• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI, KELUARGA, DAN KEHALALAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK WARDAH KOSMETIK DI MATAHARI LIPPO PLAZA SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KELOMPOK REFERENSI, KELUARGA, DAN KEHALALAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK WARDAH KOSMETIK DI MATAHARI LIPPO PLAZA SIDOARJO."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MEMILIH PRODUK WARDAH KOSMETIK DI MATAHARI LIPPO PLAZA SIDOARJO

SKRIPSI

Disusun oleh :

Novia Rachmawati Nur Putri (C04212029)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

v ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan: Apakah variabel kelompok referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Wardah kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo? Apakah variabel keluarga mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo? Apakah variabel kehalalan produk mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo? Dan apakah ada pengaruh bersama-sama kelompok referensi, keluarga, kehalalan produk terhadap keputusan konsumen memilih produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo?

Data dari penelitian ini dihimpun melalui penyebaran kuesioner kepada 100 konsumen Wardah kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo. Untuk mengetahui validitas data dari kuesioner, digunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk analisis data digunakan uji asumsi klasik. Untuk uji hipotesis diuji melalu uji F dan uji T.

Berdasarkan hasil penelitian uji t pada variabel kelompok referensi didapati nilai t hitung 3,326 > t tabel 1,98498 maka Ho ditolak, artinya secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan uji t pada variabel keluarga didapati nilai –t hitung 1,789 > t tabel -1,98498 maka Ho diterima yang artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian uji t pada variabel kehalalan produk didapati nilai t hitung 4,270 > t tabel 1,98498 maka Ho ditolak yang artinya secara parsial ada pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara hasil uji F secara serentak terhadap variabel kelompok referensi, keluarga dan label halal didapati F hitung12,263 >dari F tabel2,700, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara kelompok referensi, keluarga dan kehalalan produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah. Berdasarkan hasil analisis determinasi, menunjukkan presentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan adalah 25,4%. Sedangkan sisanya sebesar 74,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Saran bagi Wardah kosmetik diharapkan untuk lebih memperhatikan lagi pada segmentasi kelompok keluarga, karena keluarga memiliki keterlibatan paling tinggi dalam konsumen. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian dalam wilayah yang lebih luas lagi karena dalam penelitian ini hanya dilakukan pada konsumen di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo saja dan dengan jumlah sampel yang lebih besar agar data yang didapat lebih mendalam. Bagi responden hendaknya tanyakan lebih detail mengenai kandungan yang terdapat dalam sebuah produk kepada yang lebih ahli agar tidak menyesal dikemudian hari.

(8)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BABI PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Perilaku Konsumen. ... 9

2. Kelompok Referensi... 12

3. Keluarga. ... 15

4. Kehalalan Produk. ... 18

5. Pengambilan Keputusan. ... 23

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 27

(9)

ix

D. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian ... 34

1. Variabel Bebas. ... 34

2. Variabel Terikat. ... 34

E. Definisi Operasional ... 34

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

G. Jenis dan Sumber Data. ... 39

1. Data Primer. ... 39

2. Data Sekunder. ... 40

H. Teknik Pengumpulan Data. ... 40

I. Teknik Analisis Data. ... 41

1. Uji Asumsi Klasik. ... 41

2. Regresi Linier Berganda. ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 45

1. Sejarah Kosmetik Wardah. ... 45

2. Visi dan Misi Perusahaan. ... 46

3. Lokasi Penelitian. ... 47

4. Karakteristik Responden. ... 47

B. Analisis Data ... 48

1. Validitas dan Reliabilitas Penelitian. ... 48

a. Uji Validitas. ... 48

b. Uji Reliabilitas. ... 52

(10)

x

3. Analisis Regresi Linier Berganda. ... 58

a. Koefisien Determinasi ... 60

b. Uji Hipotesis. ... 61

BAB V PEMBAHASAN. ... 67

A. Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah Kosmetik diMatahari Lippo Plaza Sidoarjo ... 67

B. Pengaruh Keluarga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo ... 68

C. Pengaruh Kehalalan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo. . 70

D. Pengaruh Kelompok Referensi, Keluarga dan Kehalalan Produk secara simultan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo. ... 71

BAB VI PENUTUP. ... 74

A. Kesimpulan. ... 74

B. Saran... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan yang terjadi disetiap kota besar mengakibatkan jumlah populasi juga meningkat. Pada akhirnya kota yang terus melakukan pembangunan akan kehabisan lahan dan pembangunan mulai berluberan ke pinggiran kota. Seperti yang terjadi pada kota Surabaya yang kini pembangunannya mulai merambat menuju tetangganya yaitu kabupaten Sidoarjo. Dengan adanya pembangunan yang terjadi membuat populasi penduduk Sidoarjo menjadi meningkat. Pembangunan juga terjadi pada pusat perbelanjaan yang ada di Sidoarjo, yang awalnya hanya ada 2 mal kini telah ada 4 mal. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumsi penduduk Sidoarjo terbilang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pengunjung di salah satu mal di Sidoarjo pada hari biasa 3-4 ribu pengunjung sedangkan memasuki pekan liburan pengunjung bisa mencapai 11 ribu orang.1

Salah satu pusat perbelanjaan di Sidoarjo yaitu Matahari Department Store yang merupakan Departmen Store terbesar di Indonesia yang telah hadir di Lippo Plaza. Jumlah populasi penduduk Sidoarjo yang tinggi akan berdampak pada konsumen Matahari Department Store yang berasal dari Sidoarjo. Hal ini juga berlaku pada brand-brand yang bekerjasama dengan Matahari Department Store. Brand lokal terbesar di Matahari Department Store salah satunya adalah Wardah Kosmetik.

1

Humas Sun City Mall Erna Rodita dalam Jawa Pos, “Pengunjung Mal melonjak Tiga Kali

(12)

Kebesaran nama Wardah juga tidak terlepas dari sejejeran nama besar artis yang digunakan sebagai Brand Ambassadornya seperti Inneke Koesherawati dan Dewi Sandra. Mereka menjadi kelompok referensi yang paling berpengaruh dalam pemasaran produk Wardah. Nama besar mereka yang mampu membawa Wardah menjadi produk kosmetik lokal yang paling dicari. Inneke Koesherawati merupakan Artis senior yang dalam perjalanannya mengalami banyak perubahan, yang dulunya tidak berhijab kini menjadi wanita muslimah dengan hijab yang anggun. Kepribadiannya yang anggun inilah yang digunakan Wardah untuk memperkenalkan wajah dari kosmetik Wardah tersebut. Begitu juga dengan Dewi Sandra yang dalam perjalanannya tidak jauh berbeda dengan Inneke. Penampakan seorang Dewi Sandra yang cantik juga anggun mampu memberikan wajah segar bagi kosmetik Wardah dalam promosinya.

