• Tidak ada hasil yang ditemukan

Art Book Batik Fractal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Art Book Batik Fractal."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Pengesahan ii

Pernyataan Orisinalitas Laporan dan Hasil Perancangan iii Pernyataan Publikasi Laporan dan Hasil Perancangan iv

Abstrak v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 4

1.2.1 Permasalahan Utama 4

1.2.2 Ruang Lingkup 5

1.3 Tujuan Perancangan 5

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 6

1.4.1 Studi Kepustakaan 6

1.4.2 Penelitian Lapangan 6

1.5 Skema Perancangan 8

BAB II LANDASAN TEORI

1.1 Batik Indonesia 9

1.1.1 Definisi Seni Batik 9

1.1.2 Sejarah Seni Batik Indonesia 9

1.1.3 Motif Batik Indonesia 10

1.1.4 Keindahan Motif Batik Indonesia 11

1.1.5 Penggolongan Motif Batik Indonesia 12

1.1.5.1 Motif Golongan Geometris 12

1.1.5.2 Motif Golongan Non-Geometris 16

1.1.6 Metode Pembuatan Batik Tradisional 21

1.1.7 Alat-Alat Pembuatan Batik 24

1.1.8 Perkembangan Motif Batik Indonesia 24

(2)

1.1.9 Batik Modern 26 1.1.10 Seni Batik Berbagai Daerah di Indonesia 27 1.2 Buku (Book)

1.5.4 Mathematics in Batik Fractal 32

1.6Generative Art 33

1.7 Analisis Pembuktian Batik Fractal 33

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta Permasalahan 38

3.1.1 Batik Fractal 38

3.1.2 Konseptual Batik Fractal 44

3.1.3 Pixel People Project 45

3.1.4 Lembaga-Lembaga Terkait 46

1. Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) 46

2. Dekranas 48

3. The Jakarta Textile Museum 49

4. Balai Penerbit 49

3.1.5 Hasil Data Lapangan 50

3.1.5.1 Observasi 50

a. The Jakarta Textile Museum 50

b. Dekranasda Provinsi Jawa Barat 52

c. Teknik Pembuatan Batik di workshop Batik Komar 53 d. Angket Seputar Art Book Batik Fractal 57 3.1.5.2 Wawancara Seputar Fenomena Batik Fractal 62 3.2 Tabel Perbandingan Batik Fractal dengan Batik Komar 63

(3)

3.3 Analisis terhadap Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta

3.3.1 Analisis Motif Batik Fractal 66

3.3.2 Analisis Batik Fractal berdasarkan SWOT 69 3.3.3 Analisis Karakteristik Target Audiens dan Media Visual 71 3.3.4 Analisis Art Book Batik Fractal berdasarkan SWOT 74 3.3.5 Analisis Strategi Promosi brand Batik Fractal

75 BAB IV PEMECAHAN MASALAH

4.1 Konsep Komunikasi 77

4.2 Konsep Kreatif 78

4.3 Konsep Media 80

4.4 Hasil Karya 82

a. Cover 82

b. Kata Pengantar 84

c. Halaman Pembuka 85

d. Isi Buku 86

1. Sekilas Batik Indonesia 86

2. Batik Fractal 89

3. One Week Experience with Batik Fractal 92

e. Gimmick 95

f. Media Promosi Pendukung 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 97

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel xii

DAFTAR TAMBAR

2.1 Bentuk Rapor 12

(4)

2.2 Contoh Motif Banji 12

2.3 Motif Ganggong Branto 13

2.4 Motif Kawung 15

2.5 Motif Semen Rama 17

2.6 Motif Buketan Terang Bulan 18

2.7 Motif Dinamis Peralihan 19

2.8 Motif Pinggiran 20

2.15 Bentuk-Bentuk Yang Tidak Memiliki Dimensi Fractal 35

2.16 Bentuk Motif Dalam Dimensi Fractal 35

2.17 Daerah Pembuatan Batik Di Indonesia Dengan Range Dimensi Fractalnya 36

3.1 Kemeja Motif Batik Fractal 40

3.2 Kain Motif Tiger 40

3.3 Kain Motif Batik Fractal 40

3.4 Kain Batik Fractal Motif Bug 41

3.5 Terinspirasi Dari Motif Kangkungan Cirebon 41

3.6 Kain Batik Fractal Terbuat Dari Sutera 41

3.7 Kain Batik Fractal Motif Diadaptasi Dari Motif Buketan 42 3.8 Kain Batik Fractal Motif Diadaptasi Dari Motif Parang 42 3.9 Kain Batik Fractal Motif Diadaptasi Dari Motif Kawung 42 3.10 Kain Batik Fractal Motif Diadaptasi Dari Motif Banji 43 3.11 Kain Batik Fractal Motif Diadaptasi Dari Motif Garuda 43 3.12 Kain Batik Fractal Hasil Pengembangan Sendiri 43

3.13 The Jakarta Textile Museum 51

3.14 Studio Batik Dan Pewarna Alam Yang Sudah Diolah 51 3.15 Kain Batik Yang Sudah Jadi Dan Turis Yang Belajar Membatik 51

3.16 Proses Penggambaran Motif Batik Di Kertas 53

(5)

3.17 Proses Penjiplakan Motif Batik Di Atas Kain 53

3.18 Proses Pelilinan Menggunakan Canting 54

3.19 Proses Pembuatan Cap Batik 54

3.20 Proses Pengecapan Batik Pada Kain 55

3.21 Proses Pencelupan Kain 55

3.22 Proses Colet Pada Kain 56

3.23 Proses Nglorod 56

3.24 Motif Batik Fractal Banji 67

3.25 Motif Batik Fractal Bug 68

4.1 Bentuk Buku 80

4.2 Cover Batik Fractal 82

4.3 Cover One Week Experience With Batik Fractal 83

4.4 Kata Pengantar Dari Pixel People Project 84

4.5 Kata Pengantar Dari Beberapa Ahli Batik 84

4.7 Halaman Pembuka Sekilas Batik Indonesia 85

4.8 Halaman Pembuka Sekilas Batik Fractal 85

4.9 Halaman Pembuka One Week Experience With Batik Fractal 85

4.10 Definisi Batik 86

4.11 Batik Berasal Dari Kebudayaan Agraris 86

4.12 Perkembangan Batik Nusantara Dipengaruhi Perdagangan Asing 87

4.13 Batik Berasal Dari Kaum Bangsawan Keraton 87

4.14 Ukuran Kacu / Mandala 87

4.15 Motif Batik Pada Arca 87

4.16 Motif Batik Tradisional 88

4.17 Pembuatan Batik 88

4.18 Perkembangan Batik Menjadi Batik Modern 88

4.19 Perkembangan Batik Modern Di Bandung 88

4.20 Pengertian Fractal 89

4.21 Seluruh Alam Merupakan Perwujudan Fractal 89

4.22 Pola Pikir Manusia Merupakan Fractal 89

4.23 Ditemukan Suatu Fakta Bahwa Batik Merupakan Fractal 90

4.24 Definisi Batik Fractal 90

(6)

4.25 Software Jbatik 90

4.26 Produk Batik Fractal 1 90

4.27 Produk Batik Fractal 2 91

4.28 Produk Batik Fractal 3 91

4.29 Produk Batik Fractal 4 91

4.30 Produk Batik Fractal 5 91

4.31 Monday 1 92

4.32 Monday 2 92

4.33 Tuesday 1 92

4.34 Tuesday 2

93

4.35 Wednesday 1 93

4.36 Wednesday2 93

4.37 Thursday 1 93

4.38 Thursday 2 94

4.39 Friday 1 94

4.40 Friday 2 94

4.41 Saturday 1 94

4.42 Saturday 2 95

4.43 Sunday 1 95

4.44 Sunday 2 95

4.45 Kalender 95

4.46 Iklan Majalah 96

4.47 Banner Promosi 96

(7)

DAFTAR TABEL

3.1 Perbandingan Batik Fractal dan Batik Komar 63

3.2 Tahapan Promosi 75

(8)

BABBIB

PENDAHULUAN

1.1 LatarBBelakang

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang alamnya terbentang luas

dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan dan keunikan budayanya telah lama menjadi

buah bibir di mancanegara. Keanekaragaman itu dirangkum menjadi sebuah falsafah

Bhinneka Tunggal Ika yang berdiri teguh sebagai pemersatu bangsa Indonesia.

Hingga saat ini beragam hasil karya seni luhur budaya bangsa telah berhasil

mengharumkan nama bangsa Indonesia, salah satu di antaranya adalah batik.

Batik Indonesia merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang

dikagumi dunia. Di antara pelbagai wastra tradisional di muka bumi yang dihasilkan

dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan

sehalus batik Indonesia. Dalam perkembangannya sebagai suatu karya budaya, karya

adiluhung bangsa Indonesia ini tidak lepas dari pengaruh zaman dan lingkungan.

Pelbagai fakta pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur

pengaruh ini memicu dan memacu kehadiran batik yang selaras-nada dengannya.

Zaman dan lingkungan, tak terbantahkan lagi, tidak dapat dipisahkan dari proses

perkembangan batik hingga kapan pun.1

Keindahan batik Nusantara bukanlah hanya sebatas pada keindahan visual

semata yang didapat dari harmoni ketika kecantikan perpaduan rumitnya pola dan

keselarasan warna ditangkap oleh panca indera, tetapi juga memiliki keindahan jiwa

yang melantunkan nilai-nilai kosmologis yang dianut masyarakat setempat serta

pembaurannya dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang pernah singgah di tanah air

ini. Hal ini membuat batik Indonesia memiliki nilai-nilai filosofis mendalam hingga

kemudian diwariskan turun-temurun sebagai aset seni warisan budaya bangsa yang

berharga.

Adapun faktor lain yang berjalan dengan proses perkembangan batik adalah

teknologi dan ilmu pengetahuan (sains) yang hadir menyertai sebagai tanda

1

alinea pertama dikutip oleh penulis dari buku ‘Batik Pengaruh Zaman dan LingkunganM, karangan H.Santosa Doellah, Solo, 2002

(9)

perkembangan zaman dan lingkungan. Keduanya membawa pengaruh secara tidak

langsung terhadap perkembangan seni batik di Indonesia. Beragam kesenian batik

yang memiliki ciri khas motif daerahnya masing-masing mulai bermunculan, metode

pembuatannya pun turut berkembang dari waktu ke waktu.

Pada masa mendatang batik tradisional menjadi cikal bakal berkembangnya

batik modern kemudian selanjutnya batik kontemporer. Pergeseran nilai-nilai sakral

dalam penggunaan batik tradisional pun terjadi. Pada zaman dahulu pembuatan batik

hanya dikerjakan oleh para wanita saja, dan dilakukan di lingkungan dalam keraton.

Dipandang sebagai kegiatan ritual kerohanian yang memerlukan pemusatan pikiran,

kesabaran, dan kebersihan jiwa dengan dilandasi permohonan, petunjuk, dan rida

Tuhan Yang Maha Esa. Itulah sebabnya ragam hias wastra batik senantiasa

menyembulkan keindahan abadi dan mengandung nilai-nilai perlambang yang

berkaitan erat dengan latar belakang penciptaan, penggunaan dan penghargaan yang

dimilikinya.2

Ada pakem-pakem tertentu yang harus dipenuhi dalam pembuatan batik

tradisional, seperti misalnya kain batik memiliki perhitungan ukuran sakral tertentu

dalam ukuran kacu3

. Sedangkan pada batik modern dan kontemporer, pembuatan

batik lebih menitikberatkan pada pengolahan motif dan komposisi susunan motifnya,

terlepas dari pakem-pakem tradisional yang mengikat. Walaupun demikian hal ini

menunjukkan bahwa batik Indonesia tidak sedang berjalan di tempat, melainkan

mengalami perkembangan dari masa ke masa.

