• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dalam diri individu untuk mampu menyesuaikan diri dalam perubahan era digital 4.0. Pendidikan sangat melekat pada diri individu dari lahir hingga masa tua, karena pendidikan memiliki orientasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit banyak berada di tangan generasi muda. Pendidikan pada generasi muda diharapkan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Generasi muda yang berpendidikan dan beprestasi diharapkan mampu membawa negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang pendidikan.

Pada masa sekarang ini generasi muda diharuskan memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan zaman. Seseorang harus memiliki kualitas yang baik dalam segala aspek karena semakin tingginya tuntutan dan persaingan dunia kerja yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia salah satunya melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang akan membantu dalam kemajuan negara.

(2)

2 Melanjutkan ke perguruan tinggi diawali dari adanya rasa ketertarikan dan kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Adanya minat dalam diri individu akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dan partisipasi didalamnya. Begitu juga dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi,minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan mendorong mereka untuk berusaha memasuki perguruan tinggi karena mereka ingin mengembangkan ilmu pengetahuan.

Perguruan Tinggi Negeri adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, yaitu pendidikan di atas jenjang menengah. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum dapat berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) sedangkan pendidikan menengah kejuruan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Rohman, 2009: 224). Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mendidik siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Berbeda halnya dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih menitikberatkan pada keterampilan bekerja di bidang tertentu agar menjadi tenaga kerja siap pakai.

Minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri merupakan sebuah keinginan sadar yang berasal dari dalam siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri disertai dengan tekat dan usaha. Crow dalam Djaali (2012:

(3)

3 121) mengemukakan bahwa, “Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.”

Berdasarkan hal ini siswa yang memiliki minat akan mempunyai kemauan yang mendorong siswa melakukan tekat dan usaha agar minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri akan tercapai. Siswa yang memiliki minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri dapat dilihat dari sikapnya, yaitu dengan memusatkan perhatian pada suatu hal yang memiliki kaitannya dengan keinginannya disertai usaha mencari informasi tentang perguruan tinggi negeri yang diharapkan. Minat tersebut tidak muncul begitu saja dari dalam dirinya, melainkan ada faktor – faktor yang menimbulkan minat tersebut. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bernard dalam Sardiman (2011: 76) bahwa, “Minat tidak timbul secara tiba – tiba atau spontan, melainkan timbul dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan bekerja.”

Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi diharapkan menjadi langkah awal bagi siswa SMA/MA dalam mencapai cita-citanya. Siswa yang memiliki minat yang tinggi dalam mencapai cita-citanya akan cenderung memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Akan tetapi, pada penelitian ini ditemukan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha dan guru BK. terkait dengan lulusan siswa dari SMA Negeri 1 Batanghari yang melapor untuk melanjutkan pendidikannya, terdapat penurunan selama kurun waktu 4 tahun terakhir. Sehingga jumlah siswa diterima di perguruan tinggi baik melalui Jalur Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri

(4)

4 (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN, Ujian Mandiri UM) mengalami penurunan. Seperti yang terlihat pada Gambar1.1.

Gambar 1.1 Grafik jumlah siswa/i yang lulus ke perguruan tinggi tahun 2017-2020

Sumber data : TU SMA Negri 1 Batanghari

Berdasarkan gambar 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi pada tahun 2017 mencapai 181 siswa yang lulus di peguruan tinggi, pada tahun 2018 mengalami penurunan sangat signifikan yaitu hanya mencapai 31 siswa yang lulus di peguruan tinggi, pada tahun 2019 mengalami kenaikan dan merupakan tahun terbanyak yang lulus di peguruan tinggi yaitu mencapai 218 siswa, dan terakhir pada tahun 2020 kembali mengalami penurunan mencapai 111 siswa yang lulus ke perguruan tinggi. Terkait dengan adanya fenomena tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan didasari teori kognitif sosial oleh Albert Bandura.

Teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura (2006:116) melalui model determinisme timbal-balik, bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol perilaku, lingkungan, dan orang/kognitif. Faktor-faktor ini berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Variabel yang mewakili faktor perilaku adalah minat melanjutkan ke perguruan tinggi, faktor pribadi/kognitif

0 100 200 300

2017 2018 2019 2020

Jumlah Siswa/i yang Lulus ke Perguruan Tinggi 2017-2020

Jumlah Siswa/i yang Lulus ke Perguruan Tinggi 2017-2020

(5)

5 adalah efikasi diri. Kemudian, variabel yang mewakili faktor lingkungan adalah lingkungan teman sebaya, dan disiplin belajar.

Menurut Santrock (2007:55) teman sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama. Teman sebaya salah satu faktor yang memberikan informasi dan pengaruh diluar lingkungan keluarga dan sekolah.

Semakin tinggi intensitas pertemuan antar siswa disekolah, maka memiliki pengaruh yang besar dalam suasana belajar. Yusuf (2009:60) berpendapat bahwa teman sebaya mempunyai peranan penting bagi remaja. Apabila teman-teman sebaya memiliki orientasi kepada pendidikan (melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi), maka siswa tersebut akan memiliki minat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Begitu pun sebaliknya, apabila teman-teman sebaya memiliki orientasi untuk bekerja, maka siswa tersebut akan memilih untuk bekerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan (2017:105) menyatakan bahwa lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi, yaitu sebesar 35,9%. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Budisantoso (2016:91) menyatakan bahwa variabel teman sebaya berpengaruh positif terhadap minat melanjutkan perguruan tinggi.

Selain lingkungan teman sebaya, faktor lain yang mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi perguruan tinggi negeri yaitu status sosial ekonomi orang tua faktor yang berasal dari luar. Mahmud (2009: 99) menyatakan bahwa, “Sosial ekonomi orang tua antara lain meliputi tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, fasilitas khusus dan barang – barang berharga yang dapat mendukung prestasi belajar siswa. Maka sosial ekonomi orang tua dapat diartikan

(6)

6 sebagai kondisi atau keadaan yang dilihat dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat penghasilan, dan jenis pekerjaan orang tua. Siswa beranggapan bahwa sosial ekonomi orang tua tergolong rendah sedangkan biaya perguruan tinggi negeri tidak sedikit sehingga siswa merasa kurang minat melanjutkan studi. Karena masih banyak orang tua siswa yang memiliki sosial ekonomi menengah bawah. Kondisi ini tentunya dapat menurunkan minat melanjutkan studi perguruan tinggi negeri meskipun saat ini banyak sekali beasiswa yang dapat di peroleh.

Selain lingkungan teman sebaya, dan status sosial ekonomi orang tua, faktor lain yang memengaruhi minat melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu self efficacy (efikasi diri). Nobelina & Alfi (2011:19) menyatakan efikasi diri sangat

menentukan seberapa besar keyakinan mengenai kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan proses belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim &

Fachrurrozie (2016:100) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif efikasi diri terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Subarkah & Nurkhin (2018:109) menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 8,88%. Hal ini menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh positif terhadap variabel minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumya, peneliti memunculkan variabel efikasi diri. Penelitian Subarkah & Nurkhin, (2018:110) menyatakan bahwa lingkungan teman sebaya berpengaruh secara positif signifikan terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi melalui efikasi diri sebesar 0,383. Alwisol

(7)

7 (2009:287-288) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Berdasarkan teori kognitif sosial oleh Bandura (2006:120) yang menyatakan bahwa teori kognitif sosial menggunakan perspektif agen, yaitu manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol sifat dan kualitas hidup mereka. Performa manusia secara umum akan meningkat saat mereka memiliki efikasi diri yang tinggi; yaitu kepercayaan bahwa mereka dapat melakukan suatu perilaku yang diinginkan dalam suatu situasi khusus. Dan berdasarkan data tentang kelulusan siswa SMA Negeri 1 Batanghari di perguruan tinggi pada tahun 2017-2020, hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa kelas XI SMA N 1 Batanghari dengan mengangkat judul “Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, dan Self Efficcacy Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA N 1 Batanghari”

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, serta karena keterbatasan ilmu dan waktu, maka penelitian ini di batasi pada kajian:

1. Lingkungan teman sebaya (X1), dibatasi pada kajian teman yang memiliki kesamaan usia dan sering melakukan interaksi baik di sekolah maupun diluar sekolah.

