• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Pembingkaian Berita Kasus Majelis Ulama Indonesia Yang Mengharamkan Jasa Penukaran Uang Baru Di Pinggir Jalan Jelang Lebaran 1432 Hijriah” ( Studi Analisis Framing Kasus Majelis Ulama Indonesia yang Mengharamkan Jasa Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Pembingkaian Berita Kasus Majelis Ulama Indonesia Yang Mengharamkan Jasa Penukaran Uang Baru Di Pinggir Jalan Jelang Lebaran 1432 Hijriah” ( Studi Analisis Framing Kasus Majelis Ulama Indonesia yang Mengharamkan Jasa Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan "

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

Lebar an 1432 Hijr iah”

( Studi Analisis Framing Kasus Majelis Ulama Indonesia yang Menghar amkan J asa Penukaran Uang Baru di Pinggir J alan J elang Lebar an 1432 H Pada Vivanews.com dan Okezone.com Periode 08 Agustus Sampai 12 Agustus 2011 )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “ Veteran “ J awa Timur

Oleh :

Ricco Aldyan L

NPM. 0743010320

Yayasan Kesejahter aan Pendidikan dan Per umahan

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi

(2)

MENGHARAMKAN J ASA PENUKARAN UANG BARU DI PINGGIR J ALAN J ELANG LEBARAN 1432H ( Studi Analisis Framing Kasus Majelis Ulama Indonesia yang Mengharamkan Jasa Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan Jelang Lebaran 1432H pada Vivanews.com dan Okezone.com Periode 08 Agustus Sampai 12 Agustus 2011 )

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bagaimana situs berita online Okezone.com dan Vivanews.com membingkai pemberitaan tentang pernyataan Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan jasa penukaran uang baru dipinggir jalan menjelang lebaran 1432H yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011, dengan periode pemberitaan dari 08 s.d 12 Agustus 2011. Pernyataan MUI ini dikeluarkan karena semakin banyaknya jasa penukaran uang di pinggir jalan ini setiap tahunnya, oleh karena itu MUI mengeluarkan pernyataan bahwa penukaran uang baru di pinggi jalan itu dianggap haram, karena adanya unsur riba, yaitu mengambil keuntungan pribadi dari penukaran uang dengan uang yang tidak diperboleh kan dalam hukum agama islam dan Al – Qur’an. Jika penukaran uang dengan uang itu tidak boleh ada nilai atau nominal lebih, harus setara nilainya, jika tidak maka akan dianggap riba dan riba itu sendiri haram.

Penelitian ini menggunakan metode analisis framing dengan mengangkat perangkat analisis dari Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Teori yang digunakan adalah teori – teori dari 4 unsur elemen yang dijelaskan Pan dan Kosicki yaitu: Sintaksis ( cara wartawan menyusun berita ), Skrip ( Cara wartawan mengisahkan berita ), Tematik ( cara wartawan menulis berita ) dan Retoris ( cara wartawan menekan fakta ).

Data – data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data primer yaitu berita yang dimuat mengenai pernyataan Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan di situs berita online Okezone.com dan Vivanews.com mulai tanggal 8 agustus 2011 sampai 12 agustus 2011. Dara sekunder adalah data – data yang diperoleh dari informasi – informasi yang relevan dari buku, surat kabar, internet untuk menambah dan mendukung informasi dari penelitian.

Setelah dianalisis, terlihat bahwa kedua media memiliki frame yang berbeda dalam menyikapi pernyataan Majelis Ulama Indonesia terkait pernyataannya yang mengharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan. Dalam pemberitaan kasus tersebut, Okezone.com lebih melihat dari sisi sosial dan dampak akibat dari pernyataan MUI. Dengan sumber dari penjual, masyarakat dan beberapa institusi yang berhubungan dengan sosial dan keagamaan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa berita okezone.com tidak sepaham dengan pernyataan MUI dengan faktor itu sudah menjadi suatu pekerjaan dan sandang pangan penjual dalam meraih keuntungan serta tanggapan lain adalah ketidak jelasannya MUI dalam menyimpulkan pernyataannya, baik dilihat dari hukum agama, dan tingkat financial dari orang – orang yang bersangkutan. Dan jika vivanews.com lebih bahwa haramnya penukaran uang itu jelas, karena di sangkutkan dengan norma dan hokum atau aturan dalam agama. Memang benar penukaran uang itu dianggap riba, tetapi vivanews.com tidak melihat dari sisi sosial orang yang membutuhkan.

Kesimpulannya, masing – masing media memiliki perbedaan tersendiri dalam menbingkai suatu realitas, dari mana ideology itu dibentuk, apakah dilihat dari sisi sosial, atau logika bedasarkan fakta yang terjadi.

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. Atas terselesaikannya Proposal Skripsi

ini. Tidak bisa berkata-kata selain pujian rasa syukur kehadirat Allah Swt. atas

rahmat dan karunia-Nya yang selalu mencurahkan kasih sayang kepada

umatnya sehingga Proposal Skripsi dengan judul “ Pembingkaian Berita Kasus

Majelis Ulama Indonesia yang Menghar amkan J asa Penukaran Uang Baru di

Pinggir J alan J elang Lebaran 1432H ” dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini membutuhkan banyak sekali usaha baik tenaga maupun

pikiran. Peneliti didalam menyelesaikan penelitiannya tidak sendiri karena

banyak sekali yang memberikan dukungan doa dan motivasi dari orang-orang

yang terdekat peneliti. Karena itu dengan tulisan ini setidaknya untuk

menggantikan ucapan rasa terima kasih peneliti kepada orang-orang yang

menjadi bagian penting didalam kehidupan peneliti.

Berikut ini rasa ucapan syukur dan banyak terima kasih diberikan

peneliti kepada :

1. Ibu Dra. Hj Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional

(4)

iv

3. Ibu Dra. Dyva Claretta. Msi selaku dosen pembimbing yang selalu

membimbing saya dengan penuh pengertian sehingga berkat bimbingan

beliau Proposal Skripsi ini bisa terselesaikan.

4. Kedua Orang Tua, Nenek Tercinta dan adik peneliti yang selalu

memberikan doa dan dorongan yang tidak henti-hentinya kepada peneliti.

5. “ My Kirei “, orang yang paling berpengaruh penting dalam kehidupan

peneliti baik memberi dukungan maupun motivasi kepada peneliti.

6. Sahabat-sahabat peneliti yaitu Fikri Rsyd, Bondan JP, Hanop, Indra, Mail,

Pak Daut Kwist, teman-teman Media XPHOSE, KINNE dan teman-teman

fotografer yang peneliti kenal beserta teman-teman yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, Terima Kasih Dukungannya semoga Tuhan Memberkatimu.

Terima Kasih.

Akhirnya peneliti berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Segala saran dan kritik selalu diharapkan dari peneliti yang

bersifat membangun selalu terbuka lebar dan ditujukan kepada pihak siapa saja

untuk menjadikan penelitian ini bermanfaat bagi semua orang yang menjadi

Adik adik kelas.

Surabaya, 25 Oktober 2011

(5)

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN UJ IAN SKRIPSI... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAKSI... x

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 14

1.3. Tujuan Penelitian ... 14

1.4. Kegunaan Penelitian ... 14

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 14

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 15

BAB II KAJ IAN PUSTAKA... 16

2.1. Landasan Teori ... 16

2.1.1. Jurnalisme Online Sebagai Media Massa... 16

2.1.2. Situs Berita Online... 19

2.1.3. Ideologi Media ... 24

2.1.4. Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas... 26

2.1.5. Kriteria Umum Berita... 27

(6)

2.2. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODE PENELITIAN...46

3.1. Metode Penelitian ……... 46

3.2. Definisi Operasional... 47

3.3. Subjek dan Objek Penelitian... 48

3.4. Unit Analisis... 48

3.5. Korpus... 49

3.6. Teknik Pengumpulan Data... 50

3.7. Teknik Analisis Data... 51

3.8. Langkah – langkah Analisis Framing Pan dan Kosicki... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 54

4.1. Gambaran Umum Objek dan Penelitian...54

4.1.1 Sejarah Okezone.com...54

4.1.2 Sejarah Vivanews.com... 56

4.2. Frame Okezone.com dan Vivanews.com... 58

4.2.1 Frame Okezone.com Tanggal 08 Agustus 2011... 58

4.2.2 Berita Okezone.com Tanggal 09 Agustus 2011... 66

4.2.3 Berita Okezone.com Tanggal 11 Agustus 2011... 72

4.2.4 Frame Vivanews.com Tanggal 08 Agustus 2011... 80

(7)

5.2 Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA... 95

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Framing dan kontruksi berita Majelis Ulama Indonesia.. 45

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kerangka Framing Pan dan Kosicki... 32

Tabel 2 Frame Okezone.com Tukar Uang Di Jalan Boleh, Asal ada

Akad yang jelas... 64

Tabel 3 Frame Okezone.com Diharamkan Jasa Penukaran Uang Tetap

Beroperasi... 70

Tabel 4 Frame Okezone.com MUI Dianggap Lebay Mengharamkan Jasa

Penukaran Uang... 79

Tabel 5 Frame Vivanews.com MUI, bisnis penukaran uang di pinggir

jalan haram... 84

Tabel 6 Frame Vivanews.com Muhammadia Tidak Mengharamkan

(8)

Lampiran 2 Diharamkan Jasa Penukaran Uang Tetap Beroperasi 98

Lampiran 3 MUI Dituding Lebay Haramkan Jasa Penukaran Uang 100

Lampiran 4 MUI, Bisnis Penukaran Uang Haram 102

(9)

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehadiran media massa di tengah masyarakat merupakan salah

satu sarana dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Masing – masing

media mempunyai kebijakan sendiri dalam menyusun isinya, karena

masing – masing media tidak hanya melayani masyarakat yang beragam

tetapi juga menyangkut individu atau kelompok sosial.

Media massa merujuk kepada keseluruhan institusinya yang

merupakan pembawa pesan – Koran, majalah, stasiun pemancar yang

mampu menyampaikan pesan – pesan ke jutaan orang nyaris serentak,

sebagai pranata sosial, keberadaanya tidak hanya membuahkan manfaat,

namun juga masalah : control, pembatasan pemerintah, sarana penunjang

ekonomi dan seterusnya.

Media online pun mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang

sama dengan media lainnya. Jurnalistik online adalah tipe baru jurnalistik

karena sejumlah fitur dan karakteristik berbeda dari jurnalisme tradisional.

Fitur – fitur uniknya mengemuka dalah teknologinya, menawarkan

kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita.

Dalam buku Journalism and New Media karangan J. pavlik menyebut tipe

baru jurnalisme ini sebagai “ contextualized journalism “, karena

(10)

kemampuan multimedia bedasarkan platform digital, kualitas – kualitas

interakti komunikasi online dan fitur – fitur yang ditatanya ( Santana, 2005

: 137 ). Jurnalistik online didefinisikan sebagai suatu proses pelaporan

fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui saluran internet. Pada

dasarnya jurnalistik konvensional dan jurnalistik online tidaj berbeda jauh,

yang membedakan hanya medium penyebarluasannya saja. Dari segi sifat,

keduanya sama- sama dituntut untuk menyajikan berita paling up to date

secepat mungkin dan se actual mungkin. Karena dalam media online

ketepatan dan kecepatan dalam penyebaran dan pengeluaran berita

meupakan kewajiban yang harus dilakukan dari setiap media online

sehingga masyarakat akan percaya dan beranggapan bahwa media tersebut

menjadi dan menampilkan berita yang hangat yang sedang terjadi, jadi

intinya setiap ada informasi atau peristiwa terbatu, mereka langsung

melaporkannya. Perbedaan yang paling jelas terletak pada media dan

mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebaran beritanya.

Jurnalistik online merupakan jurnalistik yang menganut proses pencarian,

pengolahan dan penyebaranluasan informasi melalui fasilitas dalam

internet. Akan tetapi dalam jurnalistik online tidak terpaku pada kaidah

bahasa yang digunakan dalam jurnalistik secara umum. Karakteristik

jurnalistik online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah

kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat pralihan

(11)

maupun mengarsip artikel – artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun

nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalistik konvensional,

namun jurnalistik online dimungkinkan untuk melakukannya lebih mudah

dan cepat karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada

jurnalistik konvensional.

Ketika produk media massa sampai kepada masyarakat

sesungguhnya merupakan hasil “ rekontruksi realita”. Bahwa peristiwa

yang disaksikan atau dialami oleh reporter dan juru kamera diproses

melalui editing dan re-editing penyuntingan ulang, baik oleh repoter dan

juru kamera maupun oleh editor dan redaktur maupun pemimpin redaksi.

Suatu proses yang cukup kompleks meskipun berlangsung cepat. Ini yang

disebut sebagai rekontruksi atas realita ( Pareno, 2005 : 4 ).

Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita,

Setiap informasi yang tidak memiliki nilai berita, menurut pandangan

jurnalistik tidak layak untuk dimuat, disiarkan atau ditanayangkan di

media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai berita atau member

banyak manfaat kepada public yang patut mendapat perhatian media. Jadi

secara garis besar media telah menjadikan dunia ini sebagai “ global

village “ , media atau institusi berita menyajikan peristiwa – peristiwa atau

berita dari mana pun dan dari bagian dunia manapun dalam media online

tersebut jadi seakan – akan dunia ini kecil seperti sebuah desa. Pandangan

(12)

dunia. Berbagai peristiwa di dunia diberi makna dalam bingkai tersebut.

Tanpa bingkai tersebut, kejadian – kejadian akan tampak kacau balau dan

membingungkan. Bingkai adalah “ scenario “ yang ditulis wartawan

untuk meletakkan setiap peristiwa dalam suatu alur yang runtut. Namun

scenario yang dibuat oleh wartawan pun sarat dengan kepentingan pribadi,

dan kepentingan – kepentingan tersebut mempengaruhi bagaimana mereka

memandang dunia.

Untuk membuat informasi menjadi lebih bermakna biasanya

sebuah media melakukan penonjolan – penonjolan terhadap suatu berita.

Dalam mengambil keputusan mengenai isi mana yang akan ditonjolkan

tentu melibatkan nilai dan ideology pada wartawan yang terlibat dalam

proses produksi dalam sebuah berita. ( sobur, 2001 : 163 )

Ketika kebebasan pers marak belakangan ini sejak era informasi,

banyak media cetak lebih mengutamakan berita yang cenderung berbau

sensasional. Masalah obyektifitas pemberitaan pun menjadi perdebatan

klasik dalam studi media. Jurnalistik obyektif adalah mustahil. Semua

karya jurnalistik pada dasarnya subyektif, mulai dari pencarian berita,

peliputan, penulisan sampai penyuntingan berita. Nilai – nilai subyektif

wartawan ikut mempengaruhi proses kerja jurnalistik.

Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat

(13)

media adalah sebuah pandangan dimana ideology dipresentasikan. Ini

berarti satu sisi media dapat menjadi sarana penyebaran ideology

penguasa, alat legitimasi dan control atas wacana public. Namun disisi

lain, media juga dapat menjadi alat ukur dalam membangun kultur dan

ideology tandingan. Hal ini berkaitan dengan cara pandang atau perspektif

yang digunakan oleh masing – masing pihak.

Masing – masing institusi media tentunya memiliki ideology serta

visi dan misi tersendiri. Ideologi tersebut akan mempengaruhi kebijakan

redaksional media. Seorang wartawan yang bekerja di suatu media dengan

kebijakan redaksional tentunya akan mencai, meliput, menulis dan

melaporkan peristiwa atas realitas bedasarkan kebijakan redaksional

media. Kebijakan redaksional tersebut cara dia menuliskan berita, akan

mencerminkan ideology institusi media dimana dia bernaung. Sikap atau

tendensi sang wartawan dalam meliput atau melaporkan sebuah berita

akan sekaligus menunjukkan sikap dan tendensi institusi media tempat

mereka bernaung, seperti halnya parameter yaitu seorang wartawan dalam

peliputan ada hal hal lain yang harus dihindari dan bahkan harus diketahui,

semua itu tidak jauh beda dari media yang diikuti. Sebagai contoh ada

sebuah berita yang menggambarkan kecelakaan di jalan tol, pada sebuah

media ada yang diharuskan untuk meliput serta menulis bahwa kecelakaan

di jalan tol tersebut adalah pengaruh hal gaib. Tetapi semua itu tergantung

(14)

Perpektif media juga menentukan fakta yang dipilih dan

ditonjolkan. Penonjolah merupakan proses membuat informasi jadi lebih

bermakna. Realitas yang disajikan secara menonjol memiliki potensional

untuk dipertahankan dalam mempengaruhi pembaca dalam memahami

realitas.

Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok

mempunyai peluang besar untuk diperhatikan dan mempunyai khalayak

dalam memahami realitas karena itu dalam prakteknya, framing dijalankan

oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mngabaikan isu lain, serta

menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi

wacana. ( Sobur,2001 : 164 )

Media bukanlah saluran yang bebas. Media juga berlaku sebagai

subyek yang mengkontruksi relitas, lengkap dengan pandangan, bias dan

pemihakannya. Tentu saja penonjolan aspek – aspek tertentu dari peristiwa

yang sama akan berbeda pula. Pembahasan framing pada media yang

berbeda kali ini peniliti mengkontruksi tentang perbedaan berita dari

media online Okezone.com dan Vivanews.com tentang mengkontruksi

fenomena yang muncul tentang pemebritan Majelis Ulama Indonesia yang

mengharamkan bisnis penukaran uang di pinggir jalan karena dianggap

mengandung hokum riba atau bisa di bilang konsumen selalu membayar

lebih dari nilai yang ditukarkan. Kegiatan tersebut dipermasalahkan MUI

(15)

okezone.com dan vivanews.com melihat dan memahami peristiwa tersebut

dengan cara berbeda. Okezone.com terkait pemberitaan MUI yang

mengharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan jelang lebaran,

pada pemberitaannya sangat menekankan bahwa MUI dianggap

berlebihan dalam mengelurkan pernyataan dan melibat kan tanggapan –

tanggapan tidak setuju dari berbagai pihak mengenai pemberitaan MUI

tersebut, terkesan seperti menyudutkan dan mempersoalkan pernyataan

MUI ini sebagai sesuatu yang tidak mempengaruhi pandangan

masyarakat, tentunya dengan peran dari pihak – pihak luar tertentu yang

memberi tanggapan. Framing dari media satu dan lainnya jelas berbeda

disesuaikan dengan ideolgi wartawan dalam menulis dan mengemas

berita, dan frame dari okezone.com lebih bersifat kontra terhadap

pernyataan Majelis Ulama Indonesia, seperti berita pada tanggal 8 agustus

2011, okezone.com memberi judul “ MUI dituding lebay haramkan jasa

penukaran uang, Kemudian besoknya pada tanggal 9 agustus muncul lagi

pemberitaan tentang Majelis Ulama Indonesia yang menjadi kontra yaitu “

Diharamkan, Jasa Penukaran Tetap beroperasi”Sedangkan pada hari yang

sama Vivanews.com mengangkat judul “ Bisnis Penukaran Uang, Haram!

“, Dilanjutkan pada hari Jum’at Tanggal 12 agustus di beritakan bahwa “

Muhammadyah Tak Haram Kan Penukaran Uang Baru”. Tampak pada

vivanews.com menggunakan headline yang tegas dan sangat – sangat

(16)

adalah beberapa pihak seperti contoh Ketua Majelis Ulama Indonesia yang

bertentang keras terhadap bisnis penukaran uang baru di pinggir jalan.

Nampak jelas sekali perbedaan kedua media tersebut dalam membingkai

peristiwa tersebut. Keberpihakan Vivanews.com pada Majelis Ulama

Indonesia. Sedangkan pada Okezone.com terkesan menganggap pernyatan

Majelis Ulama Indonesia ini terlalu berlebihan dan tidak adanya

musyawarah terlebih dahulu dengan masyarakat yang melakukan bisnis

tersebut dan kepada penjual dan memikirkan sebab akibat dari pernyataan

itu akan memperngaruhi pandangan masyarakat terhadap MUI.

Majelis Ulama Indonesia atau MUI singkatnya adalah sebuah Lembaga

Swadaya Masyarakat yang cukup besar dan terkenal mewadai ulama,

cendikiawan islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi

kaum muslimin di seluruh Indonesia, bediri 26 juli 1975.( www.wikipedia.com ). Oleh sebab itu MUI berusaha untuk membuat masyarakat yang kurang tahu atau

tidak tahu soal hokum – hokum atau aturan – aturan dalam islam dengan

membuat fatwah – fatwah dan pernyataan – pernyataan yang diberikan MUI salah

satunya tentang haramnya penukaran uang di pinggir jalan, Maka dari itu alasan

kenapa peneliti memilih permasalahan dari MUI ini salah satunya karena MUI

sendiri adalah sebuah organisasi yang disegani oleh masyarakat untuk bisa

memberikan pandangan tentang hubungan antara realita dan hokum – hokum

(17)

ajaran – ajaran nabi tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak boleh.

Tetapi tetap menggunakan norma – norma dari hokum agama islam dan tidak

boleh asal. Terkait dengan pemberitaan di okezone.com tentang pernyataan MUI

mengharamkan penuakran uang baru di pinggir jalan yang dianggap riba, riba

sendiri adalah hal yang dilarang dalam islam seperti pada firman allah SWT.

Mungkin proses penukaran uang baru itu sudah berjalan dari bertahun – tahun

yang lalu menjelang lebaran, jelas jika orang – orang menukarkannya menjelang

lebaran dan lebaran sendiri adalah hari kemenangan umat muslim, dimana

masyarakat muslim merayakan hari kemenangan dengan bahagia dan mencoba

untuk berbagi rezeki kepada orang lain, yaitu dengan bershodaqoh. Dengan

bershodaqoh ini masyarakat berbagi rezeki mereka kepada orang lain dan

masyarakat pun menukarkan uang mereka dengan uang baru dengan berbagai

nominal dan membagikan uang – uang baru tersebut kepada orang yang

membutuhkan terlebih orang – orang yang kurang mampus atau miskin. Dalam

pemberitaan tentang MUI sendiri beribarat berusaha mengingatkan masyarakat

agar tidak menukar uang baru di pinggir jalan, melainkan menukarkanya di bank

saja yang mengadakan juga jasa penukaran uang baru. Karena di bank konsumen

tidak di punggut biaya lebih apapun, nominal uang yang di tukarkan tetap sama.

