• Tidak ada hasil yang ditemukan

(a) Profil kecepatan arus IM03. (b) Profil arah arus IM03. Gambar III.19 Perekaman profil arus dan pasut stasiun IM03 III-17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(a) Profil kecepatan arus IM03. (b) Profil arah arus IM03. Gambar III.19 Perekaman profil arus dan pasut stasiun IM03 III-17"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(a) Profil kecepatan arus IM03

(2)

Gambar III.20 Spektrum daya komponen vektor arus stasiun IM02

Gambar III.21 Spektrum daya komponen vektor arus stasiun IM03

Pada stasiun IMW dilakukan perekaman data gelombang selama durasi pengukuran arus (18-25 Mei 2007). Gambar III.22 menunjukkan hasil analisis gelombang pada stasiun IMW. Parameter Hs, Hmax dan Havg dihitung

berdasarkan metode zero crossing. Interval perekaman dilakukan setiap tiga jam

dengan akuisisi data per detik selama sekitar 17 menit (1024 data/interval). Gelombang bernilai maksimum pada 24 Mei 2007 (saat pasut mati) dengan tinggi gelombang signifikan sebesar 0.75m dan tinggi gelombang maksimum mencapai 1.34m.

periode dominan periode dominan periode dominan

periode dominan

periode dominan

periode dominan

periode dominan

(3)

0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 18 -M ay -0 7 19 -M ay -0 7 20 -M ay -0 7 21 -M ay -0 7 22 -M ay -0 7 23 -M ay -0 7 24 -M ay -0 7 25 -M ay -0 7 26 -M ay -0 7 T ingg i G e lomba ng ( m ) Hs Hmax Havg

Gambar III.22 Hasil analisis perekaman data gelombang Indramayu

III.3 Respon Dasar Perairan Terhadap Arus, Pasut dan Gelombang

Pengaruh dinamika arus, pasut dan gelombang terhadap dasar perairan merupakan faktor utama pemasok sedimen ke kolom air. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa saat kecepatan saat kecepatan arus (berupa stress geser b) melebihi kecepatan kritis partikel sedimen maka akan terjadi erosi di dasar perairan. Secara teoritis konsentrasi sedimen dasar perairan akan lebih tinggi dibandingkan pada kolom air selama terjadi erosi pada dasar perairan. Berikut ini akan diuraikan respon dasar perairan terhadap pengaruh arus, pasut dan gelombang pada daerah studi.

Gambar III.23 menunjukkan estimasi konsentrasi sedimen tersuspensi pada stasiun MG01. Tidak terlihat adanya hubungan antara kecepatan arus dekat dasar terhadap konsentrasi sedimen dasar. Profil konsentrasi sedimen tersuspensi lebih besar pada lapisan permukaan kolom air dibandingkan dekat dasar. Disimpulkan pasokan sedimen utama bukan berasal dari dasar perairan dan kemungkinan

(4)

bahwa tunggang pasut berpengaruh terhadap perubahan konsentrasi sedimen kolom air akibat terjadi perubahan kecepatan arus pasut. Konsentrasi tinggi saat tunggang pasut kecil (kecepatan arus lemah). Konsentrasi harian sedimen rendah saat kecepatan arus besar (menuju surut) dan tinggi saat arus melemah (surut minimum).

0.5m/s

9 Des 06 13 Des 06 17 Des 06 21 Des 06 25 Des 06

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500

Gambar III.23Profil arus, pasut dan konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun MG01

Konsentrasi sedimen tersuspensi berubah secara periodik akibat pengaruh siklus pasut. Hal ini dibuktikan dari munculnya periode dominan 24 jam-an (pasut diurnal) hasil analisis spektral konsentrasi sedimen (Gambar III.24).

Gambar III.24 Spektrum daya konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun MG01

Pada awal perekaman konsentrasi sedimen tersuspensi juga dipengaruhi oleh tinggi gelombang (Gambar III.25). Konsentrasi sedimen meningkat saat tinggi gelombang membesar, namun terdapat keterlambatan (lag). Saat tinggi

gelombang benilai maksimum (0.15m), konsentrasi sedimen dasar belum mg/l

periode dominan

periode dominan periode dominan

(5)

mencapai maksimum (705mg/l). Pengaruh gelombang cukup kuat dikarenakan kedalaman perairan yang relatif dangkal pada stasiun MG01.

