• Tidak ada hasil yang ditemukan

File BAPPEDA RENSTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "File BAPPEDA RENSTRA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN RENSTRA BAPPEDA KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018

 Latar belakang, maksud dan tujuan

Penyusunan Renstra Bappeda periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tatacara penyusunan ,pengendalaian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan teknis PP nomor 8 tahun 2008.Renstra merupakan penjabaran RPJMD Kota Tangerang tahun 2014-2018 sehingga Renstra menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja tahunan Bappeda.

 an Umum :Tupoksi, struktur, jumlah pegawai,dan permasalahan dan isu str Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis daerah dan Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2008 tentang organisasi Tata Kerja Bappeda secara umum bahwa Tupoksi Bappeda teridiri dari : 1).perumusan kebijakan teknis perencanaan; 2).pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; 3). Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perenccanaan pembangunan pembangunan; 4).pelaksanaan perencanaan yang meliputi perencanaan ekonomi, social budaya, pememrintahan, sarana prasarana kota serta pengendalaian, evaluasi dan pelaporan. Struktur organisasi Bappeda teridiri dari Kepala Bappeda, Sekretaris yang membawai 3 sub bagian, dan empat bidang yang terdiri dari bidang perencanaan social dan ekonomi,bidang perencanaan kesejahteraan masyarakat dan pemerintahan, bidang pengolahan data, evaluasi dan pelaporan, bidang perencanaan kota,penelitian dan pengembangan, masing-masing bidang membawahi 2 sub bidang.Pegawai Bappeda berjumlah 60 orang termasuk didalamnya 3 orang fungsional yang terdiri dari 25 wanita, 35 Laki-laki. rata-rata pendidikan pegawai Bappeda didominasi lulusan Strata satu sebesar 63 persen, disusul dengan lulusan strata dua yakni sebesar 25 persen. Sedangkan lulusan D3 5%, SLTA 5%, dan S3 2%. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai Bappeda secara umum sudah memadai, yang perlu dianalisa lebih lanjut adalah jenis lulusan yang dibutuhkan sesuai dengan tupoksi Bappeda..Berdasarkan evaluasi Renstra Bappeda periode sebelumnya dan merujuk pada Forum Grup Diskusi internal Bappeda rumusan permasalahan yang dihadapi Bappeda terdiri dari : 1). Penyerapan aspirasi dalam musrenbang belum maksimal; 2).penyusunan dokumen perencanaan belum terintegrasi; 3).Tingkat akurasi data perencanaan lemah, ketersediaan data perencanaan tidak lengkap; 4).pemanfaatan kajian rendah; 5).kapasita aparatur perencanaan belum

(2)

optimal; 6). Sarana dan prasarana kerja belum optimal.Berdasarkan pembobotan terhadap rumusan masalah maka issu strategis Bappeda dirumuskan sebagai berikut : 1). Rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan pembangunan; 2). Lemahnya koordinasi dengan stakeholder; 3). Pemanfaatan hasil kajian yang tidak optimal; 4). Tingkat profesionalisme perencana belum optimal; 5).kurang terintegrasinya sistim sistim perencanaan, penganggaran dan evaluasi; 6). Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung profesionalisme perencana dan; 7).akurasi dan ketersediaan data perencana tidak optimal.

 Visi dan Misi:

Permasalahan dan isu strategis Bappeda serta Visi dan misi RPJMD Kota Tangerang 2014-2018 menjadi acuan dalam penyusunan visi dan Bappeda yaitu PERENCANA YANG

MAJU,TERINTEGRA“I,PROFE“IONAL DAN MODERN , sedangkan misi terdiri dari 1).meningkatkan kompetensi aparatur perencana; 2).Meningkatkan saran dan prasarana kerja aparatur perencana; 3). Mewujudkan peren serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan; 4). Mewujudkan sistim perencanaan, pengendalaian, evalusi dan pelaporan yang terintegrasi dan; 5). Mewujudkan data dan informasi yang akurat.

 Tujuan dan sasaran

Visi dan Misi Bappeda dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Terdapat delapan tujuan dalam Renstra Bappeda yang terdiri dari : 1.Memantabkan dan Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang mendukung profesionalisme perencana. 2.Memantabkan dan mengembangkan profesionalisme aparatur perencana. 3.Memantapkan dan meningkatkan pelaporan capaian kinerja keuangan Bappeda 4.memantapkan dan mengembangkan sistim koordinasi yang efektif dan efisien. 5.Memantabkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. 6.memantapkan dan mengembangkan berbagai kajian, penelitian dan pengembangan inovasi pembangunan daerah. 7.Memantabkan dan mengembangkan sistim perencanaan pembangunan yg terintegrasi. 8.Memantabkan dan mengembangan Sistem Manajemen Data/ Informasi Pembangunan Daerah

Sasaran renja Bappeda yang ingin dicapai tahun 2016 dirumuskan berdasarkan rumusan sasaran di Renstra Bappeda, yang tujuan di Renstra Bappeda nya sudah dirumuskan sebelumnya.Sasaran Renja Bappeda 2016 dirumuskan sebagai berikut :1. Terciptanya sarana prasarana yang mendukung porfesionalisme perencana. 2.Terwujudnya tenaga perencana yang professional. 3.Terwujudnya pemantapan dan pengembangan Sistem Manajemen dan Administrasi Keuangan dan Aset Daerah secara Transparan dan Akuntabel. 4.Terciptanya koordinasi dengan stakeholder aktif secara efektif dan efisien. 5.Terwujudnya sistim

(3)

perencanaan pembangunan yg terintegrasi. 6.Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. 7.Tersedianya kajian, penelitian, dan pengembangan strategis. 8.Tersedianya data/informasi perencanaan maupun statistik yang akurat , up to date dan kredibel.

Strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan pagu

Dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran Bappeda menyusun strategi dan kebijakan. Dengan pendekatan metode SWOT, Strategi Bappeda dirumuskan sebagai berikut: 1).Peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan; 2).peningkatan kwalitas koordinasi dalam penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; 3).peningkatan kwalitas dokumen perencanaan, penganggaran, pelaporan dan evauasi; 4).peningkatan kwalitas data dan informasi perencanaan; 5). Membangunan dan mengembangkan sistim informasi pengolahan data; 6). Peningkatan kopetensi aparatur perencana; 7). Peningkatan disiplin aparatur perencana; 8). Peningkatan kwalitas sarana dan prasarana kantor; 9). Peningkatan kompetensi dan kapasitas perencana. Kebijakan yang diambil sebagai payung pelaksanaan program terdiri dari 19 Program yang dilaksanakan dengan 46 jenis indicator program, sementara jumlah kegiatan yang dilaksanakan rata-rata pertahun kurang lebih 70 kegiatan dengan total pagu indikatif Rata-rata pertahun 15 sampai 20 Milyar

 Penutup

Kiranya ringkasan ini dapat memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh bagi seluruh pegawai Bappeda dan stakeholder.

(4)

RINGKASAN RENJA BAPPEDA KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015

• Latar belakang, maksud dan tujuan

Penyusunan Renja Bappeda periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tatacara penyusunan ,pengendalaian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan teknis PP nomor 8 tahun 2008.Renja merupakan penjabaran Renstra Kota Tangerang tahun 2014-2018. Renja juga mengacu pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015. Renja menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran, sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk mengukur kinerja Bappeda.

Evaluasi Pelaksanaan Renja Bappeda Tahun 2015

Ditinjau dari kinerja Bappeda tahun 2013 dan penyelenggaraan tugas dan fungsinya sebagai perencana maka beberapa isu dan permasalahan penting yang menjadi perhatian adalah sebagai berikut :Masih kurangnya koordinasi dengan stakeholders, Kurang terintegrasinya sistim perencanaan,penganggaran dan evaluasi,Akurasi dan ketersediaan data perencanaan tidak optimal, Tingkat partisipasi masyarakat rendah, Tingkat profesionalisme perencana rendah, Belum optimalnya ketersediaan Sarana dan prasarana yang mendukung profesionalisme perencana, Pemanfaatan hasil kajian yang tidak optimal.Evaluasi terhadap penyerapan anggaran kinerja Bappeda masih perlu ditingkatan. Bappeda melaksanakan 11 program dan 75 kegiatan dengan anggaran Belanja tidak langsung sebesar Rp. 5.192.446.870 dengan realisai anggaran sebesar Rp. 4.651.196.472 (89.56%), sedangkan untuk anggaran belanja lansung sebesar Rp. 17.685.594.650 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.651.196.472 (85.84%) jika dirata-rata persentasi penyerapan anggaran bappeda tahun 2013 sekitar (87%) sedangkan untuk struktur organisasi untuk tahun 2013 jumlah pegawai bappeda adalah 56 orang dengan struktur organisasi 1 kepala badan, 1 sekretaris, 4 kepala bidang(bidang sosial dan ekonomi, bidang kesejahteraan masyarakat dan pemerintahan, bidang sarana dan prasarana, bidang evaluasi dan pelaporan), 8 kepala subidang,3 kepala subagian 40 pelaksana termasuk didalamnya 2 orang TKKranogram Dan

