Pembinaan
Jiwa KORPS
Kode Etik dan
Kode Perilaku
ASN Badan POM
Jiwa KORPS PN
S adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan,
kerjasama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan
rasa memiliki organisasi PNS dalam rangka mempertahankan NKRI.
Pembinaan Jiwa Korps PNS
dimaksudkan untuk meningkatkan perjuangan,
pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada Negara Kesatuan dan
Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pembinaan Jiwa Korps PNS
bertujuan untuk:
membina karakter/watak, memelihara persatuan dan kesatuan secara
kekeluargaan
→
mewujudkan kerjasama dan pengabdian kepada
masyarakat serta meningkatkan kemampuan dan keteladanan PNS;
mendorong etos kerja PNS
→
mewujudkan PNS bermutu tinggi dan
bertanggung jawab sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat;
dan
menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan PNS
→
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI.
Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung
produktivitas kerja dan profesionalitas PNS serta
berpartisipasi
dalam
penyusunan
kebijakan
Pemerintah yang terkait dengan PNS;
Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah
yang terkait dengan PNS;
Peningkatan kerjasama antara PNS untuk memelihara
dan
memupuk
kesetiakawanan
dalam
rangka
meningkatkan Jiwa Korps PNS; dan
Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan
PNS sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang
berlaku
dengan
tetap
mengedepankan
Nilai-nilai Dasar PNS
1. Ketakwaan kepada Tuhan YME.
2. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.
3. Semangat nasionalisme.
4. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan
pribadi/golongan.
5. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan Per-UU.
6. Penghormatan terhadap hak asasi manusia.
7. Tidak diskriminatif.
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 3 Tahun 2017
tentang Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Badan POM
Kode Etik dan Kode Perilaku sebagai pedoman setiap Pegawai ASN di Badan POM
dalam bersikap, bertingkah laku dan berbuat dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari-hari.
a. Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan pemerintahan;
b. Etika dalam berorganisasi;
c. Etika dalam bermasyarakat;
d. Etika dalam pelayanan terhadap masyarakat; .
e. Etika dalam berkoordinasi dengan lintas sektor;
f. Etika terhadap sesama Pegawai ASN; dan
Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan pemerintahan
:
a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945;
b. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;
d. menaati semua peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan
tugas;
e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa;
f. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;
g. menggunakan atau memanfaatkan sumber daya negara secara efisien
dan efektif;
h. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar;
dan
Etika dalam berorganisasi
:
a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. menjaga informasi yang bersifat rahasia;
c. melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang;
d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
e. menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian tujuan;
f. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g. patuh dan taat terhadap standar operasional prosedur dan sasaran kerja
Pegawai ASN;
h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organsiasi;
i. berorientasi pada upaya peningkatan peningkatan penilaian prestasi kerja;
j. bersikap rasional dan berkeadilan, obyektif, serta transparan dalam
menjalankan tugas sesuai dengan sifat pekerjaan;
k. melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab; dan
Etika dalam bermasyarakat
:
a. mewujudkan pola hidup sederhana;
b. memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun tanpa pamrih serta
tanpa unsur pemaksaan;
c. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;
e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan
tugas; dan
f. tidak melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan atau menurunkan harkat dan
martabat Pegawai ASN.
Etika dalam pelayanan terhadap masyarakat:
a. memberikan pelayanan yang profesional, responsif, tepat sasaran, terbuka,
tepat waktu, taat aturan, dan adil serta tidak diskriminatif;
b. mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan;
c. tidak mencari keuntungan pribadi dalam bentuk apapun;
d. memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. menolak segala imbalan atau janji dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan tugas; dan
Etika dalam melakukan koordinasi dengan lintas sektor
:
a. menghormati dan menghargai kesetaraan profesi; dan
b. menjaga kehormataan dan kewibawaan profesi.
Etika terhadap Pegawai ASN:
a. menghormati sesama Pegawai ASN yang memeluk agama dan
kepercayaan yang berbeda;
b. memelihara persatuan dan kesatuan sesama Pegawai ASN;
c. menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun
horizontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;
d. menghargai perbedaan pendapat;
e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai ASN;
f. menjaga dan menjalin kerjasama dengan sesama Pegawai ASN;
dan
g. mewujudkan solidaritas dan soliditas semua Pegawai ASN
Etika terhadap diri sendiri
:
a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. benghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan;
d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan;
e. memiliki daya juang yang tinggi;
f. memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h. berpenampilan sederhana, rapih dan sopan;
Kode Etik dan Kode Perilaku
Pedoman yang berisi norma atau etika yang mengatur sikap, tingkah laku dan
perbuatan Pegawai ASN di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup
sehari-hari
Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku
Segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai ASN yang bertentangan
dengan Kode Etik dan Kode Perilaku.
