Lebar an 1432 Hijr iah”
( Studi Analisis Framing Kasus Majelis Ulama Indonesia yang Menghar amkan J asa Penukaran Uang Baru di Pinggir J alan J elang Lebar an 1432 H Pada Vivanews.com dan Okezone.com Periode 08 Agustus Sampai 12 Agustus 2011 )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “ Veteran “ J awa Timur
Oleh :
Ricco Aldyan L
NPM. 0743010320
Yayasan Kesejahter aan Pendidikan dan Per umahan
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi
MENGHARAMKAN J ASA PENUKARAN UANG BARU DI PINGGIR J ALAN J ELANG LEBARAN 1432H ( Studi Analisis Framing Kasus Majelis Ulama Indonesia yang Mengharamkan Jasa Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan Jelang Lebaran 1432H pada Vivanews.com dan Okezone.com Periode 08 Agustus Sampai 12 Agustus 2011 )
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bagaimana situs berita online Okezone.com dan Vivanews.com membingkai pemberitaan tentang pernyataan Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan jasa penukaran uang baru dipinggir jalan menjelang lebaran 1432H yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011, dengan periode pemberitaan dari 08 s.d 12 Agustus 2011. Pernyataan MUI ini dikeluarkan karena semakin banyaknya jasa penukaran uang di pinggir jalan ini setiap tahunnya, oleh karena itu MUI mengeluarkan pernyataan bahwa penukaran uang baru di pinggi jalan itu dianggap haram, karena adanya unsur riba, yaitu mengambil keuntungan pribadi dari penukaran uang dengan uang yang tidak diperboleh kan dalam hukum agama islam dan Al – Qur’an. Jika penukaran uang dengan uang itu tidak boleh ada nilai atau nominal lebih, harus setara nilainya, jika tidak maka akan dianggap riba dan riba itu sendiri haram.
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing dengan mengangkat perangkat analisis dari Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Teori yang digunakan adalah teori – teori dari 4 unsur elemen yang dijelaskan Pan dan Kosicki yaitu: Sintaksis ( cara wartawan menyusun berita ), Skrip ( Cara wartawan mengisahkan berita ), Tematik ( cara wartawan menulis berita ) dan Retoris ( cara wartawan menekan fakta ).
Data – data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data primer yaitu berita yang dimuat mengenai pernyataan Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan di situs berita online Okezone.com dan Vivanews.com mulai tanggal 8 agustus 2011 sampai 12 agustus 2011. Dara sekunder adalah data – data yang diperoleh dari informasi – informasi yang relevan dari buku, surat kabar, internet untuk menambah dan mendukung informasi dari penelitian.
Setelah dianalisis, terlihat bahwa kedua media memiliki frame yang berbeda dalam menyikapi pernyataan Majelis Ulama Indonesia terkait pernyataannya yang mengharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan. Dalam pemberitaan kasus tersebut, Okezone.com lebih melihat dari sisi sosial dan dampak akibat dari pernyataan MUI. Dengan sumber dari penjual, masyarakat dan beberapa institusi yang berhubungan dengan sosial dan keagamaan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa berita okezone.com tidak sepaham dengan pernyataan MUI dengan faktor itu sudah menjadi suatu pekerjaan dan sandang pangan penjual dalam meraih keuntungan serta tanggapan lain adalah ketidak jelasannya MUI dalam menyimpulkan pernyataannya, baik dilihat dari hukum agama, dan tingkat financial dari orang – orang yang bersangkutan. Dan jika vivanews.com lebih bahwa haramnya penukaran uang itu jelas, karena di sangkutkan dengan norma dan hokum atau aturan dalam agama. Memang benar penukaran uang itu dianggap riba, tetapi vivanews.com tidak melihat dari sisi sosial orang yang membutuhkan.
Kesimpulannya, masing – masing media memiliki perbedaan tersendiri dalam menbingkai suatu realitas, dari mana ideology itu dibentuk, apakah dilihat dari sisi sosial, atau logika bedasarkan fakta yang terjadi.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt. Atas terselesaikannya Proposal Skripsi
ini. Tidak bisa berkata-kata selain pujian rasa syukur kehadirat Allah Swt. atas
rahmat dan karunia-Nya yang selalu mencurahkan kasih sayang kepada
umatnya sehingga Proposal Skripsi dengan judul “ Pembingkaian Berita Kasus
Majelis Ulama Indonesia yang Menghar amkan J asa Penukaran Uang Baru di
Pinggir J alan J elang Lebaran 1432H ” dapat terselesaikan dengan baik.
Penelitian ini membutuhkan banyak sekali usaha baik tenaga maupun
pikiran. Peneliti didalam menyelesaikan penelitiannya tidak sendiri karena
banyak sekali yang memberikan dukungan doa dan motivasi dari orang-orang
yang terdekat peneliti. Karena itu dengan tulisan ini setidaknya untuk
menggantikan ucapan rasa terima kasih peneliti kepada orang-orang yang
menjadi bagian penting didalam kehidupan peneliti.
Berikut ini rasa ucapan syukur dan banyak terima kasih diberikan
peneliti kepada :
1. Ibu Dra. Hj Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional
iv
3. Ibu Dra. Dyva Claretta. Msi selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing saya dengan penuh pengertian sehingga berkat bimbingan
beliau Proposal Skripsi ini bisa terselesaikan.
4. Kedua Orang Tua, Nenek Tercinta dan adik peneliti yang selalu
memberikan doa dan dorongan yang tidak henti-hentinya kepada peneliti.
5. “ My Kirei “, orang yang paling berpengaruh penting dalam kehidupan
peneliti baik memberi dukungan maupun motivasi kepada peneliti.
6. Sahabat-sahabat peneliti yaitu Fikri Rsyd, Bondan JP, Hanop, Indra, Mail,
Pak Daut Kwist, teman-teman Media XPHOSE, KINNE dan teman-teman
fotografer yang peneliti kenal beserta teman-teman yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, Terima Kasih Dukungannya semoga Tuhan Memberkatimu.
Terima Kasih.
Akhirnya peneliti berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Segala saran dan kritik selalu diharapkan dari peneliti yang
bersifat membangun selalu terbuka lebar dan ditujukan kepada pihak siapa saja
untuk menjadikan penelitian ini bermanfaat bagi semua orang yang menjadi
Adik adik kelas.
