• Tidak ada hasil yang ditemukan

KaryaIlmiah MelissaSimarmata ModelPenerimaanTeknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KaryaIlmiah MelissaSimarmata ModelPenerimaanTeknologi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Ilmiah

MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI

(

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

)

Oleh:

Melissa T. A. Simarmata, S.E., M.Sc.

(

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi – Universitas HKBP Nommensen

)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini, yang berjudul: “Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model).” Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa dalam karya ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi, pembahasan dan analisis dan mengharapkan umpan balik dari semua pihak yang membaca karya ilmiah ini agar lebih baik di masa mendatang.

Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam rangka penyelesaian karya ilmiah ini, yaitu Rektor Universitas HKBP Nommensen Medan, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen, Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, M.A.; Ketua Program Studi Akuntansi, Bapak Dr. Jadongan Sijabat, M.Si.; Rekan-rekan staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen; Bapak Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan keluargaku yang mendukung dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Terima kasih.

Medan, Juli 2015 Penulis,

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 4

II. 1. Teori yang Melandasi ... 4

II. 2. Kelebihan dan Kelemahan Model Penerimaan Teknologi ... 7

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Butir yang membentuk konstruk Manfaat Persepsian ... 6 Tabel 1.2. Butir yang membentuk konstruk Kemudahan Penggunan

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rerangka Penelitian Eze et al. (2011) ... 10

Gambar 2.2. Model Penelitian Pikkarainen et al. (2004) ... 12

Gambar 2.3. Model Konseptual Pengembangan TAM Klasik Rusu & Shen (2011) ... 13

Gambar 2.4. Model Penelitian Wang et al. (2003) ... 14

Gambar 2.5. Model Penelitian Abadi & Nematizadeh (2012) ... 15

Gambar 2.6. Model Penelitian Aderonke & Charles (2010) ... 17

Gambar 2.7. Model Penelitian Liao & Wong (2008) ... 20

Gambar 2.8. Model Konseptual yang diusulkan Narteh (2012) ... 21

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

Teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat, setiap detik penemuan di bidang teknologi terjadi. Perkembangan teknologi terjadi di berbagai bidang kehidupan manusia, seperti kesehatan, makanan, pendidikan, telekomunikasi, perdagangan dan bisnis, otomotif, perbankan, musik, film dan masih banyak lagi. Perkembangan teknologi informasi membantu manusia menyelesaikan pekerjaan mereka di dalam kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun organisasi. Teknologi memberikan banyak kemudahan dalam hampir semua pekerjaan manusia.

(7)

2

Selain dampak positif, teknologi juga dapat memberikan kerugian bagi penggunanya atau orang lain. Pada negara berkembang, dengan jumlah penduduk yang besar, penggunaan teknologi pada industri padat karya memberikan dampak buruk. Teknologi dapat mengganti tenaga manusia dan mengakibatkan pengangguran. Pada bidang perbankan, informasi keuangan dan bukan keuangan bisa dibobol dan dijual dan dana nasabah bisa dialihkan oleh para hacker, cracker, sehingga dapat merugikan nasabah dan pihak lembaga perbankan. Selain itu pada bidang seni, teknologi juga bisa digunakan dengan salah untuk melanggar hak cipta karya seni seseorang. Ditambah lagi, teknologi digunakan untuk melakukan tindakan kriminal di dunia maya, dan masih banyak lagi dampak buruk yang bisa merugikan manusia secara individu dan organisasi sebagai pengguna teknologi.

Teknologi yang berkembang hingga saat ini masih memberikan keuntungan dan kerugian bagi penggunanya. Di sisi lain, manusia masih enggan untuk menggunakan dan bahkan tidak menggunakan teknologi sama sekali. Keengganan yang dialami oleh manusia dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Berbagai alasan tersebut seperti untuk menerapkan dan menggunakan teknologi dibutuhkan dana yang besar, teknologi tidak mudah dipahami dan digunakan, teknologi dipersepsikan masih belum memberi manfaat terhadap pengguna dan persepsi bahwa teknologi tidak dapat dipercaya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu.