PNS yang melanggar Kode Etik dikenakan
:
Sanksi moral secara tertulis oleh Pejabat yang berwenang
•
Pelanggaran ringan
→
berdampak pada unit kerja;
•
Pelanggaran sedang
→
berdampak pada Badan POM; dan/atau
•
Pelanggaran berat
→
berdampak pada Negara.
Tindakan administratif sesuai peraturan per-UU atas rekomendasi Majelis Kode Etik
dan Kode Perilaku.
Sanksi Moral
:
Sanksi moral untuk pelanggaran ringan
→
dinyatakan secara tertutup dihadapan
pejabat yang berwenang.
Majelis Kehormatan Kode Etik dan Kode Perilaku
Lembaga non struktural di Badan POM yang bertugas melakukan penegakan,
pelaksanaan, menyelesaikan pelanggaraan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai ASN.
Terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian, atau pejabat
lain yang ditunjuk.
Susunan keanggotaan terdiri atas:
1 orang Ketua merangkap Anggota;
1 orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
sekurang-kurangnya 3 orang Anggota (berjumlah ganjil).
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Pusat mempunyai tugas:
menerima dan melakukan evaluasi laporan yang diterima secara tertulis dari pelapor;
melakukan sidang pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang dilakukan
Pegawai ASN dan pejabat struktural di Badan POM;
menetapkan
jenis
pelanggaran
Kode
Etik
dan
Kode
Perilaku
setelah
mempertimbangkan sanksi, alat bukti lainnya dan keterangan dalam sidang Majelis;
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dapat meminta keterangan dari pihak lain untuk
memperkuat alat bukti;
membuat rekomendasi pemberian sanksi dan tindakan administratif kepada Pejabat
yang berwenang;
menyampaikan keputusan sidang kepada Pejabat yang berwenang; dan
Pemanggilan oleh Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku untuk dilakukan Sidang
Hadir Tidak hadir
Paling lama 21 hari kerja sejak diterimanya laporan
Pemeriksaan (dilakukan secara tertutup)
Terlapor wajib menjawab setiap pertanyaan
Terlapor tidak bersedia menjawab pertanyaan, dianggap mengakui Apabila sesuai hasil
pemeriksaan pendahuluan diduga kuat melanggar Kode Etik dan Kode Perilaku,
maka Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku akan melaksanakan Sidang
Dugaan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku
Pimpinan unit kerja
Pemeriksaan pendahuluan oleh Majelis Kode Etik dan
Kode Perilaku Laporan
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku melaksanakan Sidang tanpa kehadiran Terlapor ( Sidang menerapkan prinsip
praduga tak bersalah) Pemanggilan dilakukan paling banyak 2 kali dengan tenggang waktu antara
pemanggilan pertama dengan pemanggilan kedua selama 7 hari kerja
Dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Ditandatangani Anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dan Terlapor
Majelis Kode Etik
dan Kode Perilaku
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku menetapkan rehabilitasi nama baik Terlapor
Rekomendasi bagi Pejabat yang Berwenang untuk membuat Keputusan penjatuhan sanksi
Tidak Terbukti
Terbukti Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku menetapkan Sanksi yang dicantumkan dalam Putusan Sidang
(bersifat final) Rekomendasi bagi Pejabat yang Berwenang berupa tindakan administratif apabila perbuatan Terlapor termasuk kedalam
pelanggaran disiplin
Visi KORPRI:
terwujudnya organisasi KORPRI yang kuat, netral, demokratis, untuk membangun
Jiwa Korps (KORSA) Pegawai Republik Indonesia dan mensejahterakan anggota
dan keluarganya.
Misi KORPRI:
a. mewujudkan organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa, dan mencakup
seluruh tingkat kepengurusan;
b. membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai
perekat dan alat pemersatu bangsa dan negara;
c. mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman, perlindungan hukum
untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota;
d. membangun pegawai Republik Indonesia yang bertakwa, profesional, disiplin,
bebas KKN, dan mampu melaksanakan tugas kepemerintahan;
e. mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik.
KORPRI berfungsi:
Sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya seluruh anggota;
Membina dan meningkatkan Jiwa Korps (Korsa);
Sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara;
Sebagai wadah untuk peningkatan kesejahteraan dan memberikan
penghargaan bagi anggota;
Sebagai pengayom, pelindung, pemberi bantuan hukum bagi anggota;
Meningkatkan harkat dan martabat anggota;
Meningkatkan ketakwaan, kejujuran, keadilan, disiplin, profesionalisme;
Mewujudkan kepemerintahan yang baik;
Mitra aktif perumusan kebijakan pemerintah;
Pelopor pelayanan publik; dan
PERKA BKN Nomor 21 Tahun 2010
Tentang
=
Kesanggupan PNS
untuk menaati
kewajiban
dan
menghindari larangan
yang ditentukan dalan PUU dan/atau
Peraturan Kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
Disiplin PNS
Pelanggaran Disiplin
=
Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan
PNS yang
tidak menaati kewajiban
No, KEWAJIBAN Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
1 Mengucapkan sumpah/janji
PNS;
Mengucapkan sumpah/janji PNS tanpa alasan yg sah
2 Mengucapkan sumpah/janji
jabatan;
Mengucapkan sumpah/janji Jabatan tanpa alasan yg sah
3
Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi ybs
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
Setiap PNS harus taat juga wajib melaksnakn ketent UUD 45, kebijk Negara/Pemerintah, NKRI, dan tidak mempermasalahkan Pancasila/UUD 45
4 Menaati segala ketentuan
PPU;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi ybs
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
PUU yang mengatur mengenai jenis dan hierarki PUU
5
Melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dg penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi ybs
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
Tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
MATRIKS TENTANG KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS
DIKAITKAN DENGAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN
No KEWAJIBAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
6
Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
7
Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
8
Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
Didasarkan pada PPU, Perintah
kedinasan, dan azaz kepatutan
9
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
10
Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
No KEWAJIBAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
11
Masuk kerja dan
menaati ketentuan
jam kerja;
•5 hari kerja
(teguran lisan)
•6-10 hari kerja
(teguran tertulis)
•11-15 hari kerja
(pernyataan tidak puas secara tertulis)
•16-20 hari kerja
(penundaan kenauikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun).
•21-25 hari kerja
(penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun).
•26-30 hari kerja
(penurunan
pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun)
•31-35 hari kerja (penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun).
•36-40 hari kerja (pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS yang menduduki jabatan sttruktural atau fungsional tertentu).
•41-45 hari kerja (pembebasan dari jabatan bagi PNS yg menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu).
•46 hari kerja atau lebih (pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS).
Keterlambatan
masuk kerja
dan/atau pulang
cepat dihitung
secara kumulatif
dan dikonversi 7½
jam sama dengan
1 (satu) hari kerja.
Berlaku pada tahun
yang sedang
berjalan
Setiap PNS wajib
datang,
melaksanakan
tugas, dan pulang
sesuai dengan
No KEWAJIBAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
12 Mencapai sasaran kerja
pegawai yang ditetapkan;
Pencapaian
sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% s.d. 50%
Pencapaian
sasaran kerja pada akhir tahun kurang dari 25%
Renja dan target kerja yg akan dicapai PNS yg telah disusun, dan telah disepakati bersama PNS ybs dgn atasan
13
Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
14 Memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada masyarakat;
Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Psl 54 UU 25 Th 2009 ttg Pelayanan Publik Pelayanan kepada masy yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur sesuai dg PUU
15 Membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas;
Tidak sengaja tidak membimbing
bawahan
Sengaja tidak membimbing bawahan
16
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
Tidak sengaja tidak memberi
kesempatan
Sengaja tidak memberi kesempatan
Untuk meningkatkan kemampuan diklat, seminar, pend formal, dsb
17
Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
No LARANGAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
1 Menyalahgunakan wewenang; Menyalahgunakan
wewenang
Menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi/ pihak lain
2
Menjadi perantara untuk
mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain
3
Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing dan/atau
lembaga internasional
4
Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya asing;
Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya asing
5
Memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
Pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
Perbuatan yang dilaksanakan tidak atas dasar ketentuan yang berlaku
termasuk tatacaranya
No LARANGAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
6
Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
Pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
7
Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan
8
Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan
dan/atau pekerjaannya
Diketahui dan patut diduga hal tersebut diberikan sebagai akibat/ disebabkan karena telah/tidak melakukan
No LARANGAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
9 Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
Pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja
Pelanggaran dilakukan dengan sengaja
Tindakan atasan terhadap
bawahan tidak sesuai dengan peraturan kedinasan
10
Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
Tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
UU 25 Th 2009 tentang Pelayanan Publik
11 Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
Pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
Pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
Pelanggaran berdampak negatif pada Pemerintah dan/atau negara
Perbuatan yang mengakibatkan tugas kedinasan menjadi tidak lancar/ tidak mencapai hasil yang harus dipenuhi
12
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi peserta kampanye dengan
menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara.
• Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
• Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
• Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain
Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara
No LARANGAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
13
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara: a. membuat keputusan dan/atau
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.
Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye
14
Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai photo copy Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan;
No LARANGAN
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
15
Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan
kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan /atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat
•Terlibat dalam
kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
•Mengadakan kegiatan
yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat
•Menggunakan
fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye
•Membuat
keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu calon pasangan
selama masa kampanye
Bertindak sebagai pelaksana
1. Hukuman disiplin ringan :
•
Teguran lisan.