Surabaya, 25 Oktober 2011
HALAMAN J UDUL ... i
HALAMAN PERSETUJ UAN UJ IAN SKRIPSI... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
ABSTRAKSI... x
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 14
1.3. Tujuan Penelitian ... 14
1.4. Kegunaan Penelitian ... 14
1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 14
1.4.2. Kegunaan Praktis ... 15
BAB II KAJ IAN PUSTAKA... 16
2.1. Landasan Teori ... 16
2.1.1. Jurnalisme Online Sebagai Media Massa... 16
2.1.2. Situs Berita Online... 19
2.1.3. Ideologi Media ... 24
2.1.4. Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas... 26
2.1.5. Kriteria Umum Berita... 27
2.2. Kerangka Berpikir ... 43
BAB III METODE PENELITIAN...46
3.1. Metode Penelitian ……... 46
3.2. Definisi Operasional... 47
3.3. Subjek dan Objek Penelitian... 48
3.4. Unit Analisis... 48
3.5. Korpus... 49
3.6. Teknik Pengumpulan Data... 50
3.7. Teknik Analisis Data... 51
3.8. Langkah – langkah Analisis Framing Pan dan Kosicki... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 54
4.1. Gambaran Umum Objek dan Penelitian...54
4.1.1 Sejarah Okezone.com...54
4.1.2 Sejarah Vivanews.com... 56
4.2. Frame Okezone.com dan Vivanews.com... 58
4.2.1 Frame Okezone.com Tanggal 08 Agustus 2011... 58
4.2.2 Berita Okezone.com Tanggal 09 Agustus 2011... 66
4.2.3 Berita Okezone.com Tanggal 11 Agustus 2011... 72
4.2.4 Frame Vivanews.com Tanggal 08 Agustus 2011... 80
5.2 Saran... 94
DAFTAR PUSTAKA... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Framing dan kontruksi berita Majelis Ulama Indonesia.. 45
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kerangka Framing Pan dan Kosicki... 32
Tabel 2 Frame Okezone.com Tukar Uang Di Jalan Boleh, Asal ada
Akad yang jelas... 64
Tabel 3 Frame Okezone.com Diharamkan Jasa Penukaran Uang Tetap
Beroperasi... 70
Tabel 4 Frame Okezone.com MUI Dianggap Lebay Mengharamkan Jasa
Penukaran Uang... 79
Tabel 5 Frame Vivanews.com MUI, bisnis penukaran uang di pinggir
jalan haram... 84
Tabel 6 Frame Vivanews.com Muhammadia Tidak Mengharamkan
Lampiran 2 Diharamkan Jasa Penukaran Uang Tetap Beroperasi 98
Lampiran 3 MUI Dituding Lebay Haramkan Jasa Penukaran Uang 100
Lampiran 4 MUI, Bisnis Penukaran Uang Haram 102
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehadiran media massa di tengah masyarakat merupakan salah
satu sarana dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Masing – masing
media mempunyai kebijakan sendiri dalam menyusun isinya, karena
masing – masing media tidak hanya melayani masyarakat yang beragam
tetapi juga menyangkut individu atau kelompok sosial.
Media massa merujuk kepada keseluruhan institusinya yang
merupakan pembawa pesan – Koran, majalah, stasiun pemancar yang
mampu menyampaikan pesan – pesan ke jutaan orang nyaris serentak,
sebagai pranata sosial, keberadaanya tidak hanya membuahkan manfaat,
namun juga masalah : control, pembatasan pemerintah, sarana penunjang
ekonomi dan seterusnya.
Media online pun mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang
sama dengan media lainnya. Jurnalistik online adalah tipe baru jurnalistik
karena sejumlah fitur dan karakteristik berbeda dari jurnalisme tradisional.
Fitur – fitur uniknya mengemuka dalah teknologinya, menawarkan
kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita.
Dalam buku Journalism and New Media karangan J. pavlik menyebut tipe
baru jurnalisme ini sebagai “ contextualized journalism “, karena
kemampuan multimedia bedasarkan platform digital, kualitas – kualitas
interakti komunikasi online dan fitur – fitur yang ditatanya ( Santana, 2005
: 137 ). Jurnalistik online didefinisikan sebagai suatu proses pelaporan
fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui saluran internet. Pada
dasarnya jurnalistik konvensional dan jurnalistik online tidaj berbeda jauh,
yang membedakan hanya medium penyebarluasannya saja. Dari segi sifat,
keduanya sama- sama dituntut untuk menyajikan berita paling up to date
secepat mungkin dan se actual mungkin. Karena dalam media online
ketepatan dan kecepatan dalam penyebaran dan pengeluaran berita
meupakan kewajiban yang harus dilakukan dari setiap media online
sehingga masyarakat akan percaya dan beranggapan bahwa media tersebut
menjadi dan menampilkan berita yang hangat yang sedang terjadi, jadi
intinya setiap ada informasi atau peristiwa terbatu, mereka langsung
melaporkannya. Perbedaan yang paling jelas terletak pada media dan
mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebaran beritanya.
Jurnalistik online merupakan jurnalistik yang menganut proses pencarian,
pengolahan dan penyebaranluasan informasi melalui fasilitas dalam
internet. Akan tetapi dalam jurnalistik online tidak terpaku pada kaidah
bahasa yang digunakan dalam jurnalistik secara umum. Karakteristik
jurnalistik online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah
kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat pralihan
maupun mengarsip artikel – artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun
nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalistik konvensional,
namun jurnalistik online dimungkinkan untuk melakukannya lebih mudah
dan cepat karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada
jurnalistik konvensional.
Ketika produk media massa sampai kepada masyarakat
sesungguhnya merupakan hasil “ rekontruksi realita”. Bahwa peristiwa
yang disaksikan atau dialami oleh reporter dan juru kamera diproses
melalui editing dan re-editing penyuntingan ulang, baik oleh repoter dan
juru kamera maupun oleh editor dan redaktur maupun pemimpin redaksi.
Suatu proses yang cukup kompleks meskipun berlangsung cepat. Ini yang
disebut sebagai rekontruksi atas realita ( Pareno, 2005 : 4 ).
Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita,
Setiap informasi yang tidak memiliki nilai berita, menurut pandangan
jurnalistik tidak layak untuk dimuat, disiarkan atau ditanayangkan di
media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai berita atau member
banyak manfaat kepada public yang patut mendapat perhatian media. Jadi
secara garis besar media telah menjadikan dunia ini sebagai “ global
village “ , media atau institusi berita menyajikan peristiwa – peristiwa atau
berita dari mana pun dan dari bagian dunia manapun dalam media online
tersebut jadi seakan – akan dunia ini kecil seperti sebuah desa. Pandangan
dunia. Berbagai peristiwa di dunia diberi makna dalam bingkai tersebut.
Tanpa bingkai tersebut, kejadian – kejadian akan tampak kacau balau dan
membingungkan. Bingkai adalah “ scenario “ yang ditulis wartawan
untuk meletakkan setiap peristiwa dalam suatu alur yang runtut. Namun
scenario yang dibuat oleh wartawan pun sarat dengan kepentingan pribadi,
dan kepentingan – kepentingan tersebut mempengaruhi bagaimana mereka
memandang dunia.
Untuk membuat informasi menjadi lebih bermakna biasanya
sebuah media melakukan penonjolan – penonjolan terhadap suatu berita.
Dalam mengambil keputusan mengenai isi mana yang akan ditonjolkan
tentu melibatkan nilai dan ideology pada wartawan yang terlibat dalam
proses produksi dalam sebuah berita. ( sobur, 2001 : 163 )
Ketika kebebasan pers marak belakangan ini sejak era informasi,
banyak media cetak lebih mengutamakan berita yang cenderung berbau
sensasional. Masalah obyektifitas pemberitaan pun menjadi perdebatan
klasik dalam studi media. Jurnalistik obyektif adalah mustahil. Semua
karya jurnalistik pada dasarnya subyektif, mulai dari pencarian berita,
peliputan, penulisan sampai penyuntingan berita. Nilai – nilai subyektif
wartawan ikut mempengaruhi proses kerja jurnalistik.
Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat
media adalah sebuah pandangan dimana ideology dipresentasikan. Ini
berarti satu sisi media dapat menjadi sarana penyebaran ideology
penguasa, alat legitimasi dan control atas wacana public. Namun disisi
lain, media juga dapat menjadi alat ukur dalam membangun kultur dan
ideology tandingan. Hal ini berkaitan dengan cara pandang atau perspektif
yang digunakan oleh masing – masing pihak.