Selain kelompok referensi, kelompok lain yang memiliki keterlibatan tinggi dalam perilaku konsumen adalah keluarga. Namun dalam prakteknya sangat sedikit dari promosi Wardah yang melakukan pendekatan pada kelompok keluarga. Keluarga memiliki interaksi hubungan sangat tinggi, sehingga para anggotanya memiliki kesamaan yang mencolok dalam kepercayaan dan perilaku.2 Analisis perilaku konsumen belumlah sempurna jika belum melakukan studi keluarga karena keluarga berkaitan dengan istilah rumah tangga. Dua kata tersebut saling terkait dan memiliki implikasi penting bagi studi perilaku konsumen dan pemasaran.3

2

Ibid.

3

(13)

Keluarga menjadi perhatian bagi para pemasar karena keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah anggota yang bekerja di dalam keluarga lebih banyak. Rumah tangga yang berpenghasilan ganda seperti istri yang bekerja akan memiliki pengaruh keputusan konsumsi yang lebih besar. Karena menurut Wayne D. Hoyer, Deborah J. Macinnis, Rik Pieters, 2013 “In two-income families, working wives gain influence over household acquisition and consumption decisions for vacations,

cars, and other offerings”.4

Wardah kosmetik merupakan pelopor kosmetik halal pertama di Indonesia. Produk Wardah muncul karena didasari atas kesadaran akan produk-produk kosmetik yang mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syariat islam. Maka pemilik, memilih nama Wardah sebagai merek kosmetik terbarunya.5 Wardah merupakan produk lokal yang diproduksi oleh PT. Paragon Technology Innovation (PTI) yang berdiri sejak 1985 dan telah mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) dengan kapasitas produksi yang besar dan formulasi yang unggul. Perusahaan ini telah tumbuh lebih dari 80% per tahun, dengan 30 daerah operasional dan lebih dari 4.500 karyawan di seluruh Indonesia.6

4

Wayne D. Hoyer, Deborah J. Macinnic, and RikPieters, consumer behavior, sixth edition, (Sout-Western: Cengage Learning, 2013), 360.

5

Tri AjengWahyuningsih, “SiklusHidup PT Paragon Technology And Innovation (Wardah

Cosmetics)”, triajengwahyuningsih.wordpress.comdiaksespada 15 november 2015.

6

(14)

Berdasarkan motto Wardah ”Cantik memang harus dimulai dari dalam,

dan dilanjutkan dengan perawatan luar menggunakan kosmetik yang tepat” yang berarti selain kecantikan hati dari setiap wanita, perawatan dari luar juga perlu tetapi dengan memilih kosmetik yang baik dan aman. Wardah mengutamakan bahan-bahan yang sesuai dengan syariat islam, hal ini sesuai dengan Hadist riwayat Bukhari dan Muslim

Artinya:

(15)

pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati. (HR. Bukhari dan Muslim).7

Sesuatu yang halal itu jelas dan haram itu jelas. Tentu yang halal itu baik dan yang haram itu tidak baik. Oleh karena itu, Wardah menggunakan bahan-bahan halal sesuai dengan syariat islam untuk menciptakan produkyang baik dan aman. Sertifikat halal dari LP POM MUI memberikan jaminan halal untuk produk Wardah Kosmetik. Adanya label halal pada kemasan produk Wardah akan membantu bagi kedua pihak yaitu produsen akan terhindar dari tuntuttan konsumen dikemudian hari mengenai bahan-bahan produk dan konsumen mendapatkan jaminan produk yang terbuat dari bahan-bahan yang baik dan aman. Label halal saat ini dianggap sangat penting, terlebih karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Label halal menjadi pertimbangan bagi para konsumen dalam memilih sebuah produk kosmetik. Selain itu, banyak sekali berita mengenai produsen nakal yang menciptakan produk-produk palsu sehingga membuat para konsumen itu kawatir dengan produk yang akan mereka pilih. Seperti pada artikel berikut ini :

Hasil pengawasan BPOM dalam tiga tahun terakhir mencatat ada peningkatan signifikan dari peredaran obat, kosmetik, panganan ilegal. Kalau 2011 baru 57 item, 2012 ada 60 item, namun 2013 ada 830 item. Jadi memang sangat mengkhawatirkan,"ungkap Reri Indriyani, Kepala Pusat Informasi obat, dan Makanan, BPOM disela-sela acara pengumuman pemenang kompetisi pembuatan iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan kosmetika palsu di Jakarta, Selasa (20/5)”.8

7SunanIbnuMajah, “

Software KitabHadist Online Terjemah Indonesia”, app.lidwa.com, di akses 27 november 2015.

8M. sarwani, “PeredaranObat, KosmetikPalsuMelonjak

(16)

Karena kejadian-kejadian seperti inilah, baiknya para produsen kosmetik lebih memperhatikan komposisi sebuah produk untuk memastikan kehalalannya.

Selain itu, menurut hasil wawancara dan survey dari Dina Zurria yang dilakukan pada bahwa kelompok referensi dari kelompok formal seperti kelompok ibu-ibu yang bekerja dengan jumlah 10 orang, mereka memerlukan kosmetik sebagai pelengkap dalam melakukan aktivitasnya dan 7 diantaranya mengatakan mereka lebih memilih kosmetik selain Wardah karena Wardah dinilai termasuk produk kosmetik murah.9 Berdasarkan latar belakang inilah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kelompok Referensi, Keluarga, dan Kehalalan Produk terhadap Keputusan Konsumen Memilih Produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel kelompok referensi mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo?

2. Apakah variabel keluarga mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo?

3. Apakah variabel Kehalalan Produk mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo?

9

Dina Zurria,

“HubunganPengetahuanKonsumenTerhadapProdukKosmetikWardahDenganKeputusanMembeliPr

oduk (StudiPadaIbu-Ibu RT 01/02 RW 02 KomplekPerumahan Bukit Koto Desa Kuok

(17)

4. Apakah ada pengaruh bersama-sama kelompok referensi, keluarga, dan Kehalalan Produk terhadap keputusan konsumen memilih produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti bermaksud untuk mengkaji dan mempelajari secara ilmiah dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh variabel kelompok referensi terhadap keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo.

2. Untuk menganalisis pengaruh variabel keluarga terhadap keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo.

3. Untuk menganalisis pengaruh variabel Kehalalan Produk terhadap keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh bersama-sama antara kelompok referensi, keluarga, dan Kehalalan Produk terhadap keputusan konsumen memilih produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo.

D.Kegunaan Hasil Penelitian

(18)

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan serta acuan bagi semua pihak yang ingin mendalami ilmu ekonomi syariah. Serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun data untuk penelitian serupa kedepannya. Memberikan sumbangan pemikiran dan dapat menambah sumber informasi tentang kelompok referensi, keluarga, Kehalalan Produk dan keputusan konsumen.

2. Secara Praktis

(19)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini maka teori yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perilaku Konsumen

Menurut Cheryl Stallworth (Chief Executive Officer Greenfield Consulting Group) “Without a deep understanding of consumers it is

impossible to meet their expectations”,1

bahwa tanpa pemahaman yang mendalam tentang konsumen, sangat tidak mungkin untuk mengetahui harapan mereka. Perilaku konsumen bersifat dinamis karena pemikiran, perasaan dan tindakan individu konsumen, kelompok target konsumen, dan masyarakat luas berubah secara konstan. Fakta bahwa konsumen dan lingkungan berubah secara konstan menunjukkan pentingnya penelitian dan analisis konsumen secara terus menerus oleh pemasar agar selalu mengikuti tren terbaru.2 Studi mengenai perilaku konsumen sangatlah penting karena dengan memahami konsumen, produsen dapat menciptakan produk sesuai dengan harapan para konsumennya. Hal ini yang nantinya akan berhubungan dengan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya.3 Menurut Peter dan Olson (2010)

1

Frank R. Kardes, Maria L. Cronley, Thomas W. Cline, Consumer Behavior,(South-Western: Cengage Learning, 2011), 3.

2

J. Paul Peter, dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior and Marketing Strategy 9th ed, diterjemahkan pleh Diah Tantri Dwiandani dengan judul Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran edisi 9buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 6.

3

(20)

Consumer behavior involves the processes selecting, purchasing, using,

evaluating, and disposing, of products and services. consumer behavior is the

process of exchanging something of value for product or service that is

satisfying”,4 dijelaskan perilaku konsumen melibatkan proses memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa. Perilaku konsumen adalah proses pertukaran sesuatu yang bernilai untuk produk atau jasa yang memuaskan. Berdasarkan definisi tersebut perilaku konsumen memiliki keterkaitan dengan sebuah proses pra pengambilan keputusan sampai akhirnya konsumen memilih untuk membeli atau menggunakan sebuah produk. Dari keputusan ini para konsumen akan menggunakan produk tersebut baik itu untuk dirinya sendiri ataupun digunakan untuk kelompok. Pemasaran yang berhasil mengharuskan perusahaan berhubungan penuh dengan pelanggan mereka. Penerapan orientasi pemasaran holistic berarti memahami pelanggan, memperoleh pandangan 360 derajat tentang kehidupan sehari-hari mereka dan perubahan yang terjadi sepanjang hidup mereka sehingga produk yang tepat dipasarkan ke pelanggan yang tepat dengan cara yang tepat.5

Ada tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen, yaitu variabel stimulus, variabel respon, dan variabel antara. Hal ini sesuai dengan pendapat David L. Louden dan Albert J. Della Bitta (1984: 24-26) yang mengemukakan bahwa: “Three classes of variables are involved in

4

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen…, 5. 5

(21)

understanding consumer behavior in any of these specific situations: stimulus

variables, response variables and intervening variables”.

Gambar 2.1 Perilaku Konsumen

Sumber: A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:5)

a. Variabel Stimulus

Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang, dang ruang toko.

b. Variabel Respons

Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahan sikap suatu produk.

c. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap

Stimulus Variables

Intervening

(22)

terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening adalah memodifikasi respons.6

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami „Why do

consumers do what they do’. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan,

tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, mengahbiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut. Apa yang dibeli konsumen? (what they buy?), mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka membelinya?, (when they buy it?), dimana mereka membelinya? (where they buy it?), berapa sering mereka membelinya?, (how often they buy it?) dan berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?).7

2. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.8 Suatu kelompok referensi meliputi satu orang atau lebih yang dipergunakan oleh seseorang sebagai basis/dasar untuk perbandingan atau titik referensi di dalam membentuk respon afektif dan

6

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2002),5. 7

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen…, 6. 8

(23)

kognitif dan pembentukan perilaku.9 Jenis-jenis kelompok referensi menurut Ujang Sumarwan (2011):

a. Kelompok Formal dan Informal

Kelompok formal adalah yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi, misalnya Serikat Pekerja Indonesia, Partai politik, Universitas, dan Perusahaan.Kelompok Informal biasanya terbentuk karena hubungan social, misalnya kelompok bermain badminton, kelompok senam kebugaran, kelompok arisan, dan kelompok rukun tetangga. Anggota kelompok informal biasanya berjumlah sedikit dan berinteraksi secara dekat dan tatap muka secara intensif dan rutin.

b. Kelompok Primer dan Sekunder

Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas, interaksi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antar anggota. Contoh dari kelompok primer adalah keluarga dan kelompok yang memiliki ikatan kekerabatan. Kelompok sekunder memiliki ikatan yang longgar jika dibandingkan dengan kelompok primer, memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya. Contoh kelompok sekunder bisa berbentuk kelompok formal seperti asosiasi profesi dan himpunan alumni, atau berbentuk kelompok informal seperti kelompok arisan dan kelompok rukun warga.

9

(24)

c. Kelompok Aspirasi dan Disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para selebriti dari sosial media, seperti selebgram atau beauty blogger dan ada juga beauty vlogger. Anak-anak muda ini disebut sebagai kelompok aspirasi, sedangkan tokoh idola mereka sebagai kelompok referensinya. Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok referensi. Kelompok ini cenderung ingin menjadi pusat tren yang diikuti jadi bukan kelompok pengikut. Seperti seorang perancang busana yang menciptakan baju untuk tren tahun 2016 jadi perancang ini tidak mengikuti tren tapi dia menciptakan tren.

Kelompok referensi bagi seseorang itu dapat terdiri atas satu orang atau lebih, dari satu hingga puluhan orang. Kelompok referensi dapat juga merupakan sesuatu yang nyata (orang sesungguhnya) seperti keluarga, teman, penjual dan yang bersifat tidak nyata atau hanya bersifat simbolik (misalnya para eksekutif atau selebriti yang sukses, tokoh politik, aktor, atau olahragawan yang mereka lihat di iklan media massa).10 Selebriti merupakan salah satu dari kelompok referensi yang sering digunakan pada iklan sebuah produk. Menurut Blackwell, Miniard, dan Engel (2001, p.178), ditemukan

10

(25)

indikator-indikator yang menunjukkan kapabilitas dari kelompok referensi, yaitu11 :

a. Pengetahuan kelompok referensi mengenai produk

Menunjukkan seberapa dalam kelompok referensi ini mengetahui spesifikasi produk yang diinformasikan kepada konsumen yang lainnya. b. Kredibilitas dari kelompok referensi

Kredibilitas ini menunjukkan nama baik dari kelompok referensi dilihat dari perilakunya di lingkungan.

c. Pengalaman dari kelompok referensi

Pengalaman dari kelompok referensi dalam mengkonsumsi atau menggunakan produk yang diinformasikan kepada konsumen.

d. Keaktifan kelompok referensi

Menunjukkan seberapa sering kelompok referensi ini memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk sehingga konsumen merasa tertarik pada produk bersangkutan

e. Daya tarik kelompok referensi

Daya tarik ini mengarah pada performance (penampilan) dari kelompok referensi, misalnya daya tarik dari tutur katanya, daya tarik dari kerapiannya, dan lainnya.

3. Keluarga

“Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok

11

Blackwell, Miniard, Engel dalamAditya Andreani dan Amilia Puspitasari, “Pengaruh Kelompok

Referensi dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Merek

(26)

referensi utama yang paling berpengaruh. (Kotler dan Kevin, 2009:171)”. Menurut Kotler dan Kevin (2009) terdapat dua keluarga dalam kehidupan pembeli:

a. Keluarga Orientasi

Terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Dari orang tua, seseorang mendapatkan orientasi terhadap agama. Politik, dan ekonomi serta rasa ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi banyak berinteraksi dengan orang tua mereka, pengaruh orang tua terhadap perilaku mereka bisa sangat besar. Seorang konsumen yang mendapat pengaruh kuat dari keluarganya terutama dalam hal agama tentu akan menjunjung tinggi norma-norma yang terdapat dalam agamanya. Seperti halnya dalam pemilihan produk, hal-hal yang berbau halal dan haram menjadi fokus mereka.

b. Keluarga Prokreasi

(27)

sebuah pembelian karena mereka lebih aktif dalam membantu orang tua mereka.

Jutaan anak-anak di bawah usia 17 tahun juga melakukan kegiatan online sehingga mereka memiliki lebih banyak informasi untuk membantu orang tua mereka dalam melakukan pembelanjaan. Pemasar masuk dalam pemasaran online untuk anak-anak, mereka manawarkan berbagai penawaran menarik dalam bentuk komersial. Anak-anak ini cenderung tidak bisa membedakan antara permainan dan hiburan sehingga banyak dari mereka yang masuk dalam strategi pemasaran ini. Anak-anak yang cenderung mengikuti tren saat ini sedikit sekali peduli mengenai produk yang mengandung bahan-bahan halal ataupun haram. Mereka terfokus pada iklan yang ditayangkan oleh sebuah produk. Menjelaskan manfaat sebuah produk sehingga cocok dengan apa yang mereka inginkan.

(28)

pembelian sang adik. Peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain12:

a. Sebagai initiator: anggota keluarga mempunyai ide atau gagasan untuk memilih dan membeli.

b. Sebagai influencer: anggota keluarga memberikan pengaruh pada anggota lain untuk mengambil keputusan

c. Sebagai gate keeper: anggota keluarga yang mengontrol arus informasi. d. Sebagai decision: anggota keluarga yang membeli atau tidak suatu produk. e. Sebagai buyer: anggota keluarga dengan nyata melakukan pembelian.

f. Sebagai preparer: anggota keluarga mengubah produk mentah menjadi bentuk yang bisa dikonsumsi.

g. Sebagai user: anggota keluarga menggunakan produk tersebut.

h. Sebagai maintancer: anggota keluarga yang merawat atau memperbaiki produk.

i. Sebagai organizer: anggota keluarga mengatur apakah produk tersebut bisa dimulai, dibuang atau dihentikan.

Yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah influencer, gate keeper, decision, user, organizer karena dianggap sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dikaji.

4. Kehalalan Produk

Label halal merupakan atribut yang terdapat pada kemasan produk. Label halal biasanya kita jumpai pada bagian depan atau belakang kemasan.

12

(29)

Terletak pada bagian yang mudah dilihat. Yang dimaksud dengan label halal adalah sebuah lambang bertuliskan huruf arab halal dan terdapat nama lembaga MUI di dalamnya.

Gambar 2.2 Label Halal

Sumber : M. Faridu Ashrih, mui.or.id13

Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti “melepaskan” dan

“tidak terikat”, secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. Atau diartikan sebagai segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi. Terdapat larangan di dalam Al Quran salah satunya pada surat Al-Baqaroh ayat 168

ُ ّ ِ ْيُ َاّاُ َ َل ِ ُا َا َ َاَ ُا ّلاوو ُ ُا ّيِي ِ ِ ْ َْ ً َ َا ً ّ َ َ َا ّ ََا ُ ِا ِاوَ ُ ُِا َ ْ ّلاو

ۚ

Artinya:

Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu.14

Halal Menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001, tentang pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal

13M. FariduAshrih, “Klarifikasi MUI atas Pemberitaan Majalah Tempo”, mui.or.id. diakses pada 14 november 2015.

14

(30)

adalah „…tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam’”. Sedangkan labelisasi halal adalah perizinan pemasangan kata “Halal”

pada kemasan produk dari suatu perusahaan oleh Badan POM. Izin pencantuman ”Label Halal” pada kemasan produk makanan yang dikeluarkan

oleh Badan POM didasarkan rekomendasi MUI dalam bentuk Sertikat Halal MUI. Sertifikat Halal MUI dikeluarkan oleh MUI berdasarkan hasil pemeriksaan LP POM MUI.15

Pada umumnya kosmetik ini tidak dimakan atau diminum tetapi bahan-bahan kosmetik yang digunakan pada kulit, tentu akan meresap dan masuk pada tubuh kita. Karena hal inilah label halal sangat perlu diperhatikan pada setiap produk kosmetik. Terdapat bahan-bahan kosmetik yang tidak sesuai dengan syariat islam misalnya kolagen yang terbuat dari hewani ataupun dari organ manusia seperti plasenta. Bahan-bahan inilah yang tidak diperbolehkan di dalam islam.

Selain itu Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam berdasarkan tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Data Jumlah Penduduk Indonesia berdasarkan Agama

15

Departemen Agama dalam Eri Agustin H, Sujana, “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello”,Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan (Juli 2013)Vol.1 No.2, 171

Agama Jumlah/total Presentase

Islam 182.083.594 87,20%

Protestan 12.964.795 6,21%

Katholik 6.941.884 3,32%

(31)

Sumber: Ujang Sumarwan (2011:200)

Dari data tersebut, angka yang menunjukkan penduduk beragama Islam sangatlah besar. Ini menandakan kepedulian konsumen mengenai label halal sangat tinggi karena didasari oleh agama mereka. Aspek yang menjadi tinjauan dalam labelisasi halal, yaitu16:

a. Proses pembuatan

Proses pembuatan atau proses produksi perusahaan yang sudah menggunakan label halal hendaknya harus tetap menjaga hal-hal sebagai berikut:

 Binatang yang hendak dibersihkan, binatang yang sudah mati setelah disembelih.

 Bahan campuran yang digunakan dalam proses produksi tidak terbuat dari barang-barang atau bahan yang haram dan turunannya.

 Air yang digunakan untuk membersihkan bahan hendaklah air mutlak atau bersih mengalir.

 Dalam proses produksi tidak tercampur atau berdekatan dengan barang atau bahan yang najis atau haram.

b. Bahan baku utama

Bahan baku produk adalah bahan utama yang digunakan dalam kegiatan proses produksi, baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi maupun

16

Burhanudin, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen Dan Sertifikat Halal, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), 142.