Kekayaan seni budaya bangsa yang telah diwariskan turun-temurun ini,

sekarang hanya dikenal selintas saja oleh sebagian besar generasi muda bangsa

Indonesia.4

Tak heran apabila suatu saat nanti budaya ini perlahan akan semakin

mengecil lingkupnya dan menghilang di suatu hari nanti, apabila tidak

didokumentasikan dan disosialisasikan secara tepat pada generasi muda bangsa masa

sekarang. Melestarikan budaya tidak hanya memiliki arti menjaga tradisi semata

seperti yang telah dilakukan bangsa Indonesia selama ini, tetapi juga mesti

mensosialisasikannya secara kontinu baik di dalam maupun luar negeri. Agar tidak

2 sama dengan note 1 3

kacu dapat berarti mandala, yaitu kesatuan yang transenden dan imanen; dalam buku ‘Estetika ParadoksM, karangan Jakob Sumardjo

4 Berdasarkan data hasil angket yang disebarkan oleh penulis

(10)

mengulang peristiwa kecolongan yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu, yaitu

motif batik parang Indonesia dipatenkan oleh Malaysia.

Seperti halnya yang dilakukan generasi muda bangsa Indonesia yang

menamakan dirinya Pixel People Project. Pada awalnya mereka merupakan kaum

intelektual yang memiliki ketertarikan tinggi pada ilmu pengetahuan (sains), seni,

dan teknologi. Jiwa dan semangat eksplorasi terus mendorong mereka hingga pada

ujung-ujungnya berhasil melahirkan sebuah inovasi yang mampu mewujudkan

persinggungan secara langsung antara seni dengan sains dan teknologi.

Penggabungan ketiganya di dalam Batik Fractal dikenal oleh dunia global sebagai

ranah Generative Art, yaitu suatu seni yang menggunakan sistem dalam

pengerjaannya.

Batik Fractal merupakan motif-motif batik yang dikembangkan dengan

menggunakan bantuan perangkat lunak (software), yang bernama Java Batik

(JBatik). Sofware ini dirancang untuk mampu menerjemahkan motif-motif

tradisional Indonesia ke dalam bentuk matematika fraktal melalui pendekatan

Fourier Transformation, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan banyak motif

baru yang berlandaskan langsung dari motif tradisional asli.

Seiring dengan semakin matangnya konsep Batik Fractal, mereka mulai

berpikir untuk memberikan sumbangsih pada industri batik nasional demi

melestarikan budaya Indonesia. Dengan cara memberikan open-source software

JBatik untuk mempromosikan semangat kreativitas eksplorasi batik bagi kalangan

generasi muda dan pebatik. Diharapkan di masa mendatang hal ini dapat menularkan

semangat eksplorasi mereka kepada generasi muda Indonesia untuk dapat

menciptakan inovasi-inovasi yang lainnya dan dapat menaikkan taraf hidup pebatik

di Indonesia.

Sejauh ini Batik Fractal yang kini telah berkembang menjadi sebuah brand

bernama Batik Fractal, telah mendapatkan beberapa penghargaan di ajang nasional

maupun internasional. Namun keberadaannya di kota Bandung, tempat di mana batik

scientific ini dilahirkan, belum banyak dikenal oleh generasi muda dan masyarakat

setempat.5 Fakta ini sedikit mengherankan melihat begitu banyak media cetak yang

5 sama dengan note 5

(11)

telah memberitakan bahasan mengenai topik ini, seperti halnya koran Kompas,

majalah Gatra, Tempo, Intisari, dsb.

Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata topik Batik Fractal telah berhasil

menampilkan sebuah khazanah baru dalam dunia seni, sains,dan teknologi, namun

cukup sulit bagi generasi muda awam untuk dapat memahaminya lewat media

tersebut. Dibutuhkan media visual yang dapat mendokumentasikan karya budaya ini,

sekaligus dapat memperkenalkan produk-produknya guna meningkatkan penjualan,

serta menularkan spirit eksplorasi yang dimiliki Pixel People Project dalam

melestarikan budaya bangsa Indonesia kepada generasi muda. Diperlukan sebuah

media visual yang tepat untuk mengangkat topik ini.

Tentu saja bukan jenis buku pada umumnya, melainkan buku jenis Art Book

atau kadang dikenal dengan istilah Artist’s Book atau Book Art, hal ini dikarenakan

buku yang akan dirancang bukan berisi teori-teori Batik Fractal, melainkan lebih

menekankan spirit eksplorasi yang terkandung dalam produknya serta batik

tradisional sebagai cikal bakalnya secara singkat, dengan tujuan sosialisasi budaya

kepada generasi muda di kota Bandung dan profit oriented guna meningkatkan

penjualannya dalam pasar lokal.

1.2BPermasalahanBdanBRuangBLingkup

Dalam perancangan desain komunikasi visual ini dibutuhkan suatu fokus serta

pembatasan masalahnya, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1BPermasalahanButamaB

Fakta bahwa sebagian besar generasi muda di Bandung belum mengenal

Batik Fractal menjadi poin permasalahan utama, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut :

“Bagaimana B memperkenalkan B dan B mensosialisasikan B Batik B FractalB melaluiBmediaBbukuBjenisBArtBBook,ByangBmengawaliBtahapanBrangkaianB promosi, B sehingga B dapat B membuat B target B audiensnya B tertarik B untukB membeliBproduknya?”

Poin permasalahan selanjutnya adalah :

1. Bagaimana merancang sebuah media visual kreatif berbentuk Art Book

agar dapat mencerminkan ‘jiwaM dan ‘semangatM yang terkandung di

(12)

dalam produk Batik Fractal sehingga target audiens dapat memahami

maknanya?

2. Bagaimana merancang strategi media promosi pendukung agar target

audiens tertarik membeli Art Book Batik Fractal ini?

B1.2.2BRuangBlingkupB

Pengerjaan karya di dalam laporan pengantar tugas akhir ini, hanya

difokuskan pada perancangan art book serta media promosi penjualannya saja.

Media promosi lainnya tidak dikerjakan secara utuh.

Adapun visualisasi art book ini hanya terbatas pada,

Area : kota besar di Indonesia

Jangka Waktu : 2 tahun

Segmentasi :

a. Usia : 20 – 35 tahun

b. Fase Kehidupan :

usia produktif (mahasiswa/i tingkat akhir hingga eksekutif muda)

c. Jenis Kelamin : pria & wanita

d. Edukasi : min.SMU

e. Tingkat Sosial-Ekonomi : middle-high

1.3BTujuanBPerancangan

Fakta bahwa sebagian besar generasi muda di Bandung belum mengenal

Batik Fractal menjadi poin permasalahan utama, maka pemecahan masalahnya dapat

dirumuskan sebagai berikut :

“Memperkenalkan B dan B mensosialisasikan B Batik B FractalB melalui B mediaB buku B jenis BArt Book, B yang B mengawali B tahapan B rangkaian B promosi,B sehingga B dapat B membuat B target B audiensnya B tertarik B untuk B B membeliB produknya”

Poin selanjutnya adalah :

1. Merancang sebuah media visual kreatif berbentuk Art Book agar dapat

mencerminkan ‘jiwaM dan ‘semangatM yang terkandung di dalam produk Batik

Fractal sehingga target audiens dapat memahami maknanya

(13)

2. Merancang strategi media promosi pendukung agar target audiens tertarik

membeli Art Book Batik Fractal ini.

1.4 SumberBdanBTeknikBPengumpulanBData

Riset mengenai objek yang dikaji dapat dapat diperoleh menurut data yang

bersumber pada teoritis dan data faktual yang terjadi di lapangan. Berikut merupakan

sumber dan teknik pengumpulan data yang telah dilakukan :

1.4.1BStudiBKepustakaan

Pengumpulan data yang merupakan data teoritis, dilakukan melalui penelaahan

literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan.

Selain itu juga digunakan sumber-sumber lainnya seperti buku-buku kajian

filsafat, psikologi, dan seni, bahan perkuliahan yang telah diberikan,

artikel-artikel di koran dan majalah, website dan blog-blog yang berhubungan dengan

topik.

1.4.2 PenelitianBLapangan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mendatangi langsung objek

penelitian. Adapun cara yang dilakukannya ialah dengan mengadakan :

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung dengan narasumber yang berkompeten di bidangnya

melalui proses tanya jawab. Narasumber yang diwawancarai adalah :

1. Pixel People Project, anak-anak bangsa yang

menjadi pelopor perancangan Batik Fractal di

Indonesia dan sudah mendapatkan beberapa

penghargaan di dalam dan luar negeri.

2. Beberapa guru batik dan staff museum yang

ditemui penulis di Museum Tekstil Jakarta.

3. Batik KOMAR, sebuah brand Batik Kontemporer

yang tersohor di Bandung

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung kegiatan yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

Pengamatan ini dilakukan di Museum Textile Jakarta, workshop Batik

Kontemporer, seperti Batik KOMAR; beberapa toko buku di Bandung

(14)

dan Jakarta, Gedung Java Craft Center (JCC) serta beberapa

perpustakaan di Bandung untuk melihat buku-buku yang tergolong

art book. Di samping itu penulis juga menyebarkan angket kepada

target audiens yang dituju.

(15)

1.5 SkemaBPerancangan Batik merupakan karya seni adiluhung

bangsa Indonesia yang telah

Melestarikan budaya tidak hanya memiliki arti menjaga tradisi semata seperti yang telah dilakukan bangsa Indonesia selama ini, tetapi juga mesti mensosialisasikannya secara kontinu baik di dalam maupun luar negeri.

Batik Fractal kurang dikenal oleh target audiens yang dituju, sehingga tidak dapat menyampaikan semangat eksplorasi dan

mencapai penjualan produk, yang menjadi visinya.

Konseptual Batik

Merancang suatu bentuk jadwal perencanaan tahapan promosi, perancangan visualnya dibatasi hanya pada pembuatan Art Book Batik Fractal yang

(16)

TujuanBAkhir

Universitas Kristen Maranatha 9 Target audiens mengenal brand Batik

(17)

BABBV

PENUVUP

1.1 Kesimpulan

Batik Fractal merupakan sebuah brand batik kontemporer yang dekat dengan

teknologi karena pengolahan motifnya menggunakan bantuan software JBatik lalu

kemudian motif tersebut diaplikasikan pada media-media lainnya, seperti kain, acrylic,

kulit, dll. Dikarenakan harganya yang cukup tinggi serta mempertimbangkan

kedekatannya dengan bidang teknologi, maka disimpulkan bahwa brand ini dapat

memasuki pasar lewat target audiens dengan range usia produktif, yaitu eksekutif muda.

Di mana ciri khas segmen pasar ini adalah eksklusif, profesional dan monoton;

diharapkan dengan pendekatan visual yang lebih dinamis melalui buku Art Book Batik

Fractal yang menawarkan semangat eksplorasi ini, brand Batik Fractal dapat

menawarkan positioning yang berbeda dengan kebanyakan brand batik kontemporer

lainnya. Isi Art Book Batik Fractal ini menawarkan konsep One Week Experience with

Batik Fractal, secara umum ingin menjabarkan pengalaman keseharian bersama brand untuk dapat memperkenalkan brand Batik Fractal ini kepada segmen pasar yang dituju.

Sekaligus juga memperkenalkan Sekilas Batik Tradisional Indonesia yang menjadi cikal

bakalnya.

Memperkenalkan dan mensosialisasikan Batik Fractal melalui media Art Book agar

target audiens tertarik untuk membeli produknya dapat dicapai dengan cara merancang

strategi marketing, dengan mempertimbangankan kelebihan dan kekurangan brand Batik

Fractal serta lingkungan yang mempengaruhinya (Teori SWOT), kemudian dituangkan

dalam bentuk karya visual sehingga pesan visual lebih mudah ditangkap oleh target

audiens yang dituju. Sedangkan ’jiwa’ dan ’semangat’ yang melatarbelakangi brand

Batik Fractal diwakili dengan aspek-aspek visual, seperti pose model dalam foto,

komposisi layout halaman dalam Art Book Batik Fractal, tone warna yang diambil serta

penggunaan ikon-ikon tertentu yang dapat mewakilit target audiens yang hendak dituju.

(18)

Art book ini juga dilengkapi oleh media visual pendukung promosi seperti banner dan gimmick berupa kalender, yang dirancang dengan satu kesatuan sistem dengan art

booknya.

1.2 Saran

Melalui Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak pengalaman berharga, khususnya

yang berhubungan dengan dunia batik Indonesia, baik batik tradisional maupun batik

kontemporer serta perkembangannya secara umum. Penulis belajar untuk dapat menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak dan sisi-sisi manajemen desain.

1.2.1 BCivitasBAkademik

Perpustakaan Universitas Kristen Maranatha sebaiknya menambah buku-buku

referensi mengenai tugas akhir terutama dalam hal batik dan seputar kebudayaan daerah

di Indonesia agar memudahkan mahasiswanya dalam proses pengerjaan tugas akhir.

1.2.2 MasyarakatBsecaraBumum

Melalui Art Book Batik Fractal ini diharapkan segmen pasar Batik Fractal dapat

lebih mengenal positioning Batik Fractal secara lebih jelas, dan tertarik lebih jauh untuk

mempelajari kebudayaan nasional Indonesia lainnya yang begitu beragam.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, S.K.Sewan, (1973), Seni Kerajinan Batik Indonesia, Jakarta, Departemen Perindustrian RI

(1993), Sekilas Sejarah Dewan Kerajinan Nasional, Jakarta, Dekranas

Lwin& Aitchison, May & Jim, (2005), Clueless in Marketing Communications, Jakarta, Gramedia

Simon, Richard, (1992), Pusaka Art of Indonesia, Singapore, National Museum of Republic Indonesia

Haks & Wachlin, Leo & Steven, (2004), Indonesia 500 Early Postcards, Singapore, Archipelago Press

Walton, Roger, (2002), Big Ideas : Concepts Developments Explanations Solutions, United State of America, HBI

Drate, Spencer, (2006), Motion by Design, United Kingdom, Laurence King Publishing Ltd

Sumardja, Jacob, (2005), Estetika Paradoks, Mizan

Doellah, Batik Danar Hadi Solo

Kertarajasa, Hermawan

Kompas, 14 Desember 2008, Urban, Batik Antara Tradisi dan Tenologi

www.mizan.com,

www.detik.com www.kompas.com www.pxlpplproject.com

http://budaya-indonesia.org/iaci/Batik_Fraktal_IACI http://www.technologyindonesia.com

http://www.qbheadlines.com/creative-industry http://ethnicolour.blogspot.com/

http://cantingbatik.wordpress.com/

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa deiksis pronomina persona pada konteks kekerabatan dalam Bahasa Melayu Jambi di Desa Kota Karang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro

Natrium tiosulfat digunakan untuk membuang kelebihan iodium dan melawan warna (paling sering pewarna Van Gieson) digunakan untuk membedakan noda utama. Serat elastis dan inti

PADA HARI KHAMIS BERTARIKH 7 MEI 2015 JAM 9.00 PAGI MAHKAMAH TINGGI MALAYA, MELAKA. BIL

Mengingat pentingnya permasalahan yang terjadi pada lansia terkait dengan fleksibilitas maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh penambahan static stretching

Implementasi tahun ke-2 proyek PHK-PKPD Fakultas Kedokteran UMI resminya dimulai bulan Januari 2012 tetapi karena masalah revisi TOR yang baru mulai dilakukan pada bulan

[r]