Renja Bappeda Tahun 2015 diarahkan untuk mencapai Visi dan Misi Bappeda serta diarahkan untuk mendukung Visi dan Misi RPJMD 2014-2018. Hal ini dilakukan melalu penjabaran Misi Bappeda terhadap Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai tahun 2016. Terdapat delapan tujuan dalam Renstra Bappeda yang terdiri dari : 1.Memantabkan dan Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang mendukung profesionalisme perencana. 2.Memantabkan dan mengembangkan profesionalisme aparatur perencana. 3.Memantapkan dan meningkatkan pelaporan capaian kinerja keuangan Bappeda

(5)

4.memantapkan dan mengembangkan sistim koordinasi yang efektif dan efisien. 5.Memantabkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. 6.memantapkan dan mengembangkan berbagai kajian, penelitian dan pengembangan inovasi pembangunan daerah. 7.Memantabkan dan mengembangkan sistim perencanaan pembangunan yg terintegrasi. 8.Memantabkan dan mengembangan Sistem Manajemen Data/ Informasi Pembangunan Daerah

Sasaran Bappeda yang ingin dicapai tahun 2015 mengacu pada Renstra Bappeda yaitu :1. Terciptanya sarana prasarana yang mendukung porfesionalisme perencana. 2.Terwujudnya tenaga perencana yang professional. 3.Terwujudnya pemantapan dan pengembangan Sistem Manajemen dan Administrasi Keuangan dan Aset Daerah secara Transparan dan Akuntabel. 4.Terciptanya koordinasi dengan stakeholder aktif secara efektif dan efisien. 5.Terwujudnya sistim perencanaan pembangunan yg terintegrasi. 6.Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. 7.Tersedianya kajian, penelitian, dan pengembangan strategis. 8.Tersedianya data/informasi perencanaan maupun statistik yang akurat , up to date dan kredibel. Target sasaran bappeda untuk 2015 adalah sebagai berikut

Rata-rata tingkat ketersediaan data/informasi statistik hasil pembangunan daerah (36.67%),Rata-rata tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan strategis (36.89%),Rata-rata tingkat koordinasi/kerjasama perencanaan pembangunan daerah dalam semua aspek pembangunan (100%), Tingkat ketersediaan dan implementasi peraturan/regulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD) serta berbagai aturan pendukungnya(71.43%), Tingkat Ketersediaan, Pengelolaan, Pengolahan, dan Publikasi Data/Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah(100%), Tingkat ketersediaan dokumen utama perencanaan-penganggaran dan evaluasi-pelaporan pelaksanaan pembangunan daerah yang didukung kajian teknokratis serta dipublikasikan (4.39%),Tingkat peranserta/partisipasi kelompok masyarakat sebagai pemangku kepentingan pembangunan daerah(100%)

Pogram prioritas Bappeda Tahun 2015 mengacu pada Renstra Bappeda. Program ini diarahkan untuk menjawab permasalahan yang dihadapai Bappeda serta diarahkan untuk mendukung pencapaian target RPJMD dan RKPD. Untuk tahun anggaran 2015 Program yang dilaksanakan terdiri dari 15 program dan 89 kegiatan dengan anggaran Belanja tidak langsung sebesar Rp.8.976.432.012, sedangkan untuk anggaran belanja lansung sebesar Rp. 20.942.029.271. Indikator dan target penting yang ingin dicapai tahun 2015 terdiri dari

:Tingkat ketersediaan data/informasi statistik produksi(22.58%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik niaga dan jasa(25%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik neraca wilayah(42.86%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik social(39.13%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik kesejahteraan masyarakat(42.86%), Tingkat