Budha 2.242.833 1,07%

(32)

bahan jadi. Sedangkan bahan tambahan produk adalah bahan yang tidak digunakan sebagai bahan utama yang ditambahkan dalam proses teknologi produksi.

c. Bahan pembantu

Bahan pembantu atau bahan penolong adalah bahan yang tidak termasuk dalam kategori bahan baku ataupun bahan tambahan yang berfungsi untuk membantu mempercepat atau memperlambat proses produksi termasuk proses rekayasa. Rekayasa genetika adalah suatu proses yang melibatkan pemindahan gen pembawa sifat dari suatu jenis hayati ke jenis hayati lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan jenis baru yang mampu menghasilkan produk pangan yang lebih unggul. Sedangkan iradiasi pangan merupakan metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun ekselator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari jasad renik pathogen.

d. Efek

Makanan halal tidak boleh terlepas dari tujuan syariat Islam, yaitu mengambil maslahat dan menolak mudharat atau bahaya.Jika menurut kesehatan, suatu jenis makanan dapat membahayakan jiwa, maka makanan tersebut haram dikonsumsi.

(33)

yang kehalalannya dilindungi dan dijamin oleh hukum, dan memberi keuntungan pada produsen dengan meningkatkan daya saing dan omzet produksi dan penjualan.17

5. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya proses pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal. Kebanyakan penulis menyatakan tahap ini sebagai tahap menyadari adanya masalah (problem recognition)18. Langkah-langkah umum dalam melakukan pembelian sebagaimana

Gambar 2.319

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

Sumber: Suharno dan Yudi Sutarso (2010:94)

17

R. Ashari, “Sertifikasi halal dan labelisasi halal dalam rangka perlindungan konsumen muslim”, (tesis— Universitas Indonesia, Jakarta, 2006)

18

Sutisna, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), 5.

19

(34)

Pengenalan kebutuhan, pada tahap ini merupakan tahap pertama dimana konsumen mulai menyadari terdapat suatu masalah atau kebutuhan dan kebutuhan ini disebabkan oleh banyak rangsangan baik itu dari dalam maupun dari luar. Para konsumen merasakan adanya perbedaan antara yang mereka inginkan dengan keadaan nyata mereka. Dari pengalaman sebelumnya pastilah seseorang belajar bagaimana mengatasi masalahnya dan termotivasi kea rah produk yang mereka ketahui untuk memecahkan permasalahan mereka.

Pencarian informasi merupakan tahap proses keputusan. Informasi adalah hal utama yang akan digunakan konsumen dalam mengambil keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk. Terdapat dua jenis pencarian informasi menurut tingkatannya. Yang pertama adalah perhatian yang menigkat, yang ditandai dengan pencarian informasi secara biasa saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif dengan mencari sumber-sumber informasi secara rutin.

(35)

dibandingkan dengan manfaatnya.20 Selain itu juga yang sering menjadi evaluasi alternatif konsumen adalah atributnya. Konsumen membandingkan atribut dari berbagai pilihan produk berdasarkan informasi yang didapat. Tetapi pengembangan pilihan yang dilakukan konsumen berdasarkan kepercayaan merek yang tinggi.

Pembelian merupakan pilihan/keinginan yang dinyatakan dalam tindakan. Konsumen akan menyusun merek-merek sesuai dengan informasi yang didapatkan dan mengevaluasi merek-merek tersebut dan membentuk niat pembelian. Tetapi terdapat faktor-faktor yang tidak terduga sehingga terjadi keadaan yang tak terduga pula.

Proses pembelian, kepuasan setelah membeli adalah harapan yang menjadi dasar konsumen mencari informasi ternyata dapat terpenuhi dan memberikan kelebihan dari apa yang mereka harapkan. Sebaliknya jika produk yang mereka harapkan tidak sesuai dengan harapan maka konsumen akan kecewa atau tidak puas. Memahami kebutuhan konsumen dan proses pembelian adalah dasar bagi kesuksesan pemasar karena itu perusahaan dapat menyusun strategi yang efektif sehingga dapat menarik perhatian sasaran pasar.

Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respons rangsangan yang diperlihatkan dalam Gambar 2.4. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses

(36)

Produk

Harga

Tempat

Promosi

pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian. Merupakan tugas seorang pemasar untuk memahami apa yang terjasi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir . terdapat empat proses diantaranya psikologis kunsi-motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori-mempengaruhi respon konsumen secara fundamental.21

Gambar: 2.4

Model Perilaku Konsumen

Sumber: Bilson Simamora (2004:20)22

21

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing management…,176. 22

(37)

B.Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan merupakan ringkasan dari penelian yang sudah pernah ada atau yang sudah pernah dilakukan mengenai masalah yang akan diteliti. Sehingga menjadi acuan, agar penelitian yang akan dilakukan ini merupakan murni dan tidak menduplikasi penelitian sebelumnya. Terdapat 5 penelitian terdahulu yang diambil dari skripsi, tesis ataupun jurnal. Diantaranya sebagai berikut:

1. Skripsi dari Ida Ratnawati

Seorang mahasiswa dari jurusan ekonomi islam, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang 2012 dengan judul “Pengaruh Label Halal dan Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini variabel periklanan dan atribut label halal. Hasil dari penelitian ini adalah label halal dan periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik wardah. Tetapi sayangnya tidak dijelaskan variabel mana yang paling dominan berpengaruh.

Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah tempat penelitian dan waktu penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Isa menggunakan variabel label halal sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti sekarang menggunakan indikator kehalalan produk dari MUI.

2. E-Jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta vol. 2 no. 1, Yunita Kusumawati dan Benny Herlena

(38)

Kelompok Referensi dengan Pengambilan Keputusan membeli Produk KOsmetik tanpa Label Halal pada Mahasiswi Muslim”. Penelitian ini menggunakan metode analisis teknik person dan Product moment. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan yang sangat signifikan persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk kosmetik tanpa label halal pada mahasiswi muslim. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin positif persepsi seseorang terhadap kelompok referensi tertentu akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan.

Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini menggunakan keterlibatan persepsi konsumen terhadap kelompok referensi. Dalam penelitian yang akan dilakukan hanya akan menguji pengaruh langsung kelompok referensi terhadap keputusan pembelian.

3. Skripsi yang diteliti oleh Dina Zurria

(39)

Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan dalam variabel pengetahun terhadap pengetahuan mengenai manfaat produk, ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan tetapi perbedaannya adalah atribut label manfaat yang akan digunakan sebagai variabel.

4. Skripsi yang diteliti oleh Rosya Noer Imama

Mahasiswa fakultas ekonomi, Universitas Jember tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Sosial dan Budaya serta Pribadi dan Psikologis terhadap

Pengambilan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Kabupaten Jember”. Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah faktor social yang berasal dari indikator keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah dan faktor lainnya yang tidak berpengaruh adalah faktor kebudayaan. Sedangkan faktor pribadi berdasarkan indikator gaya hidup dan keadaan ekonomi berpengaruh terhadap keputusan konsumen memilih wardah dan faktor psikologi dengan indikator motivasi, persepsi dan pengetahuan berpengaruh terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah di Kabupaten Jember.

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai indikator adalah keluarga sedangkan penelitian yang akan dilakukan keluarga menjadi variabel yang nantinya akan terdapat indikator-indikator sebagai alat ukurnya.