(8)

3

(9)

4

BAB II PEMBAHASAN

II. 1. Teori yang Melandasi

Suatu teori baru dibangun berdasarkan teori yang telah ada lebih dulu. Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model) dibangun dari beberapa teori yang telah hadir lebih dulu untuk membangun konstruk manfaat persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian. Beberapa teori tersebut adalah teori keyakinan-sendiri (self-efficacy theory), paradigma biaya-manfaat ( cost-benefit paradigm), adopsi dari inovasi-inovasi (adoption of innovations), evaluasi dari laporan-laporan informasi (evaluation of information reports), dan model disposisi kanal (channel disposition model). Teori-teori tersebut adalah teori yang mendasari MPT yang umumnya merupakan teori-teori psikologi yang biasa digunakan pada penelitian di bidang ekonomi untuk mempelajari perilaku manusia (pengguna).

(10)

5

Teknologi (Technology Acceptance Model). Model Penerimaan Teknologi (MPT) pertama kali dikenalkan oleh Davis (1986) melalui penelitian yang ditulis pada disertasinya. Teori ini adalah pengembangan dari Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) oleh Ajzen dan Fishbein (1980).

Teori yang diusulkan oleh Davis (1986) adalah teori yang mampu menjelaskan perilaku pengguna terhadap teknologi, yang mengusulkan Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model = TAM), yang menyarankan bahwa penerimaan teknologi disebabkan oleh faktor kemudahan persepsian (ea se of use), manfaat persepsian (usefullnes) dan penggunaan sebenarnya (actual use). Model yang ditawarkan oleh Davis (1989) ini telah digunakan sebagai referensi pada banyak penelitian. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, berhasil memberikan bukti bahwa model ini mampu menjelaskan fenomena penerimaan penggunaan teknologi.

Manfaat persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan

kinerja pekerjaannya (“a s the extent to which a person believes that using a

technology will enhance her or his performance.”) Berdasarkan definisi tersebut,

(11)

6

Konstruk manfaat persepsian (perceived usefulness) dibentuk dari banyak butir pertanyaan. Penelitian (Davis, 1986) menggunakan enam butir pertanyaan untuk membentuk konstruk ini. Berikut ini adalah tabel yang menampilkan butir pertanyaan yang digunakan.

Tabel 1.1 Butir yang membentuk konstruk Manfaat Persepsian Manfaat Persepsian (Perceived Usefulness)

# Butir Lama Butir

1 Work More Quickly 2 Job Performance 3 Increase Productivity 4 Effectiveness

5 Makes Job Easier 6 Useful

Sumber: Hartono (2008) hal. 152

Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan

bebas dari usaha (“as the extent to which a person believes that using a

technology will be free effort.”) Sama seperti konstruk manfaat persepsian,

(12)

7

Konstruk kemudahaan penggunaan persepsian (perceived ease of use) dibentuk dari enam butir pertanyaan. Keenam butir tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2. Butir yang membentuk konstruk Kemudahan Penggunan Persepsian

Kemudahan Penggunaan Persepsian (Perceived Ease of Use)

# Butir Lama Butir

1 Easy of Learn 2 Controllable

3 Clear & Understandable 4 Flexible

5 Easy to Become Skillful 6 Easy to Use

Sumber: Hartono (2008) hal. 152

II. 2. Kelebihan dan Kelemahan Model Penerimaan Teknologi

(13)