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0 9 -D e c -0 6 1 0 -D e c -0 6 1 1 -D e c -0 6 T ing gi G e lo mba n g ( m ) 0 250 500 750 1000 1250 1500 K o ns e n tr a s i S e di m e n ( m g/ l) Hs

Konsentrasi sedimen dasar

Gambar III.25 Pengaruh gelombang terhadap konsentrasi sedimen dasar stasiun MG01

Hasil estimasi sedimen tersuspensi stasiun MG02 ditunjukkan oleh Gambar III.26. Nilai konsentrasi sedimen merujuk kepada skala warna Gambar III.23. Pada awal perekaman terlihat bahwa konsentrasi sedimen tersuspensi relatif seragam (250-500mg/l) terhadap kedalaman, kecuali pada kedalaman 3.5m dan 9m (500-750mg/l). Secara keseluruhan konsentrasi sedimen pada lapisan bawah kolom air lebih besar dibandingkan lapisan permukaan. Hal ini mengindikasikan bahwa pasokan sedimen kolom air berasal dari dasar akibat stress geser yang bekerja pada dasar perairan. Pengaruh tunggang pasut sangat dominan terhadap perubahan konsentrasi sedimen dasar perairan. Saat pasut mati konsentrasi sedimen lebih rendah dibandingkan saat pasut purnama. Semakin besar tunggang pasut (kondisi pasut purnama), kecepatan arus semakin besar, sehingga stress geser yang bekerja

(6)

0.5m/s

9 Des 06 13 Des 06 17 Des 06 21 Des 06 25 Des 06 -16 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0

Gambar III.26 Profil arus, pasut dan konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun MG02

Gambar III.27 Spektrum daya konsentrasi sedimen dekat dasar stasiun MG02

Pada pengukuran arus transek selama satu siklus pasut juga dilakukan pengambilan sampel sedimen tersuspensi di bagian tengah (b) dan kedua sisi sungai (a dan c) pada setengah kedalaman sungai (Gambar III.10). Perubahan konsentrasi sedimen tersuspensi temporal mulut sungai dalam 1 siklus pasut dapat dilihat pada Gambar III.28. Konsentrasi sedimen diseluruh lokasi pengukuran memiliki pola perubahan temporal yang relatif serupa. Konsentrasi sedimen

(7)

rendah saat menuju surut serta surut minimum dan tinggi saat menuju pasang serta puncak pasang. Saat menuju surut kecepatan arus mencapai 2m/s dan mengarah ke laut. Kecepatan arus yang tinggi diduga mengangkut sedimen dari sungai jauh ke arah laut, sehingga konsentrasi sedimen tersuspensi rendah pada lokasi pengukuran. 0 250 500 750 1000 1250 1500 15: 00 16: 00 17: 00 18: 00 19: 00 20: 00 21: 00 22: 00 23: 00 0: 00 1: 00 2: 00 3: 00 4: 00 5: 00 6: 00 7: 00 8: 00 9: 00 10: 00 11: 00 12: 00 13: 00 14: 00 15: 00 K o n sen tr as i sed im en ( m g /l )

stasiun a stasiun b stasiun c arus pasut

Gambar III.28 Variasi temporal konsentrasi sedimen tersuspensi mulut sungai

Gambar III.29 menunjukkan hasil estimasi konsentrasi sedimen tersuspensi pada stasiun IM01. Tidak terdapat hubungan antara perubahan kecepatan arus dekat dasar dan tunggang pasut terhadap konsentrasi sedimen dasar. Konsentrasi sedimen harian berubah akibat pengaruh pasut. Konsentrasi sedimen tersuspensi berkisar 0.01-0.02mg/l. Perubahan konsentrasi lebih diakibatkan oleh pengaruh gelombang (Gambar III.30). Saat tinggi gelombang membesar konsentrasi in-situ

25 Agustus 2007 26 Agustus 2007

(tanpa skala) (tanpa skala)

(8)

-3 -2 -1 0

1.0m/s

18 Mei 2007 20 Mei 2007 22 Mei 2007 24 Mei 2007 26 Mei 2007

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08

Gambar III.29 Profil arus, pasut dan konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun IM01