5. Jurnal.stiekesatuan.ac.id, oleh Eri Agustin H dan Sujana

(40)

SPSS Versi 17.0 dan Microsoft Excel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang signifikan dengan keeratan hubungan yang kuat dan positif antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil dari koefisien determinasi yang diperoleh dari konsumen muslim ialah sebesar 0,497 yang artinya bahwa labelisasi halal memiliki kontribusi sebesar 49,7 % dalam menciptakan keputusan pembelian, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan koefisien determinasi yang diperoleh dari konsumen Non Muslim ialah sebesar 0,388 yang artinya bahwa labelisasi halal memiliki kontribusi sebesar 38,8 % dalam menciptakan keputusan pembelian, dan sisanya dipengaruhi oleh faktorfaktor lain.

Dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang kuat antara label halal dengan keputusan pembelian makanan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan kosmetik sebagai objek. Maka akan ada perbedaan hasil dalam penelitian ini.

(41)

C.Kerangka Konseptual

D.Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep diatas disimpulkan penelitian dengan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho: tidak ada pengaruh antara varibael kelompok acuan, keluarga, kehalalan produk terhadap keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo

2. Ha : ada pengaruh antara variabel kelompok acuan, keluarga, kehalalan produk terhadap keputusan konsumen dalam memilih wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo.23

23

Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2009), 95.

Pengambilan Keputusan

(Y) Kelompok

Acuan (X1)

Keluarga (X2)

(42)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif dan analisisnya menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya diolah kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Artinya penelitian ini lebih menekankan pada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen sehingga membuat konsumen memutuskan pilihannya. Kemudian yang akan dilakukan berdasarkan pendekatan tersebut, data-data akan diperoleh dengan menyebar kuesioner responden dan selanjutnya akan dikelola pada SPSS. Data yang nantinya akan dikumpulkan selama penelitian berupa fakta maupun sifat dari obyek yang akan diteliti dengan menghubungkan antar variable-variabel yang terlibat, kemudian dicocokkan dengan teori dan literatur yang berhubungan. Dengan metode ini untuk memberikan kejelasan atas masalah yang akan diteliti.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

(43)

dilakukan terus menerus guna menghindari kesalahan dalam penyusunan data nantinya.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.1 Penelitian ini menggunakan populasi seluruh pembeli produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza yang melakukan pembelian minimal 2 kali.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota populasi yang bersifat representative. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik sampel nonprobabilitas merupakan teknik penarikan sampel yang tidak mengikuti panduan probabilitan matematis. Peneliti menggunakan teknik ini karena tidak ada kejelasan data konsumen untuk penelitian ini. Pihak Wardah hanya memiliki data transaksi penjualan setiap harinya saja.2 Teknik sampling yang akan digunakan oleh peneliti adalah Purposive Sampling. Teknik ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.3 Karena dalam penelitian ini adalah konsumen dari produk Wardah kosmetik maka konsumen yang di ambil adalah yang

1

Ronny Kountur, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2007), 145.

2

Morrisan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), 109. 3

(44)

berusia di atas 17 tahun. Pada usia 17 tahun biasanya telah mengerti sebuah produk berdasarkan dirinya sendiri dan mengerti baik buruk sebuah produk.

Jumlah populasi konsumen produk Wardah kosmetik adalah populasi yang infinit, di mana jumlah populasi yang akan diteliti oleh peneliti tidak diketahui pasti jumlahnya maka pada penelitian ini, jumlah sampel yang ditetapkan adalah 40 responden. Alasan peneliti mengambil sampel sebanyak 40 responden adalah ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.4

D. Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independen) penelitian ini terdiri dari enam variabel. Variabel pertama adalah kelompok Referensi (X1), Variabel kedua adalah keluarga (X2), Variabel ketiga kehalalan produk (X3).

2. Variabel terikat (dependent) penelitian ini adalah keputusan konsumen memilih produk Wardah Kosmetik.

E. Definisi Operasional

Berdasarkan kajian teori di atas makan diambil kesimpulan dan untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan batasan-batasan definisi operasional yang akan digunakan sebagai acuan, yaitu:

4

(45)
(46)

F. Uji ValiditasDan Reliabilitas

Penyusunan sebuah kuesioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu yang berbeda (reliabel).

a. Uji Validitas

Uji validitas akan dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel.5 Tentang uji validitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut:

1. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.

2. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variabel tertentu.

3. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r tabel | df = n – k dengan tingkat kesalahan 5%.

4. Jika rtabel< rhitung, maka butir soal tersebut valid.6

Dalam penelitian ini, pada uji pretest dengan n berjumlah 40, maka df menjadi 37, dan r tabel 0,3160 dengan signifikasi 0,05.

Tabel 3.1

Hasil Uji Pretest Validitas Kelompok Referensi (X1) Item

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

KR1 0,732 0,3160 Valid

KR2 0,760 0,3160 Valid

5

Sugiyono, StatistikUntuk Penelitian (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011), 45.

6

(47)

KR3 0,679 0,3160 Valid

KR4 0,817 0,3160 Valid

Sumber:Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam variabel kelompok referensi (X1) adalah valid, karena nilai probabilitas koefisien korelasi dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai kurang dari 0,05 dan nilai r hitung lebih dari nilai r tabel, sehingga semua item pertanyaan valid.

Tabel 3.2

Uji Pretest Validitas Keluarga (X2) Item

Pertanyaan

Nilai Koefisien

Korelasi Sig. Keterangan

K1 0,852 0,000 Valid

Sumber:Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam variabel keluarga (X2) adalah valid, karena nilai probabilitas koefisien korelasi dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai kurang dari 0,05 dan nilai r hitung lebihh besar dari nilai r tabel, sehingga semua item pertanyaan valid.

Tabel 3.3

Uji Pretest Validitas Kehalalan Produk (X3) Item

Pertanyaan

Nilai Koefisien

Korelasi Sig. Keterangan

(48)

LB2 0,791 0,000 Valid

LB3 0,840 0,000 Valid

LB4 0,783 0,000 Valid

LB5 0,721 0,000 Valid

Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam variabel kehalalan produk (X3) adalah valid, karena nilai probabilitas koefisien korelasi dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai kurang dari 0,05 dan nilai r hitung lebihh besar dari nilai r tabel, sehingga semua item pertanyaan valid.

Tabel 3.4

Uji Pretest Keputusan Pembelian Item

Pertanyaan

Nilai Koefisien

Korelasi Sig. Keterangan

KP1 0,715 0,000 Valid

KP2 0,815 0,000 Valid

KP3 0,867 0,000 Valid

KP4 0,812 0,000 Valid

KP5 0,681 0,000 Valid

Sumber:Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam variabel keluarga (Y) adalah valid, karena nilai probabilitas koefisien korelasi dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai kurang dari 0,05 dan nilai r hitung lebihh besar dari nilai r tabel, sehingga semua item pertanyaan valid.

b. Uji reliabilitas

(49)

terhadap pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha. Suatu data dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.6. semakin tinggi hasil yang diperoleh berbanding lurus dengan reliabilitasnya.7

Tabel 3.5 Uji Pretest Reliabilitas No.