8

Selain kelebihan, MPT juga memiliki kelemahan seperti, (1) MPT belum menjelaskan alasan mengapa pemakai sistem mempunyai kepercayaan-kepercayaan tersebut. (2) MPT tidak menjelaskan perilaku pemakai sistem teknologi tidak dikendalikan dengan kontrol perilaku yang membatasi niat perilaku seseorang. (3) Banyak penelitian menggunakan MPT yang belum tentu mencerminkan atau mengukur pemakaian sebenarnya. (4) Penelitian MPT sebaiknya hanya menggunakan sebuah sistem informasi, kenyataannya pengguna sistem dihadapkan pada lebih dari satu sistem informasi. (5) Banyak penelitian MPT menggunakan mahasiswa S1 sebagai subjek dan mahasiswa S1 tidak memproksikan para profesional sebagai pengguna sistem, yang lebih mampu mencerminkan lingkungan kerja yang sesungguhnya. (6) Penggunakan subjek tunggal (satu jenis kelompok) memberikan hasil penelitian yang tidak dapat digeneralisasikan lintas organisasi atau kelompok secara umum. (7) Penelitian seperti ini umumnya adalah cross sectional, yang validitas eksternal hasilnya rendah dan tidak dapat digeneralisasikan lintas waktu. (8) Penelitian menggunakan MPT hanya menggunakan satu jenis tugas, pada kenyataannya teknologi yang dipakai untuk menyelesaikan lebih dari satu jenis tugas. (9) Model penelitian MPT kurang mampu menjelaskan antar hubungan (causation) variabel di dalam model. (10) Tidak mempertimbangkan perbedaan kultur.

(14)

9

disajikan dan dibahas pada bagian ini. Penelitian yang menggunakan Model Penerimaan Teknologi telah banyak dilakukan, dan sangat tepat digunakan pada penelitian kontek teknologi yang baru dikembangkan dan akan diterapkan secara umum. Model ini pertama sekali diperkenalkan oleh Davis (1989).

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang menggunakan Model Penerimaan Teknologi sebagai teori dasar. Penelitian mengenai implemetasi pada Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System = EIS), yang dilakukan pada 30 organisasi di KwaZulu/Natal di suatu wilayah di Afrika Selatan (Averweg, 2008). Tujuan penelitiannya adalah untuk mendiskusikan konstruk manfaat persepsian (perceived usefulness), kemudahan persepsian (perceived ease of use), penggunaan sistem aktual (actual system use) selama tahap pengembangan dan penerapan SIE pada organisasi-organisasi di negara sedang berkembang Afrika Selatan di Afrika.

Penelitian Averweg menemukan bahwa, (1) korelasi Kemudahan-Penggunaan lebih rendah dari pada Manfaat-Kemudahan-Penggunaan. (2) Secara parsial, menemukan bahwa Kemudahan Penggunaan Persepsian dapat menjadi katalisator yang lebih kuat dalam mendorong penerimaan TI. (3) Menemukan hubungan MPT, Kemudahan-Penggunaan lebih tinggi daripada Kegunaan Persepsian. (4) Kegunaan Penggunaan Persepsian dan Kemudahan Penggunaan Persepsian tidak memiliki konsistensi di dalam frekuensi Penggunaan SIE.

(15)

10

digunakan adalah kalangan orang muda Malaysia dengan rentang usia 18 – 28 tahun sebanyak 229 responden. Dua dari enam variabel bebas yang mereka gunakan adalah Kemudahan Persepsian (Perceived Ease of Use) dan Manfaat Persepsian (Perceived Usefulness) yang diusulkan oleh Davis (1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemudahan Persepsian (Perceived Ease of Use) dan Manfaat Persepsian (Perceived Usefulness) mempengaruhi penerimaan internet banking secara positif. Hal ini berarti bahwa kedua variabel yang diusulkan Davis (1989) konsisten dengan hasil penelitian ini. Berikut ini adalah gambar rerangka penelitian (Eze, Yaw, Manyeki, & Har, 2011).