(6)

ketersediaan data/informasi statistik lintas sector(47.62%), Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan infrastruktur dan prasarana dan sarana wilayah(66.67%), Tingkat (44.44%) ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan potensi sumber daya ekonomi(40%), Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan terkait masalah sosial kependudukan dan kesejahteraan masyarakat(40%,) Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan terkait tata laksana kepemerintahan dan pelayanan public(20%), Tingkat ketersediaan sistem data/informasi statistik, penelitian, dan pengembangan strategis(40%), Tingkat ketersediaan dan kelengkapan data/informasi perencanaan pembangunan daerah(70%), Tingkat ketersediaan peraturan/regulasi tentang sistem pengelolaan data/informasi perencanaan pembangunan daerah (100%), Tingkat pengelolaan, pengembangan, dan pemeliharaan aplikasi sistem informasi data perencanaan pembangunan daerah(100%), Tingkat publikasi Informasi Pelaksanaan Kegiatan Pemb. Daerah kepada masyarakat(33.33%)tingkat kerjasama perencanaan pembangunan daerah(60%),Tingkat Koordinasi Pengembangan Wilayah Perbatasan(40%), Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh(33.33%), Tingkat koordinasi dan kerjasama pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh(40%), Tingkat koordinasi Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar(40%), Tingkat ketersediaan dokumen utama perencanaan dan penganggaran pemb. Daerah(41.70%), Tingkat ketersediaan dokumen utama pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan keg. pemb. Daerah(36.29%), Tingkat koordinasi dan kerjasama dalam perencanaan-penganggaran, pengendalian, dan evaluasi-pelaporan pemb. Daerah(40%), Tingkat peranserta/partisipasi kelompok masyarakat sebagai pemangku kepentingan pembangunan daerah(100%), Tingkat Perencanaan Bidang Ekonomi(33.33%), Tingkat koordinasi dan kerjasama Perencanaan Bidang Ekonomi(40%), Tingkat koordinasi dan kerjasama Perencanaan Bidang Sosial Budaya(40%), Tingkat ketersediaan kajian kebijakan dan teknis perencanaan sosial budaya(40%),'Tingkat perencanaan prasarna wilayah dan sumber daya alam(40%), 'Tingkat koordinasi perencanaan prasarna wilayah dan sumber daya alam(40%), Tingkat Perencanaan Pemb. Rawan Bencana(0%), 'Tingkat koordinasi dan kerjasama Perencanaan Pemb. Rawan Bencana(40%). sedangkan untuk struktur organisasi untuk tahun 2015 jumlah pegawai bappeda adalah 58 orang dengan struktur organisasi 1 kepala badan, 1 sekretaris, 5 kepala bidang(bidang sosial kemasyarakatan dan ekonomi, bidang pemerintahan, bidang sarana dan prasarana, bidang statistik evaluasi dan pelaporan, bidang perencanaan kota), 10 kepala subidang,3 kepala subagian 42 pelaksana termasuk didalamnya, 3 fungsional dan 2 orang TKKTujuan, Sasaran, Program Dan Kegiatan

enutupKiranya ringkasan ini dapat memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh bagi seluruh pegawai Bappeda dan stakeholder.

(7)

RINGKASAN RENJA BAPPEDA KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2016

• Latar belakang, maksud dan tujuan

Penyusunan Renja Bappeda periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tatacara penyusunan ,pengendalaian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan teknis PP nomor 8 tahun 2008.Renja merupakan penjabaran Renstra Kota Tangerang tahun 2014-2018. Renja juga mengacu pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015. Renja menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran, sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk mengukur kinerja BappedaEvaluasi Pelaksanaan Renja Bappeda Tahun 2015

