• Tidak ada hasil yang ditemukan

udupkp bpom tahun 2017 pembinaan jiwa korps dan kode etik asn bpom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "udupkp bpom tahun 2017 pembinaan jiwa korps dan kode etik asn bpom"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Pembinaan

Jiwa KORPS

Kode Etik dan

Kode Perilaku

ASN Badan POM

(2)

Jiwa KORPS PN

S adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan,

kerjasama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan

rasa memiliki organisasi PNS dalam rangka mempertahankan NKRI.

Pembinaan Jiwa Korps PNS

dimaksudkan untuk meningkatkan perjuangan,

pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada Negara Kesatuan dan

Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pembinaan Jiwa Korps PNS

bertujuan untuk:

membina karakter/watak, memelihara persatuan dan kesatuan secara

kekeluargaan

mewujudkan kerjasama dan pengabdian kepada

masyarakat serta meningkatkan kemampuan dan keteladanan PNS;

mendorong etos kerja PNS

mewujudkan PNS bermutu tinggi dan

bertanggung jawab sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat;

dan

menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan

kebangsaan PNS

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI.

(3)

Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung

produktivitas kerja dan profesionalitas PNS serta

berpartisipasi

dalam

penyusunan

kebijakan

Pemerintah yang terkait dengan PNS;

Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah

yang terkait dengan PNS;

Peningkatan kerjasama antara PNS untuk memelihara

dan

memupuk

kesetiakawanan

dalam

rangka

meningkatkan Jiwa Korps PNS; dan

Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan

PNS sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang

berlaku

dengan

tetap

mengedepankan

(4)

Nilai-nilai Dasar PNS

1. Ketakwaan kepada Tuhan YME.

2. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.

3. Semangat nasionalisme.

4. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan

pribadi/golongan.

5. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan Per-UU.

6. Penghormatan terhadap hak asasi manusia.

7. Tidak diskriminatif.

(5)

Peraturan Kepala Badan POM Nomor 3 Tahun 2017

tentang Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Badan POM

Kode Etik dan Kode Perilaku sebagai pedoman setiap Pegawai ASN di Badan POM

dalam bersikap, bertingkah laku dan berbuat dalam melaksanakan tugasnya dan

pergaulan hidup sehari-hari.

a. Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan pemerintahan;

b. Etika dalam berorganisasi;

c. Etika dalam bermasyarakat;

d. Etika dalam pelayanan terhadap masyarakat; .

e. Etika dalam berkoordinasi dengan lintas sektor;

f. Etika terhadap sesama Pegawai ASN; dan

(6)

Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan pemerintahan

:

a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945;

b. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;

c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;

d. menaati semua peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan

tugas;

e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan berwibawa;

f. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam

melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;

g. menggunakan atau memanfaatkan sumber daya negara secara efisien

dan efektif;

h. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar;

dan

(7)

Etika dalam berorganisasi

:

a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. menjaga informasi yang bersifat rahasia;

c. melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang;

d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;

e. menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait

dalam rangka pencapaian tujuan;

f. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;

g. patuh dan taat terhadap standar operasional prosedur dan sasaran kerja

Pegawai ASN;

h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka

peningkatan kinerja organsiasi;

i. berorientasi pada upaya peningkatan peningkatan penilaian prestasi kerja;

j. bersikap rasional dan berkeadilan, obyektif, serta transparan dalam

menjalankan tugas sesuai dengan sifat pekerjaan;

k. melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab; dan

(8)

Etika dalam bermasyarakat

:

a. mewujudkan pola hidup sederhana;

b. memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun tanpa pamrih serta

tanpa unsur pemaksaan;

c. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;

d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;

e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan

tugas; dan

f. tidak melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan atau menurunkan harkat dan

martabat Pegawai ASN.

Etika dalam pelayanan terhadap masyarakat:

a. memberikan pelayanan yang profesional, responsif, tepat sasaran, terbuka,

tepat waktu, taat aturan, dan adil serta tidak diskriminatif;

b. mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan;

c. tidak mencari keuntungan pribadi dalam bentuk apapun;

d. memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

e. menolak segala imbalan atau janji dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan tugas; dan

(9)

Etika dalam melakukan koordinasi dengan lintas sektor

:

a. menghormati dan menghargai kesetaraan profesi; dan

b. menjaga kehormataan dan kewibawaan profesi.

Etika terhadap Pegawai ASN:

a. menghormati sesama Pegawai ASN yang memeluk agama dan

kepercayaan yang berbeda;

b. memelihara persatuan dan kesatuan sesama Pegawai ASN;

c. menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun

horizontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;

d. menghargai perbedaan pendapat;

e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai ASN;

f. menjaga dan menjalin kerjasama dengan sesama Pegawai ASN;

dan

g. mewujudkan solidaritas dan soliditas semua Pegawai ASN

(10)

Etika terhadap diri sendiri

:

a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;

b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;

c. benghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan;

d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan;

e. memiliki daya juang yang tinggi;

f. memelihara kesehatan jasmani dan rohani;

g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;

h. berpenampilan sederhana, rapih dan sopan;

(11)

Kode Etik dan Kode Perilaku

Pedoman yang berisi norma atau etika yang mengatur sikap, tingkah laku dan

perbuatan Pegawai ASN di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup

sehari-hari

Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku

Segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai ASN yang bertentangan

dengan Kode Etik dan Kode Perilaku.

PNS yang melanggar Kode Etik dikenakan

:

Sanksi moral secara tertulis oleh Pejabat yang berwenang

Pelanggaran ringan

berdampak pada unit kerja;

Pelanggaran sedang

berdampak pada Badan POM; dan/atau

Pelanggaran berat

berdampak pada Negara.

Tindakan administratif sesuai peraturan per-UU atas rekomendasi Majelis Kode Etik

dan Kode Perilaku.

Sanksi Moral

:

Sanksi moral untuk pelanggaran ringan

dinyatakan secara tertutup dihadapan

pejabat yang berwenang.

(12)

Majelis Kehormatan Kode Etik dan Kode Perilaku

Lembaga non struktural di Badan POM yang bertugas melakukan penegakan,

pelaksanaan, menyelesaikan pelanggaraan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai ASN.

Terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian, atau pejabat

lain yang ditunjuk.

Susunan keanggotaan terdiri atas:

1 orang Ketua merangkap Anggota;

1 orang Sekretaris merangkap Anggota; dan

sekurang-kurangnya 3 orang Anggota (berjumlah ganjil).

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Pusat mempunyai tugas:

menerima dan melakukan evaluasi laporan yang diterima secara tertulis dari pelapor;

melakukan sidang pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang dilakukan

Pegawai ASN dan pejabat struktural di Badan POM;

menetapkan

jenis

pelanggaran

Kode

Etik

dan

Kode

Perilaku

setelah

mempertimbangkan sanksi, alat bukti lainnya dan keterangan dalam sidang Majelis;

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dapat meminta keterangan dari pihak lain untuk

memperkuat alat bukti;

membuat rekomendasi pemberian sanksi dan tindakan administratif kepada Pejabat

yang berwenang;

menyampaikan keputusan sidang kepada Pejabat yang berwenang; dan

(13)

Pemanggilan oleh Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku untuk dilakukan Sidang

Hadir Tidak hadir

Paling lama 21 hari kerja sejak diterimanya laporan

Pemeriksaan (dilakukan secara tertutup)

 Terlapor wajib menjawab setiap pertanyaan

 Terlapor tidak bersedia menjawab pertanyaan, dianggap mengakui Apabila sesuai hasil

pemeriksaan pendahuluan diduga kuat melanggar Kode Etik dan Kode Perilaku,

maka Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku akan melaksanakan Sidang

Dugaan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku

Pimpinan unit kerja

Pemeriksaan pendahuluan oleh Majelis Kode Etik dan

Kode Perilaku Laporan

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku melaksanakan Sidang tanpa kehadiran Terlapor ( Sidang menerapkan prinsip

praduga tak bersalah) Pemanggilan dilakukan paling banyak 2 kali dengan tenggang waktu antara

pemanggilan pertama dengan pemanggilan kedua selama 7 hari kerja

Dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Ditandatangani Anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dan Terlapor

(14)

Majelis Kode Etik

dan Kode Perilaku

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku menetapkan rehabilitasi nama baik Terlapor

Rekomendasi bagi Pejabat yang Berwenang untuk membuat Keputusan penjatuhan sanksi

Tidak Terbukti

Terbukti Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku menetapkan Sanksi yang dicantumkan dalam Putusan Sidang

(bersifat final) Rekomendasi bagi Pejabat yang Berwenang berupa tindakan administratif apabila perbuatan Terlapor termasuk kedalam

pelanggaran disiplin

(15)

Visi KORPRI:

terwujudnya organisasi KORPRI yang kuat, netral, demokratis, untuk membangun

Jiwa Korps (KORSA) Pegawai Republik Indonesia dan mensejahterakan anggota

dan keluarganya.

Misi KORPRI:

a. mewujudkan organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa, dan mencakup

seluruh tingkat kepengurusan;

b. membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai

perekat dan alat pemersatu bangsa dan negara;

c. mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman, perlindungan hukum

untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota;

d. membangun pegawai Republik Indonesia yang bertakwa, profesional, disiplin,

bebas KKN, dan mampu melaksanakan tugas kepemerintahan;

e. mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik.

(16)

KORPRI berfungsi:

Sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya seluruh anggota;

Membina dan meningkatkan Jiwa Korps (Korsa);

Sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara;

Sebagai wadah untuk peningkatan kesejahteraan dan memberikan

penghargaan bagi anggota;

Sebagai pengayom, pelindung, pemberi bantuan hukum bagi anggota;

Meningkatkan harkat dan martabat anggota;

Meningkatkan ketakwaan, kejujuran, keadilan, disiplin, profesionalisme;

Mewujudkan kepemerintahan yang baik;

Mitra aktif perumusan kebijakan pemerintah;

Pelopor pelayanan publik; dan

(17)

PERKA BKN Nomor 21 Tahun 2010

Tentang

(18)

=

Kesanggupan PNS

untuk menaati

kewajiban

dan

menghindari larangan

yang ditentukan dalan PUU dan/atau

Peraturan Kedinasan yang apabila

tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi

hukuman disiplin.

Disiplin PNS

Pelanggaran Disiplin

=

Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan

PNS yang

tidak menaati kewajiban

(19)

No, KEWAJIBAN Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran KET

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

1 Mengucapkan sumpah/janji

PNS;

Mengucapkan sumpah/janji PNS tanpa alasan yg sah

2 Mengucapkan sumpah/janji

jabatan;

Mengucapkan sumpah/janji Jabatan tanpa alasan yg sah

3

Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi ybs

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

Setiap PNS harus taat juga wajib melaksnakn ketent UUD 45, kebijk Negara/Pemerintah, NKRI, dan tidak mempermasalahkan Pancasila/UUD 45

4 Menaati segala ketentuan

PPU;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi ybs

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

PUU yang mengatur mengenai jenis dan hierarki PUU

5

Melaksanakan tugas

kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dg penuh

pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi ybs

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

Tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

MATRIKS TENTANG KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

DIKAITKAN DENGAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

(20)

No KEWAJIBAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

6

Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

7

Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

8

Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

Didasarkan pada PPU, Perintah

kedinasan, dan azaz kepatutan

9

Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

10

Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah terutama di

bidang keamanan, keuangan, dan materiil;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

(21)

No KEWAJIBAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

11

Masuk kerja dan

menaati ketentuan

jam kerja;

5 hari kerja

(teguran lisan)

6-10 hari kerja

(teguran tertulis)

11-15 hari kerja

(pernyataan tidak puas secara tertulis)

16-20 hari kerja

(penundaan kenauikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun).

21-25 hari kerja

(penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun).

26-30 hari kerja

(penurunan

pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun)

31-35 hari kerja (penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun).

36-40 hari kerja (pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS yang menduduki jabatan sttruktural atau fungsional tertentu).

41-45 hari kerja (pembebasan dari jabatan bagi PNS yg menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu).

46 hari kerja atau lebih (pemberhentian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS).

Keterlambatan

masuk kerja

dan/atau pulang

cepat dihitung

secara kumulatif

dan dikonversi 7½

jam sama dengan

1 (satu) hari kerja.

Berlaku pada tahun

yang sedang

berjalan

Setiap PNS wajib

datang,

melaksanakan

tugas, dan pulang

sesuai dengan

(22)

No KEWAJIBAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

12 Mencapai sasaran kerja

pegawai yang ditetapkan;

Pencapaian

sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% s.d. 50%

Pencapaian

sasaran kerja pada akhir tahun kurang dari 25%

Renja dan target kerja yg akan dicapai PNS yg telah disusun, dan telah disepakati bersama PNS ybs dgn atasan

13

Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

14 Memberikan pelayanan

sebaik-baiknya kepada masyarakat;

Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Psl 54 UU 25 Th 2009 ttg Pelayanan Publik Pelayanan kepada masy yang berkualitas, cepat, mudah,

terjangkau, dan terukur sesuai dg PUU

15 Membimbing bawahan dalam

melaksanakan tugas;

Tidak sengaja tidak membimbing

bawahan

Sengaja tidak membimbing bawahan

16

Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan

Tidak sengaja tidak memberi

kesempatan

Sengaja tidak memberi kesempatan

Untuk meningkatkan kemampuan diklat, seminar, pend formal, dsb

17

Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

(23)

No LARANGAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

1 Menyalahgunakan wewenang; Menyalahgunakan

wewenang

Menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi/ pihak lain

2

Menjadi perantara untuk

mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan

menggunakan kewenangan orang lain;

Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain

3

Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing dan/atau

lembaga internasional

4

Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya asing;

Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya asing

5

Memiliki, menjual, membeli,

menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;

Pelanggaran

berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran

berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran

berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

Perbuatan yang dilaksanakan tidak atas dasar ketentuan yang berlaku

termasuk tatacaranya

(24)

No LARANGAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

6

Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;

Pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

7

Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;

Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan

8

Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan

dan/atau pekerjaannya

Diketahui dan patut diduga hal tersebut diberikan sebagai akibat/ disebabkan karena telah/tidak melakukan

(25)

No LARANGAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

9 Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

Pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja

Pelanggaran dilakukan dengan sengaja

Tindakan atasan terhadap

bawahan tidak sesuai dengan peraturan kedinasan

10

Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga

mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

Tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

UU 25 Th 2009 tentang Pelayanan Publik

11 Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

Pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara

Perbuatan yang mengakibatkan tugas kedinasan menjadi tidak lancar/ tidak mencapai hasil yang harus dipenuhi

12

Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD dengan cara:

a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi peserta kampanye dengan

menggunakan atribut partai atau atribut PNS;

c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sebagai peserta kampanye dengan

menggunakan fasilitas negara.

Ikut serta sebagai pelaksana kampanye

Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS

Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain

Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara

(26)

No LARANGAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

13

Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara: a. membuat keputusan dan/atau

tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan

masyarakat.

Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa

kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye

14

Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara

memberikan surat dukungan disertai photo copy Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan;

(27)

No LARANGAN

Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran

KET

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5 6

15

Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:

a. terlibat dalam kegiatan

kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;

c. membuat keputusan dan /atau tindakan yang

menguntungkan atau merugikan salah satu

pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada

keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi

pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian

barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat

Terlibat dalam

kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah

Mengadakan kegiatan

yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu

sebelum, selama, dan sesudah masa

kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan

masyarakat

Menggunakan

fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye

Membuat

keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu calon pasangan

selama masa kampanye

Bertindak sebagai pelaksana

(28)

1. Hukuman disiplin ringan :

Teguran lisan.

Teguran tertulis.

(29)

2. Hukuman disiplin sedang :

Penundaan KGB untuk paling lama 1 tahun.

Penundaan KP untuk paling lama 1 tahun.

(30)

3. Hukuman disiplin berat :

Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama

3 tahun.

Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan

setingkat lebih rendah.

Pembebasan dari jabatan.

Pemberhentian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri sebagai PNS.

(31)

Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan Mentaati

Ketentuan Jam Kerja

No

Tingkat Hukuman

Waktu Ketidakhadiran

1

HUKUMAN RINGAN

a. Teguran Lisan.

5 hari

b. Teguran Tertulis.

6

10 hari

c. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis.

11

15 hari

2

HUKUMAN SEDANG

a. Penundaan KGB selama 1 tahun.

16

20 hari

b. Penundaan KP selama 1 tahun.

21

25 hari

c. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.

26

30 hari

3

HUKUMAN BERAT

a. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.

31

35 hari

b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih

rendah bagi PNS yang menduduki jabatan struktural/jabfung.

36

40 hari

c. Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan

struktural/jabfung.

41

45 hari

d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau

(32)

Pemeriksaan

PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin

Dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan (Paling lambat 7 hari kerja sebelum pelaksanaan pemeriksaan)

Pemeriksaan (dilakukan dalam ruangan tertutup)

Hadir Tidak hadir

Panggilan Kedua secara tertulis oleh atasan langsung

(Paling lambat 7 hari kerja sejak tanggal seharusnya ybs diperiksa pada pangilan I)

Hadir

Tidak hadir

Pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.

BAP Dapat meminta

(33)

Pemeriksaan

Khusus pelanggaran disiplin yang ancaman

hukumannya tingkat sedang dan berat

dapat

dibentuk Tim Pemeriksa yang dibentuk oleh

PPK atau Pejabat yang ditunjuk.

Tim Pemeriksa terdiri dari atasan langsung,

unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian,

(34)

Tata Cara

Penjatuhan Hukuman Disiplin

PNS yang melakukan beberapa pelanggaran

disiplin

hanya dapat dijatuhi 1 (satu) jenis

hukuman disiplin terberat.

PNS yang melakukan pelanggaran disiplin

yang sifatnya sama

dijatuhi jenis hukuman

(35)

Pejabat

yang

berwenang

menghukum

wajib

menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang

melakukan pelanggaran disiplin.

Apabila tidak, pejabat tersebut dan PNS yang

melakukan pelanggaran dijatuhi hukuman disiplin

oleh

atasan pejabat yang berwenang menghukum.

Keputusan hukuman disiplin disampaikan secara

tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum atau

pejabat lain yang ditunjuk paling lambat 14 hari kerja

sejak keputusan ditetapkan.

(36)

Pejabat yang Berwenang

Menetapkan

(37)

Upaya Administratif

Prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap

hukuman disiplin yang dijatuhkan, berupa :

Keberatan

Upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak

puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat

yang berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang

berwenang menghukum.

Banding Administratif

Upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak

puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan

hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian

tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat

yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan

(38)

Hukuman disiplin yang

tidak dapat diajukan upaya

administratif

(keberatan atau banding administratif)

Hukuman

disiplin yang dijatuhkan oleh :

1. Presiden.

2. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman

disiplin tingkat ringan.

3. PPK (Kepala Badan POM) untuk jenis hukuman disiplin :

a. Semua HD tingkat ringan.

b. Semua HD tingkat sedang.

c. Tingkat berat, berupa :

Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun;

Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat

lebih rendah; dan

(39)

Hukuman disiplin

yang dapat diajukan keberatan

:

Penundaan KGB selama 1 tahun & Penundaan KP selama 1

tahun yang dijatuhkan oleh Pejabat Struktural :

Eselon I dan pejabat yang setara ke bawah.

Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara

dengan sebutan lain yang atasan langsungnya Pejabat Struktural

Eselon I yang bukan PPK.

Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara

dengan sebutan lain yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada PPK.

Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah selama 1 (satu)

tahun yang ditetapkan oleh Pejabat Struktural :

Eselon II di lingkungan instansi vertikal dan unit setara dengan

(40)

Keberatan

PNS menerima keputusan hukuman disiplin

Membuat surat keberatan dengan mencantumkan alasan keberatan

Atasan Pejabat yang berwenang menghukum

Asli Tembusan

Pejabat yang berwenang menghukum Merasa keberatan

14 hari

Memberikan tanggapan

6 hari kerja

Atasan Pejabat yang berwenang menghukum

21 hari kerja

Mengambil keputusan (bersifat final dan mengikat) Tidak memberikan tanggapan

Atasan Pejabat yang berwenang menghukum mengambil keputusan

berdasarkan data yang ada

Tidak mengambil keputusan

(41)

Banding Administratif

PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa

pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

sebagai PNS atau

Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

Dapat mengajukan banding

administratif

BAPEK

(42)

... Banding Admistratif

PNS yang sedang mengajukan Banding Administratif

gajinya tetap dibayarkan sepanjang tetap masuk kerja

dan melaksanakan tugas

mengajukan permohonan

izin kepada PPK

dengan mempertimbangkan dampak

pelanggaran terhadap lingkungan kerjanya.

Apabila tidak mengajukan Banding Administratif

gajinya

dihentikan TMT bulan berikutnya sejak hari ke-15 Keputusan

HD diterima.

(43)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu sampel didestruksi kering, kemudian analisis kuantitatif natrium, besi, dan seng dilakukan dengan menggunakan metode

1. Pemilihan proses yang akan digunakan berdasarkan ketersediaan bahan baku berupa ZA, asam fosfat, asam sulfat, amoniak dan urea dari industri PT. Petrokimia

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini “Terdapat pengaruh kandungan informasi arus kas operasi, arus kas investasi,

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bangunan

However if you want only sports trivia knowledge I guess sports directories won´t be enough , you will need to read sports articles from a dedicated sports article directory if you

Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo akan melakukan Seleksi Ulang. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bangunan

untuk tahap sebelum dilakukan pengoreksian, tahap setelah pengoreksian dengan memilih kata usulan yang bukan diharapkan, dan tahap setelah pengoreksian dengan kata