Gambar 2.1. Rerangka Penelitian Eze et al. (2011)

Perceived ease of use

Perceived usefulness

Relative Advantage

Self-Efficacy

Perceived Credibility

Trialability

(16)

11

Studi selanjutnya adalah suatu penelitian (Gefen, Karahana, & Straub, 2003) yang dilakukan untuk menguji kepercayaan pelanggan (customer’s trust) sebagai alasan utama mengapa pelanggan kembali kepada suatu pemasok (penjual) elektronik melalui suatu situs belanja (online shopping). Sama seperti penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini masih menggunakan Model Penerimaan Teknologi (Davis, 1989), yang dilakukan pada kontek online shopping atau e-commerce. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi lapangan. Responden yang digunakan adalah mahasiswa sarjana pada sekolah bisnis terkemuka di wilayah mid-Atlantic di Amerika Serikat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa niat pelanggan untuk bertransaksi dengan pemasok elektronik (e-vendor) yang mereka beli bergantung pada kepercayaan (trust) dan dua keyakinan (beliefs) MPT yang diidentifikasi oleh TAM, manfaat persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan persepsian (perceived ease of use) (Gefen, Karahana, & Straub, 2003).

(17)

12

kemudahan persepsian (perceived usefulnes) dan manfaat persepsian (perceived ease of use) adalah sumber-sumber kepuasan (Jalal, Marzooq, & Nabi, 2011).

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menggali penggunaan online banking (Pikkarainen et al. 2004). Penelitian ini juga, secara teoritis menggunakan MPT yang dilakukan di negara Finlandia terhadap 268 nasabah bank swasta. Menguji enam faktor, di antaranya adalah kegunaan penggunaan persepsian (perceived usefulness), kemudahan persepsian (perceived ease of use) terhadap penggunaan online banking. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa kegunaan penggunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan persepsian (perceived ease of use) memiliki dampak pada penerimaan online banking terhadap nasabah bank swasta di Finlandia.

(18)

13

Penelitian Rusu & Shen (2011), dilakukan di UEA dengan melibatkan 183 pengguna e-banking. Penelitian ini dilakukan untuk menguji penerimaan e-banking dengan menggunakan MPT. MPT memiliki dua faktor utama yang mempengaruhi niat nasabah untuk menggunakan (customer’s intention to use). Dalam penelitian mereka mengusulkan bahwa, terdapat empat faktor yang diidentifikasi mempengaruhi kegunaan persepsian dan kemudahan persepsian, yaitu citra (image), keamanan (security), efikasi diri komputer (computer self-efficacy) dan kenyamanan (convenience), yang mengusulkan empat hipotesis untuk dibuktikan melalui penelitian ini.

Gambar 2.3. Model Konseptual Pengembangan TAM Klasik Rusu & Shen (2011)

Hipotesis pertama yaitu security secara positif berhubungan kepada Manfaat Persepsian dan Kemudahaan Persepsian. Hipotesis kedua menyatakan bahwa citra (image) adalah secara positif berhubungan kepada manfaat Persepsian. Hipotesis ketiga yaitu kemahiran diri berkomputer (computer self-efficacy) berhubungan kepada Kemudahan Persepsian. Hipotesis keempat

(19)

14

menyatakan bahwa kenyamanan (convenience) secara positif berhubungan kepada kemudahaan penggunaan persepsian. Hasil penelitian secara empiris menunjukkan dukungan terhadap MPT. Secara statistik menunjukkan bahwa Hipotesis 1 dan 2 tidak memberikan dukungan, kondisi ini berarti bahwa keamanan (security) dan citra (image) tidak memiliki hubungan secara positif terhadap penggunaan e-banking di UEA. Kemudian hipotesis 3 dan 4 berhasil memberi dukungan terhadap MPT, berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa kenyamanan (convenience) dan efikasi diri-komputer (self-efficacy) merupakan faktor yang berhubungan secara positif terhadap kemudahaan penggunaan persepsian.