Variabel Cronbach Alpha variabel

Cronbach

Alpha Keterangan

1 Kelompok Referensi 0,737 0,6 Reliabel

2 Keluarga 0,866 0,6 Reliabel

3 Kehalalan Produk 0,798 0,6 Reliabel 4 Keputusan Pembelian 0,836 0,6 Reliabel

Sumber:Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Pada tabel di atas, semua item pertanyaan pada tiap variabel yang digunakan memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,6 sehingga seluruh item pertanyaan pada semua variabel dikatakan relaibel.

G. Jenis Dan Sumber Data

Data diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam dua jenis data yaitu:

1. Data Primer

yaitu data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya baik itu dari hasil wawancara atau pengisian kuesioner. Data primer dari penelitian ini adalah hasil dari kuesioner konsumen Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo. Selain kuesioner peneliti juga akan

7

(50)

melakukan wawancara pada satu atau dua orang dari konsumen Wardah kosmetik.

2. Data Sekunder

yaitu data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain yang dibuat untuk maksud berbeda. Data tersebut dapat berupa fakta, tabel, gambar, dan lain-lain.Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah buku-buku, hasil dari penelitian terdahulu, dan kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.8

H. Teknik Pengumpulan Data

Data mengenai pengaruh kelompok acuan, keluarga, label halal dan label manfaat terhadap keputusan konsumen memilih produk wardah kosmetik di matahari Lippo Plaza Sidoarjo akan diperoleh melalui :

1. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian yang disebarkan kepada responden. Model kuesioner menggunakan Skala Likert yang terdiri dari lima jawaban yaitu sangat setuju dibeli skor = 5; setuju diberi skor=4; ragu-ragu diberi skor =3, tidak setuju diberi skor=2 dan sangat tidak setuju diberi skor=1.

2. Wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit. Peneliti akan melakukan wawancara pada 2 orang responden.

3. Studi kepustakaan, dengan cara mencari literatur dan data-data lain yang berkaitan seperti buku, internet, surat kabar dan lain-lain.

8

(51)

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan regresi berganda maka harus memenuhi Kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai dengan menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari9:

a. Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

b. Uji Autokorelasi

Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

9

(52)

c. Uji Multikolonieritas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Jika variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

d. Uji heteroskedastisitas.

Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksesuaian varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.10

2. Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini digunakan juga analisis Regresi Linier Berganda dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:

�=�0+ �1�1+�2�2+�3�3+�

Dimana:

Y = Keputusan pembelian produk Wardah Kosmetik bo = Nilai konstanta

b = Koefisien regresi

10

(53)

e = Kesalahan observasi atau pengganggu (merupakan bentuk variabel lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti)

X1 = Kelompok Referensi X2 = Keluarga

X3 = Kehalalan Produk

Model Regresi Linier Berganda terletak pada model yang menggunakan suatu variabel dependent dihubungkan dengan dua atau lebih dari dua variabel independent.11

a. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin dekat nilai R2 ke nilai 1, makin tepat (cocok) garis regresi yang terbentuk untuk meramalkan Y. Besarnya R2 yang disesuaikan diperoleh dari rumus:

Ȓ2

= 1 – (1- R2) ( n−1 n−k−1)

n adalah banyaknya data dan k adalah banyaknya variable bebas.12 b. Uji Hipotesis

1) Uji T

Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerapkan variasi variabel

11

Wahana Komputer, Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 untuk Pengolahan Data Statistik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), 93-94.

12

(54)

dependent.13 Cara melakukannya adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan t tabel, apabila t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.

2) Uji F

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.14 Hipotesis nol (Ho) yang di uji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol dan hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter simultan sama dengan nol. Untuk menguji hipotesis ini digunakan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut t-tabel. Bila nilai F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha.

13

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20 (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), 98.

(55)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kosmetik Wardah

Wardah merupakan pelopor dari produk kosmetik halal yang pertama. Pendiri dari produk wardah sendiri adalah mantan seorang mantan staff quality control di sebuah perusahaan kosmetik yang cukup terkenal yaitu Ibu Nurhayati Subakat. Karena perkembangan zaman, Ibu Nurhayati menyadari sesuatu akan kebutuhan masyarakat disekitarnya. Berdasarkan pergaulan sehari-hari, Ibu Nurhayati merasa bahwa kebutuhan merias diri untuk bisa tampil elegan tanpa perlu kawatir dan cemas soal halal dan tidaknya sebuah produk kosmetik bagi para muslimah. Ibu Nurhayati merasa hal ini sangat perlu diperhatikan dan beliau menginginkan untuk menciptakan sebuah produk bagi para konsumen muslimah tersebut.

Produk yang kita kenal dengan nama Wardah merupakan ramuan dari Ibu Nurhayati yang artinya adalah bunga mawar yang indah. Banyak sekali cara yang ditempuh untuk memasarkan Wardah hingga dikenal dan banyak konsumen yang menjadi langganan bahkan merambah pada kalangan kelas menengah ke atas. Wardah menjadi kaki bisnis yang kuat dan mampu masuk hingga ke kota-kota besar Negara tetangga seperti Malaysia bahkan disana sejumlah produknya laku keras, diminati banyak muslimah disana serta mampu bersaing denga produk-produk lokal yang ada di Negara Islam tersebut.1

1

(56)

Pada masa sekarang ini Wardah telah mampu menjangkau seluruh Indonesia. Namun dibalik kesuksesan tersebut, Ibu Nurhayati telah menekuni industri kosmetik sejak 30 tahun yang lalu. “Wardah dimulai tahun 1955. Awalnya saya masih nyambi dengan pekerjaan di temapt lain. Setelah 3 – 4 tahun, saya mulai focus mengembangkannya,”.2

Sangat sulit bagi Wardah untuk bersaing dengan produk kosmetik yang telah lebih dulu ada karena produk kosmetik halal merupakan suatu hal yang baru. Tetapi Wardah mampu membuktikan dengan perkembangannya yang sangat bagus dan masih bisa diterima keberadaannya hingga sekarang.

2. Visi dan Misi Perusahaan Visi

Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang di berbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan dapat memajukan perekonomian masyarakat.

Misi

a. Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.

b. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.

c. Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.

2

(57)

d. Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan berinovasi demi kepuasan pelanggan.

e. Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral. 3. Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini “Pengaruh Kelompok Referensi,

Keluarga, Label Halal terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Produk Wardah Kosmetik di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo”, lokasi

penelitian dilakukan di Sidoarjo tepatnya di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo. Lippo Plaza Sidoarjo merupakan salah satu mall yang ada di pusat kabupaten Sidoarjo, berlokasi tepat di sebelah pintu keluar masuk tol Sidoarjo. Matahari yang berada di dalam Lippo Plaza merupakan pusat perbelanjaan yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat Sidoarjo. Tidak hanya pakaian, di Matahari juga terdapat counter resmi dari beberapa merek kosmetik ternama yang salah satunya adalah Wardah Kosmetik.