Ditinjau dari kinerja Bappeda tahun 2014 dan penyelenggaraan tugas dan fungsinya sebagai perencana maka beberapa isu dan permasalahan penting yang menjadi perhatian adalah sebagai berikut :Masih kurangnya koordinasi dengan stakeholders, Kurang terintegrasinya sistim perencanaan,penganggaran dan evaluasi,Akurasi dan ketersediaan data perencanaan tidak optimal, Tingkat partisipasi masyarakat rendah, Tingkat

profesionalisme perencana rendah, Belum optimalnya ketersediaan Sarana dan prasarana yang mendukung profesionalisme perencana, Pemanfaatan hasil kajian yang tidak optimal.Evaluasi terhadap penyerapan anggaran kinerja Bappeda masih perlu ditingkatan. Bappeda melaksanakan 13 program dan 88 kegiatan dengan anggaran Belanja tidak langsung sebesar Rp. 6.076.203.975 dengan realisai anggaran sebesar Rp. 5.635.843.008 (92,75%), sedangkan untuk anggaran belanja lansung sebesar Rp. 20.317,522.222 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 16.844.224.436 (82.91%) jika dirata-rata persentasi penyerapan anggaran bappeda tahun 2014 sekitar (85.17%) jumlah pegawai bappeda adalah 56 orang dengan struktur organisasi 1 kepala badan, 1 sekretaris, 4 kepala bidang, 8kepala subidang,3 kepala subagian 40pelaksana termasuk didalamnya 2 orang TKK

Visi dan Misi Bappeda dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Terdapat delapan tujuan dalam Renstra Bappeda yang terdiri dari : 1.Memantabkan dan Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang mendukung profesionalisme perencana. 2.Memantabkan dan mengembangkan profesionalisme aparatur perencana. 3.Memantapkan dan meningkatkan pelaporan capaian kinerja keuangan Bappeda 4.memantapkan dan mengembangkan sistim koordinasi yang efektif dan efisien. 5.Memantabkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan

(8)

pembangunan. 6.memantapkan dan mengembangkan berbagai kajian, penelitian dan pengembangan inovasi pembangunan daerah. 7.Memantabkan dan mengembangkan sistim perencanaan pembangunan yg terintegrasi. 8.Memantabkan dan mengembangan Sistem Manajemen Data/ Informasi Pembangunan Daerah

Sasaran Bappeda yang ingin dicapai tahun 2016 mengacu pada Renstra Bappeda yaitu :1. Terciptanya sarana prasarana yang mendukung porfesionalisme perencana. 2.Terwujudnya tenaga perencana yang professional. 3.Terwujudnya pemantapan dan pengembangan Sistem Manajemen dan Administrasi Keuangan dan Aset Daerah secara Transparan dan Akuntabel. 4.Terciptanya koordinasi dengan stakeholder aktif secara efektif dan efisien. 5.Terwujudnya sistim perencanaan pembangunan yg terintegrasi. 6.Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. 7.Tersedianya kajian, penelitian, dan pengembangan strategis. 8.Tersedianya data/informasi perencanaan maupun statistik yang akurat , up to date dan kredibel.Target sasaran bappeda untuk 2016 adalah sebagai berikut: Rata-rata tingkat ketersediaan data/informasi statistik hasil pembangunan daerah (56.06%),Rata-rata tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan strategis (57.33%),Rata-rata tingkat koordinasi/kerjasama perencanaan pembangunan daerah dalam semua aspek pembangunan (100%), Tingkat ketersediaan dan implementasi peraturan/regulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD) serta berbagai aturan pendukungnya(100%), Tingkat Ketersediaan, Pengelolaan, Pengolahan, dan Publikasi Data/Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah(100%), Tingkat ketersediaan dokumen utama perencanaan-penganggaran dan evaluasi-pelaporan pelaksanaan pembangunan daerah yang didukung kajian teknokratis serta dipublikasikan (59,51%),Tingkat peranserta/partisipasi kelompok masyarakat sebagai pemangku kepentingan pembangunan daerah(100%)

Pogram prioritas Bappeda Tahun 2016 mengacu pada Renstra Bappeda. Program ini diarahkan untuk menjawab permasalahan yang dihadapai Bappeda serta diarahkan untuk mendukung pencapaian target RPJMD dan RKPD. Untuk tahun anggaran 2015 Program yang dilaksanakan terdiri dari 15 Program dan 62 Kegiatan dengan jumlah anggaran Belanja Langsung sebesar Rp.16,174,003,045 dan Jumlah anggaran Belanja Tidak langsung sebesar Rp. 28,210,808,886 Indikator dan target penting yang ingin dicapai tahun 2016 terdiri dari :Tingkat ketersediaan data/informasi statistik produksi(38.71%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik niaga dan jasa(40.63%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik neraca wilayah(60%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik social(56.52%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik kesejahteraan masyarakat(57.14%), Tingkat ketersediaan data/informasi statistik lintas sector(83.33%), Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan infrastruktur dan prasarana dan sarana wilayah(66.67%),

(9)

Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan potensi sumber daya ekonomi(60%), Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan terkait masalah sosial kependudukan dan kesejahteraan masyarakat(60%,) Tingkat ketersediaan kajian, penelitian, dan pengembangan terkait tata laksana kepemerintahan dan pelayanan public(40%), Tingkat ketersediaan sistem data/informasi statistik, penelitian, dan pengembangan strategis(60%), Tingkat ketersediaan dan kelengkapan data/informasi perencanaan pembangunan daerah(80%), Tingkat ketersediaan peraturan/regulasi tentang sistem pengelolaan data/informasi perencanaan pembangunan daerah (100%), Tingkat pengelolaan, pengembangan, dan pemeliharaan aplikasi sistem informasi data perencanaan pembangunan daerah(100%), Tingkat publikasi Informasi Pelaksanaan Kegiatan Pemb. Daerah kepada masyarakat(50%),Tingkat kerjasama perencanaan pembangunan daerah(80%),Tingkat Koordinasi Pengembangan Wilayah Perbatasan(60%), Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh(66.67%), Tingkat koordinasi dan kerjasama pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh(60%), Tingkat koordinasi Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar(60%), Tingkat ketersediaan dokumen utama perencanaan dan penganggaran pemb. Daerah(61.14%), Tingkat ketersediaan dokumen utama pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan keg. pemb. Daerah(54,44%), Tingkat koordinasi dan kerjasama dalam perencanaan-penganggaran, pengendalian, dan evaluasi-pelaporan pemb. Daerah(60%), Tingkat peranserta/partisipasi kelompok masyarakat sebagai pemangku kepentingan pembangunan daerah(100%), Tingkat Perencanaan Bidang Ekonomi(55.56%), Tingkat koordinasi dan kerjasama Perencanaan Bidang Ekonomi(60%), Tingkat koordinasi dan kerjasama Perencanaan Bidang Sosial Budaya(60%), Tingkat ketersediaan kajian kebijakan dan teknis perencanaan sosial budaya(60%),'Tingkat perencanaan prasarna wilayah dan sumber daya alam(60%), 'Tingkat koordinasi perencanaan prasarna wilayah dan sumber daya alam(60%), Tingkat Perencanaan Pemb. Rawan Bencana(100%), 'Tingkat koordinasi dan kerjasama Perencanaan Pemb. Rawan Bencana(60%). sedangkan untuk struktur organisasi untuk tahun 2015 jumlah pegawai bappeda adalah 58 orang dengan struktur organisasi 1 kepala badan, 1 sekretaris, 5 kepala bidang(bidang sosial kemasyarakatan dan ekonomi, bidang pemerintahan, bidang sarana dan prasarana, bidang statistik evaluasi dan pelaporan, bidang perencanaan kota), 10 kepala subidang,3 kepala subagian 42 pelaksana termasuk didalamnya, 3 fungsional dan 2 orang TKK

Kiranya ringkasan ini dapat memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh bagi seluruh pegawai Bappeda dan stakeholder.

(10)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna melengkapi produk Tugas Akhir 138..

Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme.. Konfigurasi Ekstensi Dan Dial Plan Server Softswitch 11 pengiriman ulang) maka

Elaborasi Ayat-Ayat Sains dalam Al-Quran: Langkah Menuju Integrasi Agama dan Sains dalam Pendidikan.. Septiana

Variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROIC dapat digunakan sebagai variabel independen dan dependen untuk menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung

Pertama dan yang utama penulis memanjatkan puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, karena atas Kehendak-Nya lewat limpahan mukjizat, kasih sayang, serta rahmat yang selalu tercurah

Dalam memberikan perlakuan ini digunakan pedoman pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik modeling yang telah dibuat, namun pedoman ini hanya digunakan untuk

Secanggih apapun perkembangan suatu ilmu, tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya, sehingga ilmu tidak keluar dari esensinya yang bermanfaat bagi kehidupan

Hasil koefisien determinasi sebesar 26,5 % untuk variabel csr menunjukkan pengaruh carbon accounting terhadap implementasi csr sisanya 73,5% dipengaruhi oleh faktor