Gambar 2.4. Model Penelitian Wang et al. (2003)

Studi lainnya dilakukan di Taiwan kepada 123 responden dewasa pengguna internet banking melalui wawancara via telepon. Penelitian ini juga menggunakan MPT (Davis, 1989) yang dilakukan oleh Wang et al. (2003), yang

(20)

15

menggunakan variabel efikasi diri-komputer (computer self-efficacy), kemudahan persepsian, manfaat persepsian, kredibilitas persepsian dan niat keperilakuan (behavioral intention) dan mengusulkan delapan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa melalui kemudahaan persepsian, manfaat persepsian dan kredibilitas persepsian memiliki efek signifikan variabel perbedaan individual pada efikasi diri-komputer (computer self-efficacy) terhadap niat keperilakuan (behavioral intention). Kedelapam hipotesis tersebut didukung, dengan demikian MPT adalah teori yang mampu menjelaskan fenomena pada perkembangan teknologi dan dilakukan di Taiwan.

Gambar 2.5. Model Penelitian Abadi & Nematizadeh (2012)

MPT yang dikembangkan oleh Abadi & Nematizadeh (2012) yang meneliti mengenai penerimaan e-banking oleh para nasabah bank-bank di Iran. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi taraf penerimaan e-banking

(21)

16

pengguna yang menggunakan MPT yang dikembangkan. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan survei kuesioner dan 188 kuesioner yang digunakan untuk analisis. Faktor-faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah manfaat persepsian, kemudahan persepsian, kesenangan persepsian, kredibilitas persepsian, sikap nasabah dan umur, penghasilan, pendidikan serta faktor niat untuk menggunakan sebagai variabel terikat. Berdasarkan faktor-faktor tersebut diusulkan tujuh hipotesis.

Hipotesis 1 menyatakan bahwa kegunaan persepsian memiliki efek positif pada sikap nasabah dan secara statistik hipotesis 1 didukung. Hipotesis 2 menyatakan kemudahaan penggunaan persepsian memiliki efek positif pada sikap nasabah dan hasil secara statistik hipotesis 2 didukung. Hipotesis 3 mengusulkan bahwa kesenangan persepsian memiliki efek positif pada sikap nasabah dan hasil menunjukkan bahwa hipotesis 3 didukung secara statistik. Hipotesis 4 yang diusulkan adalah bahwa kredibilitas persepsian memiliki efek positif pada sikap nasabah. an hasil analisis statistik menunjukkan hipotesis 4 didukung.

(22)

17

didukung secara statistik hanya pada satu variabel bebas yaitu pendidikan (education).

Penelitian lainnya dilakukan di Nigeria, pada industri perbankan oleh Aderonke & Ayo (2010) yang mempelajari dampak pertumbuhan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI) terhadap penerimaan dan niat pengguna untuk menggunakan sistem elektronik perbankan. Aderonke dan Ayo (2010) menggunakan MPT (Davis, 1989) yaitu kemudahaan penggunaan persepsian dan kegunaan persepsian, dan ditambah faktor kredibilitas persepsian, komputer-efikasi diri, sikap nasabah dan niat untuk menggunakan e-banking. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik survei kuesioner dan berhasil mengumpulkan 292 kuesioner untuk dianalisis lebih lanjut.

Gambar 2.6. Model Penelitian Aderonke & Charles (2010)

(23)

18

Hipotesis yang diusulkan sebanyak sembilan, hipotesis 1 menyatakan bahwa komputer efikasi-diri memiliki efek positif pada kemudahan penggunaan persepsian. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis 1 didukung, komputer efikasi-diri memiliki efek positif terhadap kemudahan penggunaan persepsian. Berarti bahwa semakin mampu seseorang dalam mengoperasikan suatu komputer, maka e-banking akan dipersepsikan sebagai suatu perangkat yang mudah untuk digunakan.

Hipotesis 2 yang diusulkan yaitu komputer efikasi-diri memiliki efek positif pada kemudahaan penggunaan persepsian. Secara statistik, hasil menunjukkan bahwa hipotesis 2 didukung. Kondisi ini menunjukkan bahwa, semakin mampu seorang nasabah menggunakan suatu komputer, maka e-banking akan dipersepsikan sebagai suatu alat yang berguna.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa komputer efikasi-diri memiliki efek positif pada sikap nasabah, dan hipotesis ini terkonfirmasi berdasarkan hasil analisis statistik. Komputer efikasi-diri nasabah akan mempengaruhi persepsi nasabah dan kemudian sikap nasabah terhadap e-banking. Hipotesis 4 yang diusulkan yaitu, kredibilitas persepsian memiliki efek positif pada kemudahaan penggunaan persepsian dari e-banking. Analisis statistik menunjukkan bahwa e-banking dipersepsikan sebagai alat yang mudah digunakan karena dipengaruhi oleh kredibilitas persepsian dari e-banking tersebut.

(24)

19

mempersepsikan bahwa e-banking berguna karena dipengaruhi oleh kredibilitas persepsian dari e-banking tersebut. Hipotesis 6 yang diusulkan yaitu, kredibilitas persepsian memiliki efek positif pada sikap nasabah terhadap penggunaan e-banking. Hipotesis ini juga masih didukung, berarti bahwa kredibilitas persepsian memiliki efek positif pada sikap nasabah terhadap penggunaan e-banking. Semakin kredibel e-banking tersebut maka sikap nasabah terhadap penggunaan e-banking semakin besar.

Hipotesis 7 menyatakan bahwa, kemudahaan persepsian memiliki suatu efek positif pada sikap nasabah. berdasarkan hasil uji statistik, maka hipotesis 7 juga terkonfirmasi. Hipotesis 8 yang diusulkan menyatakan bahwa kegunaan persepsian memiliki suatu efek positif pada sikap nasabah. hasil statistik juga menunjukkan bahwa hipotesis 8 didukung. Hipotesis 9 menyatakan bahwa sikap nasabah memiliki suatu efek positif pada penerimaan e-banking oleh nasabah dan hipotesis 9 ini juga didukung, yang menunjukkan bahwa niat nasabah memiliki efek positif yang signifikan secara statistik pada niat keperilakuan untuk menggunakan sistem e-banking.

(25)

20

diuji adalah bank-bank komersial di Singapura berasal dari para nasabah sebagai responden sebanyak 320 kuesioner.

Liao & Wang (2008), menggunakan konstruk kemudahan persepsian, manfaat persepsian, keamanan (security), ketanggapan (responsiveness) dan kenyaman (convenience). Hasil pengujian statistika menunjukkan bahwa 17 hipotesis yang diusulkan adalah didukung. Kelima kontruk yang digunakan terutama konstruk manfaat persepsian dan kemudahan persepsian secara signifikan mempengaruhi interaksi nasabah dengan internet e-banking.

Gambar 2.7. Model Penelitian Liao & Wong (2008)

Model Penerimaan Teknologi (MPT) juga dijadikan sebagai dasar teori pada penelitian (Narteh, 2012) yang dilakukan di Ghana. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor institusional sama seperti faktor terkait pengguna yang mempengaruhi pemasaran layanan e-banking di industri perbankan ritel

Ease of Use (E)

Security (S)

Responsiveness (R)

Convenience (C)

Usefulness (U)

Customer Interaction with Internet e-banking (CI)

(26)

21

Ghana. Faktor-faktor yang yang diusulkan yang mempengaruhi pemasaran layanan e-banking adalah faktor institusional (bank) dan faktor pengguna (nasabah). Faktor pengguna (nasabah) menggunakan lima variabel, dua variabel di antaranya adalah konstruk yang diusulkan MPT (Davis, 1989) yaitu kemudahan persepsian dan manfat persepsian dan tantangan e-banking (e-banking challenges) adalah faktor terikat.