•
Teguran tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang :
•
Penundaan KGB untuk paling lama 1 tahun.
•
Penundaan KP untuk paling lama 1 tahun.
3. Hukuman disiplin berat :
•
Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama
3 tahun.
•
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah.
•
Pembebasan dari jabatan.
•
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS.
Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan Mentaati
Ketentuan Jam Kerja
No
Tingkat Hukuman
Waktu Ketidakhadiran
1
HUKUMAN RINGAN
a. Teguran Lisan.
5 hari
b. Teguran Tertulis.
6
–
10 hari
c. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis.
11
–
15 hari
2
HUKUMAN SEDANG
a. Penundaan KGB selama 1 tahun.
16
–
20 hari
b. Penundaan KP selama 1 tahun.
21
–
25 hari
c. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
26
–
30 hari
3
HUKUMAN BERAT
a. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.
31
–
35 hari
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah bagi PNS yang menduduki jabatan struktural/jabfung.
36
–
40 hari
c. Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan
struktural/jabfung.
41
–
45 hari
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
Pemeriksaan
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
Dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan (Paling lambat 7 hari kerja sebelum pelaksanaan pemeriksaan)
Pemeriksaan (dilakukan dalam ruangan tertutup)
Hadir Tidak hadir
Panggilan Kedua secara tertulis oleh atasan langsung
(Paling lambat 7 hari kerja sejak tanggal seharusnya ybs diperiksa pada pangilan I)
Hadir
Tidak hadir
Pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
BAP Dapat meminta
Pemeriksaan
•
Khusus pelanggaran disiplin yang ancaman
hukumannya tingkat sedang dan berat
→
dapat
dibentuk Tim Pemeriksa yang dibentuk oleh
PPK atau Pejabat yang ditunjuk.
•
Tim Pemeriksa terdiri dari atasan langsung,
unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian,
Tata Cara
Penjatuhan Hukuman Disiplin
•
PNS yang melakukan beberapa pelanggaran
disiplin
→
hanya dapat dijatuhi 1 (satu) jenis
hukuman disiplin terberat.
•
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin
yang sifatnya sama
→
dijatuhi jenis hukuman
•
Pejabat
yang
berwenang
menghukum
wajib
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin.
•
Apabila tidak, pejabat tersebut dan PNS yang
melakukan pelanggaran dijatuhi hukuman disiplin
oleh
atasan pejabat yang berwenang menghukum.
•
Keputusan hukuman disiplin disampaikan secara
tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum atau
pejabat lain yang ditunjuk paling lambat 14 hari kerja
sejak keputusan ditetapkan.
Pejabat yang Berwenang
Menetapkan
Upaya Administratif
Prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan, berupa :
•
Keberatan
Upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat
yang berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang
berwenang menghukum.
•
Banding Administratif
Upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat
yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan
Hukuman disiplin yang
tidak dapat diajukan upaya
administratif
(keberatan atau banding administratif)
Hukuman
disiplin yang dijatuhkan oleh :
1. Presiden.
2. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman
disiplin tingkat ringan.
3. PPK (Kepala Badan POM) untuk jenis hukuman disiplin :
a. Semua HD tingkat ringan.
b. Semua HD tingkat sedang.
c. Tingkat berat, berupa :
Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun;
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat
lebih rendah; dan
Hukuman disiplin
yang dapat diajukan keberatan
:
Penundaan KGB selama 1 tahun & Penundaan KP selama 1
tahun yang dijatuhkan oleh Pejabat Struktural :
•
Eselon I dan pejabat yang setara ke bawah.
•
Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara
dengan sebutan lain yang atasan langsungnya Pejabat Struktural
Eselon I yang bukan PPK.
•
Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara
dengan sebutan lain yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada PPK.
Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah selama 1 (satu)
tahun yang ditetapkan oleh Pejabat Struktural :
•
Eselon II di lingkungan instansi vertikal dan unit setara dengan
•
Keberatan
PNS menerima keputusan hukuman disiplin
Membuat surat keberatan dengan mencantumkan alasan keberatan
Atasan Pejabat yang berwenang menghukum
Asli Tembusan
Pejabat yang berwenang menghukum Merasa keberatan
14 hari
Memberikan tanggapan
6 hari kerja
Atasan Pejabat yang berwenang menghukum
21 hari kerja
Mengambil keputusan (bersifat final dan mengikat) Tidak memberikan tanggapan
Atasan Pejabat yang berwenang menghukum mengambil keputusan
berdasarkan data yang ada
Tidak mengambil keputusan