas Air Laut Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa kondisi air laut pada lokasi uji berada pada kondisi baik. Namun terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai dengan baku mutu air laut. Salinitas air laut dibawah batas normal. Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi

kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup. Jika dilihat dari segi kelimpahan dan keanekaragaman plankton di lokasi uji, spesies plankton tersebut masih bisa mentoleransi keadaaan salinitas pada lokasi tersebut.

DO pada lokasi penelitian memiliki kondisi di bawah batas normal. Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air. Tidak berbeda dengan manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat bertahan. Air yang

(8)

553

tidak mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi kehidupan di perairan tersebut.

Kandugan ammonia pada lokasi penelitian di bawah batas normal yaitu kurang dari 0,3 mg. Amonia merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion ammonium. Persentase amonia dalam perairan akan semakin meningkat seiring meningkatnya pH air. Pada saat pH tinggi ammonium yang terbentuk tidak terionisasi dan bersifat toksik pada ikan. Peningkatan nilai pH di perairan disebabkan konsentrasi di dalam perairan rendah. Gas yang dihasilkan selama proses respirasi tidak dapat terhidrolisa menjadi hidrogen yang merupakan unsur asam dan bikarbonat yang merupakan unsur alkali hal tersebut menyebabkan pH meningkat. Amonia sangat penting dalam budidaya, Ammonia dalam bentuk amonium dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan air melalui proses asimilasi dan digunakan sebagai sumber energi oleh mikroorganisme nitrifikasi dalam oksidasi amonia menjadi NO2 kemudian dilanjutkan menjadi NO3. Nitrat selanjutnya dapat diserap oleh tumbuhan air. Akan tetapi kadar amonia yang terlalu tinggi berpengaruh negatif terhadap kehidupan organisme akuatik, yaitu secara langsung dapat mematikan organisme perairan melalui pengaruhnya terhadap permeabilitas sel, mengurangi konsentrasi ion dalam tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen dalam jaringan, merusak insang dan mengurangi kemampuan darah. Meningkatnya kadar amonia secara tidak langsung dapat mematikan pasca larva udang windu sehingga mempengaruhi kelulushidupan udang windu karena amonia berbahaya untuk udang dan merupakan pesaing oksigen (O2) pada daya serap darah.

Kondisi plankton di sekitar tapak proyek/staisun menunjukkan indeks keanekaragaman yang sangat tinggi. Hal ini bermakna bahwa kesuburan air laut di sekitar kurungan udang sudah sangat tinggi. Dilihat dari rantai makanan untuk biota laut di sekitar kurungan udang, menunjukkan kondisi yang menguntungkan. Akan tetapi perlu dipertimbangkan bahwa kondisi ini dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan booming untuk plankton dan termasuk algae laut. Hal ini terkait dengan teknik pemberian pakan pada udang itu sendiri. Jumlah pakan yang diberikan pada udang sudah melebihi dari kebutuhan udang itu sendiri

sehingga residu pakan banyak terbuang. Akibatnya adalah lingkungan di sekitar kurungan menjadi subur dan menjadikan plankton tumbuh dengan subur pula.

Penutup

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi kualitas air laut masih dalam kondisi normal atau belum tercemar atau kualitas air laut masih sesuai dengan baku mutu air laut. Namun ada beberapa parameter yang sudah berada di atas atau bawah baku mutu yakni salinitas, turbiditas, DO, ammonia dan keanekaragaman plankton. Walau belum menunjukkan indikasi pencemaran. Lebih lanjut perlu dipertimbangkan teknik pemberian pakan udang agar tidak menimbulkan residu yang dapat menimbulkan efek lebih jauh terhadap kesuburan plankton dan biota laut lainnya.

Daftar Pustaka

Barbour, M.S; J.H. Burk dan W.D. Pitts. 1987. Terrestial

Plant Ecology. The Benyamin /Cummings. California. Canter, Larry W. 1996. Environmental Impact Assessment. New York: McGraw-Hill.

Clarke,G.L. 1954. Element of Ecology.New York: John Willey and Sons.

Cox. G.W.1978 Laboratory Manual of General Ecology. USA: WM.C. Brown Company Publisher.

Fandeli,Chafid.2001 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip DASAR Dan Pemapanannya Dalam Pembangunan.Liberty. Yogyakarta.

Keith, Lawrence H. 1991. Environemental Sampling and analysis: a Practical Guide. Florida: Lewis Publishers.

Mueller-Dombois,D.& H. Elleberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. W. H. Freeman and Company. Sanfransisco.

PT. TOP. 2011. Pengembangan Budidaya Udang dengan Sistem Kurungan di Laut Lepas Pantai Sangsit Kabupaten Buleleng. Bahan Presentasi di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng.

Soemarwoto, Otto. 1997. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wijana, Nyoman. 2004. Analisis Kualitas Air Danau Batur Ditinjau dari ABC Environment.Laporan Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan

Wijana, Nyoman. 2015. Analisis Dampak Lingkungan Terhadap Usaha Pembudidayaan Udang Dengan Sistem Kurungan Di Laut Lepas Desa Sangsit Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Laporan Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan.

(9)

554

__________. 2005. Penentuan Kualitas Air Danau Batur Melalui Indeks Pencemaran Biologik. Laporan Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan.

__________. 2006. Penentuan Kualitas Air Batur Melalui Indeks Pencemaran Algae. Laporan Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan.

__________. 2009. Analisis Kualitas Air Danau Buyan di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan.

__________. 2010. Analisis Kualitas Air pada Ekosistem Tumpang Tindih (Overlap Ecosystem) pada Danau Buyan di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Populasi dan Sampel Penelitian  No  INDIKATOR  POPULASI  JENIS
Tabel 4. Data Kualitas Air Laut
Tabel 6. Komposisi Spesies Plankton Air Laut  No.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan yang aman abu terbang yang dikombinasi pada tanah pertanian menjadi usaha yang sangat menjanjikan untuk lingkungan, yang dapat meningkatkan kesuburan

Paramyxoviridae (Sumarmo,2008). Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Kasus ini juga telah dilaporkan di

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

2. Pendingin diperlukan untuk meredam suhu dan membersihkan kotoran selama proses penggerindaan pada saat putaran roda gerinda yang sangat tinggi memerlukan langkah

Dengan ini penulis akan mencoba merancang, membuat serta mengimplementasikan sistem pengambilan keputusan ke dalam bentuk yang terkomputerisasi yaitu dalam bentuk

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Peningkatan kompetensi peserta PEDAMBA: Kelas Pemanfaatan Software Tracker dalam pelajaran Fisika Tahap ke-I” dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan