• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

806

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Muhammad Saubari

Email [email protected]

ABSTRAK

Rata-rata nilai ulangan Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 3 Kandangan didapatkan sebesar 60,80 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75, terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa perlu ditingkatkan . Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui model Problem Based Learning Siswa Kelas X IPA SMAN 3 Kandangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tehnik pengumpulan data yaitu observasi, dukumentasi, dan tes yang diberikan kepada 10 orang siswa kelas X IPA SMA Negeri 3 kandangan yang dijadikan sebagai sumber data. Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model problem based learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kata Kunci : Hasil belajar, model pembelajaran Problem Based Learning.

ABSTRACT

The average score of Islamic Religious Education test scores for X grade students of SMAN 3 Kandangan is 60.80 while the standard of completeness that has been set by the school is 75, it is clear that the low learning outcomes of the majority of students need to be improved. The purpose of this classroom action research is to determine the improvement of learning outcomes through the problem-based learning model for students of class X IPA SMAN 3 Kandangan. This study used a quantitative descriptive method with data collection techniques, namely observation, documentation, and tests given to 10 students of class X IPA SMA Negeri 3 cage which were used as data sources. The results of the

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

807

learning activities that have been carried out for two cycles, and based on all the discussions and analyzes that have been carried out, it can be concluded that learning with the problem based learning model has a positive impact in improving learning outcomes of Islamic Religious Education and Budi Pekerti about the wisdom of zakat in Class X SMA Negeri 3 Kandangan South Hulu Sungai Regency.

Keywords: learning outcomes, learning model Problem Based Learning.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. Dari konsep tersebut, pendidikan adalah suatu proses yang terencana diarahkan untuk menciptakan suasana belajar dan mengajardalam rangka mencapai tujuan pendidikan. BerdasarkanUndang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya mencapai tujuan pendidikan yang disebutkan di atas, maka diperlukan tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas metode pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan. (Nurhadi, dkk, 2003:1). Peningkatan mutu merupakan suatu sistem dari berbagai komponen yang saling mendukung hingga terselenggaranya suatu pendidikan yang ideal dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

808

Peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah diperlukan guru, baik secara individual maupun kolaboratif untuk melakukan sesuatu perubahan dunia pendidikan, agar pendidikan dan pembelajaran menjadi berkualitas. Kegiatan pembelajaran adalah inti pendidikan, karena segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. (Djamarah, 2000:18). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru sebagai pengajar merupakan interaksi edukatif yang terkait berbagai komponen, diantaranya standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, metode, media dan evaluasi hasil belajar. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam implementasi pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar. Rancangan ini tergantung pada orang yang menyampaikannya, yaitu guru. Disisi lain, siswa sebagai orang yang menerima pelajaran akan merasakan kemudahan dalam menguasai pelajaran. Ketepatan guru dalam menggunakan model yang tepat dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan juga sangat menentukan. Guru mempunyai kewajiban memilih dan menetapkan model yang relavan, demikian pula media pembelajaran yang digunakan, sehingga memenuhi harapan sesuai yang ditetapkan. Guru yang baik adalah guru yang mampu memilih dan menggunakan model dan media yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Kendala utama dalam menentukan model pembelajaran seringkali kurang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pemilihan model pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum (K13) dianjurkan agar dapat menyelaraskan terhadap materi pelejaran, sehingga memungkinkan adanya modifikasi dari beberapa metode dengan menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Problem Based Learning (PBL) menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

809

materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Langkah- langkah pembelajaran model problem based learning adalah: 1) Mengorientasi peserta didik pada masalah, 2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, 3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Belajar yang diharapkan lebih bermakna dan aktif, agar apa yang dipelajarinya, diketahui, dan dialaminya secara langsung. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi penegatahuan ataupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik pemebelajaran formal maupun Nonformal. (Rusmono, 2017:8) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, danpisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yangmerupakan perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikandalam dimensi-dimensi tertentu (Ahiri, 2017: 18). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. (Kunandar, 2013:62). Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Fakta empirik yang ditemukan penulis di kelas X IPA SMA Negeri 3 Kandangan yaitu, proses pembelajaran yang terjadi bersifat monoton baik bagi siswa maupun bagi sang guru sendiri.

Hal ini terjadi karena mereka kurang diberdayakan dan hanya diperlakukan sebagai objek yang harus duduk manis memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran.Sehingga nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.Berdasarkan nilai ulangan siswa kelas X IPA, didapati nilai hasil belajarnya masih tergolong rendah, yang belum tuntas 9 orang atau 90% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan Minimum (KKM), dan 1 orang atau 10% diantaranya memperoleh nilai diatas standar ketuntasan batas minimum (KKM). Rata- rata nilai ulangan harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 60,80 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

810

adalah 75. Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi perlu ditingkatkan. Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menanggapai persoalan maka akan meningkat juga hasil belajar siswa.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu sebuah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas, dan merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang muncul dan terjadi dalam kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan siswa (Arikunto, 2006:5). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara langsung, di tempat itu dan pada saat itu juga. Selain itu, juga mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah. Upaya tersebut dilakukan secarabersiklus dan kolaboratif. Setelah penetapan masalah penelitian langkah-langkah pokok yang ditempuh pada setiap siklus adalah: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi, 4) refleksi. Bila berdasarkan hasil refleksi tindakan dianggap belum mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan maka perlu dilakukan perencanaan tindakan lanjut untuk siklus berikutnya (Tim Instruktur, 2008:15). Bentuk penelitian tindakan kelas tidak pernah merupakan suatu proses kegiatan tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang kembali ke asal (Arikunto, 2006:16).

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi Hikmah zakat bagi individu dan masyarakat, dan siswa kelas kelas X IPA SMA Negeri 3 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada semester genap tahun pelajaran 2021/ 2022 yang berjumlah 10 orang terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan. Model penelitian yang digunakan adalah model Kurt Lewis.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi), ( Parjono,dkk, 2007 : .21 ) . Tahap- tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Perencanaan

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

811 ..

Penjelasan alur gambar Kurt Lewis di atas adalalah. Pertama, Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Kedua, Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model demonstrasi. ketiga, Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Keempat, Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran, dimana masing - masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Analisis data dilakukan agar memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan berkesinambungan, mulai dari awal data dikumpulkan sampai akhir penelitian. Setelah data diperoleh, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan data dalam bentuk naratif. Dengan demikian pokok permasalahan yang dirumuskan dapat tergambar dengan jelas. Dalam penarikan kesimpulan menerapkan

SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

812

metode induktif yaitu menggunakan data-data yang bersifat umum kemudian dibuat kesimpulan yang bersifat khusus.

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas: pertama, observasi. Teknik pengumpulan data melalui obeservasi (pengamatan) dilakukan oleh peneliti terhadap: Aktivitas belajar siswa menyelesaikan tugas yang dilakukannya dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru selama 2 x 45 menit. Kedua, Test. Teknik pengumpulan data melalui tes untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Tes dilakukan terhadap siswa pada setiap siklus. Soal test dibuat sesuai materi yang diajarkan pada tiap pertemuan. Ketiga, dokumentasi. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi untuk mengarsipkan hasil data observasi, tes dan pelaksanaan kegiatan penelitian. Analisis data dilaksanakan agar memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan di lapangan.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan berkesinambungan, mulai dari awal data dikumpulkan sampai akhir penelitian. Setelah data diperoleh, analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan keadaan data dalam bentuk deskriptif. Dengan demikian pokok permasalahan yang dirumuskan dapat tergambar dengan jelas.

Dalam penarikan kesimpulan menerapkan metode induktif yaitu menggunakan data-data yang bersifat umum kemudian dibuat kesimpulan yang bersifat khusus.

HASIL PENELITIAN

Siklus I terdiri dari : pertama, Perencanaan. Tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKPD 1, soal tes formatif 1 dan media pembelajaran yang mendukung.

Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan model problem based learning, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Kedua, Pelaksanaan Tindakan Siklus I. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 08 Juni – 16 Juni 2022 di Kelas X IPA dengan jumlah siswa 10 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah rekan sejawat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses pelaksaaan pembelajaran. Akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

813

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi hikmah zakat pada siklus I adalah sebagai berikut:

Hasil belajar materi hikmah zakat pada siklus I

No. Rentan

g

Jumlah siswa

1. 90-100 0

2. 70-89 2

3. 50-69 5

4. 0-49 3

Berdasarkan data tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan model problem based learning diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,60 dan ketuntasan belajar mencapai 20% atau ada 2 siswa dari 10 orang sudah tuntas belajar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 20% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan kurang memahami yang diterapkan guru dengan menerapkan model problem based learning. Ketiga, Refleksi. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Kelebihan, model problem based learning sudah dapat diterapkan dan dapat mengurangi metode ceramah yang sering digunakan selama ini, dan ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari 10 % (sebelum siklus) menjadi 20% (setelah siklus I).

Kelemahan, pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan model problem based learning, dan sekalipun ketuntatas hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum siklus dengan setelah siklus I, namun belum mencapai ketuntasan yaitu 80%. Fakor yang menyebabkan adalah guru kurang baik dalam memotivasi siswa, guru kurang baik dalam pengelolaan waktu dan siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. Alasan Tindakan Perbaikan, karena ketuntatas

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

814

hasil belajar siswa secara klasikan belum mencapai ketuntasan yaitu 80%

dan penerapan model problem based learning pada siklus I kurang maksimal memotivasi antusias siswa.

Siklus II terdiri dari: pertama, perencanaan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Revisi tersebut antara lain: Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan, guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan dan guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. Tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKPD 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan model problem based learning dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Kedua, Pelaksanaan Tindakan Siklus II. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Juni – 23 Juni 2022 di Kelas X IPA dengan jumlah 10 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah teman sejawat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi hikmah zakat pada siklus II adalah sebagai berikut:

Hasil belajar materi hikmah zakat pada siklus II

No. Rentan

g

Jumlah siswa

1. 90-100 3

2. 70-89 6

3. 50-69 1

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

815

4. 0-49 0

Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 83,80 dan dari 10 anak yang telah tuntas sebanyak 9 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan model problem based learning membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi. Perbandingan antara kedua Siklus di atas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Perbandingan hasil helajar materi hikmah aakat siklus I dan II Kategori Siklus I/Prosentase Siklus II/Prosesentase

Tuntas 2 20% 9 90%

Belum Tuntas 8 80% 1 10%

Ketiga, refleksi. Tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran dengan model problem based learning.

Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing- masing aspek cukup besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. Siklus II guru telah menerapkan pembelajaran dengan model problem based learning dengan baik dan dilihat dari hasil belajar siswa

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

816

pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya penerapan pembelajaran dengan model problem based learning dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

KESIMPULAN

Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model problem based learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tentang hikmah zakat pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 10 siswa yang tuntas sebanyak 2 siswa (20%) dan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa (80%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (90%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (10%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 70%.

DAFTAR PUSTAKA

Ahiri dan Hafid, Evaluasi Pembelajaran dalam Konteks KTSP, Bandung:Humaniora, 2014

Djamarah, Syaiful Bahri,Psikologi Belajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, RI, 2006

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2009 Modul, Teori Belajar dan Pembelajaran, Palangka Raya : IAIN Palangka

Raya, 2022

Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBKMalang: UM, 2003

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

817

Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu:

untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2017

Suhardjono, Arikunto, dan Supardi, Penelitian Pendidikan Kelas, Jakarta:

Bumi Aksara 2015

Susanto, Ahmad,Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2014

Undang-Undang Republik Indonesia,Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa laju aliran udara yang paling optimum bagi kinerja ruang bakar adalah pada angka 1,1 kg/s untuk laju biogas 0,005 kg/s, karena

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Sistem layanan yang digunakan dalam kegiatan pelayanan sirkulasi di UPT Perpustakaan Universitas Islam Batik Surakarta menggunakan Open Access (Sistem Terbuka),

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, pengolahan data pemantauan kehadiran dosen dan mahasiswa tersebut dapat menggunakan sebuah sistem

Banyak dari mereka yang di tingkat internasional sejak dini sudah meninggalkan Tiongkok, pengikut Dafa juga adalah lulusan dari universitas luar negeri, saya pikir pada

berjumlah 163 data, dan jumlah data yang tidak valid untuk diagnosis tingkat kelompok jenis jerawat berjumlah 17 dari 180 data sampel Rumus untuk menentukan nilai validitas

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisi yang telah dilakukan dapat disimpulkan