ABSTRAK
EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PER ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN
DEWASA
Zeni Vania, 2016
Pembimbing I : Hartini Tiono, dr., M.Kes.
Pembimbing II : Roro Wahyudianingsih, dr., Sp.PA.
Latar Belakang. Minuman beralkohol dikonsumsi di seluruh dunia, namun alkohol dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Maksud Penelitian. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui efek alkohol per oral terhadap gambaran histopatologi ginjal.
Metode Penelitian. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sebanyak 28 ekor tikus wistar jantan dengan berat 200–250 gram dibagi menjadi 4 kelompok dan diberikan etanol 40% secara per oral. Kelompok kontrol negatif mendapatkan 4 mL akuabidest, E1 diberikan 1 mL etanol, E2 diberikan 2 mL etanol dan E3 diberikan 4 mL etanol. Perlakuan diberikan satu kali per hari selama 15 hari. Ginjal tikus Wistar dibuat preparat untuk dilihat gambaran histopatologinya menggunakan mikroskop, dan dibandingkan antar kelompok.
Hasil Penelitian. Seiring meningkatnya konsumsi etanol 40% terjadi peningkatan bengkak keruh pada tubulus proksimal, peningkatan jumlah sel radang pada ginjal dan perdarahan interstitial ginjal, dimana terjadi pembesaran glomerulus ringan pada perlakuan E1 sedangkan terjadi peningkatan jumlah atrofi ginjal pada perlakuan E2 dan E3.
Simpulan Penelitian. Pemberian etanol 40% per oral menyebabkan perubahan pada gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar jantan dewasa. Perubahan yang ditemukan antara lain degenerasi bengkak keruh tubulus proksimal, pembesaran glomerulus, atrofi glomerulus, sel radang interstitial dan pendarahan interstitial.
ABSTRACT
THE EFFECT OF 40% ALCOHOL ADMINISTRATION ORALLY TOWARDS KIDNEY HISTOPATHOLOGY IMAGING
IN MALE WISTAR MICE
Zeni Vania, 2016
Tutor I : Hartini Tiono, dr., M.Kes.
Tutor II : Roro Wahyudianingsih, dr., Sp.PA.
Background.Alcoholic beverages are widely consumed throughout the world, but alcohol might induce kidney damage.
Objective. The study was to find out the effect of oral intake of alcoholic beverage to the kidney histopathological features.
Methods.Research methods using descriptive with a completely randomized design (CRD).As many as 28 male Wistar mice weighing 200–250 gram were divided into 4 group and given 40% ethanol solution orally. Negative control animals group received 4 mL of distilled water, E1 received 1 mL ethanol, E2 received 2 ml ethanol and E3 received 4 mL ethanol. The treatments applied once a day in 15 days. Kidney was processed into histopathological slides and viewed with microscope then compared each groups.
Result.Along with increased consumption of ethanol 40%, there were an increase cloudy swelling of proximal tubulus, the number of kidney inflammatory cells, and there were renal interstitial haemorrhage, where mild glomerular enlargement on E1 treatment occurs while renal atrophy were founded in the treatment of E2 and E3.
Conclusion.The ethanol 40% orally caused changes in renal histopathological features of an adult male Wistar mice. Changes were cloudy swelling of proximal tubulus, enlargement of the glomerulus, glomerular atrophy, interstitial
inflammatory cells and interstitial hemorrhage.