Gambar 2.8. Model Konseptual yang diusulkan Narteh (2012)

Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menginvestigasi tantangan pemasaran layanan perbankan di Ghana. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada responden mengenai motif, kebutuhan dan nilai, kecemasan dan taraf kepuasan dan perilaku. Sedangkan dengan menggunakan survei, diperoleh 640 nasabah e-banking dari 13

Institutional factors

Top management commitment Quality of ICT personel Legal regime

ICT policy in the country

User/consumer factors

IT literacy levels Perceived ease of use Perceived usefulness Cost of devices Compatibility

(27)

22

bank yang berpartisipasi. Hasil penelitian menyarankan bahwa nasabah mempersepsikan layanan e-banking adalah mudah digunakan. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa kegunaan persepsian dari e-banking dalam melakukan kegiatan transaksi perbankan sehari-hari untuk menghemat waktu dan biaya.

Penelitian berikut ini adalah penelitian mengenai internet banking yang dilakukan pada nasabah-nasabah bank di Surabaya. Penelitian ini juga masih menggunakan teori MPT (Davis, 1989) yaitu bahwa penerimaan suatu teknologi dipengaruhi oleh dua persepsi utama kemudahaan penggunaan persepsiaan dan kegunaan persepsian. Dalam penelitian ini, Widjana & Rachmat (2011) mencoba menjelaskan taraf penerimaan internet banking dari nasabah. untuk mengukur taraf penerimaan internet banking pada nasabah-nasabah bank di Surabaya Widjana & Rachmat (2011) menggunakan faktor kesadaran layanan (a wareness of service), keamanan (security), kualitas koneksi internet (quality of internet connection), kemahiran berkomputer (computer self-efficacy), manfaat persepsian (perceived usefulness), kemudahan persepsian (perceived ease of use), kesenangan persepsian (perceived enjoyment), kepercayaan (trust), sikap untuk menggunakan (attitude towards using) dan niat adopsi (adoption intention).

(28)

23

kegunaan. Hasil penelitian menemukan bahwa hubungan signifikan antara kemudahan penggunaan persepsian dan kegunaan persepsian karena nasabah yang merasa bahwa menggunakan internet banking dapat menjadi ketika menggunakan juga adalah mudah bagi para nasabah. Hipotesis 6 menyatakan bahwa kemudahan penggunaan persepsian memiliki efek positif pada kenikmatan persepsian. Kondisi ini disebabkan bahwa semakin mudah dalam menggunakan internet banking maka nasabah semakin bahagia dan menikmati internet banking.

Gambar 2.9. Model Penelitian Widjana & Rachmat (2011)

Hubungan signifikan juga terjadi antara kegunaan persepsian dan sikap terhadap penggunaan internet banking, nasabah akan memiliki sikap penerimaan yang positif dari internet banking ketika nasabah merasa bahwa menggunakan

(29)

24

internet banking memberi manfaat bagi para nasabah. Kemudahan penggunaan persepsian dan sikap terhadap penggunaan internet banking juga memiliki hubungan signifikan. Ini terjadi karena nasabah yang merasa bahwa tidak mudah menggunakan internet banking akan cenderung untuk memiliki sikap penolakan, sedangkan nasabah akan memiliki sikap penerimaan positif dari internet banking pada waktu ketika nasabah merasa bahwa menggunakan internet banking adalah sangat mudah.

(30)

25

BAB III KESIMPULAN

Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model) yang diusulkan oleh Davis (1989) telah banyak dikutip sebagai referensi penelitian di bidang teknologi, yang pada umumnya untuk menguji penerimaan atau adopsi suatu teknologi baru. Penelitian Davis (1989) sejak diterbitkan, telah dikutip sebanyak 23.532 kali yang memiliki dua konstruk yaitu manfaat persepsian (perceived usefulnes) dan kemudahan persepsian (perceived ea se of use). Dan tulisan (Davis, Bagozzi, & Warshaw, 1989) telah dikutip sebanyak 12.722 kali.

(31)

26

perilaku atau sikap menggunakan teknologi, niat perilaku, perilaku atau penggunaan teknologi sesungguhnya dan masih banyak lagi variabel yang digunakan.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, H. R., & Nematizadeh, F. (2012). An Empirical Investigation of th Level of User's Acceptance of E-Banking among Some Customers of Bank in Iran. International Journal of Academia Research in Business and Social Sciences, 2(6), 418-430.