4. Karakteristik Responden

(58)

Karakteristik responden berdasaran frekuensi pembelian. Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah konsumen berdasarkan frekuensi pembelian produk Wardah di Matahari Lippo Plaza Sidoarjo sebagai berikut:

Tabel 4.1

Frekuensi Pembelian Konsumen

Kuantitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid > 2 kali 80 80,0 80,0 80,0 2 kali 20 20,0 20,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa kuantitas pembelian produk Wardah yang dilakukan oleh konsumen sebanyak 80 orang melakukan pembelian lebih dari 2 kali sedangkan sebanyak 20 konsumen melakukan pembelian produk Wardah sebanyak 2 kali.

B. Analisis Data

1. Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Berikut ini dapat dijabarkan hasil uji validitas dan prosentase masing-masing item atau butir pertanyaan dalam kuesioner pada tiap-tiap variabel. a. Uji Validitas

(59)

Tabel 4.2.

Hasil Uji Validitas Kelompok Referensi

Kelompok Referensi Korelasi Tingkat Signifikan

Kriteria Valid Tingkat sig.

<5%

Informasi dari teman, tokoh politi, public figure, mempengaruhi Anda

umtuk membeli produk Wardah.

0,732 0,000 Valid

Pengalaman dari teman, tokoh politik, public figure, mempengaruhi Anda

Produk Wardah yang dipakai oleh teman, tokoh politik, public figure, mempengaruhi Anda untuk membeli

produk Wardah.

0,782 0,000 Valid

Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Kriteria validitas kuesioner penelitian ini adalah tingkat signifikan dari nilai korelasi masing-masing item pernyataan dengan skor total. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pertanyaan kuesioner untuk kelompok referensi adalah valid karena tingkat signifikansi korelasi pernyataan kuesioner dengan jumlah totalnya adalah satu persen (dibawah 5 persen), sehingga pertanyaan untuk kelompok referensi ini bisa dipahami dengan baik oleh responden.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Keluarga

(60)

keluarga Anda dalam pengambilan keputusan yang Anda lakukan.

Anda menerima sumber informasi

produk dari keluarga Anda. 0,813 0,000 Valid Keluarga Anda berperan dalam

keputusan Anda untuk membeli suatu produk.

0,765 0,000 Valid

Anda menggunakan produk yang sama

dengan keluarga Anda. 0.775 0,000 Valid Keluarga Anda berperan dalam

keputusan Anda untuk memakai, membuang atau menghentikan suatu produk.

0,754 0,000 Valid

Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Berdasarkan tingkat signifikansi dari korelasi di atas yaitu 1 persen, maka pertanyaan kuesioner untuk keluarga ini dinyatakan valid. Hal ini berdasarkan pada ketentuan uji validitas yaitu tingkat signifikan korelasi harus <5%. Sehingga pertanyaan-pertanyaan kuesioner untuk variabel keluarga dinyatakan bisa dipahami oleh responden dengan baik.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Kehalalan Produk

Kelompok Referensi Korelasi Tingkat Signifikan

Kriteria Valid Tingkat sig.

<5% Sangat penting bagi Anda

memperhatikan label halal pada kemasan produk.

0,630 0,000 Valid

Proses pembuatan produk Wardah Kosmetik dilakukan dengan cara yang halal.

0,666 0,000 Valid

Bahan utama yang digunakan oleh Wardah Kosmetik tidak mengandung babi atau barang yang tidak halal lainnya.

Adanya informasi label halal LPPOM MUI pada kemasan produk Wardah Kosmetik memperkuat bahwa produk

(61)

Wardah Kosmetik tidak berbahaya bagi Anda.

Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Berdasarkan tingkat signifikansi dari korelasi di atas yaitu 1 persen, maka pertanyaan kuesioner untuk keluarga ini dinyatakan valid. Hal ini berdasarkan pada ketentuan uji validitas yaitu tingkat signifikan korelasi harus <5%. Sehingga pertanyaan-pertanyaan kuesioner untuk variabel kehalalan produk dinyatakan bisa dipahami oleh responden dengan baik.

Tabel 4.5.

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian

Kelompok Referensi Korelasi Tingkat Signifikan

membeli kosmetik yang tepat .

0,560 0,000 Valid

Sebelum membeli kosmetik, Anda merasa perlu aktif dalam mencari informasi mengenai produk-produk

setelah mengevaluasi pilihan produk. 0,774 0,000 Valid

Setelah mendapatkan produk kosmetik pilihan Anda dan sesuai dengan yang

Anda harapkan, Anda akan membeli kembali produk tersebut.

0,625 0,000 Valid

Sumber:Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

(62)

satu persen (di bawah 5%), sehingga bisa dipahami bahwa pertanyaan kuesioner untuk variabel keputusan pembelian bisa dimengerti dengan baik oleh responden.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian mengenai kekonsistensi jawaban responden. Untuk menguji reliabilitas dari setiap jawaban kuesioner didasarkan pada nilai cronbach alpha. Jawaban responden dianggap reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.6. hasil pengujian reliabilitas disajikan tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah peneliti

Berdasarkan kriteria pengujian reliabilitas jawaban responden, yaitu dengan cronbach alpha > 0,5 dapat disimpulkan bahwa:

a. Jawaban responden penelitian ini untuk pertanyaan kelompok referensi dinilai konsisten

b. Jawaban responden penelitian ini untuk pertanyaan Keluarga dinilai konsisten

c. Jawaban responden penelitian ini untuk pertanyaan Kehalalan Produk dinilai konsisten

No. Variabel Nilai Croncbach

alpha Keterangan 1 Kelompok Referensi 0,722 Reliabel

2 Keluarga 0,878 Reliabel

Gambar

Gambar 2.1 Perilaku Konsumen
Gambar 2.2 Label Halal
Tabel 2.1
Gambar 2.319
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Mikroorganisme dapat kehilangan struktur target spesifik suatu obat sehingga menjadi resisten terhadap obat tersebut. Contohnya suatu organisme yang sifat aslinya rentan

Penguasaan adalah kemampuan menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri, mengenal sesuatu yang dinyatakan dengan kata-kata yang berbeda dengan kata-kata dalam buku teks

Nilai probabilitasnya (0,016) jauh lebih kecil dari 0,05; maka Ho ditolak yang artinya variabel Profitabilitas, Likuiditas, Leverage , Ukuran Perusahaan, dan Opini

Laporan hasil pmeriksaan auditor sesui dengan standar yang berlaku.. Semua kecurangan dapat

Permasalahan yang akan dicari dalam penelitian ini adalah: pertama , bagaimanakah konsep kontinuitas belajar menurut Burhanuddin al-Zarnuji dalam Ta’lim al-Muta’allim

Lodovicus Lasdi, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, dan selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi etil asetat ekstrak metanol kulit buah manggis dan konsentrasi efektif dalam

dan tidak berani bertanya pada guru apabila ada materi pelajaran yang kurang jelas.. Dilihat dari uji lanjut rerata antar sel pada baris yang sama serta melihat rerata,