2. Status sosial Ekonomi Orangtua (X2), dibatasi pada kondisi/keadaan ekonomi orangtua siswa.

(8)

8 3. Efikasi diri (X3) sebagai variabel intervening, dibatasi pada kajian

keyakinan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

4. Minat melanjutkan ke perguruan tinggi (Y), dibatasi pada kajian ketertarikan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dilihat dari lingkungan teman sebaya, disiplin belajar, serta melalui keyakinannya pada diri sendiri.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini ialah:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung lingkungan teman sebaya terhadap self eficcacy siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran

2022/2023?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung status sosial ekonomi orangtua terhadap self eficcacy siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023?

3. Apakah terdapat pengaruh langsung lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023?

4. Apakah terdapat pengaruh langsung status sosial ekonomi orangtua terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023?

5. Apakah terdapat pengaruh langsung self eficcacy terhadap minat

(9)

9 melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023?

6. Apakah terdapat pengaruh langsung lingkungan teman sebaya, status sosial ekonomi orangtua, dan self eficcacy terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023?

7. Apakah terdapat pengaruh langsung lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui self efficacy?

8. Apakah terdapat pengaruh langsung status social ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui self efficacy?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, batasan, dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini:

1. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung lingkungan teman sebaya terhadap self eficcacy siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung status sosial ekonomi orangtua terhadap self eficcacy siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023.

3. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI

(10)

10 SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023.

4. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung status sosial ekonomi orangtua terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023.

5. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung self eficcacy terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023.

6. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung lingkungan teman sebaya, status sosial ekonomi orangtua, dan self eficcacy terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2022/2023.

7. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui self effccacy.

8. Untuk mendeskripsikan pengaruh langsung status social ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui self efficacy.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi keilmuan, diharapkan penelitian ini menambah ilmu pengetahuan dan referensi baru mengenai minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

(11)

11 2. Bagi sekolah, diharapkan dalam penelitian ini digunakan sebagai informasi tambahan mengenai minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dengan memperhatikan dan memahami faktor– faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri.

3. Bagi guru, dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dengan memperhatikan dan memahami faktor– faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

4. Bagi penulis, memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Teman Sebaya (X1)

Lingkungan teman sebaya adalah sekumpulan anak dengan tingkat usia dan tingkat kedewasaan yang sama. Pada lingkungan teman sebaya individu

(12)

12 merasakan adanya kesamaan dibidang usia, dan kebutuhan. Indikator lingkungan teman sebaya : (1) teman sebagai pengganti keluarga, (2) saling memberikan dukungan, (3) interaksi dengan teman, dan (4) saling mempengaruhi

2. Status Sosial Ekonomi Orangtua (X2)

Sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan atau status orang tua dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi, pendidikan, pekerjaan serta kekuasaan atau jabatan sosial yang dimiliki orang tua di dalam masyarakat.

Indikator sosial ekonomi orang tua : (1) Pendidikan, (2) penghasilan, (3) pekerjaan, (4) fasilitas khusus dan barang berharga, dan (5) jabatan sosial.

3. Self Eficcacy (X3)

Self Eficcacy yang merupakan dimensi turunan dari teori kognitif sosial.

Efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan menciptakan hasil yang positif. Efikasi diri berhubungan dalam diri individu bahwa mereka memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.

Indikator efikasi diri (1) yakin dapat melakukan tugas tertentu, (2) yakin dapat memotivasi diri, (3) yakin bahwa individu mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun, (4) yakin bahwa dirinya mampu bertahan menghadapi hambatan dan kesulitan yang muncul, dan (5) yakin dapat menyelesaikan permasalahan diberbagai situasi dan kondisi.

4. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y)

Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan keinginan atau ketertarikan yang berasal dalam diri untuk melanjutkan pendidikannya

(13)

13 yang tumbuh secara sadar. Indikator minat melanjutkan studi ke perguruan (1) adanya hasrat bertanya, (2) adanya rasa ingin tahu, (3) adanya perasaan senang, dan (4) adanya kepuasan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Jenis perilaku harian burung Salmon-Crested Cockatoo (Cacatua moluccensis) yang ditemukan di penangkaran Eco Green

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term