Aderonke, A. A., & Ayo, C. K. (2010). An Empirical Investigation of the Level of Users' Acceptance of E-Banking in Nigeria. Journal of Internet Banking and Commerce, 15(1), 1-13.

Averweg, U. R. (2008). Information Technology Acceptance in South Africa: An Investigation of Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Actual System Use Constructs. The African Journal of Information Systems, 1(1), 44-66.

Davis, F. D. (1986). Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-User Information Systems Theory and Results. Masshacusset Institute of Technology. New York: MIT.

Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13, 319-340.

Davis, F. D. et al. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Models. Management Science, 35(8), 982-1003.

Eze, U. C. et al. (2011). Factors Affecting Internet Banking Adoption among Young Adults. International Conference on Social Science and Humanity (hal. VI-377 - VI-381). Singapore: IACSIT Press.

Gefen, D.et al. (2003). Trust and TAM in Online Shopping: An Integrated Model. MIS Quarterly, 27(1), 51-90.

Hartono, J. M. (2008). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Jalal, A. et al. (2011). Evaluating The Impacts of Online Banking Factors on Motivating The Proces of E-Banking. Journal of Management Sustainability, 1(1), 32-42.

Liao, Z., & Wong, W. K. (2008). the Determinants of Customer Interactions with Internet-Enabled E-Banking Services. Journal of the Operational Research Society, 59(9), 1201-1210.

Narteh, B. (2012). Challenges of Marketing E-banking Services in a Developing Country: The Case of Ghana. Journal of Internet Banking and Commerce, 17(2), 1-21.

(33)

Rusu, R. F., & Shen, K. N. (2011). An Empirical Study on E-Banking Acceptance in the United Arab Emirates (UAE). Journal of Electronic Banking Systems, 1-9.

Wang, Y. S. et al. (2003). Determinants of User Acceptance of Internet Banking: An Empirical Study. International Journal of Service Industry Management, 14(5), 501-519.

Gambar

Tabel 1.1 Butir yang membentuk konstruk Manfaat Persepsian
tabel berikut.
Gambar 2.1. Rerangka Penelitian Eze et al. (2011)
Gambar 2.3. Model Konseptual Pengembangan TAM Klasik Rusu & Shen (2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Gerdon dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa STMIK AMIKOM YOGYAKARTA penelitian

Kota guyub ( gemeinschaft city) timbul disebabkan dua konsep besar yakni Tonnies (1886) dengan faktor – faktor dominasi nilai – nilai kekerarabatan dibandingkan dengan

Kim (32) dan Huang (33) mengamati apoptosis pada kanker servik yang diberi perlakuan dengan radioterapi dan memperoleh bahwa indeks apoptosis spontan yang rendah mencerminkan

Faktor sosial yang berkaitan dengan konversi lahan sawah adalah adanya perubahan paradigma petani tentang lahan, dan perubahan nilai dari status pekerjaan sebagai petani yang

Dengan menggunakan model pembelajaran interaktif berbasis aktivitas, siswa cenderung lebih aktif karena suasana belajar mengarah kepada siswa menemukan hasil pemahaman

Analisa trafik pada sistem rugi ini, telah dilakukan secara mendalam oleh Erlang dengan kesimpulan utama adalah bahwa proses kedatangan panggilan adalah sesuai dengan

Dari Tabel 5 didapatkan hasil untuk kecepatan pemakanan 0,15 mm/rev tanpa menggunakan cairan pendingin di dapatkan kekerasan sebesar 160 HV dan sedangkan pada kecepatan pemakan

Oleh karena itu, jika dirajut setiap teks yang mencatat tentang Musa dalam Injil Yohanes dengan Yohanes 9, maka sebetulnya komunitas iman Yohanian melalui orang buta