Masing – masing institusi media tentunya memiliki ideology serta
visi dan misi tersendiri. Ideologi tersebut akan mempengaruhi kebijakan
redaksional media. Seorang wartawan yang bekerja di suatu media dengan
kebijakan redaksional tentunya akan mencai, meliput, menulis dan
melaporkan peristiwa atas realitas bedasarkan kebijakan redaksional
media. Kebijakan redaksional tersebut cara dia menuliskan berita, akan
mencerminkan ideology institusi media dimana dia bernaung. Sikap atau
tendensi sang wartawan dalam meliput atau melaporkan sebuah berita
akan sekaligus menunjukkan sikap dan tendensi institusi media tempat
mereka bernaung, seperti halnya parameter yaitu seorang wartawan dalam
peliputan ada hal hal lain yang harus dihindari dan bahkan harus diketahui,
semua itu tidak jauh beda dari media yang diikuti. Sebagai contoh ada
sebuah berita yang menggambarkan kecelakaan di jalan tol, pada sebuah
media ada yang diharuskan untuk meliput serta menulis bahwa kecelakaan
di jalan tol tersebut adalah pengaruh hal gaib. Tetapi semua itu tergantung
Perpektif media juga menentukan fakta yang dipilih dan
ditonjolkan. Penonjolah merupakan proses membuat informasi jadi lebih
bermakna. Realitas yang disajikan secara menonjol memiliki potensional
untuk dipertahankan dalam mempengaruhi pembaca dalam memahami
realitas.
Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok
mempunyai peluang besar untuk diperhatikan dan mempunyai khalayak
dalam memahami realitas karena itu dalam prakteknya, framing dijalankan
oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mngabaikan isu lain, serta
menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi
wacana. ( Sobur,2001 : 164 )
Media bukanlah saluran yang bebas. Media juga berlaku sebagai
subyek yang mengkontruksi relitas, lengkap dengan pandangan, bias dan
pemihakannya. Tentu saja penonjolan aspek – aspek tertentu dari peristiwa
yang sama akan berbeda pula. Pembahasan framing pada media yang
berbeda kali ini peniliti mengkontruksi tentang perbedaan berita dari
media online Okezone.com dan Vivanews.com tentang mengkontruksi
fenomena yang muncul tentang pemebritan Majelis Ulama Indonesia yang
mengharamkan bisnis penukaran uang di pinggir jalan karena dianggap
mengandung hokum riba atau bisa di bilang konsumen selalu membayar
lebih dari nilai yang ditukarkan. Kegiatan tersebut dipermasalahkan MUI
okezone.com dan vivanews.com melihat dan memahami peristiwa tersebut
dengan cara berbeda. Okezone.com terkait pemberitaan MUI yang
mengharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan jelang lebaran,
pada pemberitaannya sangat menekankan bahwa MUI dianggap
berlebihan dalam mengelurkan pernyataan dan melibat kan tanggapan –
tanggapan tidak setuju dari berbagai pihak mengenai pemberitaan MUI
tersebut, terkesan seperti menyudutkan dan mempersoalkan pernyataan
MUI ini sebagai sesuatu yang tidak mempengaruhi pandangan
masyarakat, tentunya dengan peran dari pihak – pihak luar tertentu yang
memberi tanggapan. Framing dari media satu dan lainnya jelas berbeda
disesuaikan dengan ideolgi wartawan dalam menulis dan mengemas
berita, dan frame dari okezone.com lebih bersifat kontra terhadap
pernyataan Majelis Ulama Indonesia, seperti berita pada tanggal 8 agustus
2011, okezone.com memberi judul “ MUI dituding lebay haramkan jasa
penukaran uang, Kemudian besoknya pada tanggal 9 agustus muncul lagi
pemberitaan tentang Majelis Ulama Indonesia yang menjadi kontra yaitu “
Diharamkan, Jasa Penukaran Tetap beroperasi”Sedangkan pada hari yang
sama Vivanews.com mengangkat judul “ Bisnis Penukaran Uang, Haram!
“, Dilanjutkan pada hari Jum’at Tanggal 12 agustus di beritakan bahwa “
Muhammadyah Tak Haram Kan Penukaran Uang Baru”. Tampak pada
vivanews.com menggunakan headline yang tegas dan sangat – sangat
adalah beberapa pihak seperti contoh Ketua Majelis Ulama Indonesia yang
bertentang keras terhadap bisnis penukaran uang baru di pinggir jalan.
Nampak jelas sekali perbedaan kedua media tersebut dalam membingkai
peristiwa tersebut. Keberpihakan Vivanews.com pada Majelis Ulama
Indonesia. Sedangkan pada Okezone.com terkesan menganggap pernyatan
Majelis Ulama Indonesia ini terlalu berlebihan dan tidak adanya
musyawarah terlebih dahulu dengan masyarakat yang melakukan bisnis
tersebut dan kepada penjual dan memikirkan sebab akibat dari pernyataan
itu akan memperngaruhi pandangan masyarakat terhadap MUI.
Majelis Ulama Indonesia atau MUI singkatnya adalah sebuah Lembaga
Swadaya Masyarakat yang cukup besar dan terkenal mewadai ulama,
cendikiawan islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi
kaum muslimin di seluruh Indonesia, bediri 26 juli 1975.( www.wikipedia.com ). Oleh sebab itu MUI berusaha untuk membuat masyarakat yang kurang tahu atau
tidak tahu soal hokum – hokum atau aturan – aturan dalam islam dengan
membuat fatwah – fatwah dan pernyataan – pernyataan yang diberikan MUI salah
satunya tentang haramnya penukaran uang di pinggir jalan, Maka dari itu alasan
kenapa peneliti memilih permasalahan dari MUI ini salah satunya karena MUI
sendiri adalah sebuah organisasi yang disegani oleh masyarakat untuk bisa
memberikan pandangan tentang hubungan antara realita dan hokum – hokum
ajaran – ajaran nabi tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak boleh.
Tetapi tetap menggunakan norma – norma dari hokum agama islam dan tidak
boleh asal. Terkait dengan pemberitaan di okezone.com tentang pernyataan MUI
mengharamkan penuakran uang baru di pinggir jalan yang dianggap riba, riba
sendiri adalah hal yang dilarang dalam islam seperti pada firman allah SWT.
Mungkin proses penukaran uang baru itu sudah berjalan dari bertahun – tahun
yang lalu menjelang lebaran, jelas jika orang – orang menukarkannya menjelang
lebaran dan lebaran sendiri adalah hari kemenangan umat muslim, dimana
masyarakat muslim merayakan hari kemenangan dengan bahagia dan mencoba
untuk berbagi rezeki kepada orang lain, yaitu dengan bershodaqoh. Dengan
bershodaqoh ini masyarakat berbagi rezeki mereka kepada orang lain dan
masyarakat pun menukarkan uang mereka dengan uang baru dengan berbagai
nominal dan membagikan uang – uang baru tersebut kepada orang yang
membutuhkan terlebih orang – orang yang kurang mampus atau miskin. Dalam
pemberitaan tentang MUI sendiri beribarat berusaha mengingatkan masyarakat
agar tidak menukar uang baru di pinggir jalan, melainkan menukarkanya di bank
saja yang mengadakan juga jasa penukaran uang baru. Karena di bank konsumen
tidak di punggut biaya lebih apapun, nominal uang yang di tukarkan tetap sama.
Tetapi namanya juga masyarakat dan masyarakat juga manusia dan salah satu
sifat manusia adalah ingin “ instan ” jadi masih banyak saja masyarakat yang
menukarkan uang baru itu di pinggir jalan, Karena jika menukarkan di Bank
setelah antri berlama – lama proses penukaran uang baru di bank juga tidak
langsung menukarkan saja tetapi adanya proses idetisifikasi terdahulu atau
pendataan dan nominal uang yang ditukar pun tidak boleh lebih dari Rp.
2.000.000, data tersebut peneliti dapat dari sumber teller di Bank BCA, Syarat –
syarat atau prosedur ini diberikan secara lesan. Oleh karena itu masyrakat yang
ingin menukarkan uang baru secara tidak langsung akan memilih menukarkan di
pinggir jalan dengan alasan tidak ribet, tetapi harus membayar lebih dan ini
menjadi salah satu contoh pihak – pihak tertentu yang ingin mendapatkan
keuntungan dengan membuka bisnis penukaran uang,tetapi tidak di bank
melainkan di pinggir jalan dan membuat aturan bahwa proses penukaran uang
baru tersebut ada sebab akibatnya, yaitu dengan membayar lebih dan lebihnya itu
adalah keuntungan dari penjual dan saking maraknya sampai ratusan pihak yang
membuka jasa seperti itu.
Okezone.com merupakan portal online atau salah satu situs
terpercaya di Indonesia. Diupdate setiap saat setiap menit dan detik selama
24 jam, jadi berita yang disajikan benar – benar actual, dengan readership
lebih dari 100 juta orang per bulannya. Sedangkan Vivanews.com
mencapai 3 juta per harinya, dan juga menjadi peringkat 14 tertinggi
lembaga survey alexa.com untuk seluruh content di Indonesia dan 876
untuk dunia, sedangkan okezone.com berdiri di peringkat 25 untuk seluruh
okezone.com dan vivanews.com karena ke dua media ini adalah media
situs berita yang besar dan memiliki readership yang tinggi angkanya,
dengan tingginya readership secara otomatis peminat situs berita tersebut
paling ramai dilihat, dikunjungi oleh masyarakat dan dipercaya
masyarakat bahwa kedua media ini melaporkan berita sesuai dengan fakta.
Kedua situs berita ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menyeleksi suatu isu dan menulis berita – berita mengenai pernyataan
Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan jasa penukaran uang baru
di pinggir jalan jelang lebaran belakangan ini, hal ini dikarenakan cara
pandang wartawan masing – masing situs dan perbedaan sumber yang
diliput oleh wartawan tersebut baik Okezone.com dan Vivanews.com.
Dalam mempersepsikan kasus tersebut dan kemudian membingkainya
kedalam bentuk susunan berita, Selain itu perbedaan dari cara pandang
kedua situs tersebut dalam mengemas berita dapat disebabkan karena
perbedaan kebijakan redaksi dalam memilih sumber dari kasus tersebut
dan perbedaan visi dan misi dari masing – masing media.
Untuk melihat perbedaan kedua media antara Okezone.com dan
Vivanews.com dalang mengungkap suatu peristiwa atau realitas peneliti
memilih analisis Framing sebagai metode penelitian. Alasannya adalah
analisis framing merupakan metode analisis isi media yang tergolong baru.
Analisis ini mencermati strategi seleksi, Sumber dan oihak keterkaitan
bermakna, menarik, berarti atau mudah diingat, untuk menggiring
interoretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Dengan kata lain
framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana atau cara
pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya yang menentukan
fakta apa yang diambil. Bagaimana yang ditonjolkan dan yang akan
dihilangkan, serta hendak dibaawa kemana berita tersebut. ( Nugroho,
Eriyanto, Surdiais dalam Sobur,2002 : 16 ).
Analisis framing merupakan salah satu model analisis altenatif
yang bisa mengungkapkan suatu fnomena di balik perbedaan, bahkan
pertentangan media dalam mengunkap sebuah fakta. Analisis framing
mengbongkar bagaimana realitas dibingkai oleh media, Akan dapat
diketahui siapa mengendealikan siapa, mana lawan dan kawan, Siapa yang
diuntungkan dan siapa yang dirugikan dan seterusnya.
Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan salah satu model
framing milik Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Pembingkaian
didefinisikan sebagai proses membuat pesan lebih menonjol,
menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih
tertuju pada pesan tesebut dan menurut Zhongdang Pan dan Gerald M
Kosicki ada dua konspsi dari pembingkaian yang saling berkaitan yaitu,
pertama dalam konsepsi Psikologi. Pembingkaian dalam konsepsi ini lebih
dirinya sendiri. Pembingkaian berkaitan dengan struktur dan proses
kognitif, Bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan
ditunjukkan dalam skema tertentu. Pembingkaian di sini dilihat sebagai
penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan
elemen tertentu dari isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi
seseorang. Elemen – elemen yang diseleksi dari suatu isu / peristiwa
tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam
membuat keputusan tentang realitas, Dan yang kedua adalah konsepsi
sosiologis. Kalau pandangan psikologis lebih melihat pada proses
pencernaan dan pemaknaan suatu isu dalam diri individu / internal, dalam
konsep sosiologis bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu
peristiwa dalam cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih
melihat pada bagaimana kontruksi sosial atas realitas. Jadi secara garis
besarnya bagaimana khayalak atau masyarakat dalam menyikapi dan
memaknai permasalahan pernyataan Majelis Ulama Indonesia dalam
ruang pikiran mereka melalui ragam pemberitaan di media dan
menyimpulkan bagaimana dan kenapa dan apa yang terjadi dengan
Majelis Ulama Indonesia membuat pernyataan tersebut dan atas dasar apa
dan menyimpulkan sisi negative dan positif tentang Majelis Ulama
Indonesia dan pemberitaan yang tampil di media serta khalayak memiliki
sebuah pandangan tentang Majelis Ulama Indonesa serta membahasnya
1.2 Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan
uraikan di atas, maka penilitian ini dirumuskan sebagai berikut “
Bagaimana Pembingkaian Berita Majelis Ulama Indonesia Yang
Mengharamkan Bisnis Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan Jelang
Lebaran dalam situs berita online Okezone.com dan Vivanews.com
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita tentang
Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan bisnis jasa penukaran uang
baru di pinggir jalan jelang lebaran dalam situs berita online Okezone.com
dan Vivanews.com
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu
komunikasi tentang pembingkaian berita dengan
mengaplikasikan teori – teori khususnya teori komunikasi
tentang pemahaman pesan yang dikemas oleh media melalui
dapat menjadi landasan pemikiran untuk penelitian
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Memberikan wawasan / cara pandang khalayak media dalam
melihat media mengkontruksi realitas senagai sebuah berita
sehingga khalayak lebih kreati an kritis dalam menghadapi
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 J ur nalisme Online Sebagai Media Massa
Media massa bertambah anggota dengan kelahiran situ – situs
berita di ruang cyber. Publik dewasa ini tak hanya mengenal surat kabar,
majalah, kantor berita, radio dan televisi sebagai media massa, tetapi juga
situ – situs berita di ruang cyber.
Jurnalisme Online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki
sejumlah itur dan karakteristik berbeda dari jurnalisma tradisional. Fitur –
fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan
tidak terbatas dalam memproses dan menyebar berita. J. Pavlik dalam
bukunya Journalism and New Media menyebut tipe terbaru jurnalisme ini
sebagai “contextualized journalism”, karena mengintegrasikan tiga fitur
komunikasi yang unik : kemampuan – kemampuan multimedia
bedasarkan platform digital, kualitas kualitas interaktif komunikasi online
dan fitur – fitur ditatanya. Jurnalisme online didefinisikan sebagai seuatu
proses pelaporan fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui saluran
internet. Pada dasarnya jurnalisne konvensional dan jurnalisme online
tidak berbeda jauh, Yang membedakan hanya medium penyebarluasannya
paling up to date secepat mungkin. Setiap ada informasi atau peristiwa
terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan yang paling jelas
terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan
penyebaran luasan beritanya. Jurnalisme online merupakan jurnalisme
yang menganut proses pencarian, pengolahan dan penyebarluasan
informasi melalui fasilitas internet. Akan tetapi dalam jurnalisme online
tidak terpaku pada kaidah bahasa yang digunakan dalam jurnalistik secara
umum. Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum
tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk
membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online
bisa menerbitkan maupun mengarsip atikel – artkel untuk dapat dilihat
saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme
konvensional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk
melakukannya lebih mudah dan cepat karena informasi yang
disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalisme konvensional.
Berikut adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis
dalam buku Online Journalism, Principles, and Practises of News For The
Web ( Holcomb Hathaway Publisher, 2005 ) :
1. Audience Contr ol. Jurnalisme online memungkinkan audience
untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin
2. Nonlinearity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita
yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak
harus membaca secara berurutan untuk memahami.
3. Storage And Retrieval. Jurnalisme online memungkinkan
berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh
audience.
4. Unlimited Space. Jurnaisme online memungkinkan jumlah
berita yang disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat
menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5. Immediancy. Jurnalisme online memungkinkan informasi
dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
6. Mutimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi
tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan
komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima
audience.
7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya
2.1.2 Situs Berita Online
Sejarah media massa memperlihatkan bahwa teknologi baru tidak
pernah meninggalkan teknologi yang lama, namun mensubtitusinya. Hal
ini dapat dilihat dari suatu contoh yaitu keberadaan radio yang tidak
menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternative,
menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Teori konvergensi
menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus
merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media
terbaru cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi dari model –
model terdahulu. Media baru adalah istilah umum yang ditujukan pada
perubahan bentuk penyajian informasi dan hiburan pada khalayak yang
terjadi terus – menerus. Untuk saat ini yang termasuk dalam media baru
antara lain : Internet, Telepon Seluler dengan fitur WAP, Televisi digital,
DLL. Internet adalah saluran berita yang paling sesuai karena
bisamenyajikan informasi kedalam segala bentuk format media tradisional
yaitu gambar, teks, video dan suara ( Stovall, 2005 : 116 ). Internet adalah
medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari
bentuk – bentuk terdahulu. Karena itu, yang berubah bukanlah
substansinya, melainkan model – model produksi dan perangkatnya ( Hill
dalam Santana, 2005 : 135 ).
Situs berita online merupakan salah satu pemanfaatan internet
yang content oriented. Untuk lebih tepatnya berorientasi penyajian
informasi berupa berita. Secara umum, situs berita online biasa
diindentikkan dengan media tradisional lainnya, namun bersi online, yang
berbeda adalah situs berita online tidak terbit berkala, institusi media dapat
memuat atau meng up-load artikel atau materi terbaru. Setiap ada
perkembangan dan perubahan.
Situs berita online merupakan situs yang ditunjukan untuk
meyampaikan berita dan informasi secara periodic kepada khalayak.
Dalam produksinya, situs berita menggunakan kebijakan dan praktik
jurnalisme tradisional dalam mengumpulkan, menulis dan menyajikan
berita. Situs berita online merupakan sarana untuk sebuah institusi media
menyajikan dan mendistribusikan isinya, Isi berita tersebut ditunjukan
kepada khalayaknya yang terbagi bedasarkan minat dan wilayah geografis
( Stovall, 2005 :124 ).
Secara garis besar karakteristik situ berita online yaitu :
1. Real Time, informasi atau berita dapat dupublikasikan dalam
waktu seketika, baik untuk updating breaking news dan kejadian yang
sudah atau sedang terjadi. Hal ini dapat ditemukan pada kedua situs
berita yang dipilih peneliti. Kecepatan update berita kedua situs sudah
tidak diragukan lagi, waktu upload berita seringkali berjarak tidak
dengan yang lain ataupun update berita berikutnya juga tidal terlalu
berjauhan.
2. Multimedia, Pada jenis ini pembuat berita dapat memasukkan
elemen multimedia seperti teks, grafis, suara, music, motion video atau
flash, dan animasi tiga dimensi. Pada Okezone.com setiap berita yang
disajikan tentu saja disertai oleh grafis yang memperjelas berita. Dan
juga adanya gambar atau grafis yang ditempatkan pada konten
tersendiri yaitu “ Foto “. Sedangkan untuk Vivanews.com grafis atau
gambar ditempatkan pada konten sendiri yaitu “Images”.
3. Interactive, adanya hyperlinks yang mewakili mekanisme utama
interaktiitas pada web, sehingga member pilihan pada public untuk
member tanggapan, berinteraksi atau bahkan meng- customize (
menyesuaikan dengan kebutuhan dari keinginan public bersangkutan )
terhadap berita – berita tertentu ( interactivity ). Kedua situs berita
tentu saja telah menyediakan fasilitas seperti ini bagi khalayak
penggunanya. Pada Okezone.com kolom interaktif disebut “ Surat
Pembaca “ yang fungsingnya memberikan komentar, kritik, dan saran
bagi pemberitaan di Okezone.com, begitu juga di Vivanews.com nama
juga cenderung sama yaitu “ surat pembaca”.
4. Asynchronous. Pendistribusian informasu atau berita melewati
batas waktu, sehingga tidak harus mengakses berita atau informasi
mencari berita hanya tinggal mencari berita yang kita inginkan di
kolon “ Search “, sebagai contoh kita ingin mencari berita tentang
Nokia, kita tinggal menuliskan keyword di kolom “search” atau “cari”.
5. Hypertextual, adalah inovasi terknologi internet lainnya yang
sering disebut yang memungkinkan pengguna untuk mengerti arti dari
seluruh kejadian dalam satu hari dalam konteks yang personal. Proses
ini terdiri dari dalam bentuk alamat – alamat atau link yang
menghubungan pengumuman atau berita pendek ke dalam konteks
yang lebih dalam, penuh dengan ilustrasi, informasi latar dan
pernyataan – pernyataan sebelumnya pada subjek yang sama ( berita
terkait ).
6. Digital, media memproses data – data yang masuk dan mengubah
menjadi angka – angka bukannya menjadi obyek yang lain. Data ini
dapat berupa cahaya, suara atau bentuk apapun ( teks, gambar, foto
DLL ). Data ini kemudian diproses menjadi angka dan dihasilkan atau
diambil kembali dalam bentuk sumber online, digital disk, atau drive
memory yang kemudian diuraikan kembali kedalam tampilan layar
atau dibuat hardcopy-nya.
Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki
1. Fungsi Infor masi
Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, masyarakat
mendapatkan informasi mengenai berbagai fenomena kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, mulai dari informasi mengenai aspek sosial,
kriminalitas, budaya, ekonomi sampai dengan informaso mengenai politik.
Media juga menjadi sarana komunikasi yang efektif antara pemerintah
sebagai pengambil kebijakan dengan masyarakat. Dalam berbagai aspek,
media merupakan pemberi informasi yang pertama kepada masyarakat.
2. Fungsi Edukasi
Fungsi edukasi merupakan fungsi yang dilakukan oleh media
massa dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat, baik mengenai
nilai – nilai maupun norma – norma yang mampu memberikan penyadaran
kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hokum, sosial
budaya dan aspek – aspek lainnya yang pada intinya informasi yang
diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.
3. Fungsi Hiburan
Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih dengan media
elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai acara hiburan ditayangkan
di televisi, baik hiburan untuk anak – anak maupun orang dewasa. Bahkan
nilai – nilai moral dan institusi yang lain, baik keluarga, sekolah maupun
agama.
4. Fungsi Kontr ol Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, media juga
melaksanakan fungsi control sosial. Media memberikan sosialisasi nilai –
nilai yang baik dan buruk, dan media menjadi sarana yang eektif dalam
memberikan control kepada pengambil kebijakan dengan memberikan isu
– isu yang memancing opini public.
2.1.3 Ideologi Media
Konsep ideology dalam sebuah institusi media massa ikut
berpengaruh dalam menentukan arah atau isi pemberitaan yang akan
disampaikan kepada pembaca. Hal ini disebabkan karena teks, percakapan
dan lainnya adalah bentuk praktik ideology atau pencerminan dari
ideology tertentu. ( Eriyanto, 2005 : 13 ).
Dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan
ideology wartawan atau bahwan media yang bersankutan. Ideologi ini
menentukan aspek fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang.
Artinya, jika seorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi,
menampilkan sumber dari satu pihak dan memasukkan opininyap ada
berita itu dilakukan dalam rangka pembenaran tertentu. Dapat dikatakan
kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan
ideology yang dominan dalam media itulah yang ditampilkan dalam
berita- beritanya ( Eriyanto, 2005 : 90 ).
Pada kenyataanya berita di media massa tidak pernah netral dan
obyektif. Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapin selalu
dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek
fakta yang lain yang mencerminkan pemilihan media pada salah satu
kelompok atau idologi tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari
subyektifitas sang wartawan dalam mengkontruksi reaitas dengan
mengetahui bahasa yang digunakan dalam berita, pada saat itu juga kita
menemukan ideology yang dianut oleh wartawan dan media yang
bersangkutan. Konsep ideology bisa membantu menjelaskan mengapa
wartawan memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan dari pada fakta yang
lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain, menempatkan sumber beruta
yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata
atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya, idelogi
wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis
menghasilkan berita – berit seperti itu. Disini dapat dikatakan media
merupakan inti instrument ideology yang tidak dipandang sebagai zona
nertal dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi
media lebih sebagai subyek yang mengkontruksi realitas atas penafsiran
wartawan atau media sendiri untuk disebat kepada khalayak ( Eriyanto,
2.1.4 Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas
Pada dasarnya berita meurpakan laporan dari peristwa. Peristiwa
disini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada
gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa ( Birowo.
2004 : 168 ).
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa
tentunya melalui proses pnyeleksian terlebih dahulu, hanya peritiwa yang
layak untuk dijadikan berita akan diangkat oleh media massa kemudian
ditampilkan kepada khalayak ( Eriyanto. 2005 : 26 ).
Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan
dibingkai sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan
oleh wartawan tentunya melalui proses kontruksi atau realitas ini dapat
berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu atau dapat juga
berita tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput atau bahkan
disembunyikan dalam pemberitaan ( Eriyanto, 2001 : 3 ).
Berita merupakan hasil kontruksi sosial dimana selalu melibatkan
pandangan, ideology dan nilai – nilai dari wartawan ataupun dari institusi
media, tempat dimana wartawan tersebut bekerja. Bagaimana realitas
tersebut dijadikan berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu
Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai secara berbeda
oleh masing – masing media. Hal ini terkait dengan visi, misi dan ideology
yang dipakai oleh masing – masing media. Sehingga kadang kala dari
hasil pembingkaian tesebut dapat diketahui bahwa media lebih berpihak
kepada siapa ( jika yang diberiatakan adalah seorang tokoh, golongan atau
kelompok tertentu ). Keberpihakan pemberitaan media teehadap salah satu
kelompok atau golongan dalam masyarakat, dalam banyak hal tergantung
ada Etika, moral dan nilai – nilai.
Aspek – aspek etika, moral dan nilai – nilai tertentu tidak mungkin
dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian dari
integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkontruksi suatu
realitas.
2.1.5 Kriter ia Umum Nilai Berita
Kriteria umum nilai berita ( new Value ) merupakan acuan yang
dapat digunakan wartawan untuk menunjukkan fakta yang pantas
dijadikan berita memilih mana yang lebih baik. Dengan criteria tersebut,
wartawan dapat dengan cepat mendeteksi peristiwa mana yang harus
diliput dan abaikan, memilih peritiwa mana yang terpenting dan terbaik
untuk dimuat, disiarkan melalui medianya kepada khalayak (
2.1.6 Analisis Fr aming
Gagasan ide mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh
beterson tahun 1955 ( Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 161 ). Frame pada
awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan
yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana yang
menyediakan kategori – kategori standar untuk mengapresiasi realitas.
Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun
1974 yang mengandalkan frame sebagai kepingan – kepingan perilaku (
strips of behavior ) yang membimbing individu dalam membaca realitas (
Sobur, 2001 : 162 ). Realitas itu sendiri tercipta dalam konsepsi wartawan.
Sehingga berbagai hal terjadi seperti factor dan orang yang didistribusikan
menjadi peristiwa yang kemudian disajikan untuk khalayak.
G. J. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian
realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara
total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan
terhadap aspek – aspek tertentu, dengan menggunakan istilah yang punya
konotasi tertentu dan dengan bantuan foto, karitkaru, dan alat ilustrasi
lainnya ( Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 165 ).
Pada analisis framing , yang kita lihat adalah bagaimana cara
media memaknai, memahami dan mebingkai sebuah kasus atau peristiwa
yang ada dalam berita. Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat
( peristiwa, aktir, kelompok, atau apa saja ) dibingkai oleh media 9
Eriyanto , 2004 : 3 ).
Dalam ranah studi komunikasi analisis framing mewakili tradisi
yang mengedepankan pendekatan multidisipliner untuk menganalisa
fenomena atau aktivitas komunikasi yang ada. Perspektif komunikasi
framing dipakai untuk membedakan cara – cara atau ideology media saat
mengkontruksi fakta. Karena itu dengan proses seleksi isu dan bagaimana
menonjolkan aspek isu atau realitas tesebut dalam berita. Disini framing
dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas
sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi yang besar dari pada isu – isu
yang lain.
Sehingga jelas bedasarkan Gitlin dalan Eriyanti, dengan framing
jurnalis memproses berbagai inormasi yang tersedia dengan jalan
mengemasnya sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan
disampaikan pada khalayak. ( Eriyanto, 2005 : 69 ).
Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas
dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai
dan dikontruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut
menandakan bagaimana peristiwa dan akan ditampilkan. Inilah
sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana media membangun,
menyuguhkan, mempertahankan dan memproduksi suati peristiwa kepada
2.1.7 Proses Framing Pan dan Kosicki
Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang
saling berkaitan, yaitu konsepsi psikologis dan konsepso sosiologis.
Pertama yaitu konsep Psikologis. Framing dalam konsepso ini berkaitan
dengan struktur dan proses kogniti, bagaimana seseorang mengolah
sejumlah informasi dan ditujukan dalam skema tertentu. Dalam pandangan
psikologis lebih melihat pada proses internal seseorang, bagaimana
individu kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang
tertentu. Kedua, konsepso sosiologis. Frame disini diphami sebaga proses
bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengoganisasikan dan
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di
luar dirinya. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana
kontruksi sosial atas realitas.
Konsepsi psikologis dan sosiologis dapat digabung dalam satu
model dapat dilihat dari bagaimana suatu berita diproduksi dan peristiwa
dikontruksi oleh wartawan. Wartawan bukanlah agen tunggal yang
menafsirkan peristiwa, sebab paling tidak ada tiga pihak yang paling
berhubungan : Wartawan, Sumber dan Khalayak.
Dalam mengkontruksi realitas, wartawan tidak hanya
menggunakan konsepso yang ada dalam pikirannya semata. Pertama
proses kontruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri
realitas dipahami. Ini umumnya dipahami bagaimana kebenaran diterima
secara Taken for granted oleh wartawan. Sebagai bagian dari lingkungan
sosial, wartawan akan menerima nilai – nilai, kepercayaan yang ada dalam
masyarakat. Kedua, ketika menulis dan mengkontruksi suatu berita,
wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong. Hal ini
karena wartawan bukan menulis untuk dirinya sendiri, melainkan untuk
dinikmati oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja,
profesi jurnalistik dan standar professional dari wartawan. ( Eriyanto,2005
: 252 – 254 ).
2.1.8. Perangkat Framing Pan dan Kosicki
Analisis framing yang akan dipergunakan dalam penelitian ini
memaknai model yang diperkenalkan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Melalui tulisan mereka “ Framing Analysis : An Approach to
News Discourse “, Pan dan Kosicki ( 1993 ) mengoperasionalkan empat
dimensi structural teks berita sebagai perangkat framing : Sintaksis, Scrip,
Tematik dan Retoris.
Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang
berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang
dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan
secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana
seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda
yang dimunculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini perangkat raming
dibagi menjadi empat bagian struktur besar. Pertama; Struktur Sintaksis,
Kedua; Struktur Scrip, Ketiga; struktur tematik, Keempat; struktur retoris (
Sobur,2001 : 175 – 176 ).
KERANGKA FRAMING PAN DAN KOSICKI
STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG
DIAMATI
SINTAKSIS
Cara Wartawan
Menyusun
Informasi
1.Skema Berita Headline,Lead,Latar
Fakta,Kutipan
Sumber, Pernyataan,
Penutup
SKRIP
Cara Wartawan
Mengisahkan
Fakta
2.Kelengkapan
Berita
1. Sintaksis
Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan
menyusun peristiwa- pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas
peristiwa – kedalam bentuk susunan kisah berita. Dengan demikian,
struktur sintaksis bisa diamati dari bagan berita ( Headline yang dipilih,
lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang
dikutip dan sebagainya ). Bentuk sintaksis yang paling popular adalah
struktur Piramida Terbalik, dimana bagian yang diatas lebih penting
dibandingkan bagian yang dibawahnya.
a. Headline
Headline merupakan aspek sintaksis dari beritadengan tingkat
kemenonjolan yang tinggi menunjkkan kecenderungan berita.
Pembaca cenderung lebih mengingat headline yand dipakai
daripada bagian berita. Headline mempunyai framing yang
kuat ( Eriyanto,2005 : 257 ).
Posisi judul dianggap penting karena sekilas kalau pembaca
dahulu. Judul berita ( headline ) pada dasarnya mempunyai tiga
fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita, meringkaskan
atau mengintisarikan cerita dan memperbagus halaman. Dalam
judul berita tidak diizinkan mencantum sesuatu yang bersifat
b. Lead
Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari
berita, menunjukkan perpektif tertantu dari peristiwa yang
diberitakan ( Eriyanto, 005 : 258 ). Lead adalah intisari berita
yang mempunyai 3 fungsi, yakni : (1) Menjawab Rumus 5W +
1 H ( what,who,when,where,why, how ), (2) Menekankan
News Feature Of Story dengan menempatkan pada posisi awal,
dan (3) Memberikan identifikasi tentang orang, tempat dan
kejadian yang dibutuhkan bagi pemahaman cepat berita itu (
Sobur, 2001 : 77 ).
c. Latar Informasi
Ketika menulis beritas biasanya dikemukakanlatar belakang
atas dperistiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menetukan kea
rah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Ini merupakan
cerminan idelogis, dimana komunikator dapat menyajikan latar
belakang dapat juga tidak, bergantung pada kepentingan
mereka ( Sobur, 2001 : 79 ). Latar umumnya ditampilkan di
awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul
dengan maksud mempengaruhi dan member kesan bahwa
pendapat wartawan sangat beralasan. Karena itu latar
membantu menyelidiki bagaimana seseorang member
d. Kutipan Sumber
Pengutipan sumber berita dalam penulisan berita dimaksudkan
untuk membangun objektifitas – prinsip keseimbangan dan
tidak memihak ( Eriyanto, 2005 : 259 ). Ini juga merupakan
bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh
wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan
pendapat dari orang yang mempunya otoritas tertentu.
2. Skr ip
Struktur skrip berhubungan dengan bagaimana media mengisahkan
atau menceritakan peristwa dalam bentuk berita. Pola
pengorganisasian peritiwa dapat dilihat dari hadirnya komponen –
komponen atau unsure kelengkapan berita yang sejalan dengan kaidah
– kaidah jurnalistik yaitu bentuk 5W + 1H. Penerapan penulisan
beritas yang disusun sebagai suaru cerita dengan strategi cara bercerita
tertentu, dilakukan institusi media, dalam hal ini oleh wartawan tidak
lain untuk menarik perhatian pembaca. Segi cara bercerita dan unur
kelengkapan berita dapat menjadi penanda framing yang penting dan
ingin ditampilkan. Skrip merupakan salah satu strategi wartawan
dalam mengkontruksi berita dan skrip member tekanan mana yang
menyembunyikan informasi penting. Bentuk umum dari struktur skrip
adalah pola 5W + 1 H – what,who,where,when,why,how.
What : Peristiwa apa yang sedang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam peristwa itu?
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Where : Dimana peristiwa itu terjadi?
Why : Mengapa peristiwa itu terjadi?
How : Bagaimana terjadinya peristiwa itu terjadi?
3. Tematik
Struktur tematik berhubungan dengan ara wartawan
mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat,
atau hubungan antar kalimat yang membentuk secara keseluruhan.
Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam
bentuk yang lebih kecil. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari
perangkat tematik ini, antara lain :
a. Detail
Elemen detail berhubungan dengan control informasi yang
menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan
dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, dia akan menampilkan
informasi dalam jumlah sediti ( bahkan kalau tidak perlu
disampaikan ) kalau hal ini merugikan kedudukannya. Detail
berhubungan dengan apakah sisi informasi tertentu diuraikan
secara panjang atau tidak. ( Sobur. 2001 : 79 ).
b. Maksud Kalimat, Hubungan
Elemen maksud kalimat melihat apakah teks itu disampaikan
secara eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara
telanjang ataukah tidak. Umumnya, informasi yang
menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan
jelas, seblaiknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara
tersamar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah kepada
public hanya disajikan informasi yang menguntungkan
komunikator ( Sobur, 2001 : 79 ).
c. Nominalisasi Antar kalimat
Dengan melakukan nominalisasi, dapat member sugerti kepada
khalayak adanya generalisasi. Hal ini berhubungan dengan
pertanyaan apakah komunikator memandang objek sebagai sesuatu
yang tunggal berdiri sendiri ataukah sebagai suatu kelompok (
d. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau
kelaimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan
fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan
koherensi. Sehingga fakta yang idak berhubungan sekalipun dapat
menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.
Pertama, koherensi sebab akibat. Proposisi atau kalimat satu
dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Proposisi sebab
akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “ sebab “ atau “
karena “. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu
dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Koherensi
penjelas ditandai dengan pemakaian kata hubung “ dan” atau “
lalu”. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu
dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.
Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan”
atau “ sedangkan” ( Eriyanto, 2005 : 263 ).
e. Bentuk Kalimat
Berhubungan dengan cara berfikit logis, yaitu prinsip kausalitas.
Logika kusalitas kalah diterjemahkan kedalam bahasa menjadi
susunan objek ( Menerangkan ) dan predikat ( Yang DIterangkan ).
Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata
kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi
objek dari pernyataanya ( Sobur,2001 : 81 ).
f. Kata Ganti
Elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu
komunitas imajinatif. Perngulangan kata yang sama tanpa seuatu
tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak.
Perngulangan hanya diperkenlakan kalau kata itu dipentingkan
atau mendapat penekanan ( Sobur,2001 : 82 ).
4. Retoris
Struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan
arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian
pilihan kata, idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna member
penekanan pada arti tertentu.
Ada beberapa elemen struktur retoris, Antara lain :
a. Leksikon
Pemilihan dan pemakaian kata – kata tertentu untuk menandai atau
menggambarkan peristiwa. Pilihan kata – kata yang dipakai tidak
semata – mata hanya karena kebetulan, tetapi secara ideologis
realitas. Pemakaian kata – kata tersebut sering kali diiringi dengan
penggunaan label – label tertentu ( Eriyanto, 2004 : 264 ).
b. Grafis
Dalam teks berita, grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan
yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf cetak
tebal, huruf miring, huruf besar, pemakaian garis bawah,
pemberian warna, foto, pemakaian caption, raster, grafik, gambar,
table atau efek lain untuk mendukung arti suatu pesan ( Eriyanto,
2005 : 266 ).
c. Metafora
Di dalam suatu teks berita, seorang komunikator tidak hanya
menyampaikan pesan pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan,
metafora yang dimaksud sebagai ornament atau bumbu dari suatu
teks. Tetapi, pemakaian metafora tertentu boleh jadi menjadi
petunjuk utama untuk mengerti suatu teks. Metafora tertentu
dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan
berfikir.Alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu
kepada public. ( Sobur, 2001 : 84 ).
d. Pengandaian
Pengandaian adalah strategi lain yang dapat member citra tertentu
pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.
Pengandaian hadir dengan member pernyataan yang dipandan
terpercaya dan karenanya tidak perlu dipertanyakan ( Sobur,2001 :
79 ).
2.2 Kerangka Ber fikir
Pekerjaan media pada dasarnya adalah yang berhubungan dengan
pembentukan realitas. Realitas bukanlah sesuatu yang tersedia, yang
kemudian ditampilkan wartawan dalam pesan – pesannya lewat berita.
Berita merupakan hasil dari kontruksi dan realitas dari sebuah proses
manajemen ternyata tidak selalu menghasilkan makna yang sama seperti
yang diharapkan wartawan dalam diri khalayak pembacanya.
Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena di media, berita ini
cukup besar dan menarik untuk diikuti yaitu memberitakan tentang
Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa bisnis penukaran uang di
pinggir jalan menjelang lebaran kemarin dinggap haram karena adanya
unsur riba dalam proses bisnis tersebut. Pemberitaan yang beragam dari
berbagai media menjadi topic hangat pada tanggal 8 agustus sampai saat
lebaran tiba dan menuai perhatian masyarakat mengingat kegiatan bisnis
tersebut juga dilakukan oleh masyarakat banyak di seluruh Indonesia.
pinggir jalan memang popular, terbukti dari komentar dari khalayak yang
membaca berita tersebut, baik di Okezone.com dan Vivanews.com juga
mendapat pendapat yang banyak dengan berbagai alasan, juga Readership
juga banyak dari kedua media tersebut, dan jika dipandang dari segi
variatif dan kontruksi realitas nya, media Okezone.com lebih banyak
pemberitaan tentang MUI ini daripada Vivanews.com. Karena
Okezone.com memang karakteristik pemberitaannya lebih melebar dengan
bebagai sumber dan jika di Vivanews.com lebih ke sumber – sumber
tertentu yang berkopenten dalam fenomena tersebut, memang sudah
karakteristik Vivanews.com untuk memproduksi berita lebih tertuju pada
pokok permasalahan dan sumber tertentu.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah
analisis framing yang mana dipakai untuk mengetahui realitas yang
dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai
dan di kontruksi ( dirangka bangun ) dengan bentukan dan makna tertentu,
sehingga elemen tersebut menandakan sebuah peristiwa berlangsung. Dari
latar belakang tersebut maka paradigm, konsep dan teori yang digunakan
peneliti adalah paradigm Konstruktivisme.
Dalam penelitian ini menggunakan model Zhongdang Pan Dan
Gerald M. Kosicki. Perangkat framig dibagi menjadi empat bagian
struktur besar, yaitu : Sintaksis, Skrip, Tematik dan Retoris. Keempat
elemen – elemen semantic narasi berita dalam satu koherensi global.
Keempat struktur ini merupakan suatu rangkaian yang dapat mewujudkan
framing dari suatu media. Selengkapnya tertera pada bagan dibawah :
Perist iw a M ajelis Ulama Indonesia M engharamkan Jasa Penukaran Uang Baru DI Piggir Jalan Jelang Lebaran
M edia Online Okezone.com dan Vivanew s.com
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis framing. Analisis
framing digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas ( peristiwa, actor,
kelompok, dan lain sebagainya ). Dikontruksi oleh media dengan cara dan
teknik apa peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Apakah dalam berita itu
ada bagian yang dihilangkan, tepat, atau bahkan disembunyikan dalam
pemberitaan semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknisi
jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan
ditampilkan ( Eriyanto, 2005 : 3 ).
Pada dasarnya analisis framing terdapat instrument metodologis
atau perangkat framing yang dipakai untuk mengkontruksi sebuah wacana
berita dengan melakukan penonjolan – penonjolan tertentu, metode
analisis framing sengat tepat digunakan untuk menangkap kecenderungan
sikap dan perspektif media dalam pemberitannya.
Pada penelitian ini yang akan dijelaskan adalah bagaimana cara
media membingkai atau mengkontrusi berita – berita mengenai Majelis
Ulama Indonesia yang menharamkan jasa penukaran uang baru di pinggir