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3.1 Maksud Penelitian ... 2
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Ginjal ... 5
2.1.1 Anatomi Ginjal ... 5
2.1.2 Peredaran Darah Ginjal... 7
2.1.3 Histologi Ginjal... 8
2.1.4 Fisiologi Ginjal ... 11
2.2 Alkohol ... 13
2.2.2 Absorbsi dan Ekskresi Alkohol ... 14
2.2.3 Metabolisme Alkohol ... 14
2.3 Hubungan Alkohol dengan Ginjal... 16
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 17
3.1.1 Alat Penelitian... 17
3.1.2 Bahan Penelitian ... 18
3.2 Persiapan Penelitian ... 19
3.2.1 Persiapan etanol 40%... 19
3.2.2 Persiapan Hewan Uji ... 19
3.3 Metode Penelitian... 19
3.3.1 Desain Penelitian ... 19
3.3.2 Variabel Penelitian... 20
3.3.3 Definisi Operasional Variabel ... 20
3.3.4 Perhitungan Besar Sampel ... 23
3.4 Prosedur Penelitian... 24
3.4.1 Pelaksanaan Penelitian... 24
3.4.2 Persyaratan Pengambilan Sampel ... 25
3.4.3 Fiksasi ... 25
3.4.4 Proses Pembuatan Preparat Histopatologik ... 25
3.5 Metode Penelitian... 27
3.6 Aspek Etik Penelitian ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Hasil Penelitian... 29
4.1.1 Bengkak Keruh pada Tubulus Proksimal ... 29
4.1.2 Pembesaran Glomerulus Ginjal ... 30
4.1.3 Atrofi Glomerulus Ginjal... 31
4.1.4 Pendarahan Interstitial Ginjal ... 31
4.1.5 Sebukan Sel Radang Interstitial ... 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 34
5.1 Simpulan... 34
5.2 Saran ... 34
5.2.1 Saran Penelitian ... 34
5.2.2 Saran Praktis ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN... 35
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Bengkak Keruh pada Tubulus Proksimal ... 27
Tabel 4.2 Pembesaran Glomerulus Ginjal ... 28
Tabel 4.3 Atrofi Glomerulus Ginjal ... 29
Tabel 4.4 Pendaharan Interstitial Ginjal ... 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Ginjal ... 7
Gambar 2.2 Nefron Ginjal ... 9
Gambar 2.3 Histologik Ginjal ... 11
Gambar 2.4 Nefron ginjal ... 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Etik Penelitian... 36
Lampiran 2 Konversi Dosis Perhitungan Dosis Alkohol 40% dari Manusia ke
Tikus ... 37
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Histopatologik Ginjal Tikus Wistar Jantan Dewasa
... 38
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian... 40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minuman beralkohol saat ini sudah dikenali oleh masyarakat Indonesia. Di
beberapa negara, minuman beralkohol bahkan sudah menjadi kebudayaan. Alkohol
terdiri dari beberapa jenis dan yang paling sering dipakai untuk bahan dasar
campuran makanan dan minuman ialah etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan
konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Saat ini sudah banyak jenis
minuman beralkohol yang dikonsumsi manusia, seperti: wisky, vodca, gin, rum,
wine,bir, brendi, dan lain-lain (Suhardi, 2007). Masing-masing negara mempunyai
kebiasaan yang berbeda dalam mengonsumsi alkohol, baik jumlah, jenis, serta
situasi saat minuman tersebut dikonsumsi (Dewi, 2013).
Minuman beralkohol banyak menimbulkan masalah, baik masalah sosial
maupun masalah kesehatan (Leavell, 1958). Data WHO memperkirakan saat ini
jumlah pecandu alkohol di seluruh dunia mencapai 64 juta orang, dengan angka
ketergantungan yang berbeda di setiap negara. Di Indonesia, Badan Narkotika
Nasional (BNN) memperkirakan ada 3,2 juta orang di Indonesia yang
menggunakan NAPZA di antaranya 4,6% adalah peminum alkohol (Prmob, 2013).
Kadar etanol dalam minuman keras dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/Menkes/Per/IV/1977,
golongan A dengan kadar etanol 1 5%, golongan B dengan kadar etanol lebih dari
5 20%, golongan C dengan kadar etanol lebih dari 20 55%. Minuman beralkohol
yang digolongkan sebagai minuman keras umumnya mempunyai kadar alkohol
diatas 5% (KemenKes, 1997).
Alkohol jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus akan mempunyai
efek toksik terhadap tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung (Panjaitan,
2003). Salah satu dampak dari konsumsi alkohol berlebihan adalah meningkatnya
risiko gagal ginjal karena reaksi kimia senyawa tersebut menyebabkan gangguan
penelitian Gunawan (2010), pada hewan percobaan tikus putih galur Wistar, yang
diberi alkohol 20%, 30%, 40% dan 50% sebanyak 2ml/hari selama 15 hari,
ditemukan nekrosis sel tubulus proksimal ginjal. Selain dapat mengubah struktur
dan fungsi ginjal, alkohol juga merusak kemampuan ginjal untuk mengatur cairan
dan elektrolit dalam tubuh, sehingga fungsi dari ginjal akan terganggu dan
menyebabkan masalah kesehatan lainnya (Gunawan, 2010).
Minuman beralkohol dan penyalahgunaannya sudah diketahui secara umum.