0 0.05 0.1 0.15 0.2 18 -M ay -0 7 19 -M ay -0 7 20 -M ay -0 7 21 -M ay -0 7 22 -M ay -0 7 23 -M ay -0 7 24 -M ay -0 7 25 -M ay -0 7 K ons e n tr a s i S e d im e n (m g/ l) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Ti n ggi G e lo m b a n g ( m ) Stasiun IM01 Stasiun IM02 Stasiun IM03 Hs

Gambar III.30 Pengaruh gelombang terhadap konsentrasi sedimen dasar Indramayu

Hasil estimasi sedimen tersuspensi stasiun IM02 dan IM03 menunjukkan bahwa pasokan sedimen kolom air berasal dari dasar laut (Gambar III.31 dan III.33). Nilai konsentrasi sedimen merujuk kepada skala warna Gambar III.29. Pada stasiun IM02 pengaruh arus cukup kuat terhadap konsentrasi in-situ sedimen dasar

selain pengaruh gelombang. Saat arus kuat konsentrasi sedimen akan menurun dan konsentrasi meningkat saat arus mulai melemah (Gambar III.32). Terjadi keterlambatan (scour lag) antara arus dasar dan sedimen. Kondisi yang serupa

juga ditemui pada stasiun IM03. Arus berkorelasi terhadap perubahan konsentrasi sedimen dasar air selain pengaruh gelombang (Gambar III.34).

(9)

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1.0m/s

18 Mei 07 20 Mei 07 22 Mei 07 24 Mei 07 26 Mei 07

Gambar III.31 Profil arus, pasut dan konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun IM02

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 18-M a y -07 19-M a y -07 20-M a y -07 21-M a y -07 22-M a y -07 23-M a y -07 24-M a y -07 25-M a y -07 K ons e n tr a s i S e di m e n ( m g/ l) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 K e cep at an A ru s ( m /s )

Estimasi sedimen dasar Kecepatan Arus dasar

(10)

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1.0m/s

18 Mei 07 20 Mei 07 22 Mei 07 24 Mei 07 26 Mei 07

Gambar III.33 Profil arus, pasut dan konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun IM03

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 1 8-M a y -0 7 1 9-M a y -0 7 2 0-M a y -0 7 2 1-M a y -0 7 2 2-M a y -0 7 2 3-M a y -0 7 2 4-M a y -0 7 2 5-M a y -0 7 K o n sen tr asi S e d im e n ( m g /l ) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 K ecep at an A ru s ( m /s )

Estimasi sedimen dasar Kecepatan arus dasar

Gambar

Gambar III.20 Spektrum daya komponen vektor arus stasiun IM02
Gambar III.22 Hasil analisis perekaman data gelombang Indramayu
Gambar III.23 Profil arus, pasut dan konsentrasi sedimen tersuspensi stasiun MG01
Gambar III.25 Pengaruh gelombang terhadap konsentrasi sedimen dasar stasiun MG01
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan lembaga tripartit tersebut tergabung dalam suatu lembaga nonstruktural yang disebut dengan dewan pengupahan.Namun kenyataan yang sering di dapat

Ruang aktivitas budaya Kampung Tahunan akan dilengkapi dengan fungsi tambahan berupa Cultural Center yang merupakan pusat kegiatan Budaya. Lokasi Cultural Center

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana respondennya adalah beberapa sample yang sesuai untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang telah

Hasil analisa pengukuran tegangan antarmuka atau interfacial tension (IFT) semakin besar konsentrasi larutan surfaktan makanilai dari tegangan antarmuka larutan tersebut akan

Pengertian tentang tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal dengan istilah straftbaar feit dan dalam kepustakaan tentang hukum pidana

Konfirmasi tanaman yang lolos seleksi dari kanamisin dilakukan dengan menggunakan primer gen PaCS, primer spesifik ketahanan higromisin dan primer kombinasi 35S

Setelah mengamati tayangan power point, siswa mampu menjelaskan peran Indonesia dalam berbagai bentuk kerja sama di bidang sosial budaya dalam lingkup ASEAN dengan

Pengontrolan variabilitas proses dengan menggunakan diagram kontrol MEWMV didapatkan hasil bahwa setelah dicoba berbagai perhitungan dengan nilai λ, dan L yang