• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Tanggung Jawab Pengangkutan Hewan Antara Moda Kereta Api dengan Moda Kapal Laut T1 312008024 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Tanggung Jawab Pengangkutan Hewan Antara Moda Kereta Api dengan Moda Kapal Laut T1 312008024 BAB IV"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa terhadap rumusan masalah yang tertuang dalam Bab III, maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah :

1. Dalam tatacara penyelenggaraan pengangkutan hewan melalui moda kereta api dan

moda kapal laut terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu, kedua moda

dalam penyelenggaraan pengangkutan pengiriman anjing harus melalui 5 tahap yaitu

tahap persiapan, tahap pemuatan, tahap angkutan, tahap penurunan/pembongkaran,

dan tahap penyelesaian. Perbedaannya yaitu perbedaan yaitu moda kereta api harus

melalui ekspedisi mengingat PT.KAI sudah tidak menggunakan gerbong untuk hewan

sehingga mau tidak mau pemilik anjing harus melalui perantara sedangkan melalui

moda kapal laut, pemilik anjing mempunyai pilihan, apakah menggunakan perantara

atau dibawa langsung ke pelabuhan.

2. Terdapat perbedaan status kepemilikan dari dokumen angkutan setiap moda yaitu

dokumen kereta api (railaway document) tidak memiliki pengaturan tentang siapa

yang berhak atas barang (hewan dalam hal ini anjing) setelah sampai di stasiun

tujuan. Pengambilan hewan melalui moda kereta api bisa siapa saja. Maksudnya,

tidak tergantung pada nama penerima yang ada dalam surat angkutan. Lain halnya

dengan konosemen. Dalam hal penyerahan hewan (anjing), konosemen sangat

(2)

3. Dalam sistem pertanggung jawaban, terdapat persamaan yaitu kedua moda

menggunakan prinsip presumption of liability dimana pengangkut dari

masing-masing moda bisa membebaskan diri apabila mereka dapat membuktikan bahwa

kerugian bukan ditimbulkan oleh kesalahan mereka. Namun dalam moda kereta api,

terdapat prinsip based on fault liability dimana, pihak yang dirugikan dapat

melakukan ganti kerugian dengan membuktikan bahwa kerugian disebabkan oleh

kesalahan pengangkut.

4. Perbedaan dari proses ganti kerugian dari setiap moda yaitu proses ganti kerugian

dalam moda kereta api didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang ada

sedangkan proses ganti kerugian dalam moda kapal laut didasarkan pada perjanjian

kedua pihak berhubung dalam undang-undang pelayaran tidak dijelaskan secara rinci

bagaimana proses ganti kerugian berlangsung

5. Dalam hal asuransi, kedua moda tersebut memiliki persamaan mengenai kewajiban

bagi pengangkut untuk mengasuransikan tanggung jawabnya. Namun dalam praktek,

pengasuransian melalui kereta api, dilakukan oleh pengirim barang berdasarkan

perjanjian antara pihak pengirim dan pengangkut. Sehingga dalam hal pengiriman

hewan, pengirimlah yang harus mengasuransikan hewan sebelum diangkut.

Sedangkan dalam pengasuransian hewan melalui moda kapal laut, sebelum diangkut,

EMKL akan memberikan pilihan kepada pemilik hewan, apakah hewan tersebut akan

diasuransikan atau tidak. Apabila pemilik hewan tidak mengasuransikan hewannya,

(3)

B. Saran

Dari kesimpulan yang dijelaskan diatas, saran – saran yang bisa penulis berikan dalam

skripsi ini adalah :

1. PT. Kereta Api Indonesia, sebaiknya melakukan kembali pengadaan gerbong khusus

untuk hewan, agar pihak pengirim hewan (anjing) bisa mempunyai pilihan sesuai

dengan kenyamanan mereka, apakah mengirim secara langsung atau melalui pihak

ekspedisi.

2. Adanya penegasan peraturan perundang-undangan mengenai proses ganti kerugian

dalam moda kapal laut, bila terjadi kerugian.

3. Perlu diperketat sistem asuransi dari setiap moda, dengan harapan agar pengangkut

atau ekspedisi hanya membebankan kegiatan asuransi pada pemilik/pengirim barang

Referensi

Dokumen terkait