Namun perlu diteliti lebih lanjut adakah pengaruh jumlah alkohol yang diminum
dengan persentase dan lama konsumsi yang sama, dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh khususnya ginjal. Sehingga berdasarkan data di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh minuman beralkohol terhadap ginjal.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah etanol 40% yang diberikan selama 15 hari dapat menyebabkan
perubahan histopatologik ginjal dengan melihat adanya degenerasi bengkak
keruh tubulus kontortus proksimal, pembesaran glomerulus, atrofi glomerulus,
sebukan sel radang interstitial dan pendarahan interstitial ginjal tikus Wistar
jantan dewasa.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek penggunaan etanol 40%
peroral dengan jangka waktu singkat terhadap ginjal.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek konsumsi etanol 40% dalam
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat akademis adalah menambah pengetahuan dan wawasan tentang efek
mengonsumsi alkohol, khususnya efek terhadap organ ginjal.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca
terutama yang mengonsumsi minuman beralkohol tentang efek yang dapat
ditimbulkan pada organ ginjal.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Jalur utama metabolisme alkohol melibatkan enzim alkohol dehidrogenase
(ADH) yang terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan
menghasilkan asetaldehid yang merupakan produk reaktif dan beracun, yang
kemudian di dalam mitokondria akan diubah menjadi asam asetat (Zakhari, 2006).
Jalur metabolisme lainnya adalah sistem oksidasi etanol mikrosom (SOEM)
yang akan teraktivasi bila mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang dan jumlah
yang banyak. Namun pada jalur ini, terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan
molekul tidak stabil yaitu radikal bebas (Robbins, Cotran, & Kumar, 2013).
Alkohol disekresi secara aktif dari darah ke urin kemudian diakumulasi di
dalam tubulus proksimal. Sebagai akibat dari proses tersebut, alkohol akan
terakumulasi di ginjal dan menyebabkan kerusakan bagi ginjal, terutama di tubulus
ginjal karena pada tubulus ginjal merupakan tempat terjadinya proses reabsorpsi
dan ekskresi dari zat-zat toksik tersebut (Adleend, 2015). Zat toksik yang terlalu
radang, bengkak keruh sel tubulus, atrofi ginjal, dan perdarahan (Adleend, 2015).
Pembengkakan glomerulus terjadi karena adanya proliferasi endotel dan infiltrasi
sel-sel leukosit karena kompleks imun yang mengendap akibat respon peradangan
(Nurdiniyah & Nazaruddin, 2015). Kerusakan glomerulus yang parah dapat
mengganggu sistem vaskular peritubular dan berpotensi untuk mengalirkan zat
toksik ke tubulus, sebaliknya kerusakan yang parah pada tubulus akibat
peningkatan tekanan intra glomerulus dapat menyebabkan atrofi glomerulus
(Nurdiniyah & Nazaruddin, 2015).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah etanol 40% yang diberikan selama 15 hari
dapat menyebabkan degenerasi bengkak keruh tubulus kontortus proksimal,
pembesaran glomerulus, atrofi glomerulus, sebukan sel radang interstitial dan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pemberian etanol 40% menyebabkan perubahan gambaran histopatologik ginjal
tikusWistarjantan dewasa, berupa:
Degenerasi bengkak keruh tubulus proksimal
Pembesaran glomerulus
Atrofi glomerulus
Sebukan sel radang interstitial
Pendarahan interstitial
5.2 Saran
5.2.1 Saran Penelitian
Sebagai akhir penelitian dan penulisan dari Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
menyarankan:
Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui zat yang dapat mencegah atau
menghambat kerusakan yang ditimbulkan oleh etanol terhadap organ ginjal.
Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis, konsentrasi etanol, dan lama
pemberian yang berbeda untuk mengetahui efek minimal terhadap
kerusakan ginjal.
5.2.2 Saran Praktis
Diharapkan masyarakat menjauhi konsumsi alkohol dalam kehidupan
EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PER ORAL
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL
TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Zeni Vania Puspandari Soeratman 1310020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efek Pemberian Etanol 40% per Oral Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal TikusWistarJantan Dewasa” ini.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Kristen Maranatha. Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini tak jarang dijumpai adanya halangan maupun kesulitan, namun dengan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Hartini Tiono, M.Kes. selaku pembimbing pertama yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. dr. Roro Wahyudianingsih, Sp.PA. sebagai Pembimbing Kedua yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Pak Mumu, selaku staf di bagian Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin; dan Pak Nanang, selaku staf di bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Hasan Sadikin, yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kedua orang tua dan saudara kandung saya untuk dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
bekerjasama selama melaksanakan penelitian ini. Terima kasih atas kerjasama yang baik dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini.
6. Sahabat–sahabat penulis, Devi Aninditha, Asih Kurnia, Jesica Rachel, Fransiska Setianingsih, Yuliani Cittasanti, Melvi Yovianti, Patricia Helena, Janice Setiawan, Jessica Natasya, Karina Kristie, Benediktus Kevin Andrien, Shandi Asmara, M Gumelar Arafah, Danny R. Garna dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas perhatian, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kelak dapat dilakukan penelitian yang lebih baik.
Akhir kata, penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas, penulis sendiri, dan tentunya akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran.
Bandung, Oktober 2016
DAFTAR PUSTAKA
Adleend. (2015). Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih Setelah Pemberian
Meloxicam Dosis Toksik.
Alcohol.org.nz. (2016, January). Dipetik January 16, 2016, dari
http://alcohol.org.nz/alcohol-its-effect/about-alcohol/what-happens-when-you-drink-alcohol
Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Anggriani, Y. D. (2008). Pengaruh Pemberian Teh Kombucha Dosis Bertingkat Per
Oral terhadap Gambaran Histologi Ginjal Mencit. Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Boggan, B. (2003). Alcohol, Chemistry and You.Effects of Ethyl Alcohol on Organ
Function.
Darmono. (2000). Toksisitas Alkohol. Diambil kembali dari
http://www.geocities.com/kuliahfarm/farmasi_forensik/alkohol.doc
Dasgupta, A. (2011). How Alcohol Affects Your Body and Mind.The Science of
Drinking.
Dewi, A. K. (2013). Gambaran Mikroskopis Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan
Dewasa Setelah Pemberian Etanol Kronis. 33-36.
Dewi, Ayu Kasmita; Suarni, Ni Made Rai; Suaniti, Ni Made. (2013). gamabaran
mikroskopis ginjal tikus putih (Rattus sp.) jantan dewasa setelah pemberian
etanol kronis.16.
Dorland, N. (2002).Kamus Kedokteran Dorland(29 ed.). Jakarta: EGC.
Eroschenko, V. P. (2010).Atlas Histologi diFiore(11 ed.). Jakarta: EGC.
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982). Kimia Organik.(A. H. Pudjaatmaka,
Penerj.) Jakarta: Erlangga.
Gunawan. (2010). Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Derajat Nekrosis Ginjal
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran (12 ed.). (M. D. Widjajakusumah, & A. Tanzil, Penyunt.)
Jakarta: Elsevier.
Jubb, K., & Kennedy, P. C. (1970).Pathology of Domestic Animals (2 ed.). New
York: Academic Press.
Leavell, H. (1958). Preventive Medicine for the Doctor in his Community. New
York: Mc Graw Hill Book Company Inc.
Mescher, A. (2010).Junqueira's Basic Histology.McGraw-Hill Companies.
Muntiha, M. (2001). Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan
Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Bogor: Temu
Teknis Fungsional Non Peneliti.
Nurdiniyah, & Nazaruddin. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang
Jaloh Terhadap Gambaran Mikroskopis Ginjal Tikus Putih yang Diinfeksi.
Jurnal Medika Veterinaria, 91.
Panjaitan, R. (2003). Bahaya Gagal Hamil yang Diakibatkan Minuman Beralkohol.
Program Pasca Sarjana IPB Bogor.
Prmob. (2013). Menggapa konsumsi alkohol dilarang dalam islam. Dipetik april
18, 2016, dari
http://id.prmob.net/alkoholisme/alkohol/alkohol-keracunan-9093.html
Ressang, A. A. (1984).Patologi Khusus Veteriner.Denapasar: Percetakan Bali.
Robbins, S., Cotran, R., & Kumar, V. (2013).Buku Ajar Patologi(7th ed., Vol. II).
Jakarta: EGC.
Spector, W. G., & Spector, T. D. (1989).An Introduction to General Pathology(3
ed.). (N. S. Soetipo, Haryoso, A. Hana, & P. Astuti, Penerj.) Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suhardi. (2007). Preferensi Peminum Alkohol di Indonesia menurut Riskesdas
2007.Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik.
WHO. (2014). Global status report on alcohol and health. Switzerland: WHO
publication.
Wibowo, D., & Paryana, W. (2009).Anatomi Tubuh Manusia.Indonesia: Elsevier.