Tetapi namanya juga masyarakat dan masyarakat juga manusia dan salah satu

sifat manusia adalah ingin “ instan ” jadi masih banyak saja masyarakat yang

menukarkan uang baru itu di pinggir jalan, Karena jika menukarkan di Bank

(18)

setelah antri berlama – lama proses penukaran uang baru di bank juga tidak

langsung menukarkan saja tetapi adanya proses idetisifikasi terdahulu atau

pendataan dan nominal uang yang ditukar pun tidak boleh lebih dari Rp.

2.000.000, data tersebut peneliti dapat dari sumber teller di Bank BCA, Syarat –

syarat atau prosedur ini diberikan secara lesan. Oleh karena itu masyrakat yang

ingin menukarkan uang baru secara tidak langsung akan memilih menukarkan di

pinggir jalan dengan alasan tidak ribet, tetapi harus membayar lebih dan ini

menjadi salah satu contoh pihak – pihak tertentu yang ingin mendapatkan

keuntungan dengan membuka bisnis penukaran uang,tetapi tidak di bank

melainkan di pinggir jalan dan membuat aturan bahwa proses penukaran uang

baru tersebut ada sebab akibatnya, yaitu dengan membayar lebih dan lebihnya itu

adalah keuntungan dari penjual dan saking maraknya sampai ratusan pihak yang

membuka jasa seperti itu.

Okezone.com merupakan portal online atau salah satu situs

terpercaya di Indonesia. Diupdate setiap saat setiap menit dan detik selama

24 jam, jadi berita yang disajikan benar – benar actual, dengan readership

lebih dari 100 juta orang per bulannya. Sedangkan Vivanews.com

mencapai 3 juta per harinya, dan juga menjadi peringkat 14 tertinggi

lembaga survey alexa.com untuk seluruh content di Indonesia dan 876

untuk dunia, sedangkan okezone.com berdiri di peringkat 25 untuk seluruh

(19)

okezone.com dan vivanews.com karena ke dua media ini adalah media

situs berita yang besar dan memiliki readership yang tinggi angkanya,

dengan tingginya readership secara otomatis peminat situs berita tersebut

paling ramai dilihat, dikunjungi oleh masyarakat dan dipercaya

masyarakat bahwa kedua media ini melaporkan berita sesuai dengan fakta.

Kedua situs berita ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam

menyeleksi suatu isu dan menulis berita – berita mengenai pernyataan

Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan jasa penukaran uang baru

di pinggir jalan jelang lebaran belakangan ini, hal ini dikarenakan cara

pandang wartawan masing – masing situs dan perbedaan sumber yang

diliput oleh wartawan tersebut baik Okezone.com dan Vivanews.com.

Dalam mempersepsikan kasus tersebut dan kemudian membingkainya

kedalam bentuk susunan berita, Selain itu perbedaan dari cara pandang

kedua situs tersebut dalam mengemas berita dapat disebabkan karena

perbedaan kebijakan redaksi dalam memilih sumber dari kasus tersebut

dan perbedaan visi dan misi dari masing – masing media.

Untuk melihat perbedaan kedua media antara Okezone.com dan

Vivanews.com dalang mengungkap suatu peristiwa atau realitas peneliti

memilih analisis Framing sebagai metode penelitian. Alasannya adalah

analisis framing merupakan metode analisis isi media yang tergolong baru.

Analisis ini mencermati strategi seleksi, Sumber dan oihak keterkaitan

(20)

bermakna, menarik, berarti atau mudah diingat, untuk menggiring

interoretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Dengan kata lain

framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana atau cara

pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis

berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya yang menentukan

fakta apa yang diambil. Bagaimana yang ditonjolkan dan yang akan

dihilangkan, serta hendak dibaawa kemana berita tersebut. ( Nugroho,

Eriyanto, Surdiais dalam Sobur,2002 : 16 ).

Analisis framing merupakan salah satu model analisis altenatif

yang bisa mengungkapkan suatu fnomena di balik perbedaan, bahkan

pertentangan media dalam mengunkap sebuah fakta. Analisis framing

mengbongkar bagaimana realitas dibingkai oleh media, Akan dapat

diketahui siapa mengendealikan siapa, mana lawan dan kawan, Siapa yang

diuntungkan dan siapa yang dirugikan dan seterusnya.

Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan salah satu model

framing milik Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Pembingkaian

didefinisikan sebagai proses membuat pesan lebih menonjol,

menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih

tertuju pada pesan tesebut dan menurut Zhongdang Pan dan Gerald M

Kosicki ada dua konspsi dari pembingkaian yang saling berkaitan yaitu,

pertama dalam konsepsi Psikologi. Pembingkaian dalam konsepsi ini lebih

(21)

dirinya sendiri. Pembingkaian berkaitan dengan struktur dan proses

kognitif, Bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan

ditunjukkan dalam skema tertentu. Pembingkaian di sini dilihat sebagai

penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan

elemen tertentu dari isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi

seseorang. Elemen – elemen yang diseleksi dari suatu isu / peristiwa

tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam

membuat keputusan tentang realitas, Dan yang kedua adalah konsepsi

sosiologis. Kalau pandangan psikologis lebih melihat pada proses

pencernaan dan pemaknaan suatu isu dalam diri individu / internal, dalam

konsep sosiologis bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu

peristiwa dalam cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih

melihat pada bagaimana kontruksi sosial atas realitas. Jadi secara garis

besarnya bagaimana khayalak atau masyarakat dalam menyikapi dan

memaknai permasalahan pernyataan Majelis Ulama Indonesia dalam

ruang pikiran mereka melalui ragam pemberitaan di media dan

menyimpulkan bagaimana dan kenapa dan apa yang terjadi dengan

Majelis Ulama Indonesia membuat pernyataan tersebut dan atas dasar apa

dan menyimpulkan sisi negative dan positif tentang Majelis Ulama

Indonesia dan pemberitaan yang tampil di media serta khalayak memiliki

sebuah pandangan tentang Majelis Ulama Indonesa serta membahasnya

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan

uraikan di atas, maka penilitian ini dirumuskan sebagai berikut “

Bagaimana Pembingkaian Berita Majelis Ulama Indonesia Yang

Mengharamkan Bisnis Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan Jelang

Lebaran dalam situs berita online Okezone.com dan Vivanews.com

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita tentang

Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan bisnis jasa penukaran uang

baru di pinggir jalan jelang lebaran dalam situs berita online Okezone.com

dan Vivanews.com

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu

komunikasi tentang pembingkaian berita dengan

mengaplikasikan teori – teori khususnya teori komunikasi

tentang pemahaman pesan yang dikemas oleh media melalui

(23)

dapat menjadi landasan pemikiran untuk penelitian

berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan wawasan / cara pandang khalayak media dalam

melihat media mengkontruksi realitas senagai sebuah berita

sehingga khalayak lebih kreati an kritis dalam menghadapi

(24)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 J ur nalisme Online Sebagai Media Massa

Media massa bertambah anggota dengan kelahiran situ – situs

berita di ruang cyber. Publik dewasa ini tak hanya mengenal surat kabar,

majalah, kantor berita, radio dan televisi sebagai media massa, tetapi juga

situ – situs berita di ruang cyber.

Jurnalisme Online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki

sejumlah itur dan karakteristik berbeda dari jurnalisma tradisional. Fitur –

fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan

tidak terbatas dalam memproses dan menyebar berita. J. Pavlik dalam

bukunya Journalism and New Media menyebut tipe terbaru jurnalisme ini

sebagai “contextualized journalism”, karena mengintegrasikan tiga fitur

komunikasi yang unik : kemampuan – kemampuan multimedia

bedasarkan platform digital, kualitas kualitas interaktif komunikasi online

dan fitur – fitur ditatanya. Jurnalisme online didefinisikan sebagai seuatu

proses pelaporan fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui saluran

internet. Pada dasarnya jurnalisne konvensional dan jurnalisme online

tidak berbeda jauh, Yang membedakan hanya medium penyebarluasannya

(25)

paling up to date secepat mungkin. Setiap ada informasi atau peristiwa

terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan yang paling jelas

terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan

penyebaran luasan beritanya. Jurnalisme online merupakan jurnalisme

yang menganut proses pencarian, pengolahan dan penyebarluasan

informasi melalui fasilitas internet. Akan tetapi dalam jurnalisme online

tidak terpaku pada kaidah bahasa yang digunakan dalam jurnalistik secara

umum. Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum

tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk

membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online

bisa menerbitkan maupun mengarsip atikel – artkel untuk dapat dilihat

saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme

konvensional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk

melakukannya lebih mudah dan cepat karena informasi yang

disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalisme konvensional.

Berikut adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis

dalam buku Online Journalism, Principles, and Practises of News For The

Web ( Holcomb Hathaway Publisher, 2005 ) :

1. Audience Contr ol. Jurnalisme online memungkinkan audience

untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin

(26)

2. Nonlinearity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita

yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak

harus membaca secara berurutan untuk memahami.

3. Storage And Retrieval. Jurnalisme online memungkinkan

berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh

audience.

4. Unlimited Space. Jurnaisme online memungkinkan jumlah

berita yang disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat

menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.

5. Immediancy. Jurnalisme online memungkinkan informasi

dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.

6. Mutimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi

tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan

komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima

audience.

7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya

(27)

2.1.2 Situs Berita Online

Sejarah media massa memperlihatkan bahwa teknologi baru tidak

pernah meninggalkan teknologi yang lama, namun mensubtitusinya. Hal

ini dapat dilihat dari suatu contoh yaitu keberadaan radio yang tidak

menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternative,

menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Teori konvergensi

menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus

merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media

terbaru cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi dari model –

model terdahulu. Media baru adalah istilah umum yang ditujukan pada

perubahan bentuk penyajian informasi dan hiburan pada khalayak yang

terjadi terus – menerus. Untuk saat ini yang termasuk dalam media baru

antara lain : Internet, Telepon Seluler dengan fitur WAP, Televisi digital,

DLL. Internet adalah saluran berita yang paling sesuai karena

bisamenyajikan informasi kedalam segala bentuk format media tradisional

yaitu gambar, teks, video dan suara ( Stovall, 2005 : 116 ). Internet adalah

medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari

bentuk – bentuk terdahulu. Karena itu, yang berubah bukanlah

substansinya, melainkan model – model produksi dan perangkatnya ( Hill

dalam Santana, 2005 : 135 ).

Situs berita online merupakan salah satu pemanfaatan internet

(28)

yang content oriented. Untuk lebih tepatnya berorientasi penyajian

informasi berupa berita. Secara umum, situs berita online biasa

diindentikkan dengan media tradisional lainnya, namun bersi online, yang

berbeda adalah situs berita online tidak terbit berkala, institusi media dapat

memuat atau meng up-load artikel atau materi terbaru. Setiap ada

perkembangan dan perubahan.

Situs berita online merupakan situs yang ditunjukan untuk

meyampaikan berita dan informasi secara periodic kepada khalayak.

Dalam produksinya, situs berita menggunakan kebijakan dan praktik

jurnalisme tradisional dalam mengumpulkan, menulis dan menyajikan

berita. Situs berita online merupakan sarana untuk sebuah institusi media

menyajikan dan mendistribusikan isinya, Isi berita tersebut ditunjukan

kepada khalayaknya yang terbagi bedasarkan minat dan wilayah geografis

( Stovall, 2005 :124 ).

Secara garis besar karakteristik situ berita online yaitu :

1. Real Time, informasi atau berita dapat dupublikasikan dalam

waktu seketika, baik untuk updating breaking news dan kejadian yang

sudah atau sedang terjadi. Hal ini dapat ditemukan pada kedua situs

berita yang dipilih peneliti. Kecepatan update berita kedua situs sudah

tidak diragukan lagi, waktu upload berita seringkali berjarak tidak

(29)

dengan yang lain ataupun update berita berikutnya juga tidal terlalu

berjauhan.

2. Multimedia, Pada jenis ini pembuat berita dapat memasukkan

elemen multimedia seperti teks, grafis, suara, music, motion video atau

flash, dan animasi tiga dimensi. Pada Okezone.com setiap berita yang

disajikan tentu saja disertai oleh grafis yang memperjelas berita. Dan

juga adanya gambar atau grafis yang ditempatkan pada konten

tersendiri yaitu “ Foto “. Sedangkan untuk Vivanews.com grafis atau

gambar ditempatkan pada konten sendiri yaitu “Images”.

3. Interactive, adanya hyperlinks yang mewakili mekanisme utama

interaktiitas pada web, sehingga member pilihan pada public untuk

member tanggapan, berinteraksi atau bahkan meng- customize (

menyesuaikan dengan kebutuhan dari keinginan public bersangkutan )

terhadap berita – berita tertentu ( interactivity ). Kedua situs berita

tentu saja telah menyediakan fasilitas seperti ini bagi khalayak

penggunanya. Pada Okezone.com kolom interaktif disebut “ Surat

Pembaca “ yang fungsingnya memberikan komentar, kritik, dan saran

bagi pemberitaan di Okezone.com, begitu juga di Vivanews.com nama

juga cenderung sama yaitu “ surat pembaca”.

4. Asynchronous. Pendistribusian informasu atau berita melewati

batas waktu, sehingga tidak harus mengakses berita atau informasi

(30)

mencari berita hanya tinggal mencari berita yang kita inginkan di

kolon “ Search “, sebagai contoh kita ingin mencari berita tentang

Nokia, kita tinggal menuliskan keyword di kolom “search” atau “cari”.

5. Hypertextual, adalah inovasi terknologi internet lainnya yang

sering disebut yang memungkinkan pengguna untuk mengerti arti dari

seluruh kejadian dalam satu hari dalam konteks yang personal. Proses

ini terdiri dari dalam bentuk alamat – alamat atau link yang

menghubungan pengumuman atau berita pendek ke dalam konteks

yang lebih dalam, penuh dengan ilustrasi, informasi latar dan

pernyataan – pernyataan sebelumnya pada subjek yang sama ( berita

terkait ).

6. Digital, media memproses data – data yang masuk dan mengubah

menjadi angka – angka bukannya menjadi obyek yang lain. Data ini

dapat berupa cahaya, suara atau bentuk apapun ( teks, gambar, foto

DLL ). Data ini kemudian diproses menjadi angka dan dihasilkan atau

diambil kembali dalam bentuk sumber online, digital disk, atau drive

memory yang kemudian diuraikan kembali kedalam tampilan layar

atau dibuat hardcopy-nya.

Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki

(31)

1. Fungsi Infor masi

Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, masyarakat

mendapatkan informasi mengenai berbagai fenomena kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, mulai dari informasi mengenai aspek sosial,

kriminalitas, budaya, ekonomi sampai dengan informaso mengenai politik.

Media juga menjadi sarana komunikasi yang efektif antara pemerintah

sebagai pengambil kebijakan dengan masyarakat. Dalam berbagai aspek,

media merupakan pemberi informasi yang pertama kepada masyarakat.

2. Fungsi Edukasi

Fungsi edukasi merupakan fungsi yang dilakukan oleh media

massa dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat, baik mengenai

nilai – nilai maupun norma – norma yang mampu memberikan penyadaran

kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hokum, sosial

budaya dan aspek – aspek lainnya yang pada intinya informasi yang

diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

3. Fungsi Hiburan

Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih dengan media

elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyarakat

Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai acara hiburan ditayangkan

di televisi, baik hiburan untuk anak – anak maupun orang dewasa. Bahkan

(32)

nilai – nilai moral dan institusi yang lain, baik keluarga, sekolah maupun

agama.

4. Fungsi Kontr ol Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, media juga

melaksanakan fungsi control sosial. Media memberikan sosialisasi nilai –

nilai yang baik dan buruk, dan media menjadi sarana yang eektif dalam

memberikan control kepada pengambil kebijakan dengan memberikan isu

– isu yang memancing opini public.

2.1.3 Ideologi Media

Konsep ideology dalam sebuah institusi media massa ikut

berpengaruh dalam menentukan arah atau isi pemberitaan yang akan

disampaikan kepada pembaca. Hal ini disebabkan karena teks, percakapan

dan lainnya adalah bentuk praktik ideology atau pencerminan dari

ideology tertentu. ( Eriyanto, 2005 : 13 ).

Dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan

ideology wartawan atau bahwan media yang bersankutan. Ideologi ini

menentukan aspek fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang.

Artinya, jika seorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi,

menampilkan sumber dari satu pihak dan memasukkan opininyap ada

berita itu dilakukan dalam rangka pembenaran tertentu. Dapat dikatakan

(33)

kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan

ideology yang dominan dalam media itulah yang ditampilkan dalam

berita- beritanya ( Eriyanto, 2005 : 90 ).

Pada kenyataanya berita di media massa tidak pernah netral dan

obyektif. Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapin selalu

dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek

fakta yang lain yang mencerminkan pemilihan media pada salah satu

kelompok atau idologi tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari

subyektifitas sang wartawan dalam mengkontruksi reaitas dengan

mengetahui bahasa yang digunakan dalam berita, pada saat itu juga kita

menemukan ideology yang dianut oleh wartawan dan media yang

bersangkutan. Konsep ideology bisa membantu menjelaskan mengapa

wartawan memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan dari pada fakta yang

lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain, menempatkan sumber beruta

yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata

atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya, idelogi

wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis

menghasilkan berita – berit seperti itu. Disini dapat dikatakan media

merupakan inti instrument ideology yang tidak dipandang sebagai zona

nertal dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi

media lebih sebagai subyek yang mengkontruksi realitas atas penafsiran

wartawan atau media sendiri untuk disebat kepada khalayak ( Eriyanto,

(34)

2.1.4 Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas

Pada dasarnya berita meurpakan laporan dari peristwa. Peristiwa

disini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada

gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa ( Birowo.

2004 : 168 ).

Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa

tentunya melalui proses pnyeleksian terlebih dahulu, hanya peritiwa yang

layak untuk dijadikan berita akan diangkat oleh media massa kemudian

ditampilkan kepada khalayak ( Eriyanto. 2005 : 26 ).

Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan

dibingkai sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan

oleh wartawan tentunya melalui proses kontruksi atau realitas ini dapat

berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu atau dapat juga

berita tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput atau bahkan

disembunyikan dalam pemberitaan ( Eriyanto, 2001 : 3 ).

Berita merupakan hasil kontruksi sosial dimana selalu melibatkan

pandangan, ideology dan nilai – nilai dari wartawan ataupun dari institusi

media, tempat dimana wartawan tersebut bekerja. Bagaimana realitas

tersebut dijadikan berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu

(35)

Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai secara berbeda

oleh masing – masing media. Hal ini terkait dengan visi, misi dan ideology

yang dipakai oleh masing – masing media. Sehingga kadang kala dari

hasil pembingkaian tesebut dapat diketahui bahwa media lebih berpihak

kepada siapa ( jika yang diberiatakan adalah seorang tokoh, golongan atau

kelompok tertentu ). Keberpihakan pemberitaan media teehadap salah satu

kelompok atau golongan dalam masyarakat, dalam banyak hal tergantung

ada Etika, moral dan nilai – nilai.

Aspek – aspek etika, moral dan nilai – nilai tertentu tidak mungkin

dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian dari

integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkontruksi suatu

realitas.

2.1.5 Kriter ia Umum Nilai Berita

Kriteria umum nilai berita ( new Value ) merupakan acuan yang

dapat digunakan wartawan untuk menunjukkan fakta yang pantas

dijadikan berita memilih mana yang lebih baik. Dengan criteria tersebut,

wartawan dapat dengan cepat mendeteksi peristiwa mana yang harus

diliput dan abaikan, memilih peritiwa mana yang terpenting dan terbaik

untuk dimuat, disiarkan melalui medianya kepada khalayak (

(36)

2.1.6 Analisis Fr aming

Gagasan ide mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh

beterson tahun 1955 ( Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 161 ). Frame pada

awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan

yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana yang

menyediakan kategori – kategori standar untuk mengapresiasi realitas.

Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun

1974 yang mengandalkan frame sebagai kepingan – kepingan perilaku (

strips of behavior ) yang membimbing individu dalam membaca realitas (

Sobur, 2001 : 162 ). Realitas itu sendiri tercipta dalam konsepsi wartawan.

Sehingga berbagai hal terjadi seperti factor dan orang yang didistribusikan

menjadi peristiwa yang kemudian disajikan untuk khalayak.

G. J. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian

realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara

total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan

terhadap aspek – aspek tertentu, dengan menggunakan istilah yang punya

konotasi tertentu dan dengan bantuan foto, karitkaru, dan alat ilustrasi

lainnya ( Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 165 ).

Pada analisis framing , yang kita lihat adalah bagaimana cara

media memaknai, memahami dan mebingkai sebuah kasus atau peristiwa

yang ada dalam berita. Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat

(37)

( peristiwa, aktir, kelompok, atau apa saja ) dibingkai oleh media 9

Eriyanto , 2004 : 3 ).

Dalam ranah studi komunikasi analisis framing mewakili tradisi

yang mengedepankan pendekatan multidisipliner untuk menganalisa

fenomena atau aktivitas komunikasi yang ada. Perspektif komunikasi

framing dipakai untuk membedakan cara – cara atau ideology media saat

mengkontruksi fakta. Karena itu dengan proses seleksi isu dan bagaimana

menonjolkan aspek isu atau realitas tesebut dalam berita. Disini framing

dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas

sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi yang besar dari pada isu – isu

yang lain.

Sehingga jelas bedasarkan Gitlin dalan Eriyanti, dengan framing

jurnalis memproses berbagai inormasi yang tersedia dengan jalan

mengemasnya sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan

disampaikan pada khalayak. ( Eriyanto, 2005 : 69 ).

Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas

dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai

dan dikontruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut

menandakan bagaimana peristiwa dan akan ditampilkan. Inilah

sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana media membangun,

menyuguhkan, mempertahankan dan memproduksi suati peristiwa kepada

(38)

2.1.7 Proses Framing Pan dan Kosicki

Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang

saling berkaitan, yaitu konsepsi psikologis dan konsepso sosiologis.

Pertama yaitu konsep Psikologis. Framing dalam konsepso ini berkaitan

dengan struktur dan proses kogniti, bagaimana seseorang mengolah

sejumlah informasi dan ditujukan dalam skema tertentu. Dalam pandangan

psikologis lebih melihat pada proses internal seseorang, bagaimana

individu kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang

tertentu. Kedua, konsepso sosiologis. Frame disini diphami sebaga proses

bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengoganisasikan dan

menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di

luar dirinya. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana

kontruksi sosial atas realitas.

Konsepsi psikologis dan sosiologis dapat digabung dalam satu

model dapat dilihat dari bagaimana suatu berita diproduksi dan peristiwa

dikontruksi oleh wartawan. Wartawan bukanlah agen tunggal yang

menafsirkan peristiwa, sebab paling tidak ada tiga pihak yang paling

berhubungan : Wartawan, Sumber dan Khalayak.

Dalam mengkontruksi realitas, wartawan tidak hanya

menggunakan konsepso yang ada dalam pikirannya semata. Pertama

proses kontruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri

(39)

realitas dipahami. Ini umumnya dipahami bagaimana kebenaran diterima

secara Taken for granted oleh wartawan. Sebagai bagian dari lingkungan

sosial, wartawan akan menerima nilai – nilai, kepercayaan yang ada dalam

masyarakat. Kedua, ketika menulis dan mengkontruksi suatu berita,

wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong. Hal ini

karena wartawan bukan menulis untuk dirinya sendiri, melainkan untuk

dinikmati oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja,

profesi jurnalistik dan standar professional dari wartawan. ( Eriyanto,2005

: 252 – 254 ).

2.1.8. Perangkat Framing Pan dan Kosicki

Analisis framing yang akan dipergunakan dalam penelitian ini

memaknai model yang diperkenalkan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki. Melalui tulisan mereka “ Framing Analysis : An Approach to

News Discourse “, Pan dan Kosicki ( 1993 ) mengoperasionalkan empat

dimensi structural teks berita sebagai perangkat framing : Sintaksis, Scrip,

Tematik dan Retoris.

Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang

berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang

dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan

(40)

secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana

seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda

yang dimunculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini perangkat raming

dibagi menjadi empat bagian struktur besar. Pertama; Struktur Sintaksis,

Kedua; Struktur Scrip, Ketiga; struktur tematik, Keempat; struktur retoris (

Sobur,2001 : 175 – 176 ).

KERANGKA FRAMING PAN DAN KOSICKI

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG

DIAMATI

SINTAKSIS

Cara Wartawan

Menyusun

Informasi

1.Skema Berita Headline,Lead,Latar

Fakta,Kutipan

Sumber, Pernyataan,

Penutup

SKRIP

Cara Wartawan

Mengisahkan

Fakta

2.Kelengkapan

Berita

(41)
(42)

1. Sintaksis

Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan

menyusun peristiwa- pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas

peristiwa – kedalam bentuk susunan kisah berita. Dengan demikian,

struktur sintaksis bisa diamati dari bagan berita ( Headline yang dipilih,

lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang

dikutip dan sebagainya ). Bentuk sintaksis yang paling popular adalah

struktur Piramida Terbalik, dimana bagian yang diatas lebih penting

dibandingkan bagian yang dibawahnya.

a. Headline

Headline merupakan aspek sintaksis dari beritadengan tingkat

kemenonjolan yang tinggi menunjkkan kecenderungan berita.

Pembaca cenderung lebih mengingat headline yand dipakai

daripada bagian berita. Headline mempunyai framing yang

kuat ( Eriyanto,2005 : 257 ).

Posisi judul dianggap penting karena sekilas kalau pembaca

dahulu. Judul berita ( headline ) pada dasarnya mempunyai tiga

fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita, meringkaskan

atau mengintisarikan cerita dan memperbagus halaman. Dalam

judul berita tidak diizinkan mencantum sesuatu yang bersifat

(43)

b. Lead

Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari

berita, menunjukkan perpektif tertantu dari peristiwa yang

diberitakan ( Eriyanto, 005 : 258 ). Lead adalah intisari berita

yang mempunyai 3 fungsi, yakni : (1) Menjawab Rumus 5W +

1 H ( what,who,when,where,why, how ), (2) Menekankan

News Feature Of Story dengan menempatkan pada posisi awal,

dan (3) Memberikan identifikasi tentang orang, tempat dan

kejadian yang dibutuhkan bagi pemahaman cepat berita itu (

Sobur, 2001 : 77 ).

c. Latar Informasi

Ketika menulis beritas biasanya dikemukakanlatar belakang

atas dperistiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menetukan kea

rah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Ini merupakan

cerminan idelogis, dimana komunikator dapat menyajikan latar

belakang dapat juga tidak, bergantung pada kepentingan

mereka ( Sobur, 2001 : 79 ). Latar umumnya ditampilkan di

awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul

dengan maksud mempengaruhi dan member kesan bahwa

pendapat wartawan sangat beralasan. Karena itu latar

membantu menyelidiki bagaimana seseorang member

(44)

d. Kutipan Sumber

Pengutipan sumber berita dalam penulisan berita dimaksudkan

untuk membangun objektifitas – prinsip keseimbangan dan

tidak memihak ( Eriyanto, 2005 : 259 ). Ini juga merupakan

bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh

wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan

pendapat dari orang yang mempunya otoritas tertentu.

2. Skr ip

Struktur skrip berhubungan dengan bagaimana media mengisahkan

atau menceritakan peristwa dalam bentuk berita. Pola

pengorganisasian peritiwa dapat dilihat dari hadirnya komponen –

komponen atau unsure kelengkapan berita yang sejalan dengan kaidah

– kaidah jurnalistik yaitu bentuk 5W + 1H. Penerapan penulisan

beritas yang disusun sebagai suaru cerita dengan strategi cara bercerita

tertentu, dilakukan institusi media, dalam hal ini oleh wartawan tidak

lain untuk menarik perhatian pembaca. Segi cara bercerita dan unur

kelengkapan berita dapat menjadi penanda framing yang penting dan

ingin ditampilkan. Skrip merupakan salah satu strategi wartawan

dalam mengkontruksi berita dan skrip member tekanan mana yang

(45)

menyembunyikan informasi penting. Bentuk umum dari struktur skrip

adalah pola 5W + 1 H – what,who,where,when,why,how.

What : Peristiwa apa yang sedang terjadi?

Who : Siapa yang terlibat dalam peristwa itu?

When : Kapan peristiwa itu terjadi?

Where : Dimana peristiwa itu terjadi?

Why : Mengapa peristiwa itu terjadi?

How : Bagaimana terjadinya peristiwa itu terjadi?

3. Tematik

Struktur tematik berhubungan dengan ara wartawan

mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat,

atau hubungan antar kalimat yang membentuk secara keseluruhan.

Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam

bentuk yang lebih kecil. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari

perangkat tematik ini, antara lain :

a. Detail

Elemen detail berhubungan dengan control informasi yang

(46)

menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan

dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, dia akan menampilkan

informasi dalam jumlah sediti ( bahkan kalau tidak perlu

disampaikan ) kalau hal ini merugikan kedudukannya. Detail

berhubungan dengan apakah sisi informasi tertentu diuraikan

secara panjang atau tidak. ( Sobur. 2001 : 79 ).

b. Maksud Kalimat, Hubungan

Elemen maksud kalimat melihat apakah teks itu disampaikan

secara eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara

telanjang ataukah tidak. Umumnya, informasi yang

menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan

jelas, seblaiknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara

tersamar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah kepada

public hanya disajikan informasi yang menguntungkan

komunikator ( Sobur, 2001 : 79 ).

c. Nominalisasi Antar kalimat

Dengan melakukan nominalisasi, dapat member sugerti kepada

khalayak adanya generalisasi. Hal ini berhubungan dengan

pertanyaan apakah komunikator memandang objek sebagai sesuatu

yang tunggal berdiri sendiri ataukah sebagai suatu kelompok (

(47)

d. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau

kelaimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan

fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan

koherensi. Sehingga fakta yang idak berhubungan sekalipun dapat

menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.

Pertama, koherensi sebab akibat. Proposisi atau kalimat satu

dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Proposisi sebab

akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “ sebab “ atau “

karena “. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu

dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Koherensi

penjelas ditandai dengan pemakaian kata hubung “ dan” atau “

lalu”. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu

dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.

Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan”

atau “ sedangkan” ( Eriyanto, 2005 : 263 ).

e. Bentuk Kalimat

Berhubungan dengan cara berfikit logis, yaitu prinsip kausalitas.

Logika kusalitas kalah diterjemahkan kedalam bahasa menjadi

susunan objek ( Menerangkan ) dan predikat ( Yang DIterangkan ).

Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata

(48)

kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi

objek dari pernyataanya ( Sobur,2001 : 81 ).

f. Kata Ganti

Elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu

komunitas imajinatif. Perngulangan kata yang sama tanpa seuatu

tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak.

Perngulangan hanya diperkenlakan kalau kata itu dipentingkan

atau mendapat penekanan ( Sobur,2001 : 82 ).

4. Retoris

Struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan

arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian

pilihan kata, idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna member

penekanan pada arti tertentu.

Ada beberapa elemen struktur retoris, Antara lain :

a. Leksikon

Pemilihan dan pemakaian kata – kata tertentu untuk menandai atau

menggambarkan peristiwa. Pilihan kata – kata yang dipakai tidak

semata – mata hanya karena kebetulan, tetapi secara ideologis

(49)

realitas. Pemakaian kata – kata tersebut sering kali diiringi dengan

penggunaan label – label tertentu ( Eriyanto, 2004 : 264 ).

b. Grafis

Dalam teks berita, grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan

yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf cetak

tebal, huruf miring, huruf besar, pemakaian garis bawah,

pemberian warna, foto, pemakaian caption, raster, grafik, gambar,

table atau efek lain untuk mendukung arti suatu pesan ( Eriyanto,

2005 : 266 ).

c. Metafora

Di dalam suatu teks berita, seorang komunikator tidak hanya

menyampaikan pesan pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan,

metafora yang dimaksud sebagai ornament atau bumbu dari suatu

teks. Tetapi, pemakaian metafora tertentu boleh jadi menjadi

petunjuk utama untuk mengerti suatu teks. Metafora tertentu

dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan

berfikir.Alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu

kepada public. ( Sobur, 2001 : 84 ).

d. Pengandaian

Pengandaian adalah strategi lain yang dapat member citra tertentu

(50)

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.

Pengandaian hadir dengan member pernyataan yang dipandan

terpercaya dan karenanya tidak perlu dipertanyakan ( Sobur,2001 :

79 ).

2.2 Kerangka Ber fikir

Pekerjaan media pada dasarnya adalah yang berhubungan dengan

pembentukan realitas. Realitas bukanlah sesuatu yang tersedia, yang

kemudian ditampilkan wartawan dalam pesan – pesannya lewat berita.

Berita merupakan hasil dari kontruksi dan realitas dari sebuah proses

manajemen ternyata tidak selalu menghasilkan makna yang sama seperti

yang diharapkan wartawan dalam diri khalayak pembacanya.

Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena di media, berita ini

cukup besar dan menarik untuk diikuti yaitu memberitakan tentang

Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa bisnis penukaran uang di

pinggir jalan menjelang lebaran kemarin dinggap haram karena adanya

unsur riba dalam proses bisnis tersebut. Pemberitaan yang beragam dari

berbagai media menjadi topic hangat pada tanggal 8 agustus sampai saat

lebaran tiba dan menuai perhatian masyarakat mengingat kegiatan bisnis

tersebut juga dilakukan oleh masyarakat banyak di seluruh Indonesia.

(51)

pinggir jalan memang popular, terbukti dari komentar dari khalayak yang

membaca berita tersebut, baik di Okezone.com dan Vivanews.com juga

mendapat pendapat yang banyak dengan berbagai alasan, juga Readership

juga banyak dari kedua media tersebut, dan jika dipandang dari segi

variatif dan kontruksi realitas nya, media Okezone.com lebih banyak

pemberitaan tentang MUI ini daripada Vivanews.com. Karena

Okezone.com memang karakteristik pemberitaannya lebih melebar dengan

bebagai sumber dan jika di Vivanews.com lebih ke sumber – sumber

tertentu yang berkopenten dalam fenomena tersebut, memang sudah

karakteristik Vivanews.com untuk memproduksi berita lebih tertuju pada

pokok permasalahan dan sumber tertentu.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah

analisis framing yang mana dipakai untuk mengetahui realitas yang

dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai

dan di kontruksi ( dirangka bangun ) dengan bentukan dan makna tertentu,

sehingga elemen tersebut menandakan sebuah peristiwa berlangsung. Dari

latar belakang tersebut maka paradigm, konsep dan teori yang digunakan

peneliti adalah paradigm Konstruktivisme.

Dalam penelitian ini menggunakan model Zhongdang Pan Dan

Gerald M. Kosicki. Perangkat framig dibagi menjadi empat bagian

struktur besar, yaitu : Sintaksis, Skrip, Tematik dan Retoris. Keempat

(52)

elemen – elemen semantic narasi berita dalam satu koherensi global.

Keempat struktur ini merupakan suatu rangkaian yang dapat mewujudkan

framing dari suatu media. Selengkapnya tertera pada bagan dibawah :

Perist iw a M ajelis Ulama Indonesia M engharamkan Jasa Penukaran Uang Baru DI Piggir Jalan Jelang Lebaran

M edia Online Okezone.com dan Vivanew s.com

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis framing. Analisis

framing digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas ( peristiwa, actor,

kelompok, dan lain sebagainya ). Dikontruksi oleh media dengan cara dan

teknik apa peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Apakah dalam berita itu

ada bagian yang dihilangkan, tepat, atau bahkan disembunyikan dalam

pemberitaan semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknisi

jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan

ditampilkan ( Eriyanto, 2005 : 3 ).

Pada dasarnya analisis framing terdapat instrument metodologis

atau perangkat framing yang dipakai untuk mengkontruksi sebuah wacana

berita dengan melakukan penonjolan – penonjolan tertentu, metode

analisis framing sengat tepat digunakan untuk menangkap kecenderungan

sikap dan perspektif media dalam pemberitannya.

Pada penelitian ini yang akan dijelaskan adalah bagaimana cara

media membingkai atau mengkontrusi berita – berita mengenai Majelis

Ulama Indonesia yang menharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir

Gambar

Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 Frame Okezone.com
Tabel 5
+3

Referensi